Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bilirubin merupakan produk samping pemecahan protein
hemoglobin di dalam sisitem retikuloendotelial. Mayoritas bilirubin
diproduksi dari protein yang mengandung heme dalam sel darah merah
(Paulette, 2003). Kadar bilirubin serum normal pada bayi baru lahir < 2
mg/dL. Pada konsentrasi > 5 mg/dL bilirubin akan tampak secara klinis
berupa pewarnaan kuning, terutama pada permukaan kulit. Peningkatan
bilirubin merupakan masalah yang sering dijumpai pada bayi baru lahir,
dimana terjadi peralihan transisi normal atau fisiologis yang lazim terjadi
pada 60 % pada bayi cukup bulan dan 80 % pada bayi kurang bulan (Cohen,
2006; dalam Lowdermilk, 2010).
Istilah hiperbilirubinemia digunakan untuk menggambarkan suatu
kondisi jumlah bilirubin yang berlebihan dalam darah dan ditandai dengan
adanya jaundice atau ikterus yang merupakan warna kekuningan pada kulit,
sklera, dan kuku (Hockenberry & Wilson, 2007). Istilah ikterik lebih
mengacu kepada gambaran klinis berupa pewarnaan kuning. Pewarnaan
kuning ini timbul sebagai akibat dari akumulasi bilirubin tak terkonjugasi
dalam darah bayi baru lahir (Wong, 2004).
Banyak faktor yang menyebabkan timbulnya kasus
hiberbilirubinemia pada bayi baru lahir, baik dari faktor ibu maupun dari si
bayi sendiri. Pada kondisi dan faktor bayi diantaranya terjadinya
peningkatan produksi bilirubin akibat dari inkomtabilitas darah
fetomaternal, penghancuran Haemoglobin (Hb), peningkatan sirkulasi
enterohepatik, maupun obstruksi hepatik itu sendiri (Sukadi , 2008).
Untuk mengetahui kondisi bilirubin pada bayi baru lahir dapat
dilakukan dengan pemeriksaan kadar serum bilirubin dalam darah pada bayi
hiperbilirubinemia. Selain itu dapat juga dengan memakai sistem
pengukuran Skala Kramer, yaitu dengan cara melihat dan menekan jari

1
telunjuk pada bagian-bagian ekstremitas dari bayi yang terlihat ikterik
dengan urutan sefalokaudal. Kramer menemukan kadar indirek serum
sebagai perkembangan ikterik, kepala dan leher = 4-8 mg/dL, tubuh sebelah
atas = 5-12 mg/dL, tubuh sebelah bawah dan paha = 8-16 mg/dL, lengan
dan tungkai bawah = 11-18 mg/dL, telapak tangan dan telapak kaki jika >
15 mg/dL, walaupun demikian jika kadar bilirubin > 15 mg/dL seluruh
tubuh akan terlihat ikterik (Martiza, 2010).

B. WOC
(terlampir)

2
BAB II
LAPORAN KASUS KELOLAAN

A. PENGKAJIAN
Tanggal Pengkajian : Selasa, 03 September 2019
Pukul : 07.00 WIB
Ruang/RS : Perinatologi /RSWN

BIODATA
1. Biodata Klien
Nama : Bayi Ny. T
Tanggal lahir : 22 Agustus 2019
Jenis kelamin : Laki-laki
Suku : Jawa
Tanggal masuk RS : 22 Agustus 2019
Diagnosa medis : Asfiksia berat, hiperbilirubinemia
2. Biodata Penanggung jawab
Nama : Tn. G
Umur : 35 tahun
Hubungan dgn klien : Ayah
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta
Suku : Jawa
Agama : Islam
Alamat : Purwosari, Semarang timur

RIWAYAT KEPERAWATAN
1. Keluhan utama :
Ikterik

3
2. Riwayat keperawatan sekarang :
Bayi Ny. T lahir preterm (29 minggu), lahir secara normal pada jam 02.40
WIB tanggal 22 Agustus 2019 di Puskesmas Bangetayu. Saat dilakukan
pemeriksaan antropometri, klien memiliki berat badan 2200 gram. Klien
riwayat menangis merintih dan gagal napas berat dengan APGAR skor 2-
5-6, kemudian dirujuk ke IGD RSUD K.R.M.T Wongsonegoro dan masuk
ke ruang NICU. Pada tanggal 2 September bayi Ny. T dipindahkan ke
ruangan Perinatologi karena keadaannya sudah tidak membutuhkan alat
bantu pernapasan.
3. Riwayat keperawatan dahulu :
a. Prenatal
Ibu mengatakan sering memeriksakan kehamilannyaa ke bidan. Ibu
mengatakan mual dan muntah pada trismester pertama kehamilannya.
Selama hamil ibu mendapatkan vitamin. Ibu mengalami kenaikan
berat badan selama hamil 12 kg dan ibu mengatakan selama
kehamilan tekanan darah saat hamil normal.
b. Natal
Ny. T mengatakan pada usia kehamilan 29 minggu ketubannya pecah.
Kemudian bayi Ny. T lahir prematur di Ponex Puskesmas Bangetayu
pada pukul 02.40 WIB dengan berat bayi lahir 2200 gr.
c. Post Natal
Pada saat lahir bayi Ny. T menangis merintih dengan APGAR Skor 2-
5-6 akhirnya dirujuk ke IGD RSUD K.M.R.T Wongsonegoro pada
tanggal 23 Agustus 2018, bayi dibawa ke IGD pukul 05.33 WIB
dengan riwayat gagal napas berat dan hiperbilirubinemia.
4. Genogram :

4
5. Riwayat kesehatan keluarga :
Ny. T mengatakan ketiga anak sebelumnya tidak pernah mengalami
riwayat lahir prematur.
6. Faktor risiko ibu : tidak ada faktor risiko pada Ibu ketika kehamilan.
7. Riwayat alergi : Bayi Ny. T tidak memiliki alergi terhadap obat.

PEMERIKSAAN FISIK

1. Penampilan umum :
- Keadaan umum : baik
- Tanda-tanda vital :
RR : 43 x/mnt
HR : 130 x/mnt
SpO2 : 94%
Suhu : 36,4oC
Berat badan : 2100 gr
2. Kepala :
a. Kepala : Bentuk mesocephal, tidak ada caput succedaneum,
tidak ada cephal hematom, terdapat lanugo
b. Mata : Reflek glabella positif, bentuk mata simetris, tidak
ada konjunctivitis
c. Hidung : Simetris, bersih, tidak terdapat polip
d. Mulut : Bibir lembab, bersih, tidak ada perdarahan gusi,
terpasang OGT
e. Telinga : Simetris, bersih, tidak terdapat benjolan
3. Dada :
a. Jantung :
- Inspeksi : Tidak tampak ictus cordis
- Palpasi : Ictus cordis teraba di intercosta ke IV-V,
pada mid clavicula sedikit 2cm medial
sinistra

5
- Perkusi : Suara perkusi jantung pekak
- Auskultasi : Bunyi jantung S1-S2 reguler, tidak ada
bunyi jantung tambahan seperti murmur dan
gallop
b. Paru-paru :
- Inspeksi : Terdapat retraksi dada, pergerakan dada
sewaktu ekspirasi dan inspirasi simetris.
- Auskultasi : Suara napas vesikuler
- Palpasi : Vokal fremitus seimbang kanan dan kiri
- Perkusi : Sonor seluruh lapang paru
4. Abdomen :
- Inspeksi : Perut tidak ada lesi, tidak ada acites dan
spider navi
- Auskultasi : Bising usus 10x/menit
- Palpasi : Tidak ada pembesaran hepar dan limpa
- Perkusi : Terdengar suara tympani
5. Genetalia :
Klien berjenis kelamin laki-laki, tidak ada kelainan pada skrotum dan
penis.
6. Ekstremitas :
- Ekstremitas atas : Kulit tampak kering, tampak ikterik,
terdapat sedikit lanugo, tidak ada lesi dan
edema, kulit tampak kemerahan
- Ekstremitas bawah : Kulit tampak kering, tampak ikterik,
terdapat sedikit lanugo, tidak ada lesi dan
edema, kulit tampak kemerahan

6
POLA FUNGSIONAL
1. Manajemen kesehatan :
Ibu klien mengatakan sejak kehamilannya ia selalu rajin periksa
kehamilannya setiap bulan. Jika terdapat keluhan pada kehamilannya Ny.
T segera periksa ke puskesmas terdekat.
2. Eliminasi :
a. BAB : Klien BAB rutin setiap hari dengan karakteriksik warna
kuning kecoklatan, konsistensi lembek, bau khas feces,
tidak ada darah
b. BAK : Klien BAK 5-7 kali sehari dengan karakteristik warna
kuning jernih, bau khas urine, tidak ada darah
3. Nutrisi dan cairan :
Klien mendapatkan asupan nutrisi dari ASI dan dibantu oleh susu formula
HMF untuk bayi prematur melalui selang OGT. Reflek hisap klien masih
lemah. Ibu klien mengatakan setiap hari 2 sampai 3 jam klien disusui.
Dalam sehari klien mendapatkan diet 8 x 35cc.
4. Istirahat dan tidur :
Dalam 24 jam klien banyak tidur di dalam inkubator, sesekali membuka
mata.
5. Aktifitas :
Gerakan bayi aktif, tangisan kuat.
6. Persepsi, sensori dan kognitif :
Klien menangis saat dirangsang nyeri. Pola persepsi dan kognitif klien
belum terkaji karena klien masih bayi berumur 13 hari.
7. Pola seksual dan reproduksi :
Klien berjenis kelamin laki-laki, skrotum dan penis tidak ada masalah.
8. Hubungan dan peran :
Klien merupakan anak keempat dari 4 bersaudara pasangan Ny. T dan Tn.
G.
9. Mekanisme koping dan stress :
Belum terkaji karena klien masih bayi berumur 13 hari.

7
10. Spiritual/keyakinan :
Klien beragama islam, belum bisa beribadah karena masih berumur 13
hari, saat lahir klien diadzani oleh ayahnya.

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hasil laboratorium tgl 3 September 2019
NILAI
PEMERIKSAAN HASIL SATUAN
NORMAL
HEMATOLOGI
Hemoglobin 20.9 g/dL 10 – 17
Hematokrit 58.70 40 – 52
Leukosit 16.1 /uL 5 – 18
Trombosit 274 /uL 150 – 400

KIMIA KLINIK
Bilirubin Direk 0.63 mg/dL 0.0 – 0.35

Bilirubin Total
Bilirubin Total 5.24 mg/dL 0.0 – 1.00
Bilirubin Indirek 4.61 mg/dL 0.0 – 0.65

Natrium 138.0 mmol/L 135 – 147


Kalium 5.70 mmol/L 3.50 – 5.0
Calsium 1.38 mmol/L 1.00 – 1.15

8
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Masalah
No Tgl/Jam Data Fokus Etiologi TTD
Keperawatan
1. 3/9/2019 DS : - Efek fototerapi Gangguan
07.00 DO : integritas kulit
WIB 1. Bayi tampak
kuning dari
kepala hingga ke
telapak tangan
dan kaki
2. Kulit kering dan
sedikit
mengelupas pada
tangan dan kaki
3. Bayi terpapar
sinar fototherapi

C. INTERVENSI KEPERAWATAN
Diagnosa
No NOC NIC TTD
Keperawatan
1 Gangguan Tissue integrity : Pressure Management
integritas kulit Skin and mucous :
b.d efek membranes 1. Anjurkan klien
fototerapi Setelah dilakukan untuk
tindakan selama 3 x 24 menggunakan
jam diharapkan pakaian yang
integritas kulit longgar
kembali baik dan 2. Jaga kebersihan
normal dengan kriteria kulit agar tetap
hasil : bersih dan lembab

9
1. Integritas kulit 3. Mobilisasi klien
yang baik bisa setiap 2 jam sekali
dipertahankan 4. Monitor adanya
2. Tidak ada kemerahan pada
luka/lesi pada kulit
kulit 5. Oleskan
3. Mampu lotion/baby oil
melindungi kulit pada daerah yang
dan tertekan
mempertahankan 6. Mandikan klien
kelembaban kulit dengan sabun dan
dan perawatan air hangat
alami 7. Kolaborasi untuk
pemeriksaan kadar
bilirubin turun
menjadi 7.5mg%
fototerapi
dihentikan

D. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Hari, Kode
Jam Implementasi Respon TTD
tanggal Dx. Kep
Selasa, 3 09.00 1 1. Menganjurkan klien S : -
Sept 2019 WIB untuk menggunakan O :
pakaian yang Klien hanya
longgar menggunakan
2. Menjaga kebersihan popok dan
kulit agar tetap penutup mata,
bersih dan lembab klien tampak
nyaman, tidak

10
rewel dan
menangis
11.00 1 1. Memobilisasi klien S : -
WIB setiap 2 jam sekali O:
2. Memonitor adanya Masih ada
kemerahan pada kemerahan pada
kulit kulit tangan dan
kaki
Rabu, 4 15.30 1 1. Memandikan klien S : -
Sept 2019 WIB dengan sabun dan air O :
hangat Kulit tampak
2. Mengoleskan kering dan
lotion/baby oil pada sedikit
daerah yang tertekan mengelupas
3. Berkolaborasi pada bagian
dengan tenaga tangan dan kaki,
kesehatan lain untuk fototerapi
pemeriksaan hasil dihentikan
bilirubin karena hasil
pemeriksaan
kadar bilirubin
turun menjadi
normal yaitu 7
mg%
19.30 1 1. Memonitor adanya S : -
WIB kemerahan pada O :
kulit Klien tampak
2. Memobilisasi klien nyaman,
setiap 2 jam kemerahan pada

11
kulit mulai
berkurang
Kamis, 5 15.30 1 1. Memandikan klien S : -
Sept 2019 WIB dengan sabun dan air O :
hangat Klien hanya
2. Mengoleskan menggunakan
lotion/baby oil pada popok, klien
daerah yang tertekan tampak nyaman,
3. Menganjurkan klien tidak menangis
untuk menggunakan dan tidak rewel
pakaian yang
longgar
19.30 1 1. Memobilisasi klien S : -
WIB setiap 2 jam O:
2. Memonitor adanya Klien tampak
kemerahan pada nyaman,
kulit kemerahan pada
3. Menjaga kulit agar kulit sudah tidak
tetap bersih dan ada, kulit masih
lembab tampak kering
dan sedikit
mengelupas

12
E. EVALUASI KEPERAWATAN

Kode
Tgl/Jam Evaluasi (SOAP) TTD
Dx Kep
3/9/2019 1  S:-
14.00 WIB  O:
- TTV :
RR : 45 x/mnt
HR : 132 x/mnt
Suhu : 36,4oC
BB : 2100 gr
- Klien terpapar sinar fototerapi
- Hasil lab : bilirubin direk 0.52
mg/dL (tinggi)
- Klien hanya memakai popok dan
penutup mata
- Klien tampak nyaman
- Kulit tampak kemerahan, kering
dan sedikit mengelupas pada bagian
tangan dan kaki
 A : Masalah keperawatan gangguan
integritas kulit b.d efek fototerapi belum
teratasi
 P : Lanjutkan intervensi masalah
keperawatan gangguan integritas kulit
b.d efek fototerapi
4/9/2019 1  S:-
21.00 WIB  O:
- TTV :
RR : 43 x/mnt
HR : 132 x/mnt

13
Suhu : 36,3oC
BB : 2100 gr
- Klien sudah dipindahkan kedalam
inkubator
- Klien hanya memakai popok
- Klien tampak nyaman
- Kemerahan pada kulit mulai
berkurang, kulit kering dan sedikit
mengelupas pada bagian tangan dan
kaki
- Hasil pemeriksaan laboratorium :
bilirubin 7 mg% (normal)
 A : Masalah keperawatan gangguan
integritas kulit b.d efek fototerapi belum
teratasi
 P : Lanjutkan intervensi masalah
keperawatan gangguan integritas kulit
b.d efek fototerapi
5/9/2019 1  S:-
21.00 WIB  O:
TTV :
RR : 43 x/mnt
HR : 132 x/mnt
Suhu : 36,3oC
BB : 2100 gr
- Klien sudah dipindahkan kedalam
inkubator
- Klien hanya memakai popok
- Klien tampak nyaman

14
- Kemerahan pada kulit sudah tidak
ada, kulit masih kering dan sedikit
mengelupas pada bagian tangan dan
kaki
 A : Masalah keperawatan gangguan
integritas kulit b.d efek fototerapi
teratasi sebagian
 P : Lanjutkan intervensi masalah
keperawatan gangguan integritas kulit
b.d efek fototerapi

15
BAB III
PEMBAHASAN

A. ANALISA KASUS
Pengkajian pada bayi Ny. T dengan hiperbilirubinemia di ruang
Perinatologi RSUD K.R.M.T Wongsonegoro dilakukan pada tanggal 3
September 2019 dan telah dilakukan asuhan keperawatan selama 3 hari (3 – 5
September 2019). Klien merupakan bayi berumur 13 hari, lahir prematur 29
minggu, pasien rujukan dari Puskesmas Bangetayu dengan diagnosa pertama
masuk IGD RSUD K.R.M.T Wongsonegoro yaitu asfiksia berat. Kemudian
klien masuk ruang NICU selama seminggu. Setelah masuk ruangan NICU
klien masuk ke ruang Perinatologi karena keadaannya yang sudah tidak
membutuhkan alat bantu pernapasan. Selama 2 hari dipindah di ruang
Perinatologi seluruh tubuh klien tampak kuning kemudian klien diperiksa
kadar bilirubinnya didapatkan hasil bilirubin tinggi (bilirubin direk 0.63 mg/dL
dan bilirubin indirek 4.61 mg/dL). Klien mendapatkan tindakan fototerapi.
Hiperbilirubinemia adalah suatu keadaan meningkatnya kadar bilirubin
dalam jaringan ekstravaskuler sehingga konjunctiva, kulit dan mukosa akan
berwarna kuning. Keadaan tersebut yang berpotensi menyebabkan kern ikterus
yang merupakan kerusakan otak akibat perlengketan bilirubin indirek di dalam
otak (Hidayat, 2005). Pertumbuhan organ tubuh bayi yang lahir prematur
belum berfungsi seperti bayi yang lahir matur, oleh karena itu bayi prematur
banyak yang mengalami kesulitan untuk hidup diluar rahim ibu dan semakin
mudah terjadi komplikasi serta tingginya angka kematian. Hal Ini
menunjukkan bahwa kehamilan prematur dapat mempengaruhi angka kejadian
hiperbilirubinemia (Hidayati, 2015). Menurut penelitian Hidayati (2015) hasil
analisa hubungan antara usia kehamilan dengan kejadian hiperbilirubinemia
pada usia kehamilan preterm 85,4% sedangkan usia kehamilan aterm dan post
term sebesar 42,1%.

16
B. ANALISA INTERVENSI KEPERAWATAN
Pada hasil pengkajian bayi Ny. T didapatkan masalah keperawatan
gangguan integritas kulit berhubungan dengan efek fototerapi. Pada bayi
hiperbilirubinemia mendapatkan terapi berupa fototerapi yang akan
menimbulkan masalah baru pada bayi yaitu kulit yang kering dan kemerahan
akibat efek dari fototherapi. Adanya masalah tersebut kemudian dilakukan
intervensi dan rasionalnya pada bayi Ny. T antara lain :
1. Anjurkan klien untuk menggunakan pakaian yang longgar
Rasional : pakaian longgar tidak dapat menghambat sirkulasi darah
2. Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan lembab
Rasional : kulit yang bersih mencegah resiko lesi/ulkus
3. Mobilisasi klien setiap 2 jam sekali
Rasional : mencegah penekanan kulit pada daerah tertentu dalam waktu
lama
4. Monitor adanya kemerahan pada kulit
Rasional : kemerahan merupakan tanda awal adanya iskemik
5. Oleskan lotion/baby oil pada daerah yang tertekan
Rasional : mencegah lecet
6. Mandikan klien dengan sabun dan air hangat
Rasional : meningkatkan kenyamanan klien
7. Kolaborasi untuk pemeriksaan kadar bilirubin turun menjadi 7.5mg%
fototerapi dihentikan
Rasional : untuk mencegah pemajanan sinar yang terlalu lama

17
BAB IV
PENUTUP

A. SIMPULAN
1. Pada pengkajian keperawatan, data yang ditemukan pada bayi Ny. T
yaitu klien merupakan bayi berumur 13 hari, lahir prematur 29 minggu,
pasien rujukan dari Puskesmas Bangetayu dengan diagnosa pertama
masuk IGD RSUD K.R.M.T Wongsonegoro yaitu asfiksia berat. Klien
pernah masuk NICU dan kemudian dipindah ke ruang Perinatologi.
Selama 2 hari dipindah di ruang Perinatologi seluruh tubuh klien tampak
kuning kemudian klien diperiksa kadar bilirubinnya didapatkan hasil
bilirubin tinggi (bilirubin direk 0.63 mg/dL dan bilirubin indirek 4.61
mg/dL). Klien mendapatkan tindakan fototerapi.
2. Diagnosa keperawatan yang difokuskan penulis pada pengkajian bayi
Ny. T dengan hiperbilirubinemia yaitu gangguan integritas kulit
berhubungan dengan efek fototerapi
3. Dalam pelaksanaan asuhan keperawatan, tindakan yang dilaksanakan
pada bayi baru lahir disesuaikan dengan perencanaan yang telah
disusun.
4. Setelah melakukan asuhan keperawatan pada bayi Ny. T, diagnosa
belum dapat teratasi. Hal ini dapat dilihat dari data-data yang
didapatkan.

B. SARAN
1. Untuk Pihak RS
Diharapkan pihak rumah sakit agar dapat meningkatkan dan
mempertahankan pelayanan terhadap klien dengan menyediakan sarana
dan fasilitas-fasilitas yang lebih memadai.
2. Untuk Klien dan Keluarga
Khusus untuk pasien bayi dengan hiperbilirubinemia dan keluarga
diharapkan agar senantiasa bertanya bila masih ada hal-hal yang belum

18
dipahami tentang kondisi penyakitnya. Serta selalu menjaga pola atau
gaya hidup untuk mempertahankan kesehatannya. Dan keluarga mau
bekerja sama dengan petugas kesehatan dan para dokter serta senantiasa
memberikan motivasi dan harapan klien agar merasa tenang dan
diperhatikan.

19

Anda mungkin juga menyukai