Anda di halaman 1dari 26

TUGAS MAKALAH

Tema: Bencana Alam

MATA KULIAH
CHARACTER BUILDING

Kelompok 3 :
1. Melani Putri (64211852)
2. Arsya Nur Fadia (64211851)
3. Nadilla Dwi Karunia (64210365)
4. Frisa Ayudi Putri (64211571)
5. Melati Miftahul Janah (64211656)
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga makalah
ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih terhadap
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran
maupun materinya. Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan
dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa
pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa
masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan
dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Bekasi, 30 Mei 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................................ i


DAFTAR ISI.......................................................................................................................................... ii
BAB I ..................................................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................................................... 1
1.3 Tujuan ..................................................................................................................................... 1
BAB II .................................................................................................................................................... 2
2.1 Definisi Bencana Alam ........................................................................................................... 2
2.2 Dampak Bencana Alam ........................................................................................................... 2
2.3 Jenis – jenis Bencana Alam ..................................................................................................... 3
1. Banjir ...................................................................................................................................... 3
2. Kebakaran Hutan ..................................................................................................................... 3
3. Gempa Bumi ............................................................................................................................ 4
4. Tsunami ................................................................................................................................... 7
5. Gunung Meletus ...................................................................................................................... 8
6. Angin Puting Beliung/Angin Ribut ........................................................................................... 10
7. Tanah Longsor ........................................................................................................................ 11
8. Kekeringan ............................................................................................................................. 14
2.4 Penanggulangan Bencana Alam.............................................................................................. 15
1. Upaya penanggulangan Banjir ................................................................................................ 15
2. Upaya penanggulangan Kebakaran Hutan............................................................................... 16
3. Upaya penanggulangan Gempa Bumi ..................................................................................... 17
4. Upaya penanggulangan Tsunami dan Abrasi ........................................................................... 17
5. Upaya penanggulangan Gunung Meletus................................................................................ 18
6. Upaya penanggulangan Angin puting Beliung ......................................................................... 20
7. Upaya penanggulangan Bencana Tanah Longsor ..................................................................... 20
8. Upaya penanggulangan Kekeringan ........................................................................................ 21
BAB III ................................................................................................................................................ 22
3.1 Kesimpulan ............................................................................................................................ 22
3.2 Saran...................................................................................................................................... 22
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................................... 23

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bencana alam apapun bentuknya memang tidak diinginkan. Datangnya kejadian
pun terus saja ada. Berbagai usaha tidak jarang dianggap maksimal tetapi kenyataan sering
tidak terelakkan. Masih untung bagi kita yang mengagungkan Tuhan sehingga segala
kehendak-Nya bisa dimengerti, meski itu berarti derita.
Banyak masalah yang berkaitan dengan bencana alam. Kehilangan dan kerusakan
termasuk yang paling sering harus dialami bersama datangnya bencana itu. Harta benda
dan manusia terpaksa harus direlakan, dan itu semua bukan masalah yang mudah. Dalam
arti mudah dipahami dan mudah diterima oleh mereka yang mengalami. Bayangkan saja
harta yang dikumpulkan sedikit demi sedikit, dipelihara bertahun-tahun lenyap seketika.

1.2 Rumusan Masalah


Masalah-masalah dalam makalah ini dirumuskan sebagai berikut:
1. Apa definisi bencana alam?
2. Bagaimana dampak bencana alam?
3. Apa saja jenis-jenis bencana alam?
4. Bagaimana cara penanggulangan bencana alam?

1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai
berikut:
1. Untuk mengetahui definisi bencana alam.
2. Untuk mengetahui dampak bencana alam.
3. Untuk mengetahui jenis-jenis bencana alam.
4. Untuk mengetahui cara penanggulangan bencana alam.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Bencana Alam


Bencana alam adalah konsekuensi dari kombinasi aktivitas alami (suatu peristiwa fisik,
seperti letusan gunung, gempa bumi, tanah longsor) dan aktivitas manusia. Karena
ketidakberdayaan manusia, akibat kurang baiknya manajemen keadaan darurat, sehingga
menyebabkan kerugian dalam bidang keuangan dan struktural, bahkan sampai kematian.
Bencana alam juga dapat diartikan sebagai bencana yang diakibatkan oleh gejala alam.
Sebenarnya gejala alam merupakan gejala yang sangat alamiah dan biasa terjadi pada bumi.
Namun, hanya ketika gejala alam tersebut melanda manusia (nyawa) dan segala produk budi
dayanya (kepemilikan, harta dan benda), kita baru dapat menyebutnya sebagai bencana.

2.2 Dampak Bencana Alam


Bencana alam dapat mengakibatkan dampak yang merusak pada bidang ekonomi, sosial,
dan lingkungan. Kerusakan infrastruktur dapat mengganggu aktivitas sosial, dampak dalam bidang
sosial mencakup kematian, luka-luka, sakit, hilangnya tempat tinggal dan kekacauan komunitas,
sementara kerusakan lingkungan dapat mencakup hancurnya hutan yang melindungi daratan.
Salah satu bencana alam yang paling menimbulkan dampak paling besar, misalnya gempa bumi,
selama 5 abad terakhir, telah menyebabkan lebih dari 5 juta orang tewas, 20 kali lebih banyak
daripada korban gunung meletus.
Dalam hitungan detik dan menit, jumlah besar luka-luka yang sebagian besar tidak
menyebabkan kematian, membutuhkan pertolongan medis segera dari fasilitas kesehatan yang
seringkali tidak siap, rusak, runtuh karena gempa. Bencana seperti tanah longsor pun dapat
memakan korban yang signifikan pada komunitas manusia karena mencakup suatu wilayah tanpa
ada peringatan terlebih dahulu dan dapat dipicu oleh bencana alam lain terutama gempa bumi,
letusan gunung berapi, hujan lebat atau topan. Manusia dianggap tidak berdaya pada bencana alam,
bahkan sejak awal peradabannya.
Ketidakberdayaan manusia, akibat kurang baiknya manajemen darurat menyebabkan
kerugian dalam bidang keuangan, struktural dan korban jiwa. Kerugian yang dihasilkan tergantung
pada kemampuan manusia untuk mencegah dan menghindari bencana serta daya tahannya.

2
Menurut Bankoff (2003): “bencana muncul bila bertemu dengan ketidakberdayaan”. Artinya
adalah aktivitas alam yang berbahaya dapat berubah menjadi bencana alam apabila manusia tidak
memiliki daya tahan yang kuat.

2.3 Jenis – jenis Bencana Alam

1. Banjir

Banjir adalah bencana akibat curah hujan yang tinggi dengan tidak diimbangi dengan saluran
pembuangan air yang memadai sehingga merendam wilayah-wilayah yang tidak dikehendaki
oleh orang-orang yang ada di sana. Banjir bisa juga terjadi karena jebolnya sistem aliran air yang
ada sehingga daerah yang rendah terkena dampak kiriman banjir.

Dampak dari terjadinya banjir :

 Kerusakan sarana dan prasarana Bencana banjir bisa menimbulkan kerusakan sarana dan
prasarana, karena banjir yang menerjang bisa merusak rumah penduduk, gedung,
kendaraan dan juga merusak fasilitas sosial.
 Melumpuhkan jalur transportasi. Banjir yang meluap hingga di jalanan dapat menimbulkan
masalah, salah satunya adalah lumpuhnya jalur transportasi. Sehingga, warga baik pejalan
kaki ataupun pengguna kendaraan tidak bisa melewati dan tentu hal ini akan menimbulkan
kerugian.
 Pencemaran lingkungan Luapan air karena banjir akan membuat lingkungan menjadi kotor
dan tidak sedikit sampah yang berserakan tentu hal ini akan mencemari lingkungan dan
juga menimbulkan berbagai macam penyakit.
 Pemicu tanah longsor Semakin deras hujan turun maka semakin tinggi air banjir yang
menyebabkan tanah dan jalana terkikis dan dapat menjadi longsor.

2. Kebakaran Hutan

Kebakaran hutan dan tanah gambut adalah kebakaran permukaan di mana api membakar bahan
bakar seperti, (puing-puing, pohon, semak, dan lain-lain) di atas permukaan. Kemudian, api
menyebar secara tidak beraturan di bawah permukaan (api tanah), membakar bahan organik
melalui lubang-lubang gambut dan akar semak/pohon, bagian atasnya pasti ikut terbakar.

3
Dalam perkembangannya, api menyebar baik secara vertikal maupun horizontal dalam bentuk
kantung-kantung asap, menyala dengan hanya terlihat asap putih di atas permukaan. Api akan
sangat sulit dipadamkan, mengingat api mulai di bawah tanah dan hanya asap yang naik ke
permukaan.

Dampak dari terjadinya kebakaran hutan :

1) Dampak Biologis
 Habitat makhluk hidup yang menghilang
 Top soil/horizon yg akan menipis
 Pohon-pohon yang besar tumbang
 Kebutuhan air bersih tidak dapat terpenuhi
 Kesehatan masyarakat

2) Dampak Sosial Ekonomi


 Kegiatan perekonomian masyarakat terganggu
 Transportasi terganggu
 Kegiatan pertanian masyarakat terhambat
 Produktifitas Menurun

3) Dampak Fisik dan Kimia


 Dampak pada kualitas udara
 Dampak pada cuaca

3. Gempa Bumi

Gempa bumi adalah getaran atau getar-getar yang terjadi di permukaan bumi akibat
pelepasan energi dari dalam secara tiba-tiba yang menciptakan gelombang seismik. Gempa Bumi
biasa disebabkan oleh pergerakan kerak Bumi (lempeng Bumi). Gempa bumi yang berpusat di
dasar laut dan menyebabkan terjadinya tsunami. Hentakan gempa bumi yang besar dapat
mengakibatkan tanah longsor, bangunan roboh ataupun retak. Gempa bumi diukur dengan
menggunakan alat Seismometer.

4
Jenis gempa bumi dapat dibedakan berdasarkan:

1) Berdasarkan penyebab:
 Gempa bumi tektonik

Gempa Bumi ini disebabkan oleh adanya aktivitas tektonik, yaitu pergeseran lempeng-
lempeng tektonik secara mendadak yang mempunyai kekuatan dari yang sangat kecil
hingga yang sangat besar. Gempa bumi tektonik disebabkan oleh pelepasan tenaga yang
terjadi karena pergeseran lempengan plat tektonik seperti layaknya gelang karet ditarik dan
dilepaskan dengan tiba-tiba.

 Gempa bumi tumbukan

Gempa Bumi ini diakibatkan oleh tumbukan meteor atau asteroid yang jatuh ke Bumi, jenis
gempa Bumi ini jarang terjadi.

 Gempa bumi runtuhan

Gempa Bumi ini biasanya terjadi pada daerah kapur ataupun pada daerah pertambangan,
gempabumi ini jarang terjadi dan bersifat lokal.

 Gempa bumi buatan

Gempa bumi buatan adalah gempa bumi yang disebabkan oleh aktivitas dari manusia,
seperti peledakan dinamit, nuklir atau palu yang dipukulkan ke permukaan bumi.

 Gempa bumi vulkanik (gunung api)

Gempa Bumi ini terjadi akibat adanya aktivitas magma, yang biasa terjadi sebelum gunung
api meletus. Apabila keaktifannya semakin tinggi maka akan menyebabkan timbulnya
ledakan yang juga akan menimbulkan terjadinya gempa bumi. Gempa bumi tersebut hanya
terasa di sekitar gunung api tersebut.

2) Berdasarkan kedalaman
 Gempa bumi dalam

Gempa bumi dalam adalah gempa bumi yang hiposentrumnya berada lebih dari 300 km di
bawah permukaan bumi (di dalam kerak bumi). Gempa bumi dalam pada umumnya tidak
terlalu berbahaya.
5
 Gempa bumi menengah

Gempa bumi menengah adalah gempa bumi yang hiposentrumnya berada antara 60 km
sampai 300 km di bawah permukaan bumi.gempa bumi menengah pada umumnya
menimbulkan kerusakan ringan dan getarannya lebih terasa.

 Gempa bumi dangkal

Gempa bumi dangkal adalah gempa bumi yang hiposentrumnya berada kurang dari 60 km
dari permukaan bumi. Gempa bumi ini biasanya menimbulkan kerusakan yang besar.

3) Berdasarkan gelombang/getaran gempa


 Gelombang Primer

Gelombang primer (gelombang lungituudinal) adalah gelombang atau getaran yang


merambat di tubuh bumi dengan kecepatan antara 7–14 km/detik. Getaran ini berasal
dari hiposentrum.

 Gelombang Sekunder

Gelombang sekunder (gelombang transversal) adalah gelombang atau getaran yang


merambat, seperti gelombang primer dengan kecepatan yang sudah berkurang,yakni 4–
7 km/detik. Gelombang sekunder tidak dapat merambat melalui lapisan cair.

Penyebab terjadinya gempa bumi

Gempa Bumi disebabkan dari pelepasan energi yang dihasilkan oleh tekanan yang
disebabkan lempeng yang bergerak ke satu arah atau bisa lebih. Pergeseran lempeng bumi dapat
mengakibatkan gempa bumi karena dalam peristiwa tersebut disertai dengan pelepasan sejumlah
energi yang besar. Selain pergeseran lempeng bumi, gerak lempeng bumi yang saling menjauhi
satu sama lain juga dapat mengakibatkan gempa bumi

Dampak dari terjadinya gempa bumi :

1) Dampak fisik :
 Bangunan yang roboh atau hancur
 Tanah longsor
 Jatuhnya korban jiwa

6
 Permukaan tanah menjadi retak dan jalanan terputus
 Banjir karena rusaknya tanggul
 Gempa dasar laut dapat menyebabkan tsunami

2) Dampak sosial :
 Menghilangkan banyak harta benda akibat rumah yang hancur
 Kelaparan
 Menimbulkan penyakit
 Kerusakan yang besar dapat melumpuhkan kegiatan ekonomi, politik, dan lain-
lain.

4. Tsunami

Tsunami merupakan gelombang air laut besar yang dipicu oleh pusaran air bawah laut karena
pergeseran lempeng, tanah longsor, erupsi gunungapi, dan jatuhnya meteor. Tsunami dapat
bergerak dengan kecepatan sangat tinggi dan dapat mencapai daratan dengan ketinggian
gelombang hingga 30 meter. Tsunami sangat berpotensi bahaya meskipun tsunami ini tidak terlalu
merusak garis pantai. Gempa yang disebabkan pergerakan dasar laut atau pergeseran lempeng
yang paling sering menimbulkan tsunami.

Jenis-Jenis Tsunami

 Tsunami jarak dekat (lokal); terjadi 0-30 menit setelah gempa. Jarak pusat gempa ke
lokasi ini sejauh 200 km.
 Tsunami jarak menengah; terjadi 30 menit-2 jam setelah gempa Jarak pusat gempa ke
lokasi ini sejauh 200 km sampai 1.000 km.
 Tsunami jarak jauh; terjadi lebih dari dua jam setelah gempa Jarak lokasi daerah ini dari
pusat gempa lebih dari 1.000 km, karena itu kecil kemungkinan daerah ini merasakan
gempa.

Proses Kejadian Tsunami :

 Gempa bumi membuat dasar laut merekah


 Air laut masuk mengisi lubang rekahan sehingga pantai menjadi surut

7
 Lubang ditengah laut terisi penuh, lalu menyemburkan kelebihan air yang ditelannya ke
segala arah termasuk pantai.
 Akibatnya, terjadi gelombang yang sangat besar yang menerpa pantai dan dapat mencapai
daratan sejauh 5 kilometer

Tanda-tanda Tsunami

 Air laut surut secara tiba-tiba


 Tercium bau garam yang menyengat
 Munculnya buih-buih dalam jumlah banyak
 Terdengar suara gemuruh sangat keras di laut
 Terlihat gelombang tinggi berwarna hitam tebal memanjang di garis cakrawala.

Dampak dari terjadinya tsunami

 Kekuatan dan aliran air yang dibawa oleh tsunami dapat merusak kapal, kendaraan, dan
bangunan hingga menyebabkan korban luka dan korban jiwa.
 Menyebabkan korban hilang akibat terbawa arus air yang menuju ke daratan maupun
yang kembali ke laut
 Terjadi banjir selama beberapa hari
 Tsunami berukuran kecil dapat menyebabkan kerusakan pada kapal-kapal yang bersandar
di pelabuhan.

5. Gunung Meletus

Gunung meletus merupakan peristiwa yang terjadi akibat endapan magma di perut bumi yang
di dorong keluar oleh gaa yang bertekanan tinggi. Magma adalah cairan pijar yang terdapat di
dalam lapisan bumi dengan suhu yang sangat tinggi yakni di perkirakan lebih dari 1.000° C. Hasil
letusan gunung berapi berupa: gas vulkanik, lava dan aliran pasir serta batu panas, lahar, tanah
longsor,gempa bumi, abu letusan, dan awan panas. Letusan gunung berapi yang membawa batu
dan abu dapat menyembur sampai sejauh radius 18 km atau lebih, sedangkan lavanya bisa
membanjiri sampai sejauh radius 90 km. Tidak semua gunung berapi sering meletus. Gunung
berapi yang sering meletus disebut gunung berapi aktif.

8
Jenis jenis gunung berapi:

 Gunung berapi kerucut atau gunung berapi strato


 Gunung berapi perisai
 Gunung berapi maar
 Gunung berapi besar atau gunung berapi supervolcano

Berdasarkan waktu meletus gunung berapi di bagi menjadi 3 jenis yaitu:

 Gunung berapi tipe A


Gunung yang tercatat sudah pernah terjadi erupsi magmatik sekurang-kurangnya satu kali
setelah tahun 1600.

 Gunung berapi tipe B


Gunung yang setelah tahun 1600 belum tercatat mengalami erupsi magmatik tetapi masih
menunjukkan gejala aktivitas vulkanik seperti kegiatan solfatara.

 Gunung berapi tipe C


Gunung yang sejarah erupsinya belum diketahui atau tidak diketahui dalam catatan
manusia, tetapi masih ada tanda-tanda aktivitas masa lampau dalam bentuk lapangan
solfatara/fumarola di tingkah lemah.

Berdasarkan sumber erupsi gunung berapi dapat di klasifikasikan menjadi:

 Letusan pusat
 Letusan sekunder
 Retak erupsi dan
 Erupsi eksentrik

Berdasarkan tipe erupsi gunung berapi dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

 Tipe hawai
 Tipe plinean
 Tipe strombolian
 Tipe subplinian
 Tipe ultra plinean

9
 Tipe vulkanik dan
 Tipe freatoplinian

Gunung berapi yang akan meletus memiliki beberapa tanda antara lain :

 Suhu di sekitar gunung naik


 Mata air menjadi kering
 Sering menngeluarkan suara gemuruh kadang disertai getaran (gempa)
 Tumbuhan disekitar gunung layu
 Binatang di sekitar gunung bermigrasi,kelihatan gelisah

Berikut ini dampak yang terjadi saat gunung meletus:

 Dengan meletusnya suatu gunung berapi bisa dipastikan semua aktivitas penduduk di
sekitar wilayah tersebut akan lumpuh termasuk kegiatan ekonomi.
 Semua titik yang dilalui oleh material berbahaya seperti lahar dan abu vulkanik panas akan
merusak permukiman warga.
 Lahar yang panas juga akan membuat hutan di sekitar gunung rusak terbakar dan hal ini
berarti ekosistem alamiah hutan terancam.

6. Angin Puting Beliung/Angin Ribut

Angin puting beliung adalah pusaran angin kencang dengan kecepatan 120km/jam atau lebih.
Angin puting beliung terjadi karena gesekan antara arus udara yang naik turun.Angin putting
beliung sering terjadi di wilayah tropis diantara garis balik utara dan selatan,kecuali di daerah
daerah yang sangat berdekatan dengan khatulistiwa.

Terdapat fase atau tahapan dalam proses pembentukan angin puting beliung sebagai
berikut ;

 Fase tumbuh
Pada fase tumbuh ini atau fase pertama terdapat arus udara di dalam awan dengan tekanan
yang cukup kuat naik ke atas. Di fase ini titik air masih tertahan oleh arus udara yang terus
bergerak menuju puncak awan.

10
 Fase dewasa
Di fase ini mulai terjadi hujan karena arus udara tidak lagi menahan titik titik air. Hujan
yang turun menyebabkan gesekan antara arus udara yang naik dan udara yang turun.
Gesekan tersebut kemudian membentuk pusaran yang semakin lama semakin cepat.

Tanda terjadi nya angin puting peliung yaitu ;

 Sejak malam hari dan pagi hari udara terasa panas dan gerah
 Terbentuk awan berwarna putih dan berlapis lapis
 Terdapat awan yang menjulang tinggi berwarna abu abu dengan bentuk seperti bunga kol
 Ranting dan pepohonan bergoyang cepat karena angin
 Udara disekitar menjadi dingin
 Turun hujan lebat secara tiba tiba

Dampak dari terjadinya angin puting beliung :

 Kerusakan pada rumah serta infrastruktur pada suatu daeah


 Dalam kasus puting beliung ada beberapa yang kasus yang menimbulkan korban jiwa
 Menimbulkan kerugian material
 Merusak kebun-kebun warga
 Menciptakan banyak puing-puing dari kerusakan materi serta sampah yang berserakan
 Dapat menganggu jalannya ekonomi

7. Tanah Longsor

Tanah longsor adalah perpindahan material pembentuk lereng berupa batuan, bahan rombakan,
tanah, atau material campuran tersebut, bergerak ke bawah atau keluar lereng. Proses terjadinya
tanah longsor dapat diterangkan sebagai berikut: air yang meresap ke dalam tanah akan menambah
bobot tanah. Jika air tersebut menembus sampai tanah kedap air yang berperan sebagai bidang
gelincir, maka tanah menjadi licin dan tanah pelapukan di atasnya akan bergerak mengikuti lereng
dan keluar lereng.

Ada beberapa penyebab terjadinya bencana tanah longsor, salah satunya di akibatkan oleh
hujan. Ancaman tanah longsor biasanya dimulai pada bulan November karena meningkatnya
intensitas curah hujan. Musim kering yang panjang akan menyebabkan terjadinya penguapan air

11
di permukaan tanah dalam jumlah besar. Hal itu mengakibatkan munculnya pori-pori atau rongga
tanah hingga terjadi retakan dan merekahnya tanah permukaan.

Ketika hujan, air akan menyusup ke bagian yang retak sehingga tanah dengan cepat
mengembang kembali. Pada awal musim hujan, intensitas hujan yang tinggi biasanya sering
terjadi, sehingga kandungan air pada tanah menjadi jenuh dalam waktu singkat. Hujan lebat pada
awal musim dapat menimbulkan longsor, karena melalui tanah yang merekah air akan masuk dan
terakumulasi di bagian dasar lereng, sehingga menimbulkan gerakan lateral. Bila ada pepohonan
di permukaannya, tanah longsor dapat dicegah karena air akan diserap oleh tumbuhan, karena akar
tumbuhan juga akan berfungsi mengikat tanah.

Tanah longsor sendiri di bedakan menjadi 6 jenis, yaitu :


 Longsoran Translasi
Longsoran translasi adalah ber-geraknya massa tanah dan batuan pada bidang gelincir
berbentuk rata ataumenggelombang landai.
 Longsoran Rotasi:
Longsoran rotasi adalah bergerak-nya massa tanah dan batuan pada bidang gelincir
berbentuk cekung.
 Pergerakan Blok
Pergerakan blok adalah perpindahan batuan yang bergerak pada bidang gelincir berbentuk
rata. Longsoran ini disebut juga longsoran translasi blok batu.
 Runtuhan Batu
Runtuhan batu terjadi ketika sejum-lah besar batuan atau material lain bergerak ke bawah
dengan cara jatuh bebas. Umumnya terjadi pada lereng yang terjal hingga meng-gantung
terutama di daerah pantai. Batu-batu besar yang jatuh dapat menyebabkan kerusakan yang
parah.
 Rayapan Tanah
Rayapan Tanah adalah jenis tanah longsor yang bergerak lambat. Jenis tanahnya berupa
butiran kasar dan halus. Jenis tanah longsor ini hampir tidak dapat dikenali. Setelah waktu
yang cukup lama longsor jenis rayapan ini bisa menyebabkan tiang-tiang telepon, pohon,
atau rumah miring ke bawah.

12
 Aliran Bahan Rombakan
Jenis tanah longsor ini terjadi ketika massa tanah bergerak didorong oleh air. Kecepatan
aliran tergantung pada kemiringan lereng, volume dan tekanan air, dan jenis materialnya.
Gerakannya terjadi di sepanjang lembah dan mampu mencapai ratusan meter jauhnya. Di
beberapa tempat bisa sampai ribuan meter seperti di daerah aliran sungai di sekitar gunung
api. Aliran tanah ini dapat menelan korban cukup banyak.

Berikut ini dampak yang timbul akibat terjadinya tanah longsor adalah sebagai berikut :

 Lahan pertanian

Apabila lahan pertanian terkena longsor, hal tersebut dapat merugikan para petani karena
lahan pertanian tidak akan bisa ditanami lagi dalam kurun waktu yang tidak dapat
dipastikan.

 Jalur transportasi

Ada dua kemungkinan yang dapat terjadi dari dampak terjadinya tanah longsor, yaitu tanah
longsor yang menutupi jalur transportasi dan tanah longsor yang menyebabkan jalanan atau
jalur transportasi menjadi ambles.

Keduanya dapat menghambat mobilitas masyarakat. Apalagi, jika jalur tersebut memang
jalur umum yang sering digunakan para pengemudi ransportasi.

 Infrastruktur

Tidak hanya rumah yang dijadikan tempat tinggal, tetapi segala infrastruktur di pemukiman
juga ikut rusak. Pemukiman masyarakat akan mengalami kerusakan sesuai dengan
seberapa parah tanah longsor itu terjadi.

Akan tetapi, tidak menutup kemungkinan, jika tanah longsor yang terjadi cukup parah,
tidak hanya infrastruktur pemukiman saja, sarana kesehatan dan pendidikan juga bisa
mengalami kerusakan.

 Jatuhnya korban jiwa

Hal yang paling memprihatinkan dari kejadian bencana alam tanah longsor adalah,
Jatuhnya korban jiwa baik korban luka-luka ataupun hingga merenggut nyawa manusia.

13
Hujan yang turun secara tiba-tiba dapat menyebabkan ke tidak stabilan kontur tanah di
bagian dataran tinggi ataupun di daerah yang rawan pergeseran tanah.

 Hilangnya tempat tinggal

Bencana alam ini dapat merusak rumah warga yang berada di lokasi rawan tanah longsor.
Hal ini sangat merugikan bagi masyakat yang terdampak dari bencana alam tanah longsor.
Kehilangan tempat tinggal juga menyebabkan korban tanah longsor tidak memiliki tempat
perlindungan, makanan, dan pakaian, Kejadian ini seharusnya sangat perlu perhatian dari
pemerintah untuk lebih sigap dan tanggap dalam menangani bencana tanah longsor seperti
ini.

 Tercemarnya sumber air bersih

Tanah longsor dapat mencemari sumber air di sekitarnya seperti mata air dan sungai.
Bencana tanah longsor ini dapat menurunkan kadar kualitas air bersih,karena biasanya
bencana tanah longsor bisa membawa kandungan logam maupun zat kimia. Zat kimia dan
juga kandungan logam berat dapat merusak kualitas sungai, mencemari sepanjang aliran
sungai, dan memberikan gangguan kesehatan hingga kematian pada makhluk hidup di
sekitarnya.

8. Kekeringan

Kekeringan adalah keadaan kekurangan pasokan air pada suatu daerah dalam masa yang
berkepanjangan (beberapa bulan hingga bertahun-tahun). Biasanya kejadian ini muncul bila suatu
wilayah secara terus-menerus mengalami curah hujan di bawah rata-rata. Musim kemarau yang
panjang akan menyebabkan kekeringan karena cadangan air tanah akan habis akibat penguapan
(evaporasi), transpirasi, ataupun penggunaan lain oleh manusia.

Kekeringan dapat menjadi bencana alam apabila mulai menyebabkan suatu wilayah
kehilangan sumber pendapatan akibat gangguan pada pertanian dan ekosistem yang
ditimbulkannya. Dampak ekonomi dan ekologi kekeringan merupakan suatu proses sehingga
batasan kekeringan dalam setiap bidang dapat berbeda-beda. Namun, suatu kekeringan yang
singkat tetapi intensif dapat pula menyebabkan kerusakan yang signifikan.

14
Dampak dari terjadinya kekeringan :

 Sumber Air Minum Berkurang

Salah satu dampak kekeringan yang harus diwaspadai adalah kurangnya sumber air
minum. Jika sumber air minum tidak tercukupi dengan baik manusia akan mengalami
dehidrasi yang mana sangat berbahaya bagi kesehatan tubuh manusia.

 Sumber Air untuk Kebutuhan Sehari-hari Berkurang

Dampak kekeringan selanjutnya yang patut untuk diwaspadai adalah sumber air untuk
sehari-hari menjadi berkurang. Saat ini kekeringan menjadi ancaman yang serius
dikarenakan jika hal ini terjadi terus menerus, kualitas hidup manusia yang terkena
kekeringan akan menjadi menurun. Sebab kebutuhan air untuk MCK, memasak dan lain
sebagainya tidak terpenuhi. Manusia tidak bisa hidup tanpa air. Air adalah komponen
penting bagi manusia sehingga tanpa air manusia tidak bisa bertahan hidup.

 Banyak Tanaman Mati

Tanaman adalah salah satu sumber kehidupan bagi manusia. Saat musim kemarau seperti
ini tanaman menjadi mati karena tidak ada air yang bisa digunakan sebagai sumber
kehidupannya. Mungkin hanya beberapa tanaman saja yang bisa bertahan hidup seperti jati
dan kaktus, selebihnya tanaman lain akan menjadi kering dan kemudian mati. Jika tanaman
banyak yang mati maka polusi udara semakin marak, oksigen menjadi terbatas sehingga
makhluk hidup bisa mudah mati.

2.4 Penanggulangan Bencana Alam

1. Upaya penanggulangan Banjir

 Menjaga lingukungan sekitar


 Hindari membuat rumah di pinggiran sungai
 Melaksanakan program tebang pilih dan reboisasi

15
 Buanglah sampah pada tempatnya
 Rajin Membersihkan Saluran Air

2. Upaya penanggulangan Kebakaran Hutan

 Hindari membakar sampah di lahan atau hutan, terutama saat angin kencang. Angin
yang bertiup kencang akan berisiko menyebarkan kobaran api dengan cepat dan
menyebabkan kebakaran.
 Berikan jarak tempat pembakaran sampah dari bangunan sekitar 50 kaki dan sejauh
500 kaki dari hutan. Hal itu untuk menghindari risiko api menjalar ke tempat yang tidak
diinginkan.
 Tidak membuang puntung rokok sembarangan di area hutan atau lahan, apalagi jika
masih menyala yang berisiko memicu terjadinya kebakaran.
 Tidak membuat api unggun di area yang rawan terjadi kebakaran.
 Setelah selesai melakukan pembakaran, pastikan untuk mengecek api sudah benar-
benar padam sebelum meninggalkan tempat itu. Perhatikan juga tidak ada barang-
barang yang mudah terbakar di sekitarnya.
 Ketidaksadaran masyarakat bisa menjadi kecerobohan yang menyebabkan hal fatal
seperti kebakaran hutan atau lahan. Untuk itu, perlu memberikan peringatan agar tidak
sembarangan membakar sampah atau rumput di sekitar hutan, apalagi saat angin
kencang di musim kemarau.
 Penting untuk melakukan konsolidasi dan koordinasi seluruh pihak untuk bersama-
sama mencegah terjadinya kebakaran hutan dan lahan.
 Membuatkan sekat-sekat kanal untuk pengaturan hidrologi air pada lahan gambut.
Dengan begitu tanahnya jadi lembap dan basah sehingga tidak mudah terbakar,
terutama saat musim kemarau.
 Melakukan pengawasan terhadap titik rawan kebakaran, terutama pada hutan di
Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi.
 Menyiapkan peralatan untuk memadamkan api jika sewaktu-waktu terjadi kebakaran
hutan ataupun lahan.
 Melakukan patroli dan pengawasan rutin pada tempat-tempat yang memang rawan
terjadi kebakaran, terutama saat musim kemarau.

16
 Deteksi kebakaran sejak awal dengan mendirikan menara pengawas ataupun pos jaga
lengkap dengan teropong dan alat komunikasi. Juga, menyimak informasi data
satelit/cuaca di area hutan sehingga dapat mencegah terjadinya kebakaran besar.
 Menyediakan tempat penampungan air di titik-titik rawan kebakaran untuk
mempermudah mencari air jika sewaktu-waktu terjadi kebakaran.
 Penyuluhan ke masyarakat yang tinggal di dekat hutan. Hal ini untuk meningkatkan
kesadaran dan kepedulian mereka akan bahaya kebakaran hutan/lahan yang berdampak
buruk bagi banyak pihak.
 Menyediakan alarm peringatan saat kebakaran terjadi sehingga warga cepat bertindak
untuk memadamkan api sebelum menyebar luas.
 Siap siaga jika terjadi kebakaran. Segera memberitahu warga dan pihak-pihak terkait
untuk penanganan lebih lanjut.
 Pemetaan di wilayah-wilayah yang rawan terjadi kebakaran hutan dan lahan supaya
semua pihak lebih fokus untuk melakukan pengawasan.

3. Upaya penanggulangan Gempa Bumi

 Setiap bangunan harus dibangun dengan konstruksi tahan gempa pada daerah rawan
gempa.

 Pembangunan fasilitas umum dengan strandar kualitas yang tinggi.

 Perkuatan bangunan dengan mengikuti standar kualitas bangunan.

 Perkuatan bangunan bangunan vital yang telah ada.

4. Upaya penanggulangan Tsunami dan Abrasi

 Membangun Pemecah Gelombang


 Hutan Mangrove/Bakau
 Menjaga stabilitas garis pantai.
 Mengurangi akibat bencana alama tsunami.
 Membantu pengendapan lumpur, dengan demikian kualitas air lautan jauh lebih
terjaga.
 Membantu menahan juga menyerap tiupan angin laut yang cukup kencang.

17
 Merupakan sumber plasma nutfah.
 Membantu menjaga keseimbangan alam.
 Membantu mengurangi polusi baik di udara juga di air.
 Sebagai salah satu sumber oksigen bagi makhluk hidup.
 Hutan mangrove juga menjadi habitat alami beragai spesies seperti kepiting, burung,
beberapa jenis ikan dan lain-lain.

5. Upaya penanggulangan Gunung Meletus

1) Sebelum Gunung Meletus

 Senter dan baterai cadangan


 Kotak P3K beserta isinya
 Makanan dan air darurat
 Pembuka kaleng dan botol
 Obat-obatan penting
 Sepatu yang kuat
 Masker dalam jumlah yang cukup
 Kacamata
 Radio bertenaga baterai
 Respirator N-95, pemurni udara ini bisa dibeli di toko-toko perkakas rumah.
 Jika petugas mengarahkan untuk mengungsi ke tempat yang lebih aman, lakukan hal-
hal berikut:
- Ikuti instruksi pihak berwenang dalam proses evakuasi
- Bawa peralatan yang sudah diberitahu di atas
- Matikan aliran listrik dan air sebelum meninggalkan rumah
- Dengarkan radio atau televisi untuk info terkini
- Isi penuh bensin kendaraan
- Dengarkan sirine atau sinyal bencana
- Letakkan kendaraan dan hewan peliharaan di tempat aman sesuai arahan
petugas
 Sebaliknya, bila petugas mengarahkan untuk berlindung di dalam rumah, lakukanlah
hal berikut ini:

18
- Pantau radio, media sosial, dan televisi untuk info bencana terkini
- Tutup serta kunci semua jendela dan pintu
- Atur persediaan darurat dengan baik
- Pastikan ada tempat tanpa jendela yang bisa dijadikan tempat berlindung utama
- Pastikan memiliki nomor darurat yang bisa dihubungi

2) Saat Letusan

 Jika terjadi letusan gunung api, pastikan diri dan keluarga berada di tempat tertutup
seperti rumah atau tempat pengungsian sesuai arahan petugas.
 Jika berada di tempat terbuka, tetap lindungi diri dari abu letusan dan awan panas.
Segeralah pergi menuju tempat evakuasi menggunakan kendaraan khususnya mobil.
Namun, hal ini hanya bisa dilakukan apabila hujan abu belum terlalu parah.
 Sangat tidak disarankan untuk berjalan kaki atau berlari karena sama sekali tidak
terlindungi oleh apapun. Jika hujan abu sudah terlanjur "deras", jangan nyalakan mesin
mobil.
 Hindari adanya celah pintu atau jendela yang masih terbuka demi mencegah
masuknya abu vulkanik panas. Jangan nyalakan sistem AC mobil karena hal tersebut
hanya akan membawa abu ke dalam mobil.
 Bila sudah berada di tempat evakuasi, dengarkan arahan dari petugas yang berwajib
dan tetap gunakan alat pelindung napas.
 Kenakan pakaian yang bisa melindungi tubuh seperti: baju lengan panjang, celana
panjang, topi dan lainnya. Pakai masker atau kain untuk menutupi mulut dan hidung.
Saat turunnya awan panas usahakan untuk menutup wajah dengan kedua belah tangan.
 Hal-hal yang perlu dihindari saat letusan gunung api adalah awan panas, aliran lava,
lontaran batu (pijar), gas beracun, hujan abu, dan lahar hujan.

3) Setelah Letusan

 Jika masa-masa letusan telah selesai dan alat komunikasi masih menyala, tetap pantau
informasi bencana terkini dari radio, televisi, maupun media sosial.
 Di samping itu, cobalah untuk memeriksa cadangan air minum. Apabila terdapat abu
di dalamnya, jangan paksakan untuk tetap dikonsumsi.

19
 Hindari bepergian terlalu jauh dari tempat evakuasi sampai bencana benar-benar
mereda. Hindari mengendarai mobil di daerah yang terkena hujan abu sebab bisa
merusak mesin.
 Jauhi wilayah yang terkena hujan abu, bersihkan atap dari timbunan abu karena
beratnya bisa merusak atau meruntuhkan atap bangunan. Tetap gunakan alat pelindung.

6. Upaya penanggulangan Angin puting Beliung

 Memiliki struktur bangunan yang dapat memenuhi syarat teknis sehingga mampu
untuk bertahan terhadap angin terutama angin besar
 Di daerah rawan angin badai, perlu adanya standar bangunan untuk bisa
memperhitungkan beban angin. Sehingga struktur bangun dapat bisa menahan angin.
 Melakukan penghijauan di bagian atas arah angin untuk meredam gaya angin.
 Pengamanan/perkuatan bagian-bagian yang mudah diterbangkan angin yang dapat
membahayakan diri atau orang lain disekitarnya.
 Kesiapsiagaan dalam menghadapi angin topan, mengetahui bagaimana cara
penyelamatan diri
 Pengamanan barang-barang disekitar rumah agar terikat/dibangun secara kuat sehingga
tidak diterbangkan angin
 Untuk para nelayan, supaya menambatkan atau mengikat kuat kapal-kapalnya.

7. Upaya penanggulangan Bencana Tanah Longsor

 Mengenali daerah yang rawan terjadinya tanah longsor. Terutama di sekitar lereng
yang curam.
 Jangan Bangun Pemukiman atau fasilitas di daerah yang rawan bencana terutama
bencana tanah longsor
 Menjaga Drainase Fungsi drainase adalah untuk menjauhkan air dari lereng,
menghidari air meresap ke dalam lereng atau menguras air ke dalam lereng ke luar
lereng. Jadi drainase harus dijaga agar jangan sampai tersumbat atau meresapkan air ke
dalam tanah
 Membuat terasering dengan sistem drainase yang tepat. drainase pada teras – teras
dijaga jangan sampai menjadi jalan meresapkan air ke dalam tanah

20
 Penghijauan dengan tanaman yang sistem perakarannya dalam dan jarak tanam yang
tepat. Hal ini untuk bisa menahan air sehingga bencana tanah longsor bisa di
minimalisir.
 Jika ingin mendirikan bangunan, gunakan fondasi yang kuat. sehingga akan kokoh saat
terjadi bencana
 Penutupan rekahan di atas lereng untuk mencegah air masuk secara cepat kedalam
tanah.
 Pembuatan tanggul penahan untuk runtuhan batuan (rock fall).

8. Upaya penanggulangan Kekeringan

 Menanam banyak pohon


 Membuat bendungan
 Menggunakan air dengan sewajarnya

21
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Bencana alam adalah konsekuensi dari kombinasi aktivitas alami (suatu peristiwa fisik, seperti
letusan gunung, gempa bumi, tanah longsor) dan aktivitas manusia. Karena ketidakberdayaan
manusia, akibat kurang baiknya manajemen keadaan darurat, sehingga menyebabkan kerugian
dalam bidang keuangan dan struktural, bahkan sampai kematian.
Kerugian yang dihasilkan tergantung pada kemampuan untuk mencegah atau menghindari
bencana dan daya tahan mereka. Sedangkan macam-macam bencana alam yang ada di sekitar kita
antara lain gempa bumi. Gunung meletus, kebakaran liar, banjir, tsunami, tornado, kemarau.

3.2 Saran
Beberapa jenis bencana alam terjadi karena perilaku manusia, seperti banjir dan longsor, oleh
karena itu marilah kita jaga alam kita ini dengan penuh cinta dan tanggung jawab.

22
DAFTAR PUSTAKA

https://regional.kontan.co.id/news/4-dampak-banjir-terhadap-lingkungan.

https://bpbd.bandaacehkota.go.id/2019/09/17/dampak-serta-kerugian-yang-diakibatkan-
pembakaran-hutan/
https://bpbd.kendalkab.go.id/pengetahuan/id/20150806001/gunung_meletus
https://id.wikipedia.org/wiki/Letusan_gunung
https://www.kompas.com/skola/read/2022/04/05/170000569/pengertian-angin-puting-beliung-
penyebab-dan-dampaknya?page=all
http://bpbd.jogjaprov.go.id/berita/mitigasi-bencana-tanah-longsor-1
https://www.popmama.com/big-kid/6-9-years-old/verina-intan-l/dampak-terjadinya-tanah-
longsor-bagi-lingkungan
https://retizen.republika.co.id/posts/20671/dampak-dari-bencana-alam-tanah-longsor-bagi-
lingkungan-dan-masyarakat
https://bpbd.cianjurkab.go.id/contents/detail_deskripsi.php?id=6
https://dlh.semarangkota.go.id/3-dampak-kekeringan-di-indonesia-dan-solusinya/#
http://bpbd.pamekasankab.go.id/penanggulangan/

https://damkar.bandaacehkota.go.id/2020/07/19/17-cara-mencegah-kebakaran-hutan-dan-lahan/

https://brainly.co.id/tugas/19700884

https://hot.liputan6.com/read/4590153/penyebab-gunung-meletus-dan-cara-mengatasinya-saat-
sebelum-hingga-setelah-letusan

23

Anda mungkin juga menyukai