DENGAN DIAGNOSA
MEDIS MECONIUM ASPIRATION SYNDROME (MAS)
Oleh:
Nurlena (402021003)
2020/2021
A. IDENTITAS NEONATUS
1. Nama : By.Ny.A
2. Tempat, Tanggal Lahir : Bandung, 13 Desember 2021
3. Usia : 3 Jam 15 menit
4. Jenis Kelamin : Laki-laki
5. Tanggal Masuk : 13 Desember 2021 pukul 07.15 WIB
6. Tanggal Pengkajian : 13 Desember 2021 pukul 20.00 WIB
7. Diagnosa Medis : MAS
IDENTITAS ORANGTUA
1. Nama Ayah/Ibu : Tn. A / Ny. A
2. Usia : 28 tahun / 27 tahun
3. Pendidikan : SMA / SMA
4. Pekerjaan : Swasta/IRT
5. Agama : Islam
6. Alamat : Jl. Margasari No 97
B. RIWAYAT KESEHATAN
1. Alasan masuk Rumah Sakit
Setelah lahir By.Ny. A tampak sesak
2. Riwayat Kesehatan Sekarang
By.Ny.A lahir pada usia kehamilan 40 minggu G2P1A0 dengan PEB.
Pada kelahiran kedua ini dilakukan SC atas indikasi ibu post partum
operasi eksterpasi limfoma vagina dengan ketuban hijau kental. Bayi
lahir pada tanggal 13 Desember 2021 pukul 17:45 WIB dengan berat
badan 2970 gram dan panjang badan 49 cm ketuban keruh. Pada saat
lahir bayi tidak langsung menangis, diberikan resusitasi selama 15 menit
kemudian bayi menangis. APGAR score menit pertama 6 dan menit ke-5
9, bayi tampak pernapasan cuping hidung, nangis merintih dan ada
grunting. Bayi dipasang orogastrik tube, diberikan terapi oksigenasi
nasal kanul 0.5 liter.
Pada saat pengkajian, bayi tampak menangis lemah, terlihat sesak dengan
frekuensi nafas cepat dan dangkal. Terdapat pernapasan cuping hidung
(PCH), ronkhi minimal, retraksi dada minimal, pengguaan otot bantu
pernafasan minimal di bagian superior sternum, terdapat sianosiss
perifer, CRT < 3 detik, terdapat grunting saat bernafas dengan RR: 67
x/menit, SB: 36,5 0C, SPO2: 99%, HR 176x/menit, terpasang infus
Dextrose 10% + CA Gluconas via Umbical Vena chateter (UVC) untuk 7
cc/24jam, terpasang OGT decompresi residu (+), bayi masi dipuasakan,
BB: 2970gr, LP: 30cm, LK: 32,5cm, LD: 32cm. Bayi diindikasikan
mengalami Meconium Aspiration Syndrome (MAS)
Genogram :
Keterangan :
Perempuan Laki-laki
Riwayat Kelahiran :
Usia kehamilan Ny. A dikatakan cukup bulan yaitu 40 minggu, berat badan bayi
baru lahir yaitu 2970 dengan panjang badan 49 cm, pada kelahiran yang kedua ini
Ny. A mengalami pre eklasi berat sebelum melahirkan serta eksterpasi limfoma
vagina yang membuat Ny.A harus dilakukan SC untuk pertama kalinya
dikarenakan kelahiran pertamanya spontan. Setelah lahir bayi Ny.A mengalami
masalah pasca partum seperti sesak, reflex hisap minimal, serta aspirasi cairan
meconium. Bayi tidak langsun menangis serta bayi dipuasakan. APGAR score
menit pertama 6 dan menit ke-5 9.
Pengobatan yang didapat :
: LK: 32,5 cm
a. Pemeriksaan Fisik
1) Pernafasan
Pernafasan bayi spontan, Ppengembangan data simetris, napas
cepat dan dangkal, irama irregular, terdapat pernafasan cupin
hidung, retraksi dada minimal, pengguaan otot bantu pernafasan
minimal di bagian superior sternum, terdapat grunting saat
bernafas, terdapat ronkhi minimal dengan RR: 67 x/menit,
terpasang O2 nasal kanul 0.5 liter.
2) Sirkulasi
Warna kulit merah muda, terdapat sianosiss perifer, akral teraba
dingin, CRT < 3 detik, HR 176x/menit. Terdapat cairan meconium
yang menhalangi jalan nafas, terpasang O2 nasal kanul 0.5 liter.
3) Kardiovaskular
Bunyi Jantung I-II murni regular, tidak terdapat murmur, tidak
terdapat gallop, bunyi jantung regular, BJ: 176x/mnt, kualitas nadi
kuat.
4) Gastrointestinal
Mukosa bibir lembab, bising usus aktif 20 x/menit, abdomen
normal, tidak ada lesi, tidak ada benjolan, tidak terdapat
pembesaran tonsil, tidak ada muntah, tidak ada diet ASI, bayi masi
dipuasakan, keluaran mekonium spontan dalam 24 jam pertama,
frekuensi berkemih 1x, warna kuning jernih, kebutuhan cairan 7cc
x 24 jam yaitu 168cc/24 jam.
5) Muskuloskleletal
Tidak ada kelainan tulang, rentang gerak bebas, terpasang infus
tangan sebelah kiri,
6) Genitalia
Anus intak, labia mayora dan labia minora menutup, tidak ada
kelainan pada area genitalia
7) Neurologi
Bayi sadar penuh, pupil isokor, reflex cahaya ada, ubun-ubun datar,
tidak ada gangguan neurologis lainnya.
8) Istirahat Dan Tidur
Bayi tidur pulas dan tidak banyak terjaga. Bayi selalu tertidur,
bangun saat haus dan popok penuh. Tidak ada gangguan tidur.
MATURITAS
Ballard score
Maturitas Neuromuscular : 20
Maturitas Fisik : 20
Tingkat maturitas : Aterm di antara rentang 40 minggu
Tabel Down Score
Pemeriksaan
Skor
0 1 2
Penurunan udaraTidak
masukada udara masuk
Air Entry Udara masuk √ Dapat di dengar jelas tanpa alat
Saat di denar
Interpretasi :
Skor Skor 4-7 : Gawat napas
E. SKRINING NYERI DAN KETIDAKNYAMANAN
SEKALA NERI – NIPS (NEONATAL INFANT PAIN SCORE)
NO KATEGORI SKOR SKOR
1 EKSPRESI WAJAH
Otot wajah rileks, ekspresi netral 0 0
Otot wajah tegang, alis berkerut, rahang dan dagu mengunci 1
2 TANGISAN
Tenang, tidak menangis 0
Mengerang, sebentar sebentar menangis 1 1
Terus menerus menangis, menangis kencang, melengking 2
Note : menangis dalam dapat di masukan dalam skor ini, jika bayi
terintubasi dengan dasar penilaian dasar penilaiannya pergerakan mulut
dan wajah
3 POLA NAFAS
Rileks, nafas reguler 0
Pola nafas berubah : tidak teratur, lebih cepat dari biasanya, tersedak, menahan 1
nafas 1
4 TANGAN 0
Rileks, otot tangan tidak kaku, kadang fleksi /ekstensi yang kaku, meluruskan 1
tangan tapi dengan cepat melakukan fleksi/ekstensi yang kaku 1
5 KAKI
Rileks, otot tangan tidak kaku, kadang bergerak tak beraturan 0 0
Fleksi/ekstensi yang kaku, meluruskan tangan tepi dengan cepat
melakukan 1
fleksi/ekstensi yang kaku
6 KESADARAN
Tidur pulas atau cepat bangun, alergi dan tenang 0 0
Rewel, gelisah dan meronta ronta 1
NILAI TOTAL SKOR 1-7 ……
catatan
1. skor > 3 mengindikasikan bahwa bayi mengalami nyeri
2. observasi dilakukan setiap shift pada saat pengukuran tanda vital,
pasien pertama kali dirawat dan pasien dengan paska tindakan
F. PENGKAJIAN PSIKOSPIRITUAL
1. Persepsi klien/orang tua terhadap kesehatan neonatus saat ini
Tn. A dan Ny. A mengatakan tidak menyangka kondisi anaknya akan seperti
ini, selama hamil ny. A rajin memeriksakan kehamilannya ke dokter dan tidak
ada masalah yang mengancam. Pada saat lahir anak nya tidak langsung
menangis. Tn.A dan Ny.A sangat senang menyambut kelahiran anak
keduanya karena lengkap anaknya laki-laki dan perempuan, Ny.A merasa
kebutuhan selama kehamilan tercukupi dan merasa tidak akan sampai ada
sakit. Setelah persalinan dan mendapati anaknya harus dirawat, Ny.A sangat
takut dengan kondisi anaknya. Perasaan seperti itu membuat Ny.A sangat
cemas. Tn.A dan Ny.A sangat ingin bertemu anaknya walaupun belum bisa
menggendong karena saat melahirkan anaknya langgung di rawat di ruang
perinatologi. Kondisi seperti ini sangat mengganggu hingga membuat Ny.A
merasa sedih dan tidak tenang selalu memikirkan kondisi anaknya. Tn.A dan
Ny.A selalu bertanya bagaimana kondisi naknya, sampai kapan dirawatnya?
G. PENGKAJIAN SOSIOKULTURAL
Status social
H. KEBUTUHAN EDUKASI
√ Diagnosa Medis √ Tata laksana penyakit
J. PEMBERIAN TERAPI
Nama Obat Dosis Indikasi
K. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Rontgen Thorax (13 Desember 2021) hasil: Meconium
Aspiration Syndrome (MAS)
2. Pemeriksaan laboratorium (14 Desember 2021)
Takipneu (67x/mnt)
Takikardi (167x/mnt) Perfusi uteroplasenta
Bayi mengeluarkan
meconium dan
bercampur dengan
cairan amnion
Meconium aspiration
syndrome (MAS)
Teraspirasi oleh bayi
saat bernafas pertama
kali/saat di dalam
Rahim
Akumulasi cairan
amnion
Meconium dalam
saluran napas bayi
Meconium aspiration
syndrome (MAS)
Mempengaruhi inaktivasi
surfaktan dan tegangan
permukaan paru
RESPIRATORY
DISTRESS SYNDROME /
RDS
Kolaps paru
Gangguan ventilasi
pulmonal
Hipoksia
Kontriksi vaskularisasi
pulmonal
Penurunan oksigenasi
jaringan
Met. Anaerob
Timbunan asam
laktat
Asidosis metabolic
Kurangnya cadangan
glikogen dan lemak
coklat pada bayi
Termoregulasi tidak
efektif
3. DO : Ibu dengan PEB Risiko Infeksi
Masuk ke paru-paru
Meconium bersifat
garam yang mudah
mengiritasi, bercampur
dengan air ketuban
yang terdapat bakteri
Risiko infeksi
1. Bersihan jalan nafas Setelah dilakukan Manajemen jalan napas Manajemen jalan napas
tidak efektif b.d asfiksia tindakan keperawatan Observasi Observasi
selama 3x24 jam 1. Monitor pola napas (frekuensi, 1. Untuk mengetahui frekuensi
diharapkan bersihan kedalaman, usaha napas) pernapasan, ekspansi dada
jalan napas meningkat terbatas yang berhubungan
dengan kriteria hasil : atelektasis dan atau nyeri dada
2. Monitor bunyi napas tambahan (mis. 2. Penurunan bunyi napas indikasi
1. Meconium
Grunting, ronkhi, gurgling) atelektasis, ronkhi indikasi
menurun
akumulasi secret/mekonium atau
2. Tidak ada sesak
ketidakmampuan membersihkan
nafas
jalan napas, sehingga otot
3. Frekuensi napas
aksesori digunakan dan kerja
membaik (RR:
3. Monitor cairan mekonium (jumlah, pernapasan meningkat
30-60x/menit)
warna, aroma) 3. Adanya mekonium yang kental,
4. Pola napas
membaik tebal atau purulent bisa
menyebabkan terjadinya masalah
sekunder
Terapeutik Terapeutik
1. Posisikan bayi posisi prone dengan 1. Posisi prone dengan lateral dapat
lateral meningkatkan status oksigenasi
bayi. Posisi prone pada bayi
merupakan posisi yang
menghemat energy karena posisi
ini akan menurunkan kehilangan
panas, dengan posisi prone kaki
bayi fleksi sehingga menurunkan
metabolism tubuh. Selain itu
posisi prone juga dapat
meningkatkan kemampuan
bernafas dan saturasi oksigen.
Posisi lateral mempengaruhi
perubahan signifikan terhadap
saturasi, RR, HR, CaO2, dan CO
2. Lakukan penghisapan cairan (Supriatin, 2018).
mekonium tidak lebih dari 5 detik 2. Membebaskan jalan napas dari
3. Berikan oksigen, jika perlu amnion mekonial. Penghisapan
dengan suction pada bayi tidak
lebih dari 5 detik untuk mencegah
komplikasi dari tindakan tersebut
(Putra & Mutiara, 2017).
3. Untuk memenuhi kebutuhan
oksigen pada bayi.
Kolaborasi
Kolaborasi
1. Kolaborasi dengan radiologi dalam
1. Pemeriksaan yang dilakukan untuk
melakukan foto thorax
mengetahui kondisi organ
didalam ronga dada
e. 18.00 N: 99, R: 54, S: 36,4, Spo2: 98% - Irama nafas ireguler dan
g. 20.00 N: 104, R: 58, S: 35,6, Spo2: 99% A : Bersihan jalan nafas tidak
S:-
P : Lanjutkan Intervensi
- Monitor TTV
- Lanjutkan perawatan tali
pusat, OTG, perawatan infus,
dan perawatan pakaian.
- Lanjutkan pemberian
antibiotik
2 15/12/2021 1,2 Diagnosa 1 Diagnosa 1
Diagnosa 3
S:-
P : Lanjutkan Intervensi
- Monitor TTV
- Lanjutkan perawatan tali
pusat, OTG, perawatan infus,
dan perawatan pakaian.
- Lanjutkan pemberian
antibiotik
3 16/12/2021 1,2 Diagnosa 1 Diagnosa 1
P : Lanjutkan Intervensi
- Discharge planning
Diagnosa 3
S:-
P : Lanjutkan Intervensi
- Lanjutkan perawatan tali
pusat, dan perawatan
pakaian secara mandiri
- Discharge planning
P. PEMBAHASAN JURNAL
Jurnal Ilmu Kesehatan bakti Husada Pemasangan nesting atau sarang
Vol. 9 No. 2 2018 (Nanan safrudin) merupakan salah satu metode
Pengaruh pengunaan nesting terhadap pengelolaan lingkunan dalam
perubahan suhu tubuh, saturasi depelopmental care. Pengunaan
oksigen dan frekuensi nadi pada bayi nesting selama 30 menit mampu
berat badan lahir rendah di kota meningkatkan suhu tubuh responden.
cirebon Peneliti berpendapat karena dengan
mengunakan nesting mampu
memasilitasi responden kembali pada
posisi fleksi. Peningkatan aktivitas
seperti fleksi meningkatkan erakan
otot yan akan berbanding lurus
dengan metabolisme sehingga dapat
meningkatkan suhu tubuh.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.
Jakarta: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016. Standar Luaran Keperawatan Indonesia
Edisi I Cetakan II. Jakarta: DPP PPNI.