Anda di halaman 1dari 49

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK PADA BAYI A DENGAN BBLR DI

RUANG ANGGREK RS BETHESDA YAKKUM YOGYAKARTA

Disusun Oleh :
Damas Krismantaka Aji 1802017
Endhytalia Daniswara Putri 1802030
Irene Linda 1802047
Juvinta Dwi Wismayana 1802053
Ni Luh Putu Yunik Lestari 1802074
Sindhy Siti Abdullah 1802081
Stefanny Arisendia Jessica 1802082
Wahyuningtyas Hendri Astuti 1802092
Yohana Rambu Anarara Retang 1802094

STIKES BETHESDA YAKKUM YOGYAKARTA


PRODI SARJANA KEPERAWATAN
TAHUN AKADEMIK 2020/2021
PENGKAJIAN PADA ASUHAN KEPERAWATAN ANAK
Tanggal Pengkajian : 4 Januari 2021 Jam07.00 WIB
Oleh :Kelompok 9
Tempat Praktik :Rs Bethesda

A. IDENTITAS

Nama : By. A

Tanggal lahir/umur : 2 Januari 2021 / 2 hari

Nama Ayah/Ibu :Tn A/Ny. W

Pekerjaan Ayah/Ibu :Karyawan swasta/Ibu rumah tangga

Agama : Kristen

Pendidikan : S1

Suku/budaya : Jawa

Alamat : Gunung Kidul

Tgl. Masuk/jam : 2 Januari 2021 , jam: 10:00 wib

Ruang/kamar : Melati.

No RM :123xxxx

Diagnose Kerja/ medis : Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR)

B. RIWAYAT KESEHATAN
1. Keluhan utama saat dikaji
Reflek menghisap dan menelan lemah.
2. Keluhan tambahan saat dikaji
Hasil down score 5 (terdapat gawat napas) dan tampak retraksi dinding dada
Sklera tampak ikterik dan kuning sampai bagian wajah, leher dan abdomen.
3. Riwayat penyakit sekarang
Pada tanggal 2 Januari 2021 ibu mengeluhkan ada rembesan air ketuban, lalu
oleh suaminya di bawa ke IGD RS Bethesda Yogyakarta pada pukul 10.00
WIB. Pada tanggal 2 Januari 2021 pukul 16.00 Ny. W dilakukan operasi SC
dengan indikasi Ketuban Pecah Dini (warna ketuban jernih) dengan presentasi
bokong. Bayi lahir pada pukul 16.55 dengan berat 1830 gram, PB 44 cm, LK
30 cm, LLA 10cm dan LD 28 cm. APGAR score menit 1: 6, menit ke 5: 7 dan
menit ke 9: 8 dan dilakukan pemasangan CPAP.Setelah lahir bayi Ny.W
mendapatkan suntikan vit K dan telah diberikan vaksin hepatitis 0. Mekonium
telah keluar berwana kehitaman. Bayi BAK 6 kali dalam 24 jam dengan
volume sekitar 20 cc tiap kali berkemih. Pemeriksaan diagnostik didapatkan
Glukosa sesaat Point OfCare Testing (POCT)88 mg/dL, Hb 14,9 mg/dL,
jematokrit 44,5%, eosinofil 2,2%, Basofil 0,5%, netrofil segmen 53,5%,
monosit 8,9%, tombosit 194.000ribu/mmk, golongan darah A.
Saat dikaji pada tanggal 3 Januari 2021 adalah 14,9 mg/dL.
Saat dikaji pada tanggal 4 Januari 2021, bayi Ny.W terpasang OGT karena
reflek menghisap dan menelan lemah.Hasil pemeriksaan fisik BB 1750 gram,
PB 44 cm, LLA 9 cm, LD 28 cm dan LK 30 cm. Pengukuran tanda vital, suhu
38,10C, nadi 140 x/menit dan pernapasan 50x/menit. Bayi Ny W compos
mentis (S5). Bentuk kepala normochepal, UUB cekung kulit kepala bersih
pertumbuhan rambut merata. Tidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid, kaku
kuduk (-). Suara napas vesikuler tampak retraksi dinding dada. Abdomen flat
dengan bising usus 11 x/menit. Gerakan bayi aktif, tidak ada kelainan bentuk
pada ekstremitas. Reflek primitif dalam batas normal. Skera tampak ikterik,
dan kuning sampai bagian wajah, leher dan abdomen.
C. RIWAYATKELAHIRAN
1. Ante natal
- Penyulit kehamilan:tidak ada penyulit saat kehamilan
- Penyakit yang menyertai kehamilan: tidak ada penyakit yang menyertai
kehamilan.
- Ibu mengkonsumsi tablet zat besi dan asam folat.
2. Intranatal
- Umur kehamilan(34 minggu) kurang bulan
- Jenis Persalinanan:SC indikasi ketuban pecah dini
- Penyulit Persalinan:presentasi bokong
- Komplikasi Persalinan: tidak ada
3. Post Natal
- BB 1830gram, PB 44 cm, LK: 30 cm, LD: 28 cm, LLA:10 cm
- Trauma lahir: tidak ada
- Apgar score: menit I: 6, menit ke 5:7 dan menit ke 9:8
- Score Humpty dumpty :
Parameter Kriteria Nilai Skor
Usia <3 Tahun 4 4
3-7 Tahun 3
7-13 Tahun 2
≥13 tahun 1
Jenis kelamin Laki –laki 2
Perempuan 1 1
Diagnosis Diagnosis neurologi 4
Perubahan oksigenasi 3
(diagnosis respiratorik,
dihidrasi ,anemia,
anoreksia,sinkop, pusing,dll)
Gangguan perilaku/psikiatri 2
Diagnosis lainnya 1 1
Gangguan Tidak menyadari keterbatasan 3 3
kognitif lainnya
Lupa akan adanya 2
keterbatasan
Orientasi baik terhadap diri 1
sendiri
Factor Riwayat jatuh/ bayi diletakkan 4
lingkungan ditempat tidur dewasa
Pasien menggunakan alat 3 3
bantu / bayi diletakkan dalam
tempat tidur bayi/ perabot
rumah
Pasien diletakkan pada tempat 2
tidur
Area diluar rumah sakit 1
Pembedahan Dalam 24 jam 3 3
sedasi/ anestesi Dalam 48jam 2
>48 jam dan tidak menjalani 1
pembedahan / sedasi / anastesi
Penggunaan Pengguanaan multiple 3
medika sentosa sedative, obat hypnosis,
barbiturate, fenotiazi,
antidepresan, pencahar,
diuretic, narkose
Penggunaan obat salah satu 2
diatas
Penggunaan medikasi lainnya / 1 1
atau tidak ada medikasi
Jumlah skor Humpty Dumpty 16

- Jadi pasien mengalami resiko tinggi jatuh dengan skor 16.


- Pernafasan:vesikuler
- Mendapatkan suntikan vit K dan telah diberikan vaksin hepatitis 0.
D. RIWAYAT KELUARGA
1. Genogram

Keterangan :
: Laki-laki

: Perempuan

: Pasien

: Tinggal serumah

E. KONDISI SAAT INI


1. Nutrisi
Diberikan ASI 10 cc/2 jam melalui OGT
2. Cairan
Kebutuhn cairan BBLR 2 hari : 100 cc/kgBB/hari. Bayi A memiliki
kebutuhan cairan 175 cc/hari.
3. Aktifitas
Gerak bayi aktif
4. KebersihanDiri
Seluruh kebutuhan ADL pasien dibantu perawat
5. Intelektual
Ayah menanyakan kondisi bayi dan penanganan yang akan dilakukan
pada bayinya

F. PEMERIKSAANFISIK

1. Antropometri

a. Berat Badan (BB)1750 gram

b. Tinggi Badan(TB) 44 cm

c. Lingkar Kepala(LK) 30 cm

d. Lingkar Dada (LD)28 cm

e. Lingkar Lengan Atas(LLA) 9 cm

2. Tanda-tanda vital

a. HeartRate(HR)140/menit

b. Respirasi Rate (RR)50/menit

c. Suhu 38,1oC

d. Kepala :

1) Bentuk: normochepal

2) UUB: Cekung.

3) Rambut : bertumbuhan rambut merata dan bersih

4) Kelainan bawaan: tidak ada

e. Mata:

1) Konjungtiva:tidak anemis

2) Bentuk: simetris
3) Sklera ikterik

4) Pupil isokor

5) Strabismus tidak ada


f. Telinga:
1) Pembengkakan : Tidak ada pembengkakan, lesi.
g. Hidung : Septum berada ditengah, tidak ada sekret
h. Mulut :
1) Mulut : lembab
2)Bentukmulut : normal mukosa bibir lembab
3)Reflek hisap: lemah
4)Reflek menelan : lemah
i. Leher
1) kaku kuduk (-)
2)Trauma leher tidak ada
3)Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan kelenjar getah bening.
j. Dada
1) Bentuk : simetris tidak ada kelainan
2) Suara napas vesikuler tampak retraksi dinding dada
k. Abdomen
1) Inspeksi : flat dengan bising usus 11x/menit. Warna ikterik.
2) Skor Kramer 3.
l. Anus
1) Bentuk : tidak ada pembengkakan hemoroid.
m. Ekstremitas
1) Atas
 Bentuk normal sama panjang
 ROM bebas
2) Bawah
 Bentuk normal ukuran sama panjang
 ROM bebas
n. Sistempernafasan
1) Usaha nafas : Bernapas dengan bantuan NCPAP.
2) Frekuensinafas50x/ menit reguler
3) Tipe nafas : dada
4) Inspeksi : tidak ada lendir, retraksi dada (+),
retraksi dada ringan.
5) Palpasi : simetris
6) Perkusi : sonor, tidak ada penumpukan cairan
7) Auskultasi : vesikuler diseluruh lapang paru
8) Lendir : tidak ada
9) Down score: 4

Nilai 0 1 2 SCORE
Frekuens < 60 60 – 80 >80 0

i napas
Retraksi Tidak Retraksi Ringan Retraksi Berat 1

ada

retraksi
Sianosis Tidak Sianosis hilang Sianosis 1

sianosis dengan O2 menetap

walaupun diberi

O2
Air Udara Penurunan ringan Tidak ada udara 2

Entery masuk udara masuk masuk.

bilateral
baik
Merintih Tidak Dapat didengar Dapat didengar 1

merinti dengan stetoskop dengan alat

h bantu
TOTAL 5
Keterangan didapatkan nilai 5 artinya terdapat gawat napas.
o. Sistem Kardiovaskuler
1) Bunyijantung : normal
2) Nadi: frekuensi 140 x/menit, reguler, keras
3) Suhu bayi : 38,10C
4) Suhu radiant warmer : 36 0C
5) Akral : dingin
6) Capilary refill : > 3 detik
p. Sistem Neurologis
1) Kesadaran: compos metis (S5)
2) Reflekcahaya:Kanan reaksi (+)
Kiri reaksi (+)
3) Reflek-reflek :Moro positif, Rootingpositif, Palmar dan plantar
graps positif, Reflek Babinski positif.
G. PROGRAM TERAPIDOKTER
1. Cefotaxime 1x100mg
2. Aminophilin 3 x 7,5 mg
3. Aminosteril 1 cc/jam
4. KA-EN 2 B 4 cc/jam
5. Program Foto Terapi dengan program continue selama 2x24 jam
6. Buble NCPAP

No Nama Obat Indikasi Kontra Indikasi Efek Samping Implikasi


Keperawatan
1. Cefotaxime Obat antibiotik , Alergi terhadap Diare, nyeri, ruam kulit, Pantau alergi
1x100mg digunakan untuk infeksi cefalosporin demam cefalosporin.
pernafasan bawah,
2. Aminophili Digunakan untuk sesak Pasien dengan Gelisah, sakit kepala, Pantau sistem
n 3x7,5mg napas, mengi dan sulit penyakit jantung, merasa lelah,gangguan pencernaan pasien.
bernapas , menangani hipertensi, gangguan tidur, sakit perut
gagal jantung dan hati,ulkus lambung,
gangguan pernapasan epilepsi,hipertiroid
pada bayi premature
3. Aminosteril Aminosteril digunakan Ibu hamil, orang Mual, muntah. Pantau gangguan
1 cc/jam untuk mempertahankan dengan kekurangan Menggigil, sakit kepala. pencernaan yang
atau memperbaiki asam folat, orang yang Kemerahan pada kulit mungkin timbul.
keseimbangan nitrogen memiliki kelainan atau reaksi hipersensitif
pada pasien yang genetik, orang yang yang lain jarang
kekurangan asupan memiliki gejala dilaporkan dan
protein terutama pada Aritmia jantung, orang pemberian harus
pasien dengan yang dihentikan bila
pemberian per oral atau menyalahgunakan ditemukan tanda-tanda
mulut tidak alkohol. seperti diatas.
dimungkinkan, serta Pemberian dosis besar
sebelum atau sesudah dan cepat : Asidosis
operasi kemoterapi. (penumpukan asam
darah) bisa terjadi
setelah pemberian
Aminosteril Infus
dalam dosis besar dan
cepat.

4. KA-EN 2 B KA-EN diindikasikan Tidak boleh diberikan Intoksikasi cairan Pantau balance cairan
4 cc/jam untuk memelihara pada penderita pasien.
Tromboflebitis
keseimbangan elektrolit gangguan irama
(peradangan pada
dan air untuk pasien jantung, muatan
pembuluh darah balik)
yang tidak memperoleh natrium yang
makanan yang tidak berlebihan, penderita
Edema paru, otak, dan
cukup. hiperkalemia (kadar
perifer.
kalium lebih dari
normal), oliguria
5. Program Perawatan yang - - Pantau kadar biliruin
Foto Terapi dilakukan untuk indirek dan direk,
dengan menangani kondisi bayi amati ikterik pada
program kuning. sklera atau tubuh bayi.
continue
selama 2x24
jam

6. Buble Asma Trauma/luka bakar Hidung kering atau Amati penggunaan


NCPAP pada wajah, tersumbat, iritasi pada masker dan ada
Bronkiolitis
kulit wajah, dan mata tidaknya kebocoran
Riwayat operasi pada pegal karena udara udara sekitar masker
Obstructive sleep
daerah wajah, saluran yang bocor di sekitar
apnea syndrome
pernapasan bagian masker.
atas, atau saluran
Radang paru-paru
pencernaan bagian
Kelelahan otot atas,

Miopati
Obstruksi saluran
napas bagian atas,
Memiliki risiko
kerusakan paru-paru
Ketidakmampuan
yang harus dicegah
melindungi jalan
napas,

Hipoksemia yang
mengancam jiwa,

Hemodinamik tidak
stabil,

Penyakit komorbid
berat,

Gangguan kesadaran
atau agitasi, Muntah,

Obstruksi usus,

Sekresi lendir yang


berlebihan,

Konsolidasi fokal
pada gambaran
radiologi,

Pneumotoraks yang
belum terdrainase

4. DATA PENUNJANG:
Laborat : Tanggal 2-01-2021
Hematologi lengkap Hasil Nilai normal
Glukosa sesaat POCT H 88 mg/dL 50-60 mg/dL
Hematokrit 44,5% Bayi: 29-54%
Neonatus : 40-60%
Trombosit 194.000 ribu/mmk 150.000- 450.000 ribu/mmmk
Eosinofil 2,2% 1-3%
Basofil 0,5% 0-1%
Netrofil segmen 53,5% 50-70%
Monosit 8,9% 4-6%
Golongan darah A
Hemoglobin 14,9 mg/dL 14-27mg/dL
Bilirubin 14,9 mg/dL <5 mg/dL

5. RENCANA PULANG

1. Mengajarkan Perawatan Model Kanguru.

2. Mengajarkan cara menyusui yang benar.

3. Mengajarkan cara menjaga suhu bayi tetap hangat.

4. Menganjurkan untuk melakukan penimbangan BB pada bayi secara berkala.

5. Menjelaskan komplikasi bayi BBLR dan segera mencari pertolongan jika terdapat salah satu komplikasi BBLR
terjadi.
J. ANALISA DATA

No. Data Masalah (P) Etiologi (E)


1. DS : Defisit nutrisi Ketidakmampuan menelan
- Ibu bayi mengatakan reflek makanan
menghisap dan menelan lemah.
DO :
- Terpasang OGT karena reflek
menghisap dan menelan lemah.
- Taksiran berat janin 34 minggu adalah
2.146 gram sedangkan hasil
pengukuran antropometri setelah bayi
lahir BB 1830 gram, PB 44 cm, LK
30 cm, LLA 10cm dan LD 28 cm
- Hasil pemeriksaan fisik 2 hari pasca
persalinan (4 Januari 2021) BB 1750
gram, PB 44 cm, LLA 9 cm, LD 28
cm dan LK 30 cm.
2. DS: Pola napas tidak efektif. Imaturitas neurologis.
- Ibu pasien mengatakan anaknya
seperti sulit bernapas.
DO :
- Hasil down score 5 (terdapat gawat
napas) dan dilakukan pemasangan
CPAP.
- tampak retraksi dinding dada.
3. DS : Ikterik neonatus Kesulitan transisi ke kehidupan
- Ibu pasien mengatakan bayinya ekstra uterin.
kuning.
DO :
- Hasil pemeriksaan bilirubin tanggal 3
Januari 2021 adalah 14,9 mg/dl
- Skera tampak ikterik, dan kuning
sampai bagian wajah, leher dan
abdomen.
4. DS: - Hipertermia Dehidrasi

DO :
- suhu tubuh pasien 38,1oC
- Kulit pasien kemerahan dan terasa
panas.
- UUB cekung.

K. DIAGNOSA KEPERAWATAN

No. Diagnosis Keperawatan


1. Dx : Pola napas tidak efektif b.d imaturitas neurologis dibuktikan dengan
DS:
- Ibu pasien mengatakan anaknya seperti sulit bernapas.
DO :
- Hasil down score 5 (terdapat gawat napas) dan dilakukan pemasangan CPAP.
- Tampak retraksi dinding dada.

2. Dx : Defisit nutrisi b.d ketidakmampuan menelan makanan dibuktikan dengan :


DS :
- Ibu bayi mengatakan reflek menelan dan menghisap bayi masih lemah.
DO :
- Terpasang OGT karena reflek menghisap dan menelan lemah.
- Taksiran berat janin 34 minggu adalah 2.146 gram sedangkan hasil pengukuran antropometri setelah
bayi lahir BB 1830 gram, PB 44 cm, LK 30 cm, LLA 10cm dan LD 28 cm.
- Hasil pemeriksaan fisik 2 hari pasca persalinan (4 Januari 2021) BB 1750 gram, PB 44 cm, LLA 9 cm,
LD 28 cm dan LK 30 cm.
3. Dx : Ikterik neonatus b.d kesulitan transisi ke kehidupan ekstra uterin dibuktikan dengan DS : Ibu pasien
mengatakan bayinya kuning.
DO :
- Hasil pemeriksaan bilirubin tanggal 3 Januari 2021 adalah 14,9 mg/dl.
- Skera tampak ikterik, dan kuning sampai bagian wajah, leher dan abdomen.
4. Dx : Hipertermia b.d dehidrasi Dibuktikan dengan
DS: -
DO :
- Suhu tubuh pasien 38,1oC
- Kulit pasien kemerahan dan terasa panas.
- UUB cekung

L. INTERVENSI KEPERAWATAN (NURSING CARE PLAN)

Nama Pasien : Bayi Ny. W


Ruangan : Anggrek RS Bethesda
Tanggal : 4 Januari 2021
Nama Mahasiswa : Yohana Rambu A.R
Diagnosis Keperawatan & Tindakan Keperawatan Rasional
Tujuan dan Kriteria Hasil Tindakan
Data Penunjang
Tgl 4 Januari 2021 Tgl 4 Januari 2021 Tgl 4 Januari 2021 Tgl 4 Januari 2021
Jam 08.00 Jam 08.00 Jam 08.00 Jam 08.00
Dx : Pola napas tidak efektif Setelah dilakukan asuhan Dukungan ventilasi 1. Pada kasus BBLR terjadi fungsi-
b.d imaturitas neurologis keperawatan selama3 x 24 jam 1. Monitor status respirasi dan fungsi organ belum baik, salah
dibuktikan dengan pola napas diharapkan membaik oksigenasi (frekuensi dan satunya paru-paru mengakibatkan
DS: dengan kriteria hasil : kedalaman napas, saturasi pertumbuhan dinding dada belum
- Ibu pasien 1.Penggunaan otot bantu napas oksigen) sempurna, dan vaskuler paru
mengatakan anaknya menurun. 2. Berikan oksigenasi sesuai imatur yang menyebabkan insuf
seperti sulit 2.Frekuensi napas membaik kebutuhan dengan pernapasan yang akan berdampak
bernapas. (40-60x/menit). pemasangan buble NCPAP. pada munculnya penyakit
DO : 3.Kedalaman napas membaik. 3. Ajarkan keluarga mengubah membran hialin membuat pola
- Hasil down score 5 posisi pasien secara mandiri. napas tidak efektif.
(terdapat gawat 4. Kolaborasikan pemberian 2. CPAP digunakan untuk
napas) dan dilakukan Aminophilin 3 x 7,5 mg. mengobati bayi prematur yang
pemasangan CPAP. paru-paru belum sepenuhnya
- Tampak retraksi berkembang. Mesin CPAP dengan
dinding dada. lembut meniupkan udara ke dalam
hidung bayi, yang membantu
membuat paru-paru mengembang,
sehingga meningkatkan
kelangsungan hidup.
3. Orang tua diajarkan untuk
mengubah posisi bayi agar tidak
terjadi luka tekan akibat kulit
kurang terhidrasi dengan baik.
4. Aminophylline bekerja
dengan cara membuka saluran
pernapasan di paru-paru, sehingga
udara dapat mengalir ke dalam
paru tanpa hambatan. Kondisi ini
akan membuat pernapasan
menjadi lega.

Yohana Rambu A.R Yohana Rambu A.R Yohana Rambu A.R Yohana Rambu A.R

Defisit nutrisi b.d Setelah dilakukan asuhan Pemberian makan enteral 1. Sebagai langkah dalam
ketidakmampuan menelan keperawatan selama 3 x 24 jam 1. Periksa posisi OGT memastikan bahwa posisi selang
makanan dibuktikan dengan status nutrisi bayi diharapkan dengan memeriksa tepat berada pada lambung bayi.
DS : membaik dengan kriteria hasil : residu lambung atau 2. Teknik bersih meminimalkan
- Ibu bayi 1. Berat badan meningkat mengauskutasi resiko infeksi dengan mencegah
mengatakan 2. Panjang badan hembusan napas. masuknya bakteri pada selang
reflek menelan meningkat. 2. Gunakan teknik bersih OGT.
dan menghisap 3. Prematuritas menurun. dalam pemberian 3. Sebagai bentuk edukasi pada
bayi masih makanan via selang. orang tua bayi agar memahami
lemah. 3. Jelaskan tujuan dan dan mendukung secara kooperatif
DO : langkah-langkah tindakan perawat dalam
- Terpasang OGT prosedur. pemberian makan melalui selang
karena reflek 4. Kolaborasi pemilihan OGT.
menghisap dan jenis dan jumlah 4. PemberianASI 10 cc/2 jam
menelan lemah. makanan enteral menyesuaikan kapasitas lambung
- Taksiran berat (Pemberian ASI 10 cc/2 bayi dan kebutuhan nutrisi yang
janin 34 minggu jam) dibutuhkan bayi.
adalah 2.146
gram sedangkan
hasil pengukuran
antropometri
setelah bayi lahir
BB 1830 gram,
PB 44 cm, LK 30
cm, LLA 10cm
dan LD 28 cm.
- Hasil
pemeriksaan fisik
2 hari pasca
persalinan (4
Januari 2021) BB
1750 gram, PB
44 cm, LLA 9
cm, LD 28 cm
dan LK 30 cm.

Yohana Rambu A.R Yohana Rambu A.R Yohana Rambu A.R


Yohana Rambu A.R

Dx : Ikterik neonatus b.d Adaptasi Neonatus Fototerapi Neonatus 1. Ikterik pada bayi prematur
kesulitan transisi ke Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor ikterik pada sklera diakibatkan fungsi-fungsi organ
kehidupan ekstra uterin keperawatan selama 3x24 jam, dan kulit bayi. belum baik, salah satunya hati
dibuktikan dengan DS : Ibu diharapkan adaptasi neonatus 2. Siapkan lampu fototerapi yang menyebabkan konjugasi
pasien mengatakan bayinya membaik dengan kriteria hasil: dan inkubator. bilirubin belum baik
kuning. 1. Beran badan meningkat. 3. Lepaskan pakaian bayi mengakibatkan kondisi
DO : 2. Kulit kuning menurun. kecuali popok. hiperbilirubin.
- Hasil 3. Sklera kuning menurun. 4. Berikan penutup mata. 2. Inkubator merupakan metode
pemeriksaan 4. Prematuritas menurun. 5. Ukur jarak antara lampu dan penghangatan berkelanjutan pada
bilirubin tanggal permukaan kulit bayi . bayi dengan berat < 1500 gr yang
3 Januari 2021 6. Biarkan tubuh bayi terpapar tidak dapat dilakukan KMC.
adalah 14,9 sinar fototerapi secara Untuk bayi sakit berat (sepsis,
mg/dl. berkelanjutan gangguan nafas berat).
- Skera tampak 7. Ganti segera alas dan popok 3. Bayi tidak menggunakan pakaian
ikterik, dan bayi jika BAB atau BAK. agar seluruh tubuh bayi terkena
kuning sampai 8. Gunakan linen berwarna sinar lampu ultraviolet. Sinar
bagian wajah, putih agar memantulkan ultraviolet ini akan diserap oleh
leher dan cahaya sebayak mungkin. kulit bayi. Sel darah merah
abdomen. 9. Anjurkan ibu menyusui 20- dipecah mjd heme dan globin
30 menit melalui OGT. Heme mejadi biliverdin diubah
10. Kolaborasikan pemeriksaan lagi menjadi bilirubin
darah vena bilirubin direk indirek.Bilirubin indirek terikat
dan indirek. dengan albumin dan mengikuti
peredaran darah dan melewati
sirkulasi enterohepatik • Bilirubin
indirek diubah menjadi direk di
hati (melepas ikatan dengan
albumin dan mengikat dengan
asam glukoronat(bilirubin
terkonjugasi, direk. Urobilinogen
diekskresikan di urin sedangkan
Strekobilin diekskresikan difeses.
4. Mata ditutup dengan penutup yang
tidak tembus cahaya/memantulkan
cahaya bertujuan agar tidak terjadi
komlikasi kerusakan pada retina.
5. Pengukuran jarak lampu
dimaksudkan agar tubuh mendapat
penyinaran sinar ultraviolet
optimal.
6. Sinar ultraviolet ini akan diserap
oleh kulit bayiSelama proses ini,
bilirubin di tubuh bayi akan
diubah menjadi bentuk lain yang
bisa lebih mudah diekskresikan
dalam tinja dan air kencing.
7. Alas perlu diganti saat bayi BAK
dan BAB bertujuan membuat
kenyamanan pada bayi dan
mencegah kehilangan panas tubuh
secara evaporasi.
8. Linen berwarna putih akan
memantulkan cahaya ultraviolet
sebanyak mungkin untuk bayi.
Sehingga, semua bagian tubuh
bayi mendapatkan penyinaran
secara optimal.
9. Pemberian cairan selama bayi
diberikan fototerapi dimaksudkan
agar bayi tidak mengalami
dehidrasi dan mencegah
komplikasi pengggunaan
fototerapi yaitu dehidrasi karena
meningkatnya IWL dan mencegah
kenaikan suhu tubuh.
10. Sebagai salah satu langkah dalam
penentuan intervens fototerapi
harus dihentikan atau tetap
dilanjutkan.

Yohana Rambu A.R Yohana Rambu A.R Yohana Rambu A.R Yohana Rambu A.R

Dx : Hipertermia b.d Termoregulasi Neonatus Manajemen Hipertermia 1. Adanya kondisi BBLR membuat
dehidrasi Dibuktikan dengan Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor suhu tubuh. permukaan tubuh relatif lebih luas
DS: - keperawatan selama 3x24 jam, 2. Berikan cairan oral melalui mengakibatkan penguapan
DO : diharapkan termoregulasi OGT. berlebih yang menimbulkan
- Suhu tubuh neonatus membaik dengan 3. Anjurkan tirah baring. kehilangan cairan secaca cepat dan
pasien 38,1oC kriteria hasil: 4. Kolaborasi pemberian cairan menimbulkan dehidrasi. Dehidrasi
- Kulit pasien a. Suhu tubuhmenurun dan elektrolit intravena KA- ini akan meningkatkan suhu tubuh.
kemerahan dan (36,5oC-37,5 oC). EN 2 B 4 cc/jam. 2. Tubuh demam akan mengalami
terasa panas. b. Suhu kulit menurun. kenaikan suhu sehingga tubuh
- UUB cekung terasa panas. Saat inilah cairan di
dalam tubuh seperti menguap dan
tubuh mudah sekali mengalami
dehidrasi. Dari kondisi ini perlu
cairan yang adekuat.
3. Tirah baring dimaksudkan agar
pasien mengurangi melakukan
aktitas. Peningkatan aktifitas
membuat tubuh melakukan
mekanisme peningkatan suhu.
4. KA-EN diindikasikan untuk
memelihara keseimbangan
elektrolit dan air untuk pasien
yang tidak memperoleh makanan
yang tidak cukup.

Yohana Rambu A.R Yohana Rambu A.R Yohana Rambu A.R Yohana Rambu A.R
M. CATATAN PERKEMBANGAN

Nama Pasien : Bayi Ny. W


Ruangan : Anggrek RS Bethesda
Tanggal : 4 Januari 2021
Nama Mahasiswa : Kelompok 9
No No Tgl/Jam Perkembangan (SOAPIE) TTD
DX/MK
1. 1 4 januari I:
2021 1. Memberikan oksigenasi sesuai kebutuhan dengan
08.00- pemasangan buble NCPAP. (Juvinta)
08.15  Pasien sudah terpasang buble NCPAP.
2. Mengajarkan mengubah posisi secara mandiri.
 Ibu pasien memahami cara mengubah posisi bayi (Juvinta)
10.00- secara mandiri.
10.15 3. Memberikan Aminophilin 3 x 7,5 mg.
 Pasien sudah diberikan aminophilin 3 x 7,5 mg.
(Juvinta)
Laju respirasi bayi A 45x/menit tidak ada napas
11.00- tambahan.
11.15 E:
S : Ibu pasien mengatakan lega dengan kondisi bayinya
setelah dimonitor respirasi dan oksigenasinya.
(Juvinta)
O : Pernapasan 43x/menit tidak ada suara napas
13.00- tambahan, tampak retraksi dinding dada, down skor 5.
13.10

2. 2 4 Januari I:
2021 1. Memeriksa posisi OGT dengan memeriksa residu
08.00- lambung atau mengauskutasi hembusan napas.
08.05  Posisi OGT sudah terpasang sampai lambung, (Stefanny)
cairan lambung keluar saat aspirasi. masih
terdapat residu lambung berupa ASI saat
dilakukan aspirasi sebanyak 2 cc.
2. Menggunakan teknik bersih dalam pemberian
makanan via selang. (Stefanny)
08.05-  Pasien sudah diberikan makan dengan tetap
08.10 memperhatika prinsip bersih.
3. Memberikan jenis dan jumlah makanan enteral
pemberian ASI 10 cc. (stefanny)
 Pasien sudah ASI 10 cc makan melalui OGT
10.00- 4. Memberikan jenis dan jumlah makanan enteral
10.10 dengan pemberian ASI 10 cc melalui OGT. (Stefanny)

 Selang OGT masih berada di lambung, ASI 10 cc


sudah diberikan melalui OGT.
10.00- 5. Memberikan jenis dan jumlah makanan enteral,
(Stefanny)
10.10 pemberian ASI 10 cc melaui OGT.
E:
S : Ibu pasien mengatakan lega karena bayinya sudah
terpasang OGT sehingga ASI bisa diminum bayinya.
13.00- O : Pasien sudah terpasnag OGT, selang OGT masih (Stefanny)
13.30 berada di lambung, bayi sudah diberikan makan dan
sudah diberikan ASI 10 cc. BB bayi 1.860 gram PB :
45 cm. Reflek menelan dan menghisap bayi masih
lemah.
3. 3 4 januari I:
2021 1. Menyiapkan lampu fototerapi dan inkubator.
08.00-  Lampu fototerapi dan inkubator sudah disiapkan. (Sindhy)
08.05 2. Melepaskan pakaian bayi kecuali popok.
 Pakaian bawah bayi sudah dilepaskan kecuali
popok. (Sindhy)
08.05-0810 3. Memberikan penutup mata.
 Mata sudah diberikan penutup mata. (Sindhy)
08.10- 4. Mengukur jarak antara lampu dan permukaan kulit bayi
08.15  Jarak lampu dan permukaan kulit bayi sebanyak 30 (Sindhy)
cm.
08.15- 5. Membiarkan tubuh bayi terpapar sinar fototerapi secara
08.17 berkelanjutan.
 Seluruh tubuh bayi sudah terkena sinar ultraviolet. (Sindhy)
08.17- 6. Mengganti segera alas dan popok bayi jika BAB atau
08.20 BAK.
 Popok dan alas bayi sudah diganti karena bayi (Sindhy)
BAB.
12.05- 7. Menganjurkan ibu menyusui 20-30 menit yang akan
12.10 diberikan melalui OGT.
 Ibu sudah memberikan ASI sebanyak 50 ml yang (Sindhy)
sudah disimpan pada kantong ASI.
12.10- 8. Memberikan pemeriksaan darah vena bilirubin direk
12.20 dan indirek.
 Bilirubin direk 3,4 mg/dl bilirubin indirek 4,6 (Sindhy)
mg/dl. Bilirubin total 8 mg/dl.

13.40- E:
13.45 S : Ibu bayi mengatakan senang karena bayinya sudah (Sindhy)
mendapat penanganan di dalam inkubator.
O : Pasien sudah dimasukan ke dalam inkubator
seluruh bagian tubuh pasien sudah terkena sinar
ultraviolet dari inkubator, suhu tubuh pasien 38,0oC.
Bilirubin direk : 3,1 mg/dl bilirubin indirek 4,4 mg/dl.
Bilirubin total 7,5 mg/dl. Skor kramer 4 sklera kuning,
wajah, perut, dan abdomen masih kuning.

4. 4 4 Januari I:
2020
12.00- 1. Memberikan cairan oral melalui OGT
12.10  Selang OGT masih berada di lambung, saat
aspirasi cairan lambung keluar, ASI sebanyak 10 (Stefanny)
cc sudah diberikan.
12.10- 2. Menganjurkan posisi tirah baring pada bayi
12.15  Bayi selalu diberikan posisi tirah baring dengan (Stefanny)
posisi telentang.
12.15- 3. Memberikan cairan dan elektrolit intravena KA-EN 2
12.25 B 4 cc. (Stefanny)
 KA-EN 2B 4 cc sudah diberikan tidak ada tanda-
tanda kelebihan cairan seperti oedem tidak
ditemukan.
13.30- E:
13.45 S: Ibu pasien mengatakan khawatir bayinya demam. (Stefanny)
O: Suhu pasien 37,9oC, akral teraba hangat. UUB masih
cekung.
5. 1 5 Januari S : Ibu pasien mengatakan bayinya bisa bernapas dengan lega
2021 saat dibantu alat pernapasan.
08.10-08.15 O : Pernapasan 41x/menit, tidak ada suara nafas tambahan,
tampak retraksi dinding dada, down skor 4. (Juvinta)
A : Masalah belum teratasi.
P : Lanjut intervensi 1, 2, 3, dan 4.
I:

1. Memonitor status respirasi dan oksigenasi (frekuensi


10.10-10.15
dan kedalaman nafas, dan saturasi oksigen).
(Juvinta)
 Respirasi bayi 47x/menit dan tidak ada nafas
tambahan, saturasi oksigen 95%, down skor 4.
2. Memberikan oksigenasi sesuai kebutuhan dengan (Juvinta)
pemasangan buble NCPAP.
10.15-10.20
 Pasien masih terpasang buble NCPAP, selang
CPAP tidak ada kebocoran.
3. Mengajarkan keluarga mengubah posisi pasien secara
08.00-08.15 mandiri. (Juvinta)
 Ibu Pasien sudah mulai mengubah posisi bayi
secara mandiri dengan posisi telungkup.
08.20-08.30 4. Memberikan Aminophilin 3 x 7,5 mg.
 Pasien sudah diberikan Aminophilin 3 x 7, 5 mg. (Juvinta)
Laju pernapasan pasien 49x/menit, tidak ada suara
napas tambahan, masih tampak retraksi dinding dada.
13.45-13.55
E:
1. S : ibu pasien mengatakan lega setelah bayinya sudah
dimonitor respirasi, oksigenasi dan bisa secara mandiri
mengubah posisi bayinya. (Juvinta)
2. O : pernafasan bayi 50x/menit, tidak ada suara nafas
tambahan, tampak retraksi dinding dada, down skor 4.

6. 2 5 Januari S : Ibu pasien khawatir dan takut terhadap kondisi bayinya


2021 yang harus diberi makan melalui selang.
07.00-07.10 O : Reflek menghisap dan menelan pasien masih lemah. Selang
OGT masih berada dilambung saat dilakukan aspirasi cairan
lambung keluar. (stefanny)

A : Masalah belum teratasi.


P : Lanjut intervensi 1, 2, 3 dan 4.
I:
07.10-07.15 1. Memeriksa posisi OGT dengan memeriksa residu
lambung atau mengauskutasi hembusan napas.
 Posisi OGT masih sampai lambung, cairan lambung (Stefanny)
keluar saat aspirasi, masih terdapat residu lambung
berupa ASI saat dilakukan aspirasi sebanyak 1 cc.
2. Menggunakan teknik bersih dalam pemberian makanan
07.15-07.17
vial selang.
(Stefanny)
 Perawat saat memberikan makanan selalu
memperhatikan prinsip bersih.
07.17-07.20 3. Memberikan jenis dan jumlah makanan enteral
pemberian ASI 20 cc.
 Pasien sudah diberi minum ASI 10 cc melalui OGT. (Stefanny)
09.20-09.30 4. Memberikan jenis dan jumlah makanan enteral dengan
pemberian ASI 20 cc melalui OGT.
 Selang OGT masih berada di lambung. ASI 20 cc sudah
(Stefanny)
diberikan melalui OGT, tidak terdapat residu lambung.
11.20-11.30
5. Memberikan jenis dan jumlah makanan enteral dengan
pemberian ASI 20 cc melalui OGT.
(Stefanny)
 Selang OGT masih berada di lambung. ASI 20 cc sudah
diberikan melalui OGT, tidak terdapat residu lambung.
13.00-13.05 E:
S : Ibu pasien mengatakan senang karena bayinya bisa
mencerna ASI tanpa keluar kembali.
O : Posisi OGT masih berada di lambung, pasien sudah
diberi ASI 20 cc tiap 2 jam. Tidak terdapat residu (Stefanny)
lambung. BB bayi : 2.000 gram PB : 46 cm. Reflek
menghisap bayi baik tetapi reflek menelan masih lemah.
7. 3 5 Januari S : Ibu pasien mengatakan kulit kuning dari bayi sudah
2021 berkurang.
07.00-07.05 O : Suhu tubuh pasien 37,70C. Sklera dan kulit bayi sampai
(Sindhy)
perut masih kuning skor kramer 2.
A : Masalah belum teratasi.
P : Lanjut intervensi 1, 6, 7, 9 dan 10.
I:
1. Memonitor ikterik pada sklera dan kulit bayi.
(Sindhy)
 Ikterik pada sklera dan kulit bayi berkurang.
07.05-07.07
2. Membiarkan tubuh bayi terpapar sinar fototerapi secara
berkelanjutan.
07.07-07.10
 Sudah mulai ada perubahan pada kulit bayi. (Sindhy)
3. Mengganti segera alas dan popok bayi jika BAB dan
BAK.
09.00-09.15
 Alas dan popok bayi sudah diganti karena popok
(Sindhy)
penuh dengan urin.
07.15-07.20
4. Menganjurkan ibu memberikan ASI.
 Ibu memberikan ASI sebanyak 50 ml yang
disimpan pada kantong susu sesuai anjuran yang (Sindhy)
diberikan oleh perawat.
5. Memeriksa darah vena bilirubin direk dan indirek.
10.05-10.15
 Hasil pemeriksaan bilirubin direk 1 mg/dl
sedangkan bilirubin indirek 1,2 mg/dl. Bilirubin
total 2,2 mg/dl. (Sindhy)
E:

13.00-13.15 1. S : Ibu pasien mengatakan masih khawatir bayinya


masih kuning.
2. O : Hasil pemeriksaan bilirubin direk 3 mg/dl
sedangkan bilirubin indirek 4 mg/dl. Bilirubin total 7 (Sindhy)
mg/dl. Ikterik pada sklera, wajah, abdomen berkurang
8. 4 5 Januari S : Ibu pasien mengatakan masih khawatir kalau suhu bayinya
2021 masih tinggi.
07.45-08.15 O:
Suhu pasien 37,9oC, akral teraba hangat. Suhu inkubator
34,1oC kelembapan udara pada inkubator 60%.
A: (stefanny)
Masalah belum teratasi.
P:
Lanjutkan intervensi 1, 2, 3 dan 4.
I:
1. Memonitor suhu tubuh
09.00-09.15
 Suhu tubuh 37,90C
2. Memberikan cairan oral melalui OGT. (Stefanny)
10.00-10.15
 Cairan berupa ASI sudah di berikan.
(Stefanny)
3. Menganjurkan tirah baring pada bayi.
10.15-10.20
 Bayi selalu diberikan tirah baring dengan penggantian (Stefanny)
posisi setiap 2 jam sekali.
4. Memberikan cairan dan elektrolit intravena KA-EN 2 B
12.00-12.30 4 cc/jam.
(Stefanny)
 KA-EN 2 B 4 cc sudah diberikan dan tidak ada tanda-
tanda odema, suhu tubuh bayi 37,70C.
E:
13.40-13.45
1. S : Ibu pasien mengatakan sudah lega karena suhu
tubuh bayi sudah turun.
(Stefanny)
2. O : Suhu tubuh bayi 37,80C.

9. 1 6 januari S : Ibu pasien mengatakan bayinya keadaannya lebih baik dari


2021 sebelumnya bernapas masih dibantu alat.
07.30-07.55 O : Pernafasan 45x/menit, tidak ada suara nafas tambahan,
(Juvinta)
tampak retraksi dinding dada, down skor 4.
A : masalah belum teratasi.
P : lanjutkan intervensi 1, 2, dan 4.
I:
1. Memonitor status respirasi dan oksigenasi (frekuensi
08.00-08.15
dan keadalaman nafas, dan saturasi oksigen).
 Respirasi bayi 46x/menit, tidak ada nafas tambahan, (Juvinta)
tidak ada retraksi dinding dada, saturasi oksigen 98%.

08.15-08.45 2. Memberikan oksigenasi sesuai kebutuhan dengan


pemasangan buble NCPAP.

(Juvinta)
 Buble NCPAP sudah dilepaskan.
10.00-10.15 3. Memberikan Aminophilin 3 x 7,5 mg.
 Pasien sudah diberikan Aminophilin 3 x 7,5 mg. Laju
pernafasan 55x/menit, tidak ada suara nafas tambahan (Juvinta)
dan sudah tidak ada rektraksi dinding dada.
13.50-13.55
E:
1. S : ibu pasien mengatakan sudah lega karena alat bantu (Juvinta)
napas sudah dilepaskan.
2. O : pernafasan bayi 58x/menit, tidak ada suara nafas
tambahan, dan tidak tampak retraksi dinding dada.
Down skor 3.
3. A : masalah teratasi.
P : hentikan intervensi.
10. 2 6 januari S : Ibu pasien mengatakan senang karena bayi bisa
2021 menghabiskan ASI yang diberikan.
(stefanny)
07.30-07.10 O : Pasien diberi Asi setiap 2 jam sekali dan di habiskan.
Reflek menghisap sudah baik reflek menelan masih sedikit
lemah.
(Stefanny)
A : Masalah belum teratasi.
P : Lanjutkan Intervensi 1, 2, 3, dan 4.
I:
1. Memeriksa posisi OGT dengan memeriksa residu
08.00-08.10 lambung atau mengaskultasi hembusan nafas.
(Stefanny)
 Posisi OGT masih di lambung, cairan lambung keluar
saat diaspirasi tidak ada residu lambung yang keluar.
2. Menggunakan teknik bersih dalam pemberian makanan
08.00-08.45 vial selang.
 Reflek menelan dan menghisap bayi sudah baik. OGT (Stefanny)
dilepaskan
3. Memberikan ASI kepada bayi secara langsung
10.00-10.30  Pasien sudah meminum ASI 30 cc, bayi tidak tersedak,
ASI bisa diminum oleh bayi. (stefanny)

12.00-12.30 4. Memberikan ASI 30 cc secara langsung


 ASI sudah diberikan, bayi tidak tersedak, reflek
menghisap dan menelan baik. (Stefanny)
13.15-13.25
E:
S : Ibu bayi mengatakan bayi tampak lebih gemuk,
sekarang sudah bisa memberikan ASI secara langsung.
O : Bayi sudah diberikan ASI secara langsung, reflek
menghisap dan menelan bayi sudah baik. BB : 2300 (Stefanny)
gram PB 48 cm.
3. A : masalah teratasi.
P : hentikan intervensi.

11. 3 6 januari S : Ibu pasien mengatakan kulit kuning bayi masih ada.
2021 O : Suhu inkubator 32,20C, suhu tubuh pasien 37,70C.
07.30-07.45 A : masalah belum teratasi. (Sindhy)
P : lanjutkan intervensi 1,2,3,4.
I:
1. Membiarkan tubuh bayi terpapar sinar fototerapi secara
berkelanjutan.
09.00-09.15 (Sindhy)
 Seluruh tubuh bayi terpapar sinar ultraviolet.
2. Menggantikan segera alas dan popok bayi jika BAB dan
09.15-09.30
BAK.
 Alas dan popok bayi sudah diganti karena bayi BAK
dan BAB. (Sindhy)
3. Menganjurkan ibu memberikan ASI.

10.00-10.25  Ibu pasien memberikan ASI sebanyak 30 cc secara


langsung
(Sindhy)
4. Memeriksa darah vena bilirubin derek dan inderek.
12.00-12.30
 Hasil pemeriksaan bilirubin direk 3,5 mg/dl sedangkan
bilirubin indirek 2,7 mg/dl dan bilirubin total 6,2 mg/dl.
E: (Sindhy)
13.15-13.25 1. S : ibu pasien mengatakan lega karena kuning pada kulit
bayi sudah berkurang.
2. O : hasil pemeriksaan bilirubin direk 3,0 mg/dl (Sindhy)
sedangkan bilirubin indirek 2,5 mg/dl, bilirubin total 5,5
mg/dl dan warna kuning pada bayi masih ada pada
bagian mata dan wajah.
3. A : lanjutkan intervensi 1,2,3,4.
4. P : lanjutkan intervensi.
12. 4 6 januari S : ibu pasien mengatakan suhu tubuh bayi sudah mulai turun.
2021
O : suhu pasien 37,80C, akral teraba hangat. UUB sedikit
07.30-07.45 cekung.
A : masalah belum teratasi. (Stefanny)

P : lanjutkan intervensi 1, 2, 3, dan 4.


I:
1. Memonitor suhu tubuh.
08.00-08.20  Suhu tubuh 37,50C dan suhu inkubator 320C. (Stefanny)
2. Memberikan cairan oral langsung dari ASI ibu.
08.20-08.55  Cairan berupa ASI sudah di berikan sebanyak 30 cc
bayi tidak tersedak. (Stefanny)

3. Menganjurkan tirah baring pada bayi.


09.00-09.10
 Bayi selalu di berikan tirah baring dengan pergantian
(Stefanny)
posisi tiap 1 jam sekali.
4. Memberikan cairan dan elektrolit intravena KA-EN 2 B
4 cc/jam.
11.00-11.25
 KA-EN 2 B 4 cc/jam sudah diberikan pada bayi dan
tidak ada tanda-tanda odema dan suhu tubuh bayi (Stefanny)
37,50C.

E:

13.00-13.10 1. S : Ibu pasien mengatakan suhu tubuh bayi sudah turun.


2. O : Suhu tubuh bayi 37,50C.
(Stefanny)
3. A : Masalah sudah teratasi.
4. P : Hentikan intervensi.

Anda mungkin juga menyukai