Anda di halaman 1dari 29

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN DIAGNOSA SINDROM

ASPIRASI MECONIUM
RSUP dr. HASAN SADIKIN BANDUNG

Untuk memenuhi tugas Praktik Keperawatan Anak II


Program Studi Vokasi Diploma III Keperawatan

Dosen Pembimbing:
Maya Amalia, S.Kep., Ners., M.Kep

Oleh
Nurizka Tringgani Idzni
102018064

PROGRAM STUDI VOKASI DIPLOMA III KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERISTAS ‘AISYIYAH BANDUNG
BANDUNG
2021
1. Definisi
Sindrom aspirasi mekonium(SAM) merupakan sekumpulan gejala yang
diakibatkan oleh terhisapnya cairan amnion mekonial ke dalam saluran pernafasan bayi.
Sindroma aspirasi mekonium (SAM) adalah salah satu penyebab yang paling sering
menyebabkan kegagalan pernapasan pada bayi baru lahir aterm maupun post-term.
Kandungan mekonium antara lain adalah sekresi gastrointestinal, hepar, dan pancreas
janin, debris seluler, cairan amnion, serta lanugo. Cairan amnion mekonial terdapat
sekitar 10-15% dari semua jumlah kelahiran cukup bulan (aterm), tetapi SAM terjadi
pada 4-10% dari bayi-bayi ini, dan sepertiga diantara membutuhkan bantuan ventilator.
Adanya mekonium pada cairan amnion jarang dijumpai pada kelahiran preterm. Resiko
SAM dan kegagalan pernapasan yang terkait, meningkat ketika mekoniumnya kental dan
apabila diikuti dengan asfiksia perinatal. Beberapa bayi yang dilahirkan dengan cairan
amnion yang mekonial memperlihatkan distres pernapasan walaupun tidak ada
mekonium yang terlihat dibawah korda vokalis setelah kelahiran. Pada beberapa bayi,
aspirasi mungkin terjadi intrauterine, sebelum dilahirkan.

2. Etiologi
Terjadinya sindroma aspirasi mekonium adalah cairan amnion yang mengandung
mekonium terinhalasi oleh bayi. Mekonium dapat keluar (intrauterin) bila terjadi stres /
kegawatan intrauterin. Mekonium yang terhirup bisa menyebabkan penyumbatan parsial
ataupun total pada saluran pernafasan, sehingga terjadi gangguan pernafasan dan
gangguan pertukaran udara di paru-paru. Selain itu, mekonium juga berakibat pada iritasi
dan peradangan pada saluran udara, menyebabkan suatu pneumonia kimiawi.

3. Faktor Resiko
Faktor resiko yang terkait kejadian SAM antara lain adalah kehamilan post-term,
pre-eklampsia, eklampsia, hipertensi pada ibu, diabetes mellitus pada ibu, bayi kecil masa
kehamilan (KMK), ibu yang perokok berat, penderita penyakit paru kronik, atau penyakit
kardiovaskular.

4. Patofisologi
Keluarnya mekonium intrauterine terjadi akibat dari stimulasi saraf saluran pencernaan
yang sudah matur dan biasanya akibat dari stres hipoksia pada fetus. Fetus yang
mencapai masa matur, saluran gastrointestinalnya juga matur, sehingga stimulasi vagal
dari kepala atau penekanan pusat menyebabkan peristalsis dan relaksasi sfingter ani,
sehingga menyebabkan keluarnya mekonium. Mekonium secara langsung mengubah
cairan amniotik, menurunkan aktivitas anti-bakterial dan setelah itu meningkatkan resiko
infeksi bakteri perinatal. Selain itu, mekonium dapat mengiritasi kulit fetus, kemudian
meningkatkan insiden eritema toksikum. Bagaimanapun, komplikasi yang paling berat
dari keluarnya mekonium dalam uterus adalah aspirasi cairan amnion yang tercemar
mekonium sebelum, selama, maupun setelah kelahiran. Aspirasi cairan amnion mekonial
ini akan menyebabkan hipoksia melalui 4 efek utama pada paru, yaitu: obstruksi jalan
nafas (total maupun parsial), disfungsi surfaktan, pneumonitis kimia dan hipertensi
pulmonal.
 Obstruksi jalan nafas
Obstruksi total jalan nafas oleh mekonium menyebabkan atelektasis. Obstruksi parsial
menyebabkan udara terperangkap dan hiperdistensi alveoli, biasanya termasuk efek
fenomena ball-valve. Hiperdistensi alveoli menyebabkan ekspansi jalan nafas selama
inhalasi dan kolaps jalan nafas di sekitar mekonium yang terinspirasi di jalan nafas,
menyebabkan peningkatan resistensi selama ekshalasi. Udara yang terperangkap
(hiperinflasi paru) dapat menyebabkan ruptur pleura (pneumotoraks), mediastinum
(pneumomediastinum), dan perikardium (pneumoperikardium).
 Disfungsi surfaktan
Mekonium menonaktifkan surfaktan dan juga menghambat sintesis surfaktan.
Beberapa unsur mekonium, terutama asam lemak bebas (seperti asam palmitat,
asam oleat), memiliki tekanan permukaan minimal yang lebih tinggi dari pada
surfaktan dan melepaskannya dari permukaan alveolar, menyebabkan atelektasis
yang luas.
 Pneumonitis kimia
Mekonium mengandung enzim, garam empedu, dan lemak yang dapat mengiritasi
jalan nafas dan parenkim, mengakibatkan pelepasan sitokin (termasuk tumor
necrosis factor (TNF)-α, interleukin (IL)-1ß, I-L6, IL-8, IL-13) dan menyebabkan
pneumonitis luas yang dimulai dalam beberapa jam setelah aspirasi. Semua efek
pulmonal ini dapat menimbulkan gross ventilation-perfusion (V/Q) mismatch
 Hipertensi pulmonal persisten pada bayi baru lahir
Beberapa bayi dengan sindroma aspirasi mekonium mengalami hipertensi
pulmonal persisten pada bayi baru lahir primer atau sekunder sebagai akibat dari
stres intrauterin yang kronik dan penebalan pembuluh pulmonal. PPHN lebih
lanjut berperan dalam terjadinya hipoksemia akibat sindrom aspirasi mekonium

5. GAMBARAN KLINIS
Di dalam uterus, atau lebih sering, pada pernapasan pertama, mekonium yang
kental teraspirasi ke dalam paru, mengakibatkan obstruksi jalan napas kecil yang dapat
menimbulkan kegawatan pernapasan dalam beberapa jam pertama setelah kelahiran
dengan gejala takipnea, retraksi, stridor, dan sianosis pada bayi dengan kasus berat.
Obstruksi parsial pada beberapa jalan napas dapat menimbulkan pneumothoraks atau
pneumomediastinum, atau keduanya. Pengobatan tepat dapat mencegah kegawatan
pernapasan, yang dapat hanya ditandai oleh takikardia tanpa retraksi. Pada kondisi gawat
nafas, dapat terjadi distensi dada yang berat yang membaik dalam 72 jam. Akan tetapi
bila dalam perjalanan penyakitnya bayi memerlukan bantuan ventilasi, keadaan ini dapat
menjadi berat dan kemungkinan mortalitasnya tinggi. Takipnea dapat menetap selama
beberapa hari atau bahkan beberapa minggu. Foto radiografi dada bersifat khas ditandai
dengan bercak-bercak infiltrat, corakan kedua lapangan paru kasar, diameter
anteroposterior bertambah, dan diafragma mendatar. Foto x-ray dada normal pada bayi
dengan hipoksia berat dan tidak adanya malformasi jantung mengesankan diagnosis
sirkulasi jantung persisten. PO2 arteri dapat rendah pada penyakit lain, dan jika terjadi
hipoksia, biasanya ada asidosis metabolic

6. PEMERIKSAAN PENUNJANG

 Rontgen dada untuk menemukan adanya atelektasis, peningkatan diameter antero


posterior, hiperinflation, flatened diaphragm akibat obstruksi dan terdapatnya
pneumothorax  ( gambaran infiltrat kasar dan iregular pada paru )
 Analisa gas darah untuk mengidentifikasi acidosis metabolik atau respiratorik dengan
penurunan PO2 dan peningkatan tingkat PCO2
7. DIAGNOSIS SINDROME ASPIRASI MEKONIUM
Diagnosis ditegakkan berdasarkan keadaan berikut:
1. Sebelum bayi lahir, alat pemantau janin menunjukkan bradikardia (denyut jantung
yang lambat)
2. Ketika lahir, cairan ketuban mengandung mekonium (berwarna kehijauan)
3. Bayi memiliki nilai Apgar yang rendah.
4. Dengan bantuan laringoskopi, pita suara tampak berwana kehijauan.
5. Dengan bantuan stetoskop, terdengar suara pernafasan yang abnormal (ronki kasar).
6. Pemeriksaan lainnya yang biasanya dilakukan: (1) Analisa gas darah (menunjukkan
kadar pH yang rendah, penurunan pO2 dan peningkatan pCO2); (2) Rontgen dada
(menunjukkan adanya bercakan di paru-paru).
7. PENATALAKSANAAN MEDIS
Tergantung pada berat ringannya keadaan bayi, mungkin saja bayi akan dikirim ke
unit perawatan intensif neonatal (neonatal intensive care unit [NICU]). Tata laksana yang
dilakukan biasanya meliputi :

1. Umum
Jaga agar bayi tetap merasa hangat dan nyaman, dan berikan oksigen.
2. Farmakoterapi
Obat yang diberikan, antara lain antibiotika. Antibiotika diberikan untuk mencegah
terjadinya komplikasi berupa infeksi ventilasi mekanik.
3. Fisioterapi
Yang dilakukan adalah fisioterapi dada. Dilakukan penepukan pada dada dengan
maksud untuk melepaskan lendir yang kental.
4. Pada SAM berat dapat juga dilakukan:
a. Pemberian terapi surfaktan.
b. Pemakaian ventilator khusus untuk memasukkan udara beroksigen tinggi ke
dalam paru bayi.
c. Penambahan nitrit oksida (nitric oxide) ke dalam oksigen yang terdapat di dalam
ventilator. Penambahan ini berguna untuk melebarkan pembuluh darah sehingga
lebih banyak darah dan oksigen yang sampai ke paru bayi.
Bila salah satu atau kombinasi dari ke tiga terapi tersebut tidak berhasil, patut
dipertimbangkan untuk menggunakan extra corporeal membrane oxygenation
(ECMO). Pada terapi ini, jantung dan paru buatan akan mengambil alih sementara
aliran darah dalam tubuh bayi. Sayangnya, alat ini memang cukup langka.
PATHWAY SYNDROM ASPIRASI MEKONIUM

Fetal Distress

Hipoksemia Asfiksia
Berlangsung lama

Penurunan O2 dalam Janin kekurangan 02


jarigan Hiperplasia otot dan kadar co2

persistent pulmonary
Pernafasan bayi hypertension of the Suplai 02 dalam
terganggu newborn (PPHN) darah

Bayi terengah-engah Peritaltik usus dan


di dalam uterus janin

Gangguan
pertukaran gas Tejadi aktivitas
usus

Mekonium akan keluar


Cairan amnion akan bercampur dengan
mekonium

Janin menarik nafas

Banyakcairan
Respirasiterganggu Mekonium yang tidak bersih terhirup (Aspirasi meconium)
meconium di
paru-paru

Penggunaan ETT Mekonium mengisi jalan nafas dan lambung

Penggunaan ventilator
Partikel garam yang ada di dalam mekonium
mode PCV+
bekerja seperti detergen di dalam paru-paru

Masuknyabendaasi
Aktivasisitokin
ngkedalamtubuh
(TNF)-α, interleukin
Terjadi luka bakar kimia pada jaringan paru Peradangan paru-paru
(IL)-1ß, I-L6, IL-8,
IL-13)
RisikoInfeksi Suplai 02 ke paru
Obstruksi jalan nafas
pneumonitis
Kerusakan otak
Fagositosismenurun
Disfungsisurfaktan
Kematian bayi
Sel goblet
danselmakrofagtergang
Komplain alveoli
menurun

Produksi sputum meningkat


hipoksemia
1) Definisi
Bayi baru lahir atau neonates adalah bayi yang baru mengalami proses
kelahiran,berusia 0-28 hari.BBL,memerlukan penyesuaian fisiologis berupa
maturasi,adaptasi(menyesuaikan diri dari kehidupan intra uterin ke kehidupan
ekstraterin) dan toleransi bagi BBL untuk dapat hidup dengan baik.
Bayi baru lahir disebut juga dengan neonates merupakan individu yang sedang
bertumbuh dan baru saja mengalami trauma kelahiran serta harus dapat
melakukan penyesuaian diri dari kehidupan intrauterine ke kehidupan
ekstrauterin.
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir mulai dari 37 minggu sampai
kurang dari 42 minggu lengkap (259-293 hari).

1) Ciri-ciri Bayi Baru Lahir


1. Berat badan 2500- 4000 gram
2. Panjang badan 48-52 cm
3. Lingkar dada 30 – 38 cm
4. Lingkar kepala 33- 35 cm
5. Frekuensi jantung 120 -160 kali/menit
6. Pernafasan 40 – 60 kali/menit
7. Kulit kemerah merahan dan licin karena jaringan subkutan cukup
8. Rambut lanugo tidak terlihat,rambut kepala biasanya telah sempurna
9. Kuku agak panjang dan lemas
10. Genitalia
Perempuan labia mayora sudah menutupi labia minora.
Laki – laki sudah turun,skrotum sudah ada
11. Reflek hisap dan menelan sudah terbentuk dengan baik
12. Reflek morrow atau gerak memeluk bila dikagetkan sudah baik
13. Eliminasi baik,meconium akan keluar dalam 24 jam pertama,meconium
berwarna hitam kecoklatan.
14. Nilai APGAR > 7.
Adaptasi BBL terhadap kehidupan di luar uterus
Adaptasi Neonatal (BBL) adalah proses penyesuaian dari kehidupan di
dalam uterus. Kemampuan ini disebut juga homeostatis bila terdapat gangguan
adaptasi maka bayi akan sakit. Hemostatis adalah kemampuan mempertahankaan
fungsi fungsi vital bersifat dinamis di pengaruhi oleh tahap pertumbuhan dan
perkembangan termasuk saat dalam uterus.
Faktor yang mempengaruhi adaptasi BBL:
1. Pengalaman antepartum ibu dan BBL
2. Pengalaman intrapartum ibu dan BBL
3. Kapasitas Fisiologis BBL untuk melakukan transisi ke kehidupan ekstrauterin
Adaptasi yang dialami oleh BBL
1. Sistem pernafasan
Usia kehamilan Perkembangan
24 hari Bakal paru paru terbentuk
26 – 28 hari 2 bronki membesar
6 minggu Di bentuk segmen bronkus
12 minggu Diferensiasi lobus
16 minggu Dibentuk bronkiolus
24 minggu Alveolus
28 minggu Dibentuk surfaktan
34 minggu Maturasi struktur

Rangsangan gerakan pernafasan pertama terjadi karena :


 Tekanan mekanik terhadap thoraks saat melalui jalan lahir (stimulasi mekanik)
 Penurunan PaCO2 merangsang kemoreseptor yang terletak di sinus karotikus (stimulasi
kimiawi)
 Rangsangan dingin didaerah muka dan perubahan suhu didalam uterus (stimulasi sensorik)
 Reflek deflasi Hering Breur
Pernafasan pertama pada bayi normal terjadi dalam waktu 30 menit pertama sesudah
lahir.Dalam mempertahankan tekanan alveoli, selain karena adanya survaktan juga didukung
dengan tarikan nafas dan pengeluaran nafas dengan merintih sehingga udara bisa udara bisa
tertahan didalam.Neonates bernafas secara diafragmatik dan abdominal sedangkan untuk
frekuensi dan untuk dalamnya bernafas belum teratur.
Apabila surfaktan berkurang maka alveoli akan kolaps dan paru-paru kaku sehingga terjadi
atelectasis. Dala kondisi seperti ini neonates masih dapat mempertahankan hidupnya karena
adanya kelanjutan metabolisme anaerobik.
2. Sistem Peredaran Darah
Pada masa fetus,peredarah melalui plasenta.Setelah bayi lahir paru akan
berkembang yang mengakibatkan terjadi tekanan arteriol dalam paru menurun diikuti
dengan menurunya tekanan pada jantung kanan. Kondisi ini menyebabkan tekanan
jantung kiri lebih besar dibanding dengan tekanaN jantung kanan. Hal inilah yang
menyebabkan foramen ovale menutup secara fungsional.Hal ini terjadi pada jam jam
pertama setelah kelahiran.Jumlah aliran darah dalam paru 4-5 liter/menit/m2
(Gessner,1965).
3. Sistem pengaturan suhu
BBL belum dapat mengatur suhu tubuhnya.BBl cenderung mengalami steres fisik
akibat perubahan suhu di luar uterus.Fluktuasi suhu di dalam uterus rentang minimal -
maksimalnya hanya 0,6 oc dan sangat berbeda dengan kondisi di luar uterus. 3 faktor
yang berperan dalam kehilangan panas tubuh bayi :
• Luasnya permukaan tubuh bayi.
• Pusat pengaturan suhu bayi yang belum berfungsi secara sempurna.
• Tubuh bayi terlalu kecil untuk memproduksi dan menyimpan panas.
Pada lingkungan yang dingin pembentukan suhu tanpa mekanisme mengigil
merupakan usaha utamas seorang bayi yang kedinginan untuk mendapatkan kembali
panas tubuhnya.Pembentukan suhu tanpa mengigil ini merupakan hasil penggunaan
lemak coklat yang terdapat di seluruh tubuh dan mereka mampu meningkatkan panas
tubuh sampai 100 %.Untuk membakar lemak coklat,bayi harus menggunakan glukosa
untuk mendapatkan energy yang akan mengubah lemak menjadi panas. Lemak coklat
tidak dapat diproduksi ulang oleh BBL. Cadangan lemak coklat ini akan habis dalam
waktu singkat dengan adanya stress dingin. Semakin lama usia kehamilan semakin
banyak persediaan lemak coklat. Jika seorang bayi kedinginan dia akan mengalami
hipoglikemia, hipoksia, asidosis. Sehingga upaya pencegahan kehilangan panas
merupakan prioritas utama dan bidan berkewajiban untuk meminimalkan kehilangan
panas pada BBL.Suhu tubuh normal pada neonates adalah 36,5 -37,5.

4. Metabolisme
Luas permukaan tubuh neonatus relative lebih luas dari tubuh orang
dewasa,sehingga metabolisme basal/kg badan akan lebih besar.oleh karena itu BBL harus
menyesuaikan diri dengan lingkungan baru. Pada jam-jam pertama kehidupan energy
didapakan dari perubahan karbohidrat.Pada hari kedua, energy berasal dari pembakaran
lemak. Setelahmendapat susu, sekitar hari keenam energy diperoleh dari lemak dan
karbohidrat yang masing-masing seberat 60 dan 40%.

o Keseimbangan Air dan Fungsi Ginjal.


Tubuh BBL mengandung relative banyak air. Fungsi ginjal belum sempurna karena:
 Jumlah nefron masih belum sebanyak orang dewasa.
 Ketidakseimbangan luas permukaan glomerulus dan volume tubulus proksimal
 Renal blood flow relative kurang bila dibandingkan dengan orang dewasa.
o Imunoglobulin
Pada BBL hanya terdapat gamaglobulin G, sehingga immunologi dari ibu dapat
berpindah melalui plasenta karena berat molekulnya kecil. Akan tetapi bila ada infeksi yang
dapat melalui plasenta (toksoplasma, herpes simpleks, dan lain-lain) reaksi immunologis
dapat terjadi dengan pembentukan sel plasma serta antibody gama A, G, M.
o Traktus Digestivus
Pada masa neonatus, traktus digestivus mengandung zat-zat yang berwarna hitam
kehijauan yang terdiri atas mukopolisakarida dan disebut meconium. Pada masa neonatus,
saluran pencernaan mengeluarkan tinja pertama biasanya dalam 24 jam pertama berupa
meconium. Dengan adanya pemberian susu, mekonium mulai digantikan dengan tinja yang
berwarna coklat kehijauan dalam tiga sampai empat hari.
Refleks sebelum lahir janin cukup bulan akan mulai menghisap dan menelan. Reflek
muntah danreflek batuk yang matang sudah terbentuk dengan baik pada saat akan lahir.
Kemampuan bayi baru lahir cukup bulan untuk emnelan mnecerna makanan (selain susu)
masih terbatas. Hubungna antara esophagus bawah dan lambung masih belum sempurna yang
mengakibatkan “gumoh” pada bayi baru lahir dan neonatus.Kapasitas lambung sendiri sangat
terbatas. Yaitu kurang dari 30cc untuk seorang bayi baru lahir cukup bulan dan kapasitas
lambung ini akan bertambah secara lambat bersamaan dengan pertumbuhannya. Dengan
adanya kapasitas lambung yang masih terbatas maka sangat penting nbagi pasien untuk
mengatur pola intake cairan pada bayi dengan frekuensi sedikit tapi sering
o Hati
Segera setelah lahir, hati menunjukkan perubahan kimia dan morfologis berupa
kenaikan kadar protein dan penurunan kadar lemak serta glikogen. Sel hemopoetik jug amulai
berkurang walaupun dalam waktu yang agak lama. Enzim hati belum aktif benar pada waktu
bayi baru lahir, daya detoksifikasi hati pada neonatus juga belum sempurna.
o Keseimbangan Asam dan Basa
Tingkat keasaman (ph) darah pada waktu lahir umumnya remdah karena glikolisis
anaerobic. Namun dalam waktu 24 jam, neonatus telah mengkompensasi asidosis ini.
2.2.4 Penilaian Bayi Baru Lahir
Tanda 0 1 2
Warna kulit Seluruh tubuh biru Tubuh kemerahan Seluruh tubuh
atau pucat ektermitas biru kemerahan
Denyut jantung Tidak ada <100 >100
reflek Tidak bereaksi Sedikit gerakan Reaksi melawan
menangis
Tonus otot Lumpuh Ekstermitas sedikit Gerakan
fleksi aktif,ekstermiats
fleksi baik
Usaha bernafas Tidak ada Lambat,tidak teratur Menangis kuat

Evaluasi nilai
Penilaian dilakukan pada waktu 1 menit pertama dan 5 menit kedua. Apabila nilai
APGAR :
7-10 : bayi mengalami asfiksia ringan atau dikatakan bayi dalam keadaan normal.
4-6 : bayi mengalami asfiksia sedang
1.3 : bayi mengalami asfiksia berat

2.2.4 Tahapan BBL


1. Tahap I terjadi segera setelah lahir, selama menit – menit pertama kelahiran.
Pada tahap ini digunakan sistem scoring apgar untuk fisik dan scoring gray
untuk interaksi bayi dan ibu.
2. Tahap II disebut tahap transional reaktivitas. Pada tahap II dilakukan
pengkajian selama 24 jam pertama terhadap adanya perubahan perilaku.
3. Tahap III disebut tahap periodik, pengkajian dilakukan setelah 24 jam pertama
yang meliputi pemeriksaan seluruh tubuh.
 Penanganan BBL
Tujuan utama perawatan bayi segera setelah lahir adalah :
- Membersihkan jalan napas.
- Memotong dan merawat tali pusat.
- Mempertahankan suhu tubuh bayi.
- Identifikasi.
- Pencegahan infeksi.
 Asuhan pada BBL Normal
1. Cara Memotong Tali Pusat.
a. Menjepit tali pusat dengan klem dengan jara 3 cm dari pusat, lalu
memasang klem kedua 2 cm dari klem yang pertama.
b. Menegangkan tali pusat di antara 2 klem dengan menggunakan tangan
kiri (jari tengan melindungi tubuh bayi) lalu memotong tali pusat
diantara kedua klem.
c. Mengikat tali pusat dengan jarak ± 1 cm dari umbilikus dengan simpul
mati lalu mengikat balik tali pusat dengan simpul mati. Untuk kedua
kalinya bungkus dengan kasa steril, lepaskan klem pada tali pusat, lalu
masukkan klem pada waddah yang sudah dibuat larutan klorin 0,5%.
d. Membungkkus bayi dengan kai bersih lalu memberikannya pada ibu.
2. Mempertahankan Suhu Tubuh BBL dan Mencegah Hipotermia.
a. Mengeringkan tubuh bayi segera setelah lahir.
Kondisi bayi baru lahir dengan tubuh basah karena air ketuban atau
aliran udara melalui jendela atau pintu yang tterbuka akan mempercepat
terjadinya penguapan yang akan mengakibatkan bayi lebih cepat
kehilangan suhu tubuh. Hal ini akan mengakibatkan serangan dingin
(cold stress) yang merupakan gejala awal hipotermia. Bayi kedinginan
biasanya tidak memperlihatkan gejlan menggigil oleh karena kontrol
suhunya belum sempurna.
b. Untuk mencegah terjadinya hipotermia bayi baru lahir harus segera
dikeringkan dan dibungkus dengan kain kering dan diletakkan diatas
perut ibu.
c. Menunda memandikan BBL sampai bayi stabil.
Pada BBL cukup bulan berat badan lebih 2.500 gr dan menangis kuat
bisa dimandikan ± 24 jam setelah kelahiran dengan tetap menggunakan
air hangat.
d. Menghindari kehilangan panas pada bayi baru lahir.
Ada 4 cara yang membuat bayi kehilangan panas, yaitu :
a. Konduksi
Melalui benda padat yang berkontak kulit dengan bayi.
b. Konveksi
Pendinginan melalui aliran udara disekitar bayi.
c. Evaporasi
Kehilangan panas melalui penguapan air pada kulit tubuh bayi yang
basah.
d. Radiasi
Kehilangan panas melalui benda padat dekat bayi yang tidak
terkontak langsung dengan kulit bayi.
 Perawatan Lanjutan
1. Cukupi kebutuhan nutrisi bayi.
2. BBL akan berkemih dan defekasi (BAB) dalam 24 jam.
3. Berikan bayi kepada orangtua dan keluarga jika kondisi memungkinkan.
4. Berikan informasi kepada keluarga tentang perawatan bayi baru lahir:
- Mata bayi dibersihkan dengan air steril
- Kulit terutama dilipatan (paha, leher, belakang tellinga, ketiak) harus
selalu bersih.
- Bila talipusat belum lepas maka setiap sesudah mandi, tali pusat harus
dibersihkan dan dikeringkan.
- Kain popok harus segera diganti setiap kali basah karena air kencing,
tinja, pantat bayi dibersihkan dengan air steril / air bersih lalu
dikeringkan.
 Pemantauan BBL
Tujuan pemantauan bayi baru lahir adalah untuk mengetahui aktivitas bayi
normal / tidak dan teridentifikasi masalah kesehatan bayi baru lahir yang
memerlukan perhatian keluarga dan penolong persalinan serta tindak lanjut
petugas kesehatan meliputi :
- Kemampuan menghisap lemah atau kuat.
- Bayi tampak aktif atau lunglai.
- Bayi kemerahan atau biru.
- Sebelum penolong persalinan meninggalkan ibu dan bayinya, penolong
persalinan melakukan pemeriksaan dan penilaian terhadap ada atau tidaknya
masalah kesehatan yang memerlukan tindak lanjut seperti :
 Bayi kecil untuk masa kehamilan atau kurang bulan.
 Gangguan pernapasan.
 Hipotermia.
 Infeksi.
 Cacat bawaan
 Tanda Bahaya BBL
- Menyusu dan menghisap lemah.
- Laterargi.
- Demam atau hipotermi.
- Tidak defekasi sampai hari ke – 3.
- Ikhterus berat.
- Muntah terus menerus.
- Muntah disertai perut kembung.
- Kesulitan napas.
- Mata mengeluarkan kotoran.
- Tinja bayi cair / berwarna hijau bercampur lendeir dan darah.
FORMAT PENGKAJIAN ANAK
PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ‘AISYIYAH BANDUNG
TAHUN AJARAN 2020/2021
A. DATA UMUM
Nomor RM :0001857620 Sumber Informasi
Nama : Bayi m Nama : Bp. T
Tanggal lahir : Umur : 47 tahun
Jenis kelamin :p Pekerjaan : Buruh
Tanggal masuk RS : 03-05-2020 07.30 WIB Alamat : Bandung
Tanggal pengkajian : 03-05-2020 08.30 WIB Hubungan dengan anak: ayah
Diagnosa Medis : Demam Tyhpoid

B. RIWAYAT KESEHATAN
I. Keluhan Utama
Keadaan umum pasien tampak sakit berat dan menangis rewel
II. Riwayat Penyakit Sekarang
Keadaan umum pasien tampak sakit berat dengan heart rate 152 x per menit, respiratory
rate 115x/menit.
III. Riwayat Kesehatan Masa Lalu
1. Prenatal
Konsumsi obat selama kehamilan √ Tidak Ya, vitamin dan obat anti hipertensi
Adakah ibu jatuh selama hamil √ Tidak  Ya, ............................
2. Natal
Cara melahirkan Spontan √SC Dengan alat bantu
Penolong persalinan √DokterBidan Bukan tenaga kesehatan
3. Postnatal
Kondisi kesehatan bayi BBL (3050)gram; PB (49)cm
Kelainan kongenital √ Tidak  Ya, .............................
Pengeluaran BAB pertama <24jam >24 jam
4. Penyakitterdahulu Tidak Ya
Jika Ya, bagaimana gejala dan
penanganannya?
Pernah dioperasi √Tidak  Ya
Jika Ya, sebutkan waktu dan .......................................................................................
berapa hari dirawat? .
5. Pernah dirawat di RS Tidak √ Ya

6. Riwayat penggunaan obat √Tidak  Ya

Jika Ya, sebutkan namadan respon -


anak terhadap pemakaian obat?
7. Riwayat alergi √Tidak  Ya
Jika Ya, apakah jenis alerginya dan .......................................................................................
bagaimana penanganannya? .......................................................................................
8. Riwayat kecelakaan √Tidak  Ya
Jika Ya, jelaskan .......................................................................................
.......................................................................................
9. Riwayat immunisasi √Hepatitis√BCG√Polio√DPTCampak
Lain-lain:

IV. Riwayat Keluarga


1. Riwayat penyakit keturunan √ Tidak  Ya, ......................
2. Riwayat penyakit menular √Tidak Ya

V. Pengkajian Fisiologis
1. OKSIGENASI

Ventilasi Frekuensi :
□ Trakeostomi
Sekret :
Respirasi □ sesak Nafas □ Nafas Cuping hidung □ Retraksi dada
□ Vesikuler Ronchi □ Wheezing □ Krakles
Batuk □ lain-lain…..
Pertukaran Gas AGD tgl ….. pH : PaO2: PCO2:
HCO3 BE : Sat O2: 97%
Transport Gas Nadi :148 x/menit√ regular □ ireguler TD :- mmHg
Akral :√hangat □ dingin □ anemis □ pucat
□ cianosis □ clubbing finger □ pusing
Bunyi Jantung √ BJ I/II Normal □ murmur □ Gallop
2. NUTRISI
PERILAKU
BB saat ini BB ()kg PB/TB ()cmLLA: 14cm
Status Nutrisi □ Lebih Baik □kurang □ Buruk SD: 0
Diet □ ASI susu formula bubur □ nasi tim
Puasa √ Ya tidak
Frekuensi minum susu formula : 6x 100 cc
Cara Makan oral □ OGT □ NGT □ Gastrostomi □ parenteral
Kualitas Makan □ kurang □ cukup √baik
Lidah bersih □ Kotor (putih-piutih) stomatitis : □ ya √tidak
Mulut Caries : □ ya □ tidak lain-lain: belum tumbuh gigi
Abdomen □ supel kembung □ tegang □ terdapat massa lokasi:
Hepar tidak teraba □ hepatomegali □ lien □ splenomegali
Bising Usus 12x/mnt
3. PROTEKSI
Gangguan Warna √ Tidak ada □ Pucat □ Jaundice
Kulit □ Menjadi merah □ Sianosis □ …………..
Suhu □ suhu : 37.1Hangat □ Teraba panas □Teraba dingin
Turgor Baik □ Jelek
Gangguan pada □ Tidak ada □ Lesi □Erupsi □ Eritema
kulit Lainnya, lecet bagian anus, dan semerahan daerah pantat
Luka □Tidak ada Ada, lecet di anus
Stoma Tidak ada □ Ada
Drainase  Tidak Ada □ Ada
Jika terjadi
gangguan pada
kulit / luka /
stoma, berikan
tanda silang (X)

Pengkajian Nyeri

4. SENSASI

Penglihatan  Adekuat □ Menurun[R L]


□ Buta [R L] □ Katarak [R L]
Mata □ Kotoran mata [R L]
Pupil  Simetris □ Tidak Simetris : R < L atau L < R
□ Reaktif □ Non Reaktif [R L]
Pengecapan  Baik □ Tidak baik
Kondisi gigi □ Baik □ Terjadi gangguan □ Jelek
Gusi  Pink □ Pucat □ Inflamasi
□ Perdarahan □ Kering □ Lembab
Penciuman Baik □ Tidak baik
Hidung □ Berdarah □ Drainage Tidak ditemukan masalah
Pendengaran  Adekuat □ Menurun[R L] □ Tuli [R L]
□ Dengan alat bantu pendengaran [R L]
Telinga Bersih [R L] □ Kotor [R L] □Discharge [R L]
□ Dengan alat bantu pendengaran [R L]
5. CAIRAN DAN ELEKTROLIT

Minum Minum 2x sehari menggunakan gelas 200cc = 400cc


Ubun-ubun  rata □ Cekung
Mata □ cekung  tidak Air mata:  ada □ tidak
Mukosa mulut lembab  kering
Turgor elastic □ tidak elastic
Edema □ ada  tidak □ ektremitas □ anasarka □ asites
lingkar perut: 52 cm
Muntah □ ada  tidak frekuensi:
Diare  ada □tidak frekuensi: 7-8x/hr
Perdarahan □ ada √ tidak □ ptekie □ purpura □ ekimosis
Cairan infuse ada □ tidak Jenis :Ringer Laktat 10 gtt/mnt Mikro= 10 cc/jam
Balance cairan
Hasil Lab -
6. ELIMINASI

Buang air kecil Frekuensi : 5-6x/ hari□ oliguri □ disuria


□incontinensia □ retensi
Eliminasi urin spontan □dower kateter □ cistostomi □nefrostomi
Nyeri saat berkemih □ ada  tidak
Warna urin  kuning jernih □ kuning pekat □ merah
buang air besar Frekuensi 5x (jam 07-21)□ normal  diare □ konstipasi
Warna feses  kuning □ hijau □ merah
Karakteristik feses □ lembek  cair □ padat  berlendir
Anus  ada lubang □ tidak berlubang
Hasil laboratorium -
7. AKTIVITAS DAN ISTIRAHAT

Postur tubuh  normal □ tidak normal


Berjalan normal □ tidak normal (belum bisa berjalan)
Aktivitas anak □ hiperaktif aktif □ pasif □ leterbatasan □ pembatasan
Gerakan  aktif □ tidak aktif
Paralise □ ada tidak □ tangan kanan/kiri/keduanya
□ kaki kanan/kiri/ keduanya
Tonus otot  normal □ atrofi □ hipertrofi
Mobilisasi □ bedrest total ditempat tidur
Gangguan -
neuromuscular
Mobilisasi
Jumah jam tidur Tidur siang : 4 jam tidur malam : 10 jam
Kebiasaan sebelum □Tidak ada  ada, sebutkan Menyusu
tidur
Kesulitan tidur □ ada  tidak ada
Tidur dengan □ ya  tidak
bantuan obat
8. NEUROLOGI

Kesadaran E: 4 M :6 V : 5 CM □ apatis □ somnolen □ koma


Status mental  terorientasi □ disorientasi □ gelisah □ halusinasi
Pupil  isokor □ anisokor
9. ENDOKRIN
PERILAKU
Masalah genital □ Discharge □ Hipo/epispadia

VI. KONSEP DIRI


Pembawaan anak Periang Pemalu Pendiam ………………….
Reaksi terhadap Baik
hospitalisasi?  Buruk
Adanya stress/ cemas?  Ya Tidak
Persepsi keluarga Baik
terhadap penyakit?  Buruk
Reaksi keluarga terhadap  Baik
penyakit?  Buruk
Persepsi keluarga Baik
terhadap pengobatan?  Buruk

VII. FUNGSI PERAN


Pengasuh  Ayah √Ibu  Nenek  Orang lain
Dukungan sibling  Ada √ Tidak ada (anak kedua)
Dukungan keluarga lain √Ada  Tidak ada

VIII. INTERDEPENDENSI (KETERGANTUNGAN)


1. Imunitas Sebelum sakit Selama sakit
Respon peradangan Tidak ada
(merah/panas)
Sensitifitas Tidak ada
(nyeri/suhu)
2. Neurologi
Pernah alami kejang √Tidak  Ya
Jika Ya, waktu & ........................................................................................................
terjadinya kejang? ...........................................................................................................
3. Eliminasi (BAB/BAK) Sebelum sakit Selama sakit
Frekuensi (waktu) BAK :
BAB :
Konsistensi BAK:
BAB :
Kesulitan/nyeri Tidak ada Ada
Pemakaian obat Tidak ada Ada
Bowel status
Bowel sounds : LUQ RUQ LLQ RLQ
Present
Absent
Hyperactive
Hypoactive
4. Aktivitas / istirahat Sebelum sakit Selama sakit
Lama tidur Siang Siang
Malam Malam

Kebiasaan sebelum Tidak ada


tidur
Kesulitan tidur Tidak ada Tidak ada
Alat bantu aktifitas Tidak ada Tidak ada
Kesulitan Tidak ada Tidak ada
pergerakan
5. Cairan & elektrolit Sebelum sakit Selama sakit
Frekuensi minum
Cara pemenuhan Peroral Peroral

PEMERIKSAAN KECEMASAN

No Item yg dinilai Penilaian Skoring


0 1 2 3 4
1 Perasaan Kekhawatiran yang berlebihan √
2 Ketegangan Perasaan tegang, kelelahan, , √
gemetar, perasaan gelisah,
ketidakmampuan untuk
bersantai.
3 Ketakutan Gelap, orang asing, dari √
ditinggal sendirian, hewan,
lalu lintas, dari orang banyak.
4 Insomnia Sulit tidur, tidur tidak √
memuaskan dan kelelahan
pada bangun, mimpi, mimpi
buruk.
5 Intelektul Kesulitan dalam konsentrasi, √
memori yang buruk.
6 Perasaan Hilangnya minat, kurangnya √
tertekan kesenangan dalam hobi,
depresi

7 Somatis Rasa sakit dan nyeri, √


(muskular) kekakuan, peningkatan tonus
otot.
8 Somatis (sensori) panas dan dingin, perasaan √
lemah, merasakan sensasi
menusuk-nusuk
9 Kardiovaskuler Takikardia, palpitasi, nyeri di √
dada, berdenyut kapal,
perasaan mau pingsan
10 Pernapasan Mengeluh dada tertekan atau √
penyempitan di dada,
perasaan tersedak, dyspnea.
11 Gastroistenstinal Kesulitan dalam menelan, √
sakit perut, sensasi terbakar,
kepenuhan perut, mual,
muntah, kehilangan berat
badan, sembelit.
12 Perkemihan Frekuensi berkemih sering, √
urgensi berkemih, amenore,
13 Tanda autonomi Mulut kering, kemerahan, √
pucat, kecenderungan untuk
berkeringat, pusing,
ketegangan, sakit kepala,
14 Sikap pada saat Gelisah, gelisah atau mondar- √
diwawancara mandir, tremor tangan,
mengerutkan alis,
Wajah tegang, mendesah atau

0 = Tidak ada, 1 = ringan , 2 = Sedang, 3 = berat , 4 = Sangat berat


IX. PEMERIKSAAN PERKEMBANGAN
Umur Sosial Motorik halus Motorik kasar
2 bulan  senyum  mengikuti gerak  mengangkat kepala 45
dari perut
4 bulan senyum menggenggam membalikan badan
6 bulan menggapai mainan memindahkan benda duduk
dari tangan satu ke
tangan lain
9 bulan  bermain ciluk ba  mengambil benda  berdiri
dengan ibu jari dan
telunjuk
12 bulan  minum dgn cangkir  menjumput benda  berjalan
dengan 5 jari
18 bulan  menggunakan  mencoret-coret kertas  naik tangga
sendok
2 tahun  melepaskan  membuat garis  berdiri dgn satu kaki
pakaian
3 tahun  bermain interaktif  meniru membuat  mengayuh sepeda
garis
4 tahun  memasang kancing  menggambar  melompat dengan satu
baju kaki
5 tahun  memaka baju  meniru gambar  menangkap bola
tanpa pengawasan

X. DATA PENUNJANG

Tanggal : 3 mei 2021

No Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan


HEMATOLOGI
1 Hemoglobin 10 9.5 -13.5 mg/dl
2 Elektrolit 6.54
hiperkalemia
3 Eritrosit 4,33 3.1 – 4.5 Juta/uL
4 Leukosit 25.700 6.00 – 17.5 10^3/uL
5 hiponatreni 130 Mmol/L
HITUNG JENIS
1 Basofil 0 0-1 %
2 Eosinofil 0 0-4 %
3 Neutrofil batang 0 3-5 %
4 Neutrofil segmen 0 17 - 49 %
5 Limfosit 0 66 - 77 %
6 Monosit 0 3-8 %
FESES RUTIN
1 Warna
2 Lendir
No Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan
3 Nanah
4 Parasit Negatif
5 Lekosit Negatif
6 Eritrosit Negatif
7 Telur cacing Negatif
8 Amuba Negatif
KIMIA KLINIK
1 CRP kuantatif 0.18 <0.3 mg/dl
2 Natrium 136 135 - 145 mEq/L
3 Kalium 5.2 3.5 - 5.1 mEq/L
4 Klorida 99 98 - 109 mEq/L
5 Kalsium 5.29 4.5 - 56 mg/dl
6 SOPT 27 15 – 37 U/L
7 SGPT 22 16 - 63 U/L
8 Ureum 16 15 – 39 Mg/dL
9 Kreatinin 0,31 0,2 – o,4 Mg/dL
PCR SARS CoV 2 Negatif
AGD
1 pH 7,34 - 7,46
2 pCO2 26,0 - 41,0 Mm Hg
3 PO2 60,0 - 70,0 Mm Hg
4 HCO3 16,0 - 24,0 mmol/L
5 BE (-2) - (+2) mmol/L
6 Saturasi O2 62,4 95 - 100 %
Rontgen

XI. THERAPI

No Nama Obat Dosis Rute

1. Meropenem 3X60 mg
2. Amikasin 2x22 mg
3. Furosemide 2x3 mg
4. Koreksi natriun bikarbonat
5.
6
7
8.
I. Analisa Data

No Data Etiologi Masalah


1. DS: Cairan amnion akan Resiko Infeksi
bercampur dengan mekonium

DO: Janin narik nafas


 Kadar Hb 10
mg/dl
 Lekositosis Mekonium yang tidak bersih
25,700/cmm terhirup

Banyak cairan meconium di


pary-paru

Respirasi terganggu

Pengunaan ETT

Penggunaan ventilator mode


vcp

Masuknya benda asing ke


dalam tubuh

Resiko infeksi

2. DS: Kerusakan jaringan Nyeri Kronis

DO:
 Psien tampak Penekanan pada syaraf nyeri
sakit berat
 Menangis dan
rewel Perasaan tidak nyaman
 Kadar Hb 10
mg/dl
Nyeri kronis
3. DS: Kadar Hb rendah
Resiko Perfusi serebral tidak
efektif
DO: Anemia
 Kadar Hb 10
mg/dl
 Sianosi Resiko perfusi serebral tidak
efektif
4. DS: Ada rasa sakit Gangguan Rasa nyaman

DO: Abdomen mengalami distensi


 Abdomen
mengalami
disiensi Gangguan rasa nyaman
 Umbilicus layu
 Pasien tampak
sakit berat
 Menangis rewel
5. DS: Meconium yang tidak bersih Pola nafas tidak efektif
terhirup

DO:
 Pasien datang Banyak cairan meconium di
dengan di paru-paru
pasang
ventilator
 res Respirasi terganggu

Pola nafas tidak efektif

Diagnosa keperawatan
1. Resiko infeksi b.d prosedur invasive
2. Nyeri Kronis b.d Agen pecedera
3. Perfusi jaringan tidak efektif b.d koagulasi
4. Gangguan rasa nyaman b.d gejala penyakit
5. Pola nafas tidak efektif b.d terpasangnya ventilator 1

Anda mungkin juga menyukai