Anda di halaman 1dari 17

SURVEILANS BENCANA

OLEH:

VEREN MONICA TOMBOKAN/19142010235

GRASELLA REPPI/19142010220

AYU PUSPA TUWO/19142010238

VALLENTSIA MITCHELLE MABUKA/19142010234

FEJENIA SIGAR/1814201155

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN INDONESIA

FAKULTAS KEPERAWATAN

MANADO

2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas berkat dan
rahmat dan karunia –Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas keperawatan gerontik
dengan judul “Surveilan Bencana”. Kami menyadari bahwa dalam penyusunan tugas ini dapat
terselesaikan dengan bantuan berbagai pihak.
Oleh karena itu kami menyampaikan ucapan terimakasih serta penghargaan sebesar-
besarnya kepada :
1. Ns. Olvin Manengkey, S.Kep., M.Kes , selaku dosen pengajar mata kuliah
keperawatan bencana.
2. Teman-Teman kelompok 6 yang sudah berkontribusi dalam penyelesaian tugas
ini
3. Orang tua yang selalu memberikan support serta doa yang mengiring perjuangan
kami dalam penyelesaian tugas ini
Kami menyadari dalam penulisan tugas ini masih banyak terdapat banyak kesalahan serta
kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua
pihak dan nantinya akan digunakan untuk perbaikan di masa mendatang.

Manado, September 2022


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................... i


DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................... 3
1.3 Tujuan............................................................................................................. 3
1.4 Manfaat.........................................................................................................3-4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................5
2.1 Konsep Teori Bencana.............................................................................5-12
2.2 Konsep Teori Surveilans.............................................................................12
2.3 Konsep Surveilans Bencana...................................................................12-15
BAB III Penutup...............................................................................................16
3.1 Kesimpulan ...................................................................................................16
3.2 Saran............................................................................................................. 16
Daftar Pustaka ..................................................................................................17
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bencana alam adalah konsekuensi dari kombinasi aktivitas alami danaktivitas manusia,
seperti letusan gunung, gempa bumi dan tanah longsor. Karenaketidakberdayaan manusia, akibat
kurang baiknya manajemen keadaan darurat,sehingga menyebabkan kerugian dalam bidang
keuangan dan struktural, bahkansampai kematian. Kerugian yang dihasilkan tergantung pada
kemampuan untukmencegah atau menghindari bencana dan daya tahan mereka. Pemahaman
ini berhubungan dengan pernyataan: "bencana muncul bila ancaman bahaya bertemudengan
ketidakberdayaan". Dengan demikian, aktivitas alam yang berbahaya tidakakan menjadi bencana
alam di daerah tanpa ketidakberdayaan manusia, misalnyagempa bumi di wilayah tak
berpenghuni. Konsekuensinya, pemakaian istilah "alam" juga
ditentang karena peristiwa tersebut bukan hanya bahaya atau malapetaka tanpaketerlibatan
manusia. Besarnya potensi kerugian juga tergantung. Namun demikian pada daerah yang
memiliki tingkat bahaya tinggi (hazard)serta memiliki kerentanan / kerawanan (vulnerability)
yang juga tinggi tidak akanmemberi dampak yang hebat / luas jika manusia yang berada disana
memilikiketahanan terhadap bencana (disaster resilience). Konsep ketahanan bencanamerupakan
evaluasi kemampuan sistem dan infrastruktur-infrastruktur untukmendeteksi, mencegah &
menangani tantangan-tantangan serius yang hadir. Dengan demikian meskipun daerah tersebut
rawan bencana dengan jumlah penduduk yang besar jika diimbangi dengan ketetahanan terhadap
bencana yang cukup.Terjadinya bencana alam tidak dapat di prediksi. Oleh karena
itu,dibutuhkan surveilans untuk meminimalisir kerusakan dan
korban.Surveilans bencana dilakukan sebelum bencana terjadi, saat bencana dan sesudah terjadin
ya bencana.
Surveilans bencana mempunyai peran yang sangat penting sebagai intelijen penyakitan
dan tujuan menyediakan data dan informasi bencana untuk manajemen kesehatan, mendukung
pengambilan keputusan dan penyusunan perencanaan, pemantauan dan evaluasi, serta sistem
kewaspadaan dini kejadian luar biasa (SKD-KLB). Upaya terpadu dan menyeluruh dari semua
pihak untuk upaya pencegahan KLB melalui perencanaan yang matang melalui upaya
peningkatan pengetahuan dan keterampilan melalui program pendidikan kesehatan yang tepat,
berkesinambungan dengan menggerakkan semua sumber karena salah satu tujuan khusus upaya
kesehatan adalah menghindarkan manusia dan lingkungannya dari dampak bencana yang terjadi
baik akibat ulah manusia maupun alam, melalui upaya-upaya surveilans epidemiologi,
pencegahan dan penanggulangan bencana yang dilakukan secara terpadu dengan peran
masyarakat secara aktif melalui penyadaran dan peningkatan kemampuan masyarakat
menghadapi ancaman bencana.
1.2 Rumusan Masalah
Apa itu surveilans bencana?
1.3 Tujuan
Tujuan dalam penyusunan tugas ini untuk memenuhi tugas dari mata kuliah keperawatan
bencana, dengan apa itu surveilans bencana?
1.4 Manfaat
Manfaat dalam penyusunan tugas ini agar supaya kita sebagai pembaca dapat mengetahui
serta mengerti apa itu surveilans bencana agar pembaca dapat mengimplementasikan jika
terjadinya kejadian bencana.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Bencana
2.1.1 Definisi Bencana
Bencana adalah peristiwa/rangkaian peristiwa yang mengancam danmengganggu
kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan baik olehfaktor alam dan/atau faktor
non alam maupun faktor manusia, sehinggamengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia,
kerusakan lingkungan, kerugianharta benda dan dampak psikologis dan di luar kemampuan
masyarakat dengansegala sumber dayanya.Sumber lain juga mendefinisikan bencana sebagai
suatu kejadian alam, buatan manusia, atau perpaduan antara keduanya yang terjadi secara tiba-
tibasehingga menimbulkan dampak negatif yang dahsyat bagi kelangsungan kehidupan.
2.1.2 Klasifikasi Bencana
Bencana dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
 Menurut Penyebab :
 Alam : gempa bumi dan erupsi vulkanik, keadaan cuaca yang beratkekeringan (banjir dan
angin taufan) 
 perbuatan manusia : kecelakaan kimia atau perang.
 Menurut Perkiraan :
 Dapat diprediksi sebelumnya : banjir, angin taufan, 
 Tidak dapat diprediksi : gempa bumi.
 Menurut Waktu Berlangsungnya :
 Singkat saja : angin tornado, gempa bumi 
 Jangka waktu lama : kekeringan, kecelakaan radiasi.
 Menurut Frekuensi :
 Sering : angin tornado dan taufan
 Jarang : mencairnya reaktor-reaktor nuklir.
 Menurut Dampak :
 Terhadap jutaan orang : kelaparan, gempa bumi 
 Relatif kecil orang : runtuhnya jembatan.
2.1.3 Risiko KLB Pasca Bencana
Bencana alam dapat memperbesar risiki penyakit yang dapat dicegah akibat perubahan
yang merugikan pada bidang-bidang berikut :
1. Kepadatan pendudukKontak yang dekat antar manusia berpotensi meningkatkan
penyebaran penyakit bawaan udara (airborne disease). Kondisi tersebut
ikutmenyebabkan sebagian peningkatan kasus infeksi pernapasan akut yangdilaporkan
pasca bencana.
2. Perpindahan pendudukPemindahan korban bencana dapat menyebabkan masuknya
penyakit menular baik pada penduduk migran maupun pada penduduk asli yang rentan.
3. Kerusakan dan pencemaran layanan sanitasi dan penyediaan airAir minum sangat rentan
terhadap kontaminasi yang disebabkan olehkebocoran saluran air kotor dan adanya
bangkai binatang di sumber air.
4. Jika program kesehatan masyarakat (misalnya program pengendalian vector atau
program vaksinasi) tidak dipelihara atau dipulihkan sesegera mungkin, penyebaran
penyakit menular dapat meningkat pada populasi yang tidak terlindung.
5. Perubahan ekologi yang mendukung perkembangbiakan vektorMusim hujan yang disertai
atau yang tidak disertai banjir, kemungkinan dapatmemengaruhi kepadatan populasi
vector. Perpindahan hewan peliharaan dan hewan liarSeperti halnya populasi manusia,
populasi hewan sering berpindah akibat bencana alam, sehingga zoonoses yang ada
pada tubuh hewan tersebut dapatditularkan pada manusia dan juga pada hewan lain.
6. Persediaan makanan, air dan penampungan darurat dalam situasi bencanaKebutuhan
dasar penduduk sering disediakan dari sumber baru atau sumberyang berbeda. Sangat
penting untuk memastikan bahwa makanan dari sumber baru tersebut tidak merupakan
sumber penyakit menular.
2.2 Surveilans Epidemilogi
2.2.1 Definisi Surveilans
Definisi surveilans menurut WHO adalah kegiatan pemantauan secaracermat dan terus
menerus terhadap berbagai dfaktor yang menentukan kejadian dan penyebaran penyakit atau
gangguan kesehatan, yang meliputi pengumpulan, analisis,interpretasi dan penyebarluasan data.
2.2.2 Tujuan Surveilans:
1. Mengurangi jumlah kesakitan,resiko kecacatan dan kematian saat terjadi bencana.
2. Mencegah atau mengurangi resiko munculnya penyakit menular dan penyebarannya.
3. Mencegah atau Mengurangi resiko dan mengatasi dampak kesehatanlingkungan akibat
bencana(misalnya perbaikan sanitasi).
2.2.3 Kegunaan Surveilans
Surveilans mempunyai manfaat/kegunaan sebagai berikut :
1. Dapat menjelaskan pola penyakit yang sedang berlangsung, dikaitkan
dengantindakan/intervensi kesehatan masyarakat.
2. Dapat melakukan monitoring kecenderungan penyakit endemis danmengestimasi dampak
penyakit di masa mendatang.
3. Dapat mempelajari riwayat alamiah penyakit dan epidemiologi penyakit,khususnya untuk
mengidentifikasi adanya KLB atau wabah.
4. Memberikan informasi dan data dasar untuk penentuan prioritas, pengambilan
kebijakan, perencanaan, implementasi dan alokasi sumber daya kesehatan.
5. Dapat memantau pelaksanaan dan daya guna program pengendalian khususdengan
membandingkan besarnya masalah sebelum dan sesudah pelaksanaan program.
6. Membantu menentapkan prioritas masalah kesehatan dan prioritas sasaran program pada
tahap perencanaan program.
7. Dapat mengidentifikasi kelompok risiko tinggi menurut usia, pekerjaan,wilayah dan
variasi terjadinya dari waktu ke waktu, menambah pemahamanmengenai vector penyakit,
reservoir binatang dan dinamika penularan penyakit menular.
2.3 Konsep Surveilans Bencana
2.3.1 Definisi Surveilans Bencana
Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu
kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan baik oleh faktor alam atau faktor
non alam maupun faktor manusia, sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia,
kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologis dan di luar kemampuan
masyarakat dengan segala sumber dayanya. Sumber lain juga mendefinisikan bencana
sebagai suatu kejadian alam, buatan manusia, atau perpaduan antara keduanya yang terjadi
secara tiba-tiba sehingga menimbulkan dampak negatif yang dahsyat bagi kelangsungan
kehidupan. Sedangkan Surveilans menurut WHO adalah kegiatan pemantauan secara cermat
dan terus menerus terhadap berbagai faktor yang menentukan kejadian dan penyebaran
penyakit atau gangguan kesehatan, yang meliputi pengumpulan, analisis, interpretasi dan
penyebarluasan data sebagai bahan untuk penganggulangan dan pencegahan. Dalam definisi
ini, surveilans mempunyai arti seperti sistem informasi kesehatan rutin. Menurut CDC
(Center of Disease Control), surveilans adalah pengumpulan, analisis dan interpretasi data
kesehatan secara sistematis dan terus menerus yang diperlukan untuk perencanaan,
implementasi dan evaluasi upaya kesehatan masyarakat. Dari definisi di atas, dapat
disimpulkan bahwa surveilans bencana adalah pengamatan secara teratur dan terus menerus
terhadap semua aspek penyakit tertentu pada suatu bencana yang terjadi maupun yang belum
terjadi, baik keadaan maupun penyebarannya dalam suatu masyarakat untuk kepentingan
pencegahan dan penganggulangannya.
2.3.2 Tujuan Surveilans
Bencana Adapun beberapa tujuan dari surveilans bencana itu sendiri, yaitu:
1. Mengurangi jumlah kesakitan, resiko kecacatan, dan kematian saat terjadi bencana.
2. Mencegah atau mengurangi resiko munculnya penyakit menular dan penyebarannya.
3. Mencegah atau mengurangi resiko dan mengatasi dampak kesehatan lingkungan
akibat bencana (misalnya perbaikan sanitasi)
4. Memprediksi dan mendeteksi dini epidemik
5. Memonitor, pengevaluasian dan memperbaiki program pencegahan dan pengendalian
penyakit Memonitoring kecenderungan penyakit endemis dan mengestimasi dampak
penyakit di masa mendatang.
2.3.3 Klasifikasi Surveilans Bencana
Surveilans bencana adalah upaya untuk mengumpulkan data pada situasi bencana,
surveilans sangat penting untuk monitoring dan evaluasi dari sebuah proses, sehingga dapat
digunakan untuk menyusun kebijakan dan rencana program. Agar lebih terstruktur dalam
pengimplementasiannya, surveilans bencana dapat diklasifikasikan menjadi tujuh bagian,
yaitu:
1. Surveilans Penyakit-Penyakit terkait Bencana Pada bagian ini, dijelaskan bahwa di lokasi
pengungsian korban bencana, sangat perlu dilakukan survey penyakit-penyakit yang ada,
terutama penyakit menular. Dengan ini diharapkan nantinya ada tindakan penanganan
yang cepat agar tidak terjadi transmisi penyakit tersebut. Ada 13 besar penyakit menular
dan penyakit terkait bencana, diantaranya campak, DBD, diare berdarah, diare biasa,
hepatitis, ISPA, keracunan makanan, malaria, penyakit kulit, pneumonia, tetanus, trauma
(fisik), dan thypoid. Mudahnya penyebaran penyakit pasca bencana dikarenakan oleh
adanya penyakit sebelum bencana, adanya perubahan ekologi karena bencana,
pengungsian, kepadatan penduduk di tempat pengungsian, dan rusaknya fasilitas public.
Pengungsi yang termasuk dalam kelompok rentan atau berisiko adalah bayi, balita, orang
tua atau lansia, keluarga dengan kepala keluarga wanita, dan ibu hamil.
2. Surveilans Data Pengungsi Pada bagian ini, data yang dikumpulkan yaitu data pengungsi
meliputi data jumlah total pengungsi dan kepadatan di tempat pengungsian, data
pengungsi menurut lokasi, golongan umur, dan jenis kelamin. Data dikumpulkan setiap
minggu atau bulanan.
3. Surveilans Kematian Pada bagian ini, data yang tercantum dalam data kematian meliputi
nama, tempat atau barak, umur, jenis kelamin, tanggal meninggal, diagnosis, gejala,
identitas pelapor.
4. Surveilans rawat jalan Pada bagian ini, data yang dikumpulkan ialah data jumlah orang
yang telah mendapatkan pengobatan atau penanganan dan sedang dalam proses rawat
jalan, lengkap dengan keluhan atau masalah kesehatan yang dialami.
5. Surveilans air dan sanitasi Pada bagian ini, data yang dikumpulkan yaitu terkait
lingkungan terutama air dan sanitasi, yang diharapkan mampu mengidentifikasi adanya
masalah kesehatan atau penyakit yang dapat ditimbulkan dari faktor air dan sanitasi
tersebut di lokasi terjadinya bencana.
6. Surveilans gizi dan pangan Pada bagian ini, data yang dikumpulkan ialah terkait gizi dan
pangan. Pemenuhan gizi dan pangan bagi korban bencana sangat diperlukan, maka dari
itu persediaan gizi dan pangan haruslah seimbang dan dapat memenuhi kebutuhan dari
korban bencana di lokasi bencana.
7. Surveilans epidemiologi pengungsi Surveilans epidemiologi yang dikembangkan pada
pengungsi pada periode emergensi merupakan Sistem Kewaspadaan Dini KLB penyakit
dan keracunan. Sistem yang akan dikembangkan harus selalu didahului dengan kajian
awal. Kajian awal harus dapat mengidentifikasi prioritas-prioritas penyakit penyebab
kesakitan dan kematian, faktor-faktor yang berpengaruh, serta program intervensi yang
mungkin dapat dilakukan, terutama penyakit potensial KLB. Prioritas-prioritas penyakit
tersebut nantinya menjadi prioritas upaya perbaikan-perbaikan kondisi rentan pada
kelompok pengungsi, agar kejadian luar biasa penyakit dan keracunan dapat ditekan
frekuensi atau beratnya kejadian, atau bahkan dapat dihindari sama sekali.
Prioritaspriotas penyakit penyebab kesakitan kematian pada pengungsi tersebut juga
menjadi dasar perumusan terhadap kemungkinan penyelenggaraan surveilans kesehatan
masyarakat dalam bentuk sistem kewaspdaan dini KLB dan keracunan. Model surveilans
yang akan dikembangkan juga perlu menjadi salah satu sasaran kajian awal. Prioritas-
prioritas penyakit penyebab kesakitan dan kematian pada pengungsi tersebut, juga
menjadi dasar dari prioritas kesiapsiagaan menghadapi kemungkinan terjadinya kejadian
rawan atau KLB penyakit menular dan keracunan. Kesiapsiagaan diarahkan pada
kesiapsiagaan tenaga dan tim penanggulangan gerak cepat, sistem konsultasi ahli,
komunikasi, informasi dan transportasi, serta kesiapsiagaan penanggulangan KLB, baik
dalam teknisk penanggulangan, tim maupun logistic.
2.3.4 Manfaat Surveilans
Bencana Surveilans bencana sangat penting untuk dilakukan guna menanggulangi adanya
masalah-masalah yang ditimbulkan di lokasi bencana atau tempat pengungsian korban bencana.
Secara garis besar, manfaat dari surveilans bencana, diantaranya:
1. Mencari faktor resiko ditempat pengungsian seperti air, sanitasi, kepadatan, kualitas
tempat penampungan
2. Mengidentifikasi Penyebab utama kesakitan dan kematian sehingga dapat diupayakan
pencegahan
3. Mengidentifikasi pengungsi kelompok rentan seperti anakanak, lansia, wanita hamil,
sehingga lebih memperhatikan kesehatannya
4. Pendataan pengungsi diwilayah, jumlah, kepadatan, golongan, umur, menurut jenis
kelamin
5. Mengidentifikasi kebutuhan seperti gizi
6. Survei Epidemiologi.
2.3.5 Peran Surveilans Bencana
Surveilans bencana berperan dalam:
1. Saat Bencana: Rapid Health Assesment (RHA) Melihat dampak-dampak apa saja
yang ditimbulkan oleh bencana, seperti berapa jumlah korban, barang- barang apa
saja yang dibutuhkan, peralatan apa yang harus disediakan, berapa banyak pengungsi
lansia, anak-anak, seberapa parah tingkat kerusakan dan kondisi sanitasi lingkungan.
2. Setelah Bencana Data-data akan diperoleh dari kejadian bencana harus dapat
dianalisis, dan dibuat kesimpulan berupa rencana kerja atau kebijakan, misalnya apa
saja yang harus dilakukan masyarakat untuk kembali dari pengungsian, rekonstruksi
dan rehabilitasi seperti apa yang harus diberikan.
3. Menentukan arah respon penanggunglangan dan menilai keberhasilan respon/evaluasi
Manajemen penanggulangan bencana meliputi:
 Fase I untuk tanggap darurat
 Fase Il untuk fase akut
 Fase III untuk recovery (rehabilitasi dan rekonstruksi).Prinsip dasar
penaggunglangan bencana adalah pada tahap Preparedness atau kesiapsiagaan
sebelum terjadi bencana.
2.3.6 Upaya Penanggulangan Bencana
Upaya penanggulan bencana meliputi:
1. Pra-bencana
 Kelembagaan/ koordinasi yg solid
 SDM/ petugas kesehatan yang terampil secara medik dan sosial (dapat bekerjasama
dengan siapapun)
 Ketersediaan logistic (bahan, alat, dan obat)
 Ketersediaan informasi tetang bencana (daerah rawan, beresiko terkena dampak)
 Jaringan kerja lintas program sector.
2. Ketika bencana RHA (Rapid Health Assessment) Dilakukan hari H hingga H+3. Rapid
Health Assessment (penilaian kesehatan secara cepat) dilakukan untuk mengatur
besarnya suatu masalah yang berkaitan dengan kesehatan akibat bencana, yaitu dampak
yang terjadi maupun yang kemungkinan dapat terjadi terhadap kesehatan, sebarapa besar
kerusakan terhadap sarana permukiman yang berpotensi menimbulkan masalah kesehatan
dan merupakan dasar bagi upaya kesehatan yang tepat dalam penanggulangan
selanjutnya. Assessment terhadap kondisi darurat merupakan suatu proses yang
berkelanjutan. Artinya seiring dengan perkembangan kondisi darurat diperlukan suatu
penilaian yang lebih rinci. Tujuan dari dilakukannya assessment awal secara cepat
adalah:
a. Mendapatkan informasi yang memadai tentang perubahan keadaan darurat
b. Menjadi dasar bagi perencanaan program
c. Mengidentifikasi dan membangun dukungan berbasis self-help serta aktivitas-
aktivitas berbasis masyarakat
d. Mengidentifikasi kesenjangan, guna:
a) Menggambarkan secara tepat dan jelas jenis bencana, keadaan, dampak, dan
kemungkinan terjadinya perubahan keadaan darurat
b) Mengukur dampak kesehatan yang telah terjadi dan akan terjadi
c) Menilai kapasitas sumber daya yang ada dalam pengelolaan tanggap darurat
dan kebutuhan yang perlu direspon secepatnya
d) Merekomendasikan tindakan yang menjadi prioritas bagi aksi tanggap darurat.
3. Pascabencana Berdasarkan dari RHA untuk menentukan langkah selanjutnya
 Pengendalian penyakit menular (ISPA, diare, DBD, chikungunya, tifoid, dll)
 Pelayanan kesehatan dasar
 Surveilans penyakit
 Memperbaiki kesehatan lingkungan (air bersih, MCK, pengelolaan sampah,
sanitasi makanan, dll).
2.3.7 Masalah Epidemiologi
Dalam surveilans Bencana Adapun beberapa masalah epidemiologi dalam surveilans bencana,
yaitu:
1. Pertolongan terhadap kelaparan Para ahli epidemiologi telah mengembangkan survei baru
dan metode untuk secara cepat menilai status nutrisi penduduk yang mengungsi, dan
usaha pertolongannya sebagai prioritas utama. Selanjutnya memonitor status nutrisi
populasi sebagai respon atas kualitas dan tipe makanan yang dibagikan. Perkiraaan
epidemiologi secara cepat membuktikan ketidak tersediaan secara optimal dari distribusi
makanan sementara kondisi kesehatan terusmenerus berubah. Sejak itulah, pengawasan
nutrisi dan distribusi makanan menjadi bagian dari usaha pertolongan penanggulangan
kelaparan, terhadap penduduk yang mengungsi.
2. Kontrol Epidemik ; Kantor Pengaduan Para epidemiologis selanjutnya mesti terlibat
dalam aspek lain kondisi pasca bencana, yaitu : Antisipasi berkembangnya desas-desus
tentang penyebaran / mewabahnya penyakit kolera ataupun typus. Untuk itulah 10 sebuah
kantor pengaduan dapat memberikan fungsi yang amat penting dalam memonitor
berkembangnya issuissu yakni dengan menyelidiki yang benar-benar bermanfaat serta
kemudian menginformasikan kepada khalayak umum akan bahaya yang mungkin terjadi.
Konsep ini amat bermanfaat tidak hanya untuk penduduk terkena musibah
dinegaranegara berkembang tetapi juga terhadap lingkungan kota, negara-negara industri.
3. Surveilans Pencegahan Kematian, Sakit dan Cedera Masalah kesehatan yang berkaitan
dengan bencana besar biasanya lebih luas, tidak hanya ketakutan terhadap penyakit-
penyakit wabah yang mungkin terjadi, namun sering diukur berapa jumlah orang yang
meninggal, terluka parah atau berapa banyak yang jatuh sakit.
4. Surveilans Kebutuhan Perawatan Kesehatan Pada bencana yang terkait dengan jumlah
korban yang cukup banyak dengan cedera yang berat (contoh : ledakan, tornado) ataupun
penyakit yang parah (kecelakaan nuklir, epidemi), maka kemampuan untuk mencegah
kematian dan menurunkan kesakitan yang berat akan sangat tergantung pada perawatan
medis yang tepat dan adekuat (memadai) atau tergantung pada pengiriman korban pada
pusat-pusat layanan yang menyediakan perawatan medis yang tepat.
5. Penelitian untuk menghindari tindakan tidak perlu Setelah bencana banyak lembaga dan
donor yang menawarkan bantuan peralatan dan tenaga untuk usaha-usaha pertolongan
yang tidak selalu sesuai dengan kebutuhan. Sebagai contoh : pengiriman obat-obatan
yang tidak penting, kadarluarsa ataupun yang tidak berlabel pada daerah-daerah terkena
bencana, seringkali justru mengganggu usaha pertolongan sebab menyebabkan beberapa
personil terpaksa harus mengidentifikasi bantuan yang relevan dari sekumpulan material
yang tidak diperlukan.
6. Analisis Epidemiologi ; Konsekuensi Pencegahan Kesehatan pada Bencana Yang Akan
Datang Pada beberapa bencana seperti ; gempa bumi, tornado ataupun angin ribut jumlah
kematian atau terluka parah terutama terjadi akibat kejadian bencana itu sendiri. Pada
masing-masing pencegahan ini strategi-strategi pencegahan sering direkomendasikan,
padahal belum melalui suatu penelitian epidemiologi yang mendalam.
7. Analisis Peringatan dari Usaha Pertolongan Konsekuensi bencana jangka panjang tidak
cukup diperkirakan. Tidak ada evaluasi dibuat 5 atau 10 tahun sesudah bencana untuk
menentukan apakah perubahan dalam epidemiologi atau praktik pertolongan, pengarahan
ulang dana untuk tujuan jangka panjang atau perubahan dari pola dan kebiasaan membuat
bangunan, memiliki pengaruh jangka panjang terhadap respon masyarakat terhadap
bencana. Meskipun demikian, kebanyakan masyarakat yang mengalami bencana, lebih
peduli terhadap usaha-usaha persiapan dimasa yang akan datang.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Surveilans bencana mempunyai peran yang sangat penting sebagai intelijen penyakitan
dan tujuan menyediakan data dan informasi bencana untuk manajemen kesehatan, mendukung
pengambilan keputusan dan penyusunan perencanaan, pemantauan dan evaluasi, serta sistem
kewaspadaan dini kejadian luar biasa (SKD-KLB). Dalam keadaan bencana inisiatif rakyat untuk
menolong diri dan keluarganya terutama untuk pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit
dapat dibangun dengan upaya pendidikan kesehatan untuk sadar dan siaga bencana dengan
perilakuperilaku yang menunjang kesehatan dalam kedaaan tidak bencana/pra bencana (Depkes
RI, 2011). melalui upaya-upaya surveilans epidemiologi, pencegahan dan penanggulangan
bencana yang dilakukan secara terpadu dengan peran masyarakat secara aktif melalui
penyadaran dan peningkatan kemampuan masyarakat menghadapi ancaman bencana.
3.2 Saran
Dengan terselesaikan makalah dengan judul konsep surveilans bencana ini di harapkan
dapat menambah wawasan dan dapat diaplikasikan sesuai dengan yang diharapkan.
DAFTAR PUSTAKA
Amira, Dian. 2015. Surveilans Bencana dan KLB. Tersedia pada
https://www.google.com/amp/s/dokumen.tips/amp/documents/surveilansbencana-dan-klb
(diakses pada tanggal Rabu, 4 November 2020) Mufifah, Mufi. 2013.

Epidemiologi Bencana dan Dampak. Tersedia pada


https://www.academia.edu/19683522/Epidemoilogi_bencana_dan_damp ak. (diakses
pada tanggal 04 November 2020) Nugrahaeni. 2011. Konsep Dasar Epidemiologi.
Jakarta: EGC Nurdrafika. 2013.

Surveilans Bencana. Tersedia pada scribd.com/doc/127759154/surveilans-bencana (diakses pada


tanggal 04 november 2020) Rahmadiana, Nurdafrika. 2013. Surveilans Bencana.
Tersedia pada https://id.scribd.com/doc/127759154/surveilans-bencana (diakses pada
tanggal 4 november 2020) Rahmah, Ayunita. 2017.

Surveilans Bencana. tersedia pada https://www.academia.edu/38565676/Surveilans_bencana


(diakses pada tanggal 4 November 2020) Vera. 2016.

Surveilans Bencana dan KLB. Tersedia pada https://document.tips/documents/makalah-


surveilans-bencana-danklb.html (diakses pada tanggal 4 november 2020)

Anda mungkin juga menyukai