Disusun Oleh :
F. Komplikasi Penyakit
1. Efusi pleura.
2. Sindrom Vena kava superior (SVCS)
3. Obstruksi bronkus.
4. Invasi Dinding Toraks.
5. Batuk darah (Hemoptisis).
6. Kompresi penekanan Esofogus.
7. Kompresi sumsum tulang. Biasanya terjadi karena efek samping obat maupun
radiasi. Gejala yang paling sering muncul adalah leucopenia dan
trombositopenia.
8. Metastasis sel kanker ke bagian tubah yang lain.
H. Penatalaksanaan Keprawatan
NO Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional
1. Ketidakefektifan bersihan Setelah dilakukan Terapi Oksigen (3320)
jalan nafas (00031) tindakan selama 2x24 1. Membersihkan 1. Kotoran atau sikrsi
berhubungan dengan jam tidak ada mulut hidung dan dalam mulut dan
peningkatan produksi sumbatan jalan nafas sikresi hidung bisa
Mucus. klien dengan kriteria 2. Mempertahankan menghambat
hasil : ketepatan jalan pernafasan.
Status pernafasan: nafas 2. Irama ketepatan dalam
Kepatenan jalan nafas 3. Memberikan bernafas membuat
(0410) oksigen tambahan paisen nyaman dalam
1. Frekuensi 4. Memonitor istirahat.
pernafasan dari pemberian 3. Memberikan oksigen
skala 1 menjadi 5 oksigen. saat pasien sulit
2. Irama pernafasan bernafas.
dari skal 1 4. Memonitor pemebrian
menjadi 5 oksigen untuk
3. Kemampuan mengetahui pasien
mengluarkan skret masih sulit bernafas
dari skala 1 atau tidak.
menjadi 5
4. Akumulasi sputum
dari skala 1
menjadi 5
5. Suara nafas
bertambah dari
skla 1sampai 5
J. Kesimpulan Jurnal
Terdapat pengaruh latian relaksasi otot progresif terhadap penurunan tingkat
kecemasan. Hal ini dipengaruhi oleh banyak hal seperti mekanisme koping,
frekuensi latian relaksasi otot progresif, serta lingkungan.
K. Daftar Pustaka
Mardiyah, I. A. 2018. Asuhan Keprawatan pada Pasien dengan Kanker Paru
di Ruang Flamboyan Rumah Sakit Balaladhika Husada Kabupaten Jember. Laporan
Pendahuluan Aplikasi Klinis. Fakultas Keperawatan Universitas Jember, Jember.
Rustanti, B., Arie J. Pitono, dan Muhammad Nur Rahmad. 2018. Pengaruh terapi
relaksasi otot progresif terhadap nilai kecmasan pada pasien ca paru yang sedang
menjalani kemoterapi di RS. Dr. H. A Rotinsulu Kota Bandung. JKA 5 (1) : 25-30.
1. Studi Korelasi Jurusan Sekolah dan Prestasi Akademik (IPK) dengan Skor Uji Kompetensi Perawat
Angga Wilandika, Diah Nur Indah Sari
2. Pengaruh Terapi Qur’anic Healing terhadap Penurunan Tekanan Darah pada Lanjut Usia Penderita Hipertensi
Aghim Ilham Nurhakim, Inggriane Puspita Dewi, Nurohmah
3. Hidroterapi Air Hangat terhadap Penurunan Tekanan Darah pada Lansia Penderita Hipertensi di Panti Sosial
Tresna Werdha Senjarawi Bandung
Kusumawati R., Meilirianta, Rustandi B.
4. Pengaruh Terapi Relaksasi Otot Progresif terhadap Nilai Kecemasan pada Pasien Ca Paru yang Sedang
Menjalani Kemoterapi di RS. Dr. H.A Rotinsulu Kota Bandung
Budi Rustandi, Arie J. Pitono , Muhamad Nur Rahmad
6. Pengaruh Terapi Pijat Bayi terhadap Kualitas Tidur Bayi Usia 1-12 Bulan di Puskesmas
Lisbet, B. Somantri, Setianingsih
7. Pengembangan Instrumen Penegakan Diagnosis Keperawatan pada Pasien Congestive Heart Failure (CHF)
Berbasis Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI)
Cikwanto, Nupiyanti
10. Hubungan Kualitas Pelayanan Kesehatan dengan Kepuasan Pasien di Wilayah Kerja di Puskesmas Kota
Bandung
Farra Ainiyyah Putri, Nandang Jamiat Nugraha, Hendra Gunawan
7305269
Alamat Redaksi:
STIKes ‘Aisyiyah Bandung
Jl. KH. Ahmad Dahlan Dalam No. 6 Bandung
40264 Telp. (022) 7305269, 7312423 - Fax. (022)
Volume 5 | Nomor 1 | Juni 2018
DEWAN REDAKSI
Pelindung:
Ketua STIKes ‘Aisyiyah Bandung
Penanggung Jawab:
Fatiah Handayani, S.ST.,M.Keb.
Ketua:
Sajodin, S.Kep., M.Kes., AIFO.
Sekretaris/Setting/Layout:
Aef Herosandiana, S.T., M.Kom.
Bendahara:
Riza Garini, A.Md.
Penyunting/Editor :
Perla Yualita, S.Pd., M.Pd.
Mitra Bestari :
Neti Juniarti, BN, M.Health, M.Nurs, PhD (Universitas
Padjadjaran) DR. Sitti Syabariyah, S.Kp.,MS.Biomed (STIK
Muhammadiyah Pontianak)
DR. Aprina Murhan, S.Kp, M.Kes (Poltekkes Kemenkes Tanjungkarang
Lampung) Mohammad Afandi, S.Kep., Ns., MAN. (Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta) DR. Dessy Hermawan, S.Kep.Ners.,M.Biomed.
(Universitas Malahayati)
Alamat Redaksi:
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ‘Aisyiyah
Jl. KH. Ahmad Dahlan Dalam No. 6, Bandung
Telp. (022) 7305269, 7312423 - Fax. (022)
7305269
e-mail: jka.aisyiyahbdg@gmail.com
DAFTAR ISI
1. Studi Korelasi Jurusan Sekolah dan Prestasi Akademik (IPK) dengan Skor Uji
Kompetensi Perawat
Angga Wilandika, Diah Nur Indah Sari ................................................................................1 - 6
2. Pengaruh Terapi Qur’anic Healing terhadap Penurunan Tekanan Darah pada Lanjut
Usia Penderita Hipertensi
Aghim Ilham Nurhakim, Inggriane Puspita Dewi, Nurohmah ........................... 7 - 15
3. Hidroterapi Air Hangat terhadap Penurunan Tekanan Darah pada Lansia Penderita
Hipertensi di Panti Sosial Tresna Werdha Senjarawi Bandung
Kusumawati R., Meilirianta, Rustandi B. .......................................................................... 17 - 24
4. Pengaruh Terapi Relaksasi Otot Progresif terhadap Nilai Kecemasan pada Pasien Ca
Paru yang Sedang Menjalani Kemoterapi di RS. Dr. H.A Rotinsulu Kota Bandung
Budi Rustandi, Arie J. Pitono, Muhamad Nur Rahmad ................................................. 25 - 30
6. Pengaruh Terapi Pijat Bayi terhadap Kualitas Tidur Bayi Usia 1-12 Bulan di Puskesmas
Lisbet, B. Somantri, Setianingsih ....................................................................................... 41 - 53
10. Hubungan Kualitas Pelayanan Kesehatan dengan Kepuasan Pasien di Wilayah Kerja di
Puskesmas Kota Bandung
Farra Ainiyyah Putri, Nandang Jamiat Nugraha, Hendra Gunawan ..............................79 - 87
JKA.2018;5(1): 25-30 ARTIKEL
PENELITIAN
PENGARUH TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF TERHADAP NILAI
KECEMASAN PADA PASIEN CA PARU YANG SEDANG MENJALANI
KEMOTERAPI
DI RS. Dr. H.A ROTINSULU KOTA BANDUNG
Kemoterapi merupakan salah satu terapi pilihan untuk pasien kanker, tetapi memiliki
banyak efek samping yang sering membuat pasien cemas. efek samping dari kecemasan
pada pasien kemoterapi adalah agresif, depresi, keletihan, gugup, peningkatan
meningkatkan denyut jantung dan tekanan darah, sehingga proses pemberian
kemoterapi tidak bisa dilakukan. penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi
pengaruh PMR terhadap kecemasan pada pasien kanker paru yang menjalani
kemoterapi di Rumah Sakit Dr. H.A. Rotinsulu Kota Bandung. Dengan desain
penelitian adalah quasi eksperimental dengan desain pre and post without control ini
melibatkan 42 responden yang menjalani kemoterapi di Ruang Dahlia Rumah Sakit Dr.
H.A Rotinsulu. Dengan mengggunakan Tehnik Consecutive sampling. Kuesioner
penelitian menggunakan Kuesioner Kecemasan SRAS yang dirancang oleh Wiliam WK
Zung. Data dianalisis menggunakan analisis dengan uji Paired t-test. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa rata-rata skor kecemasan pada pengukuran sebelum diberikan
intervensi sebesar 66,97 dengan standar deviasi 3,57 sementara skor kecemasan setelah
diberikan intervensi sebesar 47,78 dengan standar deviasi 4,98. Hasil analisis lanjutan
menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan skor kecemasan sebelum dan
setelah diberikan intervensi PMR (p-value < 0,001). Disimpulkan bahwa terdapat
pengaruh terapi PMR terhadap penurunan tingkat kecemasan pada pasien kanker paru
yang menjalani kemoterapi.
Kata kunci : kemoterapi, kecemasan dan PMR
Abstract
Chemotherapy is one of the preferred therapies for cancer patients, but it has many side effects
that often make the patient anxious. side effects of anxiety in chemotherapy patients are
aggressive, depression, fatigue, nervousness, increased heart rate and blood pressure increase,
so the process of chemotherapy can not be done. One of the behavioral therapies used to treat
anxiety is Progressive Muscle Relaxation (PMR). this study aims to identify the effect of PMR on
anxiety in lung cancer patients undergoing chemotherapy at Dr. Hospital. HA. Rotinsulu City of
Bandung. the research design was quasi experimental with pre and post without control design
involving 42 respondents who underwent chemotherapy in Dahlia Room Dr. Hospital.
H.A Rotinsulu. By using Consecutive sampling technique. The research questionnaire used the
SRAS Anxiety Questionnaire designed by Wiliam WK Zung. Data were analyzed by using Paired
t-test. The results showed that the average score of anxiety on the measurement before the
intervention was given 66.97 with the standard deviation of 3,57 while the anxiety score after
the intervention of 47,78 with the standard deviation 4,98. Further analysis results showed that
there was a significant difference in anxiety scores before and after PMR intervention (p value
< 0,001). It was concluded that there was an effect of PMR therapy on decreasing anxiety levels
in lung cancer patients undergoing chemotherapy.
morbiditas yang tinggi hampir di seluruh radiasi atau operasi yang bersifat lokal,
dunia. Kasus kanker paru pada tahun 2010 kemoterapi merupakan terapi sistemik, yang
menurut National Cancer Institute (NCI) berarti obat menyebar ke seluruh tubuh dan
dilaporkan sebanyak 1,61 juta angka kasus baru dapat mencapai sel kanker yang telah menyebar
serta 1,38 juta angka kematian karena kanker jauh atau metastase ke
paru (Kemenkes RI, 2015).
tempat lain (Rasjidi, 2007). Suatu sel normal Beberapa terapi nonfarmakologi sebagai
akan berkembang mengikuti pembelahan sel manajemen ansietas adalah dengan hipnoterapi,
yang teratur. Beberapa sel akan membelah diri meditasi, yoga, dan relaksasi otot progresif
dan membentuk sel baru dan sel lain akan mati. (PMR).
Sel abnormal akan membelah diri dan Relaksasi otot progresif (PMR)
berkembang secara tidak terkontrol, pada adalah bentuk dari manajemen ansietas
akhirnya akan terjadi suatu massa yang dikenal yang
sebagai tumor.
dikembangkan pada awal tahun 1920 oleh mual muntah pada pasien kemoterapi
Edmund Jakson, seorang physian Amerika, Berdasarkan latar belakang di atas maka,
sebagai teknik untuk membantu pasiennya pentingnya untuk dilakukan penelitian tentang
menurunkan ketegangan otot terlalu banyak
dan berbagai gangguan physian dan psikologis.
PMR ini sangat efektif untuk di lakukan serta
bisa dilakukan oleh semua orang, dan terapi
PMR ini bisa dilakukan oleh terapis kepada
klien dengan mengikuti prosedur yang telah
ada, oleh karena itu PMR ini sangat baik
digunakan oleh klien yang sedang mengalami
kecemasan, serta terapi ini dapat dilakukan
oleh klien sendiri nantinya, sebab terapi ini
tidak sulit karena PMR ini tidak
memerlukan imajinasi dan sugesti untuk
melakukanya (Widyastuti, 2003).
pengaruh terapi relaksasi otot progresif terhadap tidur dan duduk diatas tempat tidur/bed.
tingkat kecemasan pada pasien kanker paru Menurut Conrad & Roth dalam
yang mendapatkan kemoterapi Wulandari dkk (2015), menyatakan bahwa
METODOLOGI kecemasan dapat diatasi dengan terapi relaksasi
otot progresif,
Penelitian ini adalah quarsi-eksperimental
dengan pendekatan pre and post test without control
yang terdiri dari 42 responden dengan consecutive
sampling. Penelitian dilakukan di Ruang Kemoterapi
Dahlia Rumah sakit Paru Dr. H.
A. Rotinsulu dari tanggal 21 November sampai
22 Desember 2017. Instrumen Kecemasan dari
wiliam
W.K Zung dilakukan 2 kali pengukuran
sebelum dan sesudah diberikan relaksasi otot
progresif. Data dikumpul dan dianalisis secara
deskriptif dan inferensial yaitu dengan
menggunakan uji paired t-test dengan skala
signifikansi p<0,05
teori ini mengatakan bahwa manfaat relaksasi berdasarkan penelitian adalah Norephineprin
otot progresif secara umum sama dengan (NE), serotonin dan gamma aminobutyric
manfaat relaksasi lainnya. Relaksasi otot (GABA). Sistem norephineprin merupakan
progresif memiliki cara kerja dengan pikiran yang menjembatani respon fight-flight,
melibatkan sistem saraf simpatis dan dihubungkan dengan neurotransmitter ke
parasimpatis, yang dimana kerja dari kedua struktur lain dari
sistem saraf ini yang saling berlawanan. Sistem
saraf simpatis bekerja saat ketika tubuh
terkejut, takut, cemas, atau berada dalam
keadaan tegang seperti pada pasien- pasien
yang menjalani kemoterapi. Sedangkan
aktivitas saraf parasimpatis yang sering disebut
juga thropotropic yaitu aktivitas kerja saraf
yang dapat menyebabkan perasaan ingin
istrahat dan perbaikan fisik tubuh. Aktivitas
saraf ini merupakan dasar yang disebut benson
yaitu respon relaksasi. Respon dari aktivitas
saraf parasimpatik dapat menyebabkan
penurunan denyut nadi, tekanan darah serta
memperlancar aliran darah. Oleh sebab itu
melalui relaksasi otot proresif dapat
menimbulkan respon relaks sehingga seseorang
dapat mencapai keadaan tenang.
otak yang berhubungan dengan kecemasan yaitu progresif terhadap keluhan mual
amigdala, hipokampus dan korteks serebral
(berpikir, menginterpretasikan dan perencanaan).
Praptini KD, Sulistiowati NMD, Suarnata IK. Pengaruh relaksasi otot progresif
terhadap tingkat kecemasan pasien kemoterapi di Rumah Singgah
Kanker Denpasar. Naskah Publikasi. Denpasar: Universitas Udayana; 2013.
Potter PA, Perry AG, editors. Fundamental keperawatan (Nggie AF, editor Bahasa
Indonesia). 7th ed. Jakarta: Salemba Medika; 2010.
Stuart GW, editor. Buku saku keperawatan jiwa (Karyuni PE, editor Bahasa
Indonesia). 5th ed. Jakarta: EGC; 2006.