Anda di halaman 1dari 7

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN FAKULTAS KEDOKTERAN


KOMITE ETIK PENELITIAN KESEHATAN
RSPTN UNIVERSITAS HASANUDDIN
RSUP Dr. WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR
Sekretariat : Lantai 2 Gedung Laboratorium Terpadu
JL.PERINTIS KEMERDEKAAN KAMPUS TAMALANREA KM.10 MAKASSAR 90245.
Contact Person: dr. Agussalim Bukhari.,MMed,PhD, SpGK TELP. 081241850858, 0411 5780103, Fax : 0411-581431

LAMPIRAN 6

DESKRIPSI PENELITIAN

A. LATAR BELAKANG
LATAR BELAKANG
Kementrian Kesehatan pada tahun 2015 merilis, Appendicitis dapat ditemukan
pada semua umur hanya pada anak-anak ≤ 1 tahun jarang dilaporkan. Angka kejadian
Appendicitis di Indonesia dilaporkan sekitar 95/1000 penduduk dengan jumlah kasus
sekitar 10 juta setiap tahunnya dan merupakan kejadian tertinggi di ASEAN. Kejadian
Appendicitis akut di negara berkembang tercatat lebih rendah dibandingkan dengan negara
maju. Di Asia Tenggara, Indonesia menempati urutan pertama sebagai angka kejadian
Appendicitis akut tertinggi dengan prevalensi 0.05%, diikuti oleh Filipina sebesar 0.022%
dan Vietnam sebesar 0.02%. Dari hasil Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) 2014 di
Indonesia, Appendicitis menempati urutan tertinggi di antara kasus kegawatdaruratan
abdomen.

Prevalensi Appendicitis akut di Indonesia berkisar 24,9 kasus per 10.000 populasi.
Appendicitis ini bisa menimpa pada laki-laki maupun perempuan dengan risiko menderita
Appendicitis selama hidupnya mencapai 7-8%. Prevalensi tertinggi terjadi pada usia 20-30
tahun. Appendicitis perforasi memiliki prevalensi antara 20-30% dan meningkat 32-72%
pada usia lebih dari 60 tahun dari semua kasus Appendicitis (Gunawan, 2018)
Menurut Goulart et al pada tahun 2012, hitung jenis leukosit merupakan metode
pemeriksaan yang sangat bermanfaat untuk mendiagnosis Appendicitis. Umumnya leukosit
pada pasien Appendicitis sebesar 15.000/mm3, leukosit >20.000 mengindikasikan adanya
komplikasi (Appendicitis perforasi, p<0,05). Neutrofilia berhubungan dengan limfopenia
yang sering dikatakan shift to the left merupakan karakteristik dari infeksi akut. Hitung
jenis basofil, monosit dan eosinofil ditemukan tidak relevan secara statistik dalam
mendiagnosis infeksi secara sistemik.

Maka dari itu, dengan berprinsip pada penelitian yang telah dilakukan dan
prevalensi yang menunjukkan tingginya kasus appendicitis akut. Maka menjadi salah satu
kekhawatiran di bidang kesehatan. Diperlukan penelitian kembali terkait appendicitis
dalam menuntaskan masalah yang ada.

Penelitian terkait penentuan diagnosis appendicitis dengan menghubungkan NLR


merupakan salah satu langkah awal yang dapat dilakukan. Meskipun telah ada beberapa
penelitian di Indonesia yang membahas terkait masalah tersebut, akan tetapi penelitian itu
masih terbatas di daerah tertentu. Selain itu, adanya dinamika di dalam ilmu kedokteran
mengharuskan setiap peneliti untuk memperbaharui data yang dimiliki dalam jangka waktu
tertentu. Untuk itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan diantara keduanya
pada pasien yang dirawat di RSUP Wahidin Sudirohusodo.

B. RUMUSAN MASALAH
Bagaimana hubungan antara nilai Neutrophil Lymphocyte Ratio (NLR) dengan
derajat keparahan Appendicitis pada penderita Appendicitis di RSUP Wahidin
Sudirohusodo?

C. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan Umum
Mengetahui hubungan antara nilai Neutrophil Lymphocyte Ratio (NLR) dengan
derajat keparahan Appendicitis pada penderita Appendicitis di RSUP Wahidin
Sudirohusodo
Tujuan khusus
a. Mengetahui hubungan antara Neutrophil Lymphocyte Ratio (NLR) dengan derajat
keparahan Appendicitis pada penderita Appendicitis
b. Mengetahui peran Neutrophil Lymphocyte Ratio (NLR) dalam mempengaruhi
keparahan Appendicitis pada penderita Appendicitis

D. MANFAAT PENELITIAN
Manfaat Teoritik
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah mengenai hubungan
antara Neutrophil Lymphocyte Ratio (NLR) dengan derajat keparahan Appendicitis pada
penderita Appendicitis

Mafaat Aplikatif
a. Bagi Praktisi Kesehatan
Memberikan informasi kepada tenaga kesehatan agar dapat mengetahui tingkat
keparahan pasien Appendicitis berdasarkan kadar NLR.
b. Bagi Instansi
Sebagai sumber informasi dan arsip bagi pihak instansi dan juga menjadi bahan
pertimbangan dalam pengambilan keputusan untuk mengurangi prevalensi
Appendicitis
c. Bagi Masyarakat
Memberikan informasi kepada masyarakat agar dapat mengetahui tingkat
keparahan Appendicitis terhadap kadar NLR
d. Bagi Peneliti
Sebagai tambahan ilmu, kompetensi, dan pengalaman berharga bagi peneliti dalam
melakukan penelitian kesehatan pada umumnya dan terkait tentang Appendicitis pada
khususnya.
e. Bagi Peneliti Lain

Sebagai acuan dan bahan pertimbangan bagi peneliti-peneliti selanjutnya yang ingin
mengembangkan penelitian tentang Appendicitis

E. METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan desain penelitian potong
lintang atau cross sectional dengan pengambilan data dalam satu waktu bersamaan.
F. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Umum Pusat Wahidin Sudirohusodo Kota
Makassar, Sulawesi Selatan dengan alokasi waktu 6 Bulan.
G. POPULASI DAN SAMPEL
Populasi yang dijadikan sebagai target penelitian berdasarkan data sekunder berupa rekam
medis dan laporan operasi pasien yang terdiagnosis Appendicitis di Rumah Sakit Wahidin
Sudirohusodo. Sampel penelitian ini diperoleh dengan menggunakan teknik total sampling
yaitu semua data rekam medis pasien appendicitis di Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo yang
memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi.

H. KRITERIA SAMPEL
Kriteria Inklusi
1. Data rekam medis pasien yang terkonfirmasi appendicitis di RSUP Wahidin
Sudrohusodo.
2. Pasien penderita appendicitis di RSUP Wahidin Sudirohusodo yang telah melakukan
pengukuran laboratorium NLR.
3. Pasien yang memiliki laporan operasi yang konklusif dan informatif.
Kriteria Eksklusi
1. Pasien penderita appendicitis tidak mempunyai rekam medik atau menolak melakukan
tindakan operasi
2. Data dalam rekam medik tidak lengkap, terutama data NLR dan derajat keparahan
appendicitis.
3. Pasien dengan gangguan hemotologi.
4. Pasien appendicitis yang mengalami infeksi lain sehingga dapat menyebabkan peningkatan
kadar NLR pada saat pengambilan sampel.
I. TEKNIK SAMPLING
Pada Tabel Isaac dan Michael ini peneliti mengambil tingkat kepercayaan 5 persen.
Dengan jumah populasi 30 maka sampel yang digunakan adalah 23 sampel.

Pada Tabel Isaac dan Michael ini peneliti mengambil tingkat kepercayaan 5 persen. Dengan
jumah populasi 30 maka sampel yang digunakan adalah 23 sampel.
J. ETIKA PENELITIAN
Hal-hal yang terkait dengan etika penelitian dalam penelitian ini adalah:
1. Pengurusan perizinan sebelum penelitian pada berbagai instansi terkait dan mengurus izin
etik dari Komisi Etik Penelitian Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin.
2. Kerahasiaan identitas pasien yang terdapat pada data rekam medis dijaga sehingga
diharapkan tidak ada pihak yang merasa dirugikan atas penelitian yang dilakukan.
3. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada semua pihak yang terkait
sesuai dengan manfaat penelitian yang telah dilakukan sebelumnya.

K. PENGUMPULAN DATA
Pengumpulan data dilakukan setelah mendapatkan perizinan dari pihak Fakultas
Kedokteran Universitas Hasanuddin Makassar dan dari Rumah Sakit Umum Pusat Wahidin
Sudirohusodo Makassar untuk mengakses data rekam medik pasien dan laporan operasi pasien.
L. MANAJEMEN DATA
Editing, yaitu melakukan pengoreksian atau pengecekan terhadap data pasien Appendicitis dari
rekam medis, yang bertujuan untuk melihat apakah terdapat kesalahan-kesalahan pada pencatatan
dan bersifat koreksi. Coding, yaitu cara pengolahan data dengan data yang sudah dikumpulkan
diubah kedalam bentuk huruf atau angka. Tabulating, yaitu melakukan proses pemasukan data
yang telah diubah menjadi kode kedalam bentuk tabel distribusi dan frekuensi dengan
menggunakan aplikasi di Microsoft pada computer.Cleaning, yaitu melakukan pengecekan
kembali data yang sudah di tabulating apakah terdapat kesalahan atau tidak. Pemeriksaan semua
data ke komputer yang telah dimasukkan kedalam komputer guna untuk menghindari terjadinya
kesalahan dalam pemasukan data.
M. DEFINISI OPERASIONAL
Variabel Defenisi Operasional Kriteria Data

Identitas seksual yang dibawa


pasien sejak lahir. Informasi ini
Jenis Laki-Laki
dapat diketahui dari hasil Kategorik
Kelamin Perempuan
wawancara dengan penderita.

Lama hidup penderita dari a. ≥17–30


lahir sampai saat penelitian. tahun
Informasi ini dapat diketahui dari b. 41–60
Kelompok
hasil wawancara dengan tahun Kategorik
Umur
penderita, dan melihat kartu c. 31–40
tanda penduduk penderita. tahun

Derajat Appendicitis akut terjadi disaat Appendisistis Kategorik


keparahan obstruksi lumen appendiks Akut (+)
Appendisitis menyebabkan edema mukosa,
berdsarkan ulserasi mukosa, diapedesis bakteri,
pemeriksaan distensi appendiks karena akumulasi
Histopatolgi cairan dan peningkatan tekanan
intraluminal. Memiliki manifetasi
nyeri visceral yang samar dan
tumpul di area epigastrium sekitar
umbilicus, dalam beberapa jam
berupa nyeri somatik yang tajam dan
letaknya jelas serta kadang disertai
mual muntah dan anoreksia.
Appendicitis supuratif merupakan Appendisitis Kategorik
bagian akut
dari apendisitis simpel. Appendicitis supuratif (+)
supuratif adalah apendiks yang
meradang yang ditandai dengan
adanya pus dalam lumen dan dapat
disertai ulserasi dan nekrosis
mukosa
.
Pecahnya apendiks yang sudah Appendicitis Kategorik
gangren yang menyebabkan pus Perforasi (+)
masuk ke dalam rongga perut
sehingga terjadi peritonitis umum.
Penderita yang didiagnosa penyakit
apendisitis perforasi oleh seorang
konsultan dengan temuan klinis
demam tinggi, nyeri hebat di seluruh
perut, perut tegang dan kembung,
defans muscular di seluruh perut,
peristalsis usus menurun sampai
menghilang.

Anda mungkin juga menyukai