Anda di halaman 1dari 76

LAPORAN PRAKTIK LAPANGAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

PADA KELOMPOK KHUSUS KESEHATAN IBU & ANAK


DI RT 01 & 02 RW 06 KEBON ANGGREK TANAH SAREAL KOTA BOGOR
Ditujukan untuk memenuhi tugas praktik lapangan keperawatan komunitas
Dosen Pembimbing: Ns. Ati Nuraeni, Sp.Kom dan Ns.Meirina M.Kep

Disusun oleh:
Rina Siti Aisyah (P17320319082) Syifa Rizki Amalia (P17320319091)
Rio Aditiyo Hartono (P17320319083) Thalita Helvi Nabilla (P17320319092)
Rismayani Lubis (P17320319084) Tiara Azahra (P17320319093)
Shelma Novanda (P17320319086) Tori Firlia Azhari (P17320319094)
Sifa Sofhia Azahra (P17320319087) Ulfatusa’diyah (P17320319095)
Siti Fatimah Azahra (P17320319088) Vira Firyal Fawzia (P17320319096)
Siti Nur Azizah (P17320319089) Windy Rachmawati (P17320319097)

Siti Wafah Annisa (P17320319090) Zahra Nur Fadilla (P17320319098)

POLITEKNIK KESEHATAN BANDUNG

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN BOGOR

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Berkat rahmat dan karunia-
Nya, penulis menyusun laporan praktik lapangan keperawatan komunitas. Laporan ini telah kami
susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat
memperlancar penyusunan laporan ini.

Penulisan laporan ini diajukan guna pembaruan informasi tentang kesehatan ibu dan anak
(KIA) di rt 01 & 02 rw 06 kebon anggrek, tanah sareal, Kota Bogor.

Kami menyadari bahwa penyusunan laporan ini masih jauh dari sempurna karena
pengalaman dan pengetahuan kami yang terbatas. Oleh karena itu, saran dan kritik dari semua
pihak sangat diharapkan demi perbaikan laporan di masa mendatang.

Bogor, 11 November 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menurut (Robert.H.Brook, 2017:585), kesehatan adalah sebuah sumber daya yang
dimiliki semua manusia dan bukan merupakan suatu tujuan hidup yang perlu dicapai.
Kesehatan tidak terfokus kepada fisik yang bugar tetapi meliputi jiwa yang sehat di mana
individu dapat bersikap toleran dan dapat menerima perbedaan.
Dalam Undang-Undang No. 23 Tahun 1992 dijelaskan bahwa pengertian Kesehatan
adalah “keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup
produktif secara sosial dan ekonomis”. Sedangkan menurut Mu’rifah (2007:1.4) kesehatan
pribadi adalah segala usaha dan tindakan seseorang untuk menjaga, memelihara, dan
meningkatkan derajat kesehatannya sendiri dalam batas-batas kemampuannya, agar
mendapatkan kesenangan hidup dan mempunyai tenaga kerja yang sebaikbaiknya.
Keperawatan komunitas merupakan suatu sintesis dari praktik keperawatan dan praktik
kesehatan masyarakat yang diterapkan untuk meningkatkan serta memelihara kesehatan
penduduk. Sasaran dari keperawatan kesehatan komunitas adalah individu yaitu balita gizi
buruk, ibu hamil resiko tinggi, usia lanjut, penderita penyakit menular. Sasaran keluarga yaitu
keluarga yang termasuk rentan terhadap masalah kesehatan dan prioritas. Sasaran kelompok
khusus, komunitas baik yang sehat maupun sakit yang mempunyai masalah kesehatan atau
perawatan (Ariani, Nuraeni, & Supriyono, 2015).
Keperawatan Komunitas adalah pelayanan keperawatan profesional yang ditujukan
kepada masyarakat dengan pendekatan pada kelompok resiko tinggi, dalam upaya pencapaian
derajat kesehatan yang optimal melalui pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan
dengan menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan melibatkan klien
sebagai mitra dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan keperawatan.
Pelayanan Keperawatan Komunitas adalah seluruh masyarakat termasuk individu, keluarga
dan kelompok yang beresiko tinggi seperti keluarga penduduk didaerah kumuh, daerah
terisolasi dan daerah yang tidak terjangkau termasuk kelompok bayi, balita, lansia dan ibu
hamil (Veronica, Nuraeni, & Supriyono, 2017).

3
Proses keperawatan komunitas merupakan metode asuhan keperawatan yang bersifat
alamiah, sistematis, dinamis, kontiniu dan berkesinambungan dalam rangka memecahkan
masalah kesehatan klien, keluarga, kelompok serta masyarakat melalui langkah-langkah
seperti pengkajian, perencanaan, implementasi, dan evaluasi keperawatan (Wahyudi, 2010).
Menurut American Nurses Association (ANA, 1973), Keperawatan Kesehatan Komunitas
adalah suatu sintesa dari praktik kesehatan masyarakat yang dilakukan untuk meningkatkan
dan memelihara kesehatan masyarakat. Praktik keperawatan kesehatan komunitas ini bersifat
menyeluruh dengan tidak membatasi pelayanan yang diberikan kepada kelompok umur
tertentu, berkelanjutan dan melibatkan masyarakat.
Asuhan keperawatan komunitas merupakan pelayanan keperawatan professional dengan
dilakukan pendekatan untuk merubah perilaku kesehatan masyarakat kearah positif dalam
memelihara kesehatan yang mereka hadapi, memprioritaskan dan mencari alternative
pemecahan masalah melalui perencanaan yang dibuat serta mengevaluasi hasil yang telah
dicapai.
Kesehatan Ibu dan Anak adalah suatu program yang meliputi pelayanan dan
pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, ibu dengan komplikasi kebidanan, keluarga
berencana, bayi baru lahir, bayi baru lahir dengan komplikasi, bayi dan Balita, remaja, dan
Lansia.
Berdasarkan tugas praktik lapangan pada mata kuliah Keperawatan Komunitas yang
merupakan kurikulum institusional atau muatan lokal pada kelompok khusus di masyarakat,
sesuai dengan permasalahan di komunitas. Praktik komunitas yang diselenggarakan luring
pada tanggal 8 November – 20 November 2021. Dalam proses pembelajaran ini diharapkan
kesempatan belajar bagi mahasiswa untuk mengalami dan mempraktikan serta mencoba
secara nyata pengetahuan dan keterampilan dalam melaksanakan asuhan keperawatan
kelompok khusus, sehingga mahasiswa mampu memberdayakan individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat melalui proses keperawatan. Data pengkajian yang didapat
merupakan data sekunder di RW 6 Kelurahan Tanah Sareal, dari data yang didapatkan
kemudian diolah dan dilakukan analisa data untuk didapatkan masalah kesehatan yang
selanjutnya akan disampaikan dan didiskusikan bersama melalui musyawarah dan setelah
diketahui masalah kesehatan yag didapatkan dari hasil analisa data kemudian mahasiswa
berdiskusi dengan masyarakat untuk mengatasi masalah tersebut bersama – sama menyusun

4
Planning Of Action (POA) yang kemudian di implementasikan sesuai jadwal yang telah
disepakati.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Memahami dan mengaplikasikan teori mata ajar keperawatan komunitas yang
didapatkan selama perkuliahan dalam bentuk asuhan keperawatan pada kelompok khusus
sesuai usia dengan berbagai masalah kesehatan baik fisik maupun psikososial serta
melatih dan meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam memberikan pelayanan asuhan
keperawatan.
2. Tujuan Khusus
Setelah menyelesaikan praktik keperawatan komunitas diharapkan mahasiswa
mampu:
a. Melakukan pengkajian/pengumpulan data kesehatan kepada kelompok khusus
(sehat dan sakit) di RW 6 Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor
b. Merumuskan masalah kesehatan/keperawatan di RW 6 Kecamatan Tanah Sareal ,
Kota Bogor
c. Menyusun strategi intervensi keperawatan pada kelompok khusus bersama
masyarakat melalui proses kelompok, pendidikan kesehatan, partnership, serta
demonstrasi tindakan keperawatan di RW 6 Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor
d. Menyelesaikan masalah kesehatan bersama masyarakat melalui musyawarah
masyarakat tingkat RW 6 Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor
e. Melakukan kolaborasi lintas program dan lintas sektor untuk menyelesaikan
masalah kesehatan di RW 6 Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor
f. Melaksanakan sistem rujukan ke fasilitas kesehatan yang tersedia di sekitar di RW 6
Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor.
g. Mendokumentasikan asuhan keperawatan pada kelompok kesehatan ibu dan anak di
RW 6 Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor

5
BAB II
GAMBARAN UMUM PUSKESMAS TANAH
SAREAL

A. Gambaran Wilayah Kerja


1. Data Geografis
a. Batas Wilayah
Puskesmas Tanah Sareal Kota Bogor
terletak di Jalan Kesehatan no. 3 Kota Bogor.
Memiliki kode Puskesmas P3271060101 dengan
status Puskesmas Rawat Inap (15 TT) sejak 26 Mei 2014 dengan SK Walikota Np.
440.45-267/2016. Puskesmas ISO 9001:2008 sejak 29 November 2013. Telah
Terakreditasi Paripurna pada tahun 2019.
Wilayah kerjanya meliputi Kelurahan Tanah Sareal, dengan luas wilayah 105 Ha,
dengan batas wilayah sebagai berikut:

Sebelah Utara : Kelurahan Kedung Badak


Sebelah Selatan : Kelurahan Sempur
Sebelah Barat : Kelurahan Kebon Pedes
Sebelah Timur : Kelurahan Bantar Jati
Kelurahan Tanah Sareal terdiri dari 7 RW, 36 RT, termasuk kategori Kelurahan
swasembada. Jarak terjauh wilayah kelurahan dari puskesmas sekitar 0,3 km dengan
waktu tempuh sekitar 5 menit dan dapat dijangkau dengan kendaraan.

b. Penggunaan lahan
Penggunaan lahan di Kelurahan Tanah Sareal sebagian besar digunakan untuk
pemukiman, selain itu juga digunakan untuk perkantoran, taman/lapangan olah raga,
jalan dan lain-lain.

c. Hidrologi

6
Sumber air yang digunakan masyarakat Kelurahan Tanah Sareal berasal dari
PDAM, SPT (Sumur Pompa Tangan), SGL (Sumur Gali Lobang). Di perbatasan
Kelurahan Tanah Sareal terdapat aliran sungai Ciliwung yang dimanfaatkan oleh
sebagian masyarakat sebagai sarana MCK.

d. Layanan kebersihan
Dengan di dukung sarana dan prasarana kebersihan dilakukan oleh warga dan
Dinas Kebersihan yang mengangkut sampah ke TPA di Galuga Kabupaten Bogor.

e. Lingkungan hidup
Lingkungan hidup secara umum masih relatif baik dari hasil pengujian di
beberapa lokasi di Kota Bogor daerah yang masuk wilayah Kelurahan Tanah Sareal
seperti sekitar Jambu Dua kadar debu dan tingkat kebisingan diatas baku mutu.

f. Kawasan kumuh
Kawasan kumuh adalah kawasan dengan permukaan yang tidak memenuhi
persyaratan kesehatan. Pada umumnya kawasan berada pada lokasi bantaran sungai,
tepian rel kereta api, dan sekitar area pusat perdagangan.

g. Kependudukan
 Jumlah penduduk
Jumlah penduduk di Kelurahan Tanah Sareal yang terdata pada tahun 2020
sebanyak 8.119 jiwa dengan jumlah penduduk laki-laki sebanyak 3.989 jiwa dan
penduduk perempuan sebanyak 4.130 jiwa. Berikut dapat dilihat jumlah penduduk
serta distribusi menurut usia di Kelurahan Tanah Sareal pada gambar 2.1.

7
Gambar 2.1 Jumlah Penduduk Kelurahan Tanah Sareal dan Distribusinya menurut Umur

 Pendidikan
Tingkat pendidikan dari penduduk di Kelurahan Tanah Sareal diantaranya
yaitu penduduk dengan tamat SD/MI sebanyak 745 orang atau 20%, tamat
SMP/MTs sebanyak 1.385 orang atau 38%, tamat SMA/SMK/MA sebanyak
1.108 orang atau 30% dan tamat Perguruan Tinggi sebanyak 450 orang atau 12%.
Dapat diketahui bahwa, persentase tingkat pendidikan penduduk di Kelurahan
Tanah Sareal yang terbanyak yaitu tamat SMP/MTs sebanyak 1.385 orang atau
38%.

Gambar 2.2 Tingkat Pendidikan Penduduk Kelurahan Tanah Sareal

8
 Ekonomi
Mata pencaharian dari penduduk di Kelurahan Tanah Sareal diantaranya yaitu
Pegawai Swasta sebanyak 1.201 orang atau 56%, PNS/TNI?POLRI sebanyak 274
orang atau 13%, wiraswasta sebanyak 127 orang atau 6% dan Pemilik Warung
dan Toko sebanyak 487 orang atau 22% serta kuli bangunan sebanyak 63 orang
atau 3%. Berikut gambar jenis mata pencaharian penduduk Kelurahan Tanah
Sareal.

Gambar 2.3 Jenis Mata Pencaharian Penduduk Kelurahan Tanah Sareal

2. Situasi Derajat Kesehatan


A. Kematian

Jumlah
Tahun Jumlah Kelahiran Bayi Jumlah Kematian Bayi
Ibu Mati
Laki-Laki Perempuan Laki-Laki Perempuan
2020 0
65 78 1 0
Tabel 3.1 Angka Kematian pada Bayi dan Ibu

Dari tabel 3.1 diatas, didapatkan data bahwa, pada tahun 2020 terdapat 143 orang
angka kelahiran dan angka kematian bayi sebanyak 1 orang dan jumlah kematian ibu tidak
ada.

9
B. Kesakitan

Gambar 3.1 Angka Kesakitan


Dari gambar 3.1 diatas, didapatkan data bahwa, pada tahun 2020 ditemukan kasus
diare menunjukkan angka paling tinggi yaitu 414 kasus. Hal ini disebabkan karena konsumsi
makanan yang tidak higienis.
C. Gizi
Berdasarkan data yang telah didapatkan dari petugas gizi Puskesmas Tanah Sareal, pada
tahun 2020 tidak ada ditemukan kasus gizi buruk pada balita.

3. Situasi Upaya Kesehatan


Puskesmas Tanah Sareal sebagai Pusat Pelayanan Kesehatan Strata Pertama
mempunyai kewajiban memberikan pelayanan kesehatan tingkat dasar kepada masyarakat
baik dalam bentuk pelayanan kesehatan individu (Public Health Services) maupun
pelayanan kesehatan masyarakat (Public Health Services) yang dilakukan baik di dalam
gedung maupun di luar gedung serta pembinaan kepada masyarakat.
Puskesmas Tanah Sareal mempunyai fasilitas pelayanan Rawat Jalan yang terdiri
dari Poli Umum, Poli Gigi, Pelayanan KIA- KB, Imunisasi, Farmasi, Klinik HIV, Klinik
IMS, Klinik Gizi, Klinik Pelayanan Kesehatan Lingkungan, Klinik Tumbuh Kembang,
Klinik PTM, Klinik Penanganan Dampak Asap Rokok (PADAR) serta Spesialis Penyakit
Dalam dan Rawat Inap. Pelayanan rawat inap berupa Rumah Bersalin yang melayani
persalinan 24 jam, UGD 24 Jam dan Rawat Inap Umum.
Sejak tahun 2007, program inovatif dikembangkan pada fasilitas rawat jalan yang
ada, yakni Poli Terpadu Sentra Keperawatan berupa penyatuan secara fisik area kegiatan
lintas program dari klinik sentra keperawatan, klinik lansia, Pelayanan Kesehatan

10
Lingkungan, klinik gizi, klinik tumbang dan MTBS. Kemudian secara terpadu
(menyeluruh, terintegrasi dan berkelanjutan) menangani kasus yang mendapat rujukan
dari poli-poli yang ada yang berkaitan dengan keluarga rawan seperti kelompok maternal,
bayi, balita, lansia, penyakit kronis dan DO/TLP di wilayah kerja. Kasus-kasus tersebut di
klinik sentra keperawatan menjalani asuhan keperawatan, konseling, kunjungan rumah
dan intervensi keperawatan. Sebagian kasus yang memerlukan pelayanan paripurna akan
dikonsultasikan ke klinik gizi, klinik tumbang atau Pelayanan Kesehatan Lingkungan,
semuanya satu kesatuan dalam “Poli Terpadu “ Sentra Keperawatan.
Fasilitas penunjang yang terdapat di Puskesmas Tanah Sareal diantaranya yaitu
pelayanan Laboratorium Klinik, pemeriksaan EKG dan pemeriksaan USG ibu hamil,
rontgen thorax, threadmil spinometri, cryotherapy dan microanalysis. Fasilitas ini
dirasakan terus berkembang mengingat angka kunjungan yang cukup tinggi dan
meningkat dari tahun ke tahun.
Disamping itu, sejak tahun 2007, Puskesmas Tanah Sareal dalam rangka memperluas
jangkauan pelayanan dan memberikan kenyamanan pelayanan mengembangkan konsep
ramah lansia dan ibu hamil. Konsep ramah lansia dan ibu hamil yang mengutamakan
pelayanan pada lansia dan ibu hamil ini tampaknya cukup memberikan daya ungkit dalam
peningkatan kunjungan lansia.
Puskesmas Tanah Sareal menerapkan Sistem Manajemen Informasi Puskesmas
dengan sistem komputer terpadu, mulai dari pendaftaran, pengisian ICD X sehingga dapat
dihasilkan register rawat jalan dan laporan LB 1 pada akhir bulan. Selain itu, yang masih
dalam pengembangan adalah komputeriosasi dalam rekapitulasi administrasi obat, hasil
laboratorium dan kegiatan KIA. Sistem yang sudah berjalan sudah terbukti mempercepat
pelayanan pendaftaran dan kemudahan dalam pelaporan LB 1, di mana hasil rekapnya
sudah kompatibel dengan sistem pelaporan komputer yang dipakai oleh provinsi dan kota.
Selain kegiatan dalam gedung, ada pula kegiatan luar gedung berupa kegiatan
posyandu, posbindu, kelas gizi, kelas ibu dan pertemuan rutin kader lingkungan
(termasuk kader jumantik) sangat berperan dalam mewujudkan RW siaga.

11
B. Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) Essensial
1. Pelayanan Promosi Kesehatan
Promosi Kesehatan Puskesmas adalah upaya Puskesmas dalam melaksanakan
pemberdayaan kepada masyarakat untuk mencegah penyakit dan kesehatan, baik
individu, keluarga serta lingkungannya secara mandiri. Promosi Kesehatan
Puskesmas juga mengembangkan upaya kesehatan yang bersumber masyarakat.
Upaya promosi kesehatan dilakukan agar masyarakat mampu berperilaku hidup
bersih dan sehat (PHBS). Upaya ini sebagai bentuk pemecahan masalah-masalah
kesehatan yang di hadapinya, baik masalah kesehatan yang diderita maupun yang
berpotensi mengancam, secara mandiri. Di samping itu, Petugas Puskesmas
diharapkan mampu menjadi teladan bagi pasien, keluarga dan masyarakat untuk
melakukan PHBS. Kegiatan Promosi Kesehatan dilakukan oleh semua petugas
Puskesmas.
Kegiatan Upaya Promosi Kesehatan di Puskesmas Tanah Sareal dilakukan di
dalam gedung dan di luar gedung. Kegiatan- kegiatan tersebut antara lain :
a. Komunikasi Inter Personal dan Konseling (KIP-K) dilakukan di klinik khusus
dan unit pelayanan.
b. Penyuluhan langsung dan tidak langsung (penyebaran leaflet,brosur, pemutaran
video, informasi melalui running text, poster, spanduk, banner dan papan
informasi) di dalam gedung.
c. Pengkajian PHBS di institusi Kesehatan.
d. Pengkajian dan Pembinaan PHBS di Tatanan Rumah Tangga.
e. Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat melalui penyuluhan kelompok di
masyarakat.
f. Pembinaan UKBM.
g. Pembinaan Kelurahan dan RW Siaga Aktif.
h. Pemberdayaan individu/ Keluarga melalui Kunjungan Rumah.
i. Pembinaan dan Monev Kawasan Tanpa Rokok (KTR).
j. Melakukan advokasi dan aktif menjalin kerjasama lintas sektor.

12
2. Pelayanan Kesehatan Lingkungan
Pelayanan Keshetan Lingkungan merupakan upaya pelayanan yang berbasis
lingkungan dengan tujuan dapat menyelesaikan berbagai masalah sanitasi yang ada
di lingkungan. Menurut teori Blumm, lingkungan mempunyai konstribusi besar
terhadap derajat kesehatan masyarakat sekitar empat puluh persen. Oleh karena itu
program ini sangat penting bertujuan untuk mewujudkan lingkungan kota yang sehat
melalui pengendalian faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi kesehatan,
beberapa aspek lingkungan yang membutuhkan perhatian adalah tersedianya air
bersih, sanitasi dan lingkungan pemukiman yang sehat, serta keamanan pangan yang
memenuhi syarat kesehatan.
Kegiatan yang dilakukan antara lain:
a. Pendataan Sanitasi Dasar (rumah sehat, air bersih, sarana jamban, sarana
sampah dan sarana pembuangan air limbah)
b. Inspeksi kesehatan lingkungan (IKL) berupa peninjauan, pemeriksaan
dan pembinaan untuk mencari besarnya sarana sanitasi yang memenuhi syarat
kesehatan. Kemudian membuat pemetaan daerah rawan IKL yang terdiri dari:
1) IKL (sanitasi) makanan dan minuman (inspeksi dan pembinaan TPM)
2) IKL Raksa
3) IKL tempat tempat umum (TTU)
c. Pelayanan Kesehatan Lingkungan (YANKESLING), kegiatan ini
bertujuan untuk penyelesaian masalah sanitasi yang berhubungan dengan
penyakit berbasis lingkungan, bagi pasien yang dirujuk untuk berkonsultasi ke
Pelayanan Kesehatan Lingkungan.
d. Intervensi Sanitasi (apabila ditemukan kasus di Pelayanan Kesehatan
Lingkungan dengan kunjungan ke rumah).
e. Pengendalian Vektor, berupa kegiatan pengawasan tempat potensial
perindukan vektor di pemukiman dan pemberdayaan pokja potensial
pemberantasan vektor ( kader jumantik ).
f. Berkoordinasi dengan kader siaga lingkungan dalam konteks kelurahan
siaga sehingga kegiatan promkes berupa surveillance berbasis masyarakat dapat
berfungsi dan tanggap dalam keadaan kegawatdaruratan, seperti KLB DBD dll.

13
3. Pelayanan KIA-KB
Program Kesehatan Ibu Anak dan Keluarga Berencana (KIA-KB) merupakan dua
pelayanan dasar pada ibu dan anak yang bersinergi dalam upaya langsung untuk
menurunkan Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi. Program ini bertujuan
untuk meningkatkan derajat kesehatan keluarga melalui peningkatan pengetahuan dan
kemampuan keluarga dalam bidang kesehatan Ibu dan Anak. Program pelayanan
kesehatan dimulai dari Pemeriksaan Ibu Hamil, Pelayanan Persalinan, Pelayanan Ibu
Nifas, Pelayanan Kesehatan Neonatus dan Bayi, serta Pelayanan Kesehatan Balita
(Anak Usia Prasekolah).
Pelayanan kepada masyarakat di wilayah kerja dilakukan melalui kegiatan KIA di
10 posyandu yang ada di Kelurahan Tanah Sareal. Selain pelayanan KIA yang
dilaksanakan rutin setiap bulan, juga dilaksanakan kelas Ibu Hamil dan Kelas Ibu
balita.
Selain itu, pelayanan persalinan di Puskesmas Tanah Sareal terdiri dari 6 buah
tempat tidur dengan perincian 2 tempat tidur di VK, 1 tempat tidur di UGD PONED,
3 tempat tidur di ruang nifas serta bidan yang siap melayani 24 jam (tinggal di
tempat).

4. Pelayanan Gizi
Pelayanan gizi di Puskesmas meliputi upaya promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif. Kegiatan pelayanan ini dilaksanakan di wilayah kerja puskesmas baik
didalam gedung maupun diluar gedung.
a. Kegiatan Luar Gedung
1) Penimbangan Balita
Penimbangan bayi dan balita bertujuan untuk memantau pertumbuhan
dan perkembangan bayi dan balita pada setiap bulannya. Cakupan D/S di
wilayah kerja Puskesmas Tanah Sareal pada tahun ini yaitu 66,7%. Upaya
yang telah dilakukan yaitu dengan cara satu kader memantau balita yang ada
di setiap RT minimal satu orang kader memantau 10 orang balita. Hal ini
dilakukan untuk memudahkan dalam proses sweeping dan memantau balita

14
yang ditimbang, sehingga diharapkan meningkatkan cakupan angka D/S di
Posyandu.
2) ASI Eksklusif
ASI Eksklusif adalah intervensi yang paling efektif untuk mencegah
kematian pada anak. Pemberian ASI Eksklusif yaitu hanya memberikan ASI
sampai anak usia 6 bulan. Cakupan ASI Eksklusif di wilayah kerja
Puskesmas Tanah Sareal pada tahun ini yaitu 40,8%. Hal ini dapat terjadi
karena kurangnya pengetahuan masyarakat tentang pentingnya pemberian
ASI. Untuk meningkatkan capaian ASI Eksklusif, diadakan kelas ASI,
dimana kegiatan ini berlangsung selama 6 bulan dengan peserta yag sama dan
memiliki tujuan yaitu untuk memantau pemberian ASI Eksklusif kepada bayi.
Selain kegiatan kelas ASI, kegiatan lainnya yang dapat mendukung ASI
Eksklusif yaitu memberikan konsultasi ASI kepada calon pengantin.
3) Bulan Penimbangan
Kegiatan bulan penimbangan balita bertujuan untuk mengetahui status
gizi dari keseluruhan jumlah balita. Dari hasil penimbangan BB/U untuk
kategori underweight, didapatkan hasil 3,5%. Untuk balita dengan kategori
underweight akan mendapatkan konseling atau penyuluhan pada saat di
posyandu dan pemantauan agar status gizi tidak menurun dan diharapkan
dapat mencapai status gizi yang optimal.
Berdasarkan hasil pengukuran menurut TB/U untuk kategori stunting,
didapatkan hasil 3,7%. Untuk balita dengan kategori sangat pendek dan
pendek mendapatkan PMT, penyuluhan dan konseling serta pemantauan
setiap bulan. Untuk kegiatan pencegahan stunting, selain dilakukan kegiatan
penyuluhan, juga diadakan kelas ASI yang salah satu tujuannya yaitu untuk
mencegah terjadinya stunting.
Berdasarkan hasil pengukuran menurut BB/TB untuk mengetahui status
gizi, didapatkan hasil 1,9%. Untuk balita dengan kategori kurus, diberikan
PMT biskuit, puding, susu serta konseling mengenai pemberian dan
pengaturan makanan di Puskesmas.

15
4) Vitamin A Balita
Pemberian vitamin A pada balita dilakukan untuk mencegah kekurangan
vitamin A dan kebutaan (buta senja) dan juga untuk meningkatkan sistem
kekebalan tubuh, sehingga dapat mengurangi kejadian kesakitan dan
kematian pada balita seperti campak dan diare.
Cakupan pemberian vitamin A di wilayah kerja Puskesmas Tanah Sareal
pada tahun ini sebesar 94.9%.
5) Vitamin A Ibu Nifas
Pemberian vitamin kepada ibu nifas bertujuan untuk membantu
pembentukan ASI yang berkualitas yang dibutuhkan bayi. Cakupan vitamin
A pada Ibu Nifas yaitu sebesar 100%.
6) Ibu Hamil Anemia
Cakupan ibu hamil dengan anemia di Puskesmas Tanah Sareak adalah.
Hal yang dapat dilakukan untuk mengurangi jumlah ibu hamil dengan anemia
yaitu konseling gizi, pemeriksaan rutin dan pemberian PMT.
7) FE 1 dan FE 3
Cakupan ibu hamil yang mendapat tablet tambah darah di wilayah kerja
Puskesmas Tanah Sareal yaitu sebesar 97,4%.
8) Garam Beryodium
Yodium merupakan zat gizi mikro yang penting untuk pertumbuhan dan
perkembangan mental. Untuk meningkatkan pengetahuan keluarga tentang
pentingnya menggunakan garam beryodium maka dilakukan penyuluhan
dengan harapan kedepannya setiap keluarga dapat menggunakan garam yang
mengandung yodium yang sesuai.
9) Anemia Remaja Putri
Pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) pada Rematri bertujuan untuk
mengurangi jumlah anemia pada remaja putri dan untuk menghindari masalah
akibat kurangnya gizi seperti stunding dan penyakit tidak menular ketika
dewasa.

16
10) Penyuluhan CATIN (Calon Pengantin)
Penyuluhan pada Calon Pengantin (CATIN) dilakukan di Kantor Urusan
Agama (KUA) di Kecamatan Tanah Sareal. Materi yang diberikan yaitu
tentang 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) yang dimulai dari persiapan
perkawinan, masa kehamilan, saat melahirkan, masa setelah melahirkan dan
perawatan serta pengasuhan anak. Kegiatan ini dilakukan untuk memberikan
edukasi dan informasi kesehatan bagi calon pasangan suami istri.
b. Kegiatan Dalam Gedung
Kegiatan gizi dalam gedung berupa Klinik Gizi. Klinik Gizi melayani
konseling dari mulai balita, remaja, dewasa dan lansia. Gizi merupakan salah satu
faktor penentu untuk mencapai kesehatan yang prima dan optimal. Masalah gizi
dapat menurunkan status kesehatan yang akan berdampak buruk pada kualitas
sumber daya manusia. Oleh karena itu, upaya penanggulangan masalah gizi di
masyarakat harus ditingkatkan melalui peningkatan kesehatan dan ekonomi.
Gizi diperlukan untuk dapat tetap hidup, tumbuh dan berkembang bahkan
sejak awal kehidupan manusia. Pelayanan pada balita yaitu konseling masalah
gizi, penyaluran Pemberian Makanan Tambahan (PMT), Stimulasi Deteksi
Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) dan konseling menyusui pada ibu
yang masih memiliki bayi.
Pelayanan pada dewasa yaitu pemberian konseling dan pemberian Fe pada
Calon Pengantin serta ada pelayanan konsultasi bagi pasien dengan penyakit tidak
menular. Pemberian edukasi dan informasi gizi juga dilakukan pada kelompok
Prolanis Puskesmas Tanah Sareal, Ibu Hamil dan Ibu Menyusui.
c. Pelayanan Gizi Berintegrasi
1) Penjaringan Kesehatan di Sekolah
Penjaringan kesehatan di sekolah dilakukan pada siswa tahun ajaran baru.
Manfaat dari kegiatan ini adalah untuk mengetahui status kesehatan pada
siswa baru. Pemeriksaan yang dilakukan meliputi penimbangan berat badan,
pengukuran tinggi badan, pemeriksaan fisik, tes buta warna, tes gangguan
emosional, tes mata serta PTM lainnya.

17
Pada bidang gizi dilakukan penimbangan dan pengukuran untuk
mengetahui status gizi pada siswa/siswi di sekolah.
2) Dokter Kecil (Dokcil) dan PKPR
Kegiatan Dokcil dan PKPR untuk meningkatkan pemahaman dan
kemampuan para kader kesehatan disekolah, sehingga diharapkan dapat
menjadi peloppor kesehatan untuk hidup bersih dan sehat baik bagi dirinya
sendiri maupun lingkungannya.

5. Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit


a. Pemberantasan Penyakit DBD
Penyakit DBD atau Demam Berdarah Dengue adalah penyakit yang
disebabkan oleh virus dengue yang dibawa oleh nyamuk Aedes Aegypti. Penyakit
DBD di wilayah kerja Puskesmas Tanah Sareal masih menimbulkan
permasalahan. Hal-hal yang telah dilakukan untuk mengatasi permasalahan
tersebut diantaranya yaitu:
1) PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk) dengan gerakan 3M agar bebas dari
jentik nyamuk Aedes Aegypti.
2) Pelatihan kader Jumantik 1 orang dari setiap RW untuk memeriksa jentik di
rumah-rumah warga.
3) Pembinaan Pokjanal DBD Kelurahan Tanah Sareal. Kegiatan ini bertujuan
untuk mengaktifkan kembali pokjanal yang ada dan diharapkan dapat
terbinanya koordinasi dengan pokja DBD di Kecamatan Tanah Sareal.
4) Focused Fogging adalah untuk mematikan nyamuk dewasa agar terputusnya
rantai penularan DBD.
5) Massal Fogging bila terjadi KLB DBD dan Abatasi Selektif.
6) Pada tahun 2020 terdapat 5 kasus DBD dan meninggal 0 di wilayah kerja
Puskesmas Tanah Sareal. Dengan angka CFR 0% yang menunjukkan bahwa
penatalaksanaan kasus suspek DBD sudah semakin baik sehingga kasus DBD
yang dirawat di Rumah Sakit dapat sembuh.

18
b. Pemberantasan Penyakit Diare
Penyakit diare merupakan penyakit menular berbasis lingkungan yang masih
menjadi masalah kesehatan di masyarakat. Hal ini diaibatkan karena masih rendah
nya pengetahuan masyarakat tentang sanitasi serta kebiasaan masyarakat yang
tinggal di bantaran sungan masih menggunakan air sungai untuk keperluan sehari-
hari.
Kasus diare yang diobati di wilayah kerja Puskesmas Tanah Sareal pada
tahun 2020 yaitu terdapat 414 kasus.
c. Pemberantasan Penyakit TBC
Penyakit TBC di Indonesia masih menjadi penyebab kematian nomor satu
pada penyakit infeksi. Sampai saat ini TBC Paru di Kelurahan Tanah Sareal
masih menjadi salah satu masalah kesehatan yang membutuhkan perhatian
khusus. Kegiatan penemuan kasus dan pengobatan penderita TBC Paru BTA+
merupakan kegiatan strategis dalam penanggulangan penyakit tersebut karena
dengan menangani tuntas penderita BTA+ artinya rantai penularan dapat
diputuskan dan kematian akibat penyakit TBC dapat dicegah.
Sejak tahun 1998, pelaksanaan pemberantasan TBC di Kota Bogor
menerapkan strategi DOTS (Directly Observe Treatment Shortcures) dimana
pengobatan dilakukan berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium dan terapi
dipantau oleh Pemantau Menelan Obat (PMO). Kegiatan penanganan kasus TB
Paru di Puskesmas Tanah Sareal dilakukan mulai dari konseling dan penyuluhan
tentang penyakit TBC dan terapinya hingga membuat perjanjian antara pasien dan
PMO dengan tujuan agar pasien sadar dan patuh dalam menjalankan pengobatan.
d. Pemberantasan Penyakit Kusta
Pada tahun 2020, di wilayah kerja Puskesmas Tanah Sareal tidak ditemukan
kasus penderita kusta. Walaupun tidak ditemukan kasus kusta, tetapi perlu tetap
waspada dan melakukan deteksi sebagai upaa pencegahan terjadinya penyakit
kusta. Selain itu juga dapat dilakukan penyuluhan mengenai penyakit kusta.
e. Sistem Kewaspadaan Dini Kejadian Luar Biasa (SKD-LB)
Sistem Kewaspadaan Dini Kejadian Luar Biasa (SKD-LB) merupakan suatu
sistem yang mampu mengantisipasi dan mencegah kejadian luar biasa akibat

19
penyakit menular yang dapat dilakukan dengan cara pengumoulan, pengolahan
dana analisa data dari semua pelayanan di Puskesmas Tanah Sareal. Berikut
kegiatan yang dilakukan diantaranya yaitu:
1) Laporan W2 yang merupakan laporan mingguan berisi data penyakit potensial
wabah yang dilaksanakan dalam rangka meningkatkan Sistem Kewaspadaan
Dini (SKD-KLB)
2) Adanya tenaga surveilans yang mampu mengantisipasi kewaspadaan dini
sebelum dan sesudah terjadi Kejadian Luar Biasa
3) Adapun bentuk kewaspadaan dini yang dikembangkan di masyarakat dalam
kelurahan siaga adalah:
a) Sistem pelaporan cepat terhadap kejadian/penyakit bencana menular akut
seperti DBD termasuk kematian massal pada unggas (kewaspadaan flu
burung) yang diterima oleh petugas puskesmas yang buka pelayanan 24
jam
b) Kader siaga lingkungan yang terlatih dalam kewaspadaan dini dan
kegawatdaruratan
f. Imunisasi
Program imunisasi ini selalu menjadi fokus utama kegiatan pencegahan
penyakit, mengingat pelaksanaan imunisasi di wilayah kerja Puskesmas Tanah
Sareal meliputi:
1) Imunisasi bayi yang bertujuan mencegah penyakit menular pad bayi dan
balita. Imunisasi dasar tersebut adalah BCG, DPT I-II-III, Polio I-II-III-IV,
Hepatitis I-II-III, campak dan rubella.
2) Imunisasi ibu hamil dan CATIN bertujuan untuk mencegah terjadinya
kematian bayi akibat tetanus neonatorum dengan cara pemberian vaksin TT
pada ibu hamil sebanyak dua kali dengan melihat status imunisasi TT
sebelumnya.
3) Imunisasi bagi anak sekolah bertujuan untuk mencegah terjadinya penyakit
menular. Dapat dicegah dengan imunisasi pada anak-anak SD dengan cara
pemberian vaksin DT dan campak. Bagi siswa kelas satu (siswa baru) dan

20
pada siswa usia dibawah 7 tahun mengunakan vaksin DT. Sedangkan untuk
usia diatas 7 tahun mengunakan vaksin Td.

C. UPAYA PENGEMBANGAN
1. UKS
Program Usaha Kesehatan Sekolah merupakan pengembangan dari pelayanan
kesehatan ibu dan anak, dengan sasaran anak Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar,
Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas. Kegiatan UKS meliputi
tiga aspek, yaitu pendidikan, pembinaan lingkungan dan pelayanan.
Adapun tujuan UKS adalah untuk meningkatkan mutu pendidikan dan prestasi
belajar peserta didik dengan meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat serta
derajat kesehatan peserta didik dan menciptakan lingkungan yang sehat. Sedangkan
secara khusus tujuan UKS adalah memupuk kebiasaan hidup sehat dan mempertinggi
derajat kesehatan peserta didik yang di dalamnya mencakup:
a. Memiliki pengetahuan, sikap, dan ketrampilan untuk melaksanakan prinsip hidup
sehat, serta berpatisipasif aktif di dalam usaha peningkatan kesehatan di sekolah
dan di perguruan agama, di rumah tangga, maupun di lingkungan masyarakat
b. Sehat, baik dalam arti fisik, mental, social, maupun lingkungan
c. Memiliki daya hayat dan daya tangkal terhadap pengaruh buruk, penyalahgunaan
narkoba, alkohol, dan kebiasaan merokok serta hal-hal yang berkaitan dengan
masalah pornografi dan masalah sosial lainnya. Kegiatan ini dilakukan dalam
wadah Program PKPR (Pelayanan Kesehatan Perduli Remaja)
d. Kesinambungan Program UKS dari anak pra sekolah dan usia sekolah sampai
tingkat SMU meliputi TK/RA, SD/MI, SMP/MTS, SMU/SMK/MA
e. Pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan
f. Peran aktif kader UKS atau Kader Kesehatan Remaja dalam kegiatan penjaringan,
kegiatan minum obat cacing, imunisasi anak sekolah dll yang terkoordinasi dalam
piket UKS

21
2. Perkesmas/CHN
Hampir seluruh negara di dunia menunjukkan bahwa tenaga keperawatan
merupakan tulang punggung sistem pelayanan kesehatan; perawat dan bidan
seringkali menjadi pemberi pelayanan utama. Menurut World Bank cara pembiayaan
yang paling efektif untuk pelayanan kesehatan dasar yang utama adalah melalui
kombinasi strategi kesehatan masyarakat dengan suatu paket pelayanan kesehatan
dasar, yang hampir seluruhnya dapat dilakukan oleh tenaga keperawatan.
CHN adalah suatu bidang dalam keperawatan yang merupakan perpaduan
antara keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan dukungan peran serta aktif
masyarakat, serta mengutamakan pelayanan promotif dan preventif secara
berkesinambungan tanpa mengabaikan pelayanan kuratif dan rehabilitatif secara
menyeluruh dan terpadu, ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat sebagai suatu kesatuan yang utuh melalui proses keperawatan, untuk ikut
meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara optimal, sehingga mandiri dalam
upaya kesehatannya.
Metode yang digunakan dalam pelayanan keperawatan dirumah adalah proses
keperawatan dengan melibatkan secara aktif pasien/klien dan anggota keluarganya.
Proses keperawatan adalah sekumpulan tindakan yang terpilih secara matang
dalam usaha memperbaiki status kesehatan pasien/klien serta menambah kemampuan
mereka dalam mengatasi masalah kesehatan. Pelaksanaan dari proses keperawatan
disebut Asuhan Keperawatan, yang mana merupakan bantuan, bimbingan,
penyuluhan, dan pengawasan atau perlindungan yang diberikan oleh seorang tenaga
keperawatan untuk memenuhi kebutuhan pasien/klien sehingga mereka dapat
mandiri.

3. Pengobatan Gigi dan Mulut


Pelayanan Gigi dan Mulut di Puskesmas Tanah Sareal terdiri dari kegiatan
promotif, preventif dan kuratif. Kegiatan promotif yaitu dilakukan kegiatan seperti
penyuluhan tentang kesehatan gigi dan mulut. Kegiatan promotif dapat dilakukan
oleh kader kesehatan gigi terlatih dan unsur masyarakat yaitu kader posyandu.

22
Sedangkan kegiatan preventif (pencegahan) melalui UKGS dan UKGM, untuk
kegiatan kuratif (pengobatan) dilaksanakan di Poli Gigi Puskesmas.

4. Kesehatan Lansia
Kesehatan lansia memiliki tujuan meningkatkan kesejahteraan usia lanjut
melalui kegiatan Kelompok Usia Lanjut dalam masyarakat sehingga terjadi
peningkatan aspek pencegahan tanpa mengabaikan aspek pengobatan dan pemulihan.
Sejak tahun 2007, kegiatan Lansia termasuk dalam program inovatif Klinik
Ramah Lansia di Poli Terpadu Sentra Keperawatan.

5. Kesehatan Jiwa
Kesehatan jiwa adalah bagian integral dari kesehatan dan merupakan kondisi
yang memungkinkan perkembangan fisik, mental dan sosial individu secara optimal
dan selaras dengan orang lain.
Ruang lingkup kesehatan jiwa cukup luas sehingga masalah kesehatan jiwa
yang ditangani oleh program kesehatan jiwa bersifat kompleks dan meliputi gangguan
jiwa dan syaraf, gangguan psikososial, gangguan perkembangan manusia yang
harmonis dan peningkatan kualitas hidup.
Pelayanan kesehatan jiwa merupakan upaya kesehatan jiwa yang langsung
ditujukan kepada individu, keluarga dan masyarakat.

6. Penunjang (USG, EKG, Laboratorium, Rontgen)


a. USG
Pemeriksaan USG di Puskesmas Tanah Sareal dilaksanakan untuk pelayanan
ibu hamil dengan tujuan sebagai penegakan diagnosa.
b. EKG
Pemeriksaan EKG di Puskesmas Tanah Sareal dilaksanakan untuk penegakan
diagnosa penyakit jantung, cek kesehatan pekerja dan calon jemaah haji.
Pelaksanaan dilakukan dengan treadmil dengan fasilitas alat PTM.

23
D. UPAYA KESEHATAN PERORANGAN
1. Rawat Jalan
Pelayanan Rawat Jalan di Puskesmas Tanah Sareal terdiri dari:
a. Poli Umum
Poli umum di Puskesmas Tanah Sareal terdiri dari poli anak, poli umum dan
poli lansia. Pelayanan pasien anak terpisah dari orang dewasa, sebagai salah satu
upaya untuk mendukung Puskesmas Ramah Anak. Poli Lansia juga terpisah dari
pasien umum dewasa yang lain, karena Puskesmas Tanah Sareal termasuk
Puskesmas Ramah Lansia. Selain itu juga melayani Pemeriksaan kesehatan untuk
pembuatan surat sehat dan pemeriksaan fisik calon jemaah haji.
Saat pelayanan poli anak, khusus untuk balita dilaksanakan penanganan
khusus dengan program MTBS. MTBS merupaka suatuu pendekatan keterpaduan
dalam tatalaksana balita sakit meliputi upaya kuratif terhadap penyakit
pneumonia, diare, campak, infeksi telinga, malnutrisi dan upaya promotif serta
preventif yang meliputi imunisasi, pemberian vitamin A dan konseling pemberian
makan yang bertujuan untuk menurunkan angka kematian bayi dan balita dan
menekan morbiditas karena penyakit tersebut.

b. Poli Gigi
Poli Gigi di Puskesmas Tanah Sareal memiliki dua dokter gigi dan satu
perawat gigi, melayani perawatan dasar seperti penambalan dan pencabutan gigi
pada pasien anak dan dewasa.

c. Poli KIA
Kesehatan Ibu Anak dan Keluarga Berencana merupakan dua pelayanan
dasar pada ibu dan anak yang bersinergi dalam upaya langsung menurunkan
Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi.

d. Farmasi
Pelayanan kefarmasian terbagi dalam dua kegitana yaitu pengelolaa sedian
farmasi dan bahan medis habis pakai (BMHP) serta pelayanan farmasi klinik.

24
Pengelolaan sediaan farmasi dan BMHP serta pelayanan farmasi klinik di
puskesmas merupakan satu rangkaina kegiatan yang saling terkait satu dengan
yang lain, oleh karena itu sebagai upaya dalam peningkatan pelayanan kesehatan
maka obat harus selalu tersedia di Puskesmas. Jenis dan jumlah obat yang tersedia
harus sesuai dengan kebutuhan dan pola penyakit yang ada, untuk itu pengelolaan
obat untuk memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan dasar harus dilaksanakan
secara efektif dan efisien.
Penyimpanan obat dilakukan di gudang Obat Puskesmas berdasarkan
ketentuan, yaitu setiap jenis obat disertai dengan pencatatan di kartu stok,
dikelompokan berdasarkan jenis sediaan dan diatur dengan system First In First
Out (FIFO) dan First Expire Date First Out (FEFO).

e. Laboratorium
Laboratorium kesehatan di Puskesmas merupakan salah satu bagian
pelayanan utama yang menunjang kegiatan pelayanan kesehatan di setiap
Puskesmas. Peranan laboratorium di Puskesmas saat ini telah menjadi bagian
yang cukup diperhitungkan , penegakan diagnosa penyakit telah banyak
mensyaratkan untuk didukung dengan data hasil pemeriksaan laboratorium.

f. Klinik IMS
Klinik IMS adalah klinik yang khusus melayani pasien dengan keluhan atau
dugaan penyakit infeksi menular seksual. Pelayanan berupa konsultasi dan
pemeriksaan seperti keputihan dan ganguan pada alat kelamin.

g. Klinik PTM
Klinik PTM melaksanakan kegiatan mulai dari upaya promotif, preventif,
kuratif dan rehabilitatif. Pelaksanaan kegiatan ini sudah diintegrasikan dengan
klinik lansia, Posbindu dan Sentra Keperawatan. Puskesmas juga mendapatkan
bantuan alat-alat diagnostik yang canggih seperti treadmill, oksigen purifyer,
EKG, dll. Dan sudah berkoordinasi dengan konsulen yaitu dokter spesialis
penyakit dalam.

25
h. Klinik Penanggulangan Dampak Asap Rokok (PADAR)
Klinik ini melayani pasien dengan masalah merokok. Klinik ini bertujuan
untuk membantu pasien berhenti merokok. Pasien yang datang berasal dari klinik
PTM, rujukan poli, pasien TB dan mandiri. Selain konseling, dapat dilakukan
pemeriksaan smoke analyzer sebagai pemeriksaan penunjang.

i. Yanskesling
Pelayanan Kesehatan Lingkungan merupakan suatu upaya kegiatan yang
mengintegrasikan pelayanan kesehatan antara promotif, preventif, dan kuratif
yang difokuskan pada penduduk yang beresiko tinggi untuk mengatasi masalah
penyakit berbasis lingkungan dan masalah kesehatan lingkungan pemukiman
yang dilaksanakan oleh petugas puskesmas bersama masyarakat yang dapat
dilaksanakan secara pasif dan aktif, baik di dalam maupun di luar gedung.
Pelayanan Kesehatan Lingkungan di Puskesmas Tanah Sareal dilakukan
guna memberikan pendokumentasian kasus penyakit berbasis lingkungan,
konseling, kunjungan rumah untuk penemuan populasi at risk dan intervensi
rencana tindak lanjut (intervensi sanitasi).

2. Rawat Inap
Rawat Inap Puskesmas Tanah Sareal beropersi sejak tahun 2013,memiliki 3
ruang rawat dengan kapsitas 12 tempat tidur terdiri dari 4 tempat tidur laki-laki.4
tempat tidur perempuan dan 4 tempat tidur anak-anak. Pada tahun 2018 kriteria BOR
(Bed Occupancy Ratio) masih dibawah standar karena rata-rata kunjungan pasien
rawat inap kecil dikarenakan posisi Puskesmas Tanah Sareal dekat dengan beberapa
Rumah sakit.

26
3. UGD
Dengan lokasi Puskesmas Tanah Sareal yang strategis dari jangkauan
masyarakat serta jalur jalan satu arah yang sangat rawan terjadinya kecelakaan, oleh
karena itu dibutuhkan pelayanan gawat darurat 24 jam. Adapun kasus gawat darurat
langsung mendapatkan pelayanan di pelayanan 24 jam.

4. PONED
Pelayanan Kesehatan Neonatus dan Bayi, serta Pelayanan Kesehatan Balita
(Anak Usia Prasekolah). Pelayanan persalinan di Puskesmas Tanah Sareal tersedia 3
buah tempat tidur dan bidan yang siap melayani 24 jam, yang didukung oleh
pelayanan USG.

E. UPAYA INOVATIF
1. Bude Sri (Budayakan dengan Selalu Rajin Tensi)
Bude Sri atau Budayakan dengan Selalu Rajin Tensi merupakan salah satu
bentuk inovasi pengendalian Hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Tanah Sareal
yang melibatkan masyarakat, petugas kesehatan dan kader dalam wilayah sebagai
salah satu upaya pengendalian penyakit hipertensi.
Pelaksanaan program ini didasarkan pada peran serta aktif masyarakat dalam
bentuk pemberdayaan secara mandiri. Sehingga diharapkan akan memberikan
manfaat bagi setiap pihak yang terlibat dalam hal ini masyarakat, petugas kesehatan
dan kader sesuai peran dan kebutuhan masing-masing terutama menjadi motivasi
penderita hipertensi untuk mengikuti pengobatan standar dan meningkatkan kontrol
terhadap tekanan darah.

2. GEMPITA (Gerakan Masyarakat Peduli Kesehatan Jiwa)


Gempita merupakan inovasi dari program kesehatan jiwa denagn mengajak
masyarakat untuk peduli kepada penderita ganguan jiwa disekitar wilayah Puskesmas
Tanah Sareal, Sosialisasi pertama kali dilakukan pada saat lokmin bulan November
tahun 2018, dan di teruskan sosialisasi pada saat Rakor Kader bersama dengan Lurah
Tanah Sareal Bulan Januari Tahun 2019.

27
Pelaksanaan kegiatan pelacakan kasus ODGJ (Orang Dengan Gangguan Jiwa)
di Wilayah Puskesmas Tanah Sareal pelaksanaan dimulai bulan Februari s.d Agustus
Tahun 2019 bersama dengan TIM ACT Puskesmas Tanah Sareal dan Tim ACT
RSMM beserta Kader Kesehatan Jiwa.

3. MINJAM DASI (Minum Jamu Tradisional)


Program inovasi “MINJAM DASI” ini terbentuk dari hasil PISPK yang
dilakukan karena masih terdapat penderita hipertensi yang belum rutin memeriksakan
kesehatannya secara rutin ke puskesmas atau tidak terkontrol dan tidak rutin
meminum obat untuk hipertensi karena kekhawatiran akan efek samping dari obat
hipertensi. Penyakit hipertensi juga masih masuk dalam 10 besar penyakit di
Puskesmas Tanah Sareal.

4. TAMASYA TOGA
Program inovasi “TAMASYA TOGA” ini terbentuk dari hasil dari PIS-PK di
Puskesmas Tanah Sareal yang masih menunjukan keenganan masyarakat untuk
datang kontrol berobat ke puskesmas serta sebagai salah satu alternatif pengobatan
untuk pasien yang masih khawatir terhadap efek samping dari obat non herbal atau
obat yang berbahan kimia. Program inovasi “TAMASYA TOGA” juga menjadi
penunjang dan mendukung terlaksananya program inovasi “MINJAM DASI” dan
tercapai pemberdayaan masyarakat dalam pemanfaatan Taman Obat Keluarga dan
Keterampilan masyarakat agar dapat melakukan perawatan kesehatan secara mandiri
untuk mengatasi gangguan kesehatan ringan dan memelihara kesehatan.

4. SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN


A. Sarana Kesehatan
Sarana kesehatan yang ada di wilayah kerja Puskesmas Tanah Sareal
menurut kepemilikan yaitu sebagai berikut:

Kepemilikan
No. Fasilitas Kesehatan
Pemda Swasta Jumlah
1. Puskesmas dengan RB 1 0 1
2. Praktek Perorangan 0 4 4

28
3. Dokter Spesialis 0 2 2
4. Dokter Gigi 0 1 1
5. Bidan 0 1 1
6. Praktek Berkelompok 0 1 1
7. Rumah Bersalin 0 1 1
8. Perusahaan Besar Farmasi 0 0 0
9. Apotek 0 1 1
10. Pelayanan Kesehatan Tradisional Empiris 0 1 1
(Hattra)
Tabel 5.1 Sarana Kesehatan Menurut Kepemilikan
B. Tenaga Kesehatan
Tenaga kesehatan yang ada di Puskesmas Tanah Sareal sebagai berikut:

No. Tenaga Kesehatan Jumlah


1. Dokter Spesialis 0
2. Dokter Umum 3
3. Dokter Gigi 2
4. Bidan 11
5. Perawat 9
6. Perawat Gigi 1
7. Tenaga Kesehatan Masyarakat 1
8. Tenaga Gizi 2
9. Tenaga Kefarmasian 1
10. Apoteker 1
11. Ahli Laboratorium Medik 2
12. Rekam Medis 1
13. Radiografer 1
14. Pejabat Struktural 1
15. Tenaga Dukungan Manajemen 9

Tabel 5.2 Tenaga Kesehatan di Puskesmas Tanah Sareal

BAB III
PELAKSANAAN ASUHAN KEPERAWATAN

Kegiatan praktik komunitas Kelompok khusus (Bayi, Balita, Ibu Hamil) di RT 01 s/d RT
02 RW 6 Kelurahan Tanah Sareal Kecamatan Bogor Tengah dilaksanakan mulai 8 November
hingga 20 November 2021. Kegiatan sesuai dengan proses keperawatan, yaitu terdiri dari atas

29
pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan., implementasi dan evaluasi. Dilakukannya hal
tersebut akan didapatkan suatu rangkaian asuhan keperawatan yang berkesinambungan.

Setelah selesai pengkajian, maka data yang terkumpul di analisa untuk menemukan
masalah keperawatan komunitas yang muncul pada kelompok khusus Ibu dan Anak. Pada
implementasi akan dilaksanakan kegiatan yang telah disusun didalam perencanaan dan
dimusyawarahkan melalui Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) tingkat RW. Setelah rencana
tindakan disepakati oleh peserta, mahasiswa bersama kader melakukan implementasi. Setelah
tahap implementasi selesai dilaksanakan, evaluasi dilakukan untuk mengetahui apakah
ditemukan kesenjangan antara perencanaan dan implementasi serta hal yang dapat mendukung
dan menghambat implementasi kegiatan yang telah direncanakan.

A. Persiapan
1. Persiapan Masyarakat
Berupa kegiatan untuk mengenal masyarakat secara langsung di RW 06 kelurahan
Tanah Sareal. Untuk persiapan masyarakat dilakukan melalui pendekatan kepada
ketua RW, ketua RT, tokoh agama, Kader dan masyarakat untuk menyampaikan
maksud dan tujuan prakrik keperawatan komunitas serta strategi yang akan
dilakukan.
2. Persiapan Teknis
Persiapan teknis dalam melakiukan pelayanan keperawatan komunitas yang kami
lakukan diawali :
a. Pada tanggal 08 November 2021 diterima di Puskesmas Tanah Sareal bersama
dengan pihak puskesmas dan pembimbing kampus. Kemudian, diterima di
lingkungan RW 06 bersama ketua RT 01.
b. Pada tanggal 08 November 2021 mendapat arahan dari pembimbing kampus
untuk praktik keperawatan komunitas di Kelurahan Tanah Sareal RW 06.
c. Pada tanggal 08 November sampai 10 November 2021 melakukan pendataan
kesehatan khusus Ibu dan Anak di lingkungan RW 06.

Pada tanggal 13 November 2021 melaksanakan Musyawarah Masyarakat Desa (MMD)


tingkat RW yang mana masyarakat bersama dengan petugas kesehatan akan

30
mendiskusikan dan memutuskan cara mengatasi masalah kesehatan yang didapatkan hasil
pendataan.

B. Pelaksanaan Asuhan Keperawatan Komunitas Pada Kelompok Khusus Ibu dan


Anak
1. Pengkajian
Dari hasil yang diperoleh melalui pendataan yang dilakukan dari tanggal 08 sampai
10 November di warga RW 06 Kelurahan Tanah Sareal Kecamatan Bogor Tengah
yang berjumlah total 173 KK (RT 01 dan 02). Dari 173 KK di RW 06 sampel jumlah
KK yang dikaji sebanyak 96 KK dan ditemukan 27 KK untuk kelompok khusus ibu
dan anak. Pengkajian dilakukan dengan cara meminta daftar nama individu dari kader
dan berkunjung kerumah warga. Selain itu data dicari dengan melalui pengkajian ke
warga secara langsung. Dari 96 KK hasil pengkajian terdapat jumlah bayi dan ibu
menyusui sebanyak 10 orang, balita 20 orang, dan ibu hamil 6 orang. Data tersebut
yang telah diperoleh akan diolah dan dianalisa, kemudian disusun berdasarkan
kelompok masalah kesehatan. Hasil data ditampilkan dalam bentuk tabel dan
diagram. Dibawah ini, akan diuraikan hasil pengkajian di RW 06 yaitu sebagai
berikut :
a. Data Umum
Secara umum batas wilayah kelurahan Tanah Sareal adalah sebagai berikut:
1) Batas Wilayah
Sebelah Utara : Kelurahan kedung badak
Sebelah Timur : Kelurahan bantarjati
Sebelah Selatan : Kelurahan sempur
Sebelah Barat : Kelurahan kebon pedes
Batas Wilayah Kelurahan RW 06 kelurahan Tanah Sareal adalah sebagai
berikut :
Sebelah Barat : RT 3
Sebelah Utara : RT 04 dan RT 05
Sebelah Selatan : RT 01

31
Sebelah Timur : RT 2 dan RT 06
Jumlah penduduk RW 06 Kelurahan Tanah Sareal yang dikaji berjumlah 267
jiwa dari 96 KK yang tersebar di 2 RT.
2) Luas wilayah
Wilayah kelurahan Tanah Sareal kecamatan bogor Tengah kota bogor
mempunyai luas wilayah 105 Ha. Khususnya wilayah RW 06
3) Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk yang dikaji di RW 06 Kelurahan Tanah Sareal yang
dijadikan sampel berjumlah 96 KK, dengan jumlah jenis kelamin yang terdiri
138 laki-laki dan 129 perempuan. Jumlah bayi 10 dengan jenis kelamin laki-
laki 6 orang dan perempuan 4 orang, Jumlah balita 20 dengan jenis kelamin
laki-laki 12 orang dan 8 orang perempuan.
4) Fasilitas Umum
Fasilitas yang ada di RW 06 (RT 01 sampai dengan RT 02) diantaranya
terdapat Mushola di RT 01. Posyandu di RT 01 dan tempat pembuangan
sampah di RT 01.
5) Organisasi Kemasyarakatan
Organisasi kemasyarakatan di RW 06 diantaranya pengajian yang
dilaksanakan setiap hari jumat, Majelis Ta’lim dan kader di RT 01 sampai RT
02 yang masih berperan aktif dalam kegiatan di RW 06.
6) Sarana Kesehatan
Sarana kesehatan di RW 06 diantaranya terdapat Posyandu dan Posbindu di
RT 01

b. Data Kesehatan
Berdasarkan hasil pengkajian oleh mahasiswa Poltekkes Kemenkes Bandung
Program Studi Keperawatan Bogor pada tanggal 08 November sampai 10
November 2021, terhadap 96 kepala keluarga dengan cara wawancara langsung
dan observasi didapatkan distribusi data sebagai berikut :
I. Data Demografi
a. Usia

32
Diagram 3.1 menunjukkan hasil penduduk RW 06 Kelurahan Tanah Sareal
berjumlah 267 orang, terdiri dari usia bayi 0-12 bulan sebanyak 10 orang
(4%), usia balita 1-5 tahun sebanyak 20 orang (8%), usia sekolah 6-11 tahun
sebanyak 31 orang (12%), usia remaja 12-18 tahun sebanyak 27 orang (9%),
usia dewasa 19-45 tahun sebanyak 113 orang (42%), dan lansia >46 tahun
sebanyak 68 orang (25%).

b. Jenis Kelamin

33
Dari diagram 3.2 menunjukkan hasil penduduk RW 06 Tanah Sareal
sebanyak 267 orang, berjenis kelamin laki-laki sebanyak 138 orang (52%)
dan berjenis kelamin perempuan 129 orang (48%)

c. Agama

Dari diagram 3.3 menunjukkan hasil seluruh penduduk RW 06 Kelurahan


tanah sareal sebanyak 96 KK, terdiri dari 261 orang beragama islam (97%),
sebanyak 4 orang beragama kristen (2%), sebanyak 2 orang beragama katolik
(1%).

34
d. suku

Dari Diagram 3.4 tersebut menunjukkan hasil hampir seluruh penduduk


RW 06 Kelurahan Tanah Sareal sebanyak 54 KK bersuku sunda (56%), dan
bersuku jawa sebanyak 42 KK (44%).

e. Pekerjaan

35
Dari diagram 3.5 menunjukkan hasil pekerjaan KK di RW 06 kelurahan
Tanah Sareal sebanyak 96 KK bekerja sebagai TNI 1 KK (1%), Pedagang
sebanyak 3 KK (3%), pegawai swasta sebanyak 36 KK (38%), petani 1 KK
(1%), buruh sebanyak 31 KK (32%) orang, IRT sebanyak 21 KK (22%) , dan
lain lain sebanyak 3 KK (3%).

f. Status Pendidikan

Dari grafik 3.6 menunjukkan hasil bahwa penduduk RW 06 Kelurahan Tanah


Sareal sebanyak 93 orang berpendidikan SD (35%), sebanyak 58 orang
berpendidikan SMP (22%), sebanyak 73 orang berpendidikan SMA (27%),
sebanyak 3 orang berpendidikan D3 (1%), sebanyak 4 orang berpendidikan
D4 (2%), dan tidak sekolah sebanyak 36 orang (13%).

g. Status Ekonomi (Penghasilan Kepala Keluarga)

36
Dari diagram 3.7 menunjukkan data status ekonomi perbulan penduduk RW
06 Kelurahan Tanah Sareal sebanyak 25 KK (26%) berpenghasilan
<500.000, sebanyak 24 KK (25%) berpenghasilan 500.000-1.000.000,
sebanyak 30 KK (31%) berpenghasilan 1.000.000-2.000.000, sebanyak 17
KK (18%) berpenghasilan >2.000.000.

II. Data Khusus


a. Masalah Kesehatan Bayi dan Balita

Dari diagram 3.8 menunjukkan hasil masalah kesahatan bayi dan


balita dalam jangka 2 bulan terakhir di RW 06 Kelurahan Tanah Sareal
sebanyak 7 orang menderita diare (23%), sebanyak 1 orang menderita

37
pneumonia (4%), sebanyak 14 orang menderita caries (47%), sebanyak 1
orang menderita asma (3%), sebanyak 1 orang menderita sembelit (3%),
dan sebanyak 6 orang tidak memiliki masalah kesehatan (20%).

b. Kesehatan Bayi dan Balita


1) Pengetahuan ibu tentang imunisasi

Dari diagram 3.9 menunjukkan hasil seluruh ibu dari penduduk


RW 06 kelurahan Tanah Sareal sebanyak 30 orang (100%) mengetahui
mengenai imunisasi pada bayi dan balita.

2) Status Immunisasi Lengkap

38
Dari diagram 3.10 menunjukkan hasil bahwa bayi dan balita RW
06 Kelurahan Tanah Sareal sebagian besar sudah melakukan imunisasi
lengkap sebanyak 25 orang (83%) dan sebagian kecil belum melakukan
imunisasi lengkap sebanyak 5 orang (17%) dikarenakan ada yang belum
cukup umurnya.

3) Bayi di Beri ASI

39
Dari diagram 3.11 menunjukkan hasil bahwa sebanyak 9 bayi (90%) di
beri ASI dan sisa nya 1 bayi (10%) tidak diberikan ASI dengan alasan ASI
tidak keluar, ibu bayi bekerja dan bayi diberi susu formula.

4) Pengetahuan ibu tentang PASI

Dari diagram 3.12 menunjukkan hasil seluruh penduduk RW


06 Kelurahan Tanah Sareal sebanyak 28 orang ibu (100 %) memiliki
pengetahuan tentang PASI.

40
5) Pengetahuan Ibu tentang tumbuh kembang bayi dan balita

Dari diagram 3.13 menunjukkan hasil bahwa penduduk RW 06 Kelurahan


Tanah Sareal sebagian besar sebanyak 13 ibu (43%) mengetahui tumbuh
kembang bayi dan balita dan 17 ibu (57%) belum mengetahui tumbuh
kembang bayi dan balita.

c. Kesehatan Ibu

1) Pengetahuan ibu tentang kehamilan

41
Dari Diagram 3.14 menunjukkan hasil sebagian besar ibu hamil di RW 06
Kelurahan Tanah Sareal sebanyak 3 orang (50%) mengetahui masa
kehamilan dan 3 orang (50%) tidak mengetahui masa kehamilan.

2) Pemeriksaan kehamilan rutin

Dari diagram 3.15 menunjukkan hasil bahwa penduduk RW 06 Kelurahan


Tanah Sareal sebanyak 6 orang (100%) memeriksakan kehamilan secara
rutin.

42
3) Mendapatkan suntikan TT

Dari diagram 3.16 menunjukkan hasil bahwa penduduk RW 06 Kelurahan


Tanah Sareal sebagian besar sebanyak 4 orang (67%) mendapatkan
suntikan TT dan 2 orang (33%) tidak mendapatkan suntikan TT.

4) Ibu hamil mengkonsumsi obat penambah darah

43
Dari diagram 3.17 menunjukkan hasil bahwa penduduk RW 06 Kelurahan
Tanah Sareal sebanyak 6 orang (100%) mengkonsumsi obat penambah
darah.

5) Pengetahuan ibu tentang masa menyusui

Dari diagram 3.18 menunjukkan hasil bahwa penduduk RW 06 Kelurahan


Tanah Sareal sebanyak 4 orang (40%) mengetahui masa menyusui dan 6
orang (60%) tidak mengetahui masa menyusui.

6) Ibu melakukan perawatan payudara

44
Dari diagram 3.19 menunjukkan hasil bahwa penduduk RW 06 Kelurahan
Tanah Sareal seluruh ibu tidak melakukan perawatan payudara (100%).

7) Pengetahuan ibu tentang KB

Dari diagram 3.20 menunjukkan hasil bahwa penduduk RW 06 Kelurahan


Tanah Sareal sebagian besar ibu tidak mengetahui tentang KB sebanyak
10 KK (40%) dan yang mengetahui tentang KB sebanyak 15 KK (60%).

8) Ibu menjadi akseptor KB

45
Dari diagram 3.21 menunjukkan hasil bahwa penduduk RW 06 Kelurahan
Tanah Sareal seluruh ibu menjadi akseptor KB (100%).

9) Jenis alat kontrasepsi yang digunakan

Dari diagram 3.22 menunjukkan hasil bahwa penduduk RW 06 Kelurahan


Tanah Sareal yang menggunakan IUD sebanyak 12 KK (48%), suntik
sebanyak 8 KK (32%), dan pil sebanyak 5 KK (20%).

d. Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan

1) Bayi balita berobat atau tidak

46
Dari diagram 3.23 menunjukkan hasil seluruh penduduk RW 06
Kelurahan Tanah Sareal sebanyak 30 orang bayi dan balita (100%)
berobat saat bayi/balita saat sakit.

2) Pelayanan kesehatan yang digunakan

Dari grafik 3.24 menunjukkan hasil bahwa penduduk RW 06


Kelurahan Tanah Sareal sebayak 50 KK atau (52%) pergi berobat ke
puskesmas, 30 KK atau sebanyak (31%) pergi berobat ke praktek dokter,
dan 16 KK atau (17%) mengobati sendiri atau membeli obat diwarung

3) Alasan tidak menggunakan pelayanan kesehatan

47
Dari Diagram tersebut menunjukkan hasil bahwa penduduk RW 06
Kelurahan Tanah Sareal sebanyak 16 KK tidak menggunakan fasilitas
kesehatan karena terkendala biaya sebanyak 10 KK (62%) dan 6 KK
(38%) tidak menggunakan fasilitas kesehatan karena faskes tersebut sulit
untuk dijangkau

4) Jenis jaminan kesehatan

Dari diagram 3.26 menunjukkan hasil sebagian besar penduduk RW 06


Kelurahan Tanah Sareal sebanyak 86 KK (90%) menggunakan jaminan
kesehatan BPJS, sebanyak 10 KK (10%) tidak mempunyai jaminan
kesehatan.

5) Keikutsertaan Posyandu

48
Dari diagram 3.27 menunjukkan hasil sebagian besar penduduk RW
06 Kelurahan Tanah Sareal sebanyak 29 bayi/balita (97%) aktif
keikutsertaan di posyandu secara rutin (sebelum pandemik) dan sebanyak
1 bayi/balita (3%) tidak aktif keikutsertaan di posyandu (tidak rutin).

6) Pengetahuan PHBS

49
Dari diagram 3.28 menunjukkan hasil sebagian besar penduduk RW 06
Kelurahan Tanah Sareal sebanyak 66 KK (69%) sudah mengetahui
mengenai PHBS dan sebanyak 30 KK (31%) tidak mengetahui mengenai
PHBS.

e. Data Penunjang Kesehatan : Kesehatan Lingkungan

1) Rumah tinggal

Dari diagram 3.29 didapatkan hasil sebagian besar penduduk RW 06


Kelurahan Tanah Sareal sebanyak 51 KK (53%) memiliki rumah
permanen dan sebanyak 45 KK (47%) memiliki rumah semi permanen.

2) Ventilasi

50
Dari diagram 3.30 menunjukkan hasil sebagian besar penduduk RW 06
Kelurahan Tanah Sareal sebanyak 12 KK (12%) memiliki lubang angin
dan jendela terbuka, sebanyak 69 KK (72%) memiliki lubang angin dan
jendela kecil, dan sebanyak 15 KK (16%) memiliki jendela tetapi tertutup.

3) Pencahayaan

Dari diagram 3.31 menunjukkan hasil sebagian besar penduduk RW 06


Kelurahan Tanah Sareal sebanyak 70 KK (73%) di dalam rumah dapat

51
membaca tulisan dan sebanyak 26 KK (27%) samar samar dapat membaca
huruf kecil.

4) Penerangan

Dari diagram 3.32 menunjukkan hasil sebagian besar penduduk RW 06


Kelurahan Tanah Sareal sebanyak 96 KK (100%) di dalam rumah
memakai penerangan listrik.

5) Kebersihan

Dari diagram 3.33 menunjukkan hasil sebagian besar penduduk RW 06


Kelurahan Tanah Sareal sebanyak 50 KK (52%) memiliki kebersihan

52
rumah serba bersih dan teratur dan sebanyak 46 KK (48%) memiliki
kebersihan rumah kotor acak-acakan dan berdebu.

6) Sumber Air Bersih

Dari diagram 3.34 menunjukkan hasil sebagian besar penduduk RW 06


Kelurahan Tanah Sareal sebanyak 86 KK (90%) memiliki sumber air
PAM dan sebanyak 10 KK (10%) memiliki sumber air sumur.

7) Cara Pengolahan sebelum air minum dikonsumsi

53
Dari diagram 3.35 menunjukkan hasil sebagian besar penduduk RW 06
Kelurahan Tanah Sareal sebanyak 50 KK (52%) mengkonsumsi air
minum dimasak, sebanyak 45 KK (47%) mengkonsumsi air isi ulang dan
sebanyak 1 KK (1%) mengkonsumsi air kemasan.

8) Tempat Penampungan air minum / bak mandi

Dari diagram 3.36 menunjukkan hasil sebagian besar penduduk RW 06


Kelurahan Tanah Sareal sebanyak 55 KK (57%) memiliki penampungan
air bersih tidak berlumut dan tidak ada jentik nyamuk dan sebanyak 41
KK (43%) memiliki penampungan air berlumut dan ada jentik nyamuk.

9) Membersihkan tempat penampungan air / bak mandi

54
Dari diagram 3.37 menunjukkan hasil sebagian besar penduduk RW 06
Kelurahan Tanah Sareal sebanyak 86 KK (90%) membersihkan
penampungan air kurang dari satu minggu sekali dan sebanyak 10 KK
(10%) membersihkan penampungan air lebih dari satu minggu sekali.

10) Pembuangan tinja

Dari diagram 3.38 menunjukkan hasil sebagian besar penduduk RW 06


Kelurahan Tanah Sareal sebanyak 96 KK (100%) menggunakan WC leher
angsa.

11) Pembuangan sampah


55
Dari diagram 3.39 menunjukkan hasil sebagian besar penduduk RW 06
Kelurahan Tanah Sareal sebanyak 96 KK (100%) membuang sampah
dengan cara diambil oleh petugas sampah.

12) Penyediaan Makanan dan Minuman

a. Penyimpanan makanan

Dari diagram 3.40 menunjukkan hasil seluruh penduduk RW 06


Kelurahan Tanah Sareal menyimpan makanan ditempat tertutup.

56
b. Peralatan makanan

Dari diagram 3.41 menunjukkan hasil sebagian besar penduduk RW 06


Kelurahan Tanah Sareal langsung mencuci peralatan makan setelah
dipakai sebanyak 60 KK (62%) dan tidak langsung dicuci sebanyak 36
KK (38%).

f. Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas)

1) Melakukan aktivitas fisik

57
Dari diagram 3.42 menunjukkan hasil sebagian besar penduduk RW 06
Kelurahan Tanah Sareal sebanyak 60 KK (62%) melakukan aktivitas fisik
dan sebanyak 36 KK (38%) tidak melakukan aktivitas fisik.

2) Mengkonsumsi sayur dan buah setiap hari

Dari diagram 3.43 menunjukkan hasil sebagian besar penduduk RW 06


Kelurahan Tanah Sareal sebanyak 40 KK (42%) mengonsumsi sayur dan
buah setiap hari dan sebanyak 56 KK (58%) tidak mengonsumsi sayur dan
buah setiap hari.

3) Merokok

58
Dari diagram 3.44 menunjukkan hasil sebagian besar penduduk RW 06
Kelurahan Tanah Sareal sebanyak 71 KK (74%) tidak merokok dan
sebanyak 25 KK (26%) merokok.

4) Tidak mengkonsumsi alcohol

Dari diagram 3.45 menunjukkan hasil sebagian besar penduduk RW 06


Kelurahan Tanah Sareal sebanyak 91 KK (95%) tidak mengonsumsi
alkohol dan sebanyak 5 KK (5%) mengonsumsi alkohol.

5) Periksa kesehatan secara rutin minimal 6 bulan/sekali:

59
Dari diagram 3.46 menunjukkan hasil sebagian besar penduduk RW 06
Kelurahan Tanah Sareal sebanyak 60 KK (62%) melakukan cek kesehatan
secara rutin dan sebanyak 36 KK (38%) tidak cek kesehatan secara rutin.

6) Membersihkan lingkungan sekitar

Dari diagram 3.47 menunjukkan hasil sebagian besar penduduk RW 06


Kelurahan Tanah Sareal sebanyak 70 KK (73%) membersihkan
lingkungan sekitar dan sebanyak 26 KK (27%) tidak membersihkan
lingkungan sekitar.

7) Menggunakan jamban

60
Dari diagram 3.48 menunjukkan hasil sebagian besar penduduk RW 06
Kelurahan Tanah Sareal sebanyak 96 KK (100%) tidak menggunakan
jamban.

ANALISA DATA

No. Data Masalah

1. Hasil Angket Risiko peningkatan angka


kejadian gangguan
Menurut hasil angket masyarakat RW 06,
pertumbuhan dan
didapatkan hasil :
perkembangan pada balita
- Sebanyak 13 kk (43%) mengetahui tumbuh di RW 06 Kelurahan
kembang bayi dan balita dan 17 kk (57%) belum Tanah Sareal
mengetahui tumbuh kembang bayi dan balita.
- Sebanyak 56 KK (56%) tidak mengonsumsi
sayur dan buah setiap hari
- Sebanyak 17 KK atau 57% tidak mengetahui
cara menstimulasi perkembangan bayi sesuai
kelompok usianya.

Wawancara

- sebanyak 17 kk (57%) belum mengetahui


tumbuh dan kembang bayi dan balita
- Kader mengatakan saat pandemi posyandu
masih keliling ke rumah warga dan baru
menetap pada bulan September hingga sekarang
dan sering melalukan kegiatan posyandu rutin
setiap bulan
- Beberapa ibu mengatakan membutuhkan
informasi mengenai tumbuh kembang pada
balita dan gizi pada anak

61
2. Hasil Angket Tingginya angka kejadian
Menurut hasil angket masyrakat RW 06 didapatkan Caries gigi pada balita di
hasil : rw 06 (1)
- Sebanyak 14 dari 20 balita (78%) mengalami
carries
Wawancara
- 14 dari 20 ibu mengatakan anaknya jarang
menggosok gigi
- 20 anak sering mengonsumsi makanan manis
- 14 dari 20 ibu mengatakan kurang
memahami tentang pentingnya oral hygiene
Observasi
- 14 dari 20 tampak anak mengalami carries

3. Hasil Angket Risiko penigkatan angka


kejadian penyakit pada ibu
Menurut hasil angket masyrakat RW 06, didapatkan
dan balita (Diare dan
hasil :
DBD) akibat lingkungan
- Sebanyak 7 dari 20 anak (39%) mengalami dan perilaku yang kurang
diare sehat di RW 06 Kelurahan
- Sebanyak 46 KK atau 46% memiliki Tanah Sareal
lingkungan rumah yang kurang sehat
- Sebanyak 45 KK atau 48 % dengan cara
membeli air minum isi ulang yang tidak
bermerek
- Sebanyak 36 KK atau 37% peralatan makan
tidak langsung dicuci
Wawancara
- Kader mengatakan jika ada bayi dan balita
yang sakit biasanya ibu bayi dan balita

62
berobat ke puskesmas
- Beberapa ibu mengatakan 2 bulan terakhir
anaknya mengalami diare, asma, pneumonia
- Beberapa ibu kurang memahami pentingnya
cuci tangan
- Kader mengatakan ingin mendapatkan
informasi mengenai DBD karena sudah ada
angka kejadian di rw 06
- Kader mengatakan kasus DHF di rw 06 tidak
ada namun setiap seminggu sekali sering di
cek jentik nyamuk ke setiap rumah warga
Observasi
- Beberapa anak makan makanan sembarangan
- Lingkungan disekitar rumah warga terlihat
kurang bersih
- Beberapa anak tampak tidak mencuci tangan
sebelum makan
- Terdapat genangan air di lingkungan RW 06
Tanah Sareal

4. Hasil Angket Kesiapan peningkatan


Nutrisi ibu hamil dan ibu
Menurut hasil angket masyarakat RW 06,
menyusui di RW 06
didapatkan hasil :
Kelurahan Tanah sareal
- Sebanyak 56 KK atau 58% tidak
mengonsumsi buah dan sayur setiap hari
- Sebanyak 36 KK atau 37% tidak melakukan
pemeriksaan kesehatan rutin minimal 6 bulan
- Sebanyak 9 dari 10 ibu atau 90% bayi diberi
ASI ekslusif
- Sebanyak 3 (50%) dari 6 ibu hamil tidak

63
mengetahui menu makanan sehat saat hamil
- Sebanyak 12 KK (48%) menggunakan KB
IUD, suntik sebanyak 8 KK (32%), dan PIL
sebanyak 5 KK (20%)
Wawancara
- Beberapa ibu mengatakan belum mengetahui
tentang KB
- Beberapa ibu mengatakan belum mengetahui
menu makanan pada ibu hamil
- Beberapa ibu tidak mengetahui jenis alat
kontrasepsi yang akan digunakan
- Beberapa ibu tidak menduga kehamilan
- Ibu hamil belum mengetahui tentang
makanan sehat untuk ibu hamil

5 Wawancara Resiko berulang kejadian


- Kader mengatakan sebanyak 16 orang dari covid 19 di rw 06
267 orang yang terkena Covid-19
- Kader mengatakan sebanyak 14 dari 16
orang yang terkena Covid-19 menjalani
isolasi mandiri
- Kader mengatakan sebanyak 2 dari 16 orang
yang terkena Covid-19 menjalani rawat inap
di Rumah Sakit
- Kader mengatakan sebanyak 331 orang di
RW 06 (RT 01 & RT 02 ) Tanah Sareal
sudah di Vaksin Covid-19
Observasi
- Masyarakat di RW 06 terlihat jarang
memakai masker

64
- Masyarakat RW 06 tidak ada yang patuh
akan prokes 5M

2. Diagnosa Keperawatan

1. Tinggimya angka kejadian Caries gigi pada balita di rw 06


2. Risiko penigkatan angka kejadian penyakit pada ibu dan balita (Diare dan DBD)
akibat lingkungan dan perilaku yang kurang sehat di RW 06 Kelurahan Tanah Sareal
3. Resiko berulang kejadian covid 19 di rw 06
4. Risiko peningkatan angka kejadian gangguan pertumbuhan dan perkembangan pada
balita di RW 06 Kelurahan Tanah Sareal
5. Kesiapan peningkatan Nutrisi ibu hamil dan ibu menyusui di RW 06 Kelurahan
Tanah sareal

65
66
Prioritas Masalah Keperawatan Komunitas

No Masalah A B C D E F G H I J K L Score Prioritas


Total

1. Tinggimya angka kejadian 5 4 5 4 4 3 3 3 3 3 3 3 44 Diagnosis 1


Caries gigi pada balita di rw
06 Kelurahan Tanah Sareal
2. Risiko penigkatan angka 5 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 41 Diagnosis 2
kejadian penyakit pada ibu
dan balita (Diare dan DBD)
akibat lingkungan dan
perilaku yang kurang sehat
di RW 06 Kelurahan Tanah
Sareal
3. Resiko berulang kejadian 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 40 Diagnosis 3
covid 19 di rw 06 Kelurahan
Tanah Sareal
4. Risiko peningkatan angka 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 39 Diagnosis 4
kejadian gangguan
pertumbuhan dan
perkembangan pada balita di
RW 06 Kelurahan Tanah

67
Sareal
5 Kesiapan peningkatan 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 38 Diagnosis 5
Nutrisi ibu hamil dan ibu
menyusui di RW 06
Kelurahan Tanah sareal

68
Keterangan
Keterangan score
A. Resiko terjadi 1. Sangat rendah
B. Resiko parah
2. Rendah
C. Potensial untuk Penkes
D. Minat masyarakat 3. Cukup

E. Mungkin diatasi 4. Tinggi


F. sesuai program 5. Sangat tinggi
G. Tempat
H. Waktu
I. Dana
J. Fasilitas kesehatan
K. Sumber Daya
L. Sesuai dengan peran perawat
M. Skor total
N. Urutan Prioritas

69
RENCANA KEPERAWATAN

D.Kp TUM TUK Strategi Rencana kegiatan sumber Wkt Tmp Kriteria Standar PJ

Tinggimya Setelah 1. Proses 1. Pendampingan Sarana: 15-19 Musholla 1. 1. 80% Ulfatus


angka dilakukan Meningkatnya kelompo kader tentang Novemb RT 01 Meningkat kader a’diyah
kejadian tindakan pengetahuan k Kesehatan gigi 1. laptop er 2021 nya mengikut
Caries gigi keperawata kader rw 06 pengetahu i Siti
2. Penyuluhan 2. proyektor 09. 00
pada balita n selama 5 mengenai an kader pelatihan Wafah
di rw 06 hari Kesehatan gigi Kesehatan gigi 3. sound WIB mengenai mengena Annisa
Kelurahan diharapkan pada ibu dengan system carries i carries
Tanah Carries gigi 2. balita di rw 06 pada balita pada
Meningkatnya Pra sarana :
Sareal pada balita 3. Demonstrasi balita
teratasi pengetahuan 2.
menggosok gigi 1.
Masyarakat rw Meningkat 2. 80%
mahasiswa
06 mengenai nya warga
Kesehatan gigi 2. leaflet pengetahu khususny
dan materi an a ibu
3. masyaraka dengan
ppt
Meningkatnya t rw 06 anak
kebersihan khusunya balita
mulut dan gigi ibu dengan mengeta
balita di RW 6 anak balita hui
Kelurahan mengenai tentang
Tanah Sareal, carries carries
Kota Bogor. pada balita pada
Untuk balita
mencegah
masalah
carries pada

1
balita

Risiko Setelah 1. Proses 1. Pendampingan Sarana: 15-19 Musholla 1. 1. 80% Tiara


penigkatan dilakukan Meningkatnya kelompo kader tentang Novemb RT 01 Meningkat kader azzahra
angka tindakan pengetahuan k perilaku hidup 1. laptop er 2021 nya mengikut
kejadian keperawata kader rw 06 bersih dan sehat pengetahu i Syifa
2. proyektor 09. 00 rizki
penyakit n selama 5 mengenai an kader pelatihan
pada ibu hari perilaku hidup 2. penyuluhan 3. sound WIB mengenai mengena amalia
dan balita diharapkan bersih dan perilaku hidup system diare pada i diare
(Diare dan Penyakit sehat bersih dan sehat balita pada
pada masyarakat Prasarana :
DBD) diare pada balita
akibat balita 2. rw 06 2.
1.
lingkunga teratasi Meningkatnya Meningkat 2. 80%
3. Demonstrasi mahasiswa
n dan pengetahuan nya warga
masyarakat rw mencuci tangan, pengetahu khususny
perilaku 2. leaflet
06 mengenai Pembuatan oralit, an a ibu
yang dan materi
kurang perilaku hidup 4. Melakukan ppt masyaraka dengan
sehat di bersih dan kegiatan Jumsih t rw 06 anak
RW 06 sehat (Jum’at Bersih) khusunya balita
Kelurahan ibu dengan mengeta
3. anak balita hui
Tanah Meningkatnya
Sareal mengenai tentang
kebersihan diare pada diare
lingkungan balita pada
masyarakat di balita
RW 6
Kelurahan
Tanah Sareal,
Kota Bogor.
Untuk

2
mencegah
masalah
kesehatan
diare

Resiko Setelah 1. Proses 1. Pendampingan Sarana: 15-19 RT 01 & 1. 1. 80% Tori


berulang dilakukan Meningkatnya kelompo kader tentang Novemb RT 02 Meningkat kader Firlia
kejadian tindakan pengetahuan k Covid-19 1. laptop er 2021 nya mengikut Azhari
covid 19 keperawata kader rw 06 2. proyektor pengetahu i
di rw 06 n selama 5 mengenai 2. penyuluhan 09. 00 an kader pelatihan Rio
Kelurahan hari Covid-19 mengenai prokes 3. sound WIB mengenai mengena Adityo
Tanah diharapkan 5M pada system Covid-19 i Covid- Harton
Sareal risiko 2. masyarakat rw 06 19 o
Meningkatnya 4. Masker 2.
berulang 3. Kampanye
kejadian pengetahuan Meningkat 2. 80%
Pemberian 5.
Covid-19 di masyarakat rw nya warga
06 mengenai Masker pengetahu mengikut
rw 06 Prasarana :
Tanah Covid-19 an i
1. masyaraka kegiatan
Sareal dapat
mahasiswa t rw 06 mengena
teratasi
mengenai i Covid-
2. leaflet
Covid-19 19
dan materi
ppt

Risiko Setelah 1. Proses 1. pendampingan Sarana: 15-19 Musholla 1. 1. 80% Shelma


peningkata dilakukan Meningkatnya Kelompo kader tentang gizi Novemb RT 01 Meningkat kader novand
n angka tindakan pengetahuan k seimbang pada 1. laptop er 2021 nya mengikut a
kejadian keperawata kader balita 2. proyektor pengetahu i
gangguan n selama 5 mengenai 09. 00 an kader pelatihan Siti
pertumbuh hari pertumbuhan 2. penyuluhan 3. sound WIB mengenai mengena fatimah

3
an dan diharapkan pada balita kesehatan system tumbuh i tumbuh azzahra
perkemba Risiko mengenai gizi kembang kembang
ngan pada gangguan 2. seimbang pada Pra sarana : pada balita pada
balita di pertumbuha Meningkatnya balita balita
pengetahuan 1. 2.
RW 06 n pada mahasiswa
Kelurahan balita tidak masyarakat 3. Demonstrasi Meningkat 2. 80%
Tanah terjadi mengenai gizi seimbang 2. leaflet nya warga
Sareal pertumbuhan pada balita dan materi pengetahu khususny
pada balita ppt an a ibu
masyaraka dengan
3. Mencegah t rw 06 anak
bertambahnya khusunya balita
gangguan ibu dengan mengeta
pertumbuhan anak balita hui
pada balita di mengenai tentang
RW 06 tumbuh tumbuh
Kelurahan kembang kembang
Tanah Sareal, pada balita pada
Kota Bogor balita

Kesiapan Setelah 1. Proses 1. pendampingan Sarana: 15-19 Musholla 1. 1. 80% Syifa


peningkata dilakukanny Meningkatnya kelompo kader tentang gizi
1. laptop
Novemb RT 01 Meningkat kader sofhia
a tindakan pengetahuan k seimbang pada er 2021 nya mengikut
n Nutrisi Siti nur
keperawata kader rw 06 ibu hamil dan ibu 2. proyektor pengetahu i
ibu hamil n selama 5 mengenai menyusui 09. 00 an kader pelatihan azizah
WIB Sama rt
dan ibu hari pengertian gizi 3. sound 2 juga mengenai mengena
diharapkan seimbang pada 2. penyuluhan system gizi i gizi
menyusui kesehatan
Pengetahua ibu hamil dan seimbang seimban
di RW 06 n gizi ibu mengenai gizi Pra sarana :
ibu menyusui pada ibu g pada
seimbang pada
Kelurahan hamil dan 1. hamil dan ibu hamil

4
Tanah ibu 2. ibu hamil dan ibu mahasiswa ibu dan ibu
sareal menyusui Meningkatnya menyusui menyusui menyusu
teratasi pengetahuan 2. leaflet i
masyarakat ibu 3. demontrasi dan materi 2.
hamil dan ibu protocol ppt Meningkat 2. 80%
menyusui di kesehatan 5 M nya warga
rw 06 pengetahu khususny
mengenai gizi an a ibu
seimbang dan masyaraka hamil
pola makan t rw 06 dan ibu
yang baik pada khusunya menyusu
ibu hamil dan ibu hamil i
ibu menyusui dan ibu mengeta
menyusui hui
3. mengenai penting
Meningkatnya gizi gizi
prilaku hidup seimbang seimban
sehat dan pada ibu g pada
bersih pada hamil dan ibu hamil
warga rw 06 ibu dan ibu
menyusui menyusu
i

5
DAFTAR PUSTAKA

https://eprints.uny.ac.id/9073/3/BAB%202%20-%2010604227003.pdf

http://eprints.umm.ac.id/52155/40/BAB%20II.pdf

https://www.scribd.com/doc/21737318/Kesehatan-Ibu-Dan-Anak

Anda mungkin juga menyukai