Anda di halaman 1dari 20

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN NY.

S DENGAN
CA PARU DI RUANG FRESIA
RSUP dr. HASAN SADIKIN BANDUNG

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Keperawatan Medikal
Bedah yang dibimbing oleh ibu Anggriyana Tri widianti, S.Kep.,Ns.M.Kep

Disusun Oleh :
Angga Arifudin (102018061)

PROGAM STUDI VOKASI DIPLOMA III KEPERAWATAN


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS AISYIYAH BANDUNG
2021
LAPORAN PENDAHULUAN

A. Definisi
Kanker paru adalah tumor ganas paru primer yang berasal dari
saluran napas atau epitel bronkus. Terjadinya kanker ditandai dengan
pertumbuhan sel yang tidak normal, tidak terbatas, dan merusak sel-sel
jaringan yang normal. Proses keganasan pada epitel bronkus didahului
oleh masa pra kanker. Perubahan pertama yang terjadi pada masa
prakanker disebut metaplasia skuamosa yang ditandai dengan perubahan
bentuk epitel dan menghilangnya silia (Robbin & Kumar, 2007)
Kanker paru merupakan pertumbuhan sel kanker yang tidak
terkendali dalam jaringan paru-paru dapat disebabkan oleh sejumlah
karsinogen, lingkungan, terutama asap rokok (Suryo, 2010)

B. Etiologi
Seperti umumnya kanker yang lain, penyebab yang pasti dari
kanker paru belum diketahui, tapi paparan atau inhalasi berkepanjangan
suatu zat yang bersifat karsinogenik merupakan fakror penyebab utama
disamping adanya factor lain seperti kekebalan tubuh, genetic dan lain-
lain.
a. Merokok
Kanker paru beresiko 10 kali lebih tinggi dialami perokok berat
dibandingkan dengan bukan perokok. Peningkatan faktor resiko ini
berkaitan dengan riwayat jumlah merokok dalam tahun (jumlah
bungkus rokok yang digunakan setiap hari dikali jumlah tahun
merokok) serta faktor saat mulai merokok (semakin muda individu
mulai merokok, semakin besar resiko terjadinya kanker paru).
Faktor lain yang juga dipertimbangkan termasuk didalamnya jenis
rokok yang diisap (kandungan tar, rokok filter dan kretek).
b. Polusi udara
Ada berbagai karsinogen telah diidentifikasi, termasuk didalamnya
adalah sulfur, emisi kendaraan bermotor, dan polutan dari
pengolahan dan pabrik. Bukti-bukti menunjukkan bahwa insiden
kanker paru lebih besar didaerah perkotaan sebagai akibat
penumpukan polutan dan emisi kendaraan.
c. Paparan zat karsinogen
Beberapa zat karsinogen seperti asbeston, uranium, radon, arsen,
kromium, nikel, polisiklik hidrokarbon, dan vinil klorida dapat
menyebabkan kanker paru. Risiko kanker paru diantara pekerja
yang menangani asbes kkira-kira sepuluh kali lebih besar dari pada
masyarakat umum. Risiko kanker paru baik akibat kontak dengan
asbes maupun uranium meningkat kalau orang tersebut juga
merokok.
d. Rendahnya asupan vitamin A
Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa perokok yang
dietnya rendah vitamin A dapat memperbesar resiko terjadinya
kanker paru. Hipotesis ini didapat dari berbagai penelitian yang
menyimpulkan bahwa vitamin A dapat menurunkan resiko
peningkatan jumlah sel-sel kanker. Hal ini berkaitan dengan fungsi
utama vitamin A yang turut berperan dalam pengaturan diferensiasi
sel.
e. Genetic
Terdapat bukti bahwa anggota keluarga pasien kanker paru berisiko
lebih besar terkena penyakit ini. Penelitian sitogenik dan genetic
moleculer memperlihatkan bahwa mutasi pada protoonkogen dan
gen-gen penekan tumor memiliki arti penting dalam timbul dan
berkembangnya kanker paru. Tujuan khususnya adalah
pengaktifkan onkogen dan menonaktifkan gen-gen penekan tumor .

Faktor resiko kanker paru


1. Laki-laki
2. Usia lebih dari 40 tahun
3. Pengguna tembakau (perokok putih, kretek, atau cerutu)
4. Hidup atau kontak erat dengan lingkungan asap tembakau
(perokok pasif)
5. Radon asbes
6. Lingkungan industry tertentu
7. Zat kimia, seperti arsenic
8. Beberapa zat kimia organic
9. Radiasi dari pekerjaan, obat-obatan, lingkungan
10. Polusi udara
11. Kekurangan vitamin A dan C

C. Manifestasi Klinis
1. Gejala dapat bersifat local( tumor tumbuh setempat) :
a) Batuk baru atau batuk lebih hebat pada batuk kronis
b) Hemoptisis
c) Mengi(wheezing, stridor) karena ada obstruksi saluran nafas
d) Kadang terdapat kavitas seperti abses paru
e) aelektasis
2. Invasi local
a) Nyeri dada
b) Dispnea karena efusi pleura
c) Invasi ke pericardium terjadi tamponade atau aritmia
d) Sindrom vena cava superior
e) Suara sesak
3. Gejala penyakit metastasi
a) Pada otak, tulang, hati, adrenal
b) Limfadenopati servikal dan supraklavikula (sering menyertai
metastasis)
c)
4. Sindrom paraneoplastik( terdapat pada 10 % kanker paru ) dengan
gejala :
a) Sistemik : penurunan berat badan, anoreksia, demam
b) Hematologi : leukositosi, anemia
c) Hipertropi : osteoartropati
d) Neurologic : ataksia, tremor
e) Endokrin : sekresi berlebihan hormone paratiroid
( hiperkalasemia )
f) Dermatologi : eritema multiform, hyperkeratosis
5. Asimtomatik dengan kelainan radiologis
a) Sering terdapat pada perokok dengan PPOK/COPD yang
terdeteksi secara radiologis
b) Kelainan berupa nodul soliter.

D. Klasifikasi
Kanker paru dibagi menjadi kanker paru sel kecil dan kanker paru sel tidak
kecil . klasifikasi ini digunakan untuk menentukan terapi.
1. Karsinoma sel skuamosa (epidermoid)
Merupakan tipe histologik kanker paru yang paling sering
ditemukan, berasal dari permukaan epitel bronkus. Perubahan
epitel termasuk metaplasia, atau dysplasia akibat merokok jangka
panjang, secara khas mendahului timbulnya tumor.
2. Adenokarsinoma
Kebanyakan jenis umor ini timbul dibagian perifer segmen bronkus
dan kadang-kadang dapat dikaitkan dengan jaringan parut local
pada paru dan fibrosis interstisial kronik.
3. karsinoma bronkoaveolus
karsinoma ini adalah sel-sel ganas yang besar dan berdiferensiasi
sangat buruk dengan sitoplasma yang besar dan ukuran ini
bermacam-macam
4. karsinoma sel kecil
kanker ini terdiri atas sel tumor dengan bentuk bulat hingga
lonjong, sedikit sitoplasma, dan dan kromatin granular. Gambaran
mitotik sering ditemukan. Biasanya ditemukan nekrosis dan
mungkin luas. Sel tumor sangat rapuh dan sering memperlihatkan
fragmentasi dan “crush artifact” pada sediaan biopsi. Gambaran
lain pada karsinoma sel kecil, yang paling jelas pada pemeriksaan
sitologik, adalah berlipatnya nucleus akibat letak sel tumor dengan
sedikit sitoplasma yang saling berdekatan (Kumar, 2007)
5. karsinoma sel besar
sel-sel ganas yang besar dan berdiferensiasi sangat buruk dengan
sitoplasma yang besar dan ukuran inti bermacam-macam. Sel-sel
ini cenderung timbul pada jaringan perifer, tumbuh cepat dengan
penyebaran ekstensif dan cepat ke tempat-tempat yang jauh
(Wilson, 2005)

E. Patofisiologi
Asap tembakau, Bahan industri,
Radiasi, Genetik polusi udara

Pathway
Bahan karsinomagenik
menegendap

perubahan epitel silia


dan mukosa

Hiperplasia, metaplasia

Kanker Paru

Adeno Karsinoma Karsinoma Sel Skuamosa Karsinoma Sel Bronkoaveolus

Bronkus mengandung Mukus Perubahan epitel bronkus, Penimbunan Toksin


metaplasia, dysplasia
Respon tubuh
Timbul pada bagian
Bronkus Besar menghasilkan sputum
perifer segmen bronkus

Perubahan struktur Alveoli Kehilangan fungsi silia


Fibrasi Interstisial

Gangguan suplai O2 Peningkatan jumlah secret


Lesi dan melebarnya
pembuluh darah Ketidakefektifan jalan
Gangguan pertukaran Gas
napas
Nyeri
F. Pemeriksaan Penunjang
a) CT-scan dan MRI Pemeriksaan CT-scan dada lebih sensitif dibandingkan dengan
fotodada PA karena dapat mendeteksi massa ukuran 3 mm. MRI dilakukan untuk
mengetahui penyebaran tumor ke tulang belakang.
b) Foto dada secara postero-anterior Pada foto dada PA dapat dilihat adanya
gambaran massa di daerah hilus atau parahiler atau apeks, lesi parenkim,
obstruksi, kolaps didaerah peripleura dan pembesaran mediastinum.
c) Pemeriksaan sitologi sputum Pemeriksaan sputum rutin dikerjakan terutama bila
pasien ada keluhan seperti batuk. Pemeriksaan sitologi tidak selalu memberikan
hasil positif karena ia tergantung dari :
a. Letak tumor terhadap bronkus
b. Waktu pemeriksaan sputum ( sputum harus segar) Pemeriksaan sitologi lain
untuk diagnostic kanker paru dapat dilakukan pada cairan pleura, aspirasi
kelenjar getah bening servikal, supraklavikula, bilasan dan sikatan bronkus
pada bronkoskopi.
d) Pemeriksaan Histopatologi Pemeriksaan histopatologi merupakan standar baku
penegakan diagnosis kanker paru. Pengumpulan bahannya dapat melalui
bronkoskopi, biopsi 34 transtorakal, torakoskopi, mediastinoskopi
dantorakotomi.Hasil pemeriksaan dapat mengklasifikasikan tipekanker.SCLC
ditandai dengan gambaran yang khas dari sel kecil mirip gandum dengan
sitoplasma yang sedikit dalam sarang-sarang atau kelompok tanpa organisasi
skuamosa atau glandular. Pada SCC ditandai dengan variasi sel-sel neoplasma
yang berkeratin yang berdiferensiasi baik sampai dengan tumor anaplastik dengan
beberapa fokus diferensiasi.Pada adenokarsinoma ditandai dengan sel-sel kanker
berbentuk sel kelenjar dengan produksi musin dan dikelilingi dengan jaringan
desmoplastik di sekitarnya.Sedangkan pada karsinoma sel besar menunjukkan
gambaran histologi yang aneh dan tidak khas selain ketiga jenis lainnya, bisa
dalam bentuk skuamosa dan glandular dengan diferensiasi buruk dengan seldatia,
sel jernih dan varian sel berbentuk kumparan di dalamnya.
e) Pemeriksaan serologi Beberapa petanda kanker paru yang dipakai sebagai
penunjang diagnosis yaitu CEA (carcinoma embryonic antigen), NSE(neuron-
spesific enolase) dan Cyfra 21-1(Cytokeratin fragment19).
f) Pemeriksaan bone scanning Pemeriksaan ini diperlukan bila diduga ada tanda-
tanda metastasis ke tulang. Insedens metastasis tumor non small cell lung cancer
( NSCLC ) ke tulang dilaporkan sebesar 15 %
G. Penatalaksanaan
a. Pembedahan.
   

Tujuan pada pembedahan kanker paru sama seperti penyakit paru lain, untuk
mengangkat semua jaringan yang sakit sementara mempertahankan sebanyak
mungkin fungsi paru – paru yang tidak terkena kanker.
1) Toraktomi eksplorasi.
   

Untuk mengkonfirmasi diagnosa tersangka penyakit paru atau toraks


khususnya karsinoma, untuk melakukan biopsy.
2)    Pneumonektomi (pengangkatan paru).
Karsinoma bronkogenik bilamana dengan lobektomi tidak semua lesi bisa
diangkat.
3)      Lobektomi (pengangkatan lobus paru).
Karsinoma bronkogenik yang terbatas pada satu lobus, bronkiaktesis bleb
atau bula emfisematosa; abses paru; infeksi jamur; tumor jinak
tuberkulois.
4)      Resesi segmental.
Merupakan pengangkatan satu atau lebih segmen paru.
5)      Resesi baji.
Tumor jinak dengan batas tegas, tumor metas metik, atau penyakit
peradangan yang terlokalisir. Merupakan pengangkatan dari permukaan
paru – paru berbentuk baji (potongan es).
6)      Dekortikasi.
Merupakan pengangkatan bahan – bahan fibrin dari pleura viscelaris.
b.      Radiasi
Pada beberapa kasus, radioterapi dilakukan sebagai pengobatan kuratif
dan bisa juga sebagai terapi adjuvant/ paliatif pada tumor dengan komplikasi,
seperti mengurangi efek obstruksi/ penekanan terhadap pembuluh darah/
bronkus. Terapi radiasi dilakukan dengan indikasi sebagai berikut.
1)      klien tumor paru yang operable tetapi risiko jika dilakukan
pembedahan.
2)      klien adenokarsinoma atau sel skuamosa inoperable yang mengalami
pembesaran kelenjar getah bening pada hilus ipsilateral dan mediastinal.
3)      klien kanker bronkus dengan oat cell.
4)      klien kambuhan sesudah lobektomi atau pneumonektomi.
Dosis umum 5000-6000 rad dalam jangka waktu 5-6 minggu.
Pengobatan dilakukan dalam 5 kali seminggu dengan dosis 180-200
rad/hari. Komplikasi yang mungkin terjadi adalah :
a)      Esofagitis, hilang 1 minggu sampai dengan 10 hari sesudah
pengobatan.
b)      Pneumonitis, pada rontgen terlihat bayangan eksudat di
daerah penyinaran.
c.       Kemoterapi
1. Kemoterapi digunakan untuk mengganggu pola pertumbuhan tumor,
untuk menangani pasien dengan tumor paru sel kecil atau dengan
metastasi luas serta untuk melengkapi bedah atau terapi radiasi.
2. Kemoterapi merupakan pilihan pengobatan pada klien dengan kanker
paru, terutama pada SCLC karena metastasis. Kemoterapi dapat juga
diberikan bersamaan dengan terapi bedah. Obat-obat kemoterapi yang
biasanya diberikan untuk menangani kanker, termasuk kombinasi dari
obat-obat berikut.
1)      Cyclophosphamide, Dexorubicin, Methrotexate, dan
Procarbazine.
2)      Etoposide dan Cisplatin
3)      Mitomycin, Vinblastine, dan Cisplatin.
d.      Imunoterapi
Banyak klien kanker paru yang mengalami gangguan imun. Obat
imunoterapi (Cytokin) biasa diberikan.
e.       Terapi Laser
f.       Torakosentesis dan Pleurodesis

1) Efusi pleura dapat menjadi masalah bagi klien kanker paru.


2) Efusi timbul akibat adanya tumor pada pleura visceralis dan parietalis
serta obstruksi kelenjar limfe mediastinal
3) Tujuan akhir dari terapi ini adalah mengeluarkan dan mencegah
akumulasi cairan.
KASUS

Nama: NY. S, Umur: 30 tahun dengan diagnosa Medis: Ca.Paru. Klien mengeluh
sesak nafas . Sejak 7 hari sebelum masuk rumah sakit, klien mengeluhkan sesak
nafas yang dirasakan semakin memberat, dirasakan juga saat istirahat. Keluhan
sesak nafas disertai dengan batuk berdahak berwarna hijau dan demam. Sesak
tidak disertai mengi. Keluhan sesak nafas saat beraktivitas telah dirasakan sejak 1
bulan terakhir, dirasakan terutama bila mengerjakan pekerjaan rumah tangga dan
berkurang saat istirahat. 1 bulan SMRS keluhan sesak tidak disertai batuk
berdahak hijau maupun panas badan. Keluhan sesak disertai nyeri saat bernafas
(skala 5 dari 1 – 10), bengkak di kedua tungkai dan perut. BAK dirasa berkurang.
Tidak ada keluhan sering terbangun karena sesak. Klien nyaman berbaring dengan
3 – 4 bantal ditumpuk. Klien diketahui menderita sakit jantung sejak usia 2 tahun.
Pada pemeriksaan fisik ditemukan Pernafasan melalui hidung, PCH (+), ukuran
dan bentuk simetris, tidak ada deviasi septum dan trachea. Tidak terdapat sekret,
pola nafas cepat reguler dengan RR 30x/menit, penggunaan otot pernafasan (+).
Terdengar suara nafas tambahan wheezing (+), ronchi (+), O2 terpasang dengan
nasal kanul 3 liter/menit. Conjunctiva anemis, JVP 5 + 4 cmH2O, CRT < 3 detik.
Ictus cordis tampak dan teraba di ICS V 1 cm lateral LMCS, thrill (+), batas atas
ICS III kanan LSD kiri ICS V 1 cm lateral LMCS, S3 (+), S4 (-), TD 170/80
mmHg. Pitting edema (+/+).

Hasil EKG: Sinus tachicardi, RVH, RBBB in komplit

DATA PENUNJANG
Hasil Laboratorium
Hb 10,2 g/dl
Ht 38 %
Leukosit 19.000/mm3
Trombosit 120.000/mm3
Kimia Klinik
Ureum 97
Kreatinin 2.21
GDS 302
Natrium 120
Kalium 2.3
ANALISA GAS DARAH
pH 7.29
Therapy
Furosemid 1 x 40 mg
Ceftazidime 3 x 1 gr
Levofloxasin 1 x 750 mg
Amlodipin 1 x 5 mg
Callos 3 x 1 tab
Bicnat 3 x 1 tab
Diit DM 1500

A. PENGKAJIAN
1. Identitas Pasien
Nama Pasien : Ny.S
Tanggal Lahir :10/02/1991
Jenis Kelamin :P
Alamat : Bandung
Pekerjaan : IRT
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Status : Menikah
Nomor RM :
Diagnosa Medis : Ca.Paru
Tanggal Pengkajian : 05/04/2021
Tanggal Masuk RS :05/04/2021
2. Identitas Penanggung Jawab Pasien
Nama : Tn.P
Jenis Kelamin :L
Pendidikan : S1
Hubungan dengan Pasien : Suami
Alamat : Bandung
3. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama Pasien
Klien mengeluh sesak nafas
b. Riwayat Kesehatan Sekarang
klien mengeluhkan sesak nafas yang dirasakan semakin
memberat, dirasakan juga saat istirahat. Keluhan sesak nafas
disertai dengan batuk berdahak berwarna hijau dan demam.
Sesak tidak disertai mengi. Keluhan sesak nafas saat
beraktivitas telah dirasakan sejak 1 bulan terakhir, dirasakan
terutama bila mengerjakan pekerjaan rumah tangga dan
berkurang saat istirahat.
c. Riwayat Kesehatan Dahulu
1 bulan SMRS keluhan sesak tidak disertai batuk berdahak
hijau maupun panas badan. Keluhan sesak disertai nyeri saat
bernafas (skala 5 dari 1 – 10), bengkak di kedua tungkai dan
perut. BAK dirasa berkurang. Tidak ada keluhan sering
terbangun karena sesak. Klien nyaman berbaring dengan 3 – 4
bantal ditumpuk. Klien diketahui menderita sakit jantung sejak
usia 2 tahun.
d. Riwayat Kesehatan Keluarga
Klien mengatakan mempunyai riwayat penyakit jantung sejak
usia 2 tahun
4. Riwayat Psikososial Spiritual
a. Data Psikologis
Klien menerima penyakitnya dengan ikhlas dan klien
mempercayai bahwa semua penyakit ada obatnya
b. Data Sosial
Klien tidak malu dengan penyakitnya
c. Data Spiritual
a. Praktik ibadah saat di rumah
Pada saat dirumah klien sering sholat berjamaah dimasjid
dan mengkuti pengajian
b. Praktik ibadah saat di rumah sakit
Pada saat di rumah sakit klien melakukan sholat tetapi
dengan keadaan duduk
5. Riwayat Activity Daily Living (ADL)
N Aktivitas Sehari-hari Sebelum sakit Saat sakit
O

1 Nutrisi
a) Makan
 Jenis  Nasi,sayur dan  Nasi,telur,Susu
lauk pauk
 Porsi  3x sehari  3x sehari
 1 porsi  1 porsi
 Keluhan  Tidak ada  Tidak ada

b) Minum
 Jenis  Air putih, Susu  Air putih,
 Porsi  5x sehari susu
 5 gelas  4 gelas
 Keluhan 
 Tidak ada Tidak ada

2 Eliminasi  1 hari sekali  1 hari seakli


 Coklat  Coklat
a) BAB
 Lunak  Lunak
b) BAK  Tidak ada  2x sehari
 4x sehari  Kuning jernih
c) Keluhan  Kuning jernih
 Tidak ada

3 Istirahat dan Tidur


a) waktu tidur  21.00-04.00  21.00-04.00
b) lama tidur/hari  7 jam  7 jam
c) keluhan  Tidak ada  Tidak ada

4 Kebiasaan Diri
 2 kali sehari  1 kali sehari
a) Mandi
b) Perawatan Kuku  1 minggu  belum
sekali
c) Perawatan Gigi  2 kali sehari  1 kali sehari
d) Perawatan Rambut  2 hari sekali  Belum
e) Ketergantungan keramas
 Mandiri
5 Aktivitas
Keluhan

6. PEMERIKSAAN FISIK
Status keadaan Umum
Keadaan umum : Tampak sesak
Kesadaran : Compos Mentis
Tanda-tanda vital :TD : 170/80 mmHg
N : 84x/menit
RR : 30x/menit
S : 37 C
Status antopometri :BB : 65 Kg
TB : 145 Cm

a) Sistem Pernapasan
Pernafasan melalui hidung, PCH (+), ukuran dan bentuk
simetris, tidak ada deviasi septum dan trachea. Tidak terdapat
sekret, pola nafas cepat reguler dengan RR 30x/menit,
penggunaan otot pernafasan (+). Terdengar suara nafas
tambahan wheezing (+), ronchi (+), O2 terpasang dengan nasal
kanul 3 liter/menit
b) Sistem Kardiovaskular
Conjunctiva anemis, JVP 5 + 4 cmH2O, CRT < 3 detik. Ictus
cordis tampak dan teraba di ICS V 1 cm lateral LMCS, thrill
(+), batas atas ICS III kanan LSD kiri ICS V 1 cm lateral
LMCS, S3 (+), S4 (-),
c) Sistem Pencernaan
Warna bibir merah muda, lidah klien bersih, tidak ada luka
pada daerah bibir, bentuk bibir simetris, gigi klien lengkap.
Abdomen datar, tidak terdapat pembengkakan dan nyeri tekan
pada hepar, tidak terdapat asites, bising usus 12 kali/menit.
d) Sistem Endokrin
Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid dan getah bening
e) Sistem Perkemihan
Kandung kemih tidak distensi, tidak ada pembesaran ginjal,
tidak ada rasa nyeri, tidak terjadi inkontensia urine
f) Sistem Persarafan
 N1 (Olfaktorius):
pasien dapat membedakan bau kopi.
 N2 (Optikus):
pasien mampu membaca papan nama perawat dalam
jarak 30 cm tanpa mengguanakan alat bantu.
 N3, N4, N6 (Okulomotoris, Trokhealis, Abdusen):
Gerak bola mata ke segala arah, respon pupil miosis
(mengecil)
 N5 (Trigeminus):
mata klien berkedip saat diberi pilinan kapas yang
diusapkan pada kelopak mata, klien dapat membedakan
sensasi kasar, halus, tajam, dan tumpul pada area wajah.
Reflek mengedip (+).
 N7 (Fasialis):
wajah simetris, tidak ada kelumpuhan di muka
 N8 (Auditorius):
kemempuan mendengar (+) namun harus dengan suara
dan intonasi yang jelas dan agak keras agar dapat
mendengar dengan baik.
 N9 dan N10 (Glosofaringeus):
klien dapat menelan dengan baik saat minum
 N11 (Asesorius):
klien dapat menoleh ke kanan dan ke kiri dengan
normal. Kekuatan otot sternokleidomastoideus dan
trapezius (+).
 N12 (Vagus):
klien dapat menggerakan lidahnya ke segala arah
dengan bebas.
 Pemeriksaan Tanda Meningeal - Test kaku kuduk (-) -
Test Brudzinski 1 (+) h.
g) Sistem Muskuloskeletal Ektremitas atas:
ROM kedua tangan kiri dan kanan dapat digerakan dengan
bebas ke segala arah. Dapat melakukan fleksi dan ekstensi pada
persendian tidak ada nyeri pada area tangan. Kekuatan otot
kanan dan kiri: 5/4 Ektremitas bawah: akral hangat, tidak ada
edema, ROM kedua kaki dapat bergerak ke segala arah.
Terdapat kelemahan pada kaki dengan kekuatan otot kaki
kanan dan kiri: 5/4.
h) Sistem Integumen
Warna kulit sawo matang, kebersihan kulit bersih, kulit kepala
bersih, rambut rontok saat di sisir dan terlihat lepek, turgor
kulit elastis tidak kering tidak ada lesi/ dekubitus. j.
i) Sistem Reproduksi
Tidak ada gangguan pada area genital
7. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
a. Pemeriksaan Labolatorium

Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan


Hematologi

- Hemoglobin 10,2 13,5 ~ 17,5 g/dL

- Hematokrit 38 40 ~ 52 %

- Lekosit 19.000 4400 ~ 11300 /mm3

- Trombosit 120.000 150000 ~ 450000 /mm3

Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan

Kimia Klinik

- Ureum 97 15 ~ 50 mg/dL

- Kreatinin 2.21 0,7 ~ 1,2 mg/dL

- Natrium (Na) 120 135 ~ 145 mEq/L

- Kalium (K) 2.3 3,6 ~ 5,5 mEq/L


- GDS 302

Analisa Gas Darah

- pH 7.29 7,34 ~ 7,44


b. Terapi
Therapy Dosis Fungsi
Furosemid 1 x 40 mg untuk mengeluarkan kelebihan cairan dari
dalam tubuh melalui urine
Ceftazidime 3 x 1 gr untuk mengobati bermacam-macam infeksi
bakteri
Levofloxasin 1 x 750 mg untuk mengobati penyakit akibat infeksi
bakteri
Amlodipin 1 x 5 mg bekerja dengan cara melemaskan dinding
pembuluh darah. Efeknya akan
memperlancar aliran darah menuju jantung
dan mengurangi tekanan darah
Callos 3 x 1 tab untuk membantu pencegahan dan terapi
untuk gangguan metabolisme atau
kekurangan Calcium
Bicnat 3 x 1 tab obat yang digunakan untuk menetralkan
asam darah (pada keadaan asidosis) dan
urine yang terlalu asam
Diit DM 1500
B. Analisa Data
No Data Subjektif Etiologi Masalah
1. DS: Faktor Resiko Ca Paru Pola Nafas
- Pasien ↓ tidak Efektif
mengeluhkan Bahan Karsinogenik
sesak nafas di mengendap
sertai dengan ↓
batuk berdahak Hiperplasi,metaplasi
dan demam ↓
- Sesak di Kanker Paru
rasakan ↓
semakin Karsinoma sel
memberat bronchial alveolus
- Sesak dirasakan ↓
bila Bronkus
mengerjakan membesar/metastase
pekerjaan ↓
rumah dan Obstruksi bronkus
berkurang saat ↓
beristirahat Dipsnea ringan

DO: Pola Nafas tidak
- Adanya Efektif
pernapasan
cuping hidung
- PCH+
- Pola napas
cepat
- RR 30x/menit
- Adanya
penggunaan
otot pernafasan
2. Ds: Factor sakit jantung Penurunan
Do: bawaan dan hipertensi Curah Jantung

- Conjunctiva
Beban tekanan
anemis
berlebihan
- JVP 5 + 4

cmH2O
Beban systole
- S3 (+), S4 (-)
meningkat
- TD 170/80

mmHg.
Kontraktilitas menurun
- Pitting edema

(+/+).
Hambatan
- Hasil EKG:
pengosongan ventrikel
Sinus

tachicardi,
Daya pompa jantung
RVH, RBBB in
menurun
komplit

Penurunan Curah
jantung

Anda mungkin juga menyukai