Disusun Oleh :
Damas Krismantaka Aji 1802017
Endhytalia Daniswara Putri 1802030
Irene Linda 1802047
Juvinta Dwi Wismayana 1802053
Ni Luh Putu Yunik Lestari 1802074
Sindhy Siti Abdullah 1802081
Stefanny Arisendia Jessica 1802082
Wahyuningtyas Hendri Astuti 1802092
Yohana Rambu Anarara Retang 1802094
A. IDENTITAS
Nama : By. A
Agama : Kristen
Pendidikan : S1
Suku/budaya : Jawa
Ruang/kamar : Melati.
No RM :123xxxx
B. RIWAYAT KESEHATAN
1. Keluhan utama saat dikaji
Reflek menghisap dan menelan lemah.
2. Keluhan tambahan saat dikaji
Hasil down score 5 (terdapat gawat napas) dan tampak retraksi dinding dada
Sklera tampak ikterik dan kuning sampai bagian wajah, leher dan abdomen.
3. Riwayat penyakit sekarang
Pada tanggal 2 Januari 2021 ibu mengeluhkan ada rembesan air ketuban, lalu
oleh suaminya di bawa ke IGD RS Bethesda Yogyakarta pada pukul 10.00
WIB. Pada tanggal 2 Januari 2021 pukul 16.00 Ny. W dilakukan operasi SC
dengan indikasi Ketuban Pecah Dini (warna ketuban jernih) dengan presentasi
bokong. Bayi lahir pada pukul 16.55 dengan berat 1830 gram, PB 44 cm, LK
30 cm, LLA 10cm dan LD 28 cm. APGAR score menit 1: 6, menit ke 5: 7 dan
menit ke 9: 8 dan dilakukan pemasangan CPAP.Setelah lahir bayi Ny.W
mendapatkan suntikan vit K dan telah diberikan vaksin hepatitis 0. Mekonium
telah keluar berwana kehitaman. Bayi BAK 6 kali dalam 24 jam dengan
volume sekitar 20 cc tiap kali berkemih. Pemeriksaan diagnostik didapatkan
Glukosa sesaat Point OfCare Testing (POCT)88 mg/dL, Hb 14,9 mg/dL,
jematokrit 44,5%, eosinofil 2,2%, Basofil 0,5%, netrofil segmen 53,5%,
monosit 8,9%, tombosit 194.000ribu/mmk, golongan darah A.
Saat dikaji pada tanggal 3 Januari 2021 adalah 14,9 mg/dL.
Saat dikaji pada tanggal 4 Januari 2021, bayi Ny.W terpasang OGT karena
reflek menghisap dan menelan lemah.Hasil pemeriksaan fisik BB 1750 gram,
PB 44 cm, LLA 9 cm, LD 28 cm dan LK 30 cm. Pengukuran tanda vital, suhu
38,10C, nadi 140 x/menit dan pernapasan 50x/menit. Bayi Ny W compos
mentis (S5). Bentuk kepala normochepal, UUB cekung kulit kepala bersih
pertumbuhan rambut merata. Tidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid, kaku
kuduk (-). Suara napas vesikuler tampak retraksi dinding dada. Abdomen flat
dengan bising usus 11 x/menit. Gerakan bayi aktif, tidak ada kelainan bentuk
pada ekstremitas. Reflek primitif dalam batas normal. Skera tampak ikterik,
dan kuning sampai bagian wajah, leher dan abdomen.
C. RIWAYATKELAHIRAN
1. Ante natal
- Penyulit kehamilan:tidak ada penyulit saat kehamilan
- Penyakit yang menyertai kehamilan: tidak ada penyakit yang menyertai
kehamilan.
- Ibu mengkonsumsi tablet zat besi dan asam folat.
2. Intranatal
- Umur kehamilan(34 minggu) kurang bulan
- Jenis Persalinanan:SC indikasi ketuban pecah dini
- Penyulit Persalinan:presentasi bokong
- Komplikasi Persalinan: tidak ada
3. Post Natal
- BB 1830gram, PB 44 cm, LK: 30 cm, LD: 28 cm, LLA:10 cm
- Trauma lahir: tidak ada
- Apgar score: menit I: 6, menit ke 5:7 dan menit ke 9:8
- Score Humpty dumpty :
Parameter Kriteria Nilai Skor
Usia <3 Tahun 4 4
3-7 Tahun 3
7-13 Tahun 2
≥13 tahun 1
Jenis kelamin Laki –laki 2
Perempuan 1 1
Diagnosis Diagnosis neurologi 4
Perubahan oksigenasi 3
(diagnosis respiratorik,
dihidrasi ,anemia,
anoreksia,sinkop, pusing,dll)
Gangguan perilaku/psikiatri 2
Diagnosis lainnya 1 1
Gangguan Tidak menyadari keterbatasan 3 3
kognitif lainnya
Lupa akan adanya 2
keterbatasan
Orientasi baik terhadap diri 1
sendiri
Factor Riwayat jatuh/ bayi diletakkan 4
lingkungan ditempat tidur dewasa
Pasien menggunakan alat 3 3
bantu / bayi diletakkan dalam
tempat tidur bayi/ perabot
rumah
Pasien diletakkan pada tempat 2
tidur
Area diluar rumah sakit 1
Pembedahan Dalam 24 jam 3 3
sedasi/ anestesi Dalam 48jam 2
>48 jam dan tidak menjalani 1
pembedahan / sedasi / anastesi
Penggunaan Pengguanaan multiple 3
medika sentosa sedative, obat hypnosis,
barbiturate, fenotiazi,
antidepresan, pencahar,
diuretic, narkose
Penggunaan obat salah satu 2
diatas
Penggunaan medikasi lainnya / 1 1
atau tidak ada medikasi
Jumlah skor Humpty Dumpty 16
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Pasien
: Tinggal serumah
F. PEMERIKSAANFISIK
1. Antropometri
b. Tinggi Badan(TB) 44 cm
c. Lingkar Kepala(LK) 30 cm
2. Tanda-tanda vital
a. HeartRate(HR)140/menit
c. Suhu 38,1oC
d. Kepala :
1) Bentuk: normochepal
2) UUB: Cekung.
e. Mata:
1) Konjungtiva:tidak anemis
2) Bentuk: simetris
3) Sklera ikterik
4) Pupil isokor
Nilai 0 1 2 SCORE
Frekuens < 60 60 – 80 >80 0
i napas
Retraksi Tidak Retraksi Ringan Retraksi Berat 1
ada
retraksi
Sianosis Tidak Sianosis hilang Sianosis 1
walaupun diberi
O2
Air Udara Penurunan ringan Tidak ada udara 2
bilateral
baik
Merintih Tidak Dapat didengar Dapat didengar 1
h bantu
TOTAL 5
Keterangan didapatkan nilai 5 artinya terdapat gawat napas.
o. Sistem Kardiovaskuler
1) Bunyijantung : normal
2) Nadi: frekuensi 140 x/menit, reguler, keras
3) Suhu bayi : 38,10C
4) Suhu radiant warmer : 36 0C
5) Akral : dingin
6) Capilary refill : > 3 detik
p. Sistem Neurologis
1) Kesadaran: compos metis (S5)
2) Reflekcahaya:Kanan reaksi (+)
Kiri reaksi (+)
3) Reflek-reflek :Moro positif, Rootingpositif, Palmar dan plantar
graps positif, Reflek Babinski positif.
G. PROGRAM TERAPIDOKTER
1. Cefotaxime 1x100mg
2. Aminophilin 3 x 7,5 mg
3. Aminosteril 1 cc/jam
4. KA-EN 2 B 4 cc/jam
5. Program Foto Terapi dengan program continue selama 2x24 jam
6. Buble NCPAP
4. KA-EN 2 B KA-EN diindikasikan Tidak boleh diberikan Intoksikasi cairan Pantau balance cairan
4 cc/jam untuk memelihara pada penderita pasien.
Tromboflebitis
keseimbangan elektrolit gangguan irama
(peradangan pada
dan air untuk pasien jantung, muatan
pembuluh darah balik)
yang tidak memperoleh natrium yang
makanan yang tidak berlebihan, penderita
Edema paru, otak, dan
cukup. hiperkalemia (kadar
perifer.
kalium lebih dari
normal), oliguria
5. Program Perawatan yang - - Pantau kadar biliruin
Foto Terapi dilakukan untuk indirek dan direk,
dengan menangani kondisi bayi amati ikterik pada
program kuning. sklera atau tubuh bayi.
continue
selama 2x24
jam
Miopati
Obstruksi saluran
napas bagian atas,
Memiliki risiko
kerusakan paru-paru
Ketidakmampuan
yang harus dicegah
melindungi jalan
napas,
Hipoksemia yang
mengancam jiwa,
Hemodinamik tidak
stabil,
Penyakit komorbid
berat,
Gangguan kesadaran
atau agitasi, Muntah,
Obstruksi usus,
Konsolidasi fokal
pada gambaran
radiologi,
Pneumotoraks yang
belum terdrainase
4. DATA PENUNJANG:
Laborat : Tanggal 2-01-2021
Hematologi lengkap Hasil Nilai normal
Glukosa sesaat POCT H 88 mg/dL 50-60 mg/dL
Hematokrit 44,5% Bayi: 29-54%
Neonatus : 40-60%
Trombosit 194.000 ribu/mmk 150.000- 450.000 ribu/mmmk
Eosinofil 2,2% 1-3%
Basofil 0,5% 0-1%
Netrofil segmen 53,5% 50-70%
Monosit 8,9% 4-6%
Golongan darah A
Hemoglobin 14,9 mg/dL 14-27mg/dL
Bilirubin 14,9 mg/dL <5 mg/dL
5. RENCANA PULANG
5. Menjelaskan komplikasi bayi BBLR dan segera mencari pertolongan jika terdapat salah satu komplikasi BBLR
terjadi.
J. ANALISA DATA
DO :
- suhu tubuh pasien 38,1oC
- Kulit pasien kemerahan dan terasa
panas.
- UUB cekung.
K. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Yohana Rambu A.R Yohana Rambu A.R Yohana Rambu A.R Yohana Rambu A.R
Defisit nutrisi b.d Setelah dilakukan asuhan Pemberian makan enteral 1. Sebagai langkah dalam
ketidakmampuan menelan keperawatan selama 3 x 24 jam 1. Periksa posisi OGT memastikan bahwa posisi selang
makanan dibuktikan dengan status nutrisi bayi diharapkan dengan memeriksa tepat berada pada lambung bayi.
DS : membaik dengan kriteria hasil : residu lambung atau 2. Teknik bersih meminimalkan
- Ibu bayi 1. Berat badan meningkat mengauskutasi resiko infeksi dengan mencegah
mengatakan 2. Panjang badan hembusan napas. masuknya bakteri pada selang
reflek menelan meningkat. 2. Gunakan teknik bersih OGT.
dan menghisap 3. Prematuritas menurun. dalam pemberian 3. Sebagai bentuk edukasi pada
bayi masih makanan via selang. orang tua bayi agar memahami
lemah. 3. Jelaskan tujuan dan dan mendukung secara kooperatif
DO : langkah-langkah tindakan perawat dalam
- Terpasang OGT prosedur. pemberian makan melalui selang
karena reflek 4. Kolaborasi pemilihan OGT.
menghisap dan jenis dan jumlah 4. PemberianASI 10 cc/2 jam
menelan lemah. makanan enteral menyesuaikan kapasitas lambung
- Taksiran berat (Pemberian ASI 10 cc/2 bayi dan kebutuhan nutrisi yang
janin 34 minggu jam) dibutuhkan bayi.
adalah 2.146
gram sedangkan
hasil pengukuran
antropometri
setelah bayi lahir
BB 1830 gram,
PB 44 cm, LK 30
cm, LLA 10cm
dan LD 28 cm.
- Hasil
pemeriksaan fisik
2 hari pasca
persalinan (4
Januari 2021) BB
1750 gram, PB
44 cm, LLA 9
cm, LD 28 cm
dan LK 30 cm.
Dx : Ikterik neonatus b.d Adaptasi Neonatus Fototerapi Neonatus 1. Ikterik pada bayi prematur
kesulitan transisi ke Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor ikterik pada sklera diakibatkan fungsi-fungsi organ
kehidupan ekstra uterin keperawatan selama 3x24 jam, dan kulit bayi. belum baik, salah satunya hati
dibuktikan dengan DS : Ibu diharapkan adaptasi neonatus 2. Siapkan lampu fototerapi yang menyebabkan konjugasi
pasien mengatakan bayinya membaik dengan kriteria hasil: dan inkubator. bilirubin belum baik
kuning. 1. Beran badan meningkat. 3. Lepaskan pakaian bayi mengakibatkan kondisi
DO : 2. Kulit kuning menurun. kecuali popok. hiperbilirubin.
- Hasil 3. Sklera kuning menurun. 4. Berikan penutup mata. 2. Inkubator merupakan metode
pemeriksaan 4. Prematuritas menurun. 5. Ukur jarak antara lampu dan penghangatan berkelanjutan pada
bilirubin tanggal permukaan kulit bayi . bayi dengan berat < 1500 gr yang
3 Januari 2021 6. Biarkan tubuh bayi terpapar tidak dapat dilakukan KMC.
adalah 14,9 sinar fototerapi secara Untuk bayi sakit berat (sepsis,
mg/dl. berkelanjutan gangguan nafas berat).
- Skera tampak 7. Ganti segera alas dan popok 3. Bayi tidak menggunakan pakaian
ikterik, dan bayi jika BAB atau BAK. agar seluruh tubuh bayi terkena
kuning sampai 8. Gunakan linen berwarna sinar lampu ultraviolet. Sinar
bagian wajah, putih agar memantulkan ultraviolet ini akan diserap oleh
leher dan cahaya sebayak mungkin. kulit bayi. Sel darah merah
abdomen. 9. Anjurkan ibu menyusui 20- dipecah mjd heme dan globin
30 menit melalui OGT. Heme mejadi biliverdin diubah
10. Kolaborasikan pemeriksaan lagi menjadi bilirubin
darah vena bilirubin direk indirek.Bilirubin indirek terikat
dan indirek. dengan albumin dan mengikuti
peredaran darah dan melewati
sirkulasi enterohepatik • Bilirubin
indirek diubah menjadi direk di
hati (melepas ikatan dengan
albumin dan mengikat dengan
asam glukoronat(bilirubin
terkonjugasi, direk. Urobilinogen
diekskresikan di urin sedangkan
Strekobilin diekskresikan difeses.
4. Mata ditutup dengan penutup yang
tidak tembus cahaya/memantulkan
cahaya bertujuan agar tidak terjadi
komlikasi kerusakan pada retina.
5. Pengukuran jarak lampu
dimaksudkan agar tubuh mendapat
penyinaran sinar ultraviolet
optimal.
6. Sinar ultraviolet ini akan diserap
oleh kulit bayiSelama proses ini,
bilirubin di tubuh bayi akan
diubah menjadi bentuk lain yang
bisa lebih mudah diekskresikan
dalam tinja dan air kencing.
7. Alas perlu diganti saat bayi BAK
dan BAB bertujuan membuat
kenyamanan pada bayi dan
mencegah kehilangan panas tubuh
secara evaporasi.
8. Linen berwarna putih akan
memantulkan cahaya ultraviolet
sebanyak mungkin untuk bayi.
Sehingga, semua bagian tubuh
bayi mendapatkan penyinaran
secara optimal.
9. Pemberian cairan selama bayi
diberikan fototerapi dimaksudkan
agar bayi tidak mengalami
dehidrasi dan mencegah
komplikasi pengggunaan
fototerapi yaitu dehidrasi karena
meningkatnya IWL dan mencegah
kenaikan suhu tubuh.
10. Sebagai salah satu langkah dalam
penentuan intervens fototerapi
harus dihentikan atau tetap
dilanjutkan.
Yohana Rambu A.R Yohana Rambu A.R Yohana Rambu A.R Yohana Rambu A.R
Dx : Hipertermia b.d Termoregulasi Neonatus Manajemen Hipertermia 1. Adanya kondisi BBLR membuat
dehidrasi Dibuktikan dengan Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor suhu tubuh. permukaan tubuh relatif lebih luas
DS: - keperawatan selama 3x24 jam, 2. Berikan cairan oral melalui mengakibatkan penguapan
DO : diharapkan termoregulasi OGT. berlebih yang menimbulkan
- Suhu tubuh neonatus membaik dengan 3. Anjurkan tirah baring. kehilangan cairan secaca cepat dan
pasien 38,1oC kriteria hasil: 4. Kolaborasi pemberian cairan menimbulkan dehidrasi. Dehidrasi
- Kulit pasien a. Suhu tubuhmenurun dan elektrolit intravena KA- ini akan meningkatkan suhu tubuh.
kemerahan dan (36,5oC-37,5 oC). EN 2 B 4 cc/jam. 2. Tubuh demam akan mengalami
terasa panas. b. Suhu kulit menurun. kenaikan suhu sehingga tubuh
- UUB cekung terasa panas. Saat inilah cairan di
dalam tubuh seperti menguap dan
tubuh mudah sekali mengalami
dehidrasi. Dari kondisi ini perlu
cairan yang adekuat.
3. Tirah baring dimaksudkan agar
pasien mengurangi melakukan
aktitas. Peningkatan aktifitas
membuat tubuh melakukan
mekanisme peningkatan suhu.
4. KA-EN diindikasikan untuk
memelihara keseimbangan
elektrolit dan air untuk pasien
yang tidak memperoleh makanan
yang tidak cukup.
Yohana Rambu A.R Yohana Rambu A.R Yohana Rambu A.R Yohana Rambu A.R
M. CATATAN PERKEMBANGAN
2. 2 4 Januari I:
2021 1. Memeriksa posisi OGT dengan memeriksa residu
08.00- lambung atau mengauskutasi hembusan napas.
08.05 Posisi OGT sudah terpasang sampai lambung, (Stefanny)
cairan lambung keluar saat aspirasi. masih
terdapat residu lambung berupa ASI saat
dilakukan aspirasi sebanyak 2 cc.
2. Menggunakan teknik bersih dalam pemberian
makanan via selang. (Stefanny)
08.05- Pasien sudah diberikan makan dengan tetap
08.10 memperhatika prinsip bersih.
3. Memberikan jenis dan jumlah makanan enteral
pemberian ASI 10 cc. (stefanny)
Pasien sudah ASI 10 cc makan melalui OGT
10.00- 4. Memberikan jenis dan jumlah makanan enteral
10.10 dengan pemberian ASI 10 cc melalui OGT. (Stefanny)
13.40- E:
13.45 S : Ibu bayi mengatakan senang karena bayinya sudah (Sindhy)
mendapat penanganan di dalam inkubator.
O : Pasien sudah dimasukan ke dalam inkubator
seluruh bagian tubuh pasien sudah terkena sinar
ultraviolet dari inkubator, suhu tubuh pasien 38,0oC.
Bilirubin direk : 3,1 mg/dl bilirubin indirek 4,4 mg/dl.
Bilirubin total 7,5 mg/dl. Skor kramer 4 sklera kuning,
wajah, perut, dan abdomen masih kuning.
4. 4 4 Januari I:
2020
12.00- 1. Memberikan cairan oral melalui OGT
12.10 Selang OGT masih berada di lambung, saat
aspirasi cairan lambung keluar, ASI sebanyak 10 (Stefanny)
cc sudah diberikan.
12.10- 2. Menganjurkan posisi tirah baring pada bayi
12.15 Bayi selalu diberikan posisi tirah baring dengan (Stefanny)
posisi telentang.
12.15- 3. Memberikan cairan dan elektrolit intravena KA-EN 2
12.25 B 4 cc. (Stefanny)
KA-EN 2B 4 cc sudah diberikan tidak ada tanda-
tanda kelebihan cairan seperti oedem tidak
ditemukan.
13.30- E:
13.45 S: Ibu pasien mengatakan khawatir bayinya demam. (Stefanny)
O: Suhu pasien 37,9oC, akral teraba hangat. UUB masih
cekung.
5. 1 5 Januari S : Ibu pasien mengatakan bayinya bisa bernapas dengan lega
2021 saat dibantu alat pernapasan.
08.10-08.15 O : Pernapasan 41x/menit, tidak ada suara nafas tambahan,
tampak retraksi dinding dada, down skor 4. (Juvinta)
A : Masalah belum teratasi.
P : Lanjut intervensi 1, 2, 3, dan 4.
I:
(Juvinta)
Buble NCPAP sudah dilepaskan.
10.00-10.15 3. Memberikan Aminophilin 3 x 7,5 mg.
Pasien sudah diberikan Aminophilin 3 x 7,5 mg. Laju
pernafasan 55x/menit, tidak ada suara nafas tambahan (Juvinta)
dan sudah tidak ada rektraksi dinding dada.
13.50-13.55
E:
1. S : ibu pasien mengatakan sudah lega karena alat bantu (Juvinta)
napas sudah dilepaskan.
2. O : pernafasan bayi 58x/menit, tidak ada suara nafas
tambahan, dan tidak tampak retraksi dinding dada.
Down skor 3.
3. A : masalah teratasi.
P : hentikan intervensi.
10. 2 6 januari S : Ibu pasien mengatakan senang karena bayi bisa
2021 menghabiskan ASI yang diberikan.
(stefanny)
07.30-07.10 O : Pasien diberi Asi setiap 2 jam sekali dan di habiskan.
Reflek menghisap sudah baik reflek menelan masih sedikit
lemah.
(Stefanny)
A : Masalah belum teratasi.
P : Lanjutkan Intervensi 1, 2, 3, dan 4.
I:
1. Memeriksa posisi OGT dengan memeriksa residu
08.00-08.10 lambung atau mengaskultasi hembusan nafas.
(Stefanny)
Posisi OGT masih di lambung, cairan lambung keluar
saat diaspirasi tidak ada residu lambung yang keluar.
2. Menggunakan teknik bersih dalam pemberian makanan
08.00-08.45 vial selang.
Reflek menelan dan menghisap bayi sudah baik. OGT (Stefanny)
dilepaskan
3. Memberikan ASI kepada bayi secara langsung
10.00-10.30 Pasien sudah meminum ASI 30 cc, bayi tidak tersedak,
ASI bisa diminum oleh bayi. (stefanny)
11. 3 6 januari S : Ibu pasien mengatakan kulit kuning bayi masih ada.
2021 O : Suhu inkubator 32,20C, suhu tubuh pasien 37,70C.
07.30-07.45 A : masalah belum teratasi. (Sindhy)
P : lanjutkan intervensi 1,2,3,4.
I:
1. Membiarkan tubuh bayi terpapar sinar fototerapi secara
berkelanjutan.
09.00-09.15 (Sindhy)
Seluruh tubuh bayi terpapar sinar ultraviolet.
2. Menggantikan segera alas dan popok bayi jika BAB dan
09.15-09.30
BAK.
Alas dan popok bayi sudah diganti karena bayi BAK
dan BAB. (Sindhy)
3. Menganjurkan ibu memberikan ASI.
E: