Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENDAHULUAN STASE KMB

PROGRAM PROFESI NERS FK UNSRI TA 2023-2024

NAMA : RIVANSYAH RUANGAN RAWAS 1.1


NIM : 04064822427032
CARSINOMA PARU (KANKER PARU)
1. DEFINISI
Kanker paru adalah semua penyakit keganasan di paru, mencakup keganasan Kanker paru
adalah semua penyakit keganasan di paru, mencakup keganasan yang berasal dari paru sendiri
(primer). Dalam pengertian klinik yang dimaksud yang berasal dari paru sendiri (primer).
Dalam pengertian klinik yang dimaksud dengan kanker paru primer adalah tumor ganas yang
berasal dari epitel bronkus dengan kanker paru primer adalah tumor ganas yang berasal dari
epitel bronkus (karsinoma bronkus/bronchogenic carcinoma)(KemenkesRI, 2017).
Carsinoma Paru atau disebut dengan karsinoma bronkogenik merupakan abnormalitas dari
sel sel yang mengalami proliferasi dalam paru. Carsinoma Paru merupakan tumor ganas paru
primer yang berasal dari saluran napas atau epitel bronkus. Terjadinya kanker ditandai dengan
pertumbuhan sel yang tidak normal, tidak terbatas, dan merusak sel-sel jaringan yang normal.
Proses keganasan pada epitel bronkus didahului oleh massa pra kanker. Perubahan pertama
yang terjadi pada masa pra kanker disebut metaplasia skuamosa yang ditandai dengan
perubahan bentuk epitel dan menghilangnya silia (Wijaya & Putri, 2013 dalam Muna 2020).
2. ETIOLOGI
Menurut Wijaya & Putri (2013) dan Black & Hawks (2014) dalam Muna (2020) etiologi
dari kanker paru-paru yaitu :
a. Timbul secara langsung pada jaringan paru (kanker paru primer).
b. Metastasis dari proses keganasan pada organ lain (kanker paru sekunder)
Kanker paru bisa disebabkan karena adanya proses keganasan pada organ lain seperti kanker
payudara, kanker serviks, kanker korpus uteri, kanker testis, kanker hati, kanker hati dan
usus, kanker tulang, serta kanker tiroid.
c. Merokok/menghirup asap rokok
Merokok merupakan faktor risiko utama terjadinya kanker paru-paru.Rokok mengandung
lebih dari 4000 bahan kimia, diantaranya telah diidentifikasi dapat menyebabkan kanker
paru. Semakin banyak orang yang merokok, semakin banyak orang yang menghirup asap
rokok tersebut meskipun tidak merokok (perokok pasif) yang merupakan faktor risiko
terjadinya kanker paru.
d. Jenis Kelamin
Laki - laki memiliki resiko lebih besar daripada perempuan, karena laki-laki memiliki
kebiasaan merokok dengan jumlah lebih besar.
e. Usia
LAPORAN PENDAHULUAN STASE KMB
PROGRAM PROFESI NERS FK UNSRI TA 2023-2024

Usia mempengaruhi seseorang yang terkena penyakit kanker paru. Hal ini dikarenakan
kanker paru jarang terjadi pada orang yang lebih muda dari 45 tahun.
f. Paparan industri/zat karsinogen
Beberapa zat karsinogen seperti asbestos, uranium, radon, arsen, nikel, polisiklik
hidrokarbon dapat menyebabkan kanker paru. Risiko kanker paru di antara pekerja yang
menangani asbes kira-kira 10 kali lipat lebih besar daripada masyarakat umum.
g. Genetik
Orang yang mengalami kanker paru juga memiliki predisposisi genetik dari kerabat/keluarga
yang memiliki riwayat kanker paru dengan risiko dua hingga tiga kali lipat.
h. Polusi udara
Orang yang tinggal di perkotaan mempuyai angka kanker paru yang lebih tinggi daripada
orang yang tinggal di pedesaan karena adanya karsinogen dari industri di kota.
i. Diet
Rendahnya konsumsi betakaroten, selenium dan vitamin A menyebabkan tingginya risiko
terkena kanker paru.
j. Penyakit paru
Penyakit paru seperti tuberkulosis dan penyakit paru obstruksi kronik juga dapat menjadi
risiko kanker paru. Seseorang dengan penyakit paru obstruktif kronik berisiko empat sampai
enam kali lebih besar terkena kanker paru ketika efek dari merokok dihilangkan.
3. PATOFISIOLOGI
Patofisiologi dari kanker paru adalah Dimulai dari etiologi yang menyebabkan Carsinoma
Paru ada dua jenis yaitu primer dan sekunder. Primer yaitu berasal dari merokok, asap rokok,
asap pabrik, zat karsinogen, dsb. Sedangkan sekunder berasal dari metastase organ lain. Etiologi
primer menyerang percabangan segmen / sub bronkus menyebabkan cilia hilang. Fungsi dari
cilia ini adalah untuk menggerakkan lendir yang akan menangkap kotoran kecil agar keluar dari
paru-paru. Jika cilia hilang maka akan terjadi deskuamasi sehingga timbul pengendapan
karsinogen. Dengan adanya pengendapan karsinogen maka menyebabkan metaplasia,
hyperplasia, dan displasia yangselanjutnya akan menyebabkan Carsinoma Paru (Nurarif &
Kusuma 2015).
Carsinoma Paru ada beberapa jenis yaitu karsinoma sel skuamosa, adenokarsinoma,
karsinoma sel bronkoalveolar, dan karsinoma sel besar. Setiap lokasi memiliki tanda dan gejala
yang berbeda. Pada karsinoma sel skuamosa, karsinoma bronkus akan menjadi berkembang
sehingga batuk akan lebih sering terjadi yang akan menimbulkan himoptisis. Pada
adenokarsinoma akan menyebabkan meningkatnya produksi mukus yang dapat mengakibatkan
penyumbatan jalan nafas. Sedangkan pada karsinoma sel bronkoalveolar sel akan membesar
dan dengan cepat bermetastase sehingga menimbulkan obstruksi bronkus dengan gejala dispnea
LAPORAN PENDAHULUAN STASE KMB
PROGRAM PROFESI NERS FK UNSRI TA 2023-2024

ringan. Pada karsinoma sel besar akan terjadi penyebaran neoplastik ke mediastinum sehingga
timbul area pleuritik dan menyebabkan nyeri. Pada stadium lanjut, penurunan berat badan
biasanya menunjukkan adanya metastase, khususnya pada hati. Kanker paru dapat bermetastase
ke struktur-struktur terdekat seperti kelenjar limfe, dinding esofagus, pericardium, otak, dan
tulang rangka (Nurarif & Kusuma 2015).
Sedangkan pada Carsinoma Paru sekunder, paru-paru menjadi tempat berakhirnya sel
kanker yang ganas. Di bagian organ paru-paru, sel kanker terus berkembang dan bisa
mematikan sel imunologi. Artinya sel kanker bersifat imortal dan bisa menghancurkan sel yang
sehat supaya tidak berfungsi. Paru-paru adalah organ akhir bagi sel kanker atau tempat
berakhirnya sel kanker, yang sebelumnya dapat menyebar di area payudara, ovarium, dan usus.
Kanker paru cenderung bermetastasis ke kelenjar limpa, otak, tulang, hati dan organ
lainnya. Kebingungan (konfusi), gangguan berjalan dan keseimbangan, sakit kepala, perubahan
perilaku bisa saja merupakan manifestasi dari metastasis pada otak. Tumor yang menyebar ke
tulang akan menyebabkan nyeri pada tulang tersebut, fraktur, dan bisa saja menekan spinal
cord, seperti halnya trombositopenia dan anemia jika sumsum tulang di invasi oleh tumor.
Ketika hati diserang, gejala dari kelainan fungsi hati dan obstruksi biliari meliputi jaundice
(penyakit kuning), anoreksia, nyeri pada kuadran kanan atas (Sylvia & Wilson, 2006 dalam
Oktara 2017). Sindrom vena cava superior, obstruksi sebagian atau seluruh vena cava superior
berpotensi menyebabkan komplikasi pada kanker paru, terutama pada saat tumor menginvasi
ke mediastinum superior atau kelenjar limpa mediastinal. Baik akut maupun subakut gejalanya
dapat dicatat. Terlihat edema pada leher danwajah klien, sakit kepala, pening, gangguan
penglihatan, dan sinkop. Vena bagian atas dada dan vena di leher akan mengalami dilatasi dan
terjadinya sianosis. Edema pada cerebral akan mengubah tingkat kesadaran, edema pada laring
dapat merusak sistem pernafasan.
LAPORAN PENDAHULUAN STASE KMB
PROGRAM PROFESI NERS FK UNSRI TA 2023-2024

4. WOC/PATHWAY
Merokok, Paparan Zat, Polusi
Udara, Penyakit Paru, Genetik

Bahan karsinogen mengendap

Metaplasia, displasia, hiperplasia

Karsinoma paru

Karsinoma membesar dan Peningkatan sekresi mukus


Iritasi massa tumor
mendesak
Batuk
Penyempitan ruang bronkus
Nyeri sesak dada
Pengeluaran
Sesak nafas Pola nafas tidak efektif sputum
Nyeri akut
Keluarnya sputum
Disfagia Anemis

Bersihan jalan nafas


Penurunan nafsu Kelelahan, keletihan
tidak efektif
makan

Intoleransi Aktivitas
Defisit Nutrisi

5. TANDA DAN GEJALA


Menurut Aliyah et.al (2016) Pada stadium awal, sebagian besar kanker paru tidak
menunjukkan gejala klinis. Gejala dan tanda kanker paru umumnya terjadi pada kasus stadium
lanjut, antara lain:
a. Lokal:
1) Batuk baru atau batuk yang lebih hebat pada batuk kronis
2) Hemoptisis
3) Mengi/ stridor karena obstruksi saluran napas
4) Kadang terdapat kavitas seperti abses paru
5) Atelektasis
b. Invasi lokal:
1) Nyeri dada
2) Sesak napas karena efusi pleura
LAPORAN PENDAHULUAN STASE KMB
PROGRAM PROFESI NERS FK UNSRI TA 2023-2024

3) Invasi ke perikardium yang menyebabkan tamponade atau aritmia


4) Sindrom vena kava superior
5) Sindrom Horner (facial anhidrosis, ptosis, miosis)
6) Suara serak, karena penekanan berulang pada N. laringeal
7) Sindrom Pancoast, karena invasi pada pleksus brachialis dan saraf simpatis servikalis
c. Gejala penyakit metastasis:
1) Pada otak, tulang, hati, adrenal
2) Limfadenopati servikal dan supraklavikula (sering menyertai metastasis)
d. Sindroma Paraneoplastik: Terdapat pada 10% pasien dengan kanker paru
1) Sistemik : penurunan berat badan, anoreksia, demam
2) Hematologi : leukositosis, anemia, hiperkoagulasi
3) Endokrin : sekresi berlebihan hormon paratiroid
4) Dermatologik : eritema multiformis, hiperkeratosis, jari tabuh
5) Renal : syndrome of inappropriate andiuretic hormone (SIADH)
6) Neurologik : dementia, ataksia, tremor, neuropati perifer
7) Neuromiopati
8) Hipertrofi osteoartropati
e. Asimtomatik dengan kelainan radiologis
1) Sering terdapat pada perokok dengan PPOK yang terdeteksi secara radiologis
2) Kelainan berupa nodul soliter
6. DIAGNOSIS MEDIS
Menurut Aliyah et.al (2016) Modalitas diagnosis yang dapat digunakan berupa:
a. Sitologi sputum
b. Foto toraks
c. CT-scan paru
d. Bronkoskopi
e. PET/CT-scan
f. Penentuan stadium dilakukan dengan menilai kondisi tumor primer, kelenjar getah bening,
dan status metastasis.
7. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Menurut Black & Hawks (2014) pemeriksaan fisik yang dapat dilakukan pada pasien
Carsinoma Paru yaitu :
a. Inspeksi
Pemeriksaan dilakukan untuk mengamati irama, frekuensi dan kedalaman pernafasan.
Frekuensi atau laju pernapasan normal orang dewasa mencapai 16-24 x/mnt.
LAPORAN PENDAHULUAN STASE KMB
PROGRAM PROFESI NERS FK UNSRI TA 2023-2024

b. Palpasi
Pemeriksaan dilakukan untuk mengkaji pengembangan dada simetris atau tidak selama
inspirasi dan ekspirasi. Palpasi adanya nyeri tekan atau tidak, dan untuk menilai taktil
fremitus dengan cara palpasi dinding dada posterior.
c. Perkusi
Perkusi pada jaringan paru yang sehat menghasilkan suara sonor/resonan (suara bernada
rendah, berongga).
d. Auskultasi
Auskultasi dilakukan untuk membandingkan sisi kanan dan kiri toraks, mendengarkan suara
nafas serta adanya suara nafas tambahan.
Menurut Pradipta et al (2018) pemeriksaan yang dapat dilakukan pada pasien kanker paru yaitu:
a. Foto Rontgen Thoraks
Foto rontgen thoraks AP/lateral digunakan untuk menilai pasien dengan kecurigaan terkena
kanker paru. Berdasarkan hasil pemeriksaan ini, lokasi lesi dan tindakan selanjutnya
termasuk prosedur diagnosis penunjang dan penanganan dapat ditentukan.
b. CT Scan atau MRI
Digunakan untuk menilai invasi dinding dada dan limfadenopati dalam menentukan stadium.
Dapat juga digunakan untuk mendeteksi adanya metastasis pada organ lain seperti hepar,
adrenal atau otak.
c. PET-Scan
Digunakan untuk menilai adanya metastasis jauh.
Menurut (Wijaya & Putri, 2013) pemeriksaan invasif kepada pasien dengan kanker paru
yaitu :
a. Bronkoskopi
Bronkoskopi adalah prosedur utama untuk mendiagnosa kanker paru. Prosedur ini dapat
membantu menentukan lokasi lesi primer, pertumbuhan tumor intraluminar dan
mendapatkan spesimen untuk biopsi sehingga diagnosa dan stadium kanker paru dapat
ditentukan.
b. Biopsi
Biopsi pada paru dilakukan dengan eksisi bedah jaringan. Kemudian jaringan diperiksa
untuk menilai struktur selular abnormal (sel kanker) atau infeksi.
LAPORAN PENDAHULUAN STASE KMB
PROGRAM PROFESI NERS FK UNSRI TA 2023-2024

8. PENATALAKSANAAN MEDIS
Menurut (Black & Hawks, 2014 dikutip dari Muna, 2020) pelaksanaan yang dapat
dilakukan yaitu:
a. Terapi radiasi
Terapi radiasi atau sering disebut dengan radioterapi merupakan terapi yang menggunakan
radiasi bersumber dari energi radioaktif. Tujuan dilakukannya radioterapi yaitu untuk
menghancurkan jaringan kanker, untuk mengurangi ukurannya serta untuk menghilangkan
gejala dan gangguan yang menyertainya. Radioterapi dapat digunakan pada kanker-kanker
tingkat lanjut sebagai paliatif untuk gejala seperti nyeri dada, sesak nafas, batuk, hemoptisis,
dan obstruksi atau kompresi dari bronkus, pembuluh darah dan esofagus.
b. Kemoterapi
Respon kanker terhadap kemoterapi tergantung pada tipe sel tumor. Kemoterapi dilakukan
pada pasien yang ditangani dengan pembedahan atau radiasi mengalami penyakit berulang
atau metastasis jauh. Kemoterapi merupakan salah satu jenis pengobatan yang digunakan
untuk menghancurkan sel kanker yang berbahaya bagi tubuh, cara kerjanya adalah dengan
menghentikan atau menghambat pertumbuhan sel kanker yang berkembang dan membelah
diri dengan cepat.
c. Prosedur pembedahan
Tindakan pembedahan yang dilakukan pada pasien dengan kanker paru yaitu reseksi bedah,
merupakan tindakan bedah yang dilakukan untuk mengambil tumor secara lengkap dengan
menjaga jaringan paru normal di sekitarnya. Luasnya operasi bergantung pada lokasi dan
ukuran dari tumor dan keparahan dari proses patologis yang mendasari. Adapun tindakan
bedahnya antara lain:
1) Reseksi Baji Pada reseksi baji (wedge resection), suatu area tumor yang kecil dan
terlokalisasi serta terletak dekat dengan permukaan paru dapat diambil menggunakan alat
stapling khusus. Karena area reseksi cukup kecil, struktur dan fungsi paru relatif tidak
berubah setelah penyembuhan.
2) Reseksi Segmental. Reseksi segmental adalah pengambilan satu atau lebih segmen paru
(bronkiolus dan alveolinya). Jaringan paru tersisa akan berekspansi untuk menutupi
ruangan kosong tersebut.
3) Lobektomi. Lobektomi adalah pengambilan dari keseluruhan lobus paru pada satu sisi.
Tujuan lobektomi selain menyingkirkan lobus paru-paru yang rusak adalah untuk
mencegah penyebaran infeksi atau tumor dari lobus yang mengalami kelainan.
4) Pneumonektomi. Pneumonektomi adalah pengambilan keseluruhan paru. Pembedahan
ini dilakukan ketika kondisi pasien tidak membaik setelah dilakukan semua metode
pengobatan dan paru-paru pasien sudah tidak dapat bekerja sebagaimana mestinya.
LAPORAN PENDAHULUAN STASE KMB
PROGRAM PROFESI NERS FK UNSRI TA 2023-2024

9. PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN
Menurut Rahayu (2018) penatalaksanaan keperawatan yang dapat dilakukan antara lain:
a. Teknik relaksasi napas dalam/ latihan napas dalam, untuk membantu pernafasan pasien agar
rileks dan nyaman. Penggunaan tehnik ini dapat meredakan nyeri pasien tetapi juga
dibarengi dengan tindakn medis untuk menangani nyerinya.
b. Memposisikan semi fowler/fowler, untuk melonggarkan saluran nafas dan memberikan
kenyamanan pada pasien.
c. Mobilitas fisik, pasien yang mengalami intoleransi dan ganguan mobilitas dilatih dengan
gerakan ROM agar menstiimulus sendi dan otot yang kaku menjadi rileks.
d. Diet dan Asupan Nutrisi, terapi diet juga bisa dilakukan untuk mengukur kebutuhan nutrisi
pasien agar selalu terjaga dengan berkolaborasi ahli gizi.
e. Metode pengalihan perhatian, misalnya dengan mendengarkan musik, menonton televise,
membaca buku atau majalah, atau berbincang-bincang dengan orang lain.
10. KOMPLIKASI
Komplikasi dari kanker paru, antara lain:
a. Anemia
b. Efusi pleura
c. Empinema
d. Atelektasis
e. Endokarditis
f. Pneumothorak
11. PROGNOSIS
a. Kanker paru bukan sel kecil (Non-Small Cell Lung Cancer)
Kanker paru bukan sel kecil atau bisa disebut Non-Small Cell Lung Cancer (NSCLC)
meliputi :
1). Karsinoma Sel Skuamosa, merupakan tipe histologik kanker paru yang paling sering
ditemukan, berasal dari permukaan epitel bronkus.
2). Adenokarsinoma, jenis tumor ini timbul di bagian perifer segmen bronkus dan
dikaitkan dengan jaringan parut lokal pada paru dan fibrosis interstisial kronik.
3). Karsinoma Sel Besar Sel-sel ganas yang besar dan berdiferensiasi sangat buruk dengan
sitoplasma besar dan ukuran inti bermacam-macam.
b. Karsinoma Sel Kecil (Smallcell Lungs Cancer), karsinoma sel kecil atau Smallcell Lungs
Cancer (SCLC) terletak di sekitar percabangan utama bronkus. Timbul dari sel-sel yang
melapisi bronkus di pusat paru-paru. Awalnya karsinoma ini lebih sensitif terhadap
kemoterapi, tetapi akhirnya akan memiliki prognosis yang lebih buruk dan sering kali
sudah bermetastasis saat pertama ditemukan.
LAPORAN PENDAHULUAN STASE KMB
PROGRAM PROFESI NERS FK UNSRI TA 2023-2024

12. DIAGNOSIS KEPERAWATAN


Data Etiologi Masalah keperawatan
Ds Karsinoma berkembang di Bersihan jalan napas tidak
Do : tengah bronkus efektif
 Batuk tidak efektif
 Tidak mampu batuk Peningkatan sekresi mucus
 Sputum berlebih
 Mengiz,wheezing atau Obstruktif jalan napas
ronkhi kering
Bersihan jalan napas tidak
efektif
Do : Karsonal berkembang pada Pola nafas tidak efektif
 Gelisah jaringan paru perifer
 Sianosis Produksi cairan melebihi
 Bunyi napas menurun kemampuan penyerapan
 Frekuensi napas berubah
 Pola napas berubah Penumpukan cairan pada
Ds: rongga pleura
 Dispneu
 Sulit bicara Ekspansi paru menurun
 Ortopnea Dispneu

Pola nafas tidak efektif


Do : Karsinoma berkembang di Nyeri akut
 Tampak meringis tengah bronkus
 Frekuensi nadi meningkat
 Gelisah Iritasi massa tumor
 TD meningkat
 Pola napas berubah Nyeri dada
 Nafsu makan berubah
Ds : Klien mengeluh nyeri Nyeri akut
Do: Karsinoma berkembang di Intoleransi aktifitas
Frekuensi jantung meningkat tengah bronkus
> 20% dari kondisi istirahat
Ds: Obstruktif jalan napas
LAPORAN PENDAHULUAN STASE KMB
PROGRAM PROFESI NERS FK UNSRI TA 2023-2024

Anemia

Keletihan

Intoleransi aktifitas
Do : Berat badan menurun Peningkatan produksi mucus Defisit nutrisi
minimal 10% di bawah
rentang ideal Menyumbat jalan napas
Ds:
Penurunan nafsu makan

Defisit nutrisi

13. INTERVENSI, TUJUAN, DAN RASIONAL


Diagnosa Keperawatan Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi dan Rasional
Bersihan jalan napas tidak Setelah dilakukan intervensi Latihan batuk efektif
efektif keperawatan selama 3 x 24 Observasi
jam, bersihan jalan napas - Identifikasi kemampuan
meningkat ditandai dengan: batuk
 Batuk efektif meningkat Rasional: mengetahui
 Produksi sputum seberapa mampu pasien
menurun mengeluarkan sputum
 Bunyi napas tambahan - Monitor adanya retensi
menurun sputum
 DIspnea menurun Rasional: memastikan
 Frekuensi napas adanya sputum di saluran
membaik napas.
 Pola napas membaik Terapeutik
- Atur posisi semi fowler
atau fowler
Rasional:memudahkan
pasien dalam bernapas
- Pasang perlak dan bengkok
di pangkuan pasien
LAPORAN PENDAHULUAN STASE KMB
PROGRAM PROFESI NERS FK UNSRI TA 2023-2024

Rasional: apabila sputum


keluar tidak mengotori pasien
dan tempat tidurnya.
- Buang secret pada tempat
sputum
Rasional: agar virus tidak
menyebar kemana-mana.
Edukasi
- Jelaskan tujuan dan
prosedur batuk efektif
Rasional: agar pasien
mengetahui dan
berpartisipasi dalam setiap
tindakan keperawatan.
- Anjurkan tarik napas dalam
dan mengulanginya 3 kali
serta pada tarik napas ketiga
anjurkan batuk dengan kuat
Rasional: membantu
mengeluarkan sputum yang
sulit keluar.
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian
mukolitik atau ekspektron
Rasional: membantu pasien
dengan cara mengencerkan
dahak yang sulit keluar.
Pola nafas tidak efektif Setelah dilakukan intervensi Pemantauan respirasi
keperawatan selama 3 x 24 Observasi
jam, pola napas membaik - Monitor frekuensi, irama,
ditandai dengan: kedalaman, dan upaya napas.
 Dispnea menurun Rasional: mengetahui
 Penggunaan otot bantu seberapa pengaruh dahak
napas menurun pada pasien
 Frekuensi napas - Monitor kemampuan batuk
membaik efektif
LAPORAN PENDAHULUAN STASE KMB
PROGRAM PROFESI NERS FK UNSRI TA 2023-2024

Rasional: mengetahui
kemampuan batuk efektif
pasien apakah sampai mampu
mengeluarkan sputum
- Monitor adanya produksi
sputum
Rasional: mengetahui
seberapa banyak produksi
sputum dan letaknya
sehingga dalam menentukan
tindakan dapat sesuai.
Terapeutik
- Atur interval pemantauan
respirasi sesuai kondisi klien
Rasional : selalu cek
respirasi klien sebelum dan
sesudah tindakan
keperawatan.
- Dokumentasikan hasil
pemantauan

Rasional: untuk mengetahui


perkembangan dari hasil
keperawatan.
Edukasi
- Jelaskan tujuan dan
prosedur pemantauan -
Informasikan hasil
pemantauan
Rasional: menjadikan pasien
semangat dan berpartisipasi
aktif dalam tindakan
keperawatan.
Nyeri akut Setelah dilakukan intervensi Manajemen nyeri
keperawatan selama 3 x 24 Observasi
LAPORAN PENDAHULUAN STASE KMB
PROGRAM PROFESI NERS FK UNSRI TA 2023-2024

jam, tingkat nyeri menurun - Identifikasi lokasi,


ditandai dengan : karakteristik, durasi,
 Keluhan nyeri berkurang frekuensi, dan intensitas nyeri
 Pola napas membaik Rasional: mengidentifikasi
 Tekanan darah membaik karakteristik nyeri
 Nafsu makan membaik Rasional: alat menentukan
adanya nyeri, kebutuhan
terhadap keefektifan obat.
Terapeutik
- Berikan dan ajarkan teknik
non farmakologi untuk
mengurangi rasa nyeri
Rasional: intervensi non
farmakologi dapat
memberikan pereda nyeri
tambahan.
- Fasilitasi istirahat dan tidur
Rasional: mencegah
kelelahan dan dapat
meningkatkan koping
terhadap
stress/ketidaknyamanan.
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu
Rasional: untuk mengurangi
rasa nyeri dan tetap
memantau efek samping obat.
Intoleransi aktifitas Setelah dilakukan intervensi Manajemen energi
keperawatan selama 3 x 24 Observasi
jam, toleransi aktivitas - Identifikasi ganguan fungsi
meningkat ditandai dengan: tubuh yang mengakibatkan
 Keluhan lelah menurun kelelahan Rasional:
 Dyspnea saat aktivitas mengetahui gangguan fungsi
menurun tubuh yang dialami pasien
akibat kelelahan.
LAPORAN PENDAHULUAN STASE KMB
PROGRAM PROFESI NERS FK UNSRI TA 2023-2024

 Saturasi oksigen - Monitor kelelahan fisik dan


meningkat emosional
 Tekanan darah membaik Rasional: mengetahui
Frekuensi napas tingkat kelelahan fisik dan
membaik emosional pasien.
- Monitor pola tidur Rasional:
mengetahui pola tidur pasien
apaka teratur atau tidak.
Terapeutik
- Sediakan lingkungan
nyaman dan rendah stimulus
Rasional: memberikan rasa
nyaman pada pasien.
- Lakukan latihan gerak
rentan pasif dan/atau aktif
Rasional: meningkatkan dan
melatih massa otot dan gerak
ekstremitas pasien.
Edukasi
- Anjurkan tirah baring
Rasional: memberikan
kenyamanan pasien saat
beristirahat.
- Ajarkan strategi koping
untuk mengurangi kelelahan
Rasional: menunjang proses
kesembuhan pasien secara
bertahap.
Defisit nutrisi Setelah dilakukan intervensi Manajemen nutrisi
keperawatan selama 3 x 24 Observasi
jam, status nutrisi membaik - Identifikasi status nutrisi
ditandai dengan : Rasional: mengetahui status
 Porsi makan yang nutrisi pasien sehingga dapat
dihabiskan meningkat melakukan intervensi yang
 Frekuensi makan tepat.
membaik
LAPORAN PENDAHULUAN STASE KMB
PROGRAM PROFESI NERS FK UNSRI TA 2023-2024

 Nafsu makan membaik - Identifikasi kebutuhan


 Berat badan membaik kalori dan jenis nutrien
 IMT membaik Rasional: mencukupi kalori
sesuai kebutuhan pasien
dapat membantu proses
penyembuhan dan
menghindari terjadinya
komplikasi.
Terapeutik
- Lakukan oral hygiene
sebelum makan, jika perlu
Rasional: mulut yang bersih
dapat meningkatkan nafsu
makan.
- Fasilitasi menentukan
pedoman diet
Rasional: status gizi
seseorang menunjukkan
seberapa besar kebutuhan
fisiologis individu tersebut
telah terpenuhi.

DAFTAR PUSTAKA

Black, J.,& Hawks, J. (2014). Keperawatan Medika Bedah : Manajemen Klinis Untuk Hasil Yang
Diharapkan. Singapore : Elsevier.
KemenkesRI. (2017). Pedoman Nasional Pelayanan Kanker Paru (1st ed.). Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia. http://kanker.kemkes.go.id/guidelines/PNPKParu.pdf
Muna,A,N.(2020). Studi Dokumentasi Nyeri Akut Pada Ny. W Dengan Carsinoma Paru. Karya
Tulis Ilmiah Yayasan Keperawatan Yogyakarta Akademi Keperawatan.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia : Definisi dan
Indikator Diagnostik. Jakarta : DPP PPNI.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia : Definisi dan
Tindakan Keperawatan. Jakarta : DPP PPNI.
LAPORAN PENDAHULUAN STASE KMB
PROGRAM PROFESI NERS FK UNSRI TA 2023-2024

Tim Pokja SLKI DPP PPNI (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia : Definisi dan Kriteria
Hasil. Jakarta : DPP PPNI.
Rahayu,A,S.(2018).Asuhan Keperawatan Pada Tn.M Dengan Kanker Paru Dalam Penerapan
Posisi Semi Fowler Dan Teknik Napas Dalam Di Lantai Iv Selatan Instalasi Teratai RSUP
Fatmawati. Karya Tulis Ilmiah Akademi Keperawatan Fatmawati.
Wijaya, A.,& Putri, Y. (2013). Keperawatan Medikal Bedah (Keperawatan Dewasa).
Yogyakarta:Nuha Medika (BAB II)
Zulias, N. B. (2017). Asuhan Keperawatan Nyeri pada Pasien Kanker Paru Di RSUP Dr. M.
DJAMIL PADANG. Poltekes Kemenkes Padang.

Anda mungkin juga menyukai