Anda di halaman 1dari 6

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn.

N DENGAN

PENYAKIT TUMOR PAROTIS

DI RUANG KEMUNING 3

RSUP dr. HASAN SADIKIN BANDUNG

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar Ahli


Madya Keperawatan

Oleh :

ONY INDRIANI

NIM. 1920191098

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADYAH KUDUS

TAHUN 2019/2020
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kelenjar liur terdiri dari kelenjar liur mayor dan minor. Kelenjar
liur mayor terdiri dari sepasang kelenjar parotis, submandibular, dan
sublingual. Kelenjar liur minor terdiri dari 600 sampai 1000 kelenjar yang
tersebar di mukosa rongga mulut dan orofaring (Kertanadi dkk, 2014;
Suyatno & Emir, 2014).
Berdasarkan data GLOBOCAN, International Agency for Research
on Cancer (IARC) disebutkan bahwa pada tahun 2012 terdapat 14.067.894
kasus baru kanker dan 8.201.575 kematian akibat kanker di seluruh dunia
(Kementerian Kesehatan RI, 2015). Sedangkan di Indonesia, menurut data
dari RS Kanker Dharmais terdapat 82 kasus kanker kelenjar liur (Sinuraya,
2012).
Penelitian yang dilakukan oleh Lisnawati et al., (2012) di
Departemen Patologi Anatomi FKUI/RSCM dari tahun 2005 sampai 2009
mencatat 65 kasus tumor kelenjar liur. Sementara data yang diperoleh dari
penelitian Merung dkk (2014) di Bagian Patologi Anatomi Fakultas
Kedokteran Unsrat dan Laboratorium Patologi Anatomi Swasta di Manado
selama periode Juli 2010 – Juli 2013 menemukan sebanyak 70 penderita
tumor kelenjar liur.
Menurut data dari hasil penelitian Merung dkk (2014) berdasarkan
usia penderita tumor kelenjar liur paling banyak ditemukan pada
kelompok usia 17-30 tahun yaitu 28,6%. Berdasarkan jenis kelamin
jumlah penderita perempuan lebih banyak yaitu 52,9% dan pada laki-laki
47,1%. Penelitian Lisnawati et al., (2012) juga menyebutkan jumlah
penderita kanker kelenjar liur lebih banyak pada perempuan daripada laki-
laki, sedangkan penderita yang paling banyak pada usia 51-60 tahun yaitu
25%.
Tumor ganas kelenjar liur menurut gambaran histologi berdasarkan
derajat differensiasi seluler dapat dibagi menjadi 2 grade yaitu low grade
dan high grade. Tumor low grade antara lain tumor sel asinik dan
mukoepidermoid karsinoma (grade I dan II). Sedangkan yang termasuk
tumor high grade yaitu mukoepidermoid karsinoma grade III,
adenokarsinoma, skuamos sel karsinoma, dan adenoid kistik karsinoma
(Manuaba, 2010; Solanki, 2011).
Menurut data dari RSUP dr. Hasan Sadikin Bandung didapatkan
bahwa data penderita penyakit Tumor Parotis yang didapatkan pada tahun
2014 sebanyak 25 orang dengan kasus baru dan 20 orang dengan kasus
berulang. Dengan demikian penderita tumor parotis secara keseluruhan
adalah sebanyak 45 orang penderita. (Rekap Data RSUP dr. Hasan Sadikin
Bandung).
Berdasarkan kenyataan tersebut diatas maka penulis merasa perlu
untuk menyusun KTI dengan judul Asuhan Keperawatan pada pasien Ny
“N” dengan penyakit “Tumor Parotis” di Rumah Sakit Umum Pusat dr.
Hasan Sadikin Bandung.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
Tujuan umum yang ingin dicapai dalam studi pendokumentasian kasus
ini adalah mendapatkan pengalaman nyata dan menerapkan Asuhan
Keperawatan pada pasien Ny “N” dengan penyakit Tumor Parotis di
RSUP dr. Hasan Sadikin Bandung.
2. Tujuan khusus
a. Melakukan dan mendokumentasi pengkajian keperawatan dengan
benar pada pasien Ny “N” dengan penyakit “Tumor Parotis”.
b. Menegakkan dan mendokumentasi diagnosa keperawatan dengan
benar pada pasien Ny “N” dengan penyakit “Tumor Parotis”.
c. Membuat dan mendokumentasi intervensi, evaluasi pada pasien
Ny “N” dengan penyakit “Tumor Parotis”.
d. Mengimplementasi dan mendokumentasi, melakukan tindakan
asuhan keperawatan sesuai dengan intevensi pada pasien Ny “N”
dengan penyakit “Tumor Parotis”.
e. Mengevaluasi dan mendokumentasi, mengevaluasi setiap selesai
melakukan tindakan asuhan keperawatan pada pasien Ny “N”
dengan penyakit “Tumor Parotis”.
C. Teknik Pengumpulan Data
1. Observasi Partisipatif yaitu adalah teknik pengumpulan data dengan
pengamatan langsung perawat kepada pasien dan keluarganya dalam
menetapkan rencana asuhan keperawatan kepada pasien.
2. Wawancara yaitu adalah teknik pengumpulan data dengan
berkomunikasi secara langsung kepada pasien, keluarga, dan tim
kesehatan lainnya mengenai kondisi pasien saat ini dan masa
lampau serta apa yang dirasa pasien saat ini untuk mengetahui
tindakan apa yang tepat untuk rencana keperawatan pasien
selanjutnya.
3. Dokumentasi yaitu tekhnik pengumpulan data dengan melihat
catatan medis maupun catatan perawat yang tergabung dalam status
pasien sebagai bahan untuk penunjang tindakan keperawatan pada
pasien penderita tumor parotis.
4. Study pustaka yaitu teknik pengumpulan data dengan menelaah buku
buku perpustakaan yang berhubungan dengan penyakit tumor parotis
dan sumber ilmiah lainnya sebagai acuan dan landasan teori dalam
pembuatan pendokumentasian asuhan keperawatan ini.
D. Sistematika Penulisan
1. BAB 1 PENDAHULUAN
Berisi tentang latar belakang, tujuan penulisan, teknik pengumpulan
data, sistematika penulisan, serta manfaat penulisan.
2. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
Berisi tentang pengertian, etiologi, patofisiologi, gambaran klinis,
pengelolaan kasus, pathway, serta asuhan keperawatan teoritis yang
meliputi : pengkajian keperawatan, diagnosa keperawatan, intervensi
keperawatan serta evaluasi keperawatan.
3. BAB 3 TINJAUAN KASUS
Berisi tentang pengelolaan kasus yang dilakukan oleh penulis. Yang
meliputi : pengkajian perencanaan (Nursing Of Plan), tindakan
(Implementasi), serta evaluasi yang disajikan dalam catatan
perkembangan (Nursing Progress).
4. BAB 4 PEMBAHASAN
Berisi tentang asuhan keperawatan klien yang berfokus pada aspek
patient history, review of system, hasil examination dan assesment,
problems, perencanaan dan pelaksanaan dan evaluasi yang dikaitkan
dengan masalah yang dijadikan sebagai “entry point”(masalah yang
diambil sebagai kasus/sesuai judul).
5. BAB 5 PENUTUP
Berisi tentang kesimpulan dan saran.
6. DAFTAR PUSTAKA DAN LAMPIRAN
E. Manfaat Penulisan
1. Universitas Muhammadiyah Kudus
Sebagai bahan referensi asuhan keperawatan berbasis fakta.
2. Rumah Sakit
Sebagai masukan bagi RSUP dr. Hasan Sadikin Bandung, dalam
asuhan keperawatan yang tidak menyimpang dari teori.
3. Pasien Dan Keluarga
Dapat meningkatkan pengetahuan pasien dan keluarga tentang
bagaimana merawat pasien penyakit “Tumor Parotis”.
4. Penulis
Penulis dapat memperoleh pengetahuan dan pengalaman dalam
memberikan asuhan keperawatan serta mengaplikasikan ilmu yang
telah diperoleh selama kuliah.

Anda mungkin juga menyukai