Anda di halaman 1dari 7

Kelompok 23

TERMINOLOGI PATOFISIOLOGI PENYAKIT APENDICITIS

Nama Anggota :
1. Ihtiar Rizqi Rahmatullah (2212041008)
2. Litha Rahma Syahputri (2212041011)
3. Maulana Bagus Adji P. (2212041061)
Konsep Umum Penyakit :

1. Epidemiologi

Data epidemiologi mengungkapkan bahwa appendicitis merupakan


kegawatdaruratan bedah abdomen yang paling sering ditemukan. Di Amerika Serikat,
dilaporkan bahwa risiko seumur hidup seseorang mengalami appendicitis adalah 8,6%
pada laki-laki dan 6,7% pada wanita. Sayangnya, belum ada data epidemiologi serupa di
Indonesia.

Global
Appendicitis paling umum terjadi pada usia 10-20 tahun. Perbandingan rasio laki-
laki dengan perempuan adalah 1,4:1. Studi di Amerika Serikat menunjukkan risiko
seumur hidup mengalami appendicitis adalah 8,6% untuk laki-laki dan 6,7% pada
perempuan.

Studi telah menunjukkan adanya asosiasi antara appendicitis akut dengan


manifestasi kanker kolorektal. Telah dilaporkan bahwa 2,9% pasien yang mengalami
appendicitis memiliki kanker kolorektal dibandingkan 0,1% pasien yang tidak mengalami
appendicitis.

Sebuah laporan di Inggris Raya melaporkan bahwa antara awal tahun 2007 hingga
2012 dilakukan 42.000 hingga 47.000 tindakan bedah dengan indikasi appendicitis setiap
tahunnya. Appendicitis komplikata dilaporkan pada 16,5% hingga 24,4% kasus.

Indonesia
Data epidemiologi nasional appendicitis di Indonesia masih belum tersedia. Suatu
penelitian yang dilakukan pada RSU Kota Tangerang Selatan menyatakan dari 111 kasus
appendicitis, distribusi usia tertinggi pada kelompok umur 17-25 tahun (34,2%). Pasien
wanita lebih banyak dibandingkan laki-laki.

Penelitian lain di RSUP Haji Adam Malik Medan menyatakan


prevalensi peritonitis pada pasien dengan appendicitis tahun 2017 sebesar 62,8%.
Mortalitas
Mortalitas terkait appendicitis sebetulnya rendah, berkisar antara 0,24% pada
negara maju hingga 1-4% pada negara berkembang. Perforasi apendiks meningkatkan
risiko morbiditas dan mortalitas. Risiko mortalitas appendicitis akut non gangren sebesar
0,1% sedangkan appendicitis akut gangren sebesar 0,6%.

Menurut penelitian The Global Burden of Disease Study,  angka kematian akibat


appendicitis menurun 46% sejak tahun 1990 hingga 2013. Penurunan angka mortalitas ini
diduga dipengaruhi oleh sistem kesehatan yang semakin baik dalam mendiagnosis dan
mengobati gejala akut.

2. Etiologi
Etiologi appendicitis adalah obstruksi lumen apendiks yang dapat disebabkan oleh
hiperplasia limfoid, infeksi, fekalit, tumor, ataupun infeksi. Obstruksi ini kemudian
menyebabkan distensi lumen dan inflamasi yang menimbulkan manifestasi klinis
appendicitis

Fekalit terbentuk dari garam kalsium dan debris feses menjadi berlapis dan
menumpuk di dalam apendiks. Hiperplasia limfoid dikaitkan dengan berbagai gangguan
inflamasi dan infeksi, seperti Crohn’s disease, gastroenteritis, amebiasis, infeksi
pernapasan, campak, dan mononukleosis. Pada beberapa kasus penyebab pasti
appendicitis tidak diketahui. Parasit, seperti Enterobius vermicularis, juga berpotensi
menyebabkan obstruksi lumen apendiks dan menyebabkan appendicitis.

Agen Penyebab Penyakit :


Appendicitis dapat terjadi pada siapa saja, namun beberapa kondisi dapat
meningkatkan risiko terjadinya appendicitis antara lain:

 Usia: appendicitis lebih sering ditemukan pada usia 10-20 tahun.

 Jenis kelamin: appendicitis lebih sering ditemukan pada pria dibandingkan


wanita.
 Riwayat dalam keluarga: adanya riwayat appendicitis pada keluarga
meningkatkan risiko seseorang terkena appendicitis.

 Konsumsi serat yang rendah.

 Kebiasaan merokok

3. Patognomoni
A. Maniefestasi Klinis
B. Maniefestasi Penyakit

4. Patogenesis

5. Komplikasi
Komplikasi Akibat Radang Usus Buntu. Ada beberapa kemungkinan komplikasi
yang bisa terjadi akibat penyakit ini, antara lain:

Usus Buntu yang Pecah. Kondisi ini bisa menyebabkan infeksi ke seluruh perut
(peritonitis). Kondisi ini bisa mengancam jiwa dan dibutuhkan operasi segera untuk
menghapus usus buntu dan membersihkan rongga perut. Kantong Nanah yang Terbentuk
di Perut. Jika usus buntu pecah, kamu mungkin mengalami kantung infeksi (abses). Pada
kebanyakan kasus, ahli bedah akan mengalirkan abses dengan menempatkan tabung
melalui dinding perut ke dalam abses. Tabung dibiarkan di tempat selama sekitar dua
minggu, dan kamu diberikan antibiotik untuk membersihkan infeksi.

6. Prognosis
Apendektomi merupakan prosedur pembedahan yang tergolong cukup aman.
Mortalitas dan morbiditas dipengaruhi oleh tingkat keparahan penyakit dan ada atau
tidaknya perforasi.

Komplikasi yang paling umum setelah appendicitis adalah infeksi situs bedah.
Infeksi luka dan abses panggul yang dilaporkan adalah 3-10%. Keduanya biasanya terjadi
pada pasien dengan appendicitis perforasi dan sangat jarang pada mereka dengan
appendicitis sederhana. Penggunaan antibiotik perioperatif telah terbukti dapat
menurunkan tingkat infeksi luka pasca operasi.

7. Diagnosa Apendicitis Radiologi

Diagnosis appendicitis perlu dicurigai pada pasien yang mengeluhkan gejala nyeri
perut akut. Kecurigaan ini kemudian dipastikan dengan pemeriksaan pencitraan, seperti
USG atau CT Scan abdomen. Manifestasi klasik dari appendicitis meliputi nyeri
periumbilkus yang berpindah ke fossa iliaka kanan, anoreksia, demam, dan nyeri tekan
pada fossa iliaka kanan. Pada pemeriksaan fisik bisa ditemukan nyeri tekan McBurney,
nyeri lepas, penurunan bising usus, tanda psoas positif, tanda obturator positif, dan tanda
Rovsing positif.

Pada kasus apendisitis pasien bisa dilakukan pemeriksaan radiologi, ada dua
alternatif untuk pemeriksaan pada kasus apendisitis, Alternatif pertama apabila pasien
dengan diagnosa apendisitis kronis bisa dilakukan USG, namun kalau kasus apendisitis
Akut disarankan untuk dilakukan USG, sedangkan alternatif yang kedua sebaiknya
dilakukan pemeriksaan apendicografi yaitu salah satu pemeriksan radiolgi dengan
menggunakan bahan kontras untuk memperlihatkan struktur anatomi dari apendik (usus
buntu).

Teknik pemeriksaan radiologi pada kasus apendisitis bisa dilakukan dengan dua
posisi/lebih, yaitu pasien di foto roentgen dengan posisi pasien supine telentang (AP),
Dan yang kedua dilakukan dengan posisi Oblique.
Mengutip dari Sumber :

https://www.alomedika.com/penyakit/bedah-umum/apendisitis/epidemiologi

https://www.alomedika.com/penyakit/bedah-umum/apendisitis/diagnosis

TEKNIK PEMERIKSAAN RADIOLOGI PADA KASUS APENDISITIS - Seputar Kesehatan


(radiologynet.blogspot.com)

https://www.halodoc.com/artikel/ini-komplikasi-yang-disebabkan-oleh-penyakit-usus-buntu

Anda mungkin juga menyukai