Nama Anggota :
1. Ihtiar Rizqi Rahmatullah (2212041008)
2. Litha Rahma Syahputri (2212041011)
3. Maulana Bagus Adji P. (2212041061)
Konsep Umum Penyakit :
1. Epidemiologi
Global
Appendicitis paling umum terjadi pada usia 10-20 tahun. Perbandingan rasio laki-
laki dengan perempuan adalah 1,4:1. Studi di Amerika Serikat menunjukkan risiko
seumur hidup mengalami appendicitis adalah 8,6% untuk laki-laki dan 6,7% pada
perempuan.
Sebuah laporan di Inggris Raya melaporkan bahwa antara awal tahun 2007 hingga
2012 dilakukan 42.000 hingga 47.000 tindakan bedah dengan indikasi appendicitis setiap
tahunnya. Appendicitis komplikata dilaporkan pada 16,5% hingga 24,4% kasus.
Indonesia
Data epidemiologi nasional appendicitis di Indonesia masih belum tersedia. Suatu
penelitian yang dilakukan pada RSU Kota Tangerang Selatan menyatakan dari 111 kasus
appendicitis, distribusi usia tertinggi pada kelompok umur 17-25 tahun (34,2%). Pasien
wanita lebih banyak dibandingkan laki-laki.
2. Etiologi
Etiologi appendicitis adalah obstruksi lumen apendiks yang dapat disebabkan oleh
hiperplasia limfoid, infeksi, fekalit, tumor, ataupun infeksi. Obstruksi ini kemudian
menyebabkan distensi lumen dan inflamasi yang menimbulkan manifestasi klinis
appendicitis
Fekalit terbentuk dari garam kalsium dan debris feses menjadi berlapis dan
menumpuk di dalam apendiks. Hiperplasia limfoid dikaitkan dengan berbagai gangguan
inflamasi dan infeksi, seperti Crohn’s disease, gastroenteritis, amebiasis, infeksi
pernapasan, campak, dan mononukleosis. Pada beberapa kasus penyebab pasti
appendicitis tidak diketahui. Parasit, seperti Enterobius vermicularis, juga berpotensi
menyebabkan obstruksi lumen apendiks dan menyebabkan appendicitis.
Kebiasaan merokok
3. Patognomoni
A. Maniefestasi Klinis
B. Maniefestasi Penyakit
4. Patogenesis
5. Komplikasi
Komplikasi Akibat Radang Usus Buntu. Ada beberapa kemungkinan komplikasi
yang bisa terjadi akibat penyakit ini, antara lain:
Usus Buntu yang Pecah. Kondisi ini bisa menyebabkan infeksi ke seluruh perut
(peritonitis). Kondisi ini bisa mengancam jiwa dan dibutuhkan operasi segera untuk
menghapus usus buntu dan membersihkan rongga perut. Kantong Nanah yang Terbentuk
di Perut. Jika usus buntu pecah, kamu mungkin mengalami kantung infeksi (abses). Pada
kebanyakan kasus, ahli bedah akan mengalirkan abses dengan menempatkan tabung
melalui dinding perut ke dalam abses. Tabung dibiarkan di tempat selama sekitar dua
minggu, dan kamu diberikan antibiotik untuk membersihkan infeksi.
6. Prognosis
Apendektomi merupakan prosedur pembedahan yang tergolong cukup aman.
Mortalitas dan morbiditas dipengaruhi oleh tingkat keparahan penyakit dan ada atau
tidaknya perforasi.
Komplikasi yang paling umum setelah appendicitis adalah infeksi situs bedah.
Infeksi luka dan abses panggul yang dilaporkan adalah 3-10%. Keduanya biasanya terjadi
pada pasien dengan appendicitis perforasi dan sangat jarang pada mereka dengan
appendicitis sederhana. Penggunaan antibiotik perioperatif telah terbukti dapat
menurunkan tingkat infeksi luka pasca operasi.
Diagnosis appendicitis perlu dicurigai pada pasien yang mengeluhkan gejala nyeri
perut akut. Kecurigaan ini kemudian dipastikan dengan pemeriksaan pencitraan, seperti
USG atau CT Scan abdomen. Manifestasi klasik dari appendicitis meliputi nyeri
periumbilkus yang berpindah ke fossa iliaka kanan, anoreksia, demam, dan nyeri tekan
pada fossa iliaka kanan. Pada pemeriksaan fisik bisa ditemukan nyeri tekan McBurney,
nyeri lepas, penurunan bising usus, tanda psoas positif, tanda obturator positif, dan tanda
Rovsing positif.
Pada kasus apendisitis pasien bisa dilakukan pemeriksaan radiologi, ada dua
alternatif untuk pemeriksaan pada kasus apendisitis, Alternatif pertama apabila pasien
dengan diagnosa apendisitis kronis bisa dilakukan USG, namun kalau kasus apendisitis
Akut disarankan untuk dilakukan USG, sedangkan alternatif yang kedua sebaiknya
dilakukan pemeriksaan apendicografi yaitu salah satu pemeriksan radiolgi dengan
menggunakan bahan kontras untuk memperlihatkan struktur anatomi dari apendik (usus
buntu).
Teknik pemeriksaan radiologi pada kasus apendisitis bisa dilakukan dengan dua
posisi/lebih, yaitu pasien di foto roentgen dengan posisi pasien supine telentang (AP),
Dan yang kedua dilakukan dengan posisi Oblique.
Mengutip dari Sumber :
https://www.alomedika.com/penyakit/bedah-umum/apendisitis/epidemiologi
https://www.alomedika.com/penyakit/bedah-umum/apendisitis/diagnosis
https://www.halodoc.com/artikel/ini-komplikasi-yang-disebabkan-oleh-penyakit-usus-buntu