Anda di halaman 1dari 9

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

INTOLERANSI AKTIVITAS PADA PENYAKIT JANTUNG KORONER

Dibuat untuk memenuhi laporan praktik klinik keperawatan keluarga

Dosen pengampu : Meirina,S.Kep,Ns.M.Kep

Disusun oleh : Syifa Rizki Amalia (P17320319091)

TINGKAT 3B

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN BANDUNG

PROGRAM DIPLOMA 3 KEPERAWATAN

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN BOGOR

2020/2021
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

PEMBERIAN DIET PADA PENYAKIT JANTUNG KORONER

Topik : Jantung Koroner

Sub Topik : Intoleransi aktivitas

Sasaran : keluarga Ibu T

Tempat : Kebon Anggrek RT 01 RW 06 Kec. Tanah Sareal Kota


Bogor

Hari/ tanggal :

Waktu : Pukul 14.00 s/d Selesai

Analisa Data : Setelah melakukan observasi pada keluarga Ibu T di


RT 01 RW 06 Kec. Tanah Sareal Kota Bogor di dapatkan
data bahwa terdapat masalah kesehatan dalam
keluarganya khususnya pada ibu T. Permasalahan yang
terjadi pada ibu T adalah dengan riwayat Penyakit
jantung akan tetapi untuk saat ini penyakit Jntung nya
sudah membaik. Ibu T mengatakan di dalam keluarga
nya terdapat riwayat penyakit jantung. Ibu T mengeluh
mudah lelah saat melakukan aktivitas

Diagnosa Keperawatan : D.0056 Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan


ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen, adanya jaringan yang
nekrotik dan iskemi pada miokard.

1
A. Tujuan Instruksional Umum (TIU)

Setelah diberi penyuluhan, ibu T mampu mengetahui bagaimana cara


mengatasi Intoleransi Aktivitas

B. Tujuan Intruksional Khusus (TIK)

Setelah dilakukan penyuluhan Ibu T dapat:


1. Dapat menjelaskan pengertian intoleransi aktivitas
2. Dapat menyebutkan batasan karakteristis intoleransi aktivitas
3. Dapat menyebutkan penyebab intoleransi aktivitas
4. Dapat menjelaskan intoleransi aktivitas pada penderita jantung
5. Dapat menjelaskan bagaimana pengaturan intoleransi aktivitas pada
penderita jantung

C. METODE
1. Ceramah
2. Tanya jawab
D. MEDIA
1. Media SAP
2. Leatflet

2
E. MATERI (Terlampir)

TAHAPAN PENYULUH PESERTA WAKTU

Kegiatan 1. Memberi salam. 1. Menjawab salam. 5 menit


Pembuka
Pembelajaran 2. Apersepsi tentang 2. Memperhatikan
intoleransi aktivitas apa yang keluarga
pada penderita utarakan
penyakit jantung

3. Mengajukan 3. Menjawab
pertanyaan untuk pertanyaaan tentang
menggali Intoleransi aktivitas
pengalaman
sasaran tentang
intoleransi
aktivitas
Kegiatan Inti 1. Menjelaskan 1. Klien menyimak 15 menit
pengertian intoleransi penjelasan mengenai
aktivitas intoleransi aktivitas

2. menjelaskan batasan 2. Klien


karakteristik mengemukakakan
intoleransi aktivitas pendapatnya tentang

3
batasan karakteristik
intolerasi aktivitas
3. Menjelaskan
penyebab intolansi 3. Klien menyimak
aktivitas penjelasan penyuluh
tentang penyebab
intoleransi aktivitas

4. menjelaskan 4. Klien menyimak


intoleransi aktivitas tentang intoleransi
pada penderita jantung aktivitas pada
penderita jantung

5. Menjelaskan 5. Klien menyimak


bagaimana pengaturan tentang bagaimana
aktivitas pada pengaturan aktivitas
penderita jantung pada penderita jantung

4
Kegiatan a. Menyimpulkan dan Mendengarkan dan 6 M
Penutup mendiskusikan Berperan aktif dalam 5
semua materi yang diskusi e
di bahas n
b. Memberikan i
evaluasi secara t
lisan
c. Meminta salah satu
anggota keluarga
untuk menjelaskan
kembali tentang
bagaimana cara
melakukan
aktivitas sesuai
dengan
kemampuannya

F. EVALUASI

1. Jelaskan pengertian intoleransi aktivitas


2. Sebutkan batasan karakteristis intoleransi aktivitas
3. Sebutkan penyebab intoleransi aktivitas
4. Jelaskan intoleransi aktivitas pada penderita jantung
5. Jelaskan bagaimana pengaturan intoleransi aktivitas pada penderita
jantung

5
➢ Materi Penyuluhan (Terlampir)

MATERI PENYULUHAN

A. Pengertian
Intoleransi aktivitas merupakan ketidakcukupan energi untuk melakukan aktivitas
sehari-hari. Selain itu intoleransi aktivitas juga di definisikan sebagai
ketidakcukupan energi fisiologis atau psikologis yang digunakan untuk
menalnjutkan atau menyelesaikan aktivitas sehari-hari yang ingin dilakukan atau
harus dilakukan (Wilkinson,2016)

B. Batasan Karakteristik
Menurut SDKI, Batasan karakteristik pada klien dengan intoleransi aktivitas
adalah :
a. Gejala dan tanda mayor
1. Mengeluh lelah
2. Frekuensi jantung meningkat >20% dari kondisi istirahat
b. Gejala dan tanda minor
1. Merasa lemah
2. Merasa tidak nyaman setelah beraktivitas
3. Dispnea saat setelah beraktivitas

C. Penyebab
Penurunan jumlah darah yang keluar dari jantung sehingga menyebabkan
kelelahan

D. Intoleransi Aktivitas pada penderita penyakit jantung

6
Gagal jantung merupakan suatu keadaan ketidakmampuan jantung dalam
memompa darah secara adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh
yag mengedarkan nutrisi dan oksigen (black and Hawks, 2009). Dampak
ketidakadekuatan suplai nutrisi dan oksigen ke organ tubuh dapat menyebabkan
terjadinya metabolisme anaerob yang menghasilkan asam laktat berlebih sehingga
menyebabkan kelelahan yang berlebih pula. Keadaan tersebut menjadikan pasien
dengan gagal jantung cenderung mengalami penurunan toleransi terhadap
aktivitas sehari-hari.
Intervensi yang umum dirasakan untuk pasien gagal jantung dengan
masalah intoleransi aktivitas atau bed rest. Anjurkan untuk istirahat lebih pada
pasien dengan gagal jantng bukan tanpa alesan karena istirahat akan membantu
memperbaiki aliran balik vena dan mampu meningkatkan diuresis. Namun, bed
rest lebih disarankan untuk diakukan pada fase akut. Setelah melewati fase akut,
pasien berada pada fase fecovery. Pada fase ini, bed rest menjadi suatu saran yang
kontroversial karena dapat memicu menurunnya level toleransi aktivitas dan
memperberat gejala gagal jantung seperti sesak disertai batuk. Semua otot perlu
dilatih untuk mempertahankan kekuatannya termasuk dalam hal ini adalah otot
jantung (suharsono, 2011).
Kondisi patologi ini menghasilkan gejala seperti sesak napas akibat
kongesti, pembuluh darah paru, intoleransi aktivitas akibat kerusakan aliran darah
ke otot, dan edema akibat retensi cairan ( Black and Hawks, 2009).
Intoleransi aktivitas pada penderita gagal jantung satu dengan yang lain
dapat berbeda tergantung dari kapasitas fungsional. Kapasitas fungsional
merupakan kemampuan seseorang dalam melakukan aktivitas yang biasa
dilakukan dalam kehidupan sehari-hari (Wenger, 1998 dalam Suharsono, 2011).

E. Pengaturan Aktivitas Pada penderita penyakit jantung


Pasien dengan gagal jantung umumnya memiliki kebiasaan dalam
toleransi aktivitasnya sehingga menyebabkan beberapa aktivitas harus dibatasi

7
atau dikurangi termasuk dalam hal ini adalah melakukan latihan fisik latar
belakang inilah yang menyebabkan tenaga kesehatan menyarankan sebagian besar
pasien jantung untuk mengurangi aktivitasnya. Mereka berpikiran bahwa
melakukan aktivitas termasuk latihan fisik akan menyebabkan pasien dengan
gagal jantung sesak dan timbul kelelahan. Anjurkan untuk istirahat akan
membantu memperbaiki aliran balik vena dan mampu meningkatkan diuresis.
Selama periodeakut pasien jantung koroner disarankan untuk bed rest yang
betujuan untuk memperbaiki status hemodinamik. Setelah fase akut terlewati,
pasien berada pada fase recovery. Pada fase ini, bed rest menjadi suatu saran yang
kontroversial karena dapat memicu menurunnya level toleransi aktivitas dan
memperberat gejala jantung koroner seperti sesak disertai batuk. Semua otot perlu
dilatih untuk mempertahankan kekuatannya termasuk dalam hal ini adalah otot
jantung (Suharsono,2011).
Pasien perlu untuk dianjurkan melakukan aktivitas secara bertahap dengan
tujuan toleransi aktivitas dapat meningkat pula. Aktivitas dilakukan dengan
melatih respon seperti peningkatan nadi, sesak napas, dan kelelahan. Aktivitas
akan melatih kekuatan otot jantung sehingga gejala gagal jantung semakin
minimal. Aktivitas ini akan dapat dilakukan secara informal dan lebih efektif
apabila dirancang dalam program latihan fisik yang terstruktur (Nicholson, 2007).

F. Edukasi Aktivitas Pada Jantung Koroner


Latihan fisik merupakan aktivitas fisik yang terencana dan terstruktur dengan
tujuan untuk mempertahankan atau meningkatkan kebugaran fisik. Latihan ini
meliputi tipe, intensitas, durasi dan frekuensi tertentu yang disesuaikan dengan
kondisi pasien (Levina, 2010). Home based exercise training merupakan salah
satu alternatif fisik yang bertujuan untuk mempertahankan dan meningkatkan
toleransi latihan pasien penyakit jantung koroner.

Anda mungkin juga menyukai