Anda di halaman 1dari 7

HUBUNGAN JUMLAH LEUKOSIT DAN HITUNG NEUTROFIL DENGAN

TINGKAT KEPARAHAN APENDISITIS AKUT DI RSUP DR WAHIDIN


SUDIROHUSODO
MAKASSAR

GAYATRI SUMANTRI
C045222003

PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS (Sp-1)


DEPARTEMEN ILMU BEDAH
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2023
PROPOSAL PENELITIAN

1
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Apendiks adalah organ sempit, berbentuk tabung yang mempunyai otot dan
mengandung banyak jaringan limfoid. Organ yang tidak diketahui fungsinya ini
sering menimbulkan masalah kesehatan. Salah satunya yang paling sering terjadi
adalah peradangan. Peradangan akut pada apendiks disebut apendisitis. Insidens
apendisitis akut di negara maju lebih tinggi daripada di negara berkembang. Menurut
penelitian mengenai The Global ncidende of Appendicitis didapatkan bahwa pada
tahun 2015 terdapat 378.614 kasus apendisitis yang terjadi di Amerika Utara, 122.854
kasus di Turki dan 8.309 kasus di Afrika Selatan. Menurut Departemen Kesehatan
Republik Indonesia tahun 2010 terjadi penurunan kejadian apendisitis dari 3,53%
menjadi 3,36% dalam kurun waktu 1 tahun.

Kejadian apendisitis di Kota Makassar diwakili RSUP Dr Wahidin tahun 2014


sebanyak 101kasus dan di RSUD Dr. Pirngadi tahun 2015 sebanyak 124 kasus, tahun
2016 sebanyak 106 kasus dan tahun 2017 sebanyak 81 kasus. Apendisitis akut
merupakan infeksi bakteri yang disebabkan oleh obstruksi pada lumen apendiks.
Apendiks adalah organ yang sangat rentan untuk mengalami obstruksi dikarenakan
diameter lumen yang kecil dan pendek. Berbagai hal dapat memicu obstruksi ini
yakni hiperplasia jaringan limfoid, fekalit, tumor apendiks maupun bolus askaris.
Obstruksi lumen apendiks akan meningkatkan pertumbuhan flora normal kolon yang
akan menimbulkan invasi bakteri pada mukosa apendiks. tubuh untuk mengatasi

2
proses ini adalah dengan menimbulkan respon peradangan yang diperantarai oleh
mediator-mediator inflamasi yakni leukosit beserta turunannya.

Obstruksi lumen apendiks menyebabkan suplai darah terganggu oleh karena


invasi bakteri dan distensi lumen yang Upaya pertahanan jika tidak segera ditangani
dapat menimbulkan komplikasi yaitu gangren dan perforasi.Diagnosis apendisitis
umumnya ditegakkan secara klinis, namun pada beberapa keadaan apendisitis agak
sulit didiagnosis. Kesulitan ini akan menyebabkan keterlambatan dalam diagnosis
yang berujung kepada terjadinya komplikasi. Oleh karena itu, penegakan diagnosis
apendisitis akut harus dilakukan secara cepat dan cermat. Pemeriksaan penunjang
dapat membantu dalam menegakkan diagnosis, tingkat keparahan, serta komplikasi
yang mungkin terjadi. Pemeriksaan jumlah leukosit darah dan hitung jenis neutrofil
merupakan salah satu pemeriksaan laboratorium yang cepat dan murah untuk dapat
membantu menegakkan diagnosis apendisitis. Pada penelitian Tanrıkulu dkk di Turki
tahun 2016 memaparkan bahwa tingkat akurasi pemeriksaan jumlah leukosit dan
hitung jenis neutrofil lebih tinggi daripada pemeriksaan ultrasonografi pada pasien
apendisitis dengan operasi.

Pada penelitian Xharra dkk tahun 2012 didapatkan tingkat akurasi lebih
tinggi untuk pemeriksaan CRP disertai pemeriksaan jumlah leukosit dan hitung jenis
neutrofil daripada hanya pemeriksaan CRP untuk membantu menegakkan diagnosis
apendisitis. Pemeriksaan laboratorium jumlah leukosit membantu menegakkan
diagnosis serta menentukan tingkat keparahan apendisitis akut. Jumlah leukosit
umumnya mengalami peningkatan pada apendisitis akut dengan rata-rata 15.000
sel/mm . Pada penelitian Sevinç dkk di Turki tahun 2016 mendapatkan bahwa pasien
apendisitis simpel lebih banyak memiliki jumlah leukosit < 11.900/mm sebanyak 326
orang dari 531 orang. Pada penelitian ini juga menyatakan bahwa jumlah leukosit
11.900/mm menjadi cut off point dalam membedakan apendisitis simpel dan
apendisitis perforasi. Pemeriksaan hitung jenis leukosit juga dapat membantu

3
menegakkan diagnosis apendisitis akut. Peningkatan neutrofil diatas 75%.
tahun 2017 mendapatkan bahwa pasien apendisitis non komplikasi lebih Pada
pemeriksaan hitung jenis leukosit terdapat Pada penelitian Jeyaraman dkk di India
banyak memiliki hitung jenis neutrofil < 78% sebanyak 22 orang dari 37 orang.

Pada penelitian ini juga menyatakan bahwa hitung jenis neutrofil 8% menjadi cut
off point dalam membedakan apendisitis non komplikasi dan apendisitis komplikasi.
Jumlah leukosit dapat memberikan informasi mengenai apendisitis Dalam penelitian
yang dilakukan di São José, Brazil pada tahun 2012 menyatakan bahwa terdapat
hubungan yang signifikan antara jumlah leukosit dan jenis leukosit terhadap tingkat
Pada penelitian Jeyaraman dkk tahun 2017 memaparkan bahwa jumlah leukosit
mengalami peningkatan yang signifikan pada apendisitis komplikasi. Pasien
apendisitis komplikasi lebih banyak memiliki jumlah leukosit > 11.500 sel/mm
sedangkan pada apendisitis non komplikasi lebih banyak memiliki jumlah leukosit <
11.500 sel/mm . Penelitian yang dilakukan oleh Sushruth dkk di India tahun 2018
menyatakan bahwa analisis jumlah leukosit dalam memprediksi apendisitis
komplikasi tidak signifikan dengan p>0,05 namun dalam penelitian ini juga didapati
bahwa hitung jenis neutrofil dapat menjadi prediktor apendisitis komplikasi.
Dari uraian latar belakang diatas maka peneliti merasa tertarik untuk melakukan
penelitian tentang hubungan jumlah leukosit dan hitung jenis neutrofil dengan tingkat
keparahan apendisitis akut.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana hubungan jumlah leukosit dan hitung jenis neutrofil dengan tingkat
keparahan apendisitis akut.

1.3Hipotesis
1) Pasien dengan jumlah leukosit > 11.900 sel/mm memiliki resiko lebih tinggi untuk

4
memperparah apendisitis akut dibandingkan dengan pasien yang memiliki jumlah
leukosit < 11.900 sel/mm . serta tingkat keparahannya. keparahan apendisitis.

2) Pasien dengan hitung jenis neutrofil > 78% memiliki resiko lebih tinggi untuk
memperparah apendisitis akut dibandingkan dengan pasien yang memiliki hitung
jenis neutrofil < 78%.

Tujuan penelitian

Tujuan umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan jumlah leukosit
dan hitung jenis neutrofil dengan tingkat keparahan apendisitis akut.

Tujuan khusus

Tujuan khusus dari penelitian ini adalah:

1. 1)  Untuk mengetahui gambaran jumlah leukosit berdasarkan tingkat


keparahan apendisitis akut di RSUP Dr Wahidin pada tahun 2015-2017.
2. 2)  Untuk mengetahui gambaran hitung jenis neutrofil berdasarkan tingkat
keparahan apendisitis akut di RSUP Dr Wahidin pada tahun 2015-2017.

Manfaat penelitiaan

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:

1. 1)  Sebagai bahan masukan dan informasi kepada pihak RSUP Dr Wahidin


mengenai hubungan jumlah leukosit dan hitung jenis neutrofil dengan tingkat
keparahan apendisitis akut.

5
2. 2)  Sebagai bahan informasi dan tambahan referensi untuk kepentingan
pendidikan bagi fakultas kedokteran mengenai hubungan jumlah leukosit dan
hitung jenis neutrofil dengan tingkat keparahan apendisitis akut.

3. 3)  Sebagai sumber informasi dan dasar penelitian bagi peneliti selanjutnya


serta diharapkan dapat dijadikan rujukan dan bahan pembanding untuk
memperoleh hasil yang lebih baik.
4. 4)  Menambah wawasan peneliti mengenai hubungan jumlah leukosit dan
hitung jenis neutrofil dengan tingkat keparahan apendisitis akut.

6
7

Anda mungkin juga menyukai