BENCANA KEKERINGAN
Disusun untuk memenuhi tugas
Disusun oleh :
2022/2023
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “
Bencana Kekeringan” ini sebatas pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki. Dan juga kami
berterima kasih kepada Ibu Tantri Yunita R, S. Tr. Keb., M.K.M selaku Dosen mata kuliah “
krisis kebencanaan” yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat
kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang kami harapkan. Untuk itu, kami berharap
adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak
ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang
yang membacanya. kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa
depan.
Penyusun
ii
iii
DAFTAR ISI
JUDUL ...............................................................................................................................i
iv
BAB 1
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian bencana kekeringan?
2. Apa Penyebab bencana kekeringan?
3. Apa Dampak dan kerugian dari kekeringan?
4. Bagaimana Cara menghadapi atau mengatasi bencana kekeringan?
5. Bagaimana Kearifan lokal masyarakat dalam menghadapi bencana kekeringan?
6. Apa itu Tanggap Darurat (response)?
7. Apa saja Landasan hukum penanggulangan bencana?
8. Apa yang dimaksud Komando tanggap darurat?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui Pengertian bencana kekeringan.
2. Mengetahui Penyebab bencana kekeringan.
3. Mengetahui Dampak dan kerugian dari kekeringan.
4. Mengetahui Cara menghadapi/mengatasi bencana kekeringan.
5. Mengetahui Kearifan lokal masyarakat dalam menghadapi bencana kekeringan.
6. Mengetahui Tanggap Darurat (response).
7. Mengetahui Landasan hukum penanggulangan bencana.
8. Mengetahui Komando tanggap darurat.
2
BAB 11
PEMBAHASAN
Kekeringan adalah keadaan kekurangan pasokan air pada suatu daerah dalam masa
yang berkepanjangan (beberapa bulan hingga bertahun-tahun). Biasanya kejadian ini
muncul bila suatu wilayah secara terus-menerus mengalami curah hujan di bawah rata-
rata.Musim kemarau yang berkepanjangan juga dapat menyebabkan suatu wilayah
kering, karena cadangan air tanah habis akibat penguapan, transpirasi dan penggunaan
oleh manusia.
Kondisi kekeringan yang parah dapat dikategorikan sebagai bencana alam apabila
wilayah yang mengalami kekurangan air telah kehilangan sumber pendapatan, akibat
gagal panen atau kematian bagian-bagian ekosistem lingkungan.
Kekeringan masuk dalam kategori bencana karena dapat menimbulkan kerugian bagi
manusia. Bencana sendiri diartikan dalam Undang-Undang No. 24 Tahun 2007 sebagai
peristiwaa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dal mengganggu kehidupan
masyarakat, baik dari faktor alam maupun alam sehinggi menimbulkan korban jiwa,
kerusakan lingkungan, kerugian harta serta memberik dampak psikologis
3
B. Tidak Ada Daerah Resapan
Kekeringan juga dapat disebabkan jika di dalam tanah sudah tidak ada lagi
cadangan air. Agar tanah dapat menyimpan air, maka diatasnya dibutuhkan pohon-
pohon yang berguna untuk menyerap air hujan kemudian menyimpannya sebagai air
tanah. Daerah-daerah yang masih asri umumnya memiliki cadangan air tanah yang
lebih banyak daripada daerah gundul tanpa pepohonan. Pohon-pohon ini tidak hanya
berfungsi untuk mengikat air, namun juga sebagai sumber oksigen, mencegah erosi
dan lain sebagainya.
4
F. Tidak Ada Penampungan Air
Air merupakan kebutuhan dasar makhluk hidup. Pada daerah yang kerap
mengalami kekeringan, umumnya akan membuat penampungan air secara swadaya
di tiap RT. Penampungan air tersebut ditujukan sebagai cadangan air bersih ketika
musim kemarau tiba.
D. Bencana Kelaparan
Kekeringan yang berkepanjangan akan menyebabkan sektor pertanian, perkebunan
dan peternakan mengalami gagal panen. Akibatnya, cadangan makanan bagi
masyarakat menjadi langka.
5
E. Lingkungan Kotor
Adanya air dapat dimanfaatkan untuk membersihkan kotoran di sekitar kita,
misalnya mengepel lantai, membersihkan hewan dan lainnya. Jika kekeringan
melanda, maka tidak ada sumber air untuk membersihkan lingkungan.
F. Wabah Penyakit
Bibit penyakit akan muncul jika kekeringan terjadi. Hal ini disebabkan karena
kebersihan tubuh dan lingkungan tidak terjadi karena ketiadaan air. Penyakit yang
umumnya muncul adalah gatal-gatal, jamur, dan penyakit kulit lainnya.
G. Serangan Serangga
Hama tanaman akan bermunculkan saat kemarau panjang terjadi. Serangga
tersebut muncul karena rantai makanan telah terganggu, seperti predator yang pergi
atau mati.
6
2.5 Kearifan Lokal Masyarakat dalam Menghadapi Bencana Kekeringan
1. Di Baduy dan Kasepuhan Banten Kidul punya kearifan lokal yang sangat luar biasa
sekali dalam menjaga keseimbangan alam. Di sana tidak mengenal dampak
bencana yang ditimbulkan oleh musim hujan atau musim kemarau. Mata air masih
terjaga, air sungai masih mengalir, padi masih bisa dipanen, longsor, banjir dan
kekeringan tidak pernah terjadi. Itu semua dikarenakan oleh peraturan adat yang
masih dipegang teguh oleh masyarakatnya. Dan peraturan adat ini ternyata lebih
kuat dibanding peraturan yang dibuat oleh anggota dewan dan pemerintah.
Mereka punya yang namanya Hutan Titipan. Hutan yang tidak boleh dimanfaatkan
untuk apapun, baik itu kayunya ataupun sumber daya alamnya.Bahkan untuk
masuk pun tidak diperbolehkan kecuali Pu'un/Abah/Olot/Oyot/Kepala Adat, itupun
hanya setahun sekali. Luasnya mencapai 30% dari luas kawasan.
Mereka punya yang namanya Hutan Titipan. Hutan yang boleh dimanfaatkan
tapi non kayu. Hutan inilah yang menjaga mata air sumber kehidupan yang
dialirkan melalui sungai. Luasnya mencapai 50% dari luas kawasan. Mereka punya
yang namanya Tanah Olahan. Tanah yang bisa dimanfaatkan untuk permukiman
dan sawah serta ladang. Luasnya hanya 20% dari luas kawasan. Demikian falsafah
masyarakat adat Banten yang artinya jika hutannya hijau, maka rakyatnya pun
sejahtera. Sampai sekarang falsafah itu masih terjaga dan bisa diterapkan di
kawasan-kawasan lain sehingga bencana alam bisa diminimalkan.
Selain tata ruang dan falsafah kawasannya, Banten juga kaya tanaman
bambunya. Memang belum ada catatan yang pasti mengenai berapa persen atau
berapa banyak hutan bambu yang ada di Banten. Tapi dari beberapa wilayah yang
pernah dikunjungi, baik itu di Tangerang, Serang, Pandeglang dan Lebak, pohon
bambu di Banten itu sangat melimpah ruah bahkan sama sekali belum dijamah
seperti di kawasan buffer zone Ujung Kulon, Baduy dan Kasepuhan Banten Kidul.
2. Kearifan lokal masyarakat desa Pucung yang berupa gotong royong, saling tolong
menolong tanpa membedakan predikat sosial dalam masyarakat, kearifan lokal
dalam bentuk lain seperti penyediaan pipa pralon untuk penyalur air dan
perbaikan jalan menuju bak penampung, merupakan sumbangan yang berarti
dalam mewujudkan distribusi air sungai bawah tanah hingga ke rumah warga. Ini
sebagai bukti kesadaran kritis masyarakat pegunungan untuk melakukan aksi
mitigasi bencana kekeringan baik mitigasi structural maupun non structural.
7
3. Kearifan lokal masyarakat Desa Segoromulyo adalah Sedekah Bumi, Gugur
Gunung, dan Tamarjan.. Kearifan lokal ini berpengaruh dalam menangani bencana
kekeringan, Sedekah Bumi merupakan upacara selametan yang dilakukan di
punden desa sebagai ucapan rasa syukur terhadap hasil alam yang di berikan oleh
tuhan dan mengajarkan kepada masyarakat untuk menjaga keberadaan pohonpohon
yang dapat menyimpan cadangan air.
Gugur Gunung adalah bersih-bersih pemakaman sebelum masuk bulan
ramadhan yang bertujuan adalah sebagai bersihbersih makam dan perawatan
pohon-pohon yang ada dipemakaman. Tamarjan bertujan menyimpan air hujan
sebagai cadangan air saat musim kemarau. Kearifan lokal ini diwariskan kepada
generasi ke generasi dengan mengajak generasi selanjutnya iku berperan dalam
kearifan lokal. Dalam konsep geografi fenomena ini termasuk dalam konsep
keterkaitan ruang dimana Gejala dan Fenomena yang saling berkaitan dalam suatu
ruang yaitu Desa Segoromulyo terjadi bencana kekeringan maka masyarakat
beradaptasi dengan keadaan ini.
Simpulan dalam penelitian ini adalah kearifan lokal yang diwariskan secara
turun temurun sebagai salah satu pendidikan masyarakat Desa Segoromulyo.
Kearifan lokal ini berpengaruh dalam menangani bencana kekeringan dengan
bentuk kearifan lokal yaitu Sedekah Bumi, Gugur Gunung, dan Tamarjan. Saran
untuk masyarakat alangkah baiknya kearifan/tradisi yang ada tetap
dilestarikan,untuk pemeritah dan perangkat desa agar memberikan penyuluhan dan
sarana dalammenghadapi bencana kekeringan dengan menggunakan kearifan lokal.
8
e. Pemenuhan kebutuhan dasar
f. Perlindungan terhadap kelompok rentan
g. Pemulihan dengan segera prasarana dan sarana vital
9
Fasilitas Komando Tanggap Darurat Bencana adalah personil, sarana dan
prasarana pendukung penyelenggaraan penanganan tanggap darurat bencana yang
dapat terdiri dari Pusat Komando, gudang, sarana dan prasarana transportasi,
peralatan, sarana dan prasarana komunikasi serta informasi.
10
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Kondisi kekeringan yang parah dapat dikategorikan sebagai bencana alam apabila
wilayah yang mengalami kekurangan air telah kehilangan sumber pendapatan, akibat
gagal panen atau kematian bagian-bagian ekosistem lingkungan.
3.2 SARAN
11
DAFTAR PUSTAKA
http://bpbd.sumselprov.go.id/page/detail/bidang-sarana-dan-logistik-penanggulangan-bencana
https://www.gitews.org/tsunami-kit/en/E6/further_resources/national_level/peraturan_kepala_BNPB/Perka
%20BNPB%2010-2008_Pedoman%20Komando%20Tanggap%20Darurat%20Bencana.pdf
12