S DENGAN
CA PARU DI RUANG FRESIA
RSUP dr. HASAN SADIKIN BANDUNG
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Keperawatan Medikal
Bedah yang dibimbing oleh ibu Anggriyana Tri widianti, S.Kep.,Ns.M.Kep
Disusun Oleh :
Angga Arifudin (102018061)
A. Definisi
Kanker paru adalah tumor ganas paru primer yang berasal dari
saluran napas atau epitel bronkus. Terjadinya kanker ditandai dengan
pertumbuhan sel yang tidak normal, tidak terbatas, dan merusak sel-sel
jaringan yang normal. Proses keganasan pada epitel bronkus didahului
oleh masa pra kanker. Perubahan pertama yang terjadi pada masa
prakanker disebut metaplasia skuamosa yang ditandai dengan perubahan
bentuk epitel dan menghilangnya silia (Robbin & Kumar, 2007)
Kanker paru merupakan pertumbuhan sel kanker yang tidak
terkendali dalam jaringan paru-paru dapat disebabkan oleh sejumlah
karsinogen, lingkungan, terutama asap rokok (Suryo, 2010)
B. Etiologi
Seperti umumnya kanker yang lain, penyebab yang pasti dari
kanker paru belum diketahui, tapi paparan atau inhalasi berkepanjangan
suatu zat yang bersifat karsinogenik merupakan fakror penyebab utama
disamping adanya factor lain seperti kekebalan tubuh, genetic dan lain-
lain.
a. Merokok
Kanker paru beresiko 10 kali lebih tinggi dialami perokok berat
dibandingkan dengan bukan perokok. Peningkatan faktor resiko ini
berkaitan dengan riwayat jumlah merokok dalam tahun (jumlah
bungkus rokok yang digunakan setiap hari dikali jumlah tahun
merokok) serta faktor saat mulai merokok (semakin muda individu
mulai merokok, semakin besar resiko terjadinya kanker paru).
Faktor lain yang juga dipertimbangkan termasuk didalamnya jenis
rokok yang diisap (kandungan tar, rokok filter dan kretek).
b. Polusi udara
Ada berbagai karsinogen telah diidentifikasi, termasuk didalamnya
adalah sulfur, emisi kendaraan bermotor, dan polutan dari
pengolahan dan pabrik. Bukti-bukti menunjukkan bahwa insiden
kanker paru lebih besar didaerah perkotaan sebagai akibat
penumpukan polutan dan emisi kendaraan.
c. Paparan zat karsinogen
Beberapa zat karsinogen seperti asbeston, uranium, radon, arsen,
kromium, nikel, polisiklik hidrokarbon, dan vinil klorida dapat
menyebabkan kanker paru. Risiko kanker paru diantara pekerja
yang menangani asbes kkira-kira sepuluh kali lebih besar dari pada
masyarakat umum. Risiko kanker paru baik akibat kontak dengan
asbes maupun uranium meningkat kalau orang tersebut juga
merokok.
d. Rendahnya asupan vitamin A
Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa perokok yang
dietnya rendah vitamin A dapat memperbesar resiko terjadinya
kanker paru. Hipotesis ini didapat dari berbagai penelitian yang
menyimpulkan bahwa vitamin A dapat menurunkan resiko
peningkatan jumlah sel-sel kanker. Hal ini berkaitan dengan fungsi
utama vitamin A yang turut berperan dalam pengaturan diferensiasi
sel.
e. Genetic
Terdapat bukti bahwa anggota keluarga pasien kanker paru berisiko
lebih besar terkena penyakit ini. Penelitian sitogenik dan genetic
moleculer memperlihatkan bahwa mutasi pada protoonkogen dan
gen-gen penekan tumor memiliki arti penting dalam timbul dan
berkembangnya kanker paru. Tujuan khususnya adalah
pengaktifkan onkogen dan menonaktifkan gen-gen penekan tumor .
C. Manifestasi Klinis
1. Gejala dapat bersifat local( tumor tumbuh setempat) :
a) Batuk baru atau batuk lebih hebat pada batuk kronis
b) Hemoptisis
c) Mengi(wheezing, stridor) karena ada obstruksi saluran nafas
d) Kadang terdapat kavitas seperti abses paru
e) aelektasis
2. Invasi local
a) Nyeri dada
b) Dispnea karena efusi pleura
c) Invasi ke pericardium terjadi tamponade atau aritmia
d) Sindrom vena cava superior
e) Suara sesak
3. Gejala penyakit metastasi
a) Pada otak, tulang, hati, adrenal
b) Limfadenopati servikal dan supraklavikula (sering menyertai
metastasis)
c)
4. Sindrom paraneoplastik( terdapat pada 10 % kanker paru ) dengan
gejala :
a) Sistemik : penurunan berat badan, anoreksia, demam
b) Hematologi : leukositosi, anemia
c) Hipertropi : osteoartropati
d) Neurologic : ataksia, tremor
e) Endokrin : sekresi berlebihan hormone paratiroid
( hiperkalasemia )
f) Dermatologi : eritema multiform, hyperkeratosis
5. Asimtomatik dengan kelainan radiologis
a) Sering terdapat pada perokok dengan PPOK/COPD yang
terdeteksi secara radiologis
b) Kelainan berupa nodul soliter.
D. Klasifikasi
Kanker paru dibagi menjadi kanker paru sel kecil dan kanker paru sel tidak
kecil . klasifikasi ini digunakan untuk menentukan terapi.
1. Karsinoma sel skuamosa (epidermoid)
Merupakan tipe histologik kanker paru yang paling sering
ditemukan, berasal dari permukaan epitel bronkus. Perubahan
epitel termasuk metaplasia, atau dysplasia akibat merokok jangka
panjang, secara khas mendahului timbulnya tumor.
2. Adenokarsinoma
Kebanyakan jenis umor ini timbul dibagian perifer segmen bronkus
dan kadang-kadang dapat dikaitkan dengan jaringan parut local
pada paru dan fibrosis interstisial kronik.
3. karsinoma bronkoaveolus
karsinoma ini adalah sel-sel ganas yang besar dan berdiferensiasi
sangat buruk dengan sitoplasma yang besar dan ukuran ini
bermacam-macam
4. karsinoma sel kecil
kanker ini terdiri atas sel tumor dengan bentuk bulat hingga
lonjong, sedikit sitoplasma, dan dan kromatin granular. Gambaran
mitotik sering ditemukan. Biasanya ditemukan nekrosis dan
mungkin luas. Sel tumor sangat rapuh dan sering memperlihatkan
fragmentasi dan “crush artifact” pada sediaan biopsi. Gambaran
lain pada karsinoma sel kecil, yang paling jelas pada pemeriksaan
sitologik, adalah berlipatnya nucleus akibat letak sel tumor dengan
sedikit sitoplasma yang saling berdekatan (Kumar, 2007)
5. karsinoma sel besar
sel-sel ganas yang besar dan berdiferensiasi sangat buruk dengan
sitoplasma yang besar dan ukuran inti bermacam-macam. Sel-sel
ini cenderung timbul pada jaringan perifer, tumbuh cepat dengan
penyebaran ekstensif dan cepat ke tempat-tempat yang jauh
(Wilson, 2005)
E. Patofisiologi
Asap tembakau, Bahan industri,
Radiasi, Genetik polusi udara
Pathway
Bahan karsinomagenik
menegendap
Hiperplasia, metaplasia
Kanker Paru
Tujuan pada pembedahan kanker paru sama seperti penyakit paru lain, untuk
mengangkat semua jaringan yang sakit sementara mempertahankan sebanyak
mungkin fungsi paru – paru yang tidak terkena kanker.
1) Toraktomi eksplorasi.
Nama: NY. S, Umur: 30 tahun dengan diagnosa Medis: Ca.Paru. Klien mengeluh
sesak nafas . Sejak 7 hari sebelum masuk rumah sakit, klien mengeluhkan sesak
nafas yang dirasakan semakin memberat, dirasakan juga saat istirahat. Keluhan
sesak nafas disertai dengan batuk berdahak berwarna hijau dan demam. Sesak
tidak disertai mengi. Keluhan sesak nafas saat beraktivitas telah dirasakan sejak 1
bulan terakhir, dirasakan terutama bila mengerjakan pekerjaan rumah tangga dan
berkurang saat istirahat. 1 bulan SMRS keluhan sesak tidak disertai batuk
berdahak hijau maupun panas badan. Keluhan sesak disertai nyeri saat bernafas
(skala 5 dari 1 – 10), bengkak di kedua tungkai dan perut. BAK dirasa berkurang.
Tidak ada keluhan sering terbangun karena sesak. Klien nyaman berbaring dengan
3 – 4 bantal ditumpuk. Klien diketahui menderita sakit jantung sejak usia 2 tahun.
Pada pemeriksaan fisik ditemukan Pernafasan melalui hidung, PCH (+), ukuran
dan bentuk simetris, tidak ada deviasi septum dan trachea. Tidak terdapat sekret,
pola nafas cepat reguler dengan RR 30x/menit, penggunaan otot pernafasan (+).
Terdengar suara nafas tambahan wheezing (+), ronchi (+), O2 terpasang dengan
nasal kanul 3 liter/menit. Conjunctiva anemis, JVP 5 + 4 cmH2O, CRT < 3 detik.
Ictus cordis tampak dan teraba di ICS V 1 cm lateral LMCS, thrill (+), batas atas
ICS III kanan LSD kiri ICS V 1 cm lateral LMCS, S3 (+), S4 (-), TD 170/80
mmHg. Pitting edema (+/+).
DATA PENUNJANG
Hasil Laboratorium
Hb 10,2 g/dl
Ht 38 %
Leukosit 19.000/mm3
Trombosit 120.000/mm3
Kimia Klinik
Ureum 97
Kreatinin 2.21
GDS 302
Natrium 120
Kalium 2.3
ANALISA GAS DARAH
pH 7.29
Therapy
Furosemid 1 x 40 mg
Ceftazidime 3 x 1 gr
Levofloxasin 1 x 750 mg
Amlodipin 1 x 5 mg
Callos 3 x 1 tab
Bicnat 3 x 1 tab
Diit DM 1500
A. PENGKAJIAN
1. Identitas Pasien
Nama Pasien : Ny.S
Tanggal Lahir :10/02/1991
Jenis Kelamin :P
Alamat : Bandung
Pekerjaan : IRT
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Status : Menikah
Nomor RM :
Diagnosa Medis : Ca.Paru
Tanggal Pengkajian : 05/04/2021
Tanggal Masuk RS :05/04/2021
2. Identitas Penanggung Jawab Pasien
Nama : Tn.P
Jenis Kelamin :L
Pendidikan : S1
Hubungan dengan Pasien : Suami
Alamat : Bandung
3. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama Pasien
Klien mengeluh sesak nafas
b. Riwayat Kesehatan Sekarang
klien mengeluhkan sesak nafas yang dirasakan semakin
memberat, dirasakan juga saat istirahat. Keluhan sesak nafas
disertai dengan batuk berdahak berwarna hijau dan demam.
Sesak tidak disertai mengi. Keluhan sesak nafas saat
beraktivitas telah dirasakan sejak 1 bulan terakhir, dirasakan
terutama bila mengerjakan pekerjaan rumah tangga dan
berkurang saat istirahat.
c. Riwayat Kesehatan Dahulu
1 bulan SMRS keluhan sesak tidak disertai batuk berdahak
hijau maupun panas badan. Keluhan sesak disertai nyeri saat
bernafas (skala 5 dari 1 – 10), bengkak di kedua tungkai dan
perut. BAK dirasa berkurang. Tidak ada keluhan sering
terbangun karena sesak. Klien nyaman berbaring dengan 3 – 4
bantal ditumpuk. Klien diketahui menderita sakit jantung sejak
usia 2 tahun.
d. Riwayat Kesehatan Keluarga
Klien mengatakan mempunyai riwayat penyakit jantung sejak
usia 2 tahun
4. Riwayat Psikososial Spiritual
a. Data Psikologis
Klien menerima penyakitnya dengan ikhlas dan klien
mempercayai bahwa semua penyakit ada obatnya
b. Data Sosial
Klien tidak malu dengan penyakitnya
c. Data Spiritual
a. Praktik ibadah saat di rumah
Pada saat dirumah klien sering sholat berjamaah dimasjid
dan mengkuti pengajian
b. Praktik ibadah saat di rumah sakit
Pada saat di rumah sakit klien melakukan sholat tetapi
dengan keadaan duduk
5. Riwayat Activity Daily Living (ADL)
N Aktivitas Sehari-hari Sebelum sakit Saat sakit
O
1 Nutrisi
a) Makan
Jenis Nasi,sayur dan Nasi,telur,Susu
lauk pauk
Porsi 3x sehari 3x sehari
1 porsi 1 porsi
Keluhan Tidak ada Tidak ada
b) Minum
Jenis Air putih, Susu Air putih,
Porsi 5x sehari susu
5 gelas 4 gelas
Keluhan
Tidak ada Tidak ada
4 Kebiasaan Diri
2 kali sehari 1 kali sehari
a) Mandi
b) Perawatan Kuku 1 minggu belum
sekali
c) Perawatan Gigi 2 kali sehari 1 kali sehari
d) Perawatan Rambut 2 hari sekali Belum
e) Ketergantungan keramas
Mandiri
5 Aktivitas
Keluhan
6. PEMERIKSAAN FISIK
Status keadaan Umum
Keadaan umum : Tampak sesak
Kesadaran : Compos Mentis
Tanda-tanda vital :TD : 170/80 mmHg
N : 84x/menit
RR : 30x/menit
S : 37 C
Status antopometri :BB : 65 Kg
TB : 145 Cm
a) Sistem Pernapasan
Pernafasan melalui hidung, PCH (+), ukuran dan bentuk
simetris, tidak ada deviasi septum dan trachea. Tidak terdapat
sekret, pola nafas cepat reguler dengan RR 30x/menit,
penggunaan otot pernafasan (+). Terdengar suara nafas
tambahan wheezing (+), ronchi (+), O2 terpasang dengan nasal
kanul 3 liter/menit
b) Sistem Kardiovaskular
Conjunctiva anemis, JVP 5 + 4 cmH2O, CRT < 3 detik. Ictus
cordis tampak dan teraba di ICS V 1 cm lateral LMCS, thrill
(+), batas atas ICS III kanan LSD kiri ICS V 1 cm lateral
LMCS, S3 (+), S4 (-),
c) Sistem Pencernaan
Warna bibir merah muda, lidah klien bersih, tidak ada luka
pada daerah bibir, bentuk bibir simetris, gigi klien lengkap.
Abdomen datar, tidak terdapat pembengkakan dan nyeri tekan
pada hepar, tidak terdapat asites, bising usus 12 kali/menit.
d) Sistem Endokrin
Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid dan getah bening
e) Sistem Perkemihan
Kandung kemih tidak distensi, tidak ada pembesaran ginjal,
tidak ada rasa nyeri, tidak terjadi inkontensia urine
f) Sistem Persarafan
N1 (Olfaktorius):
pasien dapat membedakan bau kopi.
N2 (Optikus):
pasien mampu membaca papan nama perawat dalam
jarak 30 cm tanpa mengguanakan alat bantu.
N3, N4, N6 (Okulomotoris, Trokhealis, Abdusen):
Gerak bola mata ke segala arah, respon pupil miosis
(mengecil)
N5 (Trigeminus):
mata klien berkedip saat diberi pilinan kapas yang
diusapkan pada kelopak mata, klien dapat membedakan
sensasi kasar, halus, tajam, dan tumpul pada area wajah.
Reflek mengedip (+).
N7 (Fasialis):
wajah simetris, tidak ada kelumpuhan di muka
N8 (Auditorius):
kemempuan mendengar (+) namun harus dengan suara
dan intonasi yang jelas dan agak keras agar dapat
mendengar dengan baik.
N9 dan N10 (Glosofaringeus):
klien dapat menelan dengan baik saat minum
N11 (Asesorius):
klien dapat menoleh ke kanan dan ke kiri dengan
normal. Kekuatan otot sternokleidomastoideus dan
trapezius (+).
N12 (Vagus):
klien dapat menggerakan lidahnya ke segala arah
dengan bebas.
Pemeriksaan Tanda Meningeal - Test kaku kuduk (-) -
Test Brudzinski 1 (+) h.
g) Sistem Muskuloskeletal Ektremitas atas:
ROM kedua tangan kiri dan kanan dapat digerakan dengan
bebas ke segala arah. Dapat melakukan fleksi dan ekstensi pada
persendian tidak ada nyeri pada area tangan. Kekuatan otot
kanan dan kiri: 5/4 Ektremitas bawah: akral hangat, tidak ada
edema, ROM kedua kaki dapat bergerak ke segala arah.
Terdapat kelemahan pada kaki dengan kekuatan otot kaki
kanan dan kiri: 5/4.
h) Sistem Integumen
Warna kulit sawo matang, kebersihan kulit bersih, kulit kepala
bersih, rambut rontok saat di sisir dan terlihat lepek, turgor
kulit elastis tidak kering tidak ada lesi/ dekubitus. j.
i) Sistem Reproduksi
Tidak ada gangguan pada area genital
7. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
a. Pemeriksaan Labolatorium
- Hematokrit 38 40 ~ 52 %
Kimia Klinik
- Ureum 97 15 ~ 50 mg/dL