Anda di halaman 1dari 27

BAB III

TINJAUAN KASUS
Bab ini penulis akan melaporkan tentang Asuhan Keperawatan pada
By. Ny. “E” Dengan Gangguan Sistem Pernafasan: Asfiksia Neonatorum, yang
dirawat di Ruang Intensive Care Unit Rumah Sakit Umum Bethesda Serukam
pada tanggal 15-16 juni 2021. Karya Tulis Ilmiah ini disusun berdasarkan tahap-
tahap proses keperawatan yang meliputi pengkajian, perumusan diagnosa,
intervensi, implementasi, evaluasi, perencanaan pulang dan dokumentasi
keperawatan.
A. Pengkajian
1. Identitas
a. Identitas Klien
Nama : By. Ny. “E”
No RM : 141267
Tempat, Tanggal Lahir : Serukam, 8 juni 2021
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Usia : 7 hari
Agama : Katolik
Suku/Bangsa : Dayak/Indonesia
Diagnosa Medis : Asfiksia Neonatorum
Tanggal Kaji : 15 juni 2021
Alamat : Banyuke Hulu Kabupaten Landak
b. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Ny. E
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 30 Tahun
Agama : Katolik
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Pendidikan : S1
Hubungan Dengan Pasien: Ibu Kandung
Status : Menikah
Alamat : Banyuke Hulu Kabupaten Landak

1
2

2. Riwayat Kesehatan Klien


a. Keluhan Utama
Bayi baru lahir dengan indikasi asfiksia neonatorum, usia kehamilan :
39-40 minggu, ketuban pecah ± 4 jam, warna hijau keruh kental,
bau(+), bayi lahir secara sectio caesarea di Rumah Sakit umum
Bethesda Serukam pada jam 06:49 WIB dengan apgar skor =4-5, jenis
kelamin laki-laki, BB: 2600 gram, saat di ruang bayi, Kemudian bayi
langsung di antar oleh bidan ke ruang bayi, bayi tampak lemah,
capillary refill time (CRT) 4 detik, suhu: 36,2°C, denyut puncak : 156
kali/menit, nafas : 62 kali/menit, menangis lemah(+), cyanosis(+),
hipersalivasi(+), anus(+).
b. Riwayat Penyakit Sekarang (PQRST)
Pada saat pengkajian bayi tampak lemah, bayi dirawat di ruang ICU 5
terpasang o2 (Post neopuff), SaO2 95% dengan O2 1 lpm, akral dingin,
dirawat di inkubator, suhu 36.5oc , terpasang kateter umbilikal, bayi
dalam pemantauan pemulihan.
c. Riwayat Penyakit Dahulu
By. Ny. “E” tidak mempunyai riwayat penyakit dahulu
3. Riwayat Kehamilan dan Persalinan
a. Prenatal
Ibu pasien mengatakan saat hamil ibu memeriksakan kehamilan ke
klinik mandiri dan periksa kehamilan 3x di bidan, pernah mendapat
suntik Tetanus Toksoid 2x.
b. Intranatal
Ibu pasien melahirkan anak pertama secara sectio caesarea dibantu
oleh dokter, bidan dan perawat di Rumah Sakit Umum Bethesda
Serukam dengan indikasi persalinan lama(panggul sempit) dan air
ketuban pecah dini.
c. Postnatal
By. Ny. “E” masuk ICU dengan keadaan Asfiksia Neonatorum
3

4. Riwayat Kesehatan keluarga


Ibu Pasien mengatakan dulu ketika lahir ia tidak memiliki masalah yang
sama, seperti yang diderita anaknya , tidak ada masalah lain yang diderita
seperti HTN, ASMA, DM.
5. Riwayat Imunisasi
Tabel 3.1
No Imunisasi Tanggal Imunisasi Jumlah
1 Polio
2 Campak
3 BCG
4 DPT
5 HB 08/06/2021 1
6 Imunisasi Tambahan

6. Tumbuh Kembang Anak


a. Kemampuan motorik kasar
Anak tampak aktif mampu bergerak dengan baik seperti menoleh kiri
dan kekanan
b. Kemampuan metorik halus
Anak mampu menerima rangsangan atau stimulus dengan baik saat
diberi rangsangan reflek, reflek yang berkaitan yaitu :
- Reflek moro : pasien merasa kaget saat disentuh
- Reflek palmar grasping : pasien dapat menggengam jari tangan
saat disentuh bagian telapak tangan pasien
- Reflek sucking : pasien bergerak dengan cepat ingin menghisap
jari- jari
c. Kemampuan kognitif Bahasa
Pasien hanya menangis
4

7. Genogram
Bagan 3.1
Struktur Keluarga/Genogram

Keterangan:

= Laki-laki = Meninggal

= Perempuan = Tinggal serumah

= Pasien = Garis keturunan

Penjelasan : Genogram ini menjelaskan 3 generasi dalam keluarga pasien.


Ayah dan ibu pasin masih hidup. Pasien adalah anak pertama.
8. Pola Kesehatan
Ny. E melahirkan di ruang operasi dan By. Ny. “E” mengalami Asfiksia
Neonatorum dan di bawa ke ruang ICU
a. Kaji pola persepsi kesehatan
Sebelum sakit: -
Saat sakit:
Ibu pasien mengatakan ketika sakit jarang pergi berobat dan hanya
minum obat dari Apotek jika sakit tidak parah
b. Kaji pola nutrisi metabolic
Sebelum sakit: -
Saat sakit:
5

Pasien diberikan ASI sebanyak 50 cc setiap 3 jam sekali secara PO


c. Kaji pola eliminasi
Sebelum sakit: -
Saat sakit:
Ada BAB 3 kali dengan warna kuning normal,konsistensi lembek,
BAK 4 kali warna bening, pasien menggunakan pampers
d. Kaji aktivitas dan latihan
Sebelum sakit: -
Saat sakit:
Pasien terbaring di inkubator, menangis bila BAB, BAK, dan pada saat
lapar.
e. Kaji pola istirahat dan tidur
Sebelum sakit: -
Saat sakit
Bayi tampak tenang, tidak rewel, tidur ketika sudah kenyang dan pada
saat sudah dimandikan.
9. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum
Pasien tampak aktif, ukuran tubuh sedang, berat badan 2.600 gr, posisi
tubuh berbaring rata wajah tampak merah.
b. Tanda – tanda vital
Kesadaran : Compos mentis
Denyut puncak : 141 kali/menit
Suhu : 36.50C
Pernafasan : 41 kali/menitx
SaO2 : 95 % dengan O2 1 liter/menit
c. Antropometri
BB : 2600 gr
TB/PB : 46 cm
LK : 30 cm
LD : 31 cm
LILA : 10 cm
6

LP : 26 cm
d. Status Nutrisi
Anak hanya minum asi saja, BB pada saat lahir : 2.600 gram, BB
sekarang : 2.600 gram
e. Kepala
Bentuk kepala bulat, bentuk ubun-ubun cembung tampak bersih tidak
ada luka, rambut tipis dan merata,rambut lembab dan berwarna hitam
ukuran kepala 30 cm
f. Muka
Bentuk muka simetris kiri kanan, tidak ada luka, warna kulit wajah
tampak merah, dapat berespon dengan baik saat diberi sensorik
menyentuh kapas pada bagian wajah
g. Mata
Mata simetris, pupil jernih, ada alis mata dan bulu mata tidak ada
infeksi dapat berespon dengan baik saat diberi pancaran sinar
konjungtiva merah muda tidak ananemis.
h. Telinga
Bentuk telinga simetris kiri kanan, bersih tidak ada cairan, daun telinga
saat dilipat dapat kembali dengan cepat keposisi semula menunjukan
tulang rawan masih lunak.
i. Hidung
Bentuk hidung simetris kiri kanan, terdapat jembatan hidung, cuping
hidung terasa keras, terpasang O2 1 L/menit kanul.
j. Mulut
Bibir tampak lembab, warna bibir tampak merah, tidak ada perdarahan
atau pembengkakan pada gusi, bisa berespon reflek mencari putting
susu dan reflek mengisap jari.
k. Leher
Pergerakan aktif, terdapat lipatan leher normal, terdapat nadi karotis,
dan vena jugularis, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid.
7

l. Dada
Bentuk dada simetris, terdapat putting susu, tidak ada benjolan pada
payudara dan ketiak, Auskultasi paru-paru terdapat suara nafas
vesikuler 41 kali/menit, lingkar dada 31 cm, auskultasi suara jantung
regular 141 kali/menit denyut jantung.
m. Abdomen
Bentuk perut datar, terdapat tali pusat yang terpasang umbilical, tidak
ada perdarahan dan pembengkakan pada bagian pusat, terdapat bising
usus, tidak ada retraksi otot perut, turgor kulit normal.
n. Genetalia
Bersih dan tidak ada cairan pada genetalia, testis lengkap dan anus,
tidak ada ruam atau pun polip.
o. Punggung
Alur tulang punggung simetris, tidak ada kelainan pada tulang
belakang.
p. Ekstermitas
1) Atas
Terdapat lipatan tangan, bentuk tangan sama panjang dan bersih ,
terdapat kuku bersih dan pendek, tidak ada kelaianan pada kuku dan
adanya CRT < 1 detik
2) Bawah
Terdapat lipatan kaki, bentuk kaki sama panjang, dan bersih,
terdapat kuku bersih dan pendek
8

10. Data penunjang


Tabel 3.2
No. Pemeriksaan Hasil Nilai Normal Keterangan
1. White Blood Cell 19.100 µ/l 9.000-30.000 µ/l Normal
(WBC)
2. Red Blood Cell 5,31 gr/dl 4,0-6,8 gr/dl Normal
(RBC)
3. Hemoglobin 18,4 gr/dl 15,0-24,6 gr/dl Normal
(HGB)
4. Blood Sugar 69 mg/dl 50-60 mg/dl Abnormal
(BS)
5. Saturasi Oksigen 95 % 90-100 % Normal
(SaO2)
6. Hematokrit 54,2 gr/dl 50-82 gr/dl Normal

11. Terapi
Tabel 3.3
No Nama Obat Dosis Cara Jam Golongan
1 Sefixime 13 mg Po BID Antibiotic
2 Fluconazole 32 mg Po QD Triazole
3 Furosemide 1 mg Iv BID Lasik
4 Dexamethasone 0,8 mg Po BID Kortikosteroid
5 Amikacin + NS 100 cc 3 mg Iv Q24H Antibiotic
9

1. Analisa data
Tabel 3.4
No Data Etiologi Masalah
Keperawatan
1. DO: Persalinan lama, lilitan tali Pola napas tidak
- Menggunakan pusat, panggul ibu sempit, efektif
O2 1 lpm presentasi janin abnormal
- SaO2 95 % ↓
- Denyut Asfiksia
puncak 141 ↓
kali/menit Bayi kekurangan O2 dan
- Nafas 41 kadar CO2 meningkat
kali/menit ↓
- Penggunaan Suplai O2 dalam darah
otot bantu menurun
pernafasan ↓
- Fase ekspirasi Napas cepat
memanjang ↓
- Pola nafas Apnea
abnormal ↓
(takipnea) Denyut puncak diatas batas
- RETRAKSI normal
DADA??? ↓
- NAFAS Pola napas tidak efektif
CUPING
HIDUNG??

2. DS: Bayi baru lahir Resiko Hipotermi


DO: ↓
10

- Akral dingin Bayi lahir kontak dengan


ketika berada lingkungan luar
di luar ↓
inkubator Bayi lahir beradaptasi
- Bayi baru dengan lingkungan
lahir ↓
- Dirawat di Suhu tubuh bayi sangat
inkubator mudah terpengaruhi
- Suhu 36.5oC lingkungan luar

Bayi menangis, menggigil

Resiko hipertermi
3. DS: Bayi baru lahir Resiko Infeksi
DO: ↓
- Terpasang Dilakukan pemotongan tali
kateter pusat
umbilikal ↓
- Bayi Adanya luka terbuka
terpasang ↓
OGT Pintu masuknya kuman dan
- Lab. Leukosit bakteri
19.100 µ/l ↓
Pemasangan infus
umbillikal

Resiko infeksi
4. DS: Kurangnya Informasi Kurang
- Orang tua ↓ pengetahuan
pasien Tidak mengerti tentang keluarga
mengatakan perawatan tali pusat bayi
tidak baru lahir
11

mengerti ↓
tentang Kurang pengetahuan
perawatan tali
pusat bayi
baru lahir
DO:
- Orang tua
pasien tidak
tahu dan
bingung cara
perawatan tali
pusat bayi
baru lahir

2. Diagnosa Keperawatan (Berdasarkan Prioritas )


Tabel 3.5
No Diagnosa Keperawatan Tanggal Tanggal Paraf
Masalah Masalah
Timbul Teratasi
1 Pola napas tidak efektif b/d 15 Juni 2021 16 Juni 2021 KARNITA
Suplai O2 dalam darah
menurun

2 Resiko Hipotermia b/d 15 Juni 2021 Masih belum KARNITA


ketidakseimbangan suhu terjadi
tubuh
3 Resiko Infeksi b/d 15 Juni 2021 Masih belum KARNITA
pemotongan tali pusat terjadi
(prosedur invasif)
4 Kurang pengetahuan 15 Juni 2021 16 Juni 2021 KARNITA
berhubungan dengan
kurang terpapar informasi
12

4. Intervensi Keperawatan
Tabel 3.6
Intervensi Keperawatan
No Diagnosa Tujuan dan Intervensi Rasional
Keperawatan kriteria hasil

1. Dx: Setelah dilakukan Observasi : 1. Untuk


Pola napas tidak tindakan asuhan 1.Monitor pola nafas memantau
efektif b/d Suplai O2 keperawatan (frekuensi, kedalaman, irama nafas
dalam darah selama 2x8 jam usaha nafas) normal/abnorm
menurun diharapkan 2. Monitor bunyi nafas al
DS: Pola napas menjadi tambahan 2. Mengetahui
DO: efektif 3. Monitor saturasi jika adanya
- Menggunakan kriteria hasil: oksigen bunyi tambahan
O2 1 lpm Frekuensi nafas Terapeutik : pada paru-paru
- SaO2 95 % membaik 4.Pertehankan 3. Menjaga Sao2
- Denyut puncak - Penggunaan kepatenan jalan nafas tetap dalam
141 kali/menit otot bantu Kolaborasi batas normal
- Nafas 41 pernafasan 5.Pemberian O2 4. Pasien dapat
kali/menit menurun bernafas
- Penggunaan otot - Pernafasan dengan mudah
bantu pernafasan cuping hidung 5. Menurunkan
- Fase ekspirasi menurun beban
memanjang - Tekanan pernafasan dan
- Pola nafas ekspirasi mencegah
abnormal membaik terjadinya
13

(takipnea) - SaO2 DBN 90- sianosis


(Tim Pokja 100%
SDKI DPP
PPNI,2017)
2 Dx: Setelah dilakukan Observasi : 1. Memantau
Resiko hipotermi tindakan asuhan 1. Monitor suhu tubuh tingkat suhu
berhubungan keperawatan 2. Identifikasi tubuh pasien
dengan selama 2x8 jam penyebab hipotermi 2. Mengetahui
ketidakseimbangan diharapkan resiko Terapeutik : faktor
suhu tubuh hipotermi 3. Sediakan penyebab suhu
DS: berhubungan lingkungan yang tubuh
DO: dengan bayi baru hangat (inkubator) 3. menjaga suhu
- Akral teraba lahir tidak terjadi 4. Ganti pakaian/linen tubuh agar tetap
dingin dengan kriteria yang basah stabil
- takikardia hasil: (Tim Pokja SIKI 4. Agar tubuh
- Bayi tampak - Akral hangat DPP PPNI,2018) pasien tidak
lemah - Tubuh sudah basah yang bisa
- Dirawat di bias memicu
inkubator menyesuaikan penurunan suhu
- Suhu 36.5oC lingkuang luar tubuh
- Suhu dalam
batas normal
36.5-37.5oC
3 Dx: Setelah dilakukan Observasi : 1. Mengetahui
Resiko infeksi tindakan asuhan 1. Monitor tanda dan tanda dan
berhubungan keperawatan gejala infeksi lokal gejala apa saja
pemotongan tali selama 2x8 jam dan sistmik yang bisa
pusat (prosedur diharapkan resiko Terapeutik : terjadi secara
invasif) infeksi 2. Pertahankan tehnik dini
DS: berhubungan aseptik pada pasien 2. Mengurangi
DO: dengan peningkatan 3. Cuci tangan faktor pencetus
- Terpasang paparan organisme sebelum dan infeksi
14

kateter umbilikal pathogen sesudah kontak 3. Meminimalisir


- Bayi terpasang lingkungan tidak dengan pasien, terjadinya
OGT terjadi dengan lingkungan, dan penyebaran
- Lab. Leukosit kriteria hasil: membatasi jumlah infeksi
19.100 µ/l - Area kateter pengunjung pasien 4. Agar keluarga
umbilikal tidak Edukasi : mengetahui
terinspeksi 4. Jelaskan tanda dan tanda dan
tanda-tanda gejala infeksi gejala infeksi
infeksi seperti Terapeutik 5. Mencegah
dolor, kalor,
5. Pemberian antibiotik infeksi
rubor, tumor (Tim Pokja SIKI
dan fungsio DPP PPNI,2018)
laesa

4 Dx: Setelah dilakukan 1. Kaji tingkat 1. Mengetahui


Kurang pengetahuan tindakan asuhan pengetahuan seberapa jauh
keluarga keperawatan keluarga pasien pemahaman
berhubunngan selama 2x20 menit 2. Kaji kesiapan dalam pasien tentang
dengan kurang diharapkan kurang belajar cara perawatan
informasi informasi keluarga
3. Berikan pendidikan tali pusat bayi
DS: tentang perawatan kesehatan TTG baru lahir
- Orang tua pasien tali pusat bayi baru PERAWATAN TALI
2. Mengetahui apakah
mengatakan lahir berhubungan PUSAT MELIPUT pasien bersedia
tidak mengerti dengan kurang (DEFINISI,….., untuk diberikan
tentang informasi teratasi SESUAIKAN DGN penkes
perawatan tali dengan kriteria SAP) 3. Memberikan
pusat bayi baru hasil: informasi
lahir - Orang tua tentang
DO: mengerti cara perawatan tali
Orang tua pasien perawatan tali pusat pada bayi
15

tidak tahu dan pusat bayi baru baru lahir


bingung cara lahir
perawtan tali pusat
bayi baru lahir

5. Implementasi Keperawatan
Tabel 3.7
Implementasi Keperawatan Hari Pertama
No Diagnosa Hari/ Jam Implementasi Paraf
Keperawatan Tanggal

1. Pola napas tidak efektif 1 08.00 K


b/d Suplai O2 dalam 5 - Memonitor pola nafas A
darah menurun (frekuensi, kedalaman, usaha R
DS: J 08.05 nafas) N
DO: U R : Bayi terbaring di inkubator, I
- Terpasang O2 1 lpm N nafas 41 kali/menit T
- SaO2 95 % I 08.06 - Memonitor bunyi nafas A
- Denyut puncak 126 tambahan
kali/menit 2 R : Bayi terbaring di inkubator,
- Nafas 41 kali/menit 0 SaO2 95 % dan O2 1 lpm
- Sedang masa 2 - Memonitor saturasi oksigen
pemantauan dalam 1 R : Bayi terbaring di inkubator
pemulihan SaO2 95 %
- Penggunaan otot - mempertahankan kepatenan
bantu pernafasan jalan nafas
- Fase ekspirasi R : Bayi terbaring di inkubator,
memanjang Tidak ada bunyi napas tambahan,
- Pola nafas abnormal suara nafas vesikuler
(takipnea) - Memberikan O2 1 lpm
16

(Tim Pokja SDKI R : Bayi terpasang O2 1 lpm


DPP PPNI,2017) kanul

2. Resiko hipotermi 1 08.00 K


berhubungan dengan 5 5. Memonitor suhu tubuh A
ketidakseimbangan R : Bayi terbaring di inkubator, R
suhu tubuh J Suhu 36.5oC N
DS: U 08.05 6. mengidentifikasi penyebab I
DO: N hipotermi T
- Akral teraba dingin I R : Bayi terbaring di inkubator, A
- Takikardia Akral dingin ketika berada di luar
- Bayi tampak lemah 2 inkubator (pada saat mandi)
- Suhu 36.5oC 0 7. menyediakan lingkungan
2 08.00 yang hangat (inkubator)
1 R : Bayi terbaring di inkubator,
bayi dipasangkan baju dan
selimut
8. mengganti pakaian/linen yang
basah
R : Pakaian/linen bayi selalu
08.30 dalam keadaan kering.
(Tim Pokja SIKI DPP
PPNI,2018)
3. Resiko infeksi 1 08.00 K
berhubungan dengan 5 6. Memonitor tanda dan gejala A
pemotongan tali pusat infeksi lokal dan sistmik R
(prosedur invasif) J R : Terpasang kateter umbilikal, N
DS: U balutan diganti setiap hari I
DO: N 08.30 7. mempertahankan tehnik T
- Terpasang kateter I aseptik pada pasien A
17

umbilical R : Tindakan aseptik sesuai SOP


- Terpasang OGT 2 Rumah Sakit
- Lab. Leukosit 0 8. mencuci tangan sebelum dan
19.100 µ/l 2 08.00 sesudah kontak dengan
1 pasien, lingkungan, dan
membatasi jumlah
pengunjung pasien
R : Mencuci tangan sesuai SOP
Rumah Sakit
9. menjelaskan tanda dan gejala
08.30 infeksi
R : keluarga pasien menerima dan
mendengarkan
10. Memberian antibiotik
10.00 R : Diberikan melalui infus
umbilikal
(Tim Pokja SIKI DPP
PPNI,2018)
4 Dx: 1 10.00 1.Mengaji tingkat pengetahuan K
Kurang pengetahuan 5 keluarga pasien A
keluarga berhubungan R : Orang tua bersedia dikaji dan R
dengan kurang J mengatakan tidak tau bagaimana N
informasi U 10.02 perawatan tali pusat bayi I
DS: N 2.Mengkaji kesiapan dalam T
- Keluarga pasien I belajar A
mengatakan tidak R : orang tua mau diberikan
mengerti tentang 2 penyuluhan tentang perawatan
perawatan tali pusat 0 tali pusat bayi baru lahir
bayi baru lahir 2
DO: 1
- Keluarga pasien
tidak tahu dan
18

bingung cara
perawtan tali pusat
bayi baru lahir

Tabel 3.8
Implementasi Hari Kedua
No Diagnosa Hari/ Jam Implementasi Paraf
Keperawatan tanggal

1. Pola napas tidak efektif 1 08.00 1.Memonitor pola nafas K


b/d Suplai O2 dalam 6 (frekuensi, kedalaman, usaha A
darah menurun nafas) R
DS: J R : Bayi terbaring di inkubator, N
DO: U 08.05 nafas 41 kali/menit I
- Terpasang O2 1 lpm N 2.Memonitor bunyi nafas T
- SaO2 95 % I tambahan A
- Denyut puncak 126 R : Bayi terbaring di inkubator,
kali/menit 2 08.06 SaO2 95 % dan O2 1 lpm
- Nafas 41 kali/menit 0 3.Memonitor saturasi oksigen
- Sedang masa 2 R : Bayi terbaring di inkubator
pemantauan dalam 1 SaO2 95 %
pemulihan 4.mempertahankan kepatenan
- Pengguna jalan nafas
Penggunaan otot R : Bayi terbaring di inkubator,
bantu pernafasan Tidak ada bunyi napas tambahan,
- Fase ekspirasi suara nafas vesikuler
memanjang 5.memberikan O2 1 lpm
Pola nafas abnormal R : bayi terpasang O2 1lpm
(takikardia)
19

(Tim Pokja SDKI DPP


PPNI,2017)
2. Dx: 1 08.00 1. Memonitor suhu tubuh K
Resiko hipotermi 6 R: Bayi terbaring di A
berhubungan dengan inkubator, Suhu 36.5oC R
bayi baru lahir J 2. Mengidentifikasi penyebab N
DS: U 08.05 hipotermi I
DO: N R: Bayi terbaring di T
- Akral dingin ketika I inkubator, Akral dingin ketika A
berada di luar berada di luar inkubator (pada
incubator 2 08.00 saat mandi)
- Bayi tampak lemah 0 3. Menyediakan lingkungan
- Suhu 36.5oC 2 yang hangat (inkubator)
1 R: Bayi terbaring di
inkubator, bayi dipasangkan
08.30 baju dan selimut
4. Mengganti pakaian/linen yang
basah
R: Pakaian/linen bayi selalu
dalam keadaan kering.
3. Resiko infeksi 1 08.00 1. Memonitor tanda dan gejala K
berhubungan dengan 6 infeksi lokal dan sistmik A
dengan pemotongan tali R: Terpasang kateter R
pusat (prosedur invasif) J umbilikal, balutan diganti N
DS: U 08.30 setiap hari I
DO: N 2. Mempertahankan tehnik T
- Terpasang kateter I aseptik pada pasien A
umbilical R: Tindakan aseptik sesuai
- Terpasang OGT 2 SOP Rumah Sakit
- Lab. Leukosit 0 3. Mencuci tangan sebelum dan
19,100 µ/l 2 08.00 sesudah kontak dengan
1 pasien, lingkungan, dan
20

membatasi jumlah
pengunjung pasien
R: Mencuci tangan sesuai
SOP Rumah Sakit
4. menjelaskan tanda dan gejala
08.30 infeksi
R : keluarga pasien menerima dan
mendengarkan
10.00 5. Memberian antibiotik
R : Diberikan melalui infus
umbilikal
(Tim Pokja SIKI DPP
PPNI,2018)
4. Dx: 1 11.00 1. Mengaji tingkat pengetahuan K
Kurang pengetahuan 6 keluarga pasien A
keluarga berhubungan R : Orang tua bersedia dikaji dan R
dengan kurang J mengatakan tidak tau bagaimana N
informasi U perawatan tali pusat bayi I
DS: N 2. Mengkaji kesiapan dalam T
- Keluarga pasien I belajar A
mengatakan tidak R : orang tua mau diberikan
mengerti tentang 2 penyuluhan tentang perawatan
perawatan tali pusat 0 tali pusat bayi baru lahir
bayi baru lahir 2 3. Berikan pendidikan kesehatan
DO: 1 R : orang tua mendengarkan
Keluarga pasien tidak dengan baik, ada kontak mata,
tahu dan bingung cara dan orang tua juga bertanya
perawtan tali pusat bayi mengenai materi yang belum
baru lahir dipahami oleh orang tua.
21

6. Evaluasi
Tabel 3.9
Evaluasi Hari Pertama
No Diagnosa Hari/tanggal Jam Catatan Perkembangan Paraf
Keperawatan
1. Pola napas tidak 15 Juni 2021 14.00 S: - K
efektif b/d Suplai O: A
O2 dalam darah - O2 1 lpm/menit R
menurun - SaO2 95 % N
- Denyut puncak 141 I
kali/menit T
- Nafas 41 kali/menit A
- Tidak ada bunyi napas
tambahan
A: Pola napas tidak efektif
belum teratasi
P: Intervensi dilanjutkan
1. Observasi frekuensi nafas
2. Monitor bunyi nafas
tambahan
3. Pertehankan kepatenan
jalan nafas
4. Monitor saturasi oksigen
5. Auskultasi bunyi nafas
22

2. Dx: 15 Juni 2021 14.00 S: - K


Resiko hipotermi O: A
berhubungan - Akral dingin ketika R
dengan bayi baru berada di luar inkubator N
lahir (pada saat mandi) I
- Bayi tampak lemah T
- Suhu 36.5oC A
A: Resiko hipotermi belum
terjadi
P: Intervensi dilanjutkan
1. Monitor suhu tubuh
2. Identifikasi penyebab
hipotermi
3. Sediakan lingkungan yang
hangat (inkubator)
4. Ganti pakaian/linen yang
basah
3. Dx. 15 Juni 2021 14.00 S: - K
Resiko infeksi O: A
berhubungan 1. Terpasang kateter R
dengan umbilical N
pemotongan tali 2. Terpasang OGT I
pusat (prosedur A: Resiko infeksi belum T
invasif) terjadi A
P: Intervensi dilanjutkan
1. Monitor tanda dan gejala
infeksi lokal dan sistmik
2.Pertahankan tehnik aseptik
pada pasien
23

3. Cuci tangan sebelum dan


sesudah kontak dengan
pasien, lingkungan, dan
membatasi jumlah
pengunjung pasien
4. Jelaskan tanda dan gejala
infeksi
5. Pemberian antibiotik

Tabel 3.10
Evaluasi Hari Kedua
No Diagnosa Hari/tanggal Jam Catatan Perkembangan Paraf
Keperawatan
1. Pola napas tidak 16 Juni 2021 14.00 S: - K
efektif b/d Suplai O: A
O2 dalam darah - Tidak menggunakan O2 R
menurun - SaO2 100 % N
- Denyut puncak 128 I
kali/menit T
- Nafas 34 kali/menit A
- Tidak ada bunyi napas
tambahan
A: Pola nafas tidak efektif
teratasi
P: Intervensi dihentikan

2. Dx: 16 Juni 2021 14.00 S- K


Resiko hipotermi O: A
24

berhubungan - Akral tidak dingin ketika R


dengan bayi baru bayi berada di luar N
lahir inkubator (pada saat I
mandi) T
- Tidak ada sianosis A
- Suhu 37oC
A: Resiko hipotermi teratasi
P: Intervensi dihentikan
3. Dx. 15 Juni 2021 14.00 S: - K
Resiko infeksi O: A
berhubungan - kateter umbilical sudah R
dengan dilepaskan N
pemotongan tali - OGT sudah dilepaskan I
pusat (prosedur - Tali pusat sudah kering T
invasif) - Tidak ada terjadinya A
infeksi
A: Resiko infeksi teratasi
P: Intervensi dihentikan
4 Dx: 16 juni 2021 14.00 S: K
Kurang - Orangtua mengatakan A
pengetahuan sudah mengerti tentang R
keluarga perawatan tali pusat pada N
berhubungan bayi baru lahir dan I
dengan kurang pasien bertanya tentang T
informasi materi yang belum A
dipahami

O:
- Orangtua dapat
menjawab pertanyaan
ketika ditanya kembali
tentang materi yang
25

sudah disampaikan

A : Masalah kurang
pengetahuan teratasi
P : Intervensi dihentikan

7. Dokumentasi Keperawatan
Tabel 3.11
Dokumentasi Keperawatan
Hari tgl/jam Tindakan Paraf
15 Juni 2021 1. Memandikan pasien K
08.00 2. Mengobservasi frekuensi nafas : A
41x/m R
3. Memonitor SaO2 : 95% N
09.00 4. Mengauskultasi bunyi nafas : I
vesikuler T
09.10 5. Memonitor suhu tubuh : 36.7oc A
6. Mengidentifikasi penyebab
09.20 hipotermi
7. Menyediakan lingkungan yang
hangat (inkubator)
8. Mengganti pakaian/linen yang
basah
09.45 9. Memonitor tanda dan gejala infeksi
lokal dan sistmik
10. Mempertahankan tehnik aseptik
10.00 pada pasien
11. Mencuci tangan sebelum dan
26

sesudah kontak dengan pasien,


lingkungan, dan membatasi jumlah
pengunjung pasien
12. Menjelaskan tanda dan gejala
infeksi
13. Pemberian antibiotic
16 Juni 2021 1. Memandikan pasien K
08.00 2. Mengobservasi frekuensi nafas : 46x/m A
3. Memonitor SaO2 : 95% R
4. Mengauskultasi bunyi nafas : vesikuler N
09.00 5. Memonitor suhu tubuh : 37oc I
6. Mengidentifikasi penyebab hipotermi T
09.10 7. Menyediakan lingkungan yang hangat A
(inkubator)
09.20 8. Mengganti pakaian/linen yang basah
9. Melepaskan OGT sesuai SOP
10. Memonitor tanda dan gejala infeksi
lokal dan sistmik
11. Mempertahankan tehnik aseptik pada
09.45 pasien
12. Mencuci tangan sebelum dan sesudah
kontak dengan pasien, lingkungan, dan
10.00 membatasi jumlah pengunjung pasien
13. Memberikan penyuluhan kesehatan
10.30 tentang perawatan tali pusat bayi baru
lahir
14. Menjelaskan tanda dan gejala infeksi

8. Perencanaan pulang
Melakukan Perencanaan Pulang Pada By. Ny. ”E” Dengan
Gangguan Sistem Pernafasan Akibat Asfiksia Di Ruang Rawat
Instalansi Care Unit (ICU) Rumah Sakit Umum Bethesda Serukam
27

pada perencanaan pulang pada pasien By. Ny. “E” dilakukan dengan
cara:
a. keluarga diberikan penyuluhan kesehatan mengenai pengertian
perawatan tali pusat, alat dan bahan yang digunakan saat perawatan
tali pusat bayi di rumah, cara perawatan tali pusat, waktu perawatan
tali pusat, dan menjelaskan tanda gejal dari infeksi.
b. Memberitahukan jadwal kontrol ulang, jika tanda dan gejala yang
membahayakan atau datang ke tenaga kesehatan terdekat jika anak
menunjukkan tanda dan gejala infeksi sebelum waktu kontrol ulang.
c. Memberikan dan menjelaskan kembali obat pulang kepada orang
tua pasien.

Anda mungkin juga menyukai