Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.

M DENGAN
TUMOR PARU DI RUANG MAWAR ATAS RUMAH SAKIT PARU GOENAWAN
PARTOWIDIGDO CISARUA BOGOR
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah KMB II
Pembimbing :
Susmadi, M. Kep
Ns. Dessy Widya Rini, S.Kep

Disusun oleh :
Rancaka Purnawan P1732031908 Siti Nur Azizah P17320319089
Shelma Novanda P17320319086 Windy Rachmawati P1732031908
Sifa Sofhia Azahra P17320319087 Syifa Rizki Amalia P17320319091

Tingkat 3B

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN BANDUNG


PROGRAM STUDI KEPERAWATAN BOGOR
2021
LAPORAN PENDAHULUAN
TUMOR PARU

A. Definisi
Tumor paru adalah tumor ganas paru primer yang berasal dari saluran napas atau
epitel bronkus. Terjadinya kanker ditandai dengan pertumbuhan sel yang tidak normal,
tidak terbatas, dan merusak sel-sel jaringan yang normal. Proses keganasan pada epitel
bronkus didahului oleh masa pra kanker. Perubahan pertama yang terjadi pada masa
prakanker disebut metaplasia skuamosa yang ditandai dengan perubahan bentuk epitel
dan menghilangnya silia (Slamet, 2011).
Tumor dibagi mejadi dua golongan besar yaitu tumor jinak (benign) dan tumor
ganas (malignant) atau yang popular dengan sebutan kanker. Dan defenisi kanker paru
adalah tumor ganas primer yang berasal dari saluran nafas (Bronkhus).

B. Etiologi
Umumnya kanker yang lain, penyebab yang pasti dari kanker paru belum diketahui, tapi
paparan atau inhalasi berkepanjangan suatu zat yang bersifat karsinogenik merupakan
faktor penyebab utama disamping adanya faktor lain seperti kekebalan tubuh, genetik,
dan lain-lain. Dibawah ini akan diuraikan mengenai faktor risiko penyebab terjadinya
kanker paru :
1. Merokok, menurut Van Houtte, merokok merupakan faktor yang berperan paling
penting, yaitu 85% dari seluruh kasus. Rokok mengandung lebih dari 4000 bahan
kimia, diantaranya telah diidentifikasi dapat menyebabkan kanker. Kejadian
kanker paru pada perokok dipengaruhi oleh usia mulai merokok, jumlah batang
rokok yang diisap setiap hari, lamanya kebiasaan merokok, dan lamanya berhenti
merokok.
2. Perokok pasif, semakin banyak orang yang tertarik dengan hubungan antara
perokok pasif, atau mengisap asap rokok yang ditemukan oleh orang lain di dalam
ruang tertutup, dengan risiko terjadinya kanker paru. Beberapa penelitian telah
menunjukkan bahwa pada orang- orang yang tidak merokok, tetapi mengisap asap
dari orang lain, risiko mendapat kanker paru meningkat dua kali.
3. Polusi udara, kematian akibat kanker paru juga berkaitan dengan polusi udara,
tetapi pengaruhnya kecil bila dibandingkan dengan merokok kretek. Kematian
akibat kanker paru jumlahnya dua kali lebih banyak di daerah perkotaan
dibandingkan dengan daerah pedesaan. Bukti statistik juga menyatakan bahwa
penyakit ini lebih sering ditemukan pada masyarakat dengan kelas tingkat sosial
ekonomi yang paling rendah dan berkurang pada mereka dengan kelas yang lebih
tinggi. Hal ini, sebagian dapat dijelaskan dari kenyataan bahwa kelompok sosial
ekonomi yang lebih rendah cenderung hidup lebih dekat dengan tempat pekerjaan
mereka, tempat udara kemungkinan besar lebih tercemar oleh polusi. Suatu
karsinogen yang ditemukan dalam udara polusi (juga ditemukan pada asap rokok)
adalah 3,4 benzpiren.
4. Paparan zat karsinogen, beberapa zat karsinogen seperti asbestos, uranium, radon,
arsen, kromium, nikel, polisiklik hidrokarbon, dan vinil klorida dapat
menyebabkan kanker paru. Risiko kanker paru di antara pekerja yang menangani
asbes kira-kira sepuluh kali lebih besar daripada masyarakat umum. Risiko kanker
paru baik akibat kontak dengan asbes maupun uranium meningkat kalau orang
tersebut juga merokok.
5. Diet, beberapa penelitian melaporkan bahwa rendahnya konsumsi terhadap
betakarotene, selenium, dan vitamin A menyebabkan tingginya risiko terkena
kanker paru.
6. Genetik, terdapat bukti bahwa anggota keluarga pasien kanker paru berisiko lebih
besar terkena penyakit ini. Penelitian sitogenik dan genetik molekuler
memperlihatkan bahwa mutasi pada protoonkogen dan gen-gen penekan tumor
memiliki arti penting dalam timbul dan berkembangnya kanker paru. Tujuan
khususnya adalah pengaktifan onkogen (termasuk juga gen-gen K-ras dan myc)
dan menonaktifkan gen-gen penekan tumor (termasuk gen rb, p53, dan CDKN2).
7. Penyakit paru, seperti tuberkulosis dan penyakit paru obstruktif kronik juga dapat
menjadi risiko kanker paru. Seseorang dengan penyakit paru obstruktif kronik
berisiko empat sampai enam kali lebih besar terkena kanker paru ketika efek dari
merokok dihilangkan (Price dan Wilson, 2006)
C. Faktor Resiko Kanker Paru
Hingga saat ini belum ada metode skrining yang sesuai bagi kanker paru secara
umum. Metode skrining yang telah direkomendasikan untuk deteksi kanker paru terbatas
pada kelompok pasien risiko tinggi. Kelompok pasien dengan risiko tinggi mencakup
pasien usia > 40 tahun dengan riwayat merokok ≥30 tahun dan berhenti merokok dalam
kurun waktu 15 tahun sebelum pemeriksaan, atau pasien ≥50 tahun dengan riwayat
merokok ≥20 tahun dan adanya minimal satu faktor risiko lainnya. Faktor risiko kanker
paru lainnya adalah pajanan radiasi, paparan okupasi terhadap bahan kimia karsinogenik,
riwayat kanker pada pasien atau keluarga pasien, dan riwayat penyakit paru seperti PPOK
atau fibrosis paru. Pada pasien berisiko tinggi, dengan anamnesa dan pemeriksaan fisik
yang mendukung kecurigaan adanya keganasan pada paru-paru, dapat dilakukan
pemeriksaan low-dose CT scan untuk skrining kanker paru setiap tahun, selama 3 tahun,
namun tidak dilakukan pada pasien dengan komorbiditas berat lainnya. Pemeriksaan ini
dapat mengurangi mortalitas akibat kanker paru hingga 20%.

D. Patofisiologi
Dari etiologi yang menyerang percabangan segmen/ sub bronkus menyebabkan
cilia hilang dan deskuamasi sehingga terjadi pengendapan karsinogen. Dengan adanya
pengendapan karsinogen maka menyebabkan metaplasia, hyperplasia dan dysplasia. Bila
lesi perifer yang disebabkan oleh metaplasia, hyperplasia dan dysplasia menembus ruang
pleura, biasa timbul efusi pleura, dan bisa diikuti invasi langsung pada kosta dan korpus
vertebrae. Lesi yang letaknya sentral berasal dari salah satu cabang bronkus yang
terbesar. Lesi menyebabkan obstruksi dan ulserasi bronkus dengan diiikuti dengan
supurasi dibagian distal. Gejala-gejala yang timbul dapat berupa batuk, hemoptysis,
dyspneu, demam, dan dingin. Wheezing unilateral dapat terdengar pada saat auskultasi.
Pada stadium lanjut, penurunan berat badan dan biasanya menunjukan adanya metastase,
khususnya pada hati. Kanker paru dapat bermetastase ke struktur-struktur terdekat seperti
kelenjar limfe, dinding esophagus, pericardium, otak, dan tulang rangka.
E. Pathway

-Asap rokok

-Polusi Udara
-Pemajanan Okupasi
Iritasi mukosa Bronkus

Peradangan Kronik

Pembelahan sel yang tidak


terkendali

Karsinoma paru

Iritasi oleh massa tumor Adanya massa dalam paru

Nyeri Peningkatan Sekresi Kerusakan membran alveoli


mukus

Gangguan pertukaran gas

Batuk
Penurunan ekspansi paru

Sesak nafas

Bersihan jalan nafas tidak Pola nafas tidak


efektif efektif

Malaise

Intoleran aktivitas
F. Manifestasi Klinis (guyton, Arthur 2003)
Pada fase awal kebanyakan kanker paru tidak menunjukkan gejala-gejala klinis. Bila
sudah menampakkan gejala berarti pasien dalam stadium lanjut. Gejala-gejala dapat
bersifat :
1. Lokal (tumor tumbuh setempat) :
a. Batuk baru atau batuk lebih hebat pada batuk kronis
b. Hemoptisis
c. Mengi (wheezing, stridor) karena ada obstruksi saluran nafas
d. Kadang terdapat kavitas seperti abses paru
e. Ateletaksis

2. Invasi lokal :
a. Nyeri dada
b. Dyspnea karena efusi pleura
c. Invasi ke pericardium terjadi tamponade atau aritmia
d. Sindrom vena cava superior
e. Sindrom Horner (facial anhidrosis, ptosis, miosis)
f. Sindrom Pancoast, karena invasi pada pleksus brakhialis dan sar simpatis
servikalis
3. Gejala Penyakit Mestasis :
a. Pada otak, tulang, hati, adrenal
b. Limfadenopati servikal dan supraklavikula (sering menyertai mestasis)
4. Sindrom Paraneoplastik : terdapat 10% kanker paru dan gejala :
a. Sistemik : penurunan berat badan, anoreksia, demam
b. Hematologi : leukositosis. Anemia, hiperkoagulasi
c. Hipertrofi osteoartropati
d. Neurologic : dementia, ataksia, tremor, neuropati perifer
e. Neuromiopati
f. Endokrin : sekresi berlebihan hormone paratiroid (hiperkalsemia)
g. Dermatologic : eritema multiform, hyperkeratosis, jari tabuh
h. Renal : syndrome of inappropriate antidiuretic hormone
i. Asimtomatik dengan kelainan radiologis
j. Sering terdapat pada perokok dengan COPD yang terdeteksi secara radiologis
k. Kelainan berupa nodul soliter (Zulkifli, 2007)

G. Pemeriksaan Diagnostik
Dalam menentukan diagnosis suatu penyakit paru, dikenal berbagai macam cara
pemeriksaan, yaitu:
1. Anamnesis umum maupun khusus paru
2. Pemeriksaaan jasmani secara umum dan khusus paru
3. Bakteriologi dari sputum atau sekrit bronkus/ cucian bronkus yang diperoleh dengan
bronkoskopi
4. Bronkoskopi
5. Patologi-anatomi/ sitologi dari specimen yang dicurigai
6. Pemeriksaan darah rutin
7. Analisa gas darah
8. Faal paru
9. Radiologi
10. Imunologi
11. Berbagai pemeriksaan mutahir yaitu CT Scan, PCR, dll.

H. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan medis, dan tujuan pengobatan kanker paru dapat berupa:
1. Kuratif
Memperpanjang masa bebas penyakit dan meningkatkan angka harapan hidup pasien.
2. Paliatif
Mengurangi dampak kanker, meningkatkan kualitas hidup.
3. Rawat rumah (hospice care) pada kasus terminal. Mengurangi dampak fisis maupun
psikologis kanker baik pada pasien maupun keluarga.
4. Suportif
Menunjang pengobatan kuratif, paliatif dan terminal seperti pemberian nutrisi,
transfusi darah dan komponen darah, obat antinyeri dan antiinfeksi.
Penatalaksanaan medis terdiri dari:
a) Pembedahan
Tujuan pada pembedahan kanker paru sama seperti penyakit paru lain, untuk
mengangkat semua jaringan yang sakit sementara mempertahankan sebanyak
mungkin fungsi paru-paru yang tidak terkena kanker.
b) Kemoterapi
Kemoterapi digunakan untuk mengganggu pola pertumbuhan tumor, untuk
menangani pasien dengan tumor paru sel kecil atau dengan metastasi luas serta
untuk melengkapi bedah atau terapi radiasi.
c) Radioterapi radikal, digunakan pada kasus kanker paru bukan sel kecil yang tidak
bisadioperasi. Terapi radikal sesuai penyakit yang bersifat lokaldan hanya
menyembuhkan sedikit.
d) Radioterapi paliatif, untuk hemoptisis, batuk, sesak napas atau nyeri lokal.
1) Terapi endobronkia, seperti kerioterapi, tetapi laser atau pengunaan stent
dapat memulihkan gejala dengan cepat pada pasien dengan penyakit
endobronkial yang singkat.
2) Perawatan paliatif, opiat terutama membantu mengurangi nyeri dan dipsnea.
Steroid dapat membantu mengurangi gejala nonspesifik dan memperbaiki
selera makan.
Penatalaksanaan Perawat:
a) Bantu pasien untuk mencari posisi yang paling sedikit nyerinya.
b) Dalam tindakan psikologi kurangi ansietas dengan memberikan informasi
yang sering, sederhana, jelas tentang apa yang sedang dilakukan untuk
mengatasi kondisi dan respon terhadap pengobatan.
I. Konsep Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Keluhan umum
Pengkajian keperawatan yang nyeri dada, sesak napas, mengi, batuk, sputum
mengandung darah (hemoptisis).
b. Riwayat
a. Terpajan terhadap lingkungan karsinogen (polusi udara, arsenik, debu logam,
asap kimia, debu radioaktif, dan asbestos).
b. Penyakit kronis sebelumnya yang telah mengakibatkan pembentukan
jaringan parut dan fibrosis pada jaringan paru.
c. Riwayat kesehatan keluarga
Salah satu hal yang perlu diperhatikan adalah riwayat keluarga. Faktor gen
menjadi salah satu penyebab kanker.
d. Pemeriksaan fisik
1) Inspeksi dada untuk mengetahui
a) Deformitas atau ketidakseimbangan
b) Retraksi interkostal
c) Gangguan atau penyimpangan gerakan pernapasan
d) Frekuensi, irama, kedalaman, dan upaya bernapas.
e) Retraksi inspirasi pada area supraklavikular
f) Kontraksi inspirasi sternomastoideus
2) Palpasi dada untuk mengetahui
a) Nyeri tekan
b) Pengkajian terhadap abnormalitas yang dapat dilihat
c) Ekspansi pernapasan
d) Fremitus taktil
e. Perkusi dada Bunyi jantung normal mungkin tidak ada pada emfisema.
f. Auskultasi
a) Bunyi napas
b) Bunyi napas tambahan Crackles/rales, mengi atau ronchi, wheezing.
c) Jika ada indikasi, bunyi suara yang ditransmisikan.
g. Pemeriksaan kuku jari dan tangan
Inspeksi : Falang dorsal membulat dan menggelembung. Kecembunngan dari
lempeng kuku meningkat. Sudut antara lempeng kuku dan lipatan kuku
proksimal bertambah sampai 180º atau lebih. Lipatan kuku proksimal teraba
seperti busa. Banyak penyebab dan kondisi ini, termasuk hipoksia kronis dan
kanker paru.
2. Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b.d produksi sputum yang berlebih
2. Nyeri akut b.d agen cedera biologis
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d faktor biologis
4. Intoleran aktivitas b.d ketidaksimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen
3. Intervensi Keperawatan
1. Diagnosa 1
Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b.d produksi sputum yang berlebih
Goal :
Klien akan mempertahankan pola nafas yang efektif selama dalam perawatan
Objektif :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama dalam perawatan pasien akan
mempertahan keefektifan pola nafas dengan kriteria hasil :
a. Menunjukan jalan nafas yang paten
b. RR normal (16-20x/m)
c. Saturasi O2 dalam batas normal Intervensi :
a. Anjurkan pasien untuk istirahat dan napas dalam
b. Atur posisi semi fowler
c. Observasi TTV
d. Auskultasi suara nafas
e. Berkolaborasi untuk memberikan antibiotik
2. Diagnosa 2
Nyeri akut b.d agen cedera biologis
Goal :
Nyeri berkurang selama dalam proses keperawatan
Objektif :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama dalam perawatan nyeri pasien
akan berkurang dengan kriteria hasil:
a. Skala nyeri berkurang
b. Pasien mampu mengontrol nyeri
c. Pasien menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang
d. Tanda vital dalam rentang normal
e. Tidak mengalami gangguan tidur
Intervensi
a) Kaji tingkat nyeri, beratnya (skala 0-10).
Rasional : Berguna dalam pengawasan keefektifan obat, kemajuan
penyembuhan
b) Berikan istirahat dengan posisi semifowler
Rasional : Dengan posisi semi-fowler dapat menghilangkan tegangan
abdomen yang bertambah dengan posisi telentang
c) Anjurkan klien untuk menghindari makanan yang dapat
meningkatkan kerja asam lambung
Rasional :
Mencegah terjadinya perih pada ulu hati/epigastrium
d) Observasi TTV tiap 24 jam
Rasional : Sebagai indikator untuk melanjutkan intervensi berikutnya
e) Diskusikan dan ajarkan teknik relaksasi Rasional :
Mengurangi rasa nyeri atau dapat terkontrol
f) Kolaborasi dengan pemberian obat analgesik Rasional :
Menghilangkan rasa nyeri dan mempermudah kerjasama dengan intervensi
terapi lain
3. Diagnosa 3
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b. d faktor biologis
Goal :
Pasien akan mempertahankan keseimbangan nutrisi selama dalam perawatan
Objektif:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama dalam perawatan pasien akan
mempertahankan keseimbangan nutrisi dengan kriteria hasil:
a. Nafsu makan pasien akan meningkat
b. Bb kembali normal
b. Bab lancar

Intervensi
1. Identifikasi perubahan berat badan terakhir
Rasional : Memantau perubahan berat badan
2. Bantu pasien makan jika tidak mampu
Rasional : Membantu pasien makan
3. Berikan makanan sedikit tapi sering
Rasional : Meningkatkan nafsu makan
4. Catat status nutrisi paasien: turgor kulit, timbang berat badan, integritas
mukosa mulut, kemampuan menelan, adanya bising usus, riwayat
mual/rnuntah atau diare.
Rasional : Berguna dalam mendefinisikan derajat masalah dan intervensi
yang tepat
5. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk diet yang tepat bagi pasien dan dengan
dokter dalam pemberian obat antiemetik
Rasional : Diet sesuai dengan kebutuhan pasien dan antiemetik dapat
mengurangi mual.
4. Diagnosa 4
Intoleransi aktivitas b.d ketidaksimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen
Goal :
Pasien dapat mempertahankan toleransi aktivitas selama dalam perawatan
Objektif:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama dalam perawatan pasien akan
mempertahankan toleransi aktivitas dengan kriteria hasil:
a. Pasien mampu melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri
b. TTV pasien dalam batas normal
c. Pasien nyaman saat beraktivitas
Intervensi :
a. Identifikasi aktivitas-aktivitas pasien yang diinginkan dan sangat berarti
baginya.
Rasional : Untuk meningkatkan motivasinya agar lebih aktiv
b. Berikan latihan gerak pasif dan aktif
Rasional : Memperbaiki mekanika tubuh
c. Bantu klien untuk dalam melakukan aktivitas yang memberatkan
Rasional : Menghindari hal yang dapat memperparah keadaan
d. Ajarkan kepada pasien latihan yang dapat meningkatkan kekuatan dan
ketahanan
Rasional : Dapat meningkatkan pernafasan dan secara bertahap meningkatkan
aktivitas
e. Beri dukungan dan dorongan pada tingkat aktivitas pasien yang dapat
ditoleransi
Rasional : Untuk membantu pasien membangun kemandirian
4. Implementasi Keperawatan
Implementasi adalah inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang
spesifik. Tahap pelaksanaan dimulai setelah rencana tindakan disusun dan
ditunjukkan pada perawat untuk membuat klien dalam mencapai tujuan yang
diharapkan oleh karena itu rencan tindakan yang spesifik dilaksanakan untuk
memodifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi masalah kesehatan klien. Tujuan dari
pelaksaan adalah membantu klien dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan yang
mencakup peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit dan pemulihan
(Nursalam,2001).

5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi adalah tahap akhir dari proses keperawatan yang menyediakan nilai
informasi mengenai pengaruh intervensi yang telah direncanakan dan merupakan
perbandingan dari hasil yang diamati dengan kriteria hasil yang telah dibuat pada
tahap perencanaan (Nursalam, 2001). Evaluasi dapat dilakukan dengan menggunakan
pendekatan SOAP
DAFTAR PUSTAKA
http://repository.poltekeskupang.ac.id/1440/1/KARYA%20TULIS%20ILMIAH
%20ibu%20ina.pdf
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA PASIEN TN. M DENGAN TUMOR PARU DI RUANG MAWAR ATAS
RUMAH SAKIT PARU GOENAWAN PARTOWIDIGDO

I. PENGKAJIAN
A. Identitas :
1. Klien
a. Nama : Tn. M
b. Umur : 50 tahun
c. Jenis Kelamin : Laki-laki
d. Status Perkawinan : Kawin
e. Pendidikan : SMP
f. Agama : Islam
g. Pekerjaan : Buruh
h. Alamat : Jl. Suka Mulya
i. No. RM : 313007
j. Diagnosa Medik : Tumor Paru
k. Tanggal masuk : 18 Oktober 2021
l. Tanggal Pengkajian : 19 Oktober 2021
2. Penanggung Jawab
a. Nama : Ny. A
b. Umur : 35 tahun
c. Jenis Kelamin : Perempuan
d. Pendidikan : SMP
e. Agama : Islam
f. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
m.Alamat : Jl. Suka Mulya Sukasari 02/05 Bogor Timur
g. Hubungan keluarga : Istri
B. Keluhan Utama :
Klien mengatakan batuk berdarah, sesak, pusing karna batuk berdarah, mual

C. Riwayat Kesehatan Sekarang :


Klien mengatakan sesak, batuk berdarah

D. Riwayat Kesehatan yang lalu :


Klien mengatakan mengalami batuk berdarah sejak 6 bulan yang lalu

1. Riwayat kesehatan keluarga dan genogram :


Klien mengatakan bahwa dalam keluarga klien tidak ada penyakit keturunan, ibu pasien
pernah batuk berdarah. Orang tua klien meninggal, klien anak ke 4 dari 4 bersaudara 2
laki-laki 2 perempuan, klien mempunyai anak 1 dari istri ke 1 dan klien mempunyai anak
3 dari istri ke 2

 Genogram

Keterangan :

: Laki – laki : Perempuan meninggal

: Perempuan : Klien

: Laki – laki meninggal : Tinggal serumah


2. Pola Kebisaan sehari-hari (di rumah dan di RS)

POLA KEBIASAAN
HAL YANG DIKAJI Sebelum Sakit/Sebelum di
Saat Di Rumah Sakit
RS
1. Pola Nutrisi
A. Frekuensi makan:….x/hari Klien mengatakan makan Klien mengatakan makan
B. Nafsu makan: baik/tidak 3x/hari, nafsu makan baik, 3x/hari, nafsu makan
Alasan : mual/ muntah/ porsi makan dihabiskan, klien tidak baik karna
sariawan/ …lain-lain tidak ada makanan yang mual, porsi makan
C. Porsi makanan yang tidak disukai, tidak ada setengah porsi, tidak ada
dihabiskan alergi makanan, tidak makanan alergi,
D. Makanan yang tidak disukai memiliki pantangan pantangan makanan
E. Makanan yang membuat makanan, tidak ada makanan gaada, ada penggunaan
alergi diet, tidak ada obat sebelum obat sebelum makan,
F. Makanan pantangan makan, tidak menggunakan tidak menggunakan alat
G. Makanan diet alat bantu bantu
H. Penggunaan obat-obatan
sebelum makan
I. Penggunaan alat bantu
(NGT, dll)
2. Pola Eliminasi a. BAK a. BAK
a. BAK: Klien mengatakan BAK Klien mengatakan BAK
1) Frekuensi : ……x/hari sering, warnanya kuning sering, warnanya kuning
2) Warna :…………….. jernih, tidak ada keluhan, pekat, tidak ada keluhan,
3) Keluhan :…………….. tidak menggunakan alat tidak menggunakan alat
4) Penggunaan alat bantu bantu kateter bantu kateter
(kateter,dll)
b. BAB: b. BAB b. BAB
1) Frekuensi :…..x/hari Klien mengatakan BAB 1- Klien mengatakan belum
2) Waktu : 2x/hari,waktu pagi, BAB, klien mengeluh
……………. warnanya kuning tidak ada BAB keras, tidak ada obat
3) Warna : bau khas, tidak ada keluhan, yang dikonsumsi
……………. tidak ada obat yang
4) Keluhan : dikonsumsi
…………….
5) Konsistensi :…………….
6) Penggunaan Laksatif
(ya/tidak, jika ya tuliskan
nama obatnya)
3. Pola Personal Hygiene
a. Mandi a. Mandi a. Mandi
a. Frekuensi :………… Klien mengatakan mandi Klien mengatakan mandi
x/hari 1x/hari pada pagi 1x/hari pada pagi
b. Waktu
:Pagi/Sore/Malam
b. Oral Hygiene b. Oral hygiene b. Oral hygiene
1) Frekuensi:………… Klien mengatakan sikat gigi Klien mengatakan sikat
x/hari 1x/hari pada pagi gigi 1x/hari pada pagi
2) Waktu : Pagi/ Siang/
Setelah makan/ Sebelum
tidur
c. Cuci Rambut c. Cuci rambut c. Cuci rambut
Frekuensi : Klien mengatakan mencuci Klien mengatakan belum
…………………… rambut sehabis mandi mencuci rambutnya
selama di RS
4. Pola Istirahat dan Tidur
a. Lama Tidur siang : a. Klien mengatakan susah a. Klien mengatakan
….jam/ hari untuk tidur siang susah untuk tidur
b. Lama Tidur malam: b. Klien mengatakan tidur siang
….jam/ hari malam tidak nyenyak 3 b. Klien mengatakan
c. Kebiasaan sebelum tidur: jam/hari tidur malam 3
………….. c. Klien mengatakan jam/hari tidak
kebiasaan sebelum tidur nyenyak terbangun
main hp terus
c. Klien mengatakan
kebiasaan sebelum
tidur selama di RS
main hp
5. Pola Aktiivitas dan Latihan
a. Waktu bekerja :Pagi/ Siang/ Klien mengatakan setiap Klien mengatakan selama
Malam waktu bekerja, klien di RS tidak melakukan
b. Olah raga: Ya/Tidak berolahraga pencak silat, aktivitas seperti biasanya,
c. Jenis Olah Raga: klien melakukan pencak silat tidak ada keluhan
…………… 2 kali/seminggu kamis dan
d. Frekuensi olah raga: minggu, tidak ada keluhan
……….. x/mgg saat beraktivitas
e. Keluhan dalam beraktivitas
(pergerakan tubuh/mandi/
mengenakan pakaian/sesak
setelah beraktifitas dll)
6. Kebiasaan yang
mempengaruhi kesehatan
1. Merokok : Ya/Tidak Klien mengatakan baru Klien mengatakan sudah
1) Frekuensi :……………… berenti merokok sejak 6 berenti merokok dan tidak
2) Jumlah : bulan yang lalu dan tidak meminum minuman keras
……………… meminum minuman
3) Lama pemakaian keras/NAPZA
2. Minuman keras/NAPZA:
Ya/Tidak
1) Frekuensi :……………..
2) Jumlah :……………..
3) Lama Pemakaian

3. Pemeriksaan Fisik:
Pemeriksaan Fisik Umum
1. Berat badan : 50 kg
2. Tinggi badan : 175 cm
3. IMT : 16,33
4. Tekanan Darah : 104/76 mmHg
5. Nadi : 111 x/menit
6. Frekuensi Nafas : 28 x/menit
7. Suhu Tubuh : 36,3 ˚C
8. Spo2 : 95%
9. Keadaan Umum :[ ] Ringan [ √ ] Sedang [ ] Berat
Tingkat Kesadaran:
a. Kualitas : Composmentis
b. Kuantitas:
Respon motorik :6
Respon verbal :5
Respon membuka mata :4
_____________
Jumlah : 15

4. Pemeriksaan Sistematis (Inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi)


1. Kepala:
a. Mata :
Kedua mata simetris, kedua mata pasien dapat melihat dengan baik, conjungtiva
anemis, sclera tidak ikterik, pupil mengecil jika dirangsang cahaya, jika membaca
jarak jauh agak buram

b. Hidung:
Simetris, tidak ada luka, cuping hidung positif, tidak ada secret, terpasang oksigen
nasal kanul 3L (lepas pasang)

c. Telinga :
Simetris, tidak ada luka, pendengaran berkurang
d. Mulut :
Bersih, gusi tidak berdarah, tidak ada gigi palsu, mengunyah dengan baik, tidak
ada pembengkakan (T1), tidak ada kemerahan pada pharing, tidak ada sariawan

e. Leher :
Tidak ada pembengkakan kelenjar getah bening, tidak ada pembesaran kelenjar
parotis, tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid

f. Thorak dan fungsi pernapasan:


Bentuk thorak simetris kiri dan kanan, klien sesak, pernafasan cuping hidung (-),
pergerakan dada kanan dan kiri simestris, diafragma dalam batas normal, irama
regular, sianosis negative, vocal fremitus positif

2. Pemeriksaan jantung:
Normal, jantung tampak tidak membesar, pekak

3. Pemeriksaan Abdomen :
Bentuk simetris, tidak ada luka, bising usus normal 16x/menit, tidak terdapat
nyeri tekan

5. Kulit dan ekstremitas:


Warna kulit sawo matang, bersih tidak terdapat luka atau bekas luka, tidak ada
nyeri, tidak ada gangguan kekuatan otot, terpasang infus RL 8 jam

6. Genitalia :
Tidak ada nyeri, tidak terpasang alat bantu kateter

E. Data Psikologi :
Klien mengatakan tidak terlalu memikirkan tentang penyakitnya. Ketika klien
mengalami masalah ia akan meluapkan dengan cara bercerita kepada istri dan teman
dekatnya. Keluarga mengatakan sangat mendukung klien untuk cepat sembuh dari
penyakit yang dideritanya.

F. Data Sosial:
Klien mengatakan memiliki hubungan baik dengan tetangga dilingkungan
rumahnya dan suka bersosialisasi dengan masyarakat di sekitar rumah. Klien adalah
ketua RW

G. Data Spiritual :
Klien mengatakan sholat namun tidak tepat waktu

H. Data Penunjang : (hasil pemeriksaan laboratorium dll)


18 Oktober 2021 Jam 09.24
PEMERIKSAAN HASIL N.REF/TERAPI SATUAN
HEMATOLOGY
Hemoglobin 10,6 13-16 g/dl
Leukosit 9370 5000-10000 g/dl
Hitung Jenis
Basofil 0 0-1 %
Eosinofil 0 1-3 %
Batang 3 2-6 %
Segmen 63 50-70 %
Limfosit 22 20-40 %
Monosit 12 2-8 %
LED (ALIFAX
EDTA)
Hematokrit 33,8 40-48 Vol %
Eritrosit 4,40 4,5-5,5 Juta/ul
Trombosit 391 150-400 X1000/ul
VER (MCV) Fl
HER (MCH) Pg
KHER (MCHC) %
Leukosit
LIVER
PANCREAS
SGOT (AST) 33 <37 Mg/dl
SGPT (ALT) 26 <42 Mg/dl
RENAL
PROSTATE
Ureum 13 20-40 Mg/dl
Creatinin 0,7 0,5-1,5 Mg/dl
GLUCOSE
GD sewaktu 80 <=200 Mg/dl
IMMUNOLOGY
Rapid anti gen
nasoparing

18 Oktober 2021 Jam 11.07


PEMERIKSAAN HASIL N.REF/TERAPI SATUAN
BLOOD GAS ELECT
Natrium 139 135-147 Mmol/l
Kalium 4,8 3,5-5,5 Mmol/l
Clorida 101 97-108 Mmol/l

I. Program therapi dan penatalaksanaan :


1. RL 8 jam 20 tetes/menit
2. Dexametason 2 ampul, IV
3. Antiemetik 1 ampul, IV
4. Antagonis reseptor H2 1 ampul, IV
5. Antiimflamasi (Deledril) 2 cc, IM
6. Paclitaxel 300 mg dilarutkan dalam 500 cc NaCl 0,9% infus habiskan dalam 3
jam
7. Carboplatin 600 mg dilarutkan dalam 500 ml NaCl 0,9% infus habiskan dalam 3
jam
II. ANALISA DATA

Data Senjang Penyebab Masalah Keperawatan


DS : Pengumpulan cairan D.0005
- Klien mengatakan dalam rongga pleura Pola napas tidak efektif
sesak ↓
DO : Ekspansi paru menurun
- Klien terpasang ↓
oksigen nasal kanul Pertukaran O2 di alveoli ↓
3 lt /menit ↓
- TTV Dispneu
TD : 104/76
mmHg
N : 111 x/menit
RR : 28 x/menit
S : 36,3 ˚C
SPO2 : 95 %
DS : Penyakit saluran D.0019
- Klien mengatakan pencernaan Defisit nutrisi
tidak nafsu makan ↓
- Klien juga Erosi mukosa lambung
mengatakan ada ↓
mual muntah Menurunnya peristaltik
DO : lambung
- IMT : ↓
- Klien menghabiskan Refleksi abdomen ke
½ porsi lambung

Mual

Muntah
DS : D.0080
Klien mengatakan bahwa Ansietas
klien cemas dalam penyakit
nya
DO :
Klien tampak cemas dan
ketakutan akan penyakit
nya
J. INTERVENSI

No Tgl Diagnosa Tujuan Rencana tindakan Rasional


Keperawatan &
Data Penunjang
1. 19- (D.0005) Pola Tujuan Umum : Manajemen Jalan Napas (I. 01011) Observasi :
10- napas tidak efektif (L.01004) Pola napas Membaik Observasi : a. Untuk
2021 DS : Tujuan Khusus : Setelah dilakukan tindakan a. Monitor pola napas mengetahui
- Klien pola napas
mengatak keperawatan selama 2x24 jam maka
Terapeutik :
an sesak (L.01004) Pola napas Membaik Terapeutik :
DO : a. Posisikan semi fowler atau
- Klien dengan kriteria hasil : a. Posisi semi
fowler
terpasang  Frekuensi napas membaik fowler ataupun
oksigen b. Berikan minum hangat
fowler dapat
nasal  Kedalaman napas membaik
kanul 3 melancarkan
Edukasi :
lt /menit sirkulasi
- TTV a. Ajarkan teknik batuk efektif pertukaran
TD : oksigen
104/76 b. Agar bisa
mmHg mencairkan
N : 111
dahak
x/menit
RR : 28 Edukasi :
x/menit
S : a. Agak dahak
36,3 ˚C dapat keluar
SPO2 : 95 %
dan dahak
tidak
menumpuk di
tenggorokan

2 19- (D.0019) Tujuan Umum : (I.03119) Manajemen Nutrisi Observasi :


Defisit nutrisi
10- (L.03030)Status nutrisi membaik Observasi : a. Untuk
DS :
2021 - Klien Tujuan Khusus : Setelah dilakukan tindakan a. Identifikasi status nutrisi mengetahui
mengatak status nutrisi
keperawatan selama 2x24 jam maka b. Identifikasi alergi dan
an tidak b. Untuk
nafsu (L.03030) Status nutrisi membaik intoleransi makanan
mengetahui
makan
dengan kriteria hasil : klien memiliki
- Klien juga Terapeutik :
mengatak  Porsi makanan yang dihabiskan alergi dan
an ada a. Berikan makanan tinggi kalori intoleransi
meningkat
mual dan tinggi protein makanan atau
muntah  Berat badan membaik tidak
DO :
 Frekuensi makan membaik Edukasi :
- IMT Terapeutik :
:  Nafsu makan membaik a. Anjurkan posisi duduk
Klien a. Kalori dan
menghabiskan ½ Kolaborasi : protein bisa
porsi a. Kolaborasi dengan ahli gizi menambah
berat badan
untuk menentukan jumlah
kalori dan jenis nutrien yang Edukasi :
dibutuhkan a. Agar klien bisa
nyaman dalam
makan dan
nutrisi
tercukupi

Kolaborasi :

a. Agar asupan
intake nutrisi
tercukupi
sesuai
kebutuhan
klien

3. 19- (D.0080) Tujuan Umum : Reduksi Ansietas (I.09314) Observasi :


Ansietas
10- (L.09093)Tingkat ansietas menurun Observasi : a. Untuk
DS :
2021 Klien Tujuan Khusus : Setelah dilakukan tindakan a. Monitor tanda tanda ansietas mengetahui
mengatakan tanda tanda
keperawatan selama 2x24 jam (L.09093)
bahwa klien Terapeutik : ansietas
cemas dalam Tingkat ansietas menurun
penyakit nya a. Pahami situasi yang membuat
dengan kriteria hasil : Terapeutik :
DO : ansietas dengarkan dengan
Klien tampak  Verbalisasi kebingungan menurun a. Agar pasien
cemas dan penuh perhatian
tenang dan
ketakutan akan  Perilaku gelisah menurun
b. Motivasi mengidentifikasi memiliki
penyakit nya  Perilaku tegang menurun
situasi yang memicu tempat
 Keluhan pusing menurun bercerita
kecemasan
b. Agar bisa
membangun
Edukasi :
semangat
a. Anjurkan mengungkapkan pasien dan bisa
perasaan dan persepsi berfikir positif
b. Latih teknik relaksasi Edukasi :

a. Agar perasaan
nya tersalurkan
dan tidak ada
yang
mengganjal
b. Teknik
relaksasi bisa
membuat
pasien tenang
dan berpikir
positif

K. Implementasi dan Evaluasi

V. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

Nama Klien : Tn. M


Ruang Rawat : Ruang Mawar Atas
Diagnosa Medis : Tumor Paru

Tgl & Jam No Dx EVALUASI Paraf &


IMPLEMENTASI
keperawatan nama
18/10/2021 I S:
Memonitor pola napas
09.00 O:

09.30 Memposisikan semi fowler atau fowler


A:
Memberikan minum hangat
09.45

10.00 P:
Mengajarkan teknik batuk efektif

II S:
O:
A:
11.00 Mengidentifikasi status nutrisi
P:
Mengidentifikasi alergi dan intoleransi
11.10
makanan
11.30 Memberikan makanan tinggi kalori dan tinggi
protein
11.45 Menganjurkan posisi duduk

Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan


12.10
jumlah kalori dan jenis nutrien yang
dibutuhkan

13.00 III Memonitor tanda tanda ansietas S:


O:
Memahami situasi yang membuat ansietas
A:
dengarkan dengan penuh perhatian
13.10
P:
Memotivasi mengidentifikasi situasi yang
memicu kecemasan
13.25
Menganjurkan mengungkapkan perasaan dan
13.45
persepsi
Melatih teknik relaksasi

Anda mungkin juga menyukai