Anda di halaman 1dari 60

BAB I

PENDAHULUAN
A. LatarBelakang
Negara Indonesia merupakan Negara berkembang yang saat ini sedang

dalam proses pembangunan untuk menjadi negara yang makmur. Proses

pembangunan yang di lakukan diantaranya adalah pembangunan kesehatan yang

bertujuan untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Dimana kesehatan itu adalah keadaan sehat baik itu secara fisik, mental, spiritual

maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara

sosial dan ekonomis. (Depkes RI, 2009).

Infeksi saluran kemih adalah suatu istilah umum yang menunjukkan

keberadaan mikroorganisme dalam urin (Sukandar, 2009). Infeksi saluran kemih

merupakan salah satu penyakit infeksi yang sering ditemukan di kalangan

masyarakat dan merupakan salah satu penyakit infeksi yang paling sering

muncul (Nerurka, 2012).

Pada infeksi saluran kemih ditemukan bakteriuria. Bakteriuria

merupakan suatu keadaan dimana ditemukan adanya bakteri dalam urin.

Bakteriuria ini dikatakan bermakna jika menunjukkan pertumbuhan

mikroorganisme murni lebih dari 105 cfu/ml (Sukandar, 2009). Bakteri utama

penyebab bakteriuria pada penyakit infeksi saluran kemih yang didapat di urin

adalah Escherichia coli yang diikuti oleh Klebsiella pneumonia dan

Streptococcusspp kemudian beberapa bakteri lain seperti


2

Staphylococcus epidermidis, Pseudomonas aeruginosa dan beberapa bakteri

lainnya (Behzadi, 2010).

Menurut WHO sebanyak 25 juta kematian diseluruh dunia pada tahun,

sepertiganya disebabkan oleh penyakit infeksi (WHO, 2011).Infeksi saluran

kemih (ISK) merupakan infeksi dengan keterlibatan bakteri tersering di

komunitas dan hampir 10% orang pernah terkena ISK selama hidupnya. Sekitar

150 juta penduduk di seluruh dunia tiap tahunnya terdiagnosis menderita infeksi

saluran kemih. Prevalensinya sangat bervariasi berdasar pada umur dan jenis

kelamin, dimana infeksi ini lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan

dengan pria yang oleh karena perbedaan anatomis antara keduanya (Rajabnia,

2012). Berdasarkan data dari WHO pada tahun 2011, infeksi saluran kemih

termasuk kedalam kumpulan infeksi paling sering didapatkan oleh pasien yang

sedang mendapatkan perawatan di pelayanan kesehatan (Health care-

associatedinfection)

Di Negara maju, angka penderita ISK tergolong cukup tinggi di Amerika

serikat misalnya, angka meningkat dalam 10 tahun. Pada 1990, terjadi 166 ribu

kasus ISK ( inveksi saluran kemih) dan pada tahun 2000 menjadi 372 ribu kasus.

Angka tersebut diperkirakan terus naik, pada 2010 jumlahnya diestimidasi lebuh

dari 650 ribu, selain data tersebut, 6 juta-20 juta individu di AS diperkirakan

mengalami ISK (Perawatyulius, 2017.com)

Di Indonesia, berdasarkan tingginya angka kejadian Inveksi Saluran

Kemih maka pada studi literature ini penulis akan melakukan analisis kasus

infeksi saluran kemih di Indonesia berdasarkan jenis kelamin, usia dan spesies
3

bakteri penyebab inveksi saluran kemih

Kota Jakarta dipilih menjadi lokasi analisis studi literature dikarenakan

DKI Jakarta merupakan kota besar dengan penduduk tertinggi di Indonesia.

Dengan jumlah penduduk mencapai 10.557.810 jiwa dengan jumlah penduduk

perempuan di Jakarta sebanyak 5.272.489 jiwa sedangkan penduduk laki-laki

sebanyak 5.285.321 jiwa (BPS Jakarta, 2019)

Menurut data yang didapatkan dari dinas kesehatan propinsi aceh pada

tahun 2018, kasus ISK sekitar 1.342 kasus yang dilaporkan dan diperkirakan

masih banyak kejadian infeksi saluran kemih yang tidak di laporkan

(Pengaribuan,2019)

Dari catatan Rekam Medik RSUD Kutacane diperoleh data selama 11

bulan terakhir (Januari – November 2023), dari total 1072 pasien yang berada di

RSUD Kutacane. Pasien yang menderita penyakit perkemihan yaitu 64 pasien

dengan persentase 5,97%. Pasien yang menderita penyakit infeksi saluran kemih

adalah 34 pasien dengan persentase 53,1%. Sedangkan pasien yang dirawat inap

di ruang Interna selama 11 bulan terakhir (Januari-November 2023) di dapatkan

hasil sebagai berikut: jumlah keseluruhan pasien yang dirawat di ruang Interna

sebanyak 140 pasien. Yang menderita infeksi saluran kemih sebanyak 2 pasien

dengan persentase 1,7%. ISK adalah persentase tertinggi pada penyakit sistem

perkemihan.

Peran perawat memberikan pelayanan asensial terhadap individu,

keluarga dan masyarakat merupakan upaya pencapaian derajat kesehatan

semaksimal mungkin sesuai dengan potensi yang dimiliki dalam menjalankan


4

kegiatan dibidang promotif, preventif, kuratif dan rehabilitative.

Faktor resiko yang meningkatkan infeksi saluran kemih, antara lain :

Nyeri panggul, meningkatkan dorongan buang air kecil, nyeri saat buang air

kecil, dan ada darah dalam urine, infeksi ginjal dapat menyebabkan sakit

punggung, mual, muntah, dan demam.

Berdasarkan data diatas diperlukan adanya peningkatan pengetahuan

bagi penderita infeksi saluran kemih. Dan bagi tenaga keperawatan untuk

memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan infeksi saluran kemih

sehingga pasien kembali pada keadaan semula sesuai wakt u tanpa komplikasi.

Oleh karena itu penulis tertarik untuk mengangkat kasus dengan judul

“ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN Tn. K

GANGGUAN : INFEKSI SALURAN KEMIH DIRUANG KENANGA

RUMAH SAKIT UMUM H. SAHUDIN KUTACANE. Dengan harapan

dapat bermanfaat dalam memberikan asuhan keperawatan pada kasus-kasus

yang terjadi kususnya pada pasien dengan infeksi saluran kemih

B. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Penulis dapat memahami tentang gambaran umum mengenai asuhan

keperawatan pada pasien dengan Infeksi Saluran Kemih, serta sebagai salah satu

persyaratan dalam menyelesaikan Program Studi D III Keperawatan


5

2. Tujuan khasus

Mahasiswa mampu :

a. Melakukan pengkajian keperawatan pada Tn. K dengan gangguan

infeksi saluran kemih di Ruang Interna RSUD Kutacane

b. Merumuskan diagnose keperawatan pada Tn. K dengan gangguan

infeksi saluran kemih di Ruang Interna RSUD Kutacane

c. Menyusun perencanaan keperawatan pada Tn. K dengan gangguan

infeksi saluran kemih di Ruang Interna RSUD Kutacane

d. Melakukan tindakan keperawatan pada Tn. K dengan gangguan infeksi

saluran kemih di Ruang Interna RSUD Kutacane

e. Melaksanakan evaluasi keperawatan pada Tn. K dengan infeksi saluran

kemih di Ruang Interna RSUD Kutacane

C. Ruang Lingkup Penulisan

Dari demikian banyaknya kasus di Rumah Sakit Umum H.Sahudin

Kutacane Tahun 2024, penulisan hanya membatasi satu kasus saja yaitu berjudul

Asuhan Keperawatan Pada Tn. K Dengan Gangguan Perkemihan : Infeksi

Saluran Kemih Diruang Kenanga Rumah Sakit Umum H.Sahudin Kutacane

Tahun 2024, penulisan mengkaji selama 3 hari dimulai tanggal 28 s/d 31 Januari

2024
6

D. Teknik Pengumpulan Data

Dalam Penulisan Karya Tulis Ilimiah Ini Penulis Menggunakan Metode

Deskritif Yaitu Mode Ilmiah Yang Bersifat Mengumpulkan Data, Menganalisa

Dan Menarik Kesimpulan Dengan Menggunakan Metode Penulisan Sebagai

Berikut :

a. Wawancara : Penulis Melakukan Tanya Jawab Dengan

Pasien, Keluarga, Perawat Ruangan Dan Dokter Yang

Menanganinya Sehingga Memproleh Data Yang

diperlukan

b. Observasi : Pegamatan Dan Pencatatan Secara Langsung

Terhadap Pasien Sebagai Subjek Pada Pelayanan

Keperawatan.

c. Pemeriksaan Fisik Dilakukan Dengan Cara :

 Inspeksi : Pemeriksaan Dengan Cara Melihat

 Palpasi : Pemeriksaan Dengan Cara Meraba

 Perkusi : Pemeriksaan Dengan Cara Megetuk

 Auskultasi : Pemeriksaan Dengan Cara Mendengar

d. Dokumentasi : Yaitu Dengan Mempelajari Catatan

Keperwatan Dan Perkembangan Pasien

e. Study Kepustakaan : Dengan Memepelajari Buku Yang

Berkaitan Dengan Masalah


7

E. Sistematika Penulisan

Karya Tulis Ilmiah Yang Penulis Susun Terdiri Dari Lima Bab Dengan

Sistemika Penulisan Sebagai Berikut :

BAB I : Pendahuluan, Yang Berisi Latar Belakang, Tujuan Penulisan,

Ruang Lingkup, Teknik Pengumpulan Data, Sistematika

Penulisan.

BAB II : Tinajuan Teoritis Yang Terdiri Atas Konsep Dasar Meliputi

Definisi, Etioogi, Patofisiologi, Manifestasi Klinik, Komplikasi,

Pemeriksaan Diagnostik, Penatalaksanaan Medis, Dan Tinjauan

Teoritis Keperawatan, Dan Perencanaan

BAB III : Tinjauan Kasus Yang Terdiri Atas Pengkajian, Diagnosa

Keperawatan, Perencanaan Keperawatan, Pelaksana

Keperawatan Dan Evaluasi.

BAB IV : Pembahasan Yang Membahas Tentang Kesenjangan Yang

Terdapat Dalam Tinjauan Teoritis Dan Tinjauan Kasus

BAB V : Penutup Berisikan Kesimpulan Dan Saran


8

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Konsep Dasar Medik

1. Definisi

Infeksi bakteri pada saluran kemih adalah alasan umum kedua untuk

mencari layanan kesehatan, setelah infeksi pernapasan atas. Infeksi saluran kemih

yang di dapat bagai pelindung dan mengalami penurunan kadar antibodi

servikovagina enterobakteri yang meningkatkan risiko lebih lanjut. Hipertropi

prostat dan prostatitis bakteri adalah faktor resiko pada pria. Sirkumsisi tampak

mempunyai efek perlindungan. Koitus melalui anus tanpa pengaman juga

merupakan faktor resiko.

Infeksi saluran kemih adalah bakteri dibarbagai segmen di saluran kemih.

Jumlah organisme dalam urine lebih besar dari yang dapat di tampung. kriteria

diagnosis paling umum ISK terdapat minimal 100.000 koloni bakteri dalam 1 ml

urine pancar tengah pada dua biakan beturut-turut. Adanya urine dan kotoran di

sekeliling meatus urinarius memungkinkan bakteri berproliferasi dan naik

kedalam uretra. Anak-anak yang beresiko adalah mereka yang mengalami system

perkemihan perkemihan, penyakit kronis dan kelainan neurologis.(Cecily dan

linda, 2009, 680)


9

2. Etiologi

ISK terjadi tergantung banyak faktor seperti: usia, gender, prevalensi

bakteriuria, dan faktor predisposisi yang menyebabkan perubahan struktur saluran

kemih termasuk ginjal. Berikut menurut jenis mikroorganisme dan usia:

Jenis-jenis mikroorganisme yang menyebabkan ISK, antara lain:

Escherichia Coli: 90% penyebab ISK uncomplited(simple), Pseudomonas,

proteus, klebsiella: penyebab ISK complicated, Enterobacter, staphylococcus

epidemidis, enterococci, dan lain-lain (Aru dkk 2009, dan Nanda NIC-NOC

2015). Com

3. Patofisiologi

ISK adalah kolonisasi bakteri di berbagai segmen di saluran kemih. Jumlah

organisme dalam urine lebih besar dari yang dapat ditampung. kriteria diagnostik

paling umum untuk ISK adalah terdapat minimal 100.000 koloni bakteri dalam 1

ml urine pancar tengah pada dua biakan berturut-turut.

Adanya urine dan kotoran di sekeliling meatus urinarius memungkinkan

bakteri berproliferasi dan naik ke dalam uretra. Anak-anak yang beresiko adalah

merwka yang mengalami defek dalam system perkemihan, penyakit kronis, dan

kelainan neurologis. ISK adalah penyakit infeksi kedua terbanyak setelah infeksi

saluran napas bagian atas.(cscily & linda 2002, 680)


10

4. Manifestasi klinis

Pathogen biasanya masuk ke saluran kemih dengan cara naik dari

mambran mukosa daerah perineum menuju saluran kemih bawah. Bakteri yang

telah berkolonisasi di jaringan uretra, vagina, atau perineum adalah sumber infeksi

biasanya (Porth & Marfin, 2009).

Dari kandung kemih, bakteri dapat terus naik ke saluran kemih jarang

terjadi. Infeksi yang masuk dengan cara ini biasanya di sebabkan oleh kerusakan

sebelumnya atau jaringan parut pada saluran kemih. Bakteri yang masuk ke dalam

saluran kemih dapat menyebabkan bakteriuria asimtomatik atau respons

inflamatorik di sertai manifestasi ISK .

Bakteriuria asimtomatik lebih sering ditemukan pada wanita hamil, lansia,

dan pasien dieabetes mellitus atau pasien yang terpasang kateter urine menetap.

Infeksi dapat menyerang jaringan superficial sepersi mukosa kandung kemih atau

dapat menyerang jaringan lain seperti prostat atau jaringan ginjal secara

epidemioligi, ISK di identifikasi sebsgai penyakit yang didapat di komunitas atau

terkait kateter (lind & fajardo,2008). Com

5. Pemeriksaan Diagnostik

Analisa urine sangat penting untuk dilakukan. Pada penderita sistitis

dimungkinkan akan ditemukan urine menjadi keruh dan berbau. Pada

pemeriksaan mikroskop urine segera mungkin ditemukan piuria, hematuria dan

bakteriuria. Kultururine penting untuk dilakukan guna mengetahui jenis kuman


11

penyebab infeksi. Apa bila sistitissering kali mengalami kekambuhan, maka

perlu dipertimbangkan untuk dilakukan pemeriksaan pencitraan (USG) atau

sitoskopi(Prabowo & Pranata, 2014). Com

6. Penatalaksaan

(Sudoyo, 2010). Mengemukakan beberapa managemen dalam infeksi

saluran kemih bagian bawah. Prinsip managemen ISK bawah meliputi intake

cairan yang banyak, anti biotika yang adekuat, dan kalau perlu terapi

simtomatik untuk alkalinisasi urine:

1. Hampir 80% pasien akan memberikan respon setelah 48 jam dengan

antibiotik

2. Bila infeksi menetap disertai kelainan urunalisis (lekosuria) diperlukan

terapi konvensional 5-10 hari

2. Pemeriksaan mikroskopik urine dan biakan urine tidak

pengurangan sering berkemih, urgency dan hesitancy, peningkatan

pengetahuan tentang tindakan pendegahan dan modalitas penanganan serta

tidak adanya potensial komplikasi.

3. Mengurangi nyeri dan ketidaknyamanan, Nyeri dan ketidaknyamanan

dapat dikurangi dengan cepat ketika terapi antimicrobial dimulai. Agen

antispasmodic membantu dalam mengurangi iritabilitas kandung kemih

dan nyeri. Aspirin, pemanasan perineum dan mandi rendam panas

membantu mengurangi ketidaknyamanan dan spasme

4. Mengurangi frekuensi (sering berkemih), urgensi dan hesitancy. Pasien di

dorong untuk minum dengan bebas sejumlah cairan (air adalah pilihan
12

terbaik) untuk mendukung aliran darah renal dan untuk membilas bakteri

dari urine Hindari cairan yang dapat mengiritasi kandung kemih (misal:

kopi, teh, kola, alcohol).

7. Komplikasi

Komplikasi ISK dapat menimbulkan komplikasi yang tergolong parah, di

antaranya :

a) Gangguan pada ginjal.

Saat seseorang terkena infeksi pada kandung kemih, bakteri dapat naik dan

masuk ke ginjal. Jika terjadi, maka orang tersebut beresiko terkena infeksi ginjal

dengan gejala berupa nyeri punggung, mual, demam, hingga menggigil. Infeksi

ginjal yang tidak segera ditangani dapat mengarah pada gagal ginjal atau

kerusakan permanen padaorgan tersebut.

b) Infeksi darah.

Komplikasi ini terjadi ketika bakteri yang terdapat di dalam system saluran

kemih memasuki aliran darah dan pada akhirnya turut menyerang organ-organ

tubuh lainnya. Infeksi darah merupakan kondisi yang tergolong mematikan.

c) Prostatis.

Komplikasi yang hanya dialami oleh pria ini terjadi ketika kelenjar prostat

mengalami peradangan. Gejala yang muncul bisa berupa rasa nyeri di daerah

selangkangan saat buang air kecil atau saat ejakulasi (Mansjoer, 2008). Com
13

B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian

Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan

suatu proses pengumpulan data yang sistematis dari berbagai sumber untuk

mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan klien. Tahap pengkajian

merupakan dasar utama dalam memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan

kenyataan sangat penting dalam merumuskan suatu diagnosis keperawatan dan

dalam memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan respon individu,

bagaimana yang telah di temukan dalam standar praktik keperawatan (Nursalam,

2008)

a. Data Subyektif

Pasien mengatakan nyeri pada pinggang, Pasien mengatakan kencingnya

tidak lancar, Pasien mengatakan cemas dengan keadaannya, Pasien mengatakan

tidak paham tentang penyakitnya

b. Data Obyektif

Pasien tampak meringis, Adanya tanda-tanda infeksi, Terpasang kateter,

Pasien tampak bertanya-tanya, Pasien tampak cemas

2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah masalah kesehatan aktual dan potensial

dimana berdasarkan pendidikan dan pengalamannya, perawat mampu dan

mempunyai kewenangan untuk memberikan asuhan keperawatan (Nursalam,

2008).
14

Diagnosa Keperawatan yang mungkin muncul yaitu: (NandaNic- Noc, 2015;

Carpenito 2013; Doengoes, 2014). Com

1. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan penurunan fungsi ginjal.

2. Nyeri akut berhubungan dengan adanya inflamasi pada saluran kemih.

3. Perubahan eliminasi urine berhubungan dengan penurunan kapasitas pada

kandung kemih sekunder akibat: infeksi saluran kemih

4. Gangguan pola tidur berhubungan dengan faktor penyakit sekunder: nyeri.

5. Ansietas berhubungan dengan kurang nya informasi

3. Intervensi

a. Kelebihan volume cairan.

Hasi lyang diharapkan : cairan tubuh pasien seimbang.

Intervensi:

1. Observasitanda-tandavital.

Rasional : untuk mengetahui kedaan umum pasien.

2. Kaji lokasi dan luas edema.

Rasional : mengetahui beberapa luas dan letak edema.

3. Kaji masukan makanan dan cairan.

Rasional : agar asupan nutria sipasien tetap terjaga.

4. Pertahankan catatan intake dan output cairan pasien.

Rasional: Mengetahui keseimbangan cairan dan mencegah komplikasi


15

akibat kadar cairan yang abnormal atau di luar harapan.

5. Kolaboratif dalam pemberian NACL 0,9 % 16 tpm.

Rasional : NACL bersifat isotonis bagi tubuh.

b. Nyeriakut.

Hasil yang diharap kan : nyeri tidak terjadi.

Intervensi:

1. Observasi tanda-tanda vital.

Rasional : untuk mengurangi rasa nyeri pasien.

2. Kaji skala nyeri menggunakan PQRST.

Rasional : mengetahui skala nyeri pasin

3. Ajarkan teknik distraksi dan relaksasi.

Rasional:dapat mengalihkan rasa nyeri pasien.

4. Beri posisi yang nyaman.

Rasional:posisi yang nyaman akan membantu dalam menurunkan nyeri

dan rasa yang tidak nyaman.

Kolaboratif dalam pemberian obat

c. Perubahan eliminasi urine.

Hasil yang diharapkan

: eliminasi urine membaik.


16

Intervensi:

1. Kaji eliminasi termasuk frekuensi, bau, dan warna.

Rasional : untuk mengetahui frekuen siurine pasien

2. Kaji pasien untuk terjdinya inkontinensia.

Rasional : untuk memantau pengeluaran urine pasien.

3. Ajarkan pasien untuk bladder trining.

Rasional : untuk mengontrol BAK.

d. Perubahan eliminasi urine.

Hasil yang diharapkan: eliminasi urine membaik.

Intervensi:

1. Kaji eliminasi termasuk frekuensi, bau, dan warna.

Rasional : untuk mengetahui frekuen siurine pasien

2. Kaji pasien untuk terjdinya inkontinensia.

Rasional : untuk memantau pengeluaran urine pasien.

3. Ajarkan pasien untuk bladder trining.

Rasional : untuk mengontrol BAK.

e. Gangguan pola tidur.

Hasi l yang diharapkan : gangguan pola tidur teratasi

Intervensi:

1. Kaji pola tidur pasien.

Rasional : untuk mengidentifikasi dan intervensi yang tepat.


17

2. Berikan tempat tidur yang nyaman.

Rasional : meningkatkan kenyamanan tidur pasien.

3. Intruksikan tindakan relaksasi.

Rasional : membantu menginduksi tidur.

4. Dorong posisi yang nyaman, bantu dalam mengubah posisi.

Rasional : perubahan posisi mengubah area tekanan dan

meningkatkan istirahat.

5. Berikan lingkungan yang nyaman dan mengurangi kebisingan.

Rasional : memberikan situasi kondusif untuk tidur.

f. Ansietas

Hasil yang diharapkan : ansietas tidak terjadi .

Intervensi:

1. Observasi tingkat kecemasan.

Rasional : mengetahui tingkat kecemasan pasien.

2. Kaji tingkat pengetahuan pasien.

Rasional : mengetahui sejauh mana pengetahuan pasien

tentang penyakit nya

3. Implementasi

Pada tahapan pelaksanaan dari rencana intervensi untuk mencapai tujuan yang

spesifik. Tahapan implementasi di mulai setelah rencana intervensi disusun dan ditujukan

pada nursing orders untuk membantu klien mencapai tujuan yang diharapkan (Nursalam,

2008). Com
18

d. Evaluasi

Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan

yang menandakan keberhasilan dari diagnosis keperawatan,rencana intervensi

dan implementasi. Tahap evaluasi memungkinkan perawat untuk memonitor

“kealpaan” yang terjadi selama tahap pengkajian, analisa, perencanaan, dan

implementasi intervensi (Nursalam, 2008). Com

Ada tahapan yang perlu di evaluasi pada klien yaitu :

1) Pasien dapat mempertahankan keseimbangan volume cairan

2) Nyeri tidak terjadi

3) Perubahan eliminasi urine membaik

4) Gangguan pola tidur teratasi

5) Ansietas
19

BAB III

TINJAUAN KASUS

A. Pengkajian

Pengkajian dilakukan pada tanggal 28 Januari 2024 diRuang kenanga

RSUD Kutacane dengan tehnik wawancara, observasi, pemeriksaan fisik dan

catatan medik pasien.

1. PengumpulanData

Nama pasien Penanggung jawab

Nama :K P

Umur :42 tahun 40 tahun

JenisKelamin :Laki-laki Perempuan

Status :Menikah Menikah

Agama : islam Islam

Pendidikan :SMA SMA

Pekerjaan :Swasta Irt

Suku/Bangsa :Indonesia

Indonesia Alamat :Lawe Sagu Hulu

RM :047384

Tanggal MRS :28 januari 2024

2. Alasan Dirawat

a. Riwayat Penyakit Sekarang :

Pasien mengatakan nyeri pada pinggang bawah kanan dan pasien mengatakan

susah buang air kecing pasien juga mengatakan tidurnya sering terjaga karena
20

nyeri pada pinggang kanan bawah

b. Riwayat Penyakit Sebelumnya :

Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit sebelumnya

c. Riwayat Penyakit Keluarga :

Pasien mengatakan keluarganya tidak ada yang memiliki penyakit

keturunan

3. Genogram keluarga

: Meninggal

: Laki-Laki

: Perempuan
21

: Pasien

: Pasien

: Satu Rumah

4. Riwayat Psikososial

a. Persepsi pasien tentang penyakit

Pasien yakin akan sembuh, dan pasien berusaha mengikuti saran dokter

dan team medis lainnya untuk mempercepat proses penyembuhan.

b. Konsep Diri Pasien

Pasien tidak mempunyai masalah tentang konsep dirinya ( Konsep diri

pasien baik )

c. Adaptasi

Pasien mampu beradaptasi dilingkungan rumah sakit.

5. Riwayat Sosial

Hubungan pasien dengan keluarga baik, anggota keluarga selalu datang

berkunjung dan hubungan pasien dengan orang lain juga baik,selama sirawat

dirumah sakit tetanggga pasien datang berkunjung. Bahasa yang digunakan pasien

sehari – hari bahasa Indonesia. Pasien sering bertanya kepada perawat tentang

penyakit yang dideritanya.


22

6. Riwayat Spiritual

Sebelum masuk rumah sakit ibadah pasien sangat teratur.Setelah masuk

rumah sakit pola ibadah pasien tidak teratur lagi. keyakinan pasien tentang

kesehatannya yaitu pasien yakin penyakitnya akan sembuh

7. Pola Kebiasaan Sehari-Hari

Tabel.1 Pola Kebiasaan Sehari-hari

No Pola Sebelum Masuk Rumah Sakit Sesudah Masuk Rumah


Sakit
1 Nutrisi Px mengatakan biasa makan 3x Saat di RS px makan
sehari dengan menghabiskan satu dengan diet TKTP
porsi (satu piring) (tinggi protein) habis _+
¼ prsi
2 Minum Kebutuhan Minum Terpenuhi Yaitu Saat di RS dari bangun
-+ 6-7 Gelas/ Hari Dengan Jumlah tidur pagi sampe sore
1000cc/ Hari. hanya minum _+ 500cc
air putih
3 Eliminasi Px mengatakn sudah 5 hari sebelum Setelah masuk rumah
Pola (Bab) masuk rumah sakit BAB _+ sakit px mengatakan
5x/hari,di sertai mual BAB masihlebih 5x/hari

Pola (Bak) Px mengatakn dapat kencing secara Setelah masuk rumah


normal dan lancer sakit px juga
mengatakan kencing
masi normal
4 Istirahat Px mengatakan selama 5 hari di Pasien Tidur Lebih
rumah susah tidur dan hanya tidur Kurang 4-5 Jam/ Hari
malam 5-6 jam
5 Aktifitas Px mengatakn sehari-hari sudah Saat masuk rumah sakit
tidak ada pekerjaan tetap lagi,hanya px hanya berbaring di
sesekali pergi ke kebun dan jarang tempat tidur
berolahraga
6 Personal Kebiasaan mandi dan menggosok Mandi dan gosok gigi 2x
Hygine gigi 2x sehari, mencuci rambut 2x sehari dengan bantuan
seminggu, memotong kuku 1x perawat ruangan
seminggu
23

8. Pemeriksaan Fisik

a. Tanda-Tanda Vital

- TD : 110 /80 mmhg


- HR : 80x/menit
- RR : 20x/menit

- TEMP : 36,2 C
- TB : 165 cm
- Berat Badan Sebelum Sakit : 60 kg
- Berat Badan Sesudah Sakit : 60 kg

9. Data Penunjang

a. Pemeriksaan Laboratorium

Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan


1. Hematocrit 37% L 42 – 52 % %
P 36 – 42 %
2. Leukosit 11.100 5.000 – 10.000/ul Mm3
3. Trombosit 219.000 150.000- Mm3
400.000/ul

b. Pemeriksaan Urine Rutin

Pemeriksaan Urin Rutin Hasil Normal


1. Makroskopik
Kejernihan Keruh JernihPutih
Warna Kuning jernih
Kimiawi
- Protein (-)Negatif Negatif
- Reduksi (-) Negatif Negatif
- Urobilin
- Bilirubin (-) Negatif Negatif
24

2. Mikroskopik
- Epitel (-)Negatif LPB
- Leukosit
- Eritosit (-)Negati Negatif
- Kristal Negatif
- Bakteri/jamur (+) positif Negatif

3. Mikroskopik
- Epitel 4-8 <3 / LPB
- Leukosit 4-8 <3 /LPB
- Eritosit 0-1 <3 /LPB
- Silinder (-)Negatif Negatif
- Kristal (-)Negatif Negatif
- Bakteri/jamur (+) positif Negatif

c. Terapi Obat

Obat Dosis/cara Jam pemberian


Pemberian
IVFD RL 20 Tetes/Menit 3 kolf perhari
Obat injeksi
- Ceftriaxone 2x1 12.00 : 23.00
- Omz (omeprazole) 1x1 15.00
- Keterolac 2x1 12.00 : 23.00
Obat Oral
- Urinter 1x1 12.00
25

B. Analisa Data

No. Data Penyebab/Etiologi Masalah

1 2 3 4
1 DS : inflamasi pada saluran Nyeri akut
- Nyeri dirasakan kemih
pada pinggang
bagian kanan bawah
skala nyeri 5 dari 0-
10 skala nyeri
- Nyeri yang
dirasakan setiap
pinggang di gerakan
DO
- Pasien tampak
Meringis
- Tand- tanda vital
Td: 110/80 mmHg
2 DS : penurunan kapasitas Perubahan
- Pasien mengatakan kandung kemih Eleminasi Urine
susah buang air
kencing
- Pasien mengatakan
kencingnya tidak
lancar.
DO :
- Pasien tampak
terpasang kateter
- Produksiurin 700
cc/hari
- terdapat distensi
- abdomen pada bagian
pinggang kanan bawah
3 DS : Timbulnya rasa nyeri Gangguan Pola
- Pasien mengatakan Tidur
tidak biasa tidur
karena nyeri pada
pinggang kanan
bawah
DO : Tedapat lingkaran
hitam di bawah
mata
- Pasien tampak pucat

C. Diagnosa keperawatan
26

1. Nyeri akut berhubungan dengan adanya inflamasi pada saluran

kemih ditandai dengan pasien mengatakan nyeri pada pinggang bagian

bawah kanan pasien juga mengatakan nyeri yang dirasakan setiap

pinggang digerakan, skala nyeri 5 dari 0-10 skala nyeri yang di berikan,

pasien tampak meringis, tanda-tanda vital TD: 110/80

2. Perubahan eliminasi urine berhubungan dengan penurunan kapasitas

kandung kemih ditandai dengan pasien mengatakan susah buang air

kencing, pasien tampak terpasang kateter produksi urine 700cc/hari

terdapat distensi, abdomen pada bagian pinggang kanan bawah

3. Gangguan pola tidur berhubungan dengan timbulnya rasa nyeri

ditandai dengan pasien mengatakan tidak biasa tidur karena nyeri pada

64
pinggang kanan bawah

D. Intervensi Keperawatan

No Diagnose Tujuan Intervensi Rasional


Keperawatan
1 Nyeri akut Setelah diberikan 1. Obserfasi TTV - Untuk
berhubungan askep selama 2. Kaji skala nyeri mengurangi
dengan 3x24 jam 3. Ajarkan teknik rasa nyeri
implamasi diharapkan nyeri distraksi dan pasien
pada saluran pasien berkurang relaksasi - Mengetahui
kemih sampai hilang dgn 4. Beri posisi yang skala nyeri
ditandai kriteria hasil : nyaman pasien
dengan - TD dalam 5. Delegatif dalam - Dapat
pasien batas normal pemberian obat mengalihka
mengatak - Skala nyeri 2 Obat Injeksi : n rasa nyeri
27

kan nyeri dari 1-10 skala - Ceftriaxone pasien


pada nyeri yang - Omeprazole - Posisi yang
pinggang diberi kan - Katerolak nyaman
bagian kanan - Pasien Obat oral : akan
bawah mengatakan - Urinter membantu
pasien juga nyeri dalam
mengatakan berkurang penyembuh
nyeri yang - Pasien an
dirasakan mengatakan - Menurunka
setiap nyeri tidak ada n nyeri dan
pinggang saat pinggang rasa yang
digerakan, digerakan tidak
skala nyeri 5 - Pasien tidak nyaman
dari 0-10 meringis lagi
skala nyeri,
pasien
tampak
meringis ttv
TD : 110/80
2 Perubahan Setelah diberikan 1. Kaji eliminasi 1. Untuk
eliminasi urine asuhan termasuk mengetahui
berhubungan keperawatan frekuensi, bau, dan frekuensi
dengan selama 3x24 jam warna urine
penurunan diharapkan 2. Kaji pasien pasien
kapasitas eliminasi urine untukterjadinya 2. Untuk
kandung tidak terganggu inkontinensia memantau
kemih ditandai dengan criteria 3. Ajarkan pasien pengeluara
dengan pasien hasil untuk bladder n urine
mengatakan - Pasien tidak trining pasien
susah buang terpasang 4. Delegatif dalam 3. Untuk
air kencing kateter pemberian obat mengurang
pasien tampak - Pasien Obat Parental : i infeksi
terpasang mengatakan - Ceftriaxone bakteri
kateter kencingnya - Omz
produksi urine lancer (omeprazole)
700cc/hari - Tidak terdapat - Katerolak
terdapat distensi Obat oral :
distensi, abdomen - Urinter
abdomen pada
bagian kanan
bawah
3 Gangguan pola Setelah di berikan 1. Berikan 1. Memberika
tidur askep selama lingkungan yang n situasi
berhubungan 3x24 jam nyaman dan kondusif
dengan diharapkan mengurangi untuk tidur
timbulnya rasa kebutuhan kebisingan 2. Untuk
28
Lanjutan

nyeri ditandai istirahat tidur 2. Kaji pola tidur mengidenti


dengan pasien pasien terpenuhi pasien fikasi dan
mengatakan dengan kriteria 3. berikan tempat intervensi
tidak bias tidur hasil : tidur yang nyaman yang tepat
karena nyeri - Pasien bias 4. Intruksikan 3. Meningkat
pada pinggang tidur dengan tindakan relaksasi kan
kanan bawah maksimal 6 jam 5. Dorong posisi kenyamana
perhari nyaman n tidur
- Tidak terdapat pasien
lingkaran hitam 4. Membantu
dibawah mata mengiduka
si tidur
pasien

E. Implementasi Keperawatan

Tanggal No Diagnosa Keperawatan Implentasi


Minggu 1
28/1/2024
06:00 Wib - Pantau tanda-tanda vital
- TD : 120/90 mmHg
- HR : 80x/i
- RR : 20x/i
- T : 36,6 ᵒc

72
07:00 Wib - Kolaborasi dengan ahli gizi ilanjutkanD
- Mengkaji skala nyeri
menggunakan PQRST

08:15 Wib
- Menghilangkan perhatian
pasien dengan cara mengajak
berbicara

- Mengatur posisi pasien yang


09.25 Wib nyaman
- Kolaborasi dengan gizi
12.00 Wib dalam pemberian diet
- Kolaborasi dalam pemberian
obat
Obat injeksi
- Ceftriaxone
29

- Katerolak
Obat oral :
- Urinter

12.15 Wib 2 - Kolaborasi dengan ahli gizi


- Mengkaji eliminasi urine
13.30 Wib termasuk frekuensi bau dan
warna
- Menggantikan cairan infuse
RL 20tpm
15.00 Wib
- Pemberian obat
Obat injeksi
- Omeprazol
17.30 Wib - Mengukur tanda-tanda vital
- TD : 120/90 mmHg
- HR : 80x/i
- RR : 20x/i
- T : 36,6 ᵒc

18:30 Wib 3 - Kolaborasi dengan gizi


dalam pemberian diet
- Memberikan posisi yang
nyaman semi fowler

- Berikan tempat tidur


yang nyaman seperti
memberikan pasien
bantal Guling

- Memberikan lingkungan
yang nyaman dan
20.45 Wib membatasi pengunjung
Pasien

- Memberikan kesempatan
pada pasien untuk
mengungkapkan
21:00 Wib perasaannya

23.00 Wib - Mengganti cairan infuse


RL 20tpm
- Pemberian obat
Obat injeksi :
- Ceftriaksone
- Katerolak
30

24.00 Wib - Menganjurkan pasien


untuk istirahat

05.00 Wib - Memantau keadaan


pasien

- Membantu pasien
melakukan kebersihan
diri
Senin 1
29/01/2024

06:00 Wib - Memantau keadaan


pasien dengan mengukur
tanda-tanda vital
- TD : 110/80 mmHg
- HR : 80 x/i
- RR : 20 x/I
- T : 36 ᵒc
07:00 Wib - Mengkaji skala nyeri
menggunakan PQRST
- Kolaborasi dengan ahli gizi
tentang pemberian diet TKTP
dan porsi yang dihabiskan 1
porsi
08.00 Wib - Menghilangkan perhatian
pasien dengan cara mengajak
berbicara
- Mengatur posisi pasien yang
10:00Wib
nyaman

12.00 Wib 2 - Kolaborasi dengan ahli gizi


tentang pemberian diet TKTP
dan porsi yang dihabiskan 1
porsi
- Kolaborasi dengan dokter
dalam pemberian obat
Injeksi :
- Ceftriaxone
13.30 Wib - Keterolac
Oral :
- urinter
- Mengkaji eliminasi urine
termasuk frekuensi bau dan
warna
31

- Menggantikan cairan infuse


15.00 Wib RL 20tpm
- Mengukur tanda-tanda vital
- TD : 110/80 mmHg
- HR : 80x/i
- RR : 22x/i
- T : 36 ᵒc
- Berkolaborasi dengan dokter
tentang pemberian obat
Obat injeksi
- Omeprazol
18.30 Wib 3 - Memberikan posisi yang
nyaman semi fowler
- Kolaborasi dengan ahli gizi
tentang pemberian diet

- Berikan tempat tidur


yang nyaman seperti
memberikan pasien
20.30 Wib bantal Guling

- Memberikan lingkungan
yang nyaman dan
membatasi pengunjung
Pasien
21.00 Wib
- Memberikan kesempatan
pada pasien untuk
mengungkapkan
perasaannya

23.00 Wib - Pemberian obat


Obat injeksi :
- Ceftriaksone
24.00 Wib - Katerolak

- Menganjurkan pasien
05.00 Wib untuk istirahat

- Memantau keadaan
06.00 Wib pasien
- Mengganti cairan infuse
pasien
- Membantu pasien
melakukan kebersihan
diri
32

- kolaborasi dalam
pemberian gizi
07.00 Wib - Memantau keadaan
pasien dengan mengukur
tanda-tanda vital
- TD : 120/80 mmHg
- HR : 80 x/i
- RR : 20 x/I
- T : 36 ᵒc

Selasa 1 - Mengkaji skala nyeri


30/01/2024 menggunakan PQRST
08.00 Wib - Menghilangkan perhatian
pasien dengan cara mengajak
09.00 Wib
berbicara
10.15 Wib - Mengatur posisi pasien yang
nyaman
- pemberian obat
Obat Parental
12.00 Wib - Ceftriaxone
- Keterolac
Obat Oral
- Urinter
- Kolaborasi dengan pemberian
diet
13:45 Wib 2 - Mengkaji eliminasi urine
termasuk frekuensi bau dan
warna
- Menggantikan cairan infuse
RL 20tpm
- Mengukur tanda-tanda vital
- TD : 100/70 mmHg
- HR : 80x/i
- RR : 20x/i
- T : 36 ᵒc
15.00 Wib - pemberian obat
injeksi
- Omeprazole
17.25 Wib - Kolaborasi dalam
pemberian diet

18.25 Wib 3 - Memberikan posisi yang


nyaman semi fowler

- Berikan tempat tidur


yang nyaman seperti
33

memberikan pasien
bantal Guling

19.00 Wib - Memberikan lingkungan


yang nyaman dan
membatasi pengunjung
Pasien

21.00 Wib - Memberikan kesempatan


pada pasien untuk
mengungkapkan
perasaannya

- Ganti cairan infus

23.00 Wib - Pemberian obat


Obat injeksi :
- Ceftriaksone
- Katerolak
24.00 Wib - Menganjurkan pasien
untuk istirahat

05.30 Wib - Memantau keadaan


pasien

- Mengganti cairan infuse


pasien

06.30 Wib - Membantu pasien


melakukan kebersihan
diri

- Memantau keadaan
pasien dengan mengukur
tanda-tanda vital
- TD : 120/80 mmHg
- HR : 80 x/i
- RR : 20 x/I
- T : 36 ᵒc

F. Evaluasi Keperawatan

Tanggal No DX Evaluasi
Minggu 1 S: pasien mengatakan
34

28/01/2024 masih nyeri pada bagian


pinggsng kanan bawah
O: Pasien tampak meringis
Skala nyeri : 5 dari 0-10
A : Masalah belum
teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
2 S : Pasien mengatakan
kurang nyaman karna
pemasangan kateter
O : Pasien tampak lemas
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
3 S : Pasien mengatakan
gelisah dan susah tidur
O : Pasien tampak lemas
dan pucat
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
Senin 1 S: pasien mengatakan nyeri
29/01/2024 pada bagian pinggang
kanan bawah masih
terasa
O: Pasien tampak meringis
Skala nyeri : 2 dari 0-10
A : Masalah mulai
teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
2 S : Pasien mengatakan
sudah mulai nyaman
karna pemasangan
kateter
O : Pasien tampak lemas
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
3 S : Pasien mengatakan
sudah mulai bisa tidur
O : Pasien tidur 5 jam/hari
A : Masalah mulai teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
35

Selasa 1 S: pasien mengatakan nyeri


30/01/2024 pada bagian pinggang
kanan bawah sudah
hilang
O: Pasien sudah tidak
tampak meringis
Skala nyeri : 0 dari 0-10
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
2 S : Pasien mengatakan
sudah mudah buang air
kecil
O : Pasien tampak segar
dan kateter sudah
dilepaskan
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
3 S : Pasien mengatakan
sudah bisa tidur
O : Pasien tidur 6-8
jam/hari
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
BAB IV

PEMBAHASAN

Berdasarkan atas uraian yang telah dipaparkan dalam bab III yang

memuat tentang tinjauan teoritis dan tinjauan kasus yang nyata ditemukan di

ruangan, maka dalam bab berikut ini akan dibahas tentang beberapa kesenjangan

dankesesuaianantarateoridankenyataan yangditemukanpadakasusdandibahas

secara bertahap sesuai dengan tahapan proses keperawatan peliputi pengkajian,

perencanaan, pelaksaan dan evaluasi.

A. Pengkajian

Pengkajian merupakan langkah awal dalam proses keperawatan yang

dilakukan pada pasien “NK”melalui wawancara, observasi, pemeriksaan fisikdan

dokumentasi keperawatan. Dari data pengkajian penulis menemukan data

subyektifpada pasien yang sesuai dengan tinjauan teori infeksi saluran kemih

yaitu pasien mengatakan nyeri pada pinggang, pasien mengatakan kencingnya

tidak lancar, pasien mengatakan cemas dengan keadaanya, pasien mengatakan

tidak paham tentang penyakitnya. Data obyektif yang ditemukan penulis pada

pasien yang sesuai dengan teori yaitu pasientampak meringis, terpasang kateter,

pasien tampak bertanya-tanya, pasien tampak cemas. Pada data subyektif dan

obyektif penulis tidak menemukn kesenjangan sedangkan pada pengkajian

hidronefrosis penulis menemukan data subyektif pada pasien yang sesuai dengan

tinjauanteoriyaitupasienmengatakannyeripadapinggang,pasienmengatakan

99
100

kencingnyatidaklancar,pasienmengatakanbengkakpadakakibawahbagian kanan

kiri. Data obyektif pasien tmpak meringis, pasien tampak terpasang kateter.

Dalammelakukanpengkajianuntukmendapatkandata-datayangmaksimal

yangdiperlukandalampembuatan kasusini,penulistidakmendapatkan

hambatanyangcukupberartikarenapasiendankeluargasangatkooperatif dengan

penulis,sehinggapengambilandataberjalanlancar

Diagnosakeperawatan merupakantahapkeduadariproseskeperawatan.

Secara teoriinfeksi saluran kemih penulis menemukan 6 masalah yang muncul:

kelebihan volume cairan, nyeri akut, perubahan eliminasi urine, intoleransi

aktivitas, gangguan pola tidur, ansietas. Sedangkan pada teori hidronefrosis

penulis menemukan diagnosa 5 yaitu: kelebihan volume cairan, nyeri akut,

perubahan eliminasi urine, intoleransi aktivitas, gangguan pola tidur. Pada kedua

masalah tersebut penulis menemukan 6 diagnosa keperawatan yang muncul yaitu:

kelebihan volume cairan karena pasien kencing 700cc/hari, edema pada kaki

bagian pergelangan sampai ujung kaki kanan dan kiri pasien dengan hasil

pemeriksaan USG: hydronefrosis sedang kanan, lesi hypoechoic inhomogen,

berbatas tegas, tapi iriguler di daerah recktum, curiga massa, DD/Fecalith, ureum:

57mg/dl, creatinin: 1,7 mg/dl. Nyeri akut muncul karena nyeri di rasakan sepertidi

tusuk-tusuk, nyeri di rasakan pada pinggang bagaian bawah kanan kiri, skala nyeri

5 dari 0-10 skala nyeri, nyeri di rasakan setiap pinggang di gerakan, pasien

tampakmeringis,dianalisadatapenulistidakmencantumkannyeripadaabdomen kiri

bawah karena sudah dimasukan pada diagnosa perubahan eliminasi urine dan

perubahaneliminasi BAB. Perubahan eliminasi urindi angkat karenapasien susah


101

buang air kecil, kencingnya tersendat, pasien tampak terpasang kateter, terdapat

distensi abdomen pada hipogaster. Intoleransi aktivitas di angkat karena ADL

pasien dalam mandi, berpakaian, BAB di bantu oleh keluarga, pasien tampak

lemah. Gangguan pola tidur di angkat karena terdapat lingkaran hitam di bawah

mata, pasien tampak pucat. Ansietas di angkat karena pasien bertanya-tanya

tentang penyakitnya, pasien tampak gelisah, pasien kurang paham tentang

penyakitnya.

Sedangkan pada kasus penulis menemukan kesenjangan pada diagnosa

yang tidak terdapat dalam teori infeksi saluran kemih & hidronefrosistapimuncul

dalam kasus yaitu Perubahan eliminasi BAB diangkat karena terdapat skibala

pada iliaka bagian kiri, bising usus 2x/menit, konsistensi BAB keras, warna coklat

pekat, bau khas feses, hasil USG tanggal 12 April 2016 : Hydronefrosis sedang

kanan dan DD/Fecalith yang terdapat pada infeksi saluran kemih. Sedangkan pada

teori Hidronefrosi penulis menemukan kesenjangan pada diagnosa nutrisi kurang

dari kebutuhan tubuh, penulis tidak mengangkat karena diagnosa ini tidak

ditemukan pada kasus.

B. Perencanaan

Perencanaan merupakan tahap ketiga dari proses keperawatan.

Perencanaan dibuat untuk menentukan cara mengatasi masalah. Pembuatan

rencana keperawatan diawali dengan menentukan prioritas masalah keperawatan.

Dalam menentukan prioritas masalah keperawatan penulis sudah menyesuaikan

dengan teori yaitu berdasarkan berat ringannya masalah. Secara teori berdasarkan

beratringannyamasalah,kegawatdaruratandankeluhanutamapasien.Pada
102

kasuspenulismemprioritaskandiagnosaberdasarkanberatrigannyamasalah yaitu

kelebihan volume cairandijadikan prioritas pertama karena kelebihan volume

cairan dapat menyebabkan penyempitan uretra mengakibatkan urine terkumpul di

saluran kemih akibatnya pertumbuhan bakteri meningkat dan cairan dalam tubuh

pasien tidak dapat di ekskresikan sehigga urine menumpuk pada vesika urinaria

sehingga tekanan pada ginjal meningkat menyebabkan gangguan pada fungsi

ginjal bisa menimbulkan edema anasarka mengakibatkan kelebihan volumecairan.

Prioritas kedua yaitu nyeri akut karena akibat dari terkumpulnya urine di saluran

kemih mengakibatkan pertumbuhan bakteri meningkat secara hematoma

menyebar keseluruh tubuh menyebabkan mikroorganisme patogen dan berkoloni

di vulva lalu masuk ke visika urinaria melalui uretra mengakibatkan kontraksi

pada baldder sehingga menimbulkan nyeri akut. Prioritas ketiga yaitu perubahan

eliminasi urine yang terkumpul di saluran kemih mengakibatkan distensi pada

kandung kemih menyebabkan reaksi inflamasi sehingga bladder mudah terasang

untuk berkemih menyebabkan timbulnya perubahan eliminasi urine. Priorits yang

keempat yaitu perubahan eliminasi BAB karena sisa makanan yang mengeras

menimbulkan konstipasi sehingga terjadinya skibala pada abdomen di iliaka

bagiankirisehinggamenimbulkanperubahanelimiasiBAB.Prioritas yangkelima

yaituintoleransi aktivitaskarena lemahnya fisik pasienmenyebabkankemampuan

pasien berkurang untuk memenuhi kebutuhannya, memerlukan bantuan dari

keluarga dan perawat dalam memenuhi ADLnya seperti berpakaian, mandi dan

toileting. Priorits keenam yaitu gangguan pola tidur karena masuknya bakteri ke

visikaurinariamelaluiuretramengakibatkankontraksipadabalddersehingga,
103

nyeri yang hilang timbul yang di rasakan menyebabkan gangguan pola tidur.

Prioritas yang ke tujuh adalah prioritas yang terakhir yaitu ansietas karena

pertumbuhan bakteri meningkat di saluran kemih mengakibatkan keterbatasan

kognitif menyebabkan ansietas.

Pada rencana keperawatan direncanakan sesuai dengan masalah yang

muncul dalam pedoman pada tinjauan teori infeksis saluran kemih dan

hidronefrosis. Pada perencanaan diagnosa keperawatan pertama, kedua, keempat,

kelima, keenam danketujuh penulis tidak menemukan kesenjangan yang muncul

dalam perencanaan, Pada diagnosa ketiga padatinjauan teori di cantumkan

pemasangan urine kateter jika di perlukansedangkan pada kasus penulis tidak

mencantumkan pemasangan kateter karena pasien sudah terpasang kateter, pada

tinjauan teori penulis mencantumkan observasi ttv setiap 6 jam sedangkan pada

tinjauan kasus penulis mencantumkan setiap 8 jam karena menyesuaikan dengan

jadwal ruangan dan diagnosa perubahn eliminasi bab pada teori tidak

mencantumkanpemeriksaanureumdancreatinin,sedangkanrencanakeperawatan

pada rencana tujuan penulis mencantumkan batas normal ureum dan creatinin

normal yang di peroleh dari Laboratorium di RSUD Klungkung.

Kendala yang ditemukan penulis saat perencanaan adalah dalam

menentukan rencana tindakan karena kurangnya buku sumber tentang asuhanpada

pasien infeksi saluran kemih dan hidronefrosis sehingga penulis mempergunakan

teori umum tentang asuhan keperawatan infeksi saluran kemih dan hidronefrosis

yang dihubungkan dengan keadaan pasien.


104

C. Pelaksanaan

Pelaksanaan merupakan tahap keempat dari proses keperawatan dan

merupakan realisasi dari rencana yang telah dibuat. Dimana tujuan dari

pelaksanaan ini adalah untuk memenuhi kebutuhan pasien secara optimal. Dalam

pelaksaan diruangansudahmemperhatikanhal-hal yangmenjadikebutuhandasar

dalam merawat pasien. Pada diagnosa keperawatan ansietas di lakukan tindakan

selama 1 x 30 menit. Pada pelaksaanaan penulis melakukan tindakan pada hari

senin 25 April 2016 selama 30 menit. Penyuluhan di lakukan dengan

menggunakan leaflet.

Kesenjangan yang muncul pada pelaksanaan keperawatan pada diagnosa

keperawatan perubahan eliminasi urine, pada rencana keperawatanmencantumkan

untuk melaksakan bladder training, pada pelaksanaan penulis hanya bisa

memberikan HE untuk mengotrol kencing pasien oleh karena kondisi pasien yang

tidak memungkinkan untuk di lakukan bladder training karena pasien tampak

lemah dan tidak bisa bangun dari tempat tidur. Sedangkan pada diagnosa

keperawatan perubahan eliminasi BAB pada perencanaan tidak mencantumkan

mengobservasi peristaltik usus namun pada pelaksaan penulis mencantumkannya

karena untuk megetahui berapa peristaltik usus pada pasien dengan perubahan

eliminasi BAB.

D. Evaluasi

Evaluasi keperawatan merupakan langkah akhir dari proses keperawatan.

Dalamhalinipenulismelaksakanevaluasikeperawatansetiapharidengan
105

membuat catatan perkembangan untuk mengetahui kedaan pasien setiap

harinya. Evaluasi yangdapat dilakukan adalah evaluasi keberhasilan tindakan.

Setelah dilakukan evaluasipada pasien “NK” dengan Infeksi Saluran Kemih

pada tanggal 26-28 April 2016 didapatkan hasil yaitu :untuk diagnosa

kelebihanvolume cairan belum teratasi pasien mengatakan minum:1400cc,

makan: 600cc, infus: 1500cc, obat: 219cc, CM: 3919cc,bak: 1000,

iwl:1020cc,CK:2020,CM:3919-CK:2020cc=+1899cc,TD:120/80mmHg,

Suhu: 36,70c, Nadi: 82x/menit, RR: 18x/menit akan Pasien mengatakanminum

: 1500cc, BAK : 1300cc, makan : 1 porsi. Diagnosa nyeri akut belum teratasi

pasien mengatakan pasien mengatakan nyeri pada pinggang bagian bawah

sebelah kanan kiri, nyeri di rasakan seperti ditusuk-tusuk, skala nyeri 4 dari 0-

10 skala nyeri yang di berikan, nyeri di rasakan setiap pinggang di gerakan.

Paien tampak meringis, tanda-tanda vital TD: 120/80mmHg, Nadi :

82x/menit,Respirasi:18x/menit,Suhu:36,70c.Diagnosagangguaneliminasi

urinebelum teratasi pasien mengatakan Pasien mengatakan BAK: 1000cc,bau

khas urine,warna kuning bening, pasien tampak gelisah, pasien tampak

terpasang kateter. Untuk diagnosa gangguan eliminasi BAB belum teratasi

Pasien mengatakan belum BAB,Bising usus 4 x/menit. Diagnosa intoleransi

aktivitasbelumteratasipasienmengatakan Pasienmengatakan ADLnyamasih

dibantu, ADL pasien tampak di bantu oleh keluraga, pasien tampak lemas,TD:

120/80mmHg, Suhu: 36,70c, Nadi: 82x/menit, RR: 18x/menit. Untukyang

terakhir diagnosa ansietas sudah dapat teratasi di tandai dengan Pasien

mengatakan mengertitentangpenyakitnya,Pasien tidakgelisah,pasienmerasa


106

nyaman.Diagnosa gangguan pola tidur belum teratasi pasien mengatakan

pasien mengatakan tidur ± 5 jam/hari, pasien tampak ada lingkarhitam di

bawah mata, pasien tampak pucat.

Evaluasi terhadap masalah yang muncul hanya satu hasil yang sesuai

dengan kriteria hasil yaitu ansietas 1 x 30 menit pada senin 25 April 2016.

Namun padadiagnosa kelebihan volume cairan, nyeri akut, gangguan

eliminasi urine, gangguan pola tidur, intoleransi aktivitas, dan gangguan

eliminasi BAB. Dari keenam masalah keperawatan yang munculbelum

teratasi dengan sesuai kriteria hasil yaitu 3x24 jam karena kondisi pasien

menurun akibat penyakit yang di alami.


BAB V

PENUTUP

Berdasarkan uraian pada bab sebelumnya, maka penulis dapat menarik

kesimpulan dan memberikan saran sebagai berikut :

A. Kesimpulan

Penulis telah mendapatkan gambaran umum tentang Asuhan

Keperawatan Pasien Tn. T dengan Infeksi Saluran Kemih, yang meliputi

pengkajian mengenai identitas pasien, alasan dirawat, riwayat penyakit, data

bio-psiko-sosial-spiritual, keadaan umum, keadaan fisik dan datalaboratorium.

Dari pengkajian yang dilakukan ditemukan 3 masalah keperawatan. Tiga

masalah keperawatan yang muncul yaitu Gangguan Rasa Nyaman, Perubahan

Pola Eliminasi, Hipertermia. Dari masing-masing masalah keperawatan,

penulis telah dapat membuat prioritas masalah keperawatan menurut keluhan

yang dirasakan pasien saat pengkajian dan membuat rencana keperawatan

yang mencakup rencana tujuan, rencana tindakan serta rasionalnya. Dari

pelaksanaan tersebut semua tindakan keperawatan yang penulis lakukan sesuai

dengan rencana keperawatan yang telah dibuat.

107
108

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, penulis dapat menyampaikan saran

sebagai berikut :

1. Kepada pasien Tn. T diharapkan pasien dapat kooperatif dalam

melaksakan pengobatan untuk membantu proses penyembuhan.

2. Kepada keluarga pasien Tn. T diharapkan selalu berpartisipasi dalam

memberikan dorongan dan motivasi kepada pasien dalam proses

penyembuhan.

3. Kepada perawat ruang Kenanga (Interna) diharapkan agar tetap

melaksanakan SOP yang ada diruangan.

4. Kepada RSUD Kutacane diharapkan untuk tetap mempertahankan kualitas

pelayanan yang optimal melalui perencanaan yang efektif dan efesien

dengan prinsip keperawatan yang tepat sehingga pelaksanaan keperawtan

dapat terlaksana.
109

dapatmenciptakantenaga-tenagaprofesionalyanghandal,dandiharapkan

dapat meningkatkan pengadaan buku dengan sumber terbaru tentang

penyakit sistem perkemihan khususnya buku sumber yang berhubungan

dengan penyakit pada sistem perkemihan.


DAFTARPUSTAKA

Baradero,M.,Dayrit,W.M.,&Siswadi,Y.(2009).SeriAsuhanKeperawatan Klien

Gangguan Ginjal. (Edisi 1). Jakarta: EGC.

Carpenito,L.J.(2013).Bukusakudiagnosiskeperawatan.(Edisi13).Jakarta: EGC.

Doengoes, M.E (2014). Recana Asuhan Keperawatan (Edisi 3). Jakarta: EGC.

DepartemenKesehatanRepublikIndonesia.(2009).BabIPendahuluan.

Diperoleh tanggal 8 Mei 2016, dari

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/48681/5/Chapter%20I.pdf

Irianto, K. (2015). Memahami berbagai penyakit, penyebab, gejala, penularan,

pengobatan, pemulihan, dan pencegahan. Bandung: ALFABETA, cv.

Nuratif, A.H.& Kusuma, H. (2015). Aplikasi asuhan keperawatan berdasarkan

diagnosa medis dan Nanda Nic-Noc (Edisi Revisi Jilid 2.). Yogjakarta:

Mediaction.

Nursalam,(2008).ProsesdanDokumentasiKeperawatan:KonsepdanPraktik

(Edisi2.). JakartaSelatan: SalembaMedika.

Nerurka et al. ( 2012). BAB I Pendahuluan. Diperoleh tanggal 19 Mei 2016, dari

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/45815/5/Chapter%20I.pdf.

Prabowo&Pranata,(2014).BukuAjarAsuhanKeperawatanSistemPerkemihan.

Yogyakarta:NuhaMedika.

Walkinson,M.J.,&Ahern,R.N.(2015).BukuSakuDiagnosaKeperawatan

(Edisi9.).Jakarta:EGC
WHO,(2011).BABIPendahuluan.Diperolehtanggal19mei2016,dari

http://siat.ung.ac.id/files/wisuda/2015-1-1-48201-821411050-abstraksi-

01082015122355.pdf.
Lampiran1

SATUAN ACARA PENYULUHAN TENTANG

PENYAKITDANPENGOBATANINFEKSISALURANKEMIH

Topik :PenyakitSistemPerkemihan

Sub Topik :PenyakitdanPengobatanInfeksiSaluranKemih

Sasaran :Pasien “NK” dan keluarganya

Waktu :30menit

Tempat :RuangCRSUDKlungkung

Hari/Tanggal:Senin, 25 April 2016

Waktu : Pukul11.00 wita– 11.30 wita

A. Tujuan

1. Tujuanumum

Setelahdiberikanpenyuluhandiharapkanpasiendankeluargadapat memahami

tentang penyakit hernia dan pengobatannya.

2. Tujuankhusus

Setelahdiberikanpenyuluhan, pasiendankeluargamampu:

a. Menjelaskantentangpengertianinfeksisalurankemih denganbenar

b. Jenis-jenisinfeksisalurankemih

c. Menyebutkanpenyebabinfeksisalurankemihdenganbenar

d. Menyebutkantandadangejalainfeksisalurankemihdenganbenar

e. Menyebutkankomplikasiinfeksisaluran kemih

f. Menyebutkancarapengobataninfeksisalurankemih denganbenar
B. Metode

1. Ceramah

2. Tanyajawab

C. Media

Leaflet

D. Materi

1. Pengertianinfeksisalurankemih

2. Jenis-jenisinfeksisalurankemih

3. Penyebabinfeksisaluran kemih

4. Tandadan gejalainfeksi salurankemih

5. Komplikasiinfeksisaluran kemih

6. Carapengobataninfeksi salurankemih

E. Evaluasi

Evaluasidilakukansecaralisandenganmateripertanyaan

1. Apakahyangdimaksuddenganinfeksisalurankemih?

2. Apasajajenis-jenis infeksisaluran kemih?

3. Apapenyebab infeksisalurankemih?

4. Apatandadangejalainfeksisaluran kemih?

5. Apasajakomplikasipadainfeksisalurankemih?

6. Bagaimanacarapengobataninfeksisalurankemih?
Lampiran2

MATERIPENYULUHANTENTANG

PENYAKITDANPENGOBATANINFEKSISALURANKEMIH

A. PengertianInfeksisaluran kemih

Infeksi saluran kemih (ISK) adalah infeksi akibat berkembangnya

mkroorganisme di dalam saluran kemih, yang dalam kedaan normal air kemih

tidak mengandung bakteri, virus, atau mikroorganisme lain.

B. Jenis-jenisinfeksisalurankemih

1. Kandungkemih (sistitis)

2. Uretra(uretritis)

3. Prostat(prostatitis)

4. Ginjal (pielonefritis)

C. PenyebabInfeksisalurankemih

1. Menahankencing yangterlalulama

2. Bakteri yangmasuk kekandungkemih

3. Kebiasaanmencebokyangsalah

4. Kekurangancairan

D. TandadanGejalaInfeksi saluran kemih

1. Peningkatanfrekuensi berkemih

2. Keluarnyaurinedengan bau yangtidaksedapdenganwarnayangpekat

3. Terasaperih saat buangair k


E. Kompliksiinfeksisalurankemih

1. Gangguanpada ginjal

2. Infeksidarah

3. prostatis

F. CaraPengobatanInfeksisalurankemih

Adapun penatalaksanaan medis yang bisa dilakukan pada pasien dengan

infeksisalurankemih yaitumenyarankanagarpasienminumdengan airbebas

sejumlah cairan dalam sehari untuk membilas bakteri, dan hindari minumkopi,

teh, minuman alcohol, berkemih setiap 2-3 jam dalam sehari dan kosongkan

kandung kemih dengan sempurna.


Lampiran3 KEGIATANPENYULUHAN

No Hr/Tgl/ Tahapan KegiatanPenyuluhan KegiatanKeluarga


Jam Kegiatan
Penyuluhan
1. Snin,25 Pembukaan 1. Memberisalampada 1. Menjawabsalam
April2016 (5 menit) pasien dan keluarga
Pk.20.00 2. Memperkanalkandiri 2. Mendengarkan
Wita denganseksama
3. Menyampaikantujuan 3. Mendengarkan
denganseksama
4. Menyebutkanmateri 4. Mendengarkan
yang akan denganseksama
disampaikan
5. Mengkaji 5. Pasien dan
pengetahuanpasien keluargaaktif
tentang isk menjawab

Pelaksanaan 1. Menjelaskan 1. Mendengarkan


(20 menit) pengertianisk denganseksama
2. Menyebutkanjenis- 2. Mendengarkan
jenis isk denganseksama
3. Menyebutkan 3. Mendengarkan
penyebab isk denganseksama
4. Menyebutkantanda 4. Mendengarkan
dan gejala isk denganseksama
5. Menyebutkan 5. Mendengarkan
komplikasiisk denganseksama
6. Menyebutkancara 6. Mendengarkan
pengobatan isk denganseksama
7. Memberikan 7. Keluargaaktif
kesempatan pada bertanya
pasiendankeluarga
untuk bertanya
8. Memberikanjawaban 8. Mendengarkandan
atas pertanyaan memperhatikan
pasien dan keluarga
Penutup 1. Memintapasiendan 1. Pasien dan
(5menit) keluarga untuk keluarga mampu
menjelaskan menjelaskan
pengertian & jenis- pengertianhernia
jenis isk 2. Pasien dan
2. Meminta pasien dan keluargamampu
keluarga menyebutkan
menyebutkan penyebab, tanda
penyebab, tanda dan dan gejala serta
gejala, komplikasi cara pengobatan
sertacarapengobatan hernia
isk 3. Mendengarkan
3. Menyimpulkanhasil dengan seksama
penyuluhan Mengucapkan
4. Mengucapkanterima terima kasih
kasih atas
perhatiannya

G. Evaluasi

1. Keluargadanpasien“NK”mampumenyebutkanpengertianInfeksi Saluran

Kemih.

2. Keluargadan pasien“NK”mampumenyebutkan2jenis-jenisInfeksi

Saluran Kemih.

3. Keluargadanpasien“NK”mampumenyebutkanpenyebabInfeksi Saluran

Kemih.

4. Keluaraga dan Pasien “NK”mampu menyebutkan tanda dan gejala pada

Infeksi Saluran Kemih.

5. Keluarga dan pasien “NK” mampu menyebutkan komplikasi yang terjadi

pada Infeksi Saluran Kemih.

6. Keluarga dan pasien “NK” mampu menyebutkan cara pengobatan Infeksi

Saluran Kemih.
Infeksi Saluran Kemih
adalah infeksi akibat
berkembang biaknya
InfeksiSaluran mikroorganisme di dalam
Kemih salurankemih,yangdalam
keadaan normal air kemih
tidakmengandungbakteri,
virus, atau mikroorganisme
lain.
JenisInfeksiSaluranKemih:

Kandung kemih(sistitis)
Uretra (uretritis)
Prostat(prostatitis)
Ginjal(pielonefritis)
Oleh:

NiPutuDiahSuandewi

13E10998

SekolahTinggiIlmuKesehatanBali

2016

PenyebabInfeksiSaluranKemih:

Bakteri

Mikroorganisme

GejalaIinfeksiSaluranKemh(ISK):
PenyebabInfeksiSaluranKemih:

Bakteri

Mikroorganisme

GejalaIinfeksiSaluranKemh(ISK):
Komplikasinyayaitu:

3. Keluarnyaurinedengan bau 1.Gangguan padaginjal


yangtidaksedapdenganwarn
a yang pekat

2.Infeksi darah

3.terasaperihsaatbuang
air kencing
3. prostattis

CaraMengatasinya
Minumdenganairbebassej
umlah cairan setiap hari
Hindariminumkopi,
ethdanalkohol
Berkemihdenganjarakwa
ktu3-4dalamsehari
dankosongknkandung
kemih dengan
sempurna
CegahInfeksiSaluranKemih
CaraMengatasinya
Minumdenganairbebassej
umlah cairan setiap hari
Hindariminumkopi,
ethdanalkohol
Berkemihdenganjarakwa
ktu3-4dalamsehari
dankosongknkandung
kemih dengan
sempurna
CegahInfeksiSaluranKemih

Anda mungkin juga menyukai