Anda di halaman 1dari 69

LAPORAN

MUSYAWARAH MASYARAKAT KOMUNITAS 1

OLEH:
KELOMPOK C

Arsil Rasyid Amanda, S. Kep (2141312085)


Dina Annisa Utami, S. Kep (2141312098)
Tesa Sedana, S. Kep (2141312113)
Miftah Huljanah, S. Kep (2141312129)
Natasha Irmayuni, S. Kep (2141312128)
Hesti Novita, S. Kep (2141312024)
Sri Dewi Fatimah , S. Kep (2141312128)
Syafrida Wulandari, S. Kep (2141312103)
Ulfha Putri Rahmi, S. Kep (2141312122)
Devi Rizky O.p , S. Kep (2141312093)
Fiza Isolpia, S. Kep (2141312120)
Isra Rizantiva, S. Kep (2141312094)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
2022
BAB I

PENDAHULUAN

A. PENDAHULUAN
Kesehatan masyarakat adalah ilmu dari seni memelihara, melindungi, dan meningkatkan
kesehatan masyarakat melalui usaha – usaha masyarakat dalam pengadaan pelayanan
kesehatan, pencegahan, dan pemberantasan penyakit. Kesehatan masyarakat mencangkup
semua kegiatan, baik langsung maupun tidak langsung, untuk mencegah penyakit
(preventif), meningkatkan kesehatan (promotif), terapi (kuratif), maupun pemulihan
(rehabilitatif). Pilar utama ilmu kesehatan masyarakat antara lain epidemiologi, biostatistik,
kesehatan lingkungan, pendidkan kesehatan dan ilmu perilaku, administrasi kesehatan, gizi
masyarakat, serta pelayanan kesehatan.Kesehatan masyarakat adalah sebagai aplikasi
keterpaduan antara ilmu kedokteran, sanitasi, dan ilmu sosial dalam mencegah penyakit
yang terjadi di masyarakat.
Keperawatan komunitas atau community health nursing merupakan praktik untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan masyarakat dengan menggunakan pengetahuan
dari imu keperawatan, ilmu sosial, dan ilmu kesehatan masyarakat. Keperawatan komunitas
merupakan penggabungan atau integritas antara ilmu keperawatan yang mana berfokus
pada pemberian layanan perawatan pada individu, keluarga dan masyarakat melalui
pendekatan proses keperawatan yakni pengkajian, diagnosis permasalahan keperawatan,
perencanaan keperawatan, implementasi keperawatan dan evaluasi keperawatan dengan
keilmuan kesehatan masyarakat yang berfokus pada pencegahan penyakit, memperpanjang
usia harapan hidup dan promosi kesehatan. Sehingga keperawatan komunitas akan
melaksanakan perannya dalam memberikan layanan keperawatan melalui proses
keperawatan denganfokus pencegahan, mempertahankan dan meningkatkan status kesehatan
komunitas.
Di RW 01 Kelurahan Pisang Kecamatan Pauh terdapat 311 KK dengan jumlah warga ±
1.209 orang, yang terdiri dari perempuan 584 orang (48,3%) dan laki-laki 625 orang
(51,7%). Kelompok melakukan pengkajian terhadap 85 KK dengan rincian Agregat Bayi
Balita sebanyak 21 orang, Agregat Anak Sekolah yaitu 26 orang, Agregat Remaja 56 Orang,
Dewasa 124 Orang, Ibu Hamil 3 orang, Dan Lansia 32 orang. Pengkajian yang kelompok
lakukan yaitu mengenai situasi yang ada di dalam komunitas dan lingkungan sekitar
keluarga yang dilakukan dengan cara survey dan memberikan kuesioner diperkirakan faktor
resiko yang dapat menimbulkan masalah kesehatan dan faktor penunjang yang dapat
meningkatkan kesehatan masyarakat.
B. TUJUAN
1. Memberikan informasi terkait masalah yang tampak dari hasil survei dan kuesioner
terhadap penanganan masalah kesehatan pada masyarakat RW 01 Kelurahan Pisang.
2. Menjelaskan masalah-masalah kesehatan yang mungkin masih ada dan potensi masalah
kesehatan pada masyarakat RW 01 Kelurahan Pisang.
3. Menjelasakan Pelaksanaan kegiatan yang akan dilakukan oleh mahasiswa Profesi Ners
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas terkait penangan masalah yang ada di
masyarakat RW 01 Kelurahan Pisang.
4. Menggambarkankan rencana tidak lanjut yang akan dilakukan untuk mengatasi masalah-
masalah yang ada pada masyarakat RW 01 Kelurahan Pisang.

C. MANFAAT
1. Bagi Masyarakat
- Mendapatkan pelayanan dan informasi terkait masalah yang ada di RW 01
Kelurahan pisang.
- Masyarakat dapat mengemukakan pendapat berkaitan dengan permasalahan atau
kebutuhannya dalam bidang kesehatan,
- Mendapatkan asuhan keperawatan komunitas yang akan dilakukan oleh mahasiswa
Profesi Ners Fakultas Keperawatan Unand terkait dengan penanganan masalah yang
ada di masyarakat RW 01 Kelurahan Pisang.
2. Bagi Profesi Keperawatan
Sebagai bahan dasar pertimbangan khususnya perawat komunitas dalam
menyikapi permasalahan yang ada di masyarakat. Diharapkan perawat komunitas
memberikan penyuluhan atau memberikan edukasi berkala dan berkelanjutan kepada
masyarakat mengenai masalah yang ada di masyarakat tersebut.
BAB II

PENGKAJIAN KOMUNITAS

A. Data Inti Komunitas


1. Sejarah Komunitas
Wilayah RW 01 merupakan wilayah yang terletak di Kelurahan Pisang,
Kecamatan Pauh. Penduduk wilayah RW 01 mayoritas merupakan penduduk asli wilayah
tersebut, namun diwilayah RW 01 juga terdapat banyak kontrakan dan perumahan yang
masyarakatnya sebagian pendatang. Wilayah RW 01 merupakan wilayah yang terletak
dekat dengan jalan raya bypass dimana jalan tersebut banyak dilintasi berbagai jenis
kendaraan sehingga wilayah RW 01 sebagian rumah terpapar polusi udara kendaraan.
Selain itu, di wilayah RW 01 terdapat juga pasar tradisional yang menjadi pusat
perbelanjaan terdekat masyarakat sehingga banyak warga lain yang datang untuk
berbelanja ataupun berjualan di wilayah tersebut.
2. Demografi Penduduk
Karakteristik demografi di wilayah RW. 01 Kelurahan Pisang yang di dapat oleh
kelompok C yaitu sebanyak 311 KK dengan jumlah warga ± 1.209 KK. Jumlah warga
yang terdiri dari perempuan 584 orang (48,3%) dan laki-laki 625 orang (51,7%).
3. Etnik
Sebagian besar anggota komunitas di wilayah RW.01 Kelurahan Pisang ini
berasal dari Sumatera Barat. Dimana terbagi atas masyarakat asli wilayah RW.01
Kelurahan Pisang atau masyarakat lokal dan pendatang dari wilayah lain tetapi masih
masyarakat dalam Sumatera Barat atau suku minang.
4. Nilai dan Keyakinan
Nilai dan keyakinan yang dianut oleh anggota komunitas di wilayah RW.01
Kelurahan Pisang, mayoritas beragama Islam dimana masing- msasing anggota
komunitas biasanya melakukan ibadah di masjid atau mushalla terdekat di lingkungan
tempat tinggal. Dan masyarakat juga sering melakukan kegiatan keagamaan seperti
pengajian, perayaan hari besar dan kegiatan pendidikan keagamaan seperti MDA dan
TPQ di masjid dilingkungan tersebut.
B. Data Subsistem
1. Lingkungan Fisik

Diagram 1. Lokasi Perumahan

Berdasarkan hasil wawancara dan survey di dapatkan hasil sebagian besar


(58,8%) rumah warna di RW 001 berada di dekat jalan raya, dan hampir setengahnya
(41,2%) rumah warga di RW 001 tidak berada di dekat jalan raya.

Diagram 2. Polusi udara

Sebagian besar (70,6%) lingkungan tempat tinggal warga terpapar polusi udara,
dan hampir setengahnya (29,4%) lingkungan tempat tinggal warga tidak terpapar polusi
udara.
Diagram 3. Jenis rumah

Hampir seluruh (78,8%) jenis rumah warga sekitar permanen, dan sebagian kecil
(20%) jenis bangunan rumah semi permanen, sebagian kecil (1,2%) jenis bangunan
rumah non permanen.

Diagram 4. cahaya matahari

Diagram 5. Ventilasi

Hampir seluruh (92,9%) rumah warga dimasukin cahaya matahari, sebagian kecil
(7,1%) rumah warga tidak dimasukin cahaya matahari, hampir seluruh (96,5%) ruangan
di rumah warga mempunyai ventilasi, sebagian kecil (35,5 %) tidak memiliki ventilasi
udara.

Diagram 6. sumber air

Sebagian besar (68,2%) rumah warga menggunakan sumur gali tanpa cincin,
sebagian kecil (3,5%) menggunakan sumur gali tanpa cincin, hampir setengahnya
(28,2%) warga menggunakan PDAM.

Diagram 7. jarak septitank dan sumber air

Hampir setengahnya (27,1%) tidak memiliki septi tank di rumahnya, hampir


setengahnya (43,5%) rumah warga memiliki jarak sumur gali dengan septi tank <10m,
hampir setengahnya (29,4%) rumah warga memiliki jarak sumur gali dengan septi tank
>10m.
Diagram 8. keadaan air

Sebagian kecil ( 7,1%) keadaan air minum warga RW 001 berbau, sebagian kecil
(12,9%) keadaan air minum warga berwarna, sebagian kecil (1,2%) keadaan air minum
berasa, hampir seluruh (78,8%) keadaan air tidak berbau, tidak berasa dan tidak
berwarna. Sebagian besar (64,7%) tempat penampungan air warga tertutup, hampir
setengahnya (35,3%) tempat penampungan air warga tidak tertutup. Sebagian besar
(65,9%) warga RW 001 membersihkan bak penampungan air 1x seminggu, sebagian
kecil (25,9%) warga RW 001 membersihkan bak penampungan air 2x seminggu,
sebagian kecil (2,4%) warga RW 001 tidak membersihkan bak penampungannya.

Diagram 9. kebiasaan MCK

Hampir seluruh (89,4%) warga melakukan MCK (Mandi, Cuci, Kakus) di kamar
mandi, dan sebagian kecil; (3,5%) warga melakukan MCK (Mandi, Cuci, dan Kakus) di
sungai. Hampir setengahnya (31,8) warga membuang limbah ke septi tank, dan sebagian
kecil (2,4%) warga membuang limbah ke sungai, hampir setengahnya (40%) warga
membuang limbah ke got.
Diagram 10. pengolahan sampah

Hampir setengahnya (45,9%) pengolahan sampah rumah warga dibakar, sebagian


kecil (4,7%) pengolahan samoah rumah warga di buang ke batas jalan by pass, sebagian
kecil (2,4%) pengolahan sampah warga dibuang ke sungai atau banda, hampir
setengahnya (47,1%) pengolahan sampah rumah tangga warga dikumpulkan kemudian
diangkut oleh petugas kebersihan.

Diagram 11. kegiatan gotong royong

Hampir setengahnya (49,4%) di lingkungan tempat tinggal warga ada kegiatan


gotong royong , setengahnya (50,6%) tidak ada kegiatan gotong royong. Hampir
seluruhnya (81,2%) selama enam bulan terakhir kegiatan gotong royong hanya 1x,
sebagian kecil (12,9%) kegiatan gotong royong selama enam bulan terakhir hanya 2x,
sebagian kecil (4,7%) kegiatan gotong royong selama enam bulan terakhir hanya 3x,
sebagian kecil (1,2%) kegiataan gotong royong lebih dari 3x.
Diagram 12. pembersihan sarana pembuangan air limbah RT

Sebagian kecil (11,8%) warga membersihkan sarana pembuangan air limbah 1x


seminggu, sebagian kecil (21,2%) warga membersihkan sarana pembuangan air limbah
1x sebulan, hampir setengahnya (49,4%) warga membersihkan sarana pembuangan air
limbah apabila tersumbat, sebagian kecil (12,9%) warga tidak pernah membersihkan
sarana pembuangan air limbah.

2. Pelayanan Kesehatan dan Sosial

Diagram 13. kondisi kesehatan keluarga

Berdasarkan hasil wawancara dan survey dengan masyarakat didapatkan hasil


bahwa sebagian besar rumah masyarakat atau 70% anggota keluarga sedang tidak
mengalami keluhan dan 30% masyarakat mengalami keluhan dengan penyakit diabetes
mellitus, hipertensi, stroke, demam, Pneumonia, maagh dan asam urat.
Diagram 14. penanganan keluarga terhadap anggota yang sakit

Hampir seluruh keluarga 92,9% mengatakan bahwa akan membawa anggota


keluarga yang sakit ke pelayanan kesehatan, Sebagian kecil atau 3,5% masyarakat
membeli obat ke warung. dan tidak ada (0%) masyarakat yang menggunakan obat
tradisional atau herbal.

Diagram 15. jarak tempatpelayanan kesehatan

Seabagian besar masyarakat atau 57,6% mengatakan jarak rumah ke pelayanan


kesehatan berjarak >500 m dan hampir setengahnya atau 42,4% berjarak <500 m.
Sebagian besar keluarga atau 68,2% menggunakan jaminan kesehatan berupa BPJS,
sebagian kecil keluarga atau 18,8% menggunakan KIS, dan 12,9% pembayaran
mandiri/umum.
Hampir setengah keluarga atau 41,2% mendapatkan informasi kesehatan dari
petugas kesehatan / puskesmas, 21,2% keluarga mendapatkan informasi kesehatan dari
masyarakat, mendapatkan informasi dari media TV dan Handphone yaitu 17,6%, dan
sebagian kecil atau 20% keluarga tidak mendapatkan informasi kesehatan.
Masyarakat mengatakan informasi kesehatan yang dibutuhkan saat ini terkait
penyakit Diabetes mellitus, hipertensi, rematik, asam urat, dan juga perkembangan balita.
Seluruh masyarakat mengatakan perlu adanya kader untuk kesehatan lingkungan. Dimana
77,6% masyarakat akan bersedia mengikuti kegiatan kesehatan lingkungan dan 2,4%
mengatakan tidak bersedia.

3. Status Ekonomi
Berdasarkan hasil wawancara dan survey dengan masyarakat di RW 01
didapatkan hasil bahwa sebagian besar (65,9 %) masyarakat di RW 01 memiliki status
ekonomi dengan pendapatan keluarga perbulan berdasarkan UMR (Upah Minimum
Regional) sebesar < Rp.2.500.000,-, dan hampir setengahnya (32,9 %) masyarakat
memiliki status ekonomi dengan pendapatan keluarga perbulan sebesar > Rp.
2.500.000,-. Sebagian kecil (10,6 %) masyarakat memiliki pengeluaran total keluarga
dalam 1 bulan berkisar Rp. < 1.000.000,-, sebagian besar (74,1 %) masyarakat memiliki
pengeluaran total keluarga dalam 1 bulan berkisar Rp. 1.000.000,- hingga Rp. 2.000.000,
dan sebagian kecil (15,3 %) masyarakat memiliki pengeluaran total keluarga dalam 1
bulan berkisar > Rp. 2.000.000. Sebagian besar (62,4 %) keluarga ada menabung, hampir
setengahnya (34,1) keluarga tidak ada menabung. Dengan alasan sebagian kecil (15,3 %)
keluarga tidak menabung dikarenakan mempunyai penghasilan yang tidak mencukupi,
sebagian kecil (16,5 %) keluarga tidak menabung dikarenakan mempunyai kebutuhan
keluarga yang banyak, sebagian kecil (7,1 %) tidak menabung dikarenakan keluarga yang
tidak terbiasa menabung. Hampir seluruh (89,4 %) keluarga mempunyai kemampuan
untuk menyediakan makanan-makanan yang bergizi, sebagian kecil (5,9 %) keluarga
tidak mampu untuk menyediakan makanan-makanan yang bergizi. Dan bisa disimpulkan
bahwa masyarakat masih peduli akan kebutuhan makanan-makanan bergizi dan sehat.
Hampir seluruh (91,8 %) penghasilan keluarga berpengaruh terhadap kebutuhan sehari-
hari, sebagian kecil (3,5 %) penghasilan keluarga tidak berpengaruh terhadap kebutuhan
sehari-hari. Setengahnya (50,6 %) keluarga memiliki tabungan untuk kesehatan, hampir
setengahnya (49,4 %) keluarga tidak memiliki tabungan kesehatan. Hampir setengahnya
(45,9 %) keluarga memenuhi kebutuhan pokok / sehari-hari di pasar tradisional, hampir
setengahnya (37,6 %) keluarga memenuhi kebutuhan pokok / sehari-hari di pasar, dan
sebagian kecil (15,3 %) keluarga memenuhi kebutuhan pokok / sehari-hari di warung.

4. Keamanan dan Transportasi


Berdasarkan hasil wawancara dan survey mendapatkan hasil sebagian besar
(57,6%) terdapat pelayanan keamanan di lingkungan RW 001, hampir setengahnya
(42,4%) tidak terdapat pelayanan keamanan di lingkungan RW 001. Hampir setengahnya
(31,8%) di lingkungan sekitar RW 001 terdapat tindakan kejahatan, dan sebagian besar
(68,2%) tidak terdapat kejahatan di sekitar RW 001. Sebagian besar (51,8%) tidak ada
kejahatan seperti pencurian dan pembunuhan atau sebagainya, hampir setengahnya
(29,4%) terjadi pencurian di lingkungan RW 001, sebagian kecil (18,8%) terjadi
pembunuhan di lingkungan RW 001. Hampir setengahnya (32,9%) ronda jarang
dilakukan di RW 001, dan sebagian besar (67,1%) ronda tidak poernah dilakukan di RW
001. Sebagian kecil (25,9%) warga memiliki alat pemadam kebakaran di rumah, sebagian
besar (74,1%) warga tidak memiliki alat pemadam kebakaran di rumah. Hampir
setengahnya (47,1%) lingkungan RW 001 terdapat ancaman bencana seperti gempa bumi
dan banjir, sebagian besar (52,9%) lingkungan RW 001 tidak terdapat adanya ancaman
bencana seperti gempa bumi dan banjir. Hampir setengah (47,1%) warga RW 001
menggunakan angkutan umum sebagai sarana transportasi, sebagian besar (52,9%) wara
RW 001 menggunakan kendaraan pribadi sebagai sarana transportasi. Hampir
setengahnya (45,9%) jarak rumah ke fasilitas kesehatan <5km, sebagian besar (54,1%)
jaraK rumah warga ke fasilitas kesehatan >5km. Sebagian kecil (3,5%) warga RW 001
berjalan kaki untuk sampai ke sarana pelayanan kesehatan, hampir setengahnya (31,8%)
warga RW 001 menggunakan angkutan umum untuk sampai ke sarana pelayanan
kesehatan, sebagian besar (64,7%) warga menggunakan angkutan pribadi untuk sampai
ke sarana pelayanan kesehatan. Sebagian kecil (16,5%) waktu yang dibutuhkan warga
RW 001 untuk sampai ke fasilitas layanan kesehatan selama <5 menit, hampir setengan
(29,4%) warga membutuhkan waktu 10-30 menit untuk sampai ke fasilitas pelayanan
kesehatan, sebagian besar (54,1%) warga membutuhkan waktu 5-10 menit untuk sampai
ke fasilitas kesehatan.
5. Komunikasi
Berdasarkan hasil wawancara dan survey didapatkan pola komunikasi yang
digunakan oleh masyarakat RW 01 kelurahan pisang dengan hampir seluruh (78%)
masyarakat mendapatkan informasi tentang kegiatan dilingkungan dari pengumuman toa
masjid. Hampir seluruh (97%) masyarakat RW 01 menggunakan bahasa daerah dalam
berkomunikasi dikeluarga. Hampir seluruh (77%) masyarakat biasanya melakukan
pertemuan di masjid/mushola. Setengahnya (50%) masyarakat media komunikasi yang
digunakan untuk memperoleh informasi kesehatan melalui TV. Hampir setengahnya
(48%) masyarakat mendapatkan pengetahuan terkait masalah kesehatan dikeluarga
berasal dari petugas kesehatan saat berobat. Sebagian besar ( 70%) masyarakat
berkonsultasi masalaha kesehatan ke tenaga kesehatan. Hampir seluruh (89%)
masyarakat penanggulangan masalahnya dengan bersama sama. Hampir seluruh (96,5%)
masyarakat bila salah satu anggota dalam keluarga dibantu mencari jalan keluar dari
masalah tersebut.

C. Persepsi
1. Data Persepsi
a. Bayi/ balita
Sebagian besar orang tua di masyarakat RW 001 mengatakan tidak pergi ke
posyandu untuk ikut imunisasi. Orang tua, mengatakan tidak membawa anaknya
imunisasi ke posyandu, dikarenakan imunisasi akan memberikan efek samping seperti
demam dan anak menjadi rewel. Masyarakat mengatakan, bahwa tanpa imunisasi
anaknya juga akan kebal terhadap penyakit seiring tumbuh kembang anak.

b. Anak Usia Sekolah


Sebagian besar orang tua mengatakan anaknya sebelum berangkat sekolah
sarapan terlebih dahulu, namun ada beberapa orang tua yang mengatakan bahwa
anaknya tidak sarapan sebelum berangkat sekolah, terutama orang tua yang
pekerjaannya sebagai pedagang. Anak sekolah beranggapan bahwa jajan di sekolah
juga mengenyangkan, sehingga jarang anak sekolah di sekitar lingkungan yang
membawa bekal. Anak-anak juga mengatakan, jajanan di sekitar sekolah menarik dan
beragam. Sebagian besar anak sekolah tidak mencuci tangan setelah bermain, namun.
Sebagian dari anak mengetahui dampak atau bahaya dari tidak mencuci tangan
setelah bermain dan saat akan makan.

c. Remaja
Sebagian besar remaja beranggapan kebiasaan merokok pada remaja dipengaruhi
oleh lingkungan serta remaja tidak mengetahui apa efek samping dari rokok tersebut.
Remaja mengatakan alasan remaja merokok dikarenakan orang tua laki-laki (ayah)
mempunyai kebiasaan merokok dan lingkungan sekolah dan masyarakat juga
membuat remaja untuk mencoba-coba rokok hingga jadi kebiasaan. Remaja
mengatakan dalam sehari mengkonsumsi 1-2 batang perharinya. Remaja mengatakan
tidak mengetahui dengan jelas dampak penyakit akibat kebiasaan merokok.
Selain kebisaan merokok perilaku remaja yang ditemukan kelompok adalah
pemakaian geadget yang berlebihan. Setelah dilakukan wawancara terhadap beberapa
remaja, mereka menganggap pemakaian geadget yang berlebihan sudah menjadi
kebiasaan bagi remaja, rata rata mereka menggunakan gadget untuk bermain game
online.Saat ditanyakan kelompok mengenai kegiatan kelompok remaja di lingkungan,
mereka mengatakan dulu ada kegiatan remaja mesjid namun saat ini kegiatan tersubut
sudah tidak ada lagi. Tidak adanya kegiatan inilah yang membuat para remaja hanya
sibuk dengan gadget, nongkrong dengan teman teman dan merokok.

d. Dewasa
Berdasarkan hasil pengkajian yang telah dilakukan menggunakan metode survey
didapatkan data bahwa anggota agregat komunitas dewasa di RW 01 berjumlah 124
orang. Mayoritas pada agregat dewasa beranggapan bahwa faktor keturunan
merupakan penyebab terbesar yang menyebabkan terjadinya beberapa penyakit
kronik, seperti hipertensi, jantung dan diabetes mellitus. Selain itu pola makan dan
gaya hidup juga memiliki peranan penting dalam menimbulkan beberapa penyakit
lainnya seperti kolesterol, asam urat / rematik dan magh. Penyakit tersebut dapat
menyebabkan beberapa keluhan seperti dada berdebat–debar, nyeri dada (jantung),
sakit kepala / tengkuk, sulit tidur, mudah marah (hipertensi), nyeri ulu hati, mual,
tidak nafsu makan (magh), mudah lapar, sering minum, sering buang air kecil
(diabetes mellitus), sakit pinggang, sakit punggung, serta nyeri sendi kaki atau tangan
(asam urat / rematik). Anggota agregat dewasa di lingkungan ini beranggapan bahwa
untuk keluhan yang tidak mengganggu aktivitas sehari–hari maka tidak perlu untuk
melakukan pengobatan atau pemeriksaan kesehatan ke pelayanan kesehatan.

e. Lansia
Dari hasil pengkajian dengan survey dan forum grup diskusi pada agregat lansia
didapatkan hasil bahwa lansia memiliki masalah dengan penyakit hipertensi. Lansia
juga mengeluh nyeri pada lutut, nyeri saat berjalan dan nyeri pada kaki. Sebagian
besar lansia saat sakit memeriksakan kesehatanya ke klinik terdekat dan ke
puskesmas . Sebagian besar lansia belum mengetahui tentang tanda dan gejala
penyakit rematik dan asam urat sehingga sering mengabaikan penyakit tersebut.
Sebagian besar lansia mengatakan bahwa belum memahami mengenai gizi yang harus
dipenuhi saat usia lansia, serta pantangan makanan yang harus dihindari dengan
penyakit tersebut.
Dari hasil wawancara semenjak pandemi COVID-19 posyandu lansia dihentikan
sementara hingga saat ini. Sehingga lansia tidak lagi rutin memeriksakan kesehatanya
karena merasa tidak ada gejala yang signifikan. Sebagian besar lansia dengan
penyakit hipertensi rutin memeriksakan kesehatanya ke puskesmas dan minum obat
rutin.
Berdasarkan hasil wawancara didapatkan sebagian besar lansia hanya beraktifitas
dirumah dengan mangasuh cucu dan membantu pekerjaan rumah. Diwilayah RW 01
tidak ada diadakan senam lansia sehingga lansia tidak ada melakukan senam.
Sebagian besar lansia mengatakan olahraga yang dapat dilakukan hanya berjalan jalan
disekitar rumah.
Berdasarkan hasil wawancara didapatkan sebagian besar lansia masih sering
mengonsumsi makanan tinggi lemak seperti gorengan dan santan. Lansia megatakan
agak kesulitan untuk melakukan diet rendah garam dan rendah lemak, dikarenakan
faktor lingkungan,dan kebiasaan masyarakat Minang Kabau yaitu keluarga sering
memasak makanan tinggi garam dan lemak seperti rendang, olahan gulai dan
gorengan. Apabila terdapat acara syukuran atau acara pernikahan makanan yang
tersedia adalah makanan yang tinggi garam dan tinggi lemak.

f. Ibu hamil
Ibu hamil di lingkungan sering memeriksa kehamilannya di Puskesmas sebulan
sekali. Ibu hamil mengatakan bahwa saat hamil, lebih terasa melelahkan di
bandingkan sebelum hamil. Sebagian ibu hamil mengatakan merasakan efek dari
hamil seperti mual, muntah, dan lelah. Ibu hamil di lingkungan, sering memeriksakan
kehamilan di Puskesmas, sehingga ibu mendapatkan Vitamin dan juga pada saat
kehamilannya terkontrol oleh bidan. Ibu mengatakan mengetahui nutrisi yang penting
untuk dipenuhi selama kehamilan namun sering lupa untuk menerapkannya dalam
kehidupan sehari-hari

D. Data Agregat
1. Distribusi Frekuensi Agregat bayi dan balita (N=21)

Berdasarkan hasil wawancara dan survey didapatkan hasil dari 21 balita di RW 001
hampir setengah (47,6%) balita di lingkungan RW 001 berjenis kelamin laki-laki, dan
sebagian besar (52,4%) balita di lingkungan RW 001 berjenis kelamin perempuan.
Berdasarkan hasil wawancara dan survey didapatkan hasil dari 21 balita di RW 001
didapatkan hasil Sebagian besar (52,4%) tidak ada penyakit yang diderita oleh balita dalam
3 bulan terakhir, sebagian kecil (4,8%) penyakit yang diderita oleh balita dalam 3 bulan
terakhir yaitu panas, hampir setengahnya (38,1%) penyakit yang diderita balita dalam 3
bulan terakhir yaitu batuk, panas dan pilek, dan sebagian kecil (4,8%) penyakit yang diderita
balita dalam 3 bulan terakhir yaitu sakit kulit.

Berdasarkan hasil wawancara dan survey didapatkan hasil dari 21 balita di RW 001
Hampir seluruh (76,2%) ibu rutin membawa balita ke pelayanan posyandu, sebagian kecil
(19,0%) ibu tidak rutin membawa balita ke pelayanan posyandu.
Berdasarkan hasil wawancara dan survey didapatkan hasil dari 21 balita di RW 001
hampir setengahnya (47,6%) ibu kadang-kadang mengikuti penimbangan balita setiap
bulan, dan sebagian besar (52,4%) ibu rutin mengikuti penimbangan balita setiap bulan.

Berdasarkan hasil wawancara dan survey didapatkan hasil dari 21 balita di RW 001
sebagian besar (61,9%) tempat ibu menimbang balita di posyandu, sebagian kecil (9,5%)
tempat ibu menimbang balita di puskesmas/pustu, sebagian kecil (14,3%) tempat ibu
menimbang balita di praktik dokter/bidan, dan sebagian kecil (9,5%) tempat ibu melakukan
penimbangan balita di Rumah Sakit.
Berdasarkan hasil wawancara dan survey didapatkan hasil dari 21 balita di RW 001
sebagian kecil (9,5%) apabila balita sakit ibu akan membawa ke dukun, hampir setengahnya
(28,6%) balita sakit di bawa ke puskesmas, hampir setengahnya (33,3%) balita sakit dibawa
ke praktik bidan, sebagian kecil (9,5%) balita sakit dibawa ke praktik dokter. Sebagian kecil
(19,0%) balita sakit dibawa ke rumah sakit.

Berdasarkan hasil wawancara dan survey didapatkan hasil dari 21 balita di RW 001
hampir seluruh (85,7%) balita sudah mendapatkan vitamin A, sebagian kecil (14,3%) balita
tidak mendapatkan vitamin A.
Berdasarkan hasil wawancara dan survey didapatkan hasil dari 21 balita di RW 001
hampir seluruh (90,5%) orang tua mengetahui pentingnya kegaiatan posyandu dan imunisasi
untuk balita, sebagian kecil (9,5%) orang tua tidak mengetahui pentingnya kegiatan
posyandu dan imunisasi untuk balita.

Berdasarkan hasil wawancara dan survey didapatkan hasil dari 21 balita di RW 001
sebagian kecil (4,8%) imunisasi dasar yang telah didapatkan oleh balita ialah BCG, sebagian
kecill (4,8%) imunisasi dasar yang telah didapatkan oleh balita ialah Hb-0, sebagian kecil
(4,8%) imunisasi dasar yang telah didapatkan oleh balita ialah polio 1, sebagian kecil (4,8%)
imunisasi dasar yang telah didapatkan oleh balita ialah polio 3, sebagian kecil (4,8%)
imunisasi dasar yang telah didapatkan oleh balita ialah polio 4,
Berdasarkan hasil wawancara dan survey didapatkan hasil dari 21 balita di RW 001
hampir setengahnya (28,6%) imunisasi dasar yang telah didapatkan oleh balita ialah
campak, sebagian kecil (9,5%) imunisasi dasar yang telah didapatkan oleh balita ialah DPT-
HB-Hib III, sebagian kecil (19,0%) imunisasi dasar yang telah didapatkan oleh balita ialah
campak lanjutan, sebagian kecil (19,0%) imunisasi dasar yang telah didapatkan oleh balita
ialah DPT-HB-Hib (lanjutan).

Berdasarkan hasil wawancara dan survey didapatkan hasil dari 21 balita di RW


001 hampir setengahnya (28,6%) ibu memberikan suplemen atau vitamin tambahan pada
balita, dan sebagian besar (66,7%) ibu tidak memberikan suplemen atau vitamin
tambahan pada balita.
2. Distribusi Frekuensi Agregat Anak Usia Sekolah (N=26)

Berdasarkan hasil wawancara dan survey didapatkan data dari 26 anak usia sekolah,
sebagian besar (53,8%) anak usia sekolah berjenis kelamin laki-laki, hampir setengahnya
(46,2%) anak usia sekolah berjenis kelamin perempuan.

Berdasarkan hasil wawancara dan survey didapatkan data dari 26 anak usia sekolah
sebagian besar (57,7%) anak pernah, sekali-kali mencuci tangan sebelum atau setelah makan,
buang air dan bermain, dan hampir setengahnya (38,5%) anak sering atau hampir tiap hari
mencuci tangan sebelum atau setelah makan, buang air dan bermain.
Berdasarkan hasil wawancara dan survey didapatkan data dari 26 anak usia
sekolah hampir setengahnya (42,3%) anak pernah atau sekali-kali jajan di sekolah
maupun di rumah, sebagian besar (57,7%) anak sering atau hampir tiap hari jajan di
sekolah maupun di rumah.

Berdasarkan hasil wawancara dan survey didapatkan data dari 26 anak usia
sekolah sebagian kecil (7,7%) anak tidak pernah sarapan sebelum berangkat sekolah,
hampir setengahnya (46,2%) anak pernah, tetapi tidak rutin sarapan sebelum berangkat
sekolah. Hampir setengahnya (46,2%) anak rutin sarapan sebelum berangkat sekolah.
Berdasarkan hasil wawancara dan survey didapatkan data dari 26 anak usia
sekolah hampir setengahnya (38,5%) anak memiliki kebiasaan tidur atau istirahat di
malam hari pukul 8-9 malam, sebagian besar (61,5%) anak memiliki kebiasan tidur atau
istirahat di malam hari diatas pukul 9 malam.

3. Distribusi Frekuensi Agregat Remaja (N=56)

Diagram 16. Jenis Kelamin Remaja

Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan menggunakan metode survei


didapatkan 56 orang remaja. Sebanyak 29 orang remaja laki-laki (51,8%) dan 27 orang
remaja perempuan (48,2%).
Diagram 17. Kebisaan Tidak Sehat Remaja

Berdasarkan diagram di atas dapat dilihat bahwa kebiasaan yang tidak sehat
dilakukan oleh remaja di RW 01 yaitu merokok (30,4%), bergadang (48,1%), lain-lain
(7,1%).

Diagram 18. Jumlah Konsumsi Rokok

Berdasarkan kebiasaan tidak sehat yang dilakukan remaja yaitu merokok


didapatkan hasil bahwa sebagian besar (64,3%) remaja yang merokok mengkonsumsi
rokok lebih dari satu batang per hari.
Diagram 19. Faktor Predisposisi Remaja Merokok

Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui bahwa penyebab utama remaja


menggunakan rokok, hampir setengahnya (46,4%) remaja terpangaruh olah lingkungan.

Diagram 20. Pengetahuan Remaja Tentang Bahaya Merokok

Remaja yang mengetahui bahayanya merokok hampir seluruhnya (85,7%), tetapi


masih banyak remaja yang mengkonsumsi rokok. Dan Sebagian besar (64,3%) remaja
tidak mengikuti kegiatan pemuda dan organisasi ekstrakulikuler.
Diagram 21. Presentasi Penggunaan Gadget

Berdasarkan diagram diatas dapat dilihat bahwa remaja menghabiskan waktu


luang terbanyak dengan menggunakan gadget untuk bermain game online yaitu sebanyak
52,6% remaja.

Diagram 22. Presentasi Waktu Penggunaan Gadget

Berdasarkan diagram di atas dapat diketahui bahwa remaja terbanyak


menggunakan gadget pada malam hari yaitu 73,7 % yang membuat remaja bergadang
dengan waktu lebih dari 4 jam dalam sehari.
4. Distribusi Frekuensi Agregat Dewasa (N=124)

Berdasarkan hasil pengkajian yang telah dilakukan menggunakan metode survey


didapatkan data bahwa agregat dewasa di RW 01 berjumlah 124 orang, maka didapatkan
bahwa agregat dewasa yang tidak memiliki penyakit 63.7 %, kemudian agregat dewasa
dengan riwayat penyakit hipertensi sebanyak 12.1%, stroke 1.6%, jantung 0.68%, kanker
0 %, diabetes mellitus 2.4%, asam urat / rematik 2.4%, gastritis (magh) 8.1% dan
penyakit lainnya 8.9%.
Berdasarkan hasil pengkajian yang telah dilakukan menggunakan metode survey
didapatkan data bahwa agregat dewasa di RW 01 berjumlah 124 orang, maka didapatkan
bahwa kondisi kesehatan yang paling sering mengganggu di usia agregat dewasa yaitu
sakit kepala, sakit kuduk (Hipertensi) 8.9%, dada berdebar–debar (Jantung) 0.8%, sakit
pinggang, sakit punggung, nyeri sendi kaki atau tangan, sakit pada lutut (Asam urat /
rematik) 2.4%, mual muntah, nyeri ulu hati, dan tidak nafsu makan (Magh / gastritis)
8.9%, mudah lapar, sering minum dan sering BAK (DM) 3.2%, mudah lelah, pusing,
kurang tenaga (Anemia) 1.6% dan gejala lainnya sebanyak 4.8%.

Berdasarkan hasil pengkajian yang telah dilakukan menggunakan metode survey


didapatkan data bahwa agregat dewasa di RW 01 berjumlah 124 orang, maka didapatkan
bahwa tindakan yang dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut diantaranya dengan
berobat ke fasilitas kesehatan seperti Rumah Sakit 7.3%, praktek dokter 16.9% dan
puskesmas 39.5%. Kemudian beberapa masyarakat mengatasinya dengan beristirahat dan
tidur dan minum obat yang dibeli sendiri di apotik. Serta sebanyak 36.3% dibiarkan saja.
Berdasarkan hasil pengkajian yang telah dilakukan menggunakan metode survey
didapatkan data bahwa agregat dewasa di RW 01 berjumlah 124 orang, maka didapatkan
bahwa sebanyak 33,9% melakukan pemeriksaan kesehatan rutin di pelayanan kesehatan,
sedangkan sebanyak 66,1% tidak melakukan pemeriksaan kesehatan rutin di pelayanan
kesehatan.

Berdasarkan hasil pengkajian yang telah dilakukan menggunakan metode survey


didapatkan data bahwa agregat dewasa di RW 01 berjumlah 124 orang, maka didapatkan
bahwa sebanyak 77.4% melakukan terapi pengobatan sesuai intruksi dokter ketika sakit,
sedangkan sebanyak 22.6% tidak melakukan terapi pengobatan sesuai intruksi dokter
ketika sakit. Pada agregat dewasa beberapa masyarakat memiliki asuransi jaminan
kesehatan seperti sebanyak 68.2% memiliki BPJS, sebanyak 18.8% memiliki KIS dan
sebanyak 12.9% tidak memiliki asuransi jaminan kesehatan (umum). Pada agregat
dewasa dengan pasangan usia subur terdapat sebanyak 16.5% memakai alat kontrasepsi,
dan sebanyak 30.6% tidak memakai alat kontrasepsi Terdapat beberapa alasan pasangan
usia subur tidak memakai alat kontrasepsi seperti dalam program hamil, tidak cocok dan
dilarang suami 4.7% dan sebanyak 9.4% tidak tau alasan untuk tidak memakai alat
kontrasepsi.
Dari hasil wawancara kepada anggota agregat dewasa dengan hipertensi,
didapatkan bahwa anggota agregat dewasa kurang dalam mengonsumsi buah dan sayur,
memakan makanan berminyak, memakan makanan berlemak, dan memakan makanan
yang mengandung micin. Anggota agregat dewasa yang laki-laki memiliki perilaku
merokok dan minum kopi. Anggota agregat dewasa juga kurang melakukan aktivitas fisik
seperti olahraga selain aktivitas pekerjaan rumah. Sebagian besar anggota agregat dewasa
dengan hipertensi mengatakan tidak melakukan pemeriksaan tekanan darah secara rutin
ke fasilitas kesehatan karena sibuk dengan rutinitas sehari–hari. Tindakan yang dilakukan
untuk mengurangi gejala hipertensi yaitu dengan istirahat dan tidur, minum obat yang
dibeli sendiri di warung serta pergi berobat ke fasilitas kesehatan.

5. Distribusi Frekuensi Agregat Lansia (N=32)

Dari hasil pengkajian survey pada agregat lansia dari 32 responden didapatkan
hasil bahwa permasalahan kesehatan sebagian besar pada lansia di wilayah RW 01 adalah
penyakit hipertensi sebanyak 40,6% lansia. Lansia yang memanfaatkan fasilitas
kesehatan sebesar 81,2% dan yang tidak sebesar 18,8%. Lansia dengan masalah
kesehatan yang paling banyak 40,6% lansia menderita hipertensi, 12,5% lansia
menderita DM, 6,2% lansia menderita penyakit kulit, dan 9,4% lansia menderita penyakit
yang lain.

Berdasarkan hasil pengkajian yang telah dilakukan terhadap lansia yang berada
di RW 01, dari 32 responden di temukan keluhan pada lansia dengan sakit
kepala/tengkuk, sulit tidur, mudah marah (Hipertensi) sebesar 46,9%, lansia dengan
keluhan sakit pinggang, punggung, sendi kaki/tangan (Rematik) sebesar 21,9%, dengan
keluhan mudah lapar, sering minum dan buang air kecil (DM) sebesar 6,2%, pada
keluhan nyeri ulu hari, mual dan tidak nafsu makan (Gastritis) sebesar 3,1%, dan dengan
keluhan lainnya pada lansia sebesar 3,1%.
Berdasarkan hasil pengkajian yang telah dilakukan terhadap lansia yang berada
di RW 01 yang di lakukan lansia untuk mengatasi masalah kesehatan, paling banyak ke
Puskesmas sebesar 50%, berobat ke dokter sebesar 40,6%, lansia yang membiarkan saja
penyakitnya sebesar 6,2%, dan menggunakan pengobatan alternative sebesar 3,1%.

Berdasarkan hasil pengkajian yang telah dilakukan terhadap 32 responden lansia


yang berada di RW 01, lansia yang rutin melakukan senam lansia sebesar 12,5%, dan
lansia yang tidak rutin melakukan senam lansia sebesar 87,5%.
Berdasarkan hasil pengkajian yang telah dilakukan terhadap 32 responden lansia
yang berada di RW 01, lansia yang rutin melakukan senam lansia sebesar 12,5%, dan
lansia yang tidak rutin melakukan senam lansia sebesar 87,5%.

Berdasarkan hasil pengkajian yang telah dilakukan terhadap 32 responden lansia


yang berada di RW 01, lansia yang melakukan terapi pengobatan sesuai instruksi dokter
sebesar 53,1%, dan yang tidak sebesar 46,9%.
Berdasarkan hasil pengkajian yang telah dilakukan terhadap 32 responden lansia
yang berada di RW 01, kebiasaan lansia dalam keluarga yang tidak sehat dengan
merokok sebesar 18,8%, makan tidak teratur sebesar 9,4%, kurang istirahat sebesar 6,2%,
lain-lain sebesar 3,1%. Lansia yang mampu melakukan kegiatan sehari-hari sebesar
96,9%, lansia memiliki riwayat jatuh sebesar 28,1%, dan lansia yang menggunakan alat
bantu dalam beraktifitas, menggunakan kaca mata sebesar 21,9%, menggunakan tongkat
sebesar 12,5%.

6. Distribusi Frekuensi Agregat Ibu hamil (N=3)


Berdasarkan hasil wawancara dan survey didapatkan data dari 3 ibu hamil sebagian besar
(66,7%) ibu hamil memiliki keluhan saat kehamilan saat ini, hampir setengahnya (33,3%)
ibu hamil tidak memiliki keluhan saat kehamilan saat ini.

Berdasarkan hasil wawancara dan survey didapatkan data dari 3 ibu hamil

seluruhnya (100%) ibu hamil memeriksakan kehamilannya.

Berdasarkan hasil wawancara dan survey didapatkan data dari 3 ibu hamil seluruh

(100%) ibu mengetahui tujuan dari pemeriksaan kehamilan.


Berdasarkan hasil wawancara dan survey didapatkan data dari 3 ibu hamil

seluruh (100%) ibu belum melakukan imunisasi TT.

Berdasarkan hasil wawancara dan survey didapatkan data dari 3 ibu hamil hampir
setengahnya (33,3%) ibu pernah mengalami keguguran, dan sebagian besar (66,7%) ibu
tidak pernah mengalami keguguran.
E. Data Senjang

DIVISI DATA
BAYI DAN Wawancara :
BALITA  Pada hasil wawancara dengan kader didapatkan banyaknya
orang tua yang tidak membawa bayi/balita ke posyandu
dan tidak melakukan imunisasi dasar pada bayi/balita
 Dari hasil wawancara didapatkan bahwa orang tua
mengatakan bahwa imunisasi memiliki efek samping
kepada anak yang tidak baik
 Orang tua mengatakan malas untuk pergi ke Puskesmas
karena jauh untuk pergi mengantar bayi/balita imunisasi
karena terkadang di Posyandu imunisasi dasar tidak ada

Hasil Survei :
 Didapatkan jumlah balita di RW 001 sebanyak 21 balita
 Dari 21 balita sebagian kecil (4,8%) penyakit yang diderita
oleh balita dalam 3 bulan terakhir yaitu panas, hampir
setengahnya
 Dari 21 balita sebagian kecil (38,1%) penyakit yang
diderita balita dalam 3 bulan terakhir yaitu batuk, panas
dan pilek
 Dari 21 balita sebagian kecil sebagian kecil (4,8%)
penyakit yang diderita balita dalam 3 bulan terakhir yaitu
sakit kulit.
 Dari 21 balita sebagian kecil (19,0%) ibu tidak rutin
membawa balita ke pelayanan posyandu.
 Dari 21 balita hampir setengahnya (47,6%) ibu kadang-
kadang mengikuti penimbangan balita setiap bulan
 Dari 21 balita sebagian kecil (14,3%) balita tidak
mendapatkan vitamin A.
 Sebagian kecil (9,5%) orang tua tidak mengetahui
pentingnya kegiatan posyandu dan imunisasi untuk balita.
 Sebagian besar (66,7%) ibu tidak memberikan suplemen
atau vitamin tambahan pada balita.
ANAK USIA Wawancara :
SEKOLAH  Pada hasil wawancara pada anak usia sekolah didapatkan
bahwa anak usia sekolah banyak yang tidak mencuci tangan
dengan benar

Hasil Survey :
 Dari 26 anak usia sekolah sebagian besar (57,7%) anak
pernah, sekali-kali mencuci tangan sebelum atau setelah
makan, buang air dan bermain.
 Dari 26 anak usia sekolah sebagian besar (57,7%) anak
sering atau hampir tiap hari jajan di sekolah maupun di
rumah.
 Dari 26 anak usia sekolah sebagian kecil (7,7%) anak tidak
pernah sarapan sebelum berangkat sekolah.
 Dari 26 anak usia sekolah sebagian besar (61,5%) anak
memiliki kebiasan tidur atau istirahat di malam hari diatas
pukul 9 malam
REMAJA Wawancara :
 Berdasarkan hasil penyebaran angket berupa kuesioner
kepada keluarga didapatkan bahwa orangtua mengetahui
kebiasaan remaja yaitu merokok dan menggunakan gadget
yang berlebihan terlebih pada malam hari. Orang tua juga
mengatakan bahwa remaja merokok banyak dipengaurhi
oleh lingkungan.
 Pada hasil wawancara kepada remaja didapatkan bahwa
banyak remaja yang merokok, bergadang, dan
menggunakan gadget yang berlebihan.

Hasil Survey :
 Didapatkan anak remaja sebanyak 56 orang
 48,2% remaja bergadang
 52,6% remaja menggunakan gadget untuk bermain game
online dan terbanyak pada malam hari yaitu 73,7 % yang
membuat remaja bergadang.
 84,2 %. remaja menggunak gadget lebih dari 4 jam dalam
sehari.
 30,42% remaja merokok
 64,3% remaja merokok lebih dari 1 batang/ hari
 Penyebab utama yang menyebabkan remaja merokok
adalah 46,4% pengaruh lingkungan.
DEWASA Wawancara :
● Dari hasil wawancara dengan ibu kader dan bapak/ibu RT
serta masyarakat dengan agregat dewasa di RW 01 didapatkan
bahwa penyakit yang paling banyak dialami oleh masyarakat
dengan agregat dewasa adalah hipertensi.
● Terdapat beberapa penyakit lainnya yang timbul pada agregat
dewasa seperti jantung, stroke, asam urat /rematik, diabetes
mellitus, magh dan kanker.
● Masyarakat yang memiliki penyakit tersebut masih sering
mengkonsumsi makanan yang mengandung tinggi garam,
makan berminyak, makanan berlemak dan makanan yang
mengandung micin.

Hasil Survey :
● Berdasarkan hasil pengkajian yang telah dilakukan
menggunakan metode survey didapatkan data bahwa dari
agregat dewasa di RW 01 yang berjumlah 124 orang,
memiliki riwayat penyakit pada satu tahun terakhir yang
paling besar persentasenya adalah hipertensi yaitu sebesar
12.1%.
● Kondisi yang paling sering dialami oleh agregat dewasa
dengan hipertensi yaitu sakit kepala, tengkuk terasa berat,
pusing, sulit tidur dan mudah marah.
● Sebagian besar agregat dewasa yang berjenis kelamin laki–
laki memiliki kebiasaan merokok dan minum kopi.
LANSIA Wawancara :
Berdasarkan hasil wawancara lansia beranggapan bahwa penyakit
hipertensi yang di derita merupakan suatu hal yang biasa
dikarenakan usia mereka yang sudah tua. Sebagian besar lansia
beranggapan bahwa penyakit hipertensi dapat berkurang hanya
dengan minum obat. Sebagian besar lansia juga mengatakan nyeri
pada kaki yang dirasakan karena pengaruh usia sehingga tulang
sudah keropos. Sebagian besar lansia juga mengatakan sulit untuk
mematuhi diet yang disarankan. Lansia di RW 01 tidak ada yang
mengikuti senam lansia dikarenakan di RW 01 tidak ada program
senam lansia.

Hasil survey :
 Didapatkan lansia sebanyak 32 orang
 40,6% lansia menderita hipertensi
 12,5% lansia menderita DM
 6,2% lansia menderita penyakit kulit
 9,4% lansia menderita penyakit yang lain.
IBU HAMIL Wawancara :
● Dari hasil wawancara didapatkan bahwa ibu hamil tidak
mengetahui perubahan-perubahan normal yang terjadi pada
kehamilan terutama pada usia kehamilan saat ini (trimester II).
Ibu mengatakan hanya rutin melakukan pemeriksaan ke
puskesmas.
● Dari hasil wawancara didapatkan bahwa ibu hamil hanya
mengetahui gizi penting yang perlu dipenuhi saat hamil namun
sering lupa untuk menerapkannya dalam kehidupan sehari-
hari.

Hasil Survey :
 Dari 3 ibu hamil di lingkungan RW 001 seluruhnya
(100%) ibu hamil berada di usia kehamilan trimester III,
 Dari 3 ibu hamil sebagian besar (66,7%) ibu hamil
memiliki keluhan saat kehamilan saat ini.
 Dari 3 ibu hamil Seluruh (100%) ibu belum melakukan
imunisasi TT.
 Dari 3 ibu hamil hampir setengahnya (33,3%) ibu pernah
mengalami keguguran..
F. Analisa Data

MASALAH
DATA MAYOR DATA MINOR
KEPERAWATAN
BAYI DAN BALITA
Data Subjektif : Data Subjektif: Pemeliharan
Tidak tersedia Tidak Tersedia Kesehatan tidak
efektif
Data Objektif : Data Objektif: berhubungan
Tidak mampu menjalankan 1. Memiliki perilaku dengan
perilaku sehat mencari bantuan ketidakadekuatan
kesehatan yang kurang. pemahaman pada
 Orang tua di RW 001
keluarga yang
banyak yang tidak Masyarakat mengatakan,
memiliki
membawa bayi/balita ke bahwa tanpa imunisasi
bayi/balita di RW
posyandu dan tidak anaknya juga akan kebal
001 (D.0117).
melakukan imunisasi dasar terhadap penyakit seiring
pada bayi/balita karena tumbuh kembang anak.
takut anaknya demam dan
rewel
 Dari 21 balita sebagian
kecil (14,3%) balita tidak
mendapatkan vitamin A.
 Dari 21 balita sebagian
kecil (19,0%) ibu tidak
rutin membawa balita ke
pelayanan posyandu.
Kurang menunjukkan
pemahaman tentang perilaku
sehat

 Orang tua melihat


imunisasi memiliki efek
samping kepada anak
yang tidak baik

ANAK USIA SEKOLAH


Data Subjektif : Data Subjektif : Perilaku
Tidak tersedia Tidak tersedia Kesehatan
Cenderung
Data Objektif : Data Objektif : Berisiko
Menunjukkan penolakan 1. Gagal mencapai berhubungan
terhadap perubahan status pengendalian yang dengan pemilihan
kesehatan optimal gaya hidup tidak
anak hampir setiap hari sehat (Tidak rutin
 Sebagian besar (57,7%)
mencuci tangan tetapi tidak sarapan dan jajan
anak pernah, sekali-kali
mencuci tangan secara sembarangan di
mencuci tangan sebelum
benar sekolah) pada
atau setelah makan, buang
keluarga yang
air dan bermain.
memiliki anak usia
 Anak mengatakan tidak
sekolah di
pernah mencuci tangan saat
KOMUNITAS RW
habis bermain atau buang
001 (D. 0099)
air.
 sebagian besar (57,7%)
anak sering atau hampir
tiap hari jajan di sekolah
maupun di rumah.
 Anak mengatakan sering
membeli jajanan saat
sekolah atau pun di luar
sekolah
 Dari 26 anak usia sekolah
sebagian kecil (7,7%) anak
tidak pernah sarapan
sebelum berangkat sekolah.
 Dari 26 anak usia sekolah
sebagian besar (61,5%)
anak memiliki kebiasan
tidur atau istirahat di
malam hari diatas pukul 9
malam

Gagal melakukan tindakan


pencegahan masalah
Kesehatan

Dari hasil observasi


ditemukan anak memiliki kuku
yang kotor dan enggan untuk
dipotong

Menunjukkan upaya
peningkatan status kesehatan
yang minimal

 anak tidak mengetahui


cara mencuci tangan
dengan benar.
 Anak tidak bisa
melakukan cuci tangan
yang benar.
REMAJA
Data Subjektif: Data Subjektif: Perilaku
Tidak tersedia Tidak tersedia kesehatan
Data Objektif: Data Objektif: cenderung
1. Menunjukkan 1. Gagal mencapai beresiko b.d
penolakan terhadap pengendalian yang pemiilihan gaya
perubahan status optimal hidup yang tidak
kesehatan - Sebanyak 64,3% dari 56 sehat (merokok dan
- Berdasarkan hasil jumlah remaja didapatkan bergadang) pada
survey kepada 56 bahwa remaja merokok keluarga yang
remaja didapatkan lebih dari satu batang per memiliki remaja di
sebanyak 48,2 % hari. komunitas RW 01
remaja memiliki - sebanyak 84,2 %. remaja (D. 0099)
kebiasaan menggunak gadget lebih
bergadang. 52,6% dari 4 jam dalam sehari.
remaja
menggunakan
gadget untuk
bermain game
online dan
terbanyak pada
malam hari yaitu
73,7 % yang
membuat remaja
bergadang.
- Sebanyak 30,4%
remaja memiliki
kebiasaan merokok
yang sebagian besar
dipengaruhi oleh
lingkungan
2. Gagal melakukan
tindakan pencegahan
masalah kesehatan
- Remaja banyak
yang kecanduan
gadget yang
membuat remaja
bergadang dimalam
hari sehingga remaja
memiliki kebiasaan
yang tidak sehat.
- Sebanyak remaja
menggunakan
gadget lebih dari 4
jam dalam sehari
dan gadget banyak
digunakan untuk
bermain game
online.
- Penyebab utama
remaja merokok
sebanyak 46,4%
merupakan
pengaruh
lingkungan.

DEWASA
Data Subjektif : Data Subjektif : Manajemen
1. Mengungkapkan Tidak ada kesehatan tidak
kesulitan dalam efektif
menjalani program Data Objektif : berhubungan
perawatan / pengobatan Tidak ada dengan
 Dari anggota agregat dewasa ketidakefektifan
di RW 01 yang berjumlah pola perawatan
124 orang, lebih dari kesehatan pada
separuh anggota agregat agregat dewasa di
dewasa mengatakan bahwa Komunitas RW 01,
meminum obat apabila Kelurahan Pisang
sudah terasa gejala yang (D.0116)
tidak enak pada badannya
seperti merasa sakit kepala
atau pusing serta meganggu
aktivitas sehari – hari.
 Sebagian besar penderita
hipertensi tersebut masih
sering memakan makanan
bersantan, berlemak dan
mengandung garam yang
tinggi.

Data Objektif :
1. Gagal melakukan
tindakan untuk
mengurangi faktor risiko
 Dari anggota agregat dewasa
di RW 01 yang berjumlah
124 orang, sebagian besar
anggota agregat dewasa
dengan hipertensi tidak
melakukan pemeriksaan
rutin terhadap penyakitnya.
 Sebagian besar penderita
hipertensi tersebut tidak
melakukan diet dengan baik.

2. Gagal menerapkan
program perawatan /
pengobatan dalam
kehidupan sehari-hari
 Dari anggota agregat
dewasa di RW 01 yang
berjumlah 124 orang,
Sebagian besar anggota
agregat dewasa dengan
hipertensi tidak melakukan
pemeriksaan tekanan darah
secara rutin ke fasilitas
kesehatan karena sibuk
dengan rutinitas sehari –
hari.
 Dari anggota agregat
dewasa di RW 01 yang
berjumlah 124 orang,
sebagian besar anggota
agregat dewasa melakukan
istirahat dan tidur serta
hanya minum obat yang
dibeli sendiri di warung
untuk mengurangi sakit
yang dirasakan
 Sebagian besar anggota
agregat dewasa laki – laki
di lingkungan RW 01
memiliki kebiasaan
merokok dan minum kopi.

LANSIA
Data Subjektif Data Subjektif : Manajemen
1. Mengungkapkan Tidak tersedia kesehatan tidak
kesulitan dalam efektif
menjalani program Data Objektif : berhubungan
perawatan/pengobatan Tidak tersedia dengan
Sebagian besar (55%) ketidakefektifan
lansia mengatakan pola perawatan
kesulitan dalam mematuhi kesehatan pada
diet hipertensi yang lansia (D.0116)
dianjurkan dikarenakan
kebiasaan konsumsi
makanan yang berlemak
dan sulit untuk mengurangi
garam saat masak karena
mengurangi rasa dari
masakan.

Data objektif :
1. Gagal melakukan
tindakan untuk
mengurangi faktor resiko
 Hampir seluruh (87,5%)
lansia mengatakan tidak
rutin melakukan senam
lansia.
 Sebagian besar (68,8%)
lansia tidak ada melakukan
pengukuran tekanan darah

2. Gagal menerapkan
program
perawatan/pengobatan
 Sebagian kecil (18,8 %)
lansia masih merokok dan
mengkonsumsi kopi
 Sebagian kecil (9,4%)
lansia tidak makan teratur.

3. Aktivitas hidup sehari


hari tidak efektif untuk
memenuhi tujuan hidup
 Hampir seluruh lansia
(87,5%) mengatakan tidak
rutin melakukan senam
lansia
 Sebagian kecil (9,4%)
lansia tidak makan teratur

IBU HAMIL
Data Subjektif : Data Subjektif : Kesiapan
Mengekspresikan keinginan Tidak tersedia peningkatan
untuk mengelola masalah manajemen
kesehatan dan Data Objektif : kesehatan
pencegahannya. 1. Tidak ditemukan adanya
 Ibu hamil mengetahui gejala masalah kesehatan ditandai dengan
nutrisi yang penting atau penyakit yang tidak pilihan hidup yang
untuk dipenuhi selama terduga tepat untuk
kehamilan namun sering Tidak adanya keluhan memenuhi tujuan
lupa untuk kesehatan pada ibu hamil saat program kesehatan
menerapkannya dalam dilakukan wawancara dengan rutin
kehidupan sehari-hari melakukan
 Dari 3 ibu hamil pemeriksaan
Seluruh (100%) ibu kehamilan dan
belum melakukan tidak ditemukan
imunisasi TT. adanya gejala
masalah kesehatan
Data Objektif :
(D.0112).
Pilihan hidup sehari-hari
tepat untuk memenuhi tujuan
program kesehatan.
 Ibu hamil rutin
melakukan pemeriksaan
kehamilan sebulan
sekali ke puskesmas.
G. Rencana Asuhan Keperawatan

No DIAGNOSA LUARAN INTERVENSI


KEPERAWATAN
Bayi dan Balita
1. Pemeliharan 1. Pemeliharaan Kesehatan (L.12106) a. Edukasi Kesehatan (I.12383)
Kesehatan Tidak
Setelah dilakukan intervensi 1. Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima
Efektif berhubungan
keperawatan maka pemeliharaan informasi
dengan
kesehatan meningkat dengan kriteria 2. Identifikasi faktor-faktor yang dapat meningkatkan
ketidakadekuatan
hasil: dan menurunkan motivasi perilaku sehat.
pemahaman pada
3. Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
keluarga yang
 Menunjukkan pemahamam perilaku tentang Imunisasi
memiliki bayi/balita
sehat cukup meningkat (2 menjadi 4. Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
di RW 001 (D.0117)
4). 5. Berikan kesempatan untuk bertanya
6. Jelaskan faktor risiko yang dapat mempengaruhi
kesehatan
7. Ajarkan perilaku sehat
8. Ajarkan strategi untuk meningkatkan pemeliharaan
kesehatan
9. Anjurkan menggunakan fasilitas kesehatan
10. Berikan pujian dan dukungan terhadap usaha positif
dan pencapaiannya

b. Promosi Perilaku Upaya Kesehatan (I. 12472)


 Identifikasi perilaku upaya kesehatan yang dapat
ditingkatkan
 Berikan lingkungan yang mendukung kesehatan
 Orientasi pelayanan kesehatan yang dapat
dimanfaatkan
 Anjurkan menimbang balita setiap bulan

ANAK USIA SEKOLAH


1. Perilaku Kesehatan a. Perilaku Kesehatan (L.12107) a. Promosi Perilaku Upaya Kesehatan (I. 12472)
Cenderung Berisiko
Setelah dilakukan intervensi Observasi :
berhubungan dengan
keperawatan maka perilaku kesehatan
pemilihan gaya hidup
 Identifikasi perilaku upaya kesehatan yang dapat
membaik dengan kriteria hasil:
tidak sehat (Tidak rutin
ditingkatkan
sarapan dan jajan  Kemampuan melakukan tindakan
sembarangan di pencegahan masalah kesehatan Terapeutik
sekolah) pada keluarga cukup meningkat (2 menjadi 4)
 Berikan lingkungan yang mendukung Kesehatan
yang memiliki anak  Kemampuan peningkatan kesehatan
usia sekolah di cukup meningkat (2 menjadi 4).  Orientasi pelayanan kesehatan yang dapat
KOMUNITAS RW  Pencapaian pengendalian kesehatan
dimanfaatkan
001 cukup meningkat (2 menjadi 4)

Edukasi

 Anjurkan mencuci tangan dengan air bersih dan sabun

b. Edukasi Kesehatan (I.12383)

Observasi
 Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima
informasi
 Identifikasi faktor-faktor yang dapat meningkatkan
dan menurunkan motivasi perilaku hidup bersih dan
sehat

Terapeutik
 Sediakan materi dan media pendidikan Kesehatan
 Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
 Berikan kesempatan untuk bertanya

Edukasi
 Jelaskan faktor resiko yang dapat mempengaruhi
kesehatan
 Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat

REMAJA
1. Perilaku Kesehatan a. Perilaku Kesehatan (L.12107) a. Promosi Perilaku Upaya Kesehatan (I. 12472)
Cenderung Berisiko Setelah dilakukan intervensi Observasi :
berhubungan dengan keperawatan maka perilaku kesehatan  Identifikasi perilaku upaya kesehatan yang dapat
pemilihan gaya hidup membaik dengan ditingkatkan
tidak sehat (merokok Terapeutik
dan bergadang Kriteria Hasil:  Berikan lingkungan yang mendukung kesehatan
bermain gadget) pada 1. Kemampuan melakukan tindakan
 Orientasi pelayanan kesehatan yang dapat
keluarga yang pencegahan masalah kesehatan
dimanfaatkan
memiliki remaja di cukup meningkat (4)
Edukasi
KOMUNITAS RW 2. Kemampuan peningkatan kesehatan
 Anjurkan melakukan aktivitas fisik setiap hari
01 cukup meningkat (4).
 Anjurkan untuk melakukan kebiasaan yang
3. Pencapaian pengendalian kesehatan
sehat.
cukup meningkat (4)

b. Dukungan Berhenti Merokok (I.01001)


Observasi
 Identifikasi keinginan berhenti merokok
 Identifikasi upaya berhenti merokok Terapeutik
 Diskusikan motivasi penghentian merokok
 Diskusikan kesiapan perubahan gaya hidup
 Lakukan pendekatan psikoedukasi untuk mendukung
dan membimbing upaya berhenti merokok Edukasi
 Jelaskan efek langsung berhenti merokok
 Jelaskan berbagai intervensi dengan farmakologis (mis.
Terapi penggantian nikotin)
DEWASA
1. Manajemen 2. Manajemen Kesehatan (L.12104) a. Edukasi Kesehatan (I.12383)
Kesehatan Tidak Setelah dilakukan intervensi Observasi
Efektif berhubungan keperawatan maka manajemen  Identifikasi kesiapan dan kemampuan masyarakat
dengan kesehatan meningkat dengan kriteria dalam menerima informasi tentang penyakit
ketidakefektifan pola hasil: hipertensi.
perawatan kesehatan  Verbalisasi kesulitan dalam  Identifikasi faktor-faktor yang dapat meningkatkan
pada agregat dewasa menjalani program perawatan / dan menurunkan motivasi perilaku hidup sehat pada
di Komunitas RW 01, pengobatan cukup menurun. penderita hipertensi.
Kelurahan Pisang Terapeutik
(D.0116)  Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
tentang Hipertensi.
 Jadwalkan pendidikan kesehatan tentang hipertensi
sesuai kesepakatan masyarakat di RW 01.
 Berikan kesempatan untuk bertanya kepada
masyarakat di RW 01 yang mengikuti penyuluhan.
Edukasi
 Jelaskan faktor risiko yang dapat mempengaruhi
kesehatan khususnya tentang penyakit hipertensi.
 Ajarkan perilaku hidup sehat pada masyarakat di RW
01.
 Ajarkan strategi yang dapat digunakan untuk
pencegahan dan penanganan hipertensi.

b. Promosi Perilaku Upaya Kesehatan (I. 12472)


Promotif
Observasi
 Identifikasi perilaku upaya kesehatan yang dapat
ditingkatkan pada masyarakat di RW 01.
Terapeutik
 Berikan lingkungan yang mendukung peningkatan
kesehatan pada masyarakat di RW 01.
 Orientasi pelayanan kesehatan yang dapat
dimanfaatkan (Skrining Kesehatan) dari puskesmas
atau pelayanan fasilitas kesehatan lainnya.
Edukasi
 Anjurkan masyarakat untuk tidak merokok di dalam
rumah.
 Anjurkan masyarakat untuk makan sayur dan buah
setiap hari.
 Anjurkan masyarakat untuk melakukan aktivitas fisik
setiap hari.
LANSIA
1. Manajemen b. Manajemen Kesehatan (L.12104) a. Edukasi kesehatan (I.12383)
Kesehatan Tidak Setelah dilakukan intervensi Observasi
Efektif berhubungan keperawatan diharapkan manajemen  Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima
dengan kesehatan meningkat dengan kriteria informasi mengenai hipertensi
ketidakefektifan pola hasil :  Identifikasi faktor-faktor yang dapat meningkatkan
perawatan kesehatan 1. Verbalisasi kesulitan dalam dan menurunkan motivasi perilaku hidup sehat
pada lansia di RW 01 menjalani program Terapeutik
(D.0116) perawatan/pengobatan hipertensi  Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
dari cukup meningkat (2) menjadi mengenai hipertensi
cukup menurun (4).  Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
2. Melakukan tindakan untuk  Berikan kesepakatan untuk bertanya
mengurangi faktor risiko hipertensi
 Mengadakan senam untuk lansia
dari cukup menurun (2) menjadi
Edukasi
cukup meningkat (4)
 Jelaskan faktor resiko yang dapat mempengaruhi
kesehatan
 Ajarkan perilaku hidup sehat
 Ajarkan strategi yang dapat digunakan untuk
meningkatkan perilaku hidup sehat
IBU HAMIL
2. Kesiapan a. Manajemen kesehatan (L.12104) a. Edukasi Kesehatan (I.12383)
peningkatan Setelah dilakukan intervensi Preventif
manajemen keperawatan maka pemeliharaan  Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima
kesehatan ditandai kesehatan meningkat dengan kriteria informasi
dengan pilihan hidup hasil:  Identifikasi faktor-faktor yang dapat meningkatkan dan
yang tepat untuk  Melakukan tindakan untuk menurunkan motivasi perilaku sehat.
memenuhi tujuan mengurangi faktor risiko, cukup  Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
program kesehatan meningkat (2 menjadi 4) tentang Imunisasi
dengan rutin  Menerapkan program perawatan,  Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
melakukan meningkat (2 menjadi 4)  Berikan kesempatan untuk bertanya
pemeriksaan  Verbalisasi kesulitan dalam  Jelaskan faktor risiko yang dapat mempengaruhi
kehamilan dan tidak menjalani program perawatan, kesehatan
ditemukan adanya cukup menurun (2 menjadi 4).  Ajarkan perilaku sehat
gejala masalah  Ajarkan strategi untuk meningkatkan pemeliharaan
kesehatan (D.0112). kesehatan
 Anjurkan menggunakan fasilitas kesehatan
 Berikan pujian dan dukungan terhadap usaha positif
dan pencapaiannya
b. Promosi Perilaku Upaya Kesehatan (I. 12472)
Promotif
● Identifikasi perilaku upaya kesehatan yang dapat
ditingkatkan
● Berikan lingkungan yang mendukung kesehatan
● Orientasi pelayanan kesehatan yang dapat
dimanfaatkan untuk mengupgrade penegtahuan
tentang kehamilan
a. Anjurkan untuk memenuhi kebutuhan gizi ibu hamil yang
telah tersedia pada poster.
H. Plan Of Action (POA)

MASALAH PENANGGUN
KEGIATAN TUJUAN SASARAN WAKTU TEMPAT
KESEHATAN G JAWAB
Bayi dan Balita
Pemeliharan Memberikan Menunjukkan pemahaman Orangtua Posyandu  Sri Dewi
Kesehatan tidak pendidikan kesehatan tentang program dan bayi/balita di lansia di Fatimah
efektif tentang imunisasi perilaku hidup sehat komunitas RW 001  Devi Rizky
berhubungan dengan C’22 Oktafima
berhubungan dengan
imunisasi sesuai dengan Putri
ketidakadekuatan
edukasi yang telah  Fiza Isolpia
pemahaman pada
diberikan
keluarga yang
memiliki bayi/balita
di komunitas C’22

Usia Sekolah
Perilaku kesehatan Mengajarkan cara cuci Menunjukkan pemahaman Orangtua Dimesjid  Sri Dewi
cenderung beresiko tangan 6 langkah yang tentang cara cuci tangan 6 bayi/balita di dan Fatimah
b.d pemilihan gaya benar dan memberikan langkah yang benar dan komunitas Mushalla  Devi Rizky
hidup tidak edukasi mengenai cuci jajanan yang sehat untuk C’22 yang Oktafima
sehat(tidak rutin tangan 6 langkah yang anak usia sekolah bertempat Putri
sarapan dan jajan benar serta edukasi di wilayah  Fiza Isolpia
sembarangan jajanan yang sehat
disekolah) pada untuk anak usia sekolah RW 001
keluarga yang
memiliki anak usia
sekolah di komunitas
C’22

Remaja
Perilaku kesehatan  Memberikan Menunjukkan pemahaman Remaja di Dimesjid  Dina Annisa
cenderung berisiko pendidikan tentang program dan Community dan Utami
berhubungan kesehatan perilaku sehat C’22 Mushalla  Syafrida
dengan pemilihan tentang yang Wulandari
gaya hidup tidak bergadang dan bertempat
sehat (merokok dan bermain gadget di wilayah
bergadang) pada yang berlebihan, RW 01
keluarga yang yaitu tentang
memiliki remaja di dampak yang
Community C’22 ditimbulkan
untuk kesehatan
dan pendidikan
dengan tema
“Remaja sehat
dengan bijak
penggunaan
gadget”
 Memberikan
pendidikan
kesehatan
tentang rokok,
yaitu :
pengertian,
bahaya, cara,
langkah berhenti
merokok dengan
tema “Bahaya
merokok bagi
kesehatan”
Agregat Dewasa
Manajemen  Melakukan Verbalisasi kesulitan Dewasa di Mesjid di  Miftah
Kesehatan Tidak pemeriksaan dalam menjalani program Community RT 01 / Huljanah
Efektif berhubungan kesehatan yaitu cek perawatan / pengobatan C’22 RW 01  Ulfha Putri
dengan tekanan darah, cek menurun Rahmi
ketidakefektifan pola gula darah, asam
perawatan kesehatan urat dan kolesterol.
pada agregat dewasa
 Memberikan
di Community C’22
edukasi kesehatan
mengenai diet
hipertensi, asam
urat, kolesterol dan
pentingnya
mematuhi diet serta
melakukan aktivitas
fisik dalam upaya
mengontrol penyakit
tersebut.

Agregat Lansia
Manajemen  Melakukan Verbalisasi kesulitan Lansia di RW Mesjid  Tesa Sedana
kesehatan tidak pemeriksaan dalam menjalani program 01 Al-islah  Isra
efektif berhubungan kesehatan yaitu cek perawatan/ pengobatan Rizantiva
dengan tekanan darah pada hipertensi menurun
ketidakefektifan pola lansia
perawatan kesehatan
 Memberikan
pada lansia
edukasi kesehatan
mengenai diet
hipertensi dan
pentingnya
mematuhi diet
hipertensi dan
melakukan aktivitas
fisik dalam upaya
mengontrol
hipertensi

 Melakukan senam
lansia

Agregat Ibu Hamil


Kesiapan Memberikan Menunjukkan pemahaman Ibu Hamil di Rumah  Sri Dewi
Peningkatan pendidikan kesehatan tentang perubahan RW 001 Ibu Hamil Fatimah
Manajemen dalam bentuk poster fisiologis yang terjadi pada Indarung,  Devi Rizky
Kesehatan ditandai tentang perubahan ibu hamil, nutrisi yang Oktafima
dengan pilihan hidup fisiologis yang terjadi harus di penuhi ibu hamil Padang Putri
yang tepat untuk pada ibu hamil, nutrisi dan persiapan yang harus  Fiza Isolpia
memenuhi tujuan yang harus di penuhi dilakukan ibu hamil yang
program kesehatan ibu hamil dan persiapan akan memasuki trimester 3
dengan rutin yang harus dilakukan
melakukan ibu hamil yang akan
pemeriksaan memasuki trimester 3.
kehamilan dan tidak
ditemukan adanya
gejala masalah
kesehatan
DAFTAR PUSTAKA

Surahman, Sudibyo Supardi. 2016. Ilmu Kesehatan Masyarakat PKM. Jakarta Selatan.

Siti Nur Kholifah, Ns. Wahyu Widagdo. 2016. Keperawatan Keluarga Dan Komunitas. Jakarta
Selatan.

Anda mungkin juga menyukai