Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN KASUS AN.

P DENGAN DM TYPE 1

Disusun untuk Memenuhi Tugas Profesi Keperawatan Anak

DISUSUN OLEH:

ULFHA PUTRI RAHMI

2141312122

KELOMPOK C

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS ANDALAS

2022
LAPORAN KASUS

Ruang : HCU

Tanggal Praktek : 03 - 07 Juni 20222

Tanggal Pengkajian : 05 Juni 2022

Tanggal Klien MRM : 05 Juni 2022

No. Rekam Medis : 01.09.95.06

1. IDENTITAS PASIEN
Nama anak : Anak P
BB/ TB : 38kg/ 159cm
TTL/ usia : 04 – 07 – 2010/ 11tahun 11bulan
Pendidikan anak : sekolah dasar
Anak ke :1
Nama ibu : Ny. N
Pekerjaan : IRT
Pendidikan : S1
Alamat : Solok
Diagnosa medis : Diabetes Melitus type 1+ KAD

2. KELUHAN UTAMA
Keluarga mengatakan anak muntah sejak 1 hari sebelum masuk RS, dengan frekuensi
15x, muntah dialami pasien setelah makan dan minum. Jumlah muntah cukup banyak sekitar
½ - 1 gelas aqua gelas. Muntahan biasanya berupa makanan yang sebelumnya dimakan. Pada
saat pengkajian anak mengatakan malas makan dan nafsu makan menurun.
3. RIWAYAT KEHAMILAN DAN KELAHIRAN
1) Prenatal
- HPHT : ibu mengatakan sudah tidak
mengingatnya lagi
- Pemeriksaan kehamilan : bidan

- Frekuensi ; ibu mengatakan setiap bulan


memeriksakan kehamilan
- Masalah waktu hamil : Mual dan muntah saat awal
hamil tapi tidak ada masalah
dengan nafsu makan.
- Sikap ibu terhadap kehamilan : ibu mengatakan sangat senang
dengan kehamilannya
dikarenakan anak pertama
- Emosi ibu saat hamil : emosi ibu terkontrol saat
kehamilan
- Obat – obatan yang digunakan : tablet Fe, vitamin

- Riwayat rokok : tidak ada

- Riwayat alkohol : tidak ada

2) Intranatal
- BBL/ PBL : 3700gr/ 41cm

- Usia gestasi saat lahir : 38 – 39 minggu

- Tempat persalinan : bidan di Solok

- Penolong persalinan : Bidan

- Penyakit persalinan : tidak persalinan

- Jenis persalinan : pervagina

- Masalah persalinan : tidak ada


3) Postnatal
Ny. N mengatakan bayi langsung menangis pada saat lahir, dalam keadaan sehat, dan
tidak ada anggota tubuh yang kurang. Tidak ada penyakit yang timbul ketika An. P lahir.

4. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG


Pada saat pengkajian anak tampak pucat, lemah, anak demam. Pada saat pengkajian anak
terpasang monitor dan juga infus pada tangan sebelah kiri. Keluarga mengatakan anak
muntah sejak 1 hari sebelum masuk RS, dengan frekuensi 15x, muntah dialami pasien setelah
makan dan minum. Jumlah muntah cukup banyak sekitar ½ - 1 gelas aqua gelas. Muntahan
biasanya berupa makanan yang sebelumnya dimakan. Pada saat pengkajian anak mengatakan
malas makan dan nafsu makan menurun. TD : 90/70, Nadi : 88, S : 38,1, Saturasi : 100%.

5. RIWAYAT KESEHATAN DAHULU


Keluarga telah mengetahui pasien DM type 1 sejak 2 tahun yang lalu, mendapat insulin basal
bolus novorapid dan levemir. Anak tidak patuh suntik, anak menangis dan merengek
mengeluh sakit disuntik. Pasien pernah di rawat di RSUP M. Djamil 1 tahun yang lalu
dengan KAD.

6. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA


Keterangan : merah yang tinggal serumah (pasien tinggal bersama kedua orang tua, adik dan
neneknya

7. RIWAYAT TUMBUH KEMBANG

a. Kemandirian dan bergaul

Sebelum sakit anak mampu melakukan aktivitas secara mandiri dan dapat bermain
dengan teman sebayanya serta dengan adek adeknya.

b. Motorik Kasar

Sebelum sakit anak mampu melakukan aktivitas sehari hari secara mandiri, tumbuh
kembang anak sesuai dengan umurnya.

c. Motorik Halus

Sebelum sakit anak sudah mampu melakukan aktivitas secara mandiri dan tidak ada
masalah pada tumbuh kembang anak.

d. Kognitif dan Bahasa

Anak mampu berbahasa indonesia dan mampu memahami percakapan dengan orang lain.

e. Psikososial

Sebelum sakit anak dapat bersosialisasi dengan teman sekolah dan anak memiliki teman
disekitar rumah serta anak mengikuti kegiatan diarea sekitar rumah.

8. RIWAYAT SOSIAL
1. Yang mengasuh klien
Ayah, ibu dan nenek dari si anak
2. Hubungan dengan anggota keluarga
Keluarga mengatakan hubungan anak dengan anggota keluarga sangat baik.
3. Hubungan dengan teman sebaya
Anak memiliki teman sebaya dan berhubungan baik dengan teman temannya.
4. Pembawaan secara umum
Keluarga mengatakan jika anak dirumah anak pembawaannya seperti anak pada
umumnya, tidak tegang, santai dan ceria.
5. Lingkungan rumah
Ibu mengatakan lingkungan rumah cukup aman dikarenakan sekitar rumah ramai dengan
rumah rumah warga lainya

9. PEMERIKSAAN FISIK
a. Keadaan umum
a. Kesadaran : compos mentis
b. Suhu : 36,7
c. Nadi : 86x/i
d. Pernafasan : 18x/i
e. TB : 159cm
f. BB : 38kg
b. Kepala
a. Lingkar kepala : 51cm
b. Rambut
- Kebersihan : rambut anak dalam keadaan bersih
- Warna : hitam
- Tekstur : tekstur rambut anak sedikit berminyak
- Distribusi : merata
- Kuat/ mudah dicabut : rambut anak kuat
c. Mata
- Simetris : mata anak simetris kiri dan kanan
- Sclera : tidak ikterik
- Konjungtiva : tidak anemis
- Palpebra : normal
- Pupil : isokor, ukuran dan bentuk normal
- Reaksi cahaya : +
d. Telinga
- Simetris : telinga anak simetris kanan dan kiri
- Serumen : terdapat serumen pada telinga anak
- Pendengaran : pendengaran anak normal dan baik
e. Hidung
- Septum simetris : hidung anak simetris
- Sekret : tidak ada secret
- Polip : tidak terdapat polip pada hidung anak
f. Mulut
- Kebersihan : bersih
- Warna bibir : pucat
- Kelembapan : kering
- Lidah : tidak ada masalah
g. Gigi
Lengkap tapi ada yang berlubang
h. Leher
- Kelenjer Getah Bening : tidak terlihat dan teraba adanya pembengkakan
- Kelenjer Tiroid : tidak terlihat dan teraba adanya pembengkakan
- JVP : tidak terpasang CVP
i. Jantung
- Inspeksi : inspeksi jantung normal
- Palpasi : palpasi jantung normal
- Auskultrasi : reguler
j. Paru-paru
- Inspeksi : paru-paru anak simetris kanan kiri
- Palpasi : tidak ada pembengkakan
- Perkusi : sonor
- Auskultasi : tidak terdapat bunyi nafas tambahan
k. Abdomen
- Inspeksi : tidak ada tanda asites
- Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
- Perkusi : Tympani
- Auskultrasi : bising usus normal
l. Ekstremitas
- Kekuatan tonus otot
5555 5555

5555 5555
- Refleks : baik
m. Genetalia : tidak terdapat kelainan
n. Kulit
- Warna : kuning langsat
- Tugor kulit : baik
- Integritas : baik
- Elastisitas : baik
o. Pemeriksaan neurologis
Tidak terdapat kelaianan pada pemeriksaan neurologis pada anak

10. PEMERIKSAAN PERTUMBUHAN


- Tinggi badan : 159 cm
- Berat badan : 38 kg
- IMT : 15 ( kategori kurang BB)

11. PEMERIKSAAN PSIKOSIAL


-
12. PEMERIKSAAN CAIRAN
Intake :
Parenteral : DC ¼ NS 4800cc/ 48 jam
Peroral : 1,5 liter/ 24 jam
Output :
BAK : 3 liter dalam 24 jam
BAB : 250 cc dalam 24 jam
IWL : IWL/24 jam = 614/ 24 jam
Intake-output = 3900cc – (3864) = -36 cc

13. PEMERIKSAAN SPIRITUAL


Anak dirumah melaksanakan sholat, saat dirumah sakit anak sering meninggalkan sholat
dikarenakan ketidakmampuan anak untuk melakukan aktivitas secara mandiri.
14. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Darah : 4 Juni 2022

PEMERIKSAAN HASIL SATUAN NILAI RUJUKAN

KIMIA KLINIK
Glukosa darah 234 Mg/Dl 60 – 100

Kalsium 10.40 Mg/Dl 6.7 – 10.7

Elektrolit serum (Na-K-Cl)


Natrium (Na) 139.0 mEq/L 135 – 145

Kalium (K) 4.4 mEq/L 3.5 – 5.5

Klorida (Cl) 104.3 mEq/L 98 – 108

URINALISA
Urine Lengkap
Makroskopik

Warna Kuning Kuning muda jernih

Blood (UL) Negatif Negatif

Bilirubin Negatif Negatif

Urobilinogen 1 EU 1

Keton 3+ Negatif

Protein Negatif Negatif

Nitrit Negatif Negatif

Glukosa 2+ Negatif

Ph 6.00 4.6 – 8.5

Berat jenis 1.025 1.003 – 1.029

Sedimen urin
Eritrosit 1–2 /LPB 0–4

Silinder Negatif Negatif

Lekosit 2–4 /LPB 0–3


Kristal Negatif Negatif

Epitel 1–3 /LPK 0–1

15. KEBUTUHAN DASAR SEHARI-HARI


Jenis
No Sebelum sakit Saat sakit
Kebutuhan
1 Makan
Anak makan 3x sehari dengan Anak makan 3x sehari dengan porsi
porsi habis sedikit, anak mengatakan tidak
nafsu makan, namun mengusahakan
untuk makan
2 Minum Anak minum 2 liter dalam sehari Anak minum 1,5 liter dalam
sehari, anak mengurangi jumlah
minum karna sering BAK
3 Tidur Anak tidur pukul 10 malam hingga Anak lebih banyak tidur saat
5 pagi setiap hari dirumah sakit baik pagi, siang
maupun malam

4 Mandi
Anak mandi 2x dalam sehari pada Anak mandi sekali dalam sehari
pagi dan sore pada waktu pagi
5 Eliminasi Anak buang air besar sekali dalam Anak buang air besar sekali dalam
sehari dengan konsistensi lunak sehari dengan konsistensi lunak
sebanyak 250cc, Sedangkan sebanyak 300cc, sedangkan buang
buang air kecil anak sebanyak 6x air kecil sebanyak 10x dalam sehari
dalam sehari sebanyak 50cc/ jam 250cc/jam
6 Bermain Anak bermain bersama teman
Anak tidak dapat bermain saat
teman sebanyanya serta bersama
sakit.
adiknya.
16. RINGKASAN RIWAYAT KEPERAWATAN
Anak usia 11 tahun 11 bulan dirawat di ruang HCU Anak. Pada saat pengkajian anak
tampak pucat, lemah, anak demam. Pada saat pengkajian anak terpasang monitor dan juga
infus pada tangan sebelah kiri. Keluarga mengatakan anak muntah sejak 1 hari sebelum
masuk RS, dengan frekuensi 15x, muntah dialami pasien setelah makan dan minum. Jumlah
muntah cukup banyak sekitar ½ - 1 gelas aqua gelas. Muntahan biasanya berupa makanan
yang sebelumnya dimakan. Pada saat pengkajian anak mengatakan malas makan dan nafsu
makan menurun. Sebelum sakit anak tidur pada malam hari selama 8 jam sedangkan selama
sakit anak sering tidur dikarenakan badan terasa lemah dan sering merasa mengantuk dengan
frekuensi 10 jam pada malam siang dan pagi hari. Sebelum sakit anak mandi 2x sehari pada
pagi dan sore hari, pada saat dirumah sakit anak mandi 1x sehari pada pagi hari dan dibantu
oleh keluarga ke kamar mandi. TD : 90/70, Nadi : 88, S : 38,1, Saturasi : 100%. BB anak :
38kg, TB anak : 159cm, IMT anak : 15 (kurang berat badan).

17. ANALISA DATA

NO DATA PATOFISIOLOGI MASALAH


1. Data Subjektif Reaksi autoimun Ketidakstabilan kadar
- An. P mengatakan glukosa darah b.d
badan terasa lelah dan DM type 1 Hiperglikemi
lesu
Data Objektif
Sel beta pancreas hancur
- Kadar glukosa darah
an. P 234:
Defisiensi insulin

Kenaikan/ penurunan kadar


gula darah

2. Data Subjektif Reaksi autoimun Risiko perfusi perifer


- An. P mengatakan tidak efektif b.d
badan terasa lemah hiperglikemia
- An. P mengatakan DM type 1
mengalami penurunan
nafsu makan, malas Sel beta pancreas hancur
makan
Data Objektif
Defisiensi insulin
- Kadar glukosa darah
an. P 234
Penurunan pemakaian
glukosa

Hiperglikemi

Viskositas darah meningkat

Aliran darah melambat

Iskemik jaringan

Risiko perfusi perifer tidak


efektif

3. Data Subjektif Reaksi autoimun Defisit Nutrisi b.d


- An. P mengatakan Ketidakmampuan
tidak nafsu makan DM type 1 mengarbsorbsi nutrien

Data Objektif
- Berat badan an. P 38 Sel beta pancreas hancur
kg
- Tinggi badan an. P 159 Defisiensi insulin
cm
- IMT an. P 15 (kategori
kurang berat badan) Metabolisme protein
menurun

BB kurang

Defisit nutrisi

18. DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Ketidakstabilan kadar glukosa darah b.d Hiperglikemi
2. Risiko perfusi perifer tidak efektif b.d hiperglikemia
3. Defisit Nutrisi b.d Ketidakmampuan mengarbsorbsi nutrien
19. ASUHAN KEPERAWATAN

NO DIAGNOSA LUARAN INTERVENSI


1. Ketidakstabilan kadar glukosa Kestabilan kadar glukosa darah (L.03022) Manajemen hiperglikemia (I.03115)
darah b.d Hiperglikemi Setelah diberikan intervensi 1 x 24jam, Observasi :
kadar glukosa darah berada pada rentang 1. Identifikasi kemungkinan penyebab
normal. hiperglikemia
Kriteria hasil : 2. Identifikasi situasi yang
1. Kesadaran meningkat menyebabkan kebutuhan insulin
2. Pusing menurun meningkat (mis. Penyakit

3. Lelah/ lesu menurun kambuhan)

4. Kadar glukosa dalam darah membaik 3. Monitor kadar glukosa darah, jika
perlu
5. Kadar glukosa dalam urin membaik
4. Monitor tanda dan gejala
hiperglikemia (mis. Poliuria,
polidipsia, polifagia, kelemahan,
malaise, pandangan kabur, sakit
kepala)
5. Monitor intake dan output cairan
Terapeutik :
1. Berikan asupan cairan oral
2. Fasilitasi ambulasi jika ada hipotensi
ortostatik
Edukasi :
1. Anjurkan monitor kadar glikosa
darah secara mandiri
2. Ajarkan pengelolaan diabetes (mis.
Penggunaan insulin, obat oral,
monitor asupan cairan, penggantian
karbohidrat, dan bantuan profesional
kesehatan)
Kolaborasi :
1. Kolaborasi pemberian cairan IV,
jika perlu
2. Risiko perfusi perifer tidak Perfusi perifer (L. 02011) Perawatan sirkulasi (I. 14570)
efektif b.d hiperglikemia Setelah diberikan intervensi 1 x 24jam, Observasi :
perfusi perifer meningkat 1. Identifikasi kondisi umum (mis.
Kriteria hasil : Tekanan darah, pernafasan dan suhu
1. Warna kulit pucat menurun tubuh, tingkat nyeri, tanggal

2. Kelemahan otot menurun sirkumsisi)


Terapeutik :
3. Akral membaik
1. Terapkan teknik aseptik selama
4. Tugor kulit membaik merawat luka sirkumsisi
2. Terapkan atraumatik care pada
pasien anak-anak
Edukasi :
1. Jelaskan prosedur yang dilakukan
Kolaborasi :
1. Kolaborasi pemberian antibiotik,
jika perlu
2. Kolaborai pemberian analgetik, jika
perlu

3. Defisit Nutrisi b.d Status nutrisi (L.030330) Manajemen nutrisi (I.03119)


Ketidakmampuan mengarbsorbsi Setelah diberikan intervensi 1 x 24jam, Observasi :
nutrien status nutrisi membaik 1. Identifikasi status nutrisi

Kriteria hasil : 2. Identifikasi kebutuhan kaloridan

1. Porsi makanan yang dihabiskan jenis nutrien

meningkat 3. Monitor asupan makanan

2. Verbalisasi keinginan untuk 4. Monitor BB


meningkatkan nutrisi meningkat 5. Monitor hasil pemeriksaan
3. Perasaan cepat kenyang menurun laboratorium

4. BB membaik Terapeutik :
1. Lakukan OH sebelum makan
5. IMT membaik 2. Berikan suplemen makan
6. Frekuensi makan membaik Edukasi :
1. Ajarkan diet yang diprogramkan
20. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
Hari 1

NO DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI


1. Ketidakstabilan kadar glukosa 1. Mengidentifikasi kemungkinan S :
darah b.d Hiperglikemi penyebab hiperglikemia - keluarga mengatakan kadar glukosa
2. Mengidentifikasi situasi yang darah an. P masih tinggi
menyebabkan kebutuhan insulin - an. P mengatakan sudah mampu
meningkat untuk memeiriksa gula darahnya
3. Memonitor kadar glukosa darah sendiri dengan menggunakan gluko
4. Memonitor tanda dan gejala cek
hiperglikemia O:
5. Monitor intake dan output cairan - An. P terlihat lelah dan lesu
6. Memberikan asupan cairan oral - Gula darah an. P 234
7. Anjurkan monitor kadar glukosa A : masalah belum teratasi
darah secara mandiri P : intervensi dilanjutkan

8. Mengajarkan pengelolaan diabetes


(mis. Penggunaan insulin)
9. Berkolaborasi pemberian cairan IV

2. Risiko perfusi perifer tidak 1. Mengidentifikasi kondisi umum S:


efektif b.d hiperglikemia 2. Menerapkan teknik aseptik selama - An. P mengatakan badan terasa
merawat luka sirkumsisi lemah
3. Menerapkan atraumatik care pada O :
pasien anak-anak - Ku : CM
4. Berkolaborasi pemberian antibiotik - Tidak terdapat luka pada an. P
5. Berkolaborai pemberian analgetik - CRT < 2 detik
A : masalah teratasi sebagian
P : intervensi dilanjutkan

3. Defisit Nutrisi b.d 1. Mengidentifikasi status nutrisi S:


Ketidakmampuan mengarbsorbsi 2. Mengidentifikasi kebutuhan kalori - An. P mengatakan tidak nafsu
nutrient dan jenis nutrien makan

3. Memonitor asupan makanan O:

4. Memonitor BB - Berat badan an. P 38 kg

5. Memonitor hasil pemeriksaan - Tinggi badan an. P 159 cm

laboratorium - IMT an. P 15 (kategori kurang berat

6. Melakukan OH sebelum makan badan)


A : masalah belum teratasi
7. Mengajarkan diet yang
P : intervensi dilanjutkan
diprogramkan
Hari 2

NO DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI


1. Ketidakstabilan kadar glukosa 1. Memonitor kadar glukosa darah S:
darah b.d Hiperglikemi 2. Memonitor tanda dan gejala - keluarga mengatakan kadar glukosa
hiperglikemia darah an. P masih tinggi
3. Memberikan asupan cairan oral - an. P mengatakan sudah mampu
4. Anjurkan monitor kadar glukosa untuk memeiriksa gula darahnya
darah secara mandiri sendiri dengan menggunakan gluko

5. Mengajarkan pengelolaan diabetes cek (3 jam sekali)

(mis. Penggunaan insulin) O:

6. Berkolaborasi pemberian cairan IV - An. P terlihat lelah dan lesu


- Gula darah an. P 159
A : masalah teratasi sebagian
P : intervensi dilanjutkan

2. Risiko perfusi perifer tidak 1. Mengidentifikasi kondisi umum S:


efektif b.d hiperglikemia 2. Menerapkan teknik aseptik selama - An. P mengatakan badan masih
merawat luka sirkumsisi terasa lemah
3. Menerapkan atraumatik care pada O :
pasien anak-anak - Ku : CM
4. Berkolaborasi pemberian antibiotik - Tidak terdapat luka pada an. P
5. Berkolaborai pemberian analgetik - CRT < 2 detik
A : masalah teratasi sebagian
P : intervensi dilanjutkan

3. Defisit Nutrisi b.d 1. Mengidentifikasi status nutrisi S:


Ketidakmampuan mengarbsorbsi 2. Mengidentifikasi kebutuhan kalori - An. P mengatakan masih tidak nafsu
nutrient dan jenis nutrien makan , tetapi memaksakan untuk

3. Memonitor asupan makanan makan sedikit demi sedikit


O:
4. Memonitor BB
- Berat badan an. P 39 kg
5. Memonitor hasil pemeriksaan
laboratorium - Tinggi badan an. P 159 cm

6. Melakukan OH sebelum makan - IMT an. P 15 (kategori kurang berat


badan)
7. Mengajarkan diet yang
A : masalah teratasi sebagian
diprogramkan
P : intervensi dilanjutkan
Hari 3

NO DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI


1. Ketidakstabilan kadar glukosa 1. Memonitor kadar glukosa darah S:
darah b.d Hiperglikemi 2. Memonitor tanda dan gejala - keluarga mengatakan kadar glukosa
hiperglikemia darah an. P masih tinggi
3. Memberikan asupan cairan oral - an. P mengatakan sudah mampu
4. Anjurkan monitor kadar glukosa untuk memeriksa gula darahnya
darah secara mandiri sendiri dengan menggunakan gluko

5. Mengajarkan pengelolaan diabetes cek (3 jam sekali)

(mis. Penggunaan insulin) O:

6. Berkolaborasi pemberian cairan IV - An. P terlihat lelah dan lesu


- Gula darah an. P 140
A : masalah teratasi sebagian
P : intervensi dilanjutkan

2. Risiko perfusi perifer tidak 1. Mengidentifikasi kondisi umum S:


efektif b.d hiperglikemia 2. Menerapkan teknik aseptik selama - An. P mengatakan badannya sudah
merawat luka sirkumsisi merasa lebih segar
3. Menerapkan atraumatik care pada O :
pasien anak-anak - Ku : CM
4. Berkolaborasi pemberian antibiotik - Tidak terdapat luka pada an. P
5. Berkolaborai pemberian analgetik - CRT < 2 detik
A : masalah teratasi
P : intervensi dihentikan

3. Defisit Nutrisi b.d 1. Mengidentifikasi status nutrisi S:


Ketidakmampuan mengarbsorbsi 2. Mengidentifikasi kebutuhan kalori - An. P mengatakan masih tidak nafsu
nutrient dan jenis nutrien makan , tetapi memaksakan untuk

3. Memonitor asupan makanan makan sedikit demi sedikit


O:
4. Memonitor BB
- Berat badan an. P 39 kg
5. Memonitor hasil pemeriksaan
laboratorium - Tinggi badan an. P 159 cm

6. Melakukan OH sebelum makan - IMT an. P 15 (kategori kurang berat


badan)
7. Mengajarkan diet yang
A : masalah teratasi sebagian
diprogramkan
P : intervensi dilanjutkan

Anda mungkin juga menyukai