Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

ASPIRASI MEKONIUM

A. DEFINISI

Terisapnya cairan amnion yang tercemar mekonium ke dalam paru yang dapat
terjadi pada saat intra uterin, persalinan dan kelahiran. Mekonium adalah suatu zat sisa
yang ditinggal oleh bayi. Zat-zat tersebut adalah kombinasi dari rambut janin, garam
empedu, enzim pangkreas, dan getah kelenjer usus, serta feses janin dan air ketuban.
Berwarna hijau kehitaman.

B. PATOFISIOLOGI

Aspirasi mekonium terjadi jika janin mengalami stres selama proses persalinan
berlangsung. Bayi seringkali merupakan bayi post-matur (lebih dari 40 minggu).
Selama persalinan berlangsung, bayi bisa mengalami kekurangan oksigen. Hal ini dapat
menyebabkan meningkatnya gerakan usus dan pengenduran otot anus, sehingga
mekonium dikeluarkan ke dalam cairan ketuban yang mengelilingi bayi di dalam rahim.
Cairan ketuban dan mekoniuim becampur membentuk cairan berwarna hijau dengan
kekentalan yang bervariasi.
Jika selama masih berada di dalam rahim janin bernafas atau jika bayi menghirup
nafasnya yang pertama, maka campuran air ketuban dan mekonium bisa terhirup ke
dalam paru-paru.
Mekonium yang terhirup bisa menyebabkan penyumbatan parsial ataupun total pada
saluran pernafasan, sehingga terjadi gangguan pernafasan dan gangguan pertukaran udara
di paru-paru.
Selain itu, mekonium juga menyebabkan iritasi dan peradangan pada saluran udara,
menyebabkan suatu pneumonia kimiawi.
Cairan ketuban yang berwarna kehijauan disertai kemungkinan terhirupnya cairan ini
terjadi pada 5-10% kelahiran. Sekitar sepertiga bayi yang menderita sindroma ini

1
memerlukan bantuan alat pernafasan.
Aspirasi mekonium merupakan penyebab utama dari penyakit yang berat dan kematian
pada bayi baru lahir.

C. ETIOLOGI

Riwayat persalinan postmatur

Riwayat janin tumbuh lambat

Riwayat kesulitan persalinan, riwayat gawat janin, asfiksia berat

D. MANIFESTASI KLINIS

Cairan ketuban berwarna hijau tua


mekonium pada cairan ketuban
noda kehijauan pada kulit bayi
sianosis
pernafasan cepat (takipnea)
sesak nafas (dyspnea)
frekuensi denyut jantung janin rendah sebelum kelahiran
skor APGAR yang rendah
bayi tampak lemas
auskultasi: suara nafas abnormal

E. PENATALAKSANAAN

Tergantung pada berat ringannya keadaan bayi, mungkin saja bayi akan dikirim
ke unit perawatan intensif neonatal (neonatal intensive care unit [NICU]). Tata laksana
yang dilakukan biasanya meliputi :

1. Umum
Jaga agar bayi tetap merasa hangat dan nyaman, dan berikan oksigen.
2. Farmakoterapi
Obat yang diberikan, antara lain antibiotika. Antibiotika diberikan untuk mencegah
terjadinya komplikasi berupa infeksi ventilasi mekanik.

2
3. Fisioterapi
Yang dilakukan adalah fisioterapi dada. Dilakukan penepukan pada dada dengan
maksud untuk melepaskan lendir yang kental.

Pada SAM berat dapat juga dilakukan:

Pemberian terapi surfaktan.


Pemakaian ventilator khusus untuk memasukkan udara beroksigen tinggi ke
dalam paru bayi.

Penambahan nitrit oksida (nitric oxide) ke dalam oksigen yang terdapat di dalam
ventilator. Penambahan ini berguna untuk melebarkan pembuluh darah sehingga lebih
banyak darah dan oksigen yang sampai ke paru bayi. Bila salah satu atau kombinasi dari
ke tiga terapi tersebut tidak berhasil, patut dipertimbangkan untuk menggunakan extra
corporeal membrane oxygenation (ECMO). Pada terapi ini, jantung dan paru buatan akan
mengambil alih sementara aliran darah dalam tubuh bayi. Sayangnya, alat ini memang
cukup langka.

F. KOMPLIKASI

1. Displasia bronkopulmoner
2. Pneumotoraks
3. Aspirasi pneumonia
Bayi yang menderita SAM berat mempunyai kemungkin lebih besar untuk
menderita mengi (wheezing) dan infeksi paru dalam tahun pertama kehidupannya. Tapi
sejalan dengan perkembangan usia, ia bisa meregenerasi jaringan paru baru. Dengan
demikian, prognosis jangka panjang tetap baik.
Bayi yang menderita SAM sangat berat mungkin akan menderita penyakit paru
kronik, bahkan mungkin juga menderita abnormalitas perkembangan dan juga ketulian.
Pada kasus yang jarang terjadi, SAM dapat menimbulkan kematian.

G. PENCEGAHAN

3
Bila Anda melihat mekonium pada cairan ketuban yang pecah, segera beritahukan
dokter. Dokter akan memakai alat monitor janin selama fase kelahiran untuk memonitor
kemungkinan terjadinya fetal distress.
Pada keadaan tertentu, dokter mungkin akan melakukan infus cairan saline ke
dalam cairan amnion dengan maksud untuk 'mencuci' mekonium keluar dari rongga
amnion. Tentu saja diharapkan cairan amnion telah bersih dari mekonium sebelum janin
menarik nafasnya yang pertama.
Pada tahap pengeluaran bayi, dokter mungkin akan melakukan hal-hal seperti:
1. Melakukan penyedotan (suction) melalui hidung dan mulut begitu kepala bayi
keluar (sebelum bahu keluar)
2. Tergantung pada keadaan bayi, dokter mungkin saja melakukan penyedotan
sampai ke trakea.

H. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

Preparat darah hapus, kultur darah, darah rutin, analisa gas darah (hipoksemia,
asidemia)

Pemeriksaan sinar X dada

Analisa gas darah : untuk melihat kemungkinan terjadinya asidosis


Laringoskopi : dengan alat ini dokter akan memeriksa pita suara bayi untuk melihat
apakah pita suara tersebut ternodai oleh mekonium
Foto thoraks
Ventilasi mekanik : untuk menjaga agar paru bayi tetap mengembang
Fisiotherapy

BAB II

PEMBAHASAN

Pengkajian Asuhan Keperawatan

Riwayat Antenatal
4
stress intra uterin
Status infan saat lahir
Full-term, preterm, atau kecil masa kehamilan
Apgar skor dibawah 5
Terdapat mekonium pada cairan amnion
Suctioning, rescucitasi atau pemberian therapy oksigen

Pulmonary
distress pernafasan dengan gaspin, takipnea (lebih dari 60x pernafasan per menit),
grunting, retraksi, dan nasal faring.
peningkatan suara nafas dengan crakles, tergantung dari jumlah mekonium dalam
paru.
barrel chest dengan peningkatan diameter antero posterior (AP)

Diagnosa keperawatan

1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan penyumbatan saluran pernafasan
2. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan penyumbatan saluran pernafasan.
3. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan o2 dalam jaringan.

Diagnosa 1 : Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan penyumbatan saluran
pernafasan.

Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x45 menit, bersihan jalan nafas pada
bayi akan efektif kembali yang ditandai dengan:
Apgar >5
pernafasan kembali normal ( 20-40 x/menit )
suara napas normal ( Vesicular )

Intervensi :
Ukur tanda-tanda vital
R/ adanya perubahan tanda-tanda vital merupakan indikasi adanya proses infeksi dalam tubuh
ukur nilai apgar pada bayi
R/ dengan mengukur nilai apgar perawat dapat menilai baik atau tidaknya kondisi bayi saat lahir
Auskultasi bunyi napas,catat adanya bunyi napas yang tidak normal
R/ adanya bunyi napas yang tidak normal merupakan indikasi adanya gangguan pada saluran

5
pernapasan
Kaji frekuensi pernapasan
R/ takipnea biasanya pada beberapa derajat dan dapat ditemukan pada penerimaan selama
stress/adanya proses infeksi akut
lakukan pengisapan (suction) cairan yang ada pada jalan napas
R/ pengisapan membantu mengeluarkan cairan yang terhisap oleh bayi

Diagnosa 2 : Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan penyumbatan saluran


pernafasan

Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x45 menit diharapkan pola napas
dapat kembali efektif yang ditandai dengan :
dispnea berkurang bahkan hilang
pernapasan normal (20-40x/menit)

intervensi :
Ukur tanda-tanda vital
R/ adanya perubahan tanda-tanda vital merupakan indikasi adanya proses infeksi dalam tubuh
Auskultasi bunyi napas,catat adanya bunyi napas yang tidak normal
R/ adanya bunyi napas yang tidak normal merupakan indikasi adanya gangguan pada saluran
pernapasan
kaji frekuensi pernapasan
R/ takipnea biasanya pada beberapa derajat dan dapat ditemukan pada penerimaan selama
stress/adanya proses infeksi akut
kolaborasi dengan dokter tentang pemberian O 2 (oksigen )
R/ pemberian oksigen dapat membantu pernapasan kembali efektif

Diagnosa 3: Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan O2 dalam


jaringan.

Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x45 menit diharapkan klien dapat
menunjukkan perbaikan perfusi jaringan yang ditandai dengan :
kuku pada jari tangan dan kaki tidak membiru (GDA baik)

Intervensi:
observasi kuku pada jari tangan dan kaki
R/ bila kuku pada jari tangan dan kaki kelihatan membiru menandakan adanya gangguan perfusi
jaringan
kolaborasi dengan dokter tentang pemberian O 2 (oksigen )
R/ pemberian oksigen dapat membantu perbaikan perfusi jaringan

6
BAB III

PENUTUP

Sindroma Aspirasi mekonium ini biasanya terjadi pada infant full-term. Mekonium
ditemukan pada cairan amnion dari 10% dari keseluruhan neonatus, mengindikasikan beberapa
tingkatan aspiksia dalam kandungan. Aspiksia mengakibatkan peningkatan peristaltik intestinal
karena kurangnya oksigenasi aliran darah membuat relaksasi otot spincter anal sehingga
mekonium keluar. Mekonium tersebut terhisap saat janin dalam kandungan.Aspirasi mekonium
menyebabkan obstruksi jalan nafas komplit atau partial dan vasospasme pulmonary. Partikel
garam dalam mekonium bekerja seperti detergen, mengakibatkan luka bakar kimia pada jaringan
paru. Jika kondisi berkelanjutan akan terjadi pneumothoraks.

Dengan intervensi yang adekuat, gangguan ini akan membaik dalam beberapa hari, tetapi
angka kematian mencapai 28% dari seluruh kejadian. Prognosis tergantung dari jumlah
mekonium yang teraspirasi, derajat infiltrasi paru dan tindakan suctioning yang cukup.
Suctioning termasuk aspirasi dari nasofaring selama kelahiran dan juga suctioning langsung pada
trachea melalui selang endotracheal setelah kelahiran jika mekonium ditemukan.Perencanaan
berikut difokuskan pada perawatan infant yang mengalami aspirasi mekonium dan yang beresiko
mengalami komplikasi pulmonary.

Anda mungkin juga menyukai