Anda di halaman 1dari 20

MATA KULIAH KEPERAWATAN GADAR

“Konsep Prinsip Bencana Dan Kejadian Luar Biasa”

DOSEN PENGAMPU:
Egidius Umbu Ndeta, S.Kep, M.Kes

DISUSUN OLEH:

ELLY FIFRIDA 191101022


FIKRI HUZAIR ATHAR 191101027
IMAM MUCHLIS 191101033
MARIA KARTIKA HERMAS 191101040
RIZKA RAHMAWATI 191101063
TASYA ALMILIANA 191101072
WINIE AURA OKTAVIA 191101084

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PONTIANAK
JURUSAN KEPERAWATAN SINGKAWANG
PRODI D – III KEPERAWATAN
TAHUN 2021/202
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga memberikan kami kemudahan
dalam menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat waktu dengan judul
“Konsep Prinsip Bencana Dan Kejadian Luar Biasa".

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya, oleh karena itu
kami mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun
dari makalah ini, supaya makalah ini kedepannya menjadi lebih baik lagi. Kami
berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca khusus nya teman -
teman mahasiswa Politeknik Kesehatan Pontianak jurusan Keperawatan.

Akhir kata kami sampaikan terima kasih banyak kepada pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga
Allah SWT selalu meridhoi kita.Aamiin

Singkawang, 22 Maret 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................i

DAFTAR ISI.................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang....................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................2
C. Tujuan.................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN

A. Definisi Bencana.................................................................................4
B. Jenis-Jenis Bencana............................................................................5
C. Kategori Bencana dan Korbannya......................................................6
D. Fase-fase dari Bencana.......................................................................6
E. Dampak Bencana Alam.......................................................................7
F. Prinsip-Prinsip Dalam Penatalaksanaan Bencana...............................7
G. Pencegahan.........................................................................................8
H. Komponen Yang Disiapkan Dalam Menghadapi Bencana................8
I. Pembagian Daerah Kejadian................................................................9
J. Definisi Kejadian Luar Biasa (KLB).................................................10
K. Kriteria Kejadian Luar Biasa (KLB)................................................11
L. Faktor Yang Mempengaruhi ............................................................12
M. Penanggulangan KLB......................................................................13
N. Prosedur Penanggulangan KLB.......................................................14

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan.......................................................................................16

B. Saran.................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................17

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan Negara yang masih memiliki angka kejadian


luar biasa (KLB) penyakit menular dan keracunan yang cukup tinggi.
Kondisi ini menyebabkan perlunya peningkatan sistem kewaspadaan dini
dan respond erhadap KLB tersebut dengan Langkah - langkah yang
terprogram dan akurat,sehingga proses penanggulangannya menjadi lebih
cepat dan akurat pula.Untuk dapat mewujudkan respon KLB yang cepat,
diperlukan bekalpengetahuan dan keterampilan yang cukup dari para
petugas yang diterjunkanke lapangan. Kenyataan tersebut mendorong
kebutuhan para petugas dilapangan untuk memiliki pedoman penyelidikan
dan penanggulangan KLB yang terstruktur, sehingga memudahkan kinerja
para petugas mengambil langkah-langkah dalam rangka melakukan respon
KLB. Peristiwa bertambahnya penderita atau kematian yang disebabkan
olehsuatu penyakit di wilayah tertentu, kadang-kadang dapat merupakan
kejadian yang mengejutkan dan membuat panik masyarakat di wilayah itu.
Secara umum kejadian ini kita sebut sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB),
sedang kanyang dimaksud dengan penyakit adalah semua penyakit
menular yang dapatm enimbulkan KLB, penyakit yang disebabkan oleh
keracunan makanan dankeracunan lainnya. Penderita atau yang beresiko
penyakit dapat menimbulkan KLB dapat diketahui jika dilakukan
pengamatan yang merupakan semuakegiatan yang dilakukan secara
teratur, teliti dan terus-menerus, meliputipengumpulan, pengolahan,
analisa/interpretasi, penyajian data dan pelaporan. Apabila hasil
pengamatan menunjukkan adanya tersangka KLB, maka perludilakukan
penyelidikan epidemiologis yaitu semua kegiatan yang dilakukan untuk
mengenal sifat-sifat penyebab dan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
terjadinya dan penyebarluasan KLB tersebut di samping tindakan
penanggulangan seperlunya. Hasil penyelidikan epidemiologis

1
2

mengarahkan langkah-langkah yang harus dilakukan dalam upaya


penanggulangan KLB. Upaya penanggulangan ini meliputi pencegahan
penyebaran KLB, termasuk pengawasan usaha pencegahan tersebut dan
pemberantasan penyakitnya. Upaya penanggulangan KLB yang
direncanakan dengan cermat dan dilaksanakan oleh semua pihak yang
terkait secara terkoordinasi dapat menghentikan atau membatasi
penyebarluasan KLB sehingga tidak berkembang menjadi suatu wabah
(Efendy Ferry, 2009).

B. Rumusan Masalah

1. Apa Definisi Bencana?

2. Apa Saja Jenis-Jenis Bencana?

3. Bagaimana Kategori Bencana dan Korbannya?

4. Apa Saja Fase-Fase dari Bencana?

5. Apa Saja Dampak Bencana Alam?

6. Apa Saja Prinsip-Prinsip dalam Penatalaksanaan Bencana?

7. Bagaimana Pencegahannya?

8. Apa Saja Komponen yang Disiapkan dalam Menghadapi Bencana?

9. Bagaimana Pembagian Daerah Kejadian?

10. Apa Definisi Kejadian Luar Biasa?

11. Apa Saja Kriteria Kejadian Luar Biasa?

12. Apa Saja Faktor yang Mempengaruhi Timbulnya KLB?

13. Bagaimana Penanggulangan KLB?

14. Bagaimna Prosedur Penanggulangan KLB?


3

C. Tujuan

1. Untuk Mengetahui Definisi Bencana

2. Untuk Mengetahui Jenis-Jenis Bencana

3. Untuk Mengetahui Kategori Bencana dan Korbannya

4. Untuk Mengetahui Fase-Fase Dari Bencana

5. Untuk Mengetahui Dampak Bencana Alam

6. Untuk Mengetahui Prinsip-Prinsip Dalam Penatalaksanaan Bencana

7. Untuk Mengetahui Pencegahannya

8. Untuk Mengetahui Komponen Yang Disiapkan Dalam Menghadapi


Bencana

9. Untuk Mengetahui Pembagian Daerah Kejadian

10. Untuk Mengetahui Definisi Kejadian Luar Biasa

11. Untuk Mengetahui Kriteria Kejadian Luar Biasa

12. Untuk Mengetahui Faktor Yang Mempengaruhi Timbulnya KLB

13. Untuk Mengetahui Penanggulangan KLB

14. Untuk Mengetahui Prosedur Penanggulangan KLB


BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Bencana

Bencana adalah suatu kejadian, yang disebabkan oleh alam atau


karena ulah manusia, terjadi secara tiba-tiba atau perlahan-lahan,
sehingga menyebabkan hilangnya jiwa manusia, harta benda dan
kerusakanlingkungan, kejadian ini terjadi diluar kemampuan
masyarakat dengan segalasumberdayanya.

Menurut UU No. 24 tahun 2007 mendefinisikan bencana


sebagai“peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan
mengganggukehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan,
baik oleh faktoralam dan/atau faktor non alam maupun faktor manusia
sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan
lingkungan,kerugian harta benda, dan dampak psikologis”.

Definisi bencana seperti dipaparkan diatas mengandung tiga


aspekdasar, yaitu:

1. Terjadinya peristiwa atau gangguan yang mengancam dan


merusak(hazard).

2. Peristiwa atau gangguan tersebut mengancam kehidupan,


penghidupan,dan fungsi dari masyarakat.

3. Ancaman tersebut mengakibatkan korban dan melampaui


kemampuanmasyarakat untuk mengatasi dengan sumber daya
mereka.

Bencana dapat terjadi, karena ada dua kondisi yaitu adanya


peristiwaatau gangguan yang mengancam dan merusak (hazard) dan
kerentanan (vulnerability) masyarakat. Bila terjadi hazard, tetapi
masyarakat tidak rentan, maka berarti masyarakat dapat mengatasi

4
5

sendiri peristiwa yang mengganggu, sementara bila kondisi masyarakat


rentan, tetapi tidak terjadi peristiwa yang mengancam maka tidak akan
terjadi bencana.

B. Jenis-Jenis Bencana

Bencana terdiri dari berbagai bentuk. UU No. 24 tahun 2007


mengelompokan bencana ke dalam tiga kategori yaitu:

1. Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa


atauserangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain
berupagempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan,
angin topan,dan tanah longsor.

2. Bencana non-alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa


ataurangkaian peristiwa non-alam yang antara lain berupa gagal
teknologi,gagal modernisasi, epidemi, dan wabah penyakit.

3. Bencana sosial adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa


atauserangkaian peristiwa yang diakibatkan oleh manusia yang
meliputikonflik sosial antarkelompok atau antar komunitas
masyarakat, dan teror.

Ethiopian Disaster Preparedness and Prevention


Commission (DPPC) mengelompokkan bencana berdasarkan jenis
hazard (bencana), yang terdiridari:

1. Natural hazard. Ini adalah hazard karena proses alam yang


manusia tidak atau sedikit memiliki kendali. Manusia dapat
meminimalisir dampak hazard dengan mengembangkan
kebijakan yang sesuai, seperti tata ruangdan wilayah, prasyarat
bangunan, dan sebagainya.
6

2. Human made hazard. Ini adalah hazard sebagai akibat aktivitas


manusiayang mengakibatkan kerusakan dan kerugian fisik,
sosial, ekonomi, danlingkungan. Hazard ini mencakup :

a) Technological hazard sebagai akibat kecelakaan industrial,


proseduryang berbahaya, dan kegagalan infrastruktur.
Bentuk dari hazard iniadalah polusi air dan udara, paparan
radioaktif, ledakan, dansebagainya.

b) Environmental degradation yang terjadi karena tindakan


dan aktivitasmanusia sehingga merusak sumber daya
lingkungan dan keragamanhayati dan berakibat lebih jauh
terganggunya ekosistem.

c) Conflict adalah hazard karena perilaku kelompok manusia


padakelompok yang lain sehingga menimbulkan kekerasan
dan kerusakanpada komunitas yang lebih luas.

C. Kategori Bencana dan Korbannya

Keadaan bencana dapat digolongkan berdasarkan jumlah korban


yang mencakup:

1. Mass patient incident (jumlah korban yang datang ke UGD


kurang dari 10orang).

2. Multiple cassuality incident (jumlah korban yang datang ke


UGD antara10 dan 100 orang).

3. Mass cassuality incident (jumlah korban yang datang ke UGD


lebih dari100 orang).

D. Fase-fase dari Bencana

1. Pra-dampak: dimulai sejak awitan bencana, jika kejadian ini


sudahdiketahui terlebih dahulu. Fase pra-dampak didefinisikan
sebagai periodeyang pada saat itu kita mengantisipasi dan
diperingatkan
7

2. Dampak: periode selam bencana terjadi, berlanjut hingga


dimulainya fasepaska dampak. Fase ini juga dikenal sebagai
penyelamatan. Pada saat inipengkajian penting harus dilakukan
yaitu mengevaluasi besarnya kerugian, identifikasi sumber daya
yang ada, dan merencanakan penyelamatan korban. Fase ini bisa
berlangsung singkat.

3. Pasca-dampak: disebut fase pemulihan. Selama fase ini, besarnya


kerugian sudah dievaluasi dan penyelamatan korban telah selesai
dilaksanakan, kerusakn lebih lanjut sudah diminimalka. Fase ini
dapat menjadi fase yang paling lama.

E. Dampak Bencana Alam

Bencana alam dapat mengakibatkan dampak yang merusak pada


bidangekonomi, social dan lingkungan. Kerusakan infrastruktur dapat
mengganggu aktivitas social, dampak dalam bidang sosial mencakup
kematian, luka-luka,sakit, hilangnya tempat tinggal dan kekacauan
komunikasi, sementarakerusakan lingkungan dapat mencakup
hancurnya hutan yang melindungidaratan.

F. Prinsip-Prinsip Dalam Penatalaksanaan Bencana

Ada 8 prinsip penatalaksanaan bencana, yaitu:

1. Mencegah berulangnya kejadian

2. Meminimalkan jumlah korban

3. Mencegah korban selanjutnya

4. Menyelamatkan korban yang cedera

5. Memberikan pertolongan pertama

6. Mengevakuasi korban yang cidera

7. Memberikan perawatan definitive

8. Memperlancar rekonstruksi atau pemulihan


8

G. Pencegahan

Tercapainya suatu pelayanan kesehatan yang optimal, terarah


danterpadu bagi setiap anggota masyarakat yang berada dalam keadaan
gawatdarurat. Upaya pelayanan kesehatan pada penderita gawat
darurat padadasarnya mencakup suatu rangkaian kegiatan yang harus
dikembangkan sedemikian rupa sehingga mampu mencegah kematian
atau cacat yangmungkin terjadi. Cakupan pelayanan kesehatan yang
perlu dikembangkanmeliputi:

1. Penanggulangan penderita ditempat kejadian

2. Transpotasi penderita gawat darurat dan tempat kejadian


kesaranakesehatan yang lebih memadai

3. Upaya penyediaan sarana komunikasi untuk menunjang


kegiatanpenanggulangan penderita gawat darurat

4. Upaya rujukan ilmu pengetahuan, pasien dan tenaga ahli

5. Upaya penanggulangan pendereita gawat darurat ditempat


rujukan (Unit Gawat Darurat dan ICU)

6. Upaya pembiayaan penderita gawat darurat.

H. Komponen Yang Disiapkan Dalam Menghadapi Bencana

Persiapan masyarakat, triage lapangan, persiapan Rumah Sakit,


danpersiapan UGD.

1. Perencanaan menghadapi bencana akan mencakup banyak sumber


daya

a) Pejabat polisi, pemadam kebakaran, pertahanan sipil, pamong


prajaterutama yang terlibat dalam penanganan bencana dan
bahanberbahaya.

b) Harus sering dilatih dan di evaluasi.


9

c) Memperhitungkan gangguan komunikasi, misalnya karena


jaringantelepon rusak atau sibuk.

d) Mempunyai pusat penyimpanan perbekalan, tergantung dari


jenisbencana yang di duga dapat terjadi.

e) Mencakup semua aspek pelayanan kesehatan dari pertolongan


pertamasampai terapi definitip.

f) Mempersiapkan transportasi penderita apabila kemampuan


localterbatas.

g) Memperhitungkan penderita yang sudah di rawat untuk


kemudian dirujuk karena masalah lain.

2. Perencanaan Pada Tingkat Rumah Sakit

Perencanaan bencana rumah sakit harus mulai dilaksanakan


meliputi:

a) Pemberitahuan kepada semua petugas.

b) Kesiapan daerah triase dan terapi.

c) Klasifikasi penderita yang sudah di rawat, untuk penentuan


sumberdaya.

d) Pemeriksaan perbekalan (darah, cairan IV, medikasi) dan bahan


lain(makanan, air, listrik, komunikasi) yang mutlak di perlukan
rumahsakit.

e) Persiapan dekontaminasi (bila diperlukan).

f) Persiapan masalah keamanan.

g) Persiapan pembentukan pusat hubungan masyarakat.

I. Pembagian Daerah Kejadian

Di tempat kejadian atau musibah masal, selalu terbagi atas:


10

1. Area 1: Daerah kejadian (Hot zone) Daerah terlarang kecuali


untuk tugas penyelamat (rescue) yang sudahmemakai alat
proteksi yang sudah benar dan sudah mendapat ijin masukdari
komandan di area ini.

2. Area 2: Daerah terbatas (Warm zone)Di luar area 1, hanya


boleh di masuki petugas khusus, seperti timkesehatan,
dekotanminasi, petugas atau pun pasien. Pos komando
utamadan sektor kesehatan harus ada pada area ini.

3. Area 3: Daerah bebas (Cold zone)Di luar area 2, tamu,


wartawan, masyarakat umum dapat berada di zone inikarena
jaraknya sudah aman. Pengambilan keputusan untuk
pembagianarea itu adakah komando utama.

J. Definisi Kejadian Luar Biasa (KLB)

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia


No.1501/MENKES/PER/X/2010, Kejadian Luar Biasa adalah
timbulnya ataumeningkatnya kejadian kesakitan dan/atau kematian
yang bermakna secaraepidemiologi pada suatu daerah dalam kurun
waktu tertentu dan merupakankeadaan yang dapat menjurus pada
terjadinya wabah.

Selain itu, Mentri Kesehatan RI (2010) membatasi pengertian


wabahsebagai berikut: “Kejadian berjangkitnya suatu penyakit
menular dalammasyarakat yang jumlah penderitanya meningkat secara
nyata melebihi12daripada keadaan yang lazim pada waktu dan daerah
tertentu serta dapatmenimbulkan malapetaka”

Istilah wabah dan KLB memiliki persamaan, yaitu peningkatan


kasusyang melebihi situasi yang lazim atau normal, namun wabah
memilikikonotasi keadaan yang sudah kritis, gawat atau berbahaya,
melibatkanpopulasi yang banyak pada wilayah yang lebih luas.
Batasan KLB meliputi arti yang luas, yang dapat diuraikan sebagai
berikut:
11

1. Meliputi semua kejadian penyakit, dapat suatu penyakit infeksi


akut kronisataupun penyakit non infeksi.

2. Tidak ada batasan yang dapat dipakai secara umum untuk


menentukanjumlah penderita yang dapat dikatakan sebagai KLB.
Hal ini selain karenajumlah kasus sangat tergantung dari jenis dan
agen penyebabnya, jugakarena keadaan penyakit akan bervariasi
menurut tempat (tempat tinggal,pekerjaan) dan waktu (yang
berhubungan dengan keadaan iklim) danpengalaman keadaan
penyakit tersebut sebelumnya.

3. Tidak ada batasan yang spesifik mengenai luas daerah yang dapat
dipakaiuntuk menentukan KLB, apakah dusun desa, kecamatan,
kabupaten ataumeluas satu propinsi dan Negara. Luasnya daerah
sangat tergantung daricara penularan penyakit tersebut.

4. Waktu yang digunakan untuk menentukan KLB juga bervariasi.


KLBdapat terjadi dalam beberapa jam, beberapa hari atau minggu
ataubeberapa bulan maupun tahun.

K. Kriteria Kejadian Luar Biasa (KLB)

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik


IndonesiaNo.1501/MENKES/PER/X/2010, suatu derah dapat
ditetapkan dalamkeadaan KLB apabila memenuhi salah satu kriteria
sebagai berikut:

1. Timbulnya suatu penyakit menular tertentu yang sebelumnya


tidak adaatau tidak dikenal pada suatu daerah.

2. Peningkatan kejadian kesakitan terus-menerus selama 3 (tiga)


kurun waktudalam jam, hari atau minggu berturut-turut
menurut jenis penyakitnya.

3. Peningkatan kejadian kesakitan dua kali atau lebih


dibandingkan denganperiode sebelumnya dalam kurun waktu
jam, hari, atau minggu menurut jenis penyakitnya.
12

4. Jumlah penderita baru dalam periode waktu 1 (satu) bulan


menunjukkankenaikan dua kali atau lebih dibandingkan dengan
angka rata-rata jumlahper bulan dalam tahun sebelumnya.

5. Rata-rata jumlah kejadian kesakitan per bulan selama 1 (satu)


tahunmenunjukkan kenaikan dua kali atau lebih dibandingkan
dengan rata-ratajumlah kejadian kesakitan perbulan pada tahun
sebelumnya

6. Angka kematian kasus suatu penyakit (Case Fatality Rate)


dalam 1 (satu)kurun waktu tertentu menunjukkan kenaikan
50% (lima puluh persen) ataulebih dibandingkan dengan angka
kematian kasus suatu penyakit periodesebelumnya dalam kurun
waktu yang sama.

7. Angka proporsi penyakit (Proportional Rate) penderita baru


pada satuperiode menunjukkan kenaikan dua kali atau lebih
dibanding satu periodesebelumnya dalam kurun waktu yang
sama.

L. Faktor Yang Mempengaruhi

Timbulnya Kejadian Luar Biasa (KLB)Menurut Notoatmojo (2003),


faktor yang mempengaruhi timbulnyaKejadian Luar Biasa adalah :

1. Herd Immunity yang rendah

Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi timbulnya KLB/


wabahadalah herd immunity. Secara umum dapat dikatakan
bahwa herd immunityialah kekebalan yang dimiliki oleh
sebagian penduduk yang dapatmenghalangi penyebaran. Hal
ini dapat disamakan dengan tingkatkekebalan individu. Makin
tinggi tingkat kekebalan seseorang, makin sulitterkena penyakit
tersebut.
13

2. Patogenesitas

Patogenesitas merupakan kemampuan bibit penyakit


untukmenimbulkan reaksi pada pejamu sehingga timbul sakit.

3. Lingkungan Yang Buruk

Seluruh kondisi yang terdapat di sekitar organisme,


tetapimempengaruhi kehidupan ataupun perkembangan
organisme tersebut.

M. Penanggulangan KLB

Penanggulangan dilakukan melalui kegiatan yang secara terpadu


olehpemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat, meliputi:

1. Penyelidikan epidemilogis

Penyelidikan epidemiologi pada Kejadian Luar Biasa adalah


untukmengetahui keadaan penyebab KLB dengan
mengidentifikasi faktor-faktoryang berkontribusi terhadap
kejadian tersebut, termasuk aspek sosial danperilaku sehingga
dapat diketahui cara penanggulangan dan pengendaianyang
efektif dan efisien (Anonim, 2004 dalam Wuryanto, 2009).

2. Pemeriksaan, pengobatan, perawatan, dan isolasi penderita


termasuktindakan karantina.Tujuannya adalah:a) Memberikan
pertolongan medis kepada penderita agar sembuh danmencegah
agar mereka tidak menjadi sumber penularan.b) Menemukan
dan mengobati orang yang tampaknya sehat, tetapimengandung
penyebab penyakit sehingga secara potensial dapatmenularkan
penyakit (carrier).

3. Pencegahan dan pengendalian

Merupakan tindakan yang dilakukan untuk memberi


perlindungankepada orang-orang yang belum sakit, tetapi
14

mempunyai resiko terkenapenyakit agar jangan sampai


terjangkit penyakit.

4. Pemusnahan penyebab penyakit

Pemusnahan penyebab penyakit terutama pemusnahan terhadap


bibitpenyakit/kuman dan hewan tumbuh-tumbuhan atau benda
yangmengandung bibit penyakit.

5. Penanganan jenazah akibat wabahTerhadap jenazah akibat


penyebab wabah perlu penanganan secarakhusus menurut jenis
penyakitnya untuk menghindarkan penularanpenyakit pada
orang lain.

6. Penyuluhan kepada masyarakat Penyuluhan kepada


masyarakat, yaitu kegiatan komunikasi yangbersifat persuasif
edukatif tentang penyakit yang dapat menimbulkan wabah agar
mereka mengerti sifat-sifat penyakit, sehingga dapatmelindungi
diri dari penyakit tersebut dan apabila terkena,
tidakmenularkannya kepada orang lain. Penyuluhan juga
dilakukan agarmasyarakat dapat berperan serta aktif dalam
menanggulangi wabah.

7. Upaya penanggulangan lainnyaUpaya penanggulangan lainya


adalah tindakan-tindakan khususmasing-masing penyakit yang
dilakukan dalam rangka penanggulanganwabah. (Menteri
Kesehatan RI, 2010).

N. Prosedur Penanggulangan KLB

1. Masa pra KLB

Informasi kemungkinan akan terjadinya KLB / wabah adalah


denganmelaksanakan Sistem Kewaspadaan Dini secara cermat,
selain itumelakukakukan langkah-langkah lainnya:

a) Meningkatkan kewaspadaan dini di puskesmas baik SKD,


tenaga danlogistic
15

b) Membentuk dan melatih TIM Gerak Cepat puskesmas

c) Mengintensifkan penyuluhan kesehatan pada masyarakat

d) Memperbaiki kerja laboratorium

e) Meningkatkan kerjasama dengan instansi lain

2. Pengendalian KLB

Tindakan pengendalian KLB meliputi pencegahan terjadinya


KLBpada populasi, tempat dan waktu yang berisiko (Bres, 1986).
Dengandemikian untuk pengendalian KLB selain diketahuinya
etiologi, sumberdan cara penularan penyakit masih diperlukan
informasi lain. Informasitersebut meliputi:

a) Keadaan penyebab KLB

b) Kecenderungan jangka panjang penyakit

c) Daerah yang berisiko untuk terjadi KLB (tempat)

d) Populasi yang berisiko (orang, keadaan imunitas)


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Bencana adalah suatu kejadian, yang disebabkan oleh alam atau


karena ulah manusia, terjadi secara tiba-tiba atau perlahan-lahan,
sehingga menyebabkan hilangnya jiwa manusia, harta benda dan
kerusakan lingkungan, kejadian ini terjadi diluar kemampuan
masyarakat dengan segala sumber dayanya.

Kejadian Luar Biasa (KLB) adalah salah satu status yang


diterapkan di Indonesia untuk mengklasifikasikan peristiwa
merebaknya suatu wabah penyakit.

Penanggulangan KLB dikenal dengan Sistem Kewaspadaan Dini


(SKDKLB), yang dapat diartikan sebagai suatu upaya pencegahan dan
penanggulangan KLB secara dini dengan melakukan kegiatan untuk
mengantisipasi KLB.

B. Saran

Penyusun mengetahui bahwa makalah ini sangat jauh dari kata


sempurna. Oleh karena itu saran dan kritik sangat kami harapkan agar
makalah ini bisa lebih baik lagi dan bisa menjadi pembelajaran untuk
kami di kemudian hari.

16
DAFTAR PUSTAKA

Nurjannah, dkk. 2013. Manajemen Bencana. Penerbit Alfa Beta, Bandung.

Prameswari. 2016. Makalah Keperawatan Gadar dan Manajemen Bencana

Bencana Alam dan Penanganan KLB. Bandung

C. Long Barbara. 1996. Perawatan Medikal Bedah. Yayasan Ikatan Alumni


Pendidikan Keperawatan Padjajaran Bandung.

17

Anda mungkin juga menyukai