Anda di halaman 1dari 17

Telah diterima/disetujui

Hari/tanggal :

Tanda tangan :

LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN


DIAGNOSA MEDIS : CHRONIC KIDNEY DISEASE (CKD)

PROGRAM PROFESI NERS PSIK FK UNSRI


Stase Keperawatan Anak

OLEH
IZZAH KHOIRUNISSA
04064822225019

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2022
ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN CHRONIC KIDNEY DISEASE
(CKD)

1. IDENTITAS PASIEN

Inisial pasien : An. B

Usia : 14 tahun 4 bulan 24 hari

Jenis kelamin : Laki-laki

Diagnosa medis : Chronic Kidney Disease

Tanggal masuk RS : 20 April 2022

Tanggal pengkajian : 16 Mei 2022

Nama ayah/ibu : Rudi/Susi

Pendidikan ayah/ibu : SD/SD

Alamat : Jln. Dusun III Cengal, Kayuagung

2. KELUHAN UTAMA
Saat masuk rumah sakit, Ibu pasien mengatakan pasien mengalami demam, BAB cair
dengan frekuensi > 5 kali/hari (diare), mual dan muntah frekuensi 1-2 kali/hari, nafsu makan
menurun, serta merasa lemas.
Saat ini, pasien mengeluh demam (40,5°C), sedikit pusing, sesak napas, nyeri tekan di
bagian perut sebelah kanan dan kiri saat duduk terlalu lama, dan pandangannya sedikit kabur.

3. RIWAYAT PRENATAL

a. Kenaikan berat badan ibu selama hamil : 5 kg

b. Komplikasi kehamilan : Tidak ada komplikasi

c. Obat-obat yang didapat : Asam folat dan vitamin D

d. Imunisasi TT : Pernah, 2 kali

e. Golongan darah ibu hamil : Tidak tahu

f. Riwayat trauma selama kehamilan : Tidak ada

4. RIWAYAT PERSALINAN

a. Patrus (pervaginam, ceasar, tindakan lainnya) : Pervaginam


b. Presentasi : Kepala terlebih dahulu

c. Obat- obat yang didapat : Analgetik

5. RIWAYAT POST NATAL


Tidak ada

6. GENOGRAM (minimal 3 generasi)

Keterangan Genogram :
Ikon Keterangan

Laki-laki

Perempuan

Meninggal

Pasien

Tinggal serumah

7. RIWAYAT SOSIAL
Sebelum sakit, pasien sering bermain dengan teman sebaya, sering motoran keliling
dusunnya, main game dengan adiknya.
Saat ini, pasien hanya terbaring di rumah sakit dan sering mengobrol dengan ibu dan
kakaknya.

8. KEBUTUHAN DASAR
Makan
Sebelum Masuk Rumah Sakit Setelah Masuk Rumah Sakit
Ibu pasien mengatakan pasien makan nasi Ibu pasien mengatakan pasien makan nasi
biasa 3 kali dalam sehari, hanya biasa 3 kali dalam sehari menghabiskan
menghabiskan setengah porsi nasi seporsi nasi

Minum
Sebelum Masuk Rumah Sakit Setelah Masuk Rumah Sakit
Ibu pasien mengatakan pasien minum air Ibu pasien mengatakan pasien minum air putih
putih 2 gelas dalam sehari sebanyak 440 2 gelas dalam sehari sebanyak 440 ml
ml

Tidur
Sebelum Masuk Rumah Sakit Setelah Masuk Rumah Sakit
Ibu pasien mengatakan pasien sedikit Ibu pasien mengatakan pasien bisa tidur
mengalami gangguan tidur karena demam dengan nyenyak, pasien tidur selama 8-9 jam
dan tidur selama 8 jam dalam sehari dalam sehari

Eliminasi
Sebelum Masuk Rumah Sakit Setelah Masuk Rumah Sakit

BAB : > 5 kali dalam sehari dengan BAB : 2 kali dalam sehari dengan konsistensi
konsistensi cair berwarna kuning padat berwarna kuning
kecoklatan
BAK : 3 dalam sehari berwarna kuning BAK : 2 dalam sehari berwarna kuning

Aktivitas
Sebelum Masuk Rumah Sakit Setelah Masuk Rumah Sakit
Ibu pasien mengatakan pasien sering Ibu pasien mengatakan pasien hanya terbaring
bermain dengan teman sebaya, sering di rumah sakit sambil mengobrol dengannya
motoran keliling dusunnya, main game dan kakaknya
dengan adiknya

9. PEMERIKSAAN FISIK
a. Keadaan umum : Baik
Berat Badan : 26 kg
Tinggi Badan : 122,5 cm
b. Tanda Vital

Denyut Nadi : 85 x/menit

Frekuensi Napas : 30 x/menit

Temperatur : 40,5°C

Tekanan Darah : 120/70 mmHg


c. Kepala
1) Inspeksi : Bentuk simetris, rambut tampak kurang rapi,
warna rambut hitam kecoklatan, tidak ada lesi
2) Palpasi : Tidak ada benjolan
3) Lainnya yang ditemukan : Tidak ada
d. Mata

1) Inspeksi : Terdapat kotoran di mata, mata kanan dan kiri


simetris, konjungtiva ananemis, sklera anikterik, palpebra simetris
2) Refleks : +/+, pupil isokor
3) Lainnya yang ditemukan : Ada, pandangannya sedikit kabur (tidak bisa
melihat dengan jelas)
e. Telinga

1) Inspeksi : Kedua telinga simetris, tidak ada kotoran, tidak


ada lesi
2) Palpasi : Tidak ada edema
3) Lainnya yang ditemukan : Tidak ada
f. Hidung

1) Inspeksi : Terdapat sekret dan kotoran di hidung


2) Lainnya yang ditemukan : Ada, pasien terpasang nasal kanul (6 liter)
g. Mulut
1) Inspeksi : Tidak ada lesi, membran mukosa tampak lembab,
keadaan mulut dan lidah sedikit kotor, giginya berlubang, dan gusi berwarna
merah muda
2) Lainnya yang ditemukan : Tidak ada
h. Leher
1) Inspeksi : Tidak ada lesi, bersih
2) Palpasi : Tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan
3) Lainnya yang ditemukan : Ada, pasien terpasang catheter double lumen
(CDL)
i. Dada

1) Inspeksi : Kedua dada tampak simetris, RR: 30 x/menit


2) Palpasi : Tidak ada pembengkakan, tidak ada nyeri tekan
3) Auskultasi : Suara napas bronchial
4) Perkusi : Hipersonor di kedua lapang paru
5) Lainnya yang ditemukan : Tidak ada
j. Jantung

1) Inspeksi : Dinding dada simetris


2) Auskultasi : Lub-dup
3) Lainnya yang ditemukan : Tidak ada
k. Abdomen

1) Inspeksi : Bentuk cembung, tidak ada lesi


2) Palpasi : Terdapat nyeri tekan abdomen dextra dan sinistra
dengan :
P : Nyeri karena peradangan
Q : Nyeri seperti ditekan-tekan
R : Nyeri di abdomen kanan dan kiri
S : Skala nyeri 5 dengan menggunakan skala wong baker
T : Nyeri hilang timbul
3) Auskultasi : Bising usus 12 kali/menit
4) Perkusi : Tidak ditemukan bunyi timpani dan pekak
5) Lainnya yang ditemukan : Ada, pasien tampak meringis, gelisah, dan
berusaha menghindari posisi duduk yang terlalu lama

l. Punggung

1) Inspeksi : Tidak ada lesi, tidak ada benjolan


2) Lainnya yang ditemukan : Tidak ad
a
m. Genitalia
1) Inspeksi : Tidak ada pembengkakan, tidak ada lesi, tidak ada
inflamasi, tidak ada kotoran di bagian penis, skrotum, testis, dan epididimis
2) Lainnya yang ditemukan : Tidak ada
n. Ekstremitas

1) Inspeksi : Tangan kanan dan kiri simetris, kaki kanan dan


kiri simetris, terdapat bekas luka di kaki kanan dan kiri, tidak ada kemerahan,
jumlah jari lengkap, kuku merah muda, kuku tangan dan kaki tampak kotor, CRT
< 3 detik

2) Kekuatan otot :

3)
4) Refleks menggenggam : Baik
5) Lainnya yang ditemukan : Ada, pasien terpasang abuqet di tangan sebelah
kiri
o. Kulit

1) Inspeksi : Warna kulit sawo matang, kulit kering


2) Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, turgor kulit elastis (kembali
< 3 detik)
3) Lainnya yang ditemukan : Tidak ada
p. Pemeriksaan status nutrisi

1) IMT : 17,33 kgBB/m2

2) IMT/U : 17,33 kgBB/m2/14 tahun 4 bulan 24 hari = -1 SD


(Gizi baik)

3) Simpulan : Pasien mengalami gizi baik dengan IMT normal

q. Pemeriksaan Penunjang
1) Laboratorium
Pemeriksaan tanggal 13 Mei 2022
Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan
2) Pemeriksaan Lainnya :
a) Pemeriksaan foto thorax AP/LAT (pemeriksaan tanggal 12 Mei 2022) kesan :
terpasang CDL kedudukan baik, cardiomegali, pulmo tampak kelainan.
b) Tindakan hemodialisis (tanggal 26 April, 28 April, 30 April, 3 Mei, 5 Mei, 7
Mei, 10 Mei, 12 Mei, 14 Mei).
c) Pemeriksaan echocardiografi (pemeriksaan tanggal 17 Mei 2022) kesan :
mitral regurgitasi ringan + tricuspid regurgitasi ringan dengan dilated
kardiomiopati.
3) Terapi yang sedang didapat :
Tanggal 24 April-16 Mei 2022
1. Laktulosa syrup
2. Omeprazole (pagi)
3. Bicnat
4. Furosemide
5. Ca glucons
6. Prednison
7. Gentamicin
8. Dipenhidramin
Dexamethason
10. RUMUSAN MASALAH DAN DIAGNOSA KEPERAWATAN
No Data Etiologi Masalah Keperawatan
1 DS : Gangguan alveoli Pola napas tidak efektif
Pasien mengeluh sesak napas
DO : Perpindahan cairan

 Pasien menggunakan O2 interstinum ke alveolus

nasal (6 liter)
 Fase ekspirasi Peningkatan gaya yang

memanjang dibutuhkan untuk


mengembangkan
 Pola napas abnormal
alveolus
(RR: 30 x/menit)

Peningkatan usaha
napas

Pola napas tidak efektif


2 DS : Invasi kuman Hipertermia

Pasien mengeluh demam dan


Meningkatnya
sedikit pusing
monosit/makrofag
DO :

 Suhu tubuh diatas nilai Sitokin pirogen


normal (40,5°C)

 RR : 30 x/menit Proses penyakit


(infeksi)

Mempengaruhi
hipotalamus anterior

Peningkatan suhu

Hipertermia
3 DS : Cardiac output (COP) Nyeri akut
Pasien mengeluh nyeri di bagian menurun

perut sebelah kanan dan kiri saat


duduk terlalu lama dengan : Suplai oksigen jaringan
menurun
 P : Nyeri karena
peradangan
Metabolisme anaerob
 Q : Nyeri seperti ditekan-
tekan
Asam laktat naik
 R : Nyeri di abdomen
kanan dan kiri Proses inflamasi

 S : Skala nyeri 5 dengan


menggunakan skala Nyeri tekan di abdomen
wong baker
Nyeri akut
 T : Nyeri hilang timbul

DO :

 Pasien tampak meringis

 Pasien terlihat gelisah

 Pasien berusaha
menghindari posisi
duduk yang terlalu lama

Diagnosa Keperawatan :
1. Pola napas tidak efektif b.d. peningkatan usaha napas d.d.
DS :
Pasien mengeluh sesak napas
DO :
 Pasien menggunakan O2 nasal (6 liter)

 Fase ekspirasi memanjang

 Pola napas abnormal (RR: 30 x/menit)

2. Hipertermia b.d. proses penyakit (infeksi) d.d.


DS :
Pasien mengeluh demam dan sedikit pusing
DO :

 Suhu tubuh diatas nilai normal (40,5°C)

 RR : 30 x/menit

3. Nyeri akut b.d. proses inflamasi d.d.

DS :

Pasien mengeluh nyeri di bagian perut sebelah kanan dan kiri saat duduk terlalu lama
dengan :

 P : Nyeri karena peradangan

 Q : Nyeri seperti ditekan-tekan

 R : Nyeri di abdomen kanan dan kiri

 S : Skala nyeri 5 dengan menggunakan skala wong


baker

 T : Nyeri hilang timbul

DO :

 Pasien tampak meringis

 Pasien terlihat gelisah

 Pasien berusaha menghindari posisi duduk yang


terlalu lama
11. INTERVENSI KEPERAWATAN
No Diagnosa Tujuan Intervensi
1 Pola napas tidak efektif Setelah dilakukan Manajemen Jalan
intervensi keperawatan Napas
selama 2x24 jam, maka Observasi
pola napas membaik
 Monitor pola
dengan kriteria hasil :
napas
 Dispnea menurun
Terapeutik
 Penggunaan otot
 Posisikan semi
bantu napas menurun
fowler
 Pemanjangan fase
 Berikan oksigen
ekspirasi menurun
 Frekuensi napas
membaik
2 Hipertermia Setelah dilakukan Manajemen
intervensi keperawatan Hipertermia
selama 2x24 jam, maka Observasi
termoregulasi membaik
 Identifikasi
dengan kriteria hasil :
penyebab
 Suhu tubuh membaik
hipertermia
 RR membaik
 Monitor suhu
tubuh
Terapeutik
 Longgarkan atau
lepaskan pakaian
 Basahi dan
kipasi
permukaan tubuh
Kolaborasi
 Kolaborasi
pemberian cairan
dan elektrolit
intravena
3 Nyeri akut Setelah dilakukan Manajemen Nyeri
intervensi keperawatan
selama 1x24 jam, maka Observasi
tingkat nyeri menurun  Identifikasi skala
dengan kriteria hasil : nyeri
 Keluhan nyeri
Terapeutik
menurun
 Berikan teknik
 Meringis menurun
non
 Sikap protektif
farmakologis
menurun
untuk
 Gelisah menurun
mengurangi rasa
 Pola napas membaik nyeri
Edukasi
 Anjurkan
memonitor nyeri
secara mandiri
 Ajarkan teknik
non
farmakologis
untuk
mengurangi rasa
nyeri
12. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
No Hari, Diagnosa Jam Implementasi Evaluasi
Tanggal
1 Pola napas  Memonitor pola Jam :
tidak efektif napas, hasil : pola S :
napas pasien Pasien mengatakan sesak
didapatkan 30 kali per napas sudah sedikit
menit berkurang
 Memposisikan semi
O:
fowler, hasil : pasien
 Pasien
diposisikan semi
menggunakan O2
fowler
nasal (6 liter)
 Memberikan oksigen,
 Posisi pasien semi
hasil : pasien
fowler
terpasang nasal kanul
 Fase ekspirasi
(6 liter)
masih memanjang
 Pola napas 28
x/menit)
A : Masalah teratasi
sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
2 Hipertermia  Mengidentifikasi Jam :
penyebab hipertermia, S :
hasil : disebabkan  Pasien mengatakan
karena proses badannya masih
penyakit (infeksi) panas dan sedikit
 Memonitor suhu pusing
tubuh, hasil : suhu  Ibu pasien
tubuh pasien 40,5°C mengatakan pasien
 Melonggarkan atau diberikan kompres
melepaskan pakaian, hangat
hasil : pakaian pasien
O:
dilonggarkan
 Suhu tubuh
 Membasahi dan
mengkipasi menurun tetapi
permukaan tubuh, masih diatas nilai
hasil : pasien di lap normal (38,6°C)
menggunakan air
 Pakaian sudah
hangat
longgar
 Berkolaborasi
pemberian cairan dan  RR : 28 x/menit

elektrolit intravena,  Pasien diberikan


hasil : pasien dipenhidramin
diberikan (dosis ampu,
dipenhidramin (dosis frekuensi extra,
ampu, frekuensi extra, cara pemberian IV)
cara pemberian IV)
A : Masalah teratasi
sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
3 Nyeri akut  Mengidentifikasi Jam :
skala nyeri, hasil :
S:
skala nyeri 5 dengan
menggunakan wong  Pasien mengatakan
baker nyeri di bagian

 Memberikan teknik perut sebelah

non farmakologis kanan dan kiri saat

untuk mengurangi duduk terlalu lama

rasa nyeri, hasil : sudah berkurang

pasien diberikan dari skala 5

teknik non menjadi skala 1

farmakologis dengan  Ibu pasien


kompres dingin mengatakan pasien
 Menganjurkan sudah berikan
memonitor nyeri kompres dingin
secara mandiri, hasil :
O:
pasien dapat
 Pasien tidak
memonitor nyeri
tampak meringis
secara mandiri
 Pasien tidak
 Mengajarkan teknik terlihat gelisah
non farmakologis
 Pasien berusaha
untuk mengurangi
mengurangi
rasa nyeri, hasil :
menghindari posisi
pasien bisa
duduk yang terlalu
melakukan teknik non
lama
farmakologis yang
A : Masalah teratasi
sudah diajarkan
P : Intervensi dihentikan

No Hari, Diagnosa Jam Implementasi Evaluasi


Tanggal
1 Pola napas  Memonitor pola Jam :
tidak efektif napas, hasil : pola S :
napas pasien Pasien mengatakan sesak
didapatkan 24 kali per napas sudah berkurang
menit
O:
 Memposisikan semi
 Pasien
fowler, hasil : pasien
menggunakan O2
diposisikan semi
nasal (5 liter)
fowler
 Posisi pasien semi
 Memberikan oksigen,
fowler
hasil : pasien
 Fase ekspirasi dan
terpasang nasal kanul
inspirasi sama
(5 liter)
 Pola napas 20
x/menit)
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
2 Hipertermia  Mengidentifikasi Jam :
penyebab hipertermia, S :
hasil : disebabkan  Pasien mengatakan
karena proses badannya sudah
penyakit (infeksi) tidak panas dan
 Memonitor suhu tidak pusing
tubuh, hasil : suhu  Ibu pasien
tubuh pasien 37,9°C mengatakan pasien
 Melonggarkan atau diberikan kompres
melepaskan pakaian, hangat
hasil : pakaian pasien O :
dilonggarkan
 Suhu tubuh normal
 Membasahi dan
(37,3°C)
mengkipasi
permukaan tubuh,  Pakaian sudah
hasil : pasien di lap longgar
menggunakan air  RR : 20 x/menit
hangat
 Pasien diberikan
 Berkolaborasi
dipenhidramin
pemberian cairan dan
(dosis ampu,
elektrolit intravena,
frekuensi extra,
hasil : pasien
cara pemberian IV)
diberikan
dipenhidramin (dosis A : Masalah teratasi
ampu, frekuensi extra, P : Intervensi dihentikan
cara pemberian IV)

Anda mungkin juga menyukai