Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (2014) mengatakan asfiksia
neonatrum adalah kegagalan nafas secara spontan dan teratur pada saat lahir atau
beberapa saat setelah saat lajir yang ditandai dengan hipoksemia, hiperkarbia dan
asidosis (IDAI,2014).
Angka Kematian Bayi (AKB) menjadi indikator kesehatan pertama
dalam menentukan derajat kesehatan anak karena merupakan cerminan dari status
kesehatan anak pada saat ini serta merupakan salah satu indicator keberhasilan
pembangunan suatu bangsa. Pada tahun 2017 angka kematian bayi yang
diebabkan oleh asfiksia di usia 0-27 hari terbanyak terdapat di India sebanyak
114.306 bayi, diikuti oleh Nigeria sebanyak 76.154 bayi, kemudian Pakistan
sebanyak 53.110 bayi, sedangkan di Indonesia sebanyak 13.843 bayi (WHO,
2017).
Dari sumber Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat (2019), Data
Riset Kesehatan Dasar (2015) menunjukkan angka kematian bayi di Indonesia
disebabkan oleh Asfiksia 51%, BBLR 42,9%, Seksio Sesarea 18,9%, Prematur
33,3%, kelainan kongenital2,8%, Sepsis 12%. Berdasarkan hasil Survei
Demografi dan Kesehatan Indonesia tahun 2017 menunjukkan Angka Kematian
Neonatal (AKN) adalah 15 kematian per 1.000 kelahiran hidup, Angka Kematian
Balita (AKB) adalah 24 kematian per 1.000 kelahiran hidup, Angka Kematian
Balita (AKBA) adalah 32 kematian per 1.000 kelahiran hidup. Penyebab
kematian adalah asfiksia (35,9%), prematur (33,1%), BBLR (32,4%) dan Sepsis
(12%) (SDKI,2017). Penyebab kematian neonatal provinsi Kalimantan Barat pada
tahun 2016-2017, kematian karena asfiksia (kematian bayi baru lahir yang tidak
dapat bernafas secara spontan dan teratur) sejumlah 196, tertinggi di Kabupaten
Sintang sejumlah 30 dan terendah di Kabupaten Landak sejumlah 6.
Dari sumber data Rekam Medis Rumah Sakit Umum Brthesda Serukam
(2021), kasus kematian yang terjadi pada bayi dengan asfiksia neonatorum di
Rumah Sakit Umum Bethesda Serukam pada tahun 2018 sebanyak 1 kasus, 2019
tidak ada kasus, 2020 sebanyak 2 kasus, dan 2021 (januari-juni) sebanyak 3
kasus. Hal ini berarti adanya peningkatan kasus kematian di RSUB Serukam dan
perlu mendapat perhatian lebih dalam memberikan intervensi keperawatan dan
medis.
TAMBHAKN ALINEA TTG DAMPAK APA YG TIMBUL KRN
ASFIKSIA. PERAN PERWAT : UNTK MENEKAN ANGKA KEMATIAN,
Untuk hubungan pengetahuan dan sikap perawat dengan penanganan
pada bayi baru lahir dengan asfiksia neonatorum maka perawat dituntut untuk
meningkatkan pelatihan dan pengetahuan dalam asuhan keperawatan pada pasien
dengan asfiksia neonatorum. Dengan pelatihan dan pengetahuan yang dimiliki
oleh perawat, maka perawat dapat memberikan asuhan keperawatan pada bayi
baru lahir dengan asfiksia neonatorum untuk mencegah asfiksia berlanjut pada
kematian dan menganjurkan kepada masyarakat atau ibu khususnya, agar setiap
persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan.
Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk mengelola kasus dan
melakukan asuhan keperawatan pada By. Ny. “E” dengan gangguan sistem
pernafasan : Asfiksia Neonatorum di Ruang Intensive Care Unit Rumah Sakit
Umum Bethesda Serukam Tahun 2021.
Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Dapat memberikan asuhan keperawatan pada By. Ny. “E” dengan
gangguan system pernafasan : Asfiksia Neonatorum di Intensive Care Unit
Rumah Sakit Umum Bethesda Serukam.
2. Tujuan Khusus
a. Memahami dan mampu melakukan pengkajian keperawatan pada By. Ny.
“E” dengan gangguan system pernafasan : Asfiksia Neonatorum di
Intensive Care Unit Rumah Sakit Umum Bethesda Serukam.
b. Memahami dan mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada By. Ny.
“E” dengan gangguan system pernafasan : Asfiksia Neonatorum di
Intensive Care Unit Rumah Sakit Umum Bethesda Serukam.
c. Memahami dan mampu menyusun intervensi keperawatan pada By. Ny. E
dengan gangguan system pernafasan : Asfiksia Neonatorum di Intensive
Care Unit Rumah Sakit Umum Bethesda Serukam.
d. Memahami dan mampu melakukan implementasi keperawatan pada By.
Ny. “E “dengan gangguan system pernafasan : Asfiksia Neonatorum di
Intensive Care Unit Rumah Sakit Umum Bethesda Serukam.
e. Memahami dan mampu melakukan evaluasi hasil tindakan keperawatan
Pada By. Ny. “E” dengan gangguan system pernafasan : Asfiksia
Neonatorum di Intensive Care Unit Rumah Sakit Umum Bethesda
Serukam.
f. Melakukan Perencanaan Pulang Pada By. Ny. ”E” Dengan Gangguan
Sistem Pernafasan Akibat Asfiksia Di Ruang Rawat Instalansi Care Unit
(ICU) Rumah Sakit Umum Bethesda Serukam.
g. Memahami dan mampu melakukan dokumentasi keperawatan Pada By.
Ny. E” Dengan Gangguan Sistem Pernafasan Akibat Asfiksia Di Ruang
Rawat Instalansi Care Unit (ICU) Rumah Sakit Umum Bethesda
Serukam.
B. Metode Penulisan
Metode penulisan yang digunakan penulis dalam penyusunan makalah ini adalah:
1. Studi Pustaka
Studi pustaka yang digunakan penulis adalah mempelajari buku-buku
referensi dan menggunakan internet yang berhubungan dengan masalah
gangguan system pernafasan.
2. Studi Kasus
Memberikan asuhan keperawatan langsung pada klien dan bekerja
sama dengan tim kesehatan lainnya dengan pendekatan proses keperawatan
dengan melakukan wawancara langsung dengan klien dan keluarga dalam
mengenali informasi, serta memberikan asuhan keperawatan langsung kepada
klien dan berkerjasama dengan tim kesehatan lainnya.
3. Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi dengan mengambil data yang diperlukan sehingga
terungkap permasalahan klien secara nyata dengan melihat kartu rekam medik
Rumah Sakit Umum Bethesda Serukam.
C. Sistematika Penulisan
Dalam mempermudah pembaca memahami isi makalah asuhan
keperawatan pada pasien dengan asfiksia ini, penulis mencantumkan sistematika
penulisan sebagai berikut: Bab I Pendahuluan yang terdiri dari latar belakang,
tujuan penulisan, metode penulisan dan sistematika penulisan. Bab II Tinjauan
pustaka yang terdiri dari konsep dasar penyakit: definisi, etiologi, anatomi
fisiologi, patofisiologi, manisfestasi klinis, tes diagnostik, penggelolaan medik,
komplikasi, prognosis dan pencegahan. Konsep dasar asuhan keperawatan:
pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi keperawatan, implementasi
keperawatan, evaluasi keperawatan, dokumentasi keperawatan dan perencanaan
pulang. Bab III Tinjauan kasus pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi
keperawatan, implementasi keperawatan, evaluasi keperawatan, dokumentasi
keperawatan dan perencanaan pulang. Bab IV yang terdiri dari pengkajian,
diagnosa keperawatan, intervensi keperawatan, implementasi keperawatan,
evaluasi keperawatan, dokumentasi keperawatan dan perencanaan pulang. Bab V
Penutup terdiri dari kesimpulan dan saran. Daftar pustaka, riwayat hidup penulis
dan lampiran.

Anda mungkin juga menyukai