Oleh :
Hipertiroid”.
Dalam penyusunan Asuhan keperawatan ini kami telah mendapatkan bantuan dari
beberapa pihak.Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih kepada :
Semoga dengan hadirnya makalah ini dapat menunjang dalam proses belajar. Kami
pun menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun kami harapkan dari pembaca makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada
umumnya.
Penulis
1
DAFTAR ISI
Kata Pengantar...........................................................................................................1
Daftar isi …………………………………………………………………………… 2
BAB 1 PENDAHULUAN.........................................................................................3
1.1 Latar belakang….................................................................................................3
1.2 Tujuan…..............................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................5
2.1. Definisi................................................................................................................5
2.3. Etiologi.................................................................................................................7
2.5. Klasifikasi............................................................................................................9
2.6. Patofisiologi........................................................................................................10
2.7. Pathway...............................................................................................................12
2.9. Penatalaksanaan..................................................................................................13
3.2. Pengkajian…........................................................................................................15
3.3. Diagnosa...............................................................................................................17
3.4. Intervensi..........................................................................................................................18
3.5. Evaluasi.................................................................................................................24
BAB IV PENUTUP.....................................................................................................25
4.1. Kesimpulan….......................................................................................................25
4.2. Saran…..................................................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................26
BAB I
PENDAHULUAN
Kelainan tiroid merupakan kelainan endokrin tersering kedua yang ditemukan selama
kehamilan. Berbagai perubahan hormonal dan metabolik terjadi selama
kehamilan, menyebabkan perubahan kompleks pada fungsi tiroid maternal. Hipertiroid
adalah kelainan yang terjadi ketika kelenjar tiroid menghasilkan hormon tiroid yang
berlebihan dari kebutuhan tubuh
1.2. Tujuan
1. Tujuan Umum
Dari penyusunan makalah ini diharapkan penulis dapat mengerti, memahami dan
memperoleh gambaran tentang penerapan asuhan keperawatan pada klien hipertiroid.
2. Tujuan Khusus
Setelah penulisan makalah ini, penulis mampu :
a) Menjelaskan konsep dasar penyakit hipertiroid dimulai dari pengertian, penyebab,
patofisiologi, manifestasi klinik, pemeriksaan diagnostik sampai dengan
penatalaksanaan medik pada penderita hipertiroid.
b) Melakukan pengkajian pada klien penderita hipertiroid.
c) Merumuskan diagnosa keperawatan kepada klien penderita hipertiroid
d) Menyusun intervensi keperawatan pada klien penderita hipertiroid
e) Melaksanakan tindakan keperawatan pada klien penderita hipertiroid
f) Melakukan evaluasi keperawatan pada klien penderita hipertiroid
BAB II
PPEMBAHASAN
2.1. Definisi
Hipertiroid atau Hipertiroidisme adalah suatu keadaan atau gambaran klinis akibat
produksi hormon tiroid yang berlebihan oleh kelenjar tiroid yang terlalu aktif. Karena tiroid
memproduksi hormon tiroksin dari lodium, maka lodium radiaktif dalam dosis kecil dapat
digunakan untuk mengobatinya (mengurangi intensitas fungsinya).
a. Anatomi
Kelenjar tiroid merupakan kelenjar berwarna merah kecoklatan dan sangat vascular.
Terletak di anterior cartilago thyroidea di bawah laring setinggi vertebra cervicalis 5 sampai
vertebra thorakalis 1. Kelenjar ini terselubungi lapisan pretracheal dari fascia cervicalis dan
terdiri atas 2 lobus, lobus dextra dan sinistra, yang dihubungkan oleh isthmus. Beratnya kira2
25 gr tetapi bervariasi pada tiap individu. Kelenjar tiroid sedikit lebih berat pada wanita
terutama saat menstruasi dan hamil. Lobus kelenjar tiroid seperti kerucut. Ujung apikalnya
menyimpang ke lateral ke garis oblique pada lamina cartilago thyroidea dan basisnya setinggi
cartilago trachea 4-5. Setiap lobus berukutan 5x3x2 cm. Isthmus menghubungkan bagian
bawah kedua lobus, walaupun terkadang pada beberapa orang tidak ada. Panjang dan
lebarnya kira2 1,25 cm dan biasanya anterior dari cartilgo trachea walaupun terkadang lebih
tinggi atau rendah karena kedudukan dan ukurannya berubah.
Kelenjar ini tersusun dari bentukan bentukan bulat dengan ukuran yang bervariasi
yang disebut thyroid follicle. Setiap thyroid follicle terdiri dari sel-sel selapis kubis pada
tepinya yang disebut SEL FOLIKEL dan mengelilingi koloid di dalamnya. Folikel ini
dikelilingi jaringan ikat tipis yang kaya dengan pembuluh darah. Sel folikel yang
mengelilingi thyroid folikel ini dapat berubah sesuai dengan aktivitas kelenjar thyroid
tersebut. Ada kelenjar thyroid yang hipoaktif, sel foikel menjadi kubis rendah, bahkan dapat
menjadi pipih. Tetapi bila aktivitas kelenjar ini tinggi, sel folikel dapat berubah menjadi
silindris, dengan warna koloid yang dapat berbeda pada setiap thyroid folikel dan sering kali
terdapat Vacuola Resorbsi pada koloid tersebut.
b. Fisiologi
Hormon tiroid dihasilkan oleh kelenjar tiroid. Kelenjar tiroid memiliki dua buah
lobus, dihubungkan oleh isthmus, terletak di kartilago krokoidea di leher pada cincin trakea
ke dua dan tiga. Kelenjar tiroid berfungsi untuk pertumbuhan dan mempercepat metabolisme.
Kelenjar tiroid menghasilkan dua hormon yang penting yaitu tiroksin (T4) dan triiodotironin
(T3). Karakteristik triioditironin adalah berjumlah lebih sedikit dalam serum karena
reseptornya lebih sedikit dalam protein pengikat plasma di serum tetapi ia lebih kuat karena
memiliki banyak resptor pada jaringan. Tiroksin memiliki banyak reseptor pada protein
pengikat plasma di serum yang mengakibatkan banyaknya jumlah hormon ini di serum, tetapi
ia kurang kuat berikatan pada jaringan karena jumlah reseptornya sedikit.
Proses pembentukan hormon tiroid adalah:
1. Proses penjeratan ion iodida dengan mekanisme pompa iodida. Pompa ini dapat
memekatkan iodida kira-kira 30 kali konsentrasinya di dalam darah;
2. Proses pembentukan tiroglobulin. Tiroglobulin adalah glikoprotein besar yang
nantinya akan mensekresi hormon tiroid;
3. Proses pengoksidasian ion iodida menjadi iodium. Proses ini dibantu oleh enzim
peroksidase dan hidrogen peroksidase.
4. Proses iodinasi asam amino tirosin. Pada proses ini iodium (I) akan menggantikan
hidrogen (H) pada cincin benzena tirosin. Hal ini dapat terjadi karena afinitas iodium
terhadap oksigen (O) pada cincin benzena lebih besar daripada hidrogen. Proses ini
dibantu oleh enzim iodinase agar lebih cepat.
5. Proses organifikasi tiroid. Pada proses ini tirosin yang sudah teriodinasi (jika
teriodinasi oleh satu unsur I dinamakan monoiodotirosin dan jika dua unsur I menjadi
diiodotirosin)
6. Proses coupling (penggandengan tirosin yang sudah teriodinasi). Jika monoiodotirosin
bergabung dengan diiodotirosin maka akan menjadi triiodotironin. Jika dua
diiodotirosin bergabung akan menjadi tetraiodotironin atau yang lebih sering disebut
tiroksin. Hormon tiroid tidak larut dalam air jadi untuk diedarkan dalam darah harus
dibungkus oleh senyawa lain, dalam hal ini tiroglobulin. Tiroglobulin ini juga sering
disebut protein pengikat plasma. Ikatan protein pengikat plasma dengan hormon tiroid
terutama tiroksin sangat kuat jadi tiroksin lama keluar dari protein ini. Sedangkan
triiodotironin lebih mudah dilepas karena ikatannya lebih lemah.
2.3. Etiologi
a. Penyakit Graves
Penyakit ini disebabkan oleh kelenjar tiroid yang oberaktif dan merupakan penyebab
hipertiroid yang paling sering dijumpai. Penyakit ini biasanya turunan. Wanita 5 kali lebih
sering daripada pria. Di duga penyebabnya adalah penyakit autonoium, dimana antibodi yang
ditemukan dalam peredaran darah yaitu tyroid stimulating.
Benjolan leher akibat pembesaran tiroid yang berbentuk biji padat, bisa satu atau
banyak. Kata toxic berarti hipertiroid, sedangkan nodule atau biji itu tidak terkontrol oleh
TSH sehingga memproduksi hormon tiroid yang berlebihan.
Keadaan demikian tidak jarang terjadi, karena periksa laboratorium dan kontrol ke
dokter yang tidak teratur. Sehingga pasien terus minum obat tiroid, ada pula orang yang
minum hormon tiroid dengan tujuan menurunkan badan hingga timbul efek samping.
Tiroiditis sering terjadi pada ibu setelah melahirkan, disebut tiroiditis pasca
persalinan, dimana pada fase awal timbul keluhan hipertiorid, 2-3 bulan kemudian keluar
gejala hpotiroid.
Bila konsumsi berlebihan bisa menimbulkan hipertiroid, kelainan ini biasanya timbul
apabila sebelumnya si pasien memang sudah ada kelainan kelenjar tiroid.
3. Penyebab Utama
Penyakit Grave
Toxic multinodular goitre
Solitary toxic adenoma
4. Penyebab Lain
Penyakit troboblastis
Ambilan hormone tiroid secara berlebihan
Pemakaian yodium yang berlebihan
Kanker pituitari
Obat-obatan seperti Amiodarone
2.5. Klasifikasi
Klasifikasi lain :
Kondisi yang disebabkan, oleh adanya gangguan pada sistem kekebalan tubuh
dimana zat antibodi menyerang kelenjar tiroid, sehingga menstimulasi kelenjar tiroid
untuk memproduksi hormon tiroid terus menerus.
Graves’ disease lebih banyak ditemukan pada wanita daripada pria, gejalanya
dapat timbul pada berbagai usia, terutama pada usia 20 – 40 tahun. Faktor keturunan
juga dapat mempengaruhi terjadinya gangguan pada sistem kekebalan tubuh, yaitu
dimana zat antibodi menyerang sel dalam tubuh itu sendiri.
Pada kondisi ini biasanya ditandai dengan kelenjar tiroid membesar dan tidak
disertai dengan rasa nyeri. Penyebabnya pasti belum diketahui. Tetapi umumnya
timbul seiring dengan bertambahnya usia.
3. Subacute Thyroiditis
Ditandai dengan rasa nyeri, pembesaran kelenjar tiroid dan inflamasi, dan
mengakibatkan produksi hormon tiroid dalam jumlah besar ke dalam darah.
Umumnya gejala menghilang setelah beberapa bulan, tetapi bisa timbul lagi pada
beberapa orang.
4. Postpartum Thyroiditis
Timbul pada 5 – 10% wanita pada 3 – 6 bulan pertama setelah melahirkan dan
terjadi selama 1 -2 bulan. Umumnya kelenjar akan kembali normal secara perlahan-
lahan.
2.6. Patofisiologi
Pada hipertiroidisme, kosentrasi TSH plasma menurun, karena ada sesuatu yang
“menyerupai” TSH, Biasanya bahan – bahan ini adalah antibodi immunoglobulin yang
disebut TSI (Thyroid Stimulating Immunoglobulin), yang berikatan dengan reseptor
membran yang sama dengan reseptor yang mengikat TSH. Bahan – bahan tersebut
merangsang aktivasi cAMP dalam sel, dengan hasil akhirnya adalah hipertiroidisme. Karena
itu pada pasien hipertiroidisme kosentrasi TSH menurun, sedangkan konsentrasi TSI
meningkat. Bahan ini mempunyai efek perangsangan yang panjang pada kelenjar tiroid,
yakni selama 12 jam, berbeda dengan efek TSH yang hanya berlangsung satu jam. Tingginya
sekresi hormon tiroid yang disebabkan oleh TSI selanjutnya juga menekan pembentukan TSH
oleh kelenjar hipofisis anterior.
hipertiroidis
a. Thyroid-stimulating hormone (TSH) yang dihasilkan oleh hipofisis akan menurun pada
dengan kadar TSH yang rendah. Jika kadar TSH tidak rendah, maka tes lain harus
dijalankan.
b. Hormon tiroid sendiri (T3, T4) akan meningkat. Bagi pasien dengan hipertiroidisme,
mereka harus memiliki tingkat hormon tiroid yang tinggi. Terkadang semua hormon
tiroid yang berbeda tidak tinggi dan hanya satu atau dua pengukuran hormon tiroid yang
berbeda dan tinggi. Hal ini tidak terlalu umum, kebanyakan orang dengan hipertiroid
seluruh kelenjar.
2.9. Penatalaksanaan
1. Konservatif
a. Obat Anti-Tiroid. Obat ini menghambat produksi hormon tiroid. Jika dosis berlebih,
pasien mengalami gejala hipotiroidisme.Contoh obat adalah sebagai berikut :
Thioamide
Methimazole dosis awal 20 -30 mg/hari
Propylthiouracil (PTU) dosis awal 300 – 600 mg/hari, dosis maksimal 2.000 mg/hari
Potassium Iodide
Sodium Ipodate
Anion Inhibitor
b. Beta-adrenergic reseptor antagonist. Obat ini adalah untuk mengurangi gejalagejala
hipotiroidisme. Contoh: Propanolol
Indikasi :
1) Mendapat remisi yang menetap atau memperpanjang remisi pada pasien muda
dengan struma ringan –sedang dan tiroktosikosis
2) Untuk mengendalikan tiroktosikosis pada fase sebelum pengobatan atau sesudah
pengobatan yodium radioaktif
3) Persiapan tiroidektomi
4) Pasien hamil, usia lanjut
5) Krisis tiroid
Penyekat adinergik ß pada awal terapi diberikan, sementara menunggu pasien menjadi
eutiroid setelah 6-12 minggu pemberian anti tiroid. Propanolol dosis 40-200 mg dalam 4
dosis pada awal pengobatan, pasien kontrol setelah 4-8 minggu. Setelah eutiroid, pemantauan
setiap 3-6 bulan sekali: memantau gejala dan tanda klinis, serta Lab.FT4/T4/T3 dan TSHs.
Setelah tercapai eutiroid, obat anti tiroid dikurangi dosisnya dan dipertahankan dosis terkecil
yang masih memberikan keadaan eutiroid selama 12-24 bulan. Kemudian pengobatan
dihentikan , dan di nilai apakah tejadi remisi. Dikatakan remisi apabila setelah 1 tahun obat
antitiroid di hentikan, pasien masih dalam keadaan eutiroid, walaupun kemidian hari dapat
tetap eutiroid atau terjadi kolaps.
2. Surgical
a. Radioaktif iodine. Tindakan ini adalah untuk memusnahkan kelenjar tiroid yang
hiperaktif
b. Tiroidektomi. Tindakan Pembedahan ini untuk mengangkat kelenjar tiroid yang
membesar
BAB III
Asuhan keperawatan merupakan asuhan yang diberikan oleh seorang perawat kepada
keperawatan merupakan cara sistematis yang dilakukan oleh perawat bersama klien dalam
3.2. Pengkajian
keperawatan dengan mengumpulkan data-data yang akurat dari klien sehingga akan diketahui
berbagai permasalahan yang ada. Tahap pengkajian terdiri dari pengumpulan data, validasi
Hal-hal yang dikaji pada klien dengan hipertiroid meliputi (Carpenito, 2007) :
2. Sirkulasi
Tanda : Distritmia (vibrilasi atrium), irama gallop, murmur, peningkatan tekanan darah
dengan tekanan nada yang berat. Takikardia saat istirahat, sirkulasi kolaps, syok (krisis
tirotoksikosis)
3. Eliminasi
Gejala : Perubahan pola berkemih (poliuria, nocturia), rasa nyeri/terbakar, kesulitan berkemih
(infeksi), infeksi saluran kemih berulang, nyeri tekan abdomen, diare, urine encer, pucat,
kuning, poliuria (dapat berkembang menjadi oliguria atau anuria jika terjadi hipovolemia
berat), urine berkabut, bau busuk (infeksi), bising usus lemah dan menurun, hiperaktif (diare).
4. Integritas / Ego
Gejala : Stress, tergantung pada orang lain, masalah finansial yang berhubungan dengan
kondisi.
5. Makanan / Cairan
Gejala : Hilang nafsu makan, mual atau muntah, tidak mengikuti diet, peningkatan masukan
glukosa atau karbohidrat, penurunan berat badan lebih dari periode beberapa hari/minggu,
Tanda : Kulit kering atau bersisik, muntah, pembesaran thyroid (peningkatan kebutuhan
metabolisme dengan pengingkatan gula darah), bau halitosis atau manis, bau buah (napas
aseton).
6. Neurosensori
Gejala : Pusing atau pening, sakit kepala kesemutan, kelemahan pada otot parasetia,
gangguan penglihatan.
Tanda : Disorientasi, mengantuk, lethargi, stupor atau koma (tahap lanjut), gangguan memori
baru masa lalu ) kacau mental. Refleks tendon dalam (RTD menurun;koma), aktivitas kejang
7. Nyeri / Kenyamanan
Gejala : Abdomen yang tegang atau nyeri (sedang / berat), wajah meringis dengan palpitasi,
tampak sangat berhati-hati.
8. Pernapasan
Gejala : Merasa kekurangan oksigen, batuk dengan / tanpa sputum purulen (tergantung
adanya infeksi atau tidak)
Tanda : sesak napas, batuk dengan atau tanpa sputum purulen (infeksi), frekuensi pernapasan
meningkat
9. Keamanan
Tanda : Demam, diaforesis, kulit rusak, lesi atau ulserasi, menurunnya kekuatan
umum/rentang gerak, parastesia atau paralysis otot termasuk otot pernapasan (jika kadar
kalium menurun dengan cukup tajam)
10. Seksualitas
Tanda : Glukosa darah meningkat 100-200 mg/ dl atau lebih, aseton plasma positif secara
mencolok, asam lemak bebas kadar lipid dengan kolosterol meningkat.
Menurut Carpenito dan Moyet (2007) diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan
klinik yang menjelaskan tentang respons individu, keluarga, atau masyarakat terhadap
merupakan dasar pemilihan intervensi dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh
Adapun diagnosa keperawatan yang sering muncul pada klien dengan hipertiroid
energi.
c. Risiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan
N Tujuan dan
Diagnosa keperawatan Intervensi
o Kriteria Hasil
1. Penurunan curah jantung NOC : NIC :
Cardiac Cardiac Care
Definisi : Evaluasi adanya
Pump
Ketidakadekuatan darah effectiveness nyeri dada(intensitas,lokasi,
yang dipompa oleh Circulation durasi)
Status Catat adanya disritmia jantung
jantung untuk memenuhi
Vital Catat adanya tanda dan gejala
kebutuhan metabolik Sign Status penurunan cardiac putput
tubuh. Kriteria Hasil : Monitor status kardiovaskuler
Tanda vital Monitor status pernafasan
Batasan Karakteristik : yang menandakan gagal
dalam
jantung
Perubahan rentang Monitor abdomen sebagai
frekuensi/irama normal indicator penurunan perfusi
Dapat Monitor balance cairan
jantung:Aritmia,Brakik
mentoleransi Monitor adanya
ardi, takikardi,
perubahan tekanan darah
aktivitas,
Perubahan EKG, Atur periode latihan dan
tidak istirahat untuk
Palpitasi
Perubahan preload ada kelelahan menghindari
- Penurunan tekanan Tidak ada kelelahan
vena central edema Monitor toleransi aktivitas
- Penurunan tekanan pasien
paru,
Monitor adanya
arteri paru perifer, dan dyspneu, fatigue, tekipneu dan
- Edema, keletihan
- Distensi vena jugular. tidak ada asites ortopneu
- Murmur Tidak ada Anjurkan untuk menurunkan
- Peningkatan berat stress
penuruna
badan Vital Sign Monitoring
n
Perubahan Afterload Monitor TD, nadi, suhu, dan RR
- Kulit lembab kesadaran Catat adanya fluktuasi tekanan
- Penurunan nadi perifer darah
- Penurunan resistansi Monitor TD saat pasien
vascular paru berbaring, duduk, atau berdiri
- Dispnea Auskultasi TD pada
- Oliguria kedua lengan dan bandingkan
- Perubahan warna kulit
Monitor TD, nadi, RR, sebelum,
- Variasi pada
selama, dan setelah aktivitas
pembacaaan Monitor kualitas dari nadi
TD. Monitor bunyi jantung
Monitor frekuensi dan irama
pernapasan
Monitor suara paru
Perubahan Monitor pola pernapasan
Kontraktilitas abnormal
- Batuk. Monitor suhu, warna, dan
- Penurunan indeks kelembaban kulit
jantung Monitor sianosis perifer
- Penurunan fraksi ejeksi Monitor adanya cushing triad
- Ortopnea (tekanan nadi yang melebar,
- Dispnea paroksismal bradikardi, peningkatan sistolik)
nokturnal Identifikasi penyebab dari
- Penurunan stroke perubahan vital sign
volume index
- Bunyi S3, bunyi S4
Perilaku/emosi:
Ansietas, gelisah
Faktor yang
berhubungan :
Perubahan afterload
Perubahan
kontraktilitas
Perubahan frekuensi
jantung
Perubahan preload
Perubahan irama
Perubahan volume
sekuncup
Faktor yang
berhubungan :
Psikologis
- Ansietas, depresi
- Mengatakan gaya
hidup membosankan,
stres.
Fisiologis
- Anemia, status
penyakit
- Peningkatan kelemahan
fisik
- Malnutrisi, kondisi
fisik buruk
- Kehamilan, deprivasi
tidur.
Lingkungan
- Kelembapan, suhu,
cahaya, kebisingan
Situasional
- Peristiwa hidup negatif
- Pekerjaan
Tiroid sendiri diatur oleh kelenjar lain yang berlokasi di otak, disebut pituitari.Pada
gilirannya,pituitari diatur sebagian oleh hormon tiroid yang beredardalam darah (suatu efek
umpan balik dari hormon tiroid pada kelenjar pituitari) dan sebagian oleh kelenjar lain yang
disebut hipothalamus,juga suatu bagian dari otak. Pengobatan hipertiroidisme adalah
membatasi produksi hormon tiroid yangberlebihan dengan cara menekan produksi (obat
antitiroid) atau merusak jaringan tiroid (yodium radioaktif,tiroidektomi subtotal).
2.11. Saran
Dari penyakit ini, dapat dihindarkan dengan cara tidak stress, tidak merokok, tidak
mengkonsumsi obat-obatan sembarangan dan tidak mengkonsumsi yodium secara berlebihan
karena dapat terjadi radiasi pada leher dan organism-organisme dapat menyebabkan infeksi
karena ada virus.
Daftar Pustaka
Doenges, Marilyn B, dkk. 2002. Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3. Jakarta : EGC.
Hidayat, A. Azis Alimul .2005. Pengantar Dokumentasi Proses Keperawatan. Jakarta : EGC
Medical Center.
Price, S.A & Wilson. L.M. .2006. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Edisi
Sudoyo, Aru W. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid 1, Edisi 4. Jakarta. Interna
Publishing.
http://emedicine.medscape.com