Anda di halaman 1dari 17

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS AGREGAT

REMAJA (KEKERASAN PADA REMAJA, MASALAH


REPRODUKSI PADA REMAJA)

Oleh
Kelompok 4
Najlah Halifah 18301058
Neneng Fransiska 18301059
Nurhikmah 18301060
Nurmila 18301061
Popy Oktaviana Agustin 18301062
Rahma Mutia 18301063

Program Studi Ilmu Keperawatan


Stikes Payung Negeri
Pekanbaru
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah Swt. karena berkat rahmat
dan hidayah-Nya penyusunan makalah ini dapat terselesaikan. Makalah ini
disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah “Keperawatan Komunitas 2”. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan, khususnya bagi
penulis sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai. Karena keterbatasan
pengetahuan maupun pengalaman penulis, makalah ini masih banyak kekurangan
dalam pembuatan. Oleh karena itu, penulis harapkan kritik dan saran dari
pembaca.

Pekanbaru, 25 Maret 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...................................................................................................1
1.2 Tujuan................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................3
2.1 Defenisi Remaja.................................................................................................3
2.2 Agregat Remaja Sebagai Populasi Risiko...........................................................4
2.3 Kekerasan Pada Remaja.....................................................................................5
2.4 Reproduksi Pada Remaja....................................................................................7
2.5 Asuhan Keperawatan Berdasarkan Teori............................................................8
BAB III PENUTUP.........................................................................................................13
3.1 Simpulan..........................................................................................................13
3.2 Saran................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................14

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke dewasa.
Remaja menurut WHO (2014), remaja adalah seseorang yang berusia 10
sampai 19 tahun. Sedangkan menurut Menteri Kesehatan RI (2010), batas usia
remaja adalah antara 10 sampai 19 tahun dan belum kawin. Seorang remaja
akan diberikan tanggung jawab yang lebih besar dari kedua orang tuanya agar
semakin mempelajari dunia dewasa dan  perlahan  perlahan meninggalkan
meninggalkan jiwa kekanak-kanakannya. kekanak-kanakannya. Remaja yang
baik akan mulai mengaktualkan dirinya di dunia sosial. Namun, tidak sedikit
remaja melakukan hal-hal ekstrem untuk menarik perhatian lingkungannya.
Setiap tahapan pertumbuhan dan  perkembangan  perkembangan akan
mengalami mengalami perkembangan perkembangan moral, spiritual,
spiritual, dan psikososial, psikososial, begitu  juga pada remaja. Masa remaja
merupakan masa di mana individu yang sedang mencari identitas dirinya.
Perawat berperan dalam menanggulangi permasalahan-permasalahn sesuai
tingkatan pencegahan baik  pencegahan primer, sekunder, dan tersier. Masa
remaja merupakan masa transisi antara masa anak-anak menuju masa dewasa.
Masa remaja merupakan masa transisi antara masa anak-anak menuju
masa dewasa. Pada masa transisi, remaja mengalami proses pencarian
identitas diri, melepas ketergantungan dari orang tua, dan bersaha mencapai
kemandirian sehingga dapat diterima dan diakui sebagai orang dewasa
(Friedman, Bowden, & Jones, 2010). Pada masa ini, terjadi perubahan
biologis, kognitif, dan sosial- emosional (Santrock, 2007). Perubahan-
perubahan tersebut cenderung membuat remaja berusaha mengeksplor diri,
mengaktualisasikan peran, dan gaya hidup berisiko (Stanhope, & Lancaster,
2004).

1
1.2 Tujuan
1. Tujuan Umum
Mampu memahami Asuhan Keperawatan Komunitas Agregat
Remaja (Kekerasan Pada Remaja, Masalah Reproduksi Pada Remaja)
2. Tujuan Khusus
a. Mampu mengetahui Pengertian Remaja
b. Mampu mengetahui Agregat Remaja sebagai Populasi Resiko
c. Mampu mengetahui kekerasan pada remaja
d. Mampu mengetahui masalah reproduksi pada remaja
e. Mampu mengetahui masalah Asuhan Keperawatan Berdasarkan Teori

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Defenisi Remaja
Remaja merupakan tahapan seseorang yang berada di antara fase anak dan
dewasa. Hal ini ditandai dengan perubahan fisik, perilaku, kognitif, biologis,
dan emosional. Seorang remaja akan diberikan tanggungjawab yang lebih
besar dari kedua orang tuanya agar semakin mempelajari dunia dewasa dan
perlahan meninggalkan jiwa kekanak-kanakannya. Remaja yang baik akan
mulai mengaktualkan dirinya di dunia sosial. Selain itu, remaja mulai
mengenal dan memahami lawan jenisnya dan timbul rasa ingin diperhatikan
oleh lingkungan. Tidak sedikit remaja melakukan hal-hal ekstrim untuk
menarik perhatian lingkungannya. Pada remaja, terjadi perubahan fisik dan
kognitif yang sangat cepat. Arti kata kognitif dalah penalaran, penilaian,
penangkapan makna, imajinasi, persepsi.
Pengertian kognitif secara umun mencakup aktivitas menilai, menduga,
memperkirakan, membayangkan, menyangka, memperhatikan, melihat,
mengamati. Menurut Piaget (1952) dalam Djiwandono (2005) definisi kognitif
adalah kemampuan berfikir individu yang terdiri atas kemampuan menghafal,
memahami, mengaplikasikan, menganalisa/mensintesis, mengevaluasi dan
menciptakan. Pengertian kognitif atau teori perkembangan kognitif Piaget
menggambarkan tahapan anak dalam beradaptasi dan mengintepretasikan
berbagai objek, kejadian, dan realitas di sekitarnya yang terdiri atas tahapan
sensorik-motorik, pra operasional, operasional konkrit, dn operasional formal.
Tujuan aspek kognitif adalah meningkatkan kemampuan intelektual seseorang
mulai dari kemampuan sederhana seperti mengingat hingga kemampuan
kompleks untuk menggabungkan sejumlah prosedur, metode, gagasan, ide
untuk memecahkan suatu masalah. Enam aspek kognitif menurut Blomm
yaitu: Pengetahuan (Knowledge), Pemahaman (Comprehension), Penerapan
(Application), Analisis (Analysis), Penilainan/penghargaan/evaluasi dan
Kreasi.(Kyle,2008) Pemikiran remaja tentang suatu hal telah memiliki
batasan-batasannya tersendiri. Remaja menuangkan konsep yang didapat

3
dalam dunia pendidikan formal dan melakukannya pada pengalaman
pribadinya. Mereka menilai, pengalaman dengan masalah yang kompleks,
tuntutan dari pengajaran formal, dan tukar menukar ide yang berlawanan
dengan kelompok remaja, diperlukan untuk perkembangan berpikir secara
operasional.
Remaja yang sudah mengenal batasan-batasan pemikirnnya tersebut dan
mampu mengatasi kelemahannya dengan berpikir secara operasinal berarti
sudah mencapai tingkat berpikir orang dewasa. Menurut Piaget dalam
Djiwandono (2005), tahapan perkembangan kognitif pada remaja adalah
operasional formal. Remaja tidak serta-merta menerima informasi secara
pasif. Sebenarnya mereka mencari kebenaran informasi tersebut dengan
berbagai kemampuan mereka. Setelah itu mereka akan membuat konsep dari
informasi tersebut yang diyakini paling benar. Konsep tersebut akan selalu
dipahami dan dijadikan pedoman dalam mengembangan informasi lainnya.
peran orangtua dalam hal ini adalah menanamkan banyak informasi penting
kepada anak sejak dini agar saat remaja mereka sudah tidak kebingungan
dalam mengembangkan kognitif mereka.(Nursalam, 2007).

2.2 Agregat Remaja Sebagai Populasi Risiko


Perkembangan kehidupan merupakan proses seumur hidup. Masa remaja
merupakan bagian dari sikulus kehidupan dari manusia. Masa remaja sebagai
periode perkembangan manusia dari masa anak-anak menuju masa dewasa.
Masa remaja merupakan bagian dari rangkaian kehidupan dan bukan
merupakan suatu periode tersendiri yang tidak berkaitan dengan periode-
periode lainnya. Pada masa ini terjadi perubahan-perubahan biologis,
kognitif, dan sosial-emosional (Santrock, 2007). Masa remaja secara umum
dianggap dimulai dengan pubertas, proses yang mengarah pada kematangan
seksual atau fertilitas (kemampuan bereproduksi), dan masa konstruksi sosial
(Papalia, Old, & Feldman, 2011).
Batasan usia remaja hingga saat ini menjadi bervariasi dari masing-masing
referensi yang terkait lingkungan budaya dan sejarahnya. Remaja sebagai

4
tahap perkembangan yang dimulai pada pubertas dari umur 13-20 tahun
(DeLaune & Ladner, 2011). Rentang usia remaja menurut Santrock (2007),
sekitar dimulai dari 10-13 tahun dan berakhir pada usia 18-22 tahun. Rentang
usia tersebut dibagi menjadi 2 (dua) kategori, yakni masa remaja awal (early
adolescence) dan masa remaja akhir (late adolescence). Masa remaja awal
berlangsung di masa sekolah menengah pertama atau sekolah menengah akhir
dan perubahan pubertas terbesar terjadi di masa ini, adapun masa remaja akhir
terjadi pada pertengahan dasawarsa yang kedua dari kehidupan.

2.3 Kekerasan Pada Remaja


Kekerasan remaja atau Peer violence didefinisikan sebagai tindakan
kekerasan fisik, emosional atau seksual yang dilakukan oleh teman sebaya di
usia sekolah (Wandera dkk., 2017). Kekerasan remaja dapat berkembang
dengan cara yang berbeda. Beberapa anak menunjukkan perilaku bermasalah
pada anak usia dini yang secara bertahap meningkat menjadi bentuk agresi
yang lebih parah sebelum dan selama masa remaja. World Health
Organization (WHO) telah menyatakan bahwa kekerasan remaja berdampak
seumur hidup pada fungsi psikologis dan sosial seseorang.
A. Jenis-Jenis Kekerasan Remaja
Pada umumnya kekerasan pada remaja itu dapat dibagi menjadi tiga,
yaitu secara langsung ( agresi fisik, ancaman, dan ejekan), tidak langsung (
menyebarkan berita palsu dan pengucilan dari kelompok), dan intimidasi.
Jenis Kekerasan terhadap anak menurut Kantor Pusat Layanan Terpadu
Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A):
i. Kekerasan Fisik : pukul, tampar, tendang, cubit, dsb.
ii. Kekerasan Emosional : kekerasan berupa kata-kata yang menakut-
nakuti, mengancam, menghina, mencaci dan memaki dengan kasar
& keras.
iii. Kekerasan Seksual: pornografi, perkataan porna, tindakan tidak
senonoh, pelecehan organ seksual.

5
iv. Pengabaian dan penelantaran: segala bentuk kelalaian yang
melanggar hak anak dalam pemenuhan gizi dan pendidikan.
v. Kekerasan ekonomi (Eksploitasi): memperkerjakan anak di bawah
umur dengan motif ekonomi, prostitusi anak.
B. Faktor penyebab kekerasan remaja
i. Keluarga, ketika orang tua tidak mengambil peran aktif dalam
kehidupan anaknya, remaja menjadi tidak terkendali sehingga
berteman dengan orang yang salah.
ii. Media, kekerasan di media dapat memengaruhi remaja dan dapat
membuat mereka bertindak agresif.
iii. Teman sebaya, tekanan dari teman sebaya dapat menjadi faktor
penyebab kekerasan remaja saat teman sebaya cenderung berperilaku
agresif.
iv. Kesehatan Mental, penyakit mental juga merupakan penyebab
kekerasan di kalangan remaja. Masalah kesehatan mental seperti
ADHD, bipolar, ODD, dan gangguan perilaku, semuanya memiliki
perilaku agresif atau perasaan marah sebagai gejala umum.
v. Child Abuse, child abuse dipandang sebagai sebuah siklus, anak-anak
yang menjadi korban kekerasan di rumah bisa menjadi pelaku
kekerasan di kemudian hari.
C. Dampak kekerasan remaja
Dampak negatif dari peer violence bisa terjadi dari segi kesehatan
fisik maupun psikologis yang telah banyak didokumentasikan oleh
penelitian. Tidak hanya itu, Kekerasan teman sebaya juga dapat
berdampak negatif pada kinerja sekolah anak-anak, dengan beberapa
penelitian menunjukkan kinerja akademis yang buruk dan perihal
kehadiran di sekolah.
a. Masalah kesehatan fisik : masalah kesehatan fisik anak-anak dan gejala
psikosomatik. Psikosomatik adalah suatu kondisi atau gangguan ketika
pikiran memengaruhi tubuh, hingga memicu munculnya keluhan fisik,
seperti sakit kepala, kelelahan, sakit perut dan pusing.

6
b. Masalah psikologis : harga diri yang rendah, perasaan depresi,
kecemasan sosial, gangguan tidur, rendahnya efikasi diri, kesepian,
keputusasaan dan ide bunuh diri.

2.4 Reproduksi Pada Remaja


Permasalahan kesehatan reproduksi pada remaja mencakup kurangnya
informasi yang akurat mengenai reproduksi sehat, pelayanan kesehatan dan
peratutan perundang-undangan yang kurang mendukung (Kartikasari et al.,
2019). Banyak remaja memiliki hubungan yang kurang stabil dengan orangtua
maupun orang dewasa lainnya merupakan penyebab mereka tidak memeroleh
informasi akurat tentang kesehatan reproduksi. Kurangnya akses terhadap
pelayanan kesehatan reproduksi yang terjangkau dan terjamin kerahasiaannya
juga semakin membatasi akses mereka untuk mendapat informasi yang tepat
tentang kesehatan reproduksi (Maesaroh et al., 2019). Hal tersebut selaras
dengan hasil penelitian (Fatimah et al., 2019) bahwa remaja lebih merasa
nyaman bercerita tentang masalah kesehatan reproduksi kepada teman.
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) menyatakan
bahwa yang termasuk kategori remaja yaitu rentang usia 10-24 tahun dan
belum menikah. Remaja merupakan tahapan usia yang pada umumnya
seseorang mengalami kematangan reproduksi secara fisik maupun psikologi.
Pengetahuan tentang kesehatan reproduksi dalam kehidupan sehari-hari dapat
menunjang pola hidup reproduksi yang sehat. Menurut WHO individu yang
dapat menentukan waktu dan cara melakukan reproduksi merupakan makna
dari kesehatan reproduksi. Terjadinya proses reproduksi yang terlalu cepat
misalnya melalui pernikahan dini, disebabkan kurangnya pengetahuan remaja
tentang kesehatan reproduksi.

7
2.5 Asuhan Keperawatan Berdasarkan Teori
Pengkajian Pengkajian merupakan upaya pengumpulan data secara
lengkap dan sistematis terhadap masyarakat untuk dikaji dan dianalisa
sehingga masalah kesehatan yang dihadapi oleh masyarakat baik individu,
keluarga atau kelompok yang menyangkut permasalahan pada fisiologis,
psikologis, social ekonomi, maupun spiritual dapat ditentukan. Dalam
tahap pengkajian ada lima pengkajian ada lima kegiatan yaitu :
pengumpulan data, pengolahan data, analisa data, perumusan atau
penentuan masalah kesehatan masyarakat dan prioritas masalah.
Prinsip pengkajian communnity as partner
1. Menggunakan proses yang sistematis dan komprehensif  Bekerja
didalam kemitraan dengan komunitas
2. Berfokus pada prevensi primer
3. Promosi lingkungan sehat
4. Target untuk semua yang mungkin merasakan manfaat
5. Memberikan prioritas pada kebutuhan komunitas  Meningkatkan
alokasi sumber yang optimal
6. Bekerjasama dengan berbagai pihak di komunitas Kegiatan
pengkajian yang dilakukan dalam pengumpulan data meliputi :
a). Data Inti, meliputi : riwayat atau sejarah perkembangan
komunitas, data demografi, vital statistic, status kesehatan komunitas
b). Data lingkungan fisik, meliputi : pemukiman, sanitasi, fasilitas,
batas-batas wilayah, dan kondisi geografis
c). Pelayanan kesehatan dan social, meliputi : pelayanan kesehatan,
fasilitas social (pasar, toko, dan swalayan)
d). Ekonomi, meliputi : jenis pekerjaan, jumlah penghasilan rata-rata
tiap bulan,  jumlah  jumlah pengeluaran pengeluaran rata-rata rata-
rata tiap bulan, jumlah pekerja pekerja dibawah dibawah umur, ibu
rumah tangga dan lanjut usia.
e). Keamanan dan transportasi

8
f). Politik dan keamanan, meliputi : system pengorganisasian,
struktur organisasi, kelompok organisasi dalam komunitas, peran
serta kelompok organisasi dalam kesehatan
g). Sistem komunikasi, meliputi : sarana untuk komunikasi, jenis alat
komunikasi yang digunakan dalam komunitas, cara penyebaran
informasi
h). Pendidikan, meliputi : tingkat pendidikan komunitas, fasilitas
pendidikan yang tersedia, dan jenis bahasa yang digunakan
i). Rekreasi, meliputi : kebiasaan rekreasi dan fasilitas tempat
rekreasi
A. Analisa Data
Analisa data adalah kemampuan untuk mengkaitkan data dan
menghubungkan data dengan kemampuan kognitif yang dimiliki
sehingga dapat diketahui tentang kesenjangan atau masalah yang
dihadapi oleh masyarakat. Tujuan analisa dat kat. Tujuan analisa data;
a). Menetapkan kebutuhan komunitas  
b). Menetapkan kekuatan
c). Mengidentifikasi pola respon komunitas
d). Mengidentifikasi kecenderungan penggunaan pelayanan
kesehatan.
B. Prioritas Masalah Dalam menentukan prioritas masalah kesehatan
masyarakat dan keperawatan yang perlu pertimbangan berbagai faktor
sebagai kriteria penapisan, diantaranya:
a). Sesuai dengan perawat komunitas  
b). Jumlah yang berisiko
c). Besarnya resiko
d). Kemungkinan untuk pendidikan kesehatan
e). Minat masyarakat
f). Kemungkinan untuk diatasi
g). Sesuai dengan program pemerintah
h). Sumber daya tempat

9
i). Sumber daya waktu  
j). Sumber daya dana
k). Sumber daya peralatan
l). Sumber daya orang
Masalah yang ditemukan dinilai dengan menggunakan skala
pembobotan, yaitu : 1 = sangat rendah, 2 = rendah, 3 = cukup, 4 =
tinggi, 5 = sangat tinggi. Kemudian masalah kesehatan diprioritaskan
berdasarkan jumlah keseluruhan scoring tertinggi.
C. Diagnosa Keperawatan Untuk menentukan masalah kesehatan pada
masyarakat dapatlah dirumuskan diagnosa keperawatan komunitas
yang terdiri dari :
a). Masalah (Problem) Yaitu kesenjangan atau penyimpangan dari
keadaan normal yang terjadi.  
b). Penyebab (Etiologi) Yang meliputi perilaku individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat, lingkungan fisik dan biologis, psikologis
dan sosial serta interaksi perilaku dengan lingkungan.
c). Tanda dan Gejala (Sign and Sympton) Yaitu informasi yang perlu
untuk merumuskan diagnosa serta serangkaian  petunjuk timbulnya
masalah. Diagnosa keperawatan NANDA untuk meningkatkan
kesehatan yang bisa ditegakkan pada adolesens, yaitu :
1. Risiko cedera yang berhubungan dengan:
a. Pilihan gaya hidup  
b. Penggunaan alcohol, rokok dan obat
c. Partisipasi dalam kompetisi atletik, atau aktivitas rekreasi
d. Aktivitas seksual
2. Risiko infeksi yang berhubungan dengan:
a. Aktivitas seksual  
b. Malnutrisi
c. Kerusakan imunitas
3. Perubahan pemeliharaan kesehatan yang berhubungan dengan:

10
a. Kurangnya nu a. Kurangnya nutrisi yang adekuat untuk trisi
yang adekuat untuk mendukung mendukung pertumbuhan
pertumbuhan  
b. Melewati waktu makan; ikut mode makanan
c. Makan makanan siap saji, menggunakan makanan yang mudah
atau mesin penjual makanan
d. Kemiskinan
e. Efek penggunaan alcohol atau obat
4. Kurang pengetahuan yang berhubungan dengan:
a. Tidak berpengalaman berpengalaman dengan peralatan peralatan
rekreasional rekreasional yang tidak dikenal dikenal  
b. Kurang informasi tentang kurikulum sekolah
5. Gangguan citra tubuh yang berhubungan dengan:
a. Perasaan Perasaan negative negative tentang tentang tubuh  
b. Perubahan maturasional yang berkaitan dengan laju
pertumbuhan adolesens
5. Intervensi (Perencanaan) Keperawatan Perencanaan asuhan
keperawatan komunitas disusun berdasarkan diagnosa keperawatan
komunitas yang telah ditentukan dengan tujuan terpenuhinya
kebutuhan pasien. Jadi perencanaan keperawatan meliputi: perumusan
tujuan, rencana tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan dan
kriteria hasil untuk mencapai tujuan.
Masalah kesehatan adolesens Intervensi promosi kesehatan
1. Cedera tidak disengaja
a). Anjurkan adolesens untuk mengikuti program pendidikan
mengemudi dan menggunakan sabuk keselamatan  
b) Informasikan adolesens tentang risiko yang berkaitan dengan
minum dan  berkendaraan; penggunaan obat
c) Tingkatkan penggunaan helm oleh adolesens Tingkatkan
penggunaan helm oleh adolesens yang meng yang menggunakan
kendaraan gunakan kendaraan  bermotor

11
d) Yakinkan adolesens mendapatkan orientasi yang tepat untuk
penggunaan semua alat olahraga
2. Penggunaan zat Periksa penggunaan zat, seperti alcohol, rokok dan
obat-obatan serta informasikan risiko penggunaannya
3. Bunuh diri
a). Berikan informasi tentang bunuh diri  
b). Ajarkan metode untuk bertemu dengan sebaya yang mencoba
bunuh diri
4) Penyakit menular seksual
a). Berikan adolesens informasi mengenai penyakit, bentuk penularan,
dan gejala yang berhubungan  
b). Dorong pantangan terhadap aktivitas seksual; atau bila aktif
seksual, tentang penggunaan kondom
c). Berikan informasi akurat tentang konsekuensi aktivitas seksual

12
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Masa remaja merupakan bagian dari sikulus kehidupan dari manusia.
Masa remaja sebagai periode perkembangan manusia dari masa anak-anak
menuju masa dewasa. Masa remaja merupakan bagian dari rangkaian
kehidupan dan bukan merupakan suatu periode tersendiri yang tidak berkaitan
dengan periode-periode lainnya. Pada masa ini terjadi perubahan-perubahan
biologis, kognitif, dan sosial-emosional. Remaja yang sudah mengenal
batasan-batasan pemikirnnya tersebut dan mampu mengatasi kelemahannya
dengan berpikir secara operasinal berarti sudah mencapai tingkat berpikir
orang dewasa.

3.2 Saran
Dengan adanya makalah ini diharapkan kita sebagai seorang perawat
mampu memahami tentang Asuhan Keperawatan Komunitas Agregat Remaja
(Kekerasan Pada Remaja, Masalah Reproduksi Pada Remaja) . Tentunya dalam
pembuatan makalah ini masih terdapat banyak kesalahan sehingga kritik dan
saran darisemua pihak sangat kami harapkan.

13
DAFTAR PUSTAKA

Maesaroh, Eka Kartikawati,dkk. 2020. Analisis Penguasaan Konsep Dan Sikap


Remaja Sekolah Terhadap Kesehatan Reproduksi. Jurnal Ilmiah Indonesia,
volume 5. 9 hlm.

Corboz J, Hemat O, Siddiq W, Jewkes R .2018. Children’s peer violence


perpetration and victimization: Prevalence and associated factors among school
children in Afghanistan.

Wandera, S., Clarke, K., Knight, L., Allen, E., Walakira, E., & Namy, S. et al.
(2017). Violence against children perpetrated by peers: A cross-sectional school-
based survey in Uganda.

14

Anda mungkin juga menyukai