OLEH :
FAKULTAS KESEHATAN
D-IV KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI
INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN BALI
2022
LAPORAN PENDAHULUAN APPENDICITIS
A. Web of Caution(WOC)
Appendicitis
ee Mukosa
Erosi
Fecalith Striktur Tumor
Apendiks
Obstruksi
Tindakan Pembedahan
(Appendictomy)
Post :
e. Resiko infeksi
f. Hambatan mobilitas fisik
g. Risiko Disfungsi Termoregulasi
3. Perencanaan intervensi
Pre :
a. Nyeri akut
1) Tujuannya :
Setelah dilakukan tindakan kepenataan anestesi selama 1x4 jam diharapkan nyeri
hilang atau terkontrol, klien tampak rileks.
2) Kriteria hasil :
Nyeri hilang atau terkontrol, klien tampak rileks, klien mampu tidur atau istirahat.
3) Rencana tindakan:
Observasi tanda-tanda vital
Kaji tingkat nyeri, lokasi dan karasteristik nyeri.
Ajarkan tehnik untuk pernafasan diafragmatik lambat / napas dalam
Delegasi dengan tim medis dalam pemberian analgetik
b. Resiko kekurangan volume cairan
1) Tujuannya :
Setelah dilakukan tindakan kepenataan anestesi selama 1x2 jam diharapkan
pasien dapat mempertahankan keseimbangan cairan.
2) Kriteria hasil : keseimbangan cairan terpenuhi, tanda-tanda vital dalam batas
normal, turgor kulit baik, intake dan output adekuat.
3) Rencana tindakan :
Observasi tanda-tanda vital dan awasi masukan dan keluaran cairan, lihat
membran mukosa, kaji turgor kulit dan pengisian kapiler,
Berikan sejumlah kecil minuman bila pemasukan per oral dimulai dan
dilanjutkan diet sesuai toleransi.
Delegasi dalam terapi cairan
c. Hipertermi
1) Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan kepenataan anestesi selama 1x4 jam diharapkan suhu
tubuh pasien menurun
2) Kriteria hasil :
Pasien tidak mengeluh demam dan suhu tubuh pasien dalam batas normal
3) Recana tindakan:
Monitoring suhu tubuh pasien
Beri kompres hangat
Pertahankan intake cairan
Delegasi pemberian antipiretik
d. Ansietas
1) Tujuan:
Setelah dilakukan tindakan kepenataan anestesi selama 1x 30 menit diharapkan
kecemasan pasien berkurang
2) Kriteria hasil:
Melaporkan ansietas menurun sampai tingkat teratasi, pasien tampak rileks
3) Rencana tindakan:
Kaji tingkat ansietas, catat verbal dan non verbal pasien.
Jelaskan dan persiapkan untuk tindakan prosedur sebelum dilakukan
Jadwalkan istirahat adekuat dan periode menghentikan tidur.
Anjurkan keluarga untuk menemani disamping klien
Delegasi pemberian sedatif (midazolam)
e. Risiko Cedera Agen Anestesi
1) Tujuan:
Setelah dilakukan asuhan kepenataan anestesi, diharapkan tidak terjadi cedera
anestesi.
2) Kriteria Hasil:
Pasien siap untuk dilakukan tindakan anestesi
Pemilihan teknik anestesi yang tepat sesuai kondisi pasien
3) Rencana Intervensi:
Lakukan persiapan sebelum pembedahan
Kaji status nutrisi pasien (menimbang BB)
Anjurkan pasien untuk berpuasa
Anjurkan pasien untuk mengosongkan kadung kemih sebelum operasi
Lakukan balance cairan
Lepaskan aksesoris
Lakukan latihan pra anestesi
Pantau penyulit yang akan terjadi
Tetapkan kriteria mallampati
Tentukan status fisik menurut ASA
Delegasi dalam pemberian obat pramedikasi
Kolaborasi penetapan teknik anestesi
Lakukan informed consent
Intra :
f. Risiko perdarahan
1) Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan kepenataan anestesi selama 30 menit diharapkan tidak
terjadi perdarahan pada saat pembedahan
2) Kriteria hasil :
Tidak ada tanda tanda perdarahan, tekanan darah dalam batas normal, tidak ada
kehilngan darah yang terlihat
3) Rencana tindakan :
Monitor ketat tanda tanda perdarahan
Monitor TTV
Monitor status cairan (intake dan output)
Delegasi pemberian transfusi darah
g. Resiko Cedera Trauma Pembedahan
1) Tujuan:
Setelah dilakukan asuhan kepenataan anestesi, diharapkan tidak terjadi cedera
trauma fisik
2) Kriteria Hasil:
Tidak adanya tanda-tanda trauma pembedahan
Pasien tampak rilaks selama operasi berlangsung
Tanda – tanda vital dalam batas normal TD: 110 – 120 / 70 – 80 mmhg Nadi :
60 – 100 x/menit Suhu : 36-37°C RR : 16 – 20 x/menit
Saturasi oksigen >95%
Pasien telah teranestesi, relaksasi otot cukup, dan tidak menunjukkan respon
nyeri
Tidak adanya komplikasi anestesi selama operasi berlangsung
3) Rencana Intervensi:
Siapkan peralatan dan obat-obatan sesuai dengan perencanaan teknik anestesi
Bantu pelaksanaan anestesi (Regional anestesi) sesuai dengan program
kolaboratif spesialis anestesi
Bantu pemasangan alat monitoring non invasif
Monitoring perianestesi
Atasi penyulit yang timbul
Lakukan pengakhiran tindakan anestesi
Lakukan persiapan peralatan dan obat-obatan sesuai dengan
perencanaan teknik anestesi
Lakukan monitoring perianestesi
Lakukan pemeliharaan jalan napas
Lakukan pemasangan alat ventilasi mekanik dan alat nebulisasi
Lakukan pengakhiran tindakan anestesi: reverse
h. PK Disfungsi Kardiovaskuler
1) Tujuan:
Setelah dilakukan asuhan kepenataan anestesi, diharapkan tidak terjadi disfungsi
kardiovaskuler (hipotensi)
2) Kriteria Hasil:
Pasien tenang terjaga
EKG irama sinus normal/tidak ada disritmia yang mengancam nyawa
TTV dalam batas normal, TD: 110 – 120 / 70 – 80 mmhg Nadi : 60 – 100
x/menit Suhu : 36-37°C RR : 16 – 20 x/menit
3) Rencana Intervensi.
Lakukan pengkajian pra anestesi meliputi pemeriksaan : riwayat penyakit
jantung, penyakit hipertensi, riwayat alergi, kelainan sistem pembekuan darah.
Persiapkan alat monitoring tanda-tanda vital
Persiapkan alat dan obat anestesi sesuai dengan perencanaan teknik anestesi
Lakukan rehidrasi cairan 1000-1500 cc sesuai dengan program kolaboratif
dengan dokter anestesi
Hindari penggunaan agen anestesi yang meningkatkan respon saraf simpatik
lakukan monitoring intra anestesi
- Monitoring kardivaskular (tekanan darah, irama dan frekuensi nadi, MAP)
- Monitoring lead EKG
- Monitoring balance cairan
Kolaborasi :
- Kolaborasi pemberian cairan atau darah
- Kolaborasi pemberian obat vassopresor
- Kolaborasi pemberian obat koagulasi
i. PK Disfungsi Respirasi
1) Tujuan:
Setelah dilakukan asuhan kepenataan anestesi, diharapkan tidak terjadi disfungsi
respirasi
2) Kriteria Hasil:
TTV dalam rentang normal
TD : 120/80 mmHg
Nadi : 60x/menit
RR : 20x/menit
SaO2 : 100%
Suhu : 36,5˚C
Akral hangat
Ph serum 7,35-7,45
PaCO2 35-45
PaO2 80-10
Pasien tidak mengeluh dan tidak mengatakan sesak napas
Tidak terjadi apneu
3) Rencana Intervensi:
Observasi TTV pasien setiap saat
Monitor ekspansi dada setiap saat
Berikan oksigen dengan simple mask 5-6 LPM
Lakukan analisa gas darah arteri: pH, PaCO2, dan PaO2
Lakukan persiapan peralatan dan obat-obatan sesuai dengan
perencanaan teknik anestesi
Lakukan monitoring perianestesi
Lakukan pemeliharaan jalan napas
Lakukan pemasangan alat ventilasi mekanik dan alat nebulisasi
Lakukan pengakhiran tindakan anestesi: reverse dan ekstubasi
Ajarkan pasien napas dalam secara teratur
Ajarkan pasien teknik batuk efektif
Kolaborasikan pemasangan ETT
Post :
j. Resiko infeksi
1) Tujuannya :
Setelah dilakukan tindakan kepenataan anestesi selama 1x24 jam diharapkan
meningkatkan penyembuhan luka dengan benar, bebas tanda infeksi.
2) Kriteri hasil :
Tanda-tanda infeksi tidak terjadi (kalor, dolor, rubor, tumor, fungsiolesa), suhu
tubuh normal (36-37 derajat Celcius).
3) Rencana tindakan :
Observasi tanda-tanda vital
Lakukan perawatan luka dengan teknik septik dan antiseptic
KIE pasien untuk menjaga lukanya agar tetap
Delegasi dalam pemberian antibiotik sesuai indikasi.
k. Hambatan mobilitas fisik
1) Tujuannya :
Setelah dilakukan tindakan kepenataan anestesi selama 1x24 jam diharapkan
diharapkan hambatan mobilitas fisik teratasi
2) Kriteria hasil :
Pasien dapat menggerakkan kaki berangsur-angsur dan menunjukkan tindakan
untuk meningkatkan mobilitas
3) Rencana tindakan
Pantau kemampuan pasien dalam ADL
Lakukan mobilisasi progresif
Ajarkan latihan kaki
Kaji Aldrete Score
l. RK Disfungsi Termoregulasi
1) Tujuan:
Setelah dilakukan asuhan kepenataan anestesi, diharapkan tidak terjadi disfungsi
termoregulasi
2) Kriteria Hasil
Suhu normal 36,5˚C-37,5˚C
Tidak kemerahan, kebiruan (sianosis)
Tidak menggigil
3) Rencana Intervensi:
Ajarkan pasien tentang pentingnya mempertahankan asupan cairan yang
adekuat untuk mencegah dehidrasi
Pantau asupan dan haluran
Kaji jika kekurangan volume cairan
Kaji apakah pakaian atau bedcover terlalu hangat untuk lingkungan atau
aktivitas yang direncanakan
Jelaskan pentingnya asupan cairan selama cuaca panas
Jelaskan pentingnya menghindari asupan alcohol, kafein, dan makan banyak
selama cuaca panas
Jelaskan perlunya menggunakan pakaian longgar
Hindari aktivitas di luar ruangan
Mandi air dingin beberapa kali selama cuaca panas
Jelaskan awal hipertermi (kulit merah, sakit kepala, keletihan, kehilangan
selera makan)
Ajarkan pasien untuk mengurangi pajanan yang lama terhadap lingkungan
dingin
Jelaskan pentingnya menggunakan topi, sarung tangan, dan kaos kaki hangat
serta sepatu untuk mencegah hilangnya panas
Anjurkan individu untuk membatasi ke luar rumah jika suhu sangat dingin
Berikan selimut listrik, selimut hangat, atau selimut dari bulu
Jelaskan mengenai tanda awal hipotermia (kulit dingin, pucat, memutih,
kemerahan)
Jelaskan tentang perlunya minum 8-10 gelas air setiap hari
Jelaskan perlunya menghindari alcohol pada cuaca yang sangat dingin
Ingatkan untuk menggunaan pakaian tambahan pada pagi hari ketika
metabolism berada pada titik yang paling rendah
4. Evaluasi
Pre :
1) Nyeri akut
S : Pasien mengatakan nyeri berkurang
O : Skala nyeri ringan, TTV dalam batas normal
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
2) Risiko kekurangan volume cairan
S : Pasien mengatakan tidak diare lagi
O : Mukosa bibir pasien tampak lembab dan tidak pucat
A : Masalah teratasi
P : Pertahankan intervensi
3) Hipertermi
S : Pasien mengatakan tidak demam lagi
O : Suhu 36,5°C
A : Masalah teratasi
P : Pertahankan intervensi
4) Ansietas
S : Pasien mengatakan tidak cemas lagi
O : Pasien tampak tidak gelisah lagi
A : Masalah teratasi
P : Pertahankan intervensi
5) Risiko Cedera agen anestesi
S :-
O : Pasien tidak mengalami cedera, pasien tidak mengalami aspirasi, pasien tidak
mengalami hipotensi akibat vasodilatasi
A : Masalah teratasi
P : Pertahankan intervensi
Intra :
6) Risiko perdarahan
S : Pasien mengatakan tidak cemas lagi
O : Pasien tampak tidak gelisah lagi
A : Masalah teratasi
P : Pertahankan intervensi
7) Risiko Trauma Fisik Pembedahan
S :-
O : TTV dalam batas normal, tidak ada sianosis
A : Masalah teratasi
P : Pertahankan intervensi
8) Risiko Disfungsi Kardiovaskuler
S :-
O :
Pasien tidak memiliki riwayat penyakit jantung
Pasien tidak memiliki riwayat alergi
Pasien tidak memiliki riwayat hipertensi
TTV pasien tampak normal
TD : 110/70mmHg
N : 76x/mnt
RR : 15x/mnt
Suhu : 36,5oC
A : Masalah Teratasi
P : Pertahankan Intervensi
9) Risiko disfungsi Respirasi
S :-
O :
Pasien tidak mengalami disfungsi pernapasan
TTV dalam batas normal
TD : 110/82mmHg
N : 94x/mnt
RR : 18x/mnt
SpO2 : 99%
A : Masalah Teratasi
P : Pertahankan Kondisi Pasien
Post :
A. Pengkajian
1. Pengumpulan Data
a. Identitas
1) Identitas Pasien
Nama : Ny . M Y U
Umur : 32 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Khatolik
Pendidikan : S1
Pekerjaan : PNS
Suku Bangsa : WNI
Status perkawinan : Menikah
Golongan darah :O
Alamat : Fatukoa
No.CM : 377288
Diagnosa medis : Apendikcitis Akut
Tindakan Operasi : Apendiktomy
Tanggal MRS : 21 November 2022
Tanggal pengkajian : 21 November 2022
2) Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tn. FT
Umur : 35 tahun
Jenis kelamin : Laki Laki
Agama : Khatolik
Pendidikan : S1
Pekerjaan : PNS
Suku Bangsa : WNI
Hubungan dg Klien : Suami
Alamat : Fatukoa
b. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan Utama
a) Saat Masuk Rumah Sakit
Pasien mengatakan nyeri perut kanan
b) Saat Pengkajian
Pasien mengatakan nyeri pinggang kanan
2) Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke RSUD Prof. DR. W. Z. Johannes Kupang melalui IGD pada tanggal 19
November 2022 pukul 05.15, pasien mengatakan nyeri perut kanan sejak kemarin, nyeri
yang dirasakan hilang timbul disertai dengan rasa seperti disayat-sayat, nyeri saat
kencing, nyeri diperut bawah, disertai mual dan muntah. Penyakit infeksi saluran kemih
sebelumnya di sangkal, tidak ada riwayat penyakit sebelumnya. Saat pengkajian
didapatkan tanda-tanda vital, TD : 130/90 mmHg, Nadi : 90x/menit, Respirasi :
20x/menit, SpO2 : 99% BB : 50kg, Tinggi Badan : 165 cm. Pasien diberikan infus RL 20
tpm, Ceftriaxone 2 x 1 gram (besok sebelm OK), Dexamethasone injeksi 3x1 IV. Pasien
direncanakan akan dilakukan apendiktomy Cito senin 21 November 2022 pukul 08.00
Wita, Pasien dipuasakan pukul 05.15 pagi. Tanda-tanda vital pasien , TD :
135/85mmHg, N:105x/mnt, RR:20x/mnt, SpO2 : 99% , S:36,5oC.
3) Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien mengatakan tidak memiliki penyakit sistemik yang diderita
4) Riwayat Penyakit Keluarga
Keluarga pasien tidak memiliki penyakit sistemik
5) Riwayat Kesehatan
Pasien mengatakan tidak memiliki penyakit keturunan, tidak pernah dirawat
dirumah sakit sebelumnya. Pasien memiliki kebiasaan meminum alcohol. Pasien
mengatakan tidak memiliki penyakit sistemik dan tidak memiliki riwayat alergi.
6) Riwayat pengobatan/konsumsi obat: Pasien mengatakan tidak sedang
mengkonsumsi obat apapun.
7) Riwayat Alergi : tidak ada
8) Kebiasaan :
a) Merokok : Tidak
b) Alkohol : Ya
c) Kopi/teh/soda : Tidak
Mandi
Toileting
Berpakaian
Berpindah
Saat sakit
(1) Apakah anda pernah mengalami insomnia? Tidak
(2) Berapa jam anda tidur: malam 6 Jam siang 0 Jam
6) Interaksi sosial
a) Kegiatan Lingkungan : STT
b) Interaksi Sosial : Baik
c) Keterlibatan Kegiatan Sosial : Baik
7) Pemeliharaan Kesehatan
a) Konsumsi vitamin :-
b) Imunisasi :-
c) Olahraga : 1x/hari
d) Upaya keharmonisan keluarga : Baik
e) Stress dan adaptasi : Baik
8) Kesejahteraan dan peningkatan fungsi manusia
1) Hubungan dengan lingkungan masyarakat, keluarga, kelompok, teman: Baik
2) Pemanfaatan pelayanan kesehatan: Baik
2. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum
Kesadaran : Kompos mentis
GCS : verbal: 4 Motorik 5 Mata :6
Penampilan : sedang
Tanda-tanda Vital : TD: 120/80 mmHg, Nadi: 89 x/menit, Suhu: 36,8o C,
SpO2: 99%, RR= 18 x/menit, BB: 50, TB: 165cm,
b. Pemeriksaan Kepala
1) Inspeksi
Bentuk kepala: (normochepalus / normal), kesimetrisan (+), hidrochepalus (-),
luka (-), darah (-), trepanasi (-), kebersihan (-), persebaran rambut
(merata/tidak), terdapat rambut rontok (+ / -).
2) Palpasi
Nyeri tekan (-), edema (-)
c. Pemeriksaan Wajah
Inspeksi
Perhatikan ekspresi wajah: tegang, warna dan kondisi wajah: baik struktur wajah:
baik Kelumpuhan otot-otot fasialis (-), Bentuk dagu: tidak lonjong
d. Pemeriksaan Mata
1) Inspeksi :
a) Kelengkapan dan kesimetrisan mata ( +)
b) Ekssoftalmus (- ), Endofthalmus (- )
c) Kelopak mata / palpebra : oedem (- ), ptosis (- ), peradangan (- ) luka (-),
benjolan (- )
d) Bulu mata (tidak rontok)
e) Konjunctiva dan sclera : perubahan warna (-)
f) Reaksi pupil terhadap cahaya : (midriasis) isokor ( +)
g) Kornea : warna coklat
h) Nigtasmus (- ), Strabismus (- )
i) Ketajaman Penglihatan ( Baik)
j) Penggunaan kontak lensa: tidak
k) Penggunaan kaca mata: tidak
2) Palpasi
a) Pemeriksaan bola mata : tidak ada pembengkakan
e. Pemeriksaan Telinga
1) Inspeksi dan palpasi
a) Amati bagian telinga luar : bentuk simetris, warna sawo mateng mengikuti
warna kulit
b) Lesi (- ), nyeri tekan (- ),peradangan (- ), penumpukan serumen (-).
c) perdarahan (- ), perforasi (- ).
d) Tes kepekaan telinga
e) Tes bisik normal tidak ada gangguan
f) Dengan arloji normal tidak ada gangguan
f. Pemeriksaan Hidung
1) Inspeksi dan palpasi
a) Amati bentuk tulang hidung dan posisi septum nasi (tidak ada
pembengkakan )
b) Amati meatus : perdarahan (-), Kotoran (-), Pembengkakan (-),
pembesaran/polip (- )
c) Pernafasan cuping hidung (- )
g. Pemeriksaan Mulut dan Faring
1) Inspeksi dan Palpasi
a) Amati bibir : Kelainan konginetal (tidak ada kelainan ), warna bibir merah
muda lesi (- ), bibir pecah (- ).
b) Amati gigi ,gusi, dan lidah : Caries (- ), Kotoran (- ), Gingivitis (- ), gigi
palsu (- ), gigi goyang (- ), gigi maju (- ).
c) Kemampuan membuka mulut < 3 cm : ( +)
d) Lidah : Warna lidah :merah muda Perdarahan (- ), Abses (- ), Ukuran
normal
e) Orofaring atau rongga mulut : Bau mulut : tidak ada uvula ( simetris),
Benda asing : (tidak )
f) Tonsil : T 0
g) Mallampati : II
h) Perhatikan suara klien : (tidak )
h. Pemeriksaan Leher
1) Inspeksi dan amati dan rasakan :
a) Bentuk leher (simetris ) peradangan (- ), jaringan parut (-),
perubahan warna ( - ), massa ( - )
b) Kelenjar tiroid, pembesaran ( - )
c) Vena jugularis : pembesaran ( - )
d) Pembesaran kelenjar limfe ( - ), posisi trakea (simetris)
e) Mobilitas leher : menggerakan rahang kedepan : (+), ekstensi : ( +), fleksi : (
+), menggunakan collar : (- )
f) Leher pendek: ya
2) Palpasi
a) Kelenjar tiroid: pembesaran (-)
b) Vena jugularis : pembesaran (-)
c) Mobilitas leher : menggerakan rahang kedepan : ( +), ekstensi : ( +), fleksi :
( +), menggunakan collar : (- )
i. Pemeriksaan Payudara dan Ketiak
1) Inspeksi
a) Bentuk (simetris), pembengkakan (-).
b) Kulit payudara : warna kulit lesi (- )
c) Areola : perubahan warna (- )
d) Putting : cairan yang keluar (- ), ulkus (- ), pembengkakan (- )
2) Palpasi
a) Nyeri tekan (- ), dan kekenyalan (kenyal), benjolan massa (- )
j. Pemeriksaan Torak
1) Pemeriksaan Thorak dan Paru
a) Inspeksi
(1) Bentuk torak (Normal chest), keadaan kulit Normal
(2) Retrasksi otot bantu pernafasan : Retraksi intercosta (-), retraksi
suprasternal (-), Sternomastoid (-)
(3) Pola nafas : (Eupnea)
(4) Batuk (-),
b) Palpasi
(1) Pemeriksaan taktil / vocal fremitus : getaran antara kanan dan
kiri teraba (sama). Lebih bergetar sisi Pergetarannya sama
c) Perkusi
(1) Area paru : ( sonor)
d) Auskultasi
(1) Suara nafas
• Area Vesikuler : (kasar ) ,
• Area Bronchial : (kasar )
• Area Bronkovesikuler : (kasar )
(2) Suara Ucapan
• Terdengar : Bronkophoni (- ), Egophoni (- ), Pectoriloqy (- )
(3) Suara tambahan
• Terdengar : Rales (- ), Ronchi (- ), Wheezing (- ), Pleural fricion rub
(- )
k. Pemeriksaan Jantung
1) Inspeksi
Ictus cordis (- ), pelebaran tidak ada pelebaran
2) Palpasi
Pulsasi pada dinding torak teraba : (Kuat)
3) Perkusi
Batas-batas jantung normal adalah :
Batas atas ( ICS II )
Batas bawah ( ICS V)
Batas Kiri ( ICS V Mid Clavikula Sinistra)
Batas Kanan : ( ICS IV Mid Sternalis Dextra)
4) Auskultasi
Bunyi Jantung I terdengar (tunggal),
Bunyi Jantung II terdengar (tunggal),
Bunyi jantung tambahan : BJ III (- ), Gallop Rhythm (-), Murmur (-)
l. Pemeriksaan Abdomen
1) Inspeksi
• Bentuk abdomen : ( cembung )
• Massa/Benjolan (- ), Kesimetrisan ( +),
• Bayangan pembuluh darah vena (-)
2) Auskultasi
Frekuensi peristaltic usus 6x/menit (N = 5–35 x/menit, Borborygmi (-)
3) Perkusi :
Tympani (- ), dullness (-)
4) Palpasi
Distensi (- ), Difans muskular (-)
Palpasi Hepar :
Nyeri tekan (- ), pembesaran (- ), perabaan (lunak), permukaan (halus), tepi
hepar (tumpul) . ( N = hepar tidak teraba).
Palpasi Lien : Pembesaran lien : (- )
Palpasi Appendik :
Nyeri menjalar sampai ke punggung,nyeri yang dirasakan hilang timbul
dan seperti disayat-sayat, skala nyeri yang didapat 5
Titik Mc. Burney . nyeri tekan (+ ), nyeri lepas (+ ), nyeri menjalar
kontralateral (- ).
Acites atau tidak : Shiffing Dullnes (- ) Undulasi (- )
Palpasi Ginjal :
Nyeri tekan(- ), pembesaran (- ). (N = ginjal tidak teraba).
m. Pemeriksaan Genetalia
1) Pada Pria Inspeksi
Kebersihan rambut pubis (bersih), lesi (- ) perdarahan dalam batas
normal,eritema (- ), keputihan (- ), peradangan (- ).
Lubang uretra : stenosis /sumbatan (- )
Terpasang kateter (-)
n. Pemeriksaan Ekstremitas
1) Ekstremitas Atas
a) Inspeksi
Otot antar sisi kanan dan kiri (simetris), deformitas (-)
Fraktur (-),
Terpasang gips (-),
Traksi (- ), atropi otot (-)
b) Palpasi
Edema : (-)
Lakukan uji kekuatan otat : ( 5)
2) Ekstremitas Bawah :
a) Inspeksi
Otot antar sisi kanan dan kiri (simetris), deformitas (-)
Fraktur (-), terpasang gips (-), Traksi (- ), atropi otot (-)
b) Palpasi
Edema : (- )
Lakukan uji kekuatan otot : ( 5 )
Kesimpulan palpasi ekstremitas:
Edema :
333 333 -
333 333
555 555
555 555
3) Pemeriksaan Neurologis
a) Memeriksa tanda-tanda rangsangan otak
Penigkatan suhu tubuh (-), nyeri kepala (-), kaku kuduk (-), mual-muntah (-)
riwayat kejang (-) penurunan tingkat kesadaran (-), riwayat pingsan (-),
tanda-tanda TIK (-)
b) Memeriksa nervus cranialis
Nervus I , Olfaktorius (pembau ) Normal
Nervus II, Opticus ( penglihatan ) Normal
Nervus III, Ocumulatorius Normal
Nervus IV, Throclearis Normal
Nervus V, Thrigeminus :
Cabang optalmicus : Normal
Cabang maxilaris : Normal
Cabang Mandibularis : Normal
Nervus VI, Abdusen Normal
Nervus VII, Facialis Normal
Nervus VIII, Auditorius Normal
Nervus IX, Glosopharingeal Normal
Nervus X, Vagus Normal
Nervus XI, Accessorius Normal
Nervus XII, Hypoglosal Normal
c) Memeriksa fungsi motorik
Ukuran otot (simetris), atropi (-) kekuatan otot : 5
d) Memeriksa fungsi sensorik
Kepekaan saraf perifer : benda tumpul terasa, benda tajam terasa
Menguji sensasi panas / dingin terasa kapas halus terasa
minyak wangi tercium
e) Memeriksa reflek kedalaman tendon
Reflek fisiologis
Reflek bisep ( + )
Reflek trisep ( + )
Reflek brachiradialis ( -)
Reflek patella ( -)
Reflek achiles ( - )
d. Data Penunjang
1. Pemeriksaan Laboratorium
Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Normal
HEMATOLOGI
Darah Lengkap
Hemoglobin 17,1 g/dL 10.8 - 14.2
Lekosit 19.15 ribu/uL 3.5 – 10
Hitung Jenis Lekosit
Neutrofil 82 % 39.3 – 73.7
Limfosit 11.5 % 18.0 – 48.3
Monosit 6.9% 4.4 – 12.7
Eosinofil 0.50 % 600 – 7.30
Basofil 1.00 % 0.0 – 1.70
Eritrosit 5.5 juta/uL 3.5 – 5.5
Hematokrit 48.7 % 35 - 55
Index Eritrosit
MCV 86.6 fL 81.1 – 96
MCH 29.2 pg 27.0 – 31.2
MCHC 33.7 % 31.5 – 35.0
RDW-CV 10.7 % 11.5 – 14.5
Trombosit 286 ribu/uL 145 – 450
MPV 7.09 fL 6.90 – 10.6
HEMOSTATIS
Masa Perdarahan(BT) 3:00 Menit 1–5
Masa Pembekuan(CT) 9:00 Menit 6 – 15
KIMIA KLINIK
Gula Darah
Glukosa Darah Sewaktu 100 mg/dL 80 – 200
b) STATICS :
STATICS
- Scope : Stetoskop dan laringoskop
- Tube : Pipa trakea dengan balon
- Airway : Guedel, orotracheal airway, nasotracheal
airway (untuk menahan lidah pasien agar
tidak menyumbat jalan napas)
- Tape: Plester untuk fiksasi
- Introducer : Stilet untuk memandu pipa trakea
- Connector : Penyambung pipa dan peralatan anestesi
- Suction : Penghisap lender, ludah, dan sebagainya
Alat-Alat Resusitasi
- Alat bantu napas
- Laringoskop
- Endotracheal Tube
- Suction
- Defibrillator
Alat Pantau Tekanan Darah
Suhu Tubuh
EKG
Pulse Oxymeter
Capnografi (sesuai indikasi)
Kartu Catatan Medik Anesthesia
Selimut Penghangat (khusus untuk bayi dan orang tua)
Cairan Pengganti
Pra Operasi : Kebutuhan cairan untuk dewasa dalam 24 jam
adalah 2 ml/kg BB / jam. Setiap kenaikan suhu 10˚C kebutuhan cairan
bertambah 10-15 %.
Selama Operasi : 6 ml / kgBB/jam
Setelah Operasi : Pemberian cairan pasca operasi ditentukan
berdasarkan deficit cairan selama operasi ditambah kebutuhan sehari-
hari pasien.
c) Alat alat lainnya : Jarum spinal spinocan no G.27
Obat-obatan anastesi :
1) Pre-medikasi : ceftriaxone 2 mg, Ondansentron 4 mg
2) Induksi : Bupivakain 100 mg
3) Pelumpuh Otot :-
4) Obat antiemetic : Ondansentron 4mg
5) Obat analgetic : Fentanyl 25 mg
6) Obat maintenance : ketamine 0,5 mg, Atropin 0,5 mg, Eprinefrine 50
mg
7) Antidotum :-
8) Obat life saving :-
Penjelasan obat-obatan anestesi yang digunakan :
Ondansetron merupakan oabat premedikasi yang digunakan untuk
mengatasi PONV dan aspirasi intra operasi
Ceftriaxone merupakan obat antibiotic yang digunakan untuk mengatasi
infeksi
Bupivakain merupakan salah satu obat anestesi yang digunakan untuk
anestesi SAB
Phetidine merupakan obat analgetik golongan opium yang efektif untuk
menghilangkan gemetaran paska bedah yang tak ada hubungannya dean
hipotermi
Ketamin merupakan obat yang digunakan untuk meningkatkan tekanan
darah
Sulfas atropine sebagai antikolinergik yang berkhasiat menekan atau
menghambat aktivitas kolinergik atau parasimpatis atau dalam arti lain,
obat ini bekerja untuk mengurangi ekskresi kelejar saliva
Ephedrin sebagai simpatomimetik vasokonstriktor untuk meningkatkan
tekanan darah pada kejadian hipotensi akibat dari pemberia agen atau
obat anestesi yang dapat menyebabkan vasodilatasi pembuluh darah
d) Cairan
1) Kristaloid:
Jenis : Ringer Laktat
Jumlah : 1000ml
2) Koloid: tidak menggunakan
Jenis : Wida Hes
Jumlah : 500ml
3) Produk Darah: tidak menggunakan
Jenis :-
Jumlah :-
B. Analisa Data
Pre Anestesi
Intra Anastesi
Penghambatan Afterload
Post Anastesi
No Problem(Masalah Perencanaan
Kesehatan Anestesi
Tujuan Intervensi
Intra Anastesi
No Problem Perencanaan
(Masalah
Kesehatan
Anestesi
Tujuan Intervensi
Post Anastesi
No Problem Perencanaan
(Masalah
Kesehatan
Anestesi
Tujuan Intervensi
E. Pelaksanaan
Nama : Ny. M Y U No.CM : 377288
Umur : 32 tahun Diagnosa : Apendicitis akut
Jenis kelamin : Perempuan Ruang : IBS
Pre Anastesi
DO:
Pasien tampak
meringis
Pasien tampak
mengerti
dengan
penjelasan yang
diberikan
TTD : 120/80
mmHg
Nadi :
70x/menit
RR : 18X/menit
SpO2 : 98%
Suhu : 36,9oC
Intra Anastesi
Post Anastesi
F. Evaluasi
Nama : Ny. M Y U No.CM : 377288
Umur : 32 tahun Diagnosa : Apendicitis akut
Jenis kelamin : Perempuan Ruang : IBS
Pre Anastesi
No Hari/Tanggal Masalah Kesehatan Evaluasi Paraf
Anestesi
/Jam
A: Masalah teratasi
P:
Pertahankan kondisi pasien
2 Senin, 21 Resiko Disfungsi S: -
November Terumolegulasi
2022 Jam 12.30 O:
Suhu tubuh pasien
36,5oC
Permukaan tubuh terasa
hangat
Pasien tidak menggigil
A: Masalah teratasi
P : Pertahankan kondisi
pasien
P:
Pertahankan Intervensi
Post anastesi
No Hari/Tanggal/ Masalah Evaluasi Paraf
Jam Kesehatan
Anestesi
N : 78x/mnt
RR: 18x/mnt
SpO2 : 99%
A: Masalah Teratasi
P: Pertahankan Kondisi
Pasien
G. Catatan Perkembangan
No Tanggal/ Masalah Kesehatan Catatan Perkembangan TTD
Jam Pelaksana
1 Senin, 21 Nyeri Akut S:
November Dita
Pasien mengatakan nyeri berkurang
2022
10.10 Wita
O:
Pasien tampak rileks, KU lemah, Skala nyeri 5
Pasien terpasang infus dengan drip fentanyl 100mcg
Pasien terlihat melakukan Latihan napas dalam yang diberikan
TD: 110/70 mmHg.
Nadi: 88 x/menit.
RR: 20 x/menit.
SpO2: 99%.
S: 36,8℃
A: Masalah Teratasi
P: Pertahankan Kondisi Pasien
2 Senin, 21 Kekurangan volume cairan S: Dita
November Pasien mengatakn tidak merasa haus lagi
2022
10.40 Wita Pasien mengatakan nafsu makan sudah mulai membaik
Pasien mengataka sudah tidak muntah hanya merasa sedikit
mual
O:
Cairan tubuh seimbang
A :Masalah teratasi
P : Pertahankan kondisi pasien
3 Senin, 21 Risiko Cedera Anestesi S: - Dita
November
O:
2022
11.00 Wita Pasien tidak memiliki penyakit kardiovaskular, penyakit
pernapasan, DM, penyakit ginjal.
Akesesoris pasien dilepaskan
Pasien tidak memiliki alergi
Pasien dilakukan puasa sejak kemarin pukul 24.00
Pasien sudah menandatangani informed consent dan setuju
dilakukan tindakan
Pasien ASA I
Pasien diberikan premedikasi Ondansentron 4mg, Fentanyl
100mcg dan Sulfat Atropine 0,25mg
Pasien terpasang infus RL 500ml
Pasien tidak menggunakan cat kuku, keadaan kulit bersih
A: Masalah Teratasi
A: Masalah Teratasi
A: Masalah Teratasi
O:
Pasien terpasang penyangga bed
Pasien diposisikan Semi Fowler
TTV :
TD : 110/78mmHg
N : 78x/mnt
RR: 18x/mnt
SpO2 : 99%
A:
Pasien mengeluhkan nyeri dibagian insisi operasi, nyeri seperi
tertusuk-tusuk, skala nyeri 5
P:
Melakukan kolaborasi dengan dr. Sp. An pemberian analgetic
fentanyl 100mcg drip