Anda di halaman 1dari 19

BAB 3

TINJAUAN KASUS

Tinjauan kasus ini merupakan situasi nyata dari asuhan keperawatan pada

pasien dengan proses keperawatan. Bab ini meliputi pengkajian, pengobatan,

analisa data, diagnosa keperawatan, asuhan keperawatan, catatan perkembangan,

pendidikan kesehatan diakhiri dengan pembahasan.

3.1 Pengkajian

Pengkajian adalah proses untuk mendapatkan data pasien yang akurat

untuk menunjang proses asuhan keperawatan yang tepat khususnya kepada pasien

dan kepada keluarga pada umumnya. Pengkajian yang dilakukan sesuai dengan

masalah pasin dan keluarga pasien sehingga penulis dapat mengambil keputusan

yang tepat untuk menangani masalah pasien. Pengkajian meliputi identitas pasien,

riwayat kesehatan, pemeriksaan fisik, pola aktivitas sehari-hari, data psikologi,

data sosial, data spiritual dan data penunjang.

3.1.1 Identitas Pasien

Pada tahap ini, akan menunjukkan dalam segi biologis pada pasien dan

keluarga pasien.

Nama : An. H

Jenis kelamin : Laki-laki

38
39

Umur : 15 bulan

Status : Belum Menikah

Agama : Islam

Pekerjaan :-

Suku/Bangsa : Sunda/Indonesia

Alamat : Cigugur Girang RT 02 / RW 13

No. kamar : Bed 8 Klinik Pratama Advent Bandung

Diagnosa Medis : Gastroenteritis Akut

Dokter : dr. A

Tanggal Masuk : 20 Februari 2021

Tanggal Merawat : 20 Februari – 23 Februari 2021

Yang Merawat : Yosi Julianti, S.Kep.

3.1.2 Riwayat Kesehatan

Saat mengkaji riwayat kesehatan pasien, penulis bertanya kepada pasien

dan ibu pasien untuk mendapatkan data yang akurat yang meliputi keluhan utama,

riwayat penyakit sekarang, riwayat penyakit dahulu.

3.1.2.1 Keluhan Utama

BAB cair sekitar 4 kali sejak semalam sebelum di bawa ke klinik.

3.1.2.2 Riwayat Penyakit Sekarang

Ibu pasien mengatakan BAB cair 4 kali sejak tadi malam sebelum di bawa

ke klinik untuk berobat, badan teraba panas, nafsu makan menurun, BAB cair

disertai dengan lendir berwarna kehijauan, BAK berwarna lebih gelap, dan ibu

pasien mengatakan bahwa anus anaknya tampak lecet akibat BAB cair berlebih.

Anaknya juga tampak gelisah dan sering menangis. Kemudian ibu pasien
40

membawa pasien ke klinik Pratama Advent untuk dilakukan pemeriksaan dan

perawatan.

3.1.2.3 Riwayat Kesehatan Dahulu

Ibu pasien mengatakan sebelumnya tidak pernah dirawat ataupun sakit

yang parah.

3.1.2.4 Riwayat Tumbuh Kembang (< 3 tahun)

- Pasien tengkurap usia : 6 bulan

- Pasien duduk usia : 8 bulan

- Pasien berdiri usia : 11 bulan

- Pasien berjalan usia : 1 tahun 2 bulan

- Pasien berbicara usia : 2 tahun

- Pasien tumbuh gigi usia : 7 bulan

3.1.2.5 Riwayat Kelahiran

- Pasien lahir dengan normal dan cukup umur

- BB lahir : 2950 gr

- Panjang badan lahir : 48 cm

- Lingkat kepala : 48 cm

3.1.2.6 Riwayat Imunisasi

Pasien diimunisasi secara lengkap oleh orang tua dengan riwayat sebagai

berikut:

Tabel 3.1 Riwayat Imunisasi

No
Nama Imunisasi Waktu /Usia
.
1. BCG 1 bulan
2 Polio 1, 2 dan 3 bulan
3 DPT 1,3, dan 4 bulan
41

4 Campak 9 bulan
5 Hepatitis Baru lahir, 2, 3 bulan

3.1.2.7 Riwayat Alergi

Ibu pasien mengatakan pasien tidak memiliki riwayat alergi apapun.

3.1.3 Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan yang dilakukan penulis sesuai dengan kondisi klien pada saat

dirawat di Klinik Pratama Advent Bandung. Keadaan umum, klien terbaring

lemah. Setiap perawat datang pasien menunjukkan rasa gelisah dan takut dan

tampak cengeng. Pasien menggunakan infus RL 20 mgtt/mnt di tangan kiri.

Tanda-tanda vital saat dilakukan pengkajian di hari pertama yaitu T: 37,8oC P:

94x/mnt R: 22x/mnt BB: 9,9 kg.

Berikut adalah hasil pemeriksaan Head to Toe:

1) Kesadaran : Compos Mentis GCS : 15 E:4 M:6 V:5

2) Kepala : - Inspeksi : Simetris, rambut tersebar merata, tidak rontok,

ubun-ubun tampak cekung

- Palpasi : tidak teraba benjolan atau hematom

3) Mata : - Inspeksi : Kedua mata tampak simetris, tidak anemis,

penglihatan tajam, kedua kelopak mata tampak cekung

- Palpasi : tidak teraba hematom atau benjolan

4) Hidung : - Inspeksi : simetris, tidak ada benjolan, luka

- Palpasi : tidak teraba fraktur atau edema

5) Telinga : - Inspeksi : kedua telinga simetris, tidak ada serumen

- Palpasi : tidak teraba adanya benjolan dan fraktur

6) Mulut : - Inspeksi : simetris, lidah tampak kotor dan kering, gigi

bersih, bibir kering


42

7) Wajah : -Inspeksi : tampak simetris, wajah tampak tidak pucat

8) Leher : - Inspeksi : tampak simetris, tidak ada benjolan

: -Palpasi : tidak ada nyeri tekan atau nyeri menelan

9) Dada : - Inspeksi : perkembangan dada simetris, tidak ada luka

atau benjolan, iktus kordis tampak terlihat

- Palpasi : tidak ada krepitasi, tidak ada pembesaran

kelenjar, taktil fremitus teraba normal

- Perkusi : Sonor

- Auskultasi : Paru-paru : vesikuler, Jantung : S1 dan S2

reguler

10) Abdomen : - Inspeksi : abdomen tampak distensi, tidak ada benjolan

atau luka

- Auskultasi : bising usus meningkat 13-20x / menit

- Perkusi : timpani

- Palpasi :Pasien tampak meringis dan teriak jika perut

ditekan, turgor kulit kering dan menurun (tidak elastis)

11) Ekstremitas atas : tidak ada edema, tidak ada luka, terpasang infus di tangan

kiri, akral dingin

12) Ekstremitas bawah : tidak ada edema, tidak ada luka, simetris, akral dingin.

13) Genitalia : lecet dan kemerahan pada bagian anus akibat BAB cair

yang berlebih.

Adapun tanda dan gejala pasien mengalami kekurangan elektrolit yaitu

sebagai berikut:

1) Pasien tampak lemas


43

2) Diare berlebih dapat membuat elektrolit ikut keluar dari tubuh

3) Turgor kulit menurun, tidak elastis

4) Kulit tampak keirng

5) Tonus otot menurun

6) Muntah

7) Anggota gerak tubuh lemas

8) Mata cekung

9) Akral dingin

3.1.4 Data Psikologi

Pasien tampak menangis jika ada orang asing yang datang mendekati

seperti perawat atau dokter.

3.1.5 Data Sosial

Lingkungan pasien sangat mendukung hubungan baik antara pasien dan

keluarga serta tetangganya. Di Klinik pasien lebih banyak diam dan menangis.

3.1.6 Data Spiritual

Ibu pasien percaya bahwa Allah akan memberikan kesembuhan. Anaknya

kadang diberikan cerita mengenai kepercayaan mereka.

3.1.7 Pola Aktivitas Sehari-hari

Tabel 3.2 Pola Aktivitas Pasien Sehari-hari

No Aktivitas Sebelum Sakit Sesudah Sakit


1 Pola tidur
-Lamanya 9-12 jam 8-9 jam
-Suasana tidur Tenang Gelisah
-Keluhan Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan

2 Pola eliminasi
a. BAB
- Frekuensi 1-2x perhari 6x per hari
- Konsistensi Lembek dan berwarna cair dan berwarna
coklat kehijauan
- Keluhan Tidak ada keluhan Ada keluhan
44

b. BAK
- Frekuensi 8-9x per hari 6x per hari
- Warna Berwarna kuning Berwarna kuning
- Keluhan Tidak ada keluhan ada keluhan

3 Personal Hygene
a. Mandi
-frekuensi 2x sehari 1x sehari
- dilakukan Dibantu ibu Dibantu oleh ibu
pasien dan perawat
b. Hair Care
-frekuensi 2x sehari 3 hari sekali
-dilakukan Dibantu ibu Dibantu oleh ibu
pasien dan perawat
c. Sikat Gigi
-frekuensi 2x sehari 2x sehari
- dilakukan Dibantu ibu Dibantu ibu pasien
dan perawat

4 Makan
-frekuensi 3x sehari 3x sehari
-jenis Nasi, lauk, ASI Bubur, sayur, lauk
-nafsu makan Nafsu makan baik. Tidak baik, hanya
Terkadang hanya habis makan 1 sendok
stengah porsi

Minum
a. Jenis Air putih Air putih
b. Jumlah 8-10 gelas sehari 8-12 gelas sehari
c. Keluhan Tidak ada Malas minum namun
dipaksa

3.2 Pengobatan

Berikut adalah obat-obatan yang diberikan kepada pasien.

1) Zinc 1x1 cth

Indikasi : Pelengkap pengobatan diare untuk mengganti cairan tubuh

yang hilang dan mencegah dehidrasi.

Kontraindikasi : Hipersensitifitas terhadap obat ini

Efek samping : Mual, muntah, pusing

2) Inj. ODR 2 x 1,5 mg


45

Indikasi : Untuk mencegah dan mengobati mual dan muntah dengan

cara menghambat ikatan serotonin pada reseptor 5HT 3

sehingga tidak terjadi mual dan muntah.

Kontraindikasi: Riwayat alergi terhadap obat ini,

Efek samping : Sakit kepala, sembelit, lelah, mengantuk, pusing.

3) Inj. Ranitidine 2x1 amp

Indikasi : Pengobatan jangka pendek terhadap tukak usus 12 jari

akut, tukak lambung, hipersekresi patologis

Kontraindikasi : Hipersensitifitas atau alergi terhadap ranitidine

Efek samping : Sakit kepala, susah buang air besar, diare, mual, gatal-

gatal pada kulit

4) L. Bio 1x1 bks

Indikasi : Melindungi sistem pencernaan dan memperbaiki fungsi

normal saluran pencernaan ketika mengalami diare di mana

bakteri asam laktat akan membantu fermentasi karbohidrat

menjadi asam laktat dan mengurangi mikroorganisme

pathogen untuk mengurangi diare.

Kontraindikasi : Alergi terhadap probiotik ataupun bakteri asam laktat.

Efek samping : Mual, muntah, nyeri perut, pusing.

5) Paracetamol Inf. 3 x 80 mg

Indikasi : Mengurangi demam dan nyeri dengan cara mengurangi

produksi zat penyebab peradangan yaitu prostaglandin.

Kontraindikasi : Hipersensitifitas atau alergi terhadap paracetamol,

gangguan hati atau ginjal.


46

Efek samping : Demam, timbul ruam, sakit tenggorokan, sariawan, kulit

dan mata berwarna kuning.

6) Nifudiar 3 x 1 cth

Indikasi : Antibiotik yang bekerja membunuh kuman E.Colii

sehingga mengurangi gejala diare yang muncul akibat

bakteri tersebut.

Kontraindikasi : Hipersensitifitas atau alergi terhadap nifudiar, BAB darah,

penyakit ginjal, hipertiroid, intoleransi yodium.

Efek samping : Nyeri perut, diare berkelanjutan, feses berwarna hijau.

3.3 Analisa Data

Berikut analisa data pasien.

Tabel 3.3 Analisa Data

No Data Etiologi Masalah


1 DS: ”BAB cair 4x” Invasi bakteri Kekurangan volume
DO: cairan
- Pasien tampak Peningkatan peristaltik
lemah usus
- T: 37,8oC
- P: 94x/ mnt Gangguan penyerapan
- R: 22x/mnt nutrisi dan cairan
- BB : 9,9 kg
- Pasien tampak Diare
menangis
- Ubun-ubun Kekurangan volume
cekung cairan
- Mata cekung
- Bibir dan lidah
kering
- Akral dingin.

2. DS: “susah makan” Invasi bakteri Gangguan nutrisi:


DO: kurang dari kebutuhan
- Pasien tampak Peningkatan peristaltik tubuh
47

lemah usus
- T: 37,8oC
- P: 94x/ mnt Gangguan gastrointestinal
- R: 22x/mnt
- BB : 9,9 kg Gangguan penyerapan
- Pasien tampak nutrisi dan cairan
menangis
- Ubun-ubun Asupan nutrisi tidak
cekung adekuat
- Mata cekung
- Bibir dan lidah
kering Gangguan nutrisi : kurang
- Akral dingin. dari kebutuhan tubuh
- Pasien hanya
makan beberapa
sendok
3. DS: “lecet di bagian Invasi bakteri Kerusakan intergritas
anus” kulit
DO: Peningkatan peristaltik
- Pasien tampak usus
lemah
- T: 37,8oC Gangguan penyerapan
- P: 94x/ mnt nutrisi dan cairan
- R: 22x/mnt
- BB : 9,9 kg
- Pasien tampak Diare berlebih
menangis
- Ubun-ubun Kulit di sekitar anus lecet
cekung
- Mata cekung
- Bibir dan lidah
kering Kerusakan integritas kulit
- Akral dingin
- Lecet dan
kemerahan di
bagian anus

3.4 Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan yang penulis rumuskan berdasarkan masalah pada

analisa data dan berdasarkan prioritas masalah pada An. H dalam perawatannya

dengan GEA adalah sebagai berikut:


48

1) Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif.

2) Gangguan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

gangguan penyerapan nutrisi.

3) Kerusan integritas kulit berhubungan dengan diare berlebih.

3.5 Asuhan Keperawatan

Asuhan keperawatan pada pasien An. H dengan penyakit gastroenteritis

akut dapat dilihat pada tabel 3.4


49

Tabel 3.4 Tindakan Keperawatan (Tanggal 20-02-2021)

Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional Implementasi Evaluasi


1. Kekurangan Setelah dilakukan 1. Monitor status 1. Untuk mengetahui At 08.00 At 14.30
volume cairan asuhan dehidrasi status hidrasi pasien 1. Dikaji nadi, S:
berhubungan keperawatan (kelembaban 2. Untuk mengetahui mukosa mulut -“masih mencret
dengan kehilangan diharapkan masalah membran mukosa, keadaan fisiologi 2. Dikaji TTV dan 3x”
cairan aktif. kekurangan volume nadi adekuat, penting dari pasien KU pasien O:
DS: ”BAB cair cairan teratasi dengan tekanan darah). 3. Untuk mengetahui 3. Diukur cairan - Pasien tampak
4x” kriteria hasil: 2. Monitor vital sign. jumlah cairan yang yang masuk dan lemah
DO: - Mempertahanka 3. Monitor status cairan masuk dan keluar keluar - T: 36,3oC
- Pasien tampak n urine output termasuk intake dan sesuai dengan 4. Dikaji berat - P: 107x/ mnt
lemah sesuai dengan output cairan. kebutuhan tubuh badan pasien - R: 22x/mnt
- T: 37,8oC usia, BB. 4. Monitor berat badan. 4. Untuk mengetahui 5. Diajarkan kepada - BB : 9,9 kg
- P: 94x/ mnt - Nadi, suhu 5. Dorong orangtua penambahan cairan orang tua untuk - Pasien tampak
- R: 22x/mnt tubuh dan pasien untuk tubuh melalui berat memberikan ASI menangis
- BB : 9,9 kg tekanan darah meningkatkan intake badan dan minuman - Ubun-ubun
- Pasien tampak normal. oral. 5. Untuk kepada pasien cekung
menangis - Tidak ada tanda- 6. Observasi bentuk meningkatkan 6. Diobservasi - Mata cekung
- Ubun-ubun tanda dehidrasi, feses asupan cairan tubuh keadaan feses - Bibir dan lidah
cekung elastisitas turgor 7. Kolaborasi dengan 6. Untuk mengetahui pasien kering
- Mata cekung kulit baik, dokter dalam berkurangnya diare 7. Diberikan obat - Akral dingin
- Bibir dan lidah membran pemberian obat atau tidak diare sesuai A: Masalah belum
kering mukosa lembab 7. Untuk mengurangi dengan order teratasi
- Akral dingin. diare menggunakan dokter. P : Lanjutkan
obat intervensi
50

Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional Implementasi Evaluasi


2. Gangguan nutrisi: Setelah dilakukan 1. Kaji adanya 1. Mengurangi resiko At 08.00 At 14.30
kurang dari asuhan alergi. terjadinya alergi 1. Mengkaji adanya S:
kebutuhan tubuh keperawatan masalah 2. Kolaborasi makanan alergi pada - “masih susah
berhubungan dengan kebuuthan nutrisi dengan ahli gizi 2. Untuk menentukan pasien makan”
gangguan teratasi dengan untuk jumlah dan jenis 2. Menanyakan O:
penyerapan nutrisi kriteria hasil: menentukan makanan yang kepada ahli gizi - Pasien tampak
ditandai dengan : - Adanya jumlah kalori dan dibutuhkan pasien mengenai lemah
DS: “susah makan” peningkatan berat nutrisi yang 3. Serat dalam jumlah kebutuhan gizi - T: 36,3oC
DO: badan sesuai dibutuhkan. yang tinggi akan pasien - P: 107x/ mnt
- Pasien tampak dengan tujuan. 3. Beri diet rendah menambah 3. Diberikan - R: 22x/mnt
lemah - Berat badan serat untuk peristaltic sehingga makanan dengan - BB : 9,9 kg
- T: 37,8oC sesuai dengan usia mengurangi diare. menambah diare diet rendah serat - Pasien tampak
- P: 94x/ mnt anak. 4. Monitor jumlah 4. Untuk mngetahui 4. Dikaji jumlah menangis
- R: 22x/mnt - Tidak ada tanda nutrisi dan kebutuhan nutrisi makanan yang - Ubun-ubun
- BB : 9,9 kg malnutrisi. kandungan kalori. pasien dikonsumsi cekung
- Pasien tampak - Tidak terjadi 5. Kaji kemampuan 5. Agar pasien pasien - Mata cekung
menangis penurunan berat pasien dalam mampu untuk 5. Dikaji - Bibir dan lidah
- Ubun-ubun badan yang pemenuhan memperoleh nutrisi kemampuan kering
cekung berarti. kebutuhan nutrisi yang sesuai pasien dalam - Akral dingin
- Mata cekung - Mual dan muntah sesuai. 6. Mual dan muntah memenuhi - Makan beberapa
- Bibir dan lidah berkurang 6. Monitor adanya menandakan kebutuhan nutrisi sendok
kering mual dan muntah. adanya gangguan 6. Dikaji adanya A : Masalah belum
- Akral dingin pemenuhan nutrisi. mual dan muntah teratasi
- Pasien hanya P : Lanjutkan
makan beberapa intervensi
sendok
51

Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional Implementasi Evaluasi


3. Kerusan integritas Setelah diberikan 1. Bersihkan sekitar 1. Agar daerah bagian At 08.00 At 14.30
kulit berhubungan asuhan keperawatan anal setelah anal menjadi lebih 1. Dibersihkan S: “masih lecet”
dengan diare diharapkan masalah defekasi dengan segar daerah sekitar O:
berlebih ditandai kerusakan integritas sabun yang 2. Pakaian yang anal - Pasien tampak
dengan : kulit teratasi dengan lembut bilas longgar dapat menggunakan air lemah
DS: “lecet di bagian kriteria hasil: dengan air bersih. memperlancar sdan sabun - T: 36,3oC
anus” - Tidak terjadi lecet 2. Gunakan pakaian sirkulasi udara 2. Dipakaikan - P: 107x/ mnt
DO: dan kemerahan di yang longgar. 3. Mengganti pakaian pakaian yang - R: 22x/mnt
- Pasien tampak bagian anal 3. Anjurkan keluarga secara rutin dapat longgar - BB : 9,9 kg
lemah untuk rutin mengurangi lecet 3. Dianjurkan - Pasien tampak
- T: 37,8oC mengganti pada kulit dan kepada keluarga menangis
- P: 94x/ mnt pakaian dalam dan mengurangi luka untuk rutin - Ubun-ubun
- R: 22x/mnt celana pasien. tekan mengganti cekung
- BB : 9,9 kg 4. Anjurkan 4. Bedak dapat pakaian - Mata cekung
- Pasien tampak penggunaan digunakan untuk 4. Dianjurkan untuk - Bibir dan lidah
menangis bedak. mengurangi iritasi menggunakan kering
- Ubun-ubun di kulit. bedak - Akral dingin
cekung - Lecet dan
- Mata cekung kemerahan di
- Bibir dan lidah bagian anus
kering A: Masalah belum
- Akral dingin teratasi
- Lecet dan
kemerahan di P: Tingkatkan
bagian anus intervensi
52

3.6. Catatan Perkembangan Pasien

Berikut ini merupakan implementasi tindakan yang dilakukan dan catatan

perkembangan pasien selama 4 hari perawatan.

Tabel 3.5 Catatan Perkembangan Pasien

No Tgl Dx. Kep Perkembangan Pasien


1. 21/02/2021 I S : “masih mencret 2x”
O:
- Pasien tampak lemah
- T: 37oC
- P: 118x/ mnt
- R: 23x/mnt
- BB : 9,9 kg
- Pasien tampak menangis
- Ubun-ubun cekung
- Mata cekung
- Bibir dan lidah kering
- Akral dingin
A: Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
2. 21/02/2021 II S:
- “masih susah makan”
O:
- Pasien tampak lemah
- T: 37oC
- P: 118x/ mnt
- R: 23x/mnt
- BB : 9,9 kg
- Pasien tampak menangis
- Ubun-ubun cekung
- Mata cekung
- Bibir dan lidah kering
- Akral dingin
- Makan 1/3 porsi
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
3. 21/02/2021 III S: “masih lecet”
53

O:
- Pasien tampak lemah
- T: 37oC
- P: 118x/ mnt
- R: 23x/mnt
- BB : 9,9 kg
- Pasien tampak menangis
- Ubun-ubun cekung
- Mata cekung
- Bibir dan lidah kering
- Akral dingin
- Lecet dan kemerahan di bagian anus
A: Masalah belum teratasi
P: Tingkatkan intervensi
4. 22/02/2021 I S : “mencret 1x sus”
O:
- Pasien tampak tenang
- T: 37,1oC
- P: 113x/ mnt
- R: 21x/mnt
- BB : 10,3 kg
- Bibir dan lidah tampak lembab
- Akral hangat
A: Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
5. 22/02/2021 II S : “udah mulai banyak makannya”
O:
- Pasien tampak tenang
- T: 37,1oC
- P: 113x/ mnt
- R: 21x/mnt
- BB : 10,3 kg
- Bibir dan lidah tampak lembab
- Akral hangat
- Makan ¾ porsi
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
6. 22/02/2021 III S: “masih lecet”
O:
54

- Pasien tampak tenang


- T: 37,1oC
- P: 113x/ mnt
- R: 21x/mnt
- BB : 10,3 kg
- Bibir dan lidah kering
- Akral dingin
- Lecet dan kemerahan di bagian anus berkurang
A: Masalah teratasi sebagian
P: Tingkatkan intevensi
7. 23/02/2021 I S : “sudah tidak mencret lagi sus”
O:
- Pasien tampak tenang
- T: 36,5oC
- P: 103x/ mnt
- R: 22x/mnt
- BB : 10,3 kg
- Bibir dan lidah tampak lembab
- Akral hangat
A: Masalah teratasi
P : Pasien diperbolehkan pulang oleh dokter
8. 23/02/2021 II S : “udah mulai banyak makannya”
O:
- Pasien tampak tenang
- T: 36,5oC
- P: 103x/ mnt
- R: 22x/mnt
- BB : 10,3 kg
- Bibir dan lidah tampak lembab
- Akral hangat
- Makan ¾ porsi
A : Masalah teratasi
P : Pasien diperbolehkan pulang oleh dokter
9. 23/02/2021 III S : “sudah mendingan sus”
O:
- Pasien tampak tenang
- T: 36,5oC
- P: 103x/ mnt
55

- R: 22x/mnt
- BB : 10,3 kg
- Bibir dan lidah tampak lembab
- Akral hangat
A: Masalah teratasi
P : Pasien diperbolehkan pulang oleh dokter

3.7. Dokumentasi

Pendokumentasian asuhan keperawatan dialakukan secara langsung

setelah intervensi keperawatan dilakukan atau diimplementasikan.

Pendokumentasian dilakukan setelah memberi asuhan keperawatan kepada klien.

Tindakan asuhan keperawatan yang diberikan oleh perawat, disaksikan oleh

perawat ruangan dan juga teman-teman sejawat yang bertugas pada saat itu.

3.8. Pendidikan Kesehatan

Asuhan keperawatan perlu diberikan secara komprehensif dalam, maka

dibutuhkan pendidikan kesehatan dalam mencapai tujuan dari asuhan

keperawatan.

1) Penyebab diare pada anak

2) Pengertian diare

3) Tujuan penanganan diare

4) Cara melakukan penanganan awal diare


56

3.9. Rencana Pulang

Dalam melakukan rencana pulang, pasien diingatkan kembali untuk

melakukan apa yang telah diberikan melalui pendidikan kesehatan. Keluarga juga

diharapkan untuk membantu pasien dalam melaksanakan penanganan awal jika

terjadi diare. Selain itu keluarga juga dianjurkan untuk meminum obat pulang yang

telah diresepkan oleh dokter.

3.10. Rencana Tindak Lanjut

Rencana tindak lanjut terbagi menjadi dua yaitu rencana tindak lanjut

jangka pedek dan rencana tindak lanjut jangka panjang. Rencana tindak lanjut

jangka pendek yang diberikan pada An. H adalah menganjurkan untuk selalu

menerapkan terapi yang telah diberikan. Rencana tindak lanjut jangka panjang

yang diberikan pada An. H adalah untuk melakukan kontrol ke klinik secara

berskala dalam upaya penanganan secara dini terhadap penyakit dan mengubah

pola hidup dalam upaya mencegah berulangnya terjangkit penyakit.

Anda mungkin juga menyukai