Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN KASUS

PRAKTIK PROFESI KEPERAWATAN MATERNITAS

“Asuhan Keperawatan pada Ny. P dengan CA OVARIUM”

KEPERAWATAN MATERNITAS

Oleh :

ULFHA PUTRI RAHMI

NIM. 2141312122

KELOMPOK C

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
TAHUN 2021
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA MASALAH GANGGUAN SISTEM REPRODUKSI

I. Pengkajian
Hari/ tanggal : Senin/ 23 Mei 2022
Oleh : Ulfha Putri Rahmi

A. Identitas Pasien Penanggung Jawab :

Nama : Ny. P Nama : Ny. E (kakak)

Umur : 32 tahun Umur : 36 Tahun

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : SLTA Pendidikan : SLTA

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : IRT

Alamat : Koto Tangah Alamat : Koto


Tangah

Tanggal masuk RS : 20 Mei 2022


Tanggal Pengkajian : 23 Mei 2022

B. Riwayat Kesehatan

1. Keluhan Utama

Pasien masuk melalui IGD RSUP M.Djamil dengan keluhan nyeri


abdomen sejak 1 hari sebelum masuk RS. Pasien mengeluhkan mual dan
muntah lebih dari 5x dalam sehari. Pasien sudah tau kalau menderita Ca
Ovarium sejak 3 bulan yang lalu.

2. Riwayat Kesehatan Sekarang

Saat dilakukan pengkajian pada tanggal 23 Mei 2022 pasien mengeluh


nyeri dan sesak pada perut. Nyeri dirasakan seperti diremas di area perut
dengan skala 6. Nyeri dirasakan hilang timbul. Pasien mengatakan merasa
lemah dan lelah. Pasien mengatakan selama sakit nafsu makannya
berkurang, selama sebulan terakhir pasien mengalami penurunan berat
badan ±5 kg. Selama di RS pasien juga jarang menghabiskan makanannya.
Pasien diketahui CA ovarium dan akan menjalani kemo ke-2 tanggal 25
Mei 2022.

3. Riwayat Kesehatan Dahulu

Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit hipertensi, diabetes


mellitus, asma bronkial, stroke, jantung, paru dan ginjal. Pasien sudah
dikenal CA ovarium sejak tiga bulan yang lalu

4. Riwayat Penyakit Keluarga

Pasien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang memiliki riwayat


penyakit yang sama. Keluarga tidak memiliki riwayat sakit hipertensi,
diabetes mellitus maupun penyakit jantung dan ginjal.

5. Riwayat Obstetri sebelumnya

Status pernikahan pasien 1x dan saat ini pasien sudah janda. Pasien
memiliki2 orang anak dengan P2A0H2.

6. Riwayat Menstruasi

Pasien menarche pada umur 12 tahun dengan siklus haid teratur (28-30
hari)dengan lama haid 5-7 hari. frekuensi mengganti pembalut selama haid
2-3 kali setiap hari. Pasien mengatakan selama haid mengalami nyeri yang
mengganggu aktivitas pada hari pertama dan kedua.

7. Riwayat KB

Pasien mengatakan pernah menggunakan KB implan selama 2 tahun


setelah anak pertamanya lahir. Pasien mengatakan tidak mengalami
komplikasi selama memasang KB.
C. Pemeriksaan Fisik

a. Keadaan Umum :

 Kulit : bersih, turgor kulit baik

 Kesadaran : Composmentis

 Status kesehatan : baik

b. Tanda-tanda vital :

 TD : 111/70 mmHg

 Nadi : 95x/i

 Nafas :20x/i

 Suhu : 36,7oC

c. Pengukuran Antropometri :

 TB : 153 cm

 BB : 46 kg

 IMT : 19,6

d. Pemeriksaan Head to Toe :

1) Kepala :

 Bentuk : bulat

 Simetris : simetris

 Luka : tidak ada luka

 Nyeri : tidak ada nyeri tekan

2) Rambut :

 Pasien tidak memiliki rambut (kepala botak)

3) Mata :

 Simetris : Simetris kiri kanan

 Reflek pupil : (+)


 Palpebra : normal, tidak terdapat edema palpebral

 Sklera : tidak ikterik

 Konjungtiva : anemis

4) Hidung :

 Simetris : simetris antara batang hidung kanan dan


kiri,hidung mancung
 Tulang hidung : normal, tidak bengkok

 Sekret : tidak ada

 Polip : tidak ada

5) Telinga :

 Daun telinga : normal

 Liang telinga : normal

 Membran tympani : normal

6) Mulut :

 Bibir : Mukosa bibir sedikit kering

 Mukosa mulut : tidak tampak adanya luka, perdarahan


ataupunkaries
 Uvula : bersada di tengah dengan warna merah dan
tonsil tidak meradang
7) Leher :

Tidak terdapat pembesaran kelenjar getah bening, tidak terdapat


pembesaran kelenjar tiroid, tidak terdapat nyeri tekan pada leher.
8) Wajah :

Wajah kadang tampak meringis dan gelisah karena nyeri, tidak


terdapatmassa, edema ataupun nyeri pada wajah
9) Dada dan thorax :

 Inspeksi : dada simetris kiri kanan, pernapasan dada


normal tidak adanya retraksi dinding dada, tidak terdapat luka
maupun pembengkakan pada dada pasien.
a. Paru-paru :

i. Inspeksi : simetris kiri dan kanan

ii. Palpasi : vokal fremitus kiri sama dengan kanan

iii. Perkusi : sonor pada kedua lapang paru

iv. Auskultasi : suara nafas vesikuler, ronki


(-),wheezing (-)
b. Jantung

i. Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat

ii. Palpasi : ictus teraba pada ICS 5, HR : 82x/i

iii. Perkusi : pekak pada ICS 3-5

iv. Auskultasi : Bunyi jantung 1 dan II normal, tidak ada


mur-mur/bising.
c. Payudara

i. Inspeksi : simetris kiri kanan, putting keluar


normal, aerola tidak melebar, hiperpigmentasi bewarna
kecoklatan, tidak ada luka

ii. Palpasi : tidak teraba massa tidak


terdapat bengkak, tidak ada pengeluaran sekret
maupun ASI

10) Abdomen

a. Inspeksi : perut tampak membuncit

b. Palpasi : perut teraba tegang, terdapat nyeri tekan


padaperut
c. Perkusi : timpani

d. Auskultasi : Bising usus (+) normal


11) Eksremitas atas/bawah

a. Inspeksi kuku : kulit normal dan bersih

b. Papasi : CRT <2 detik, akral teraba hangat, tidak terdapat


edema,tidak ada nyeri tekan
c. Kemampuan otot :
5555 5555
5555 5555

12) Genitalia ( alat kelamin, anus)

a. Inspeksi : bersih, tidak terdapat secret, tidak terdapat


edema, pasien terpasang kateter
b. Palpasi : tidak terdapat hemoroid dan tidak ada
nyeritekan

e. Pola Fungsi Kesehatan

1) Pola persepsi dan manajemen kesehatan

Pasien menderita kanker ovarium sejak tiga bulan yang lalu. Awalnya
pasien mengeluhkan perutnya yang membesar dan terasa nyeri.
Pasien langsung pergi ke puskesmas terdekat untuk memeriksakan
sakitnya tersebut. Setelah itu, pasien selalu pergi ke pelayanan
kesehatan untuk mendapatkan penanganan kesehatan. Pasien
menanggap bahwa sakitnya ini merupakan sakit yang harus ditangani
oleh pelayanan kesehatan. Pasien tidak pernah mengkonsumsi obat-
obatan herbal maupun pergi berobat kampung

2) Pola nutrisi dan metabolic

Saat ini pasien mengatakan nafsu makannya menurun, Sebelum sakit


pasien makan 3 kali sehari dan menghabiskan porsi makannya. Pasien
mengatakan saat sakit, nafsu makan menurun, pasien hanya mampu
menghabiskan ½ porsi dari makanan yang disediakan Pasien
mengatakan mengalami penurunan BB ± 5 kg semenjak 3 bulan yaitu
dari 51 kg menjadi 46 kg dan TB 153 cm dengan IMT 19,6.
3) Pola eliminasi

a. BAB :

Sehat :

 Frekuensi : 1x/ Hari

 Waktu : Pagi Hari

 Konsistensi : Biasa

 Penggunaan Pencahar : Tidak Ada.

Sakit :

 Frekuensi : 1x/ 2 hari

 Waktu : Tidak Teratur

 Konsistensi : Lunak.

b. BAK

Sehat :

 Frekuensi : 5 – 6 kali sehari

 Warna : kuning khas urine

Sakit :

 Frekuensi : pasien terpasang kateter

 Jumlah urine : ± 500 cc/ 12 jam

 Warna : kuning agak pekat

4) Pola istirahat dan tidur

Pasien saat ini mengeluh tidurnya tidak nyenyak dan sering terbangun
saat tidur. Pasien mengeluhkan nyeri dan sesak diperutnya yang
mengganggu sehingga ia sulit tidur. Pasien tidur malam hari sekitar 5-
7 jam dan siang sekitar 1-2 jam.

5) Pola persepsi sensori dan kognitif

Ny. R dalam keadaan sadar, sehari- hari berkomunikasi dengan


Bahasa minang, mampu berbahasa Indonesia, penglihatan dan
pendengaran normal. Pasien merasakan nyeri pada perut yang diasakan
hilang timbul,nyeri tersebut berada pada skala 5 sampai 6.

6) Persepsi dan konsep diri

Saat ini pasien mengatakan merasa cemas tentang penyakit yang


sedang dideritanya. Pasien tampang tegang dan cemas menghadapi
tindakan yang akan dilakukan.

7) Pola hubungan dengan orang lain

Sistem pendukung pasien saat ini yaitu keluarga, yaitu anak-anaknya


dan juga saudaranya. Biasanya pasien mengikuti kegiatan sosial
seperti wirid, gotong royong, dan kegiatan pesta atau adat di
lingkungannya. Pasien mengatakan ia ingin segera pulang dan
beraktivitas seperti biasa.

8) Pola reproduksi dan seksual

Semenjak bercerai pasien tidak aktif dalam kegiatan seksual. Pasien


tidak ada melakukan pemeriksaan payudara mandiri dan papsmear.
Pasien saat ini janda.

9) Pola mekanisme koping

Pasien mengatakan jika ada sebuah masalah maka pasien memilih


sabar dan berdoa kepada Allah untuk mempermudah mencari jalan
keluarnya. Pasien jarang bercerita kepada keluarganya terkait masalah
yang dihadapinya, pasien hanya terbuka pada kakaknya.
10) Pola nilai dan keyakinan

Pasien beragama islam dan pasien selalu meyakinkan diri bahwa


setiap cobaan datang dari Allah SWT, Allah akan memberikan
kesembuhan atas penyakit yang dialaminya. Pasien dan keluarga juga
mengatakan bahwa dengan usaha dan doa insyaAllah setiap
pengobatan yang dijalaninya akan memberikan perubahan yang baik
terhadapkesehatannya.

11) Pola Aktivitas dan Latihan

Selama sakit aktivitas pasien dirumah maupun rumah sakit lebih


seringdibantu oleh kakak dan anaknya.

f. Data Penunjang

1) Laboratorium : tanggal 23 Mei 2022

Pemeriksaan Hasil Nilai Normal


Hemoglobin 11, 1 g/dL 12-14
Leukosit 15.14 5-10
103/mm3
Hematokrit 35 % 37-43
Trombosit 520 103/mm3 150-400
MCV 80 Fl 82-92
MCH 26 pg 27-31
MCHC 32 % 32-36
II. Asuhan Keperawatan

A. Analisa Data

No Data Etiologi Maslah


1 DS : Ca ovarium Nyeri kronis
1) Pasien mengatakan nyeri
pada perutbagian bawah
2) Pasien mengatakan nyeri sepertitertusuk-tusuk
DO :
1) Pasien tampak gelisah
2) Pasien tampak meringis
3) Pasien tampak memegang
perut
4) Skala nyeri: 6
5) TTV
- TD : 111/70 mmHg
- Nadi : 95 x/menit
- Nafas : 20x/menit
- Suhu : 36,7°C
2 DS : kurang kebutuhan Risiko defisit
1) Pasien mengatakan nutrisi nutrisi
nafsu makannya menurun
2) Pasien mengatakan
sebelum masuk RS sering
merasakan mual dan muntah
3) Pasien mengatakan hanya
menghabiskan ½ porsi
makanan dari RS
4) Pasien mengeluhkan
badannya lemas dan tidak
bertenaga
5) Pasien mengatakan
menglami penurunan 5
kg selama sakit
DO :
1) Pasien tampak lemah dan
pucat
2) Mukosa bibir kering
3) Hb : 11,9 gr/dL

B. Diagnosa Keperawatan

1. Nyeri kronis b.d kondisi kronis (ca ovarium)

2. Risiko defisit nutrisi b.d kurang kebutuhan nutrisi


C. Perencanaan Keperawatan
No.Dx Diagnosa Keperawatan SLKI SIKI
D.0078 Nyeri kronis b.d kondisi 1. Tingkat Nyeri  Manajemen Nyeri
kronis (ca ovarium) Kriteria Hasil: Observasi
- Keluhan nyeri menurun - Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
- Meringis menurun frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
- Identifikasi skala nyeri
- Sikap protektif menurun
- Identifikasi respons nyeri non verbal
- Gelisah menurun
- Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas
- Kesulitan tidur menurun hidup
- Pola tidur membaik. - Monitor keberhasilan terapi
komplementer yang sudah diberikan
Terapeutik
2. Tingkat Kontrol Nyeri
- Berikan teknik nonfarmakologis untuk
Kriteria Hasil:
mengurangi rasa nyeri
- Melaporkan nyeri terkontrol
- Kontrol lingkungan yang memperberat
meningkat
rasa nyeri
- Kemampuan mengenali onset nyeri
- Fasilitasi istirahat dan tidur
meningkat
- Kemampuan menggunakan teknik Edukasi
non- farmakologis meningkat
- Jelaskan strategi meredakan nyeri
- Keluhan nyeri menurun
- Anjurkan memonitor nyeri secara
- Penggunaan analgesik menurun mandiri
- Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri.
 Terapi Relaksasi
Observasi
- Identifikasi penurunan tingkat energi,
ketidak mampuan berkonsentrasi atau
gejala lain yang mengganggu
kemampuan kognitif
- Identifikasi teknik relaksasi yang pernah
efektif digunakan
- Identifikasi kesediaan, kemampuan dan
penggunaan teknik sebelumnya
- Periksa ketegangan otot, frekuensi, nadi,
tekanan darah dan suhu sebelum dan
sesudah latihan
- Monitor respons terhadap terapi
relaksasi
Terapeutik
- Ciptakan lingkungan tenang dan tanpa
gangguan dengan pencahayaan dan suhu
ruang nyaman, jika memungkinkan
- Berikan informasi tertulis tentang
persiapan dan prosedur teknik relaksasi
- Gunakan pakaian longgar
-
Gunakan nada suara lembut dengan
irama lambat dan berirama
Edukasi
- Jelaskan tujuan, manfaat, batasan dan
jenis relaksai yang tersedia (mis. Music,
meditasi, nafas dalam, relaksasi otot
progresif)
- Anjurkan mengambil posisi nyaman
- Anjurkan rileks dan merasakan sensasi
relaksasi
- Anjurkan sering mengulangi atau
melatih teknik yang dipilih
- Demonstrasikan dan latih teknik
relaksasi (mis. Napas dalam, peregangan
atau imajinasi terbimbing).
No.Dx Diagnosa Keperawatan SLKI SIKI

D.0032 Risiko defisit nutrisi b.d 1. Status nutrisi 1. Manajemen nutrisi


kurang kebutuhan nutrisi Observasi
- Porsi makan yang dihabiskan
- Identifikasi status nutrisi
meningkat
- Identifikasi alergi dan intoleransi
- Verbalisasi keingina untuk
makanan
meningkatkan nutrisi meningkat
- Identifikasi makanan yang disukai
- Pengetahuan tentang pilihan makanan
yang sehat meningkat - Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis
- Pengetahuan tentang standar asupan nutrient
nutrisi yang tepat meningkat - Monitor asupan makanan
- Frekuensi makan membaik
- Monitor berat badan
- Membrane mukosa membaik
- Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
Terapeutik
- Fasilitasi menentukan pedoman diet
- Sajikan makanan secara menarik dan
suhu yang sesuai
- Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi
protein
- Berikan supelemen makan, jika perlu
Edukasi
- Anjurkan posisi duduk, jika mampu
- Ajarkan diet yang diprogramkan
Kolaborasi
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menetukan jumlah kalori dan jenis
nutrient yang sibutuhkan, jika perlu
D. Implementasi dan Evaluasi

Hari/ tanggal : Senin/ 23 Mei 2022


Dx keperawatan Implementasi Evaluasi
Nyeri Kronis 1. Melakukan identifikasi nyeri secara S:
komprehensif termasuk - Pasien mengatakan nyeri berkurang setelah
lokasikarakteristik, durasi, kualitas diberikan obat
2. Memantau reaksi nyeri non verbal - Pasien mengatakan lebih rileks setelah
3. Memberikan lingkungan dan posisi melakukan teknik nafas dalam
yangnyaman - Pasien mengatakan nyeri masih hilang timbul
4. Menganjurkan pasien untuk istirahat dan pada daerah perut dengan skala nyerinya 4.
rileks O:
5. Mengajarkan pasien teknik relaksasi
- Pasien tampak meringis
napas dalam untuk mengurangi nyeri.
6. Mengkolaborasikan dalam pemberian - Pasien tampak gelisah
analgesik untuk mengurangi nyeri - Pasien sudah mampu melakukan teknik
relaksasi nafas dalam
A : Masalah nyeri kronis belum teratasi
P : Intevensi dilanjutkan
Risiko defisit nutrisi 1. Memberi informasi terkait nutrisi yang S:
dibutuhkan pasien - Pasien mengatakan hanya menghabiskan ½
porsi makanan yang diberikan
2. Mengontrol keadaan lingkungan untuk
- Pasien mengeluhkan badannya terasa
membuat pasien merasa nyaman dan
masih lemah
relaks
3. Memonitor turgor kulit - Pasien mengatakan sesekali masih merasa
4. Memonitor adanya mual dan muntah mual dan ingin muntah
5. Memonitor tingkat kelemahan dan O:
keletihan pasien
- Pasien masih tampak lemah dan pucat
- Mukosa bibir kering
- Konjungtiva anemis

A : Masalah belum teratasi

P : intervensi dilanjutkan

Hari/ tanggal : Selasa/ 24 Mei 2022


Dx keperawatan Implementasi Evaluasi
Nyeri Kronis 1. Mengevaluasi nyeri S:
secara komprehensif termasuk lokasi - Pasien mengatakan nyeri berkurang setelah
karakteristik, durasi, kualitas diberikan obat
2. Mengevaluasi pelaksanaan teknik - Pasien mengatakan lebih nyaman setelah
relaksasi nafas dalam melakukan teknik relaksasi nafas dalam
3. Mengkolaborasikan pemberian - Pasien mengatakan nyeri masih hilang timbul
analgesik untuk mengurangi nyeri pada daerah perut dengan skala nyerinya 4.
O:
- Pasien tampak meringis
- Pasien tampak gelisah
- Pasien sudah mampu melakukan teknik
relaksasi nafas dalam
A : Masalah nyeri kronis belum teratasi
P : Intevensi dilanjutkan.
Risiko defisit nutrisi 1. Memonitor turgor kulit S:
2. Memonitor adanya mual dan muntah - Pasien mengatakan menghabiskan
makanan lebih banyak dari
3. Memonitor tingkat kelemahan dan
harisebelumnya, meskipun maish bersisa
keletihan pasien.
- Pasien mengatakan akan mencoba
4. Menganjurkan pasien menghabiskan diet
menghabiskan makananan yang diberikan
yang diberikan
- Pasien mengatakan mualnya masih ada
sesekali
O:
- Pasien masih tampak lemah dan pucat
- Mukosa bibir kering
- Konjungtiva anemis
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
Hari/ tanggal : Rabu/ 25 Mei 2022
Dx keperawatan Implementasi Evaluasi
Nyeri Kronis 1. Mengevaluasi nyeri secara S:
komprehensif termasuk lokasi - Pasien mengatakan nyeri agak berkurang
karakteristik, durasi, kualitas setelah diberikan teknik relaksasi
2. Mengevaluasi reaksi nyeri non verbal - Pasien mengatakan akan mendengarkan
3. Mengevaluasi pelaksanaan teknik murotal Al-Qur’an untuk mnegurangi nyeri
relaksasi nafas dalam dan distraksi dan membantu tidur
4. Mengajarkan mendengarkan murotal AL- - Pasien mengatakan nyerinya masih dirasakan
Qur’an untuk mengurangi nyeri hilang timbul, seperti di tusuk-tusuk dengan
5.
skala nyeri 3
O:
- Pasien tampak meringis
- Pasien tampak gelisah
- Pasien sudah mampu melakukan teknik
relaksasi nafas dalam
A : Masalah nyeri kronis teratasi sebagian
P : Intevensi dilanjutkan
Risiko defisit nutrisi 1. Memonitor turgor kulit S:
2. Memonitor adanya mual dan muntah - Pasien mengatakan menghabiskan makanan
3. Memonitor diet yang dihabiskan pasien lebih banyak dari hari sebelumnya, meskipun
4. Memonitor tingkat kelemahan dan maish bersisa
keletihan pasien. - Pasien mengatakan akan mencoba
menghabiskan makananan yang diberikan
5. Menganjurkan keluarga pasien untuk
mendukung pasien menghabiskan diet - Pasien mengatakan tubuhnya lebih bertenaga
yang diberikan
dari hari sebelumnya
- Pasien mengatakan mual sudah jauh
berkurang dan tidak muntah lagi.

O:
- Pasein tampak lebih bertenaga
- Konjungtiva anemis
- diet tampak dihabiskan oleh pasien
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan dengan monitoring
nutrisi dan manajemen nutrisi

Anda mungkin juga menyukai