Sebelum membicarakan lebih jauh mengenai diare, sebaiknya mengenali pola umum buang
air besar (BAB) pada bayi dan anak-anak. Pada umumnya, anak buang air besar sesering-
seringnya 3 kali sehari dan sejarang-jarangnya sekali tiap 3 hari. Bentuk tinja tergantung pada
kandungan air dalam tinja. Pada keadaan normal, tinja berbentuk seperti pisang. Dilihat dari
kandungan airnya bentuk tinja bervariasi mulai dari “cair” (kadar airnya paling tinggi, biasanya te
rjadi pada diare akut), “lembek” (seperti bubur), “berbentuk” (tinja normal, seperti pisang), dan “k
eras” (kandungan air sedikit seperti pada keadaan sembelit). Pada bayi berusia 0-2 bulan, apalagi
yang minum ASI, frekuensi buang air besarnya lebih sering lagi, yaitu bisa 8-10 kali sehari denga
n tinja yang encer, berbuih dan berbau asam. Selama berat badan bayi meningkat normal, hal
tersebut tidak tergolong diare, tetapi merupakan intoleransi laktosa sementara akibat belum semp
urnanya perkembangan saluran cerna.
D. Warna Tinja Normal
Warna tinja yang normal adalah kuning kehijauan, tetapi dapat bervariasi tergantu
ng makanan yang dikonsumsi anak. Yang perlu diperhatikan adalah bila tinja berwarna
merah (mungkin darah) atau putih seperti dempul (pada penyakit hati).
E. Penyebab Diare Pada Anak
Sebagian besar diare disebabkan oleh infeksi rotavirus (sekitar 90%). S
ebagian kecil diare dapat disebabkan oleh infeksi bakteri, parasit, jamur. Diare da
pat dipicu pemakaiaan antibiotik (antibiotic induced diarhea). Sebagian kecil lag
i disebabkan oleh keracunan makanan, alergi, dll.
F. Komplikasi Diare
Komplikasi diare adalah dehidrasi yaitu kekurangan cairan. Terdapat 3 keadaan akibat
dehidrasi, yaitu:
1. Tanpa dehidrasi (kehilangan cairan <5% Berat Badan). Tandanya anak tetap aktif, keinginan u
ntuk minum seperti biasa karena rasa haus tidak meningkat, kelopak mata tidak cekung, buang
air kecil (BAK) sering.
2. Dehidrasi ringan sedang (kehilangan cairan 5-10% Berat Badan). Tandanya anak gelisah atau r
ewel, anak ingin minum terus karena rasa haus meningkat, kelopak mata cekung, BAK mulai b
erkurang.
3. Dehidrasi berat (kehilangan cairan >10% Berat Badan). Tandanya anak lemas atau tidak sabar,
tidak dapat minum, kelopak mata sangat cekung, pada uji cubit kulit kembali lebih dari 2 deti
k. Agar lebih mudah gunakan kulit perut.
F. Tatalaksana Diare di Rumah
1. Terusakan pemberian ASI jika anak masih menyusu pada Bunda, diperbanyak
kuantitas dan frekuensi pemberiannya.
2. Rehidrasi. Berikan cairan lebih dari biasanya. Berikan cairan rehidrasi oral khu
sus anak (oralit anak) yang mengandung elektrolit untuk mencegah terjadinya
dehidrasi.
Larutan Garam-Gula Larutan Garam-Tajin
Bahan terdiri dari 1 sendok teh gula Bahan terdiri dari 6 (enam) sendok
pasir, seperempat sendok teh garam makan munjung (100 gram) tepung
dapur dan 1 gelas (200 ml) air matang. beras, 1 (satu) sendok teh (5 gram)
Setelah diaduk rata pada sebuah gelas garam dapur, 2 (dua) liter air. Setelah
diperoleh larutan garam-gula yang dimasak hingga mendidih akan
siap digunakan. diperoleh larutan yang siap
digunakan
G. Pencegahan Diare
Mencuci tangan. Anak harus diajarkan untuk mencuci tangannya, sedangkan pada bayi sering
dilap tangannya. Bunda pun juga harus sering mencuci tangan, terutama saat memberi makan
pada anak dan setelah memegang sesuatu yang kotor seperti setelah membersihkan kotoran
bayi atau anak.
Tutup makanan dengan tudung saji.
Masak air minum dan makanan hingga matang.
Jaga kebersihan makanan dan minuman, berikan ASI eksklusif minimal 6 bulan karena ASI
mengandung immunoglobulin. Untuk bayi yang "terpaksa" menggunakan susu formula, mak
a dotnya harus dicuci bersih dan disterilkan dengan baik.
Terimakasih