Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH PENGKAJIAN PRIMER DAN SEKUNDER

KEPERAWATAN GAWAT DARURAT

DISUSUN OLEH:
NAMA KELOMPOK :
1. ARISAH
2. CANTIKA PUTRI DEWANTI
3. DYAHAYU SHINTA K.M
4. KHURIMATUR RIZAM
5. MIFTAKHUL MANAN
6. ZUNITA NOOR SOVIANA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS 2018/2019


Alamat : Jl. Ganesha I, Purwosari, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah 59316

Website: http://www.stikesmuhkudus.ac.id Email: secretariat@stikesmuhkudus.ac.id

1
KATA PENGANTAR

َّ ‫بِ ۡس ِمٱللَّ ِه‬


َّ ِ‫ٱلر ۡح َٰمن‬
ِ‫ٱلر ِح ِيم‬
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kami kemudahan sehingga dapat
menyelesaikan makalah ini. Tanpa pertolongan-Nya mungkin penyusun tidak akan sanggup
menyelesaikannya dengan baik. Shalawat dan salam semoga terlimpah curahkan kepada
baginda tercinta kita yakni Nabi Muhammad SAW.

Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang “JEJAS SEL”,
yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber.Makalah ini di susun oleh
penyusun dengan berbagai rintangan.Penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari
Tuhan akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.......................................................................................................................1
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................2
DAFTAR ISI....................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang...................................................................................................................4
1.2.Rumusan Masalah..............................................................................................................5
1.3.Tujuan………....................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian pengkajian primer dan sekunder ..................................................................6

2.2 Pengkajian primer dan sekunder kegawatdaruratan ......................................................7

BAB III PENUTUP


5.1.Kesimpulan........................................................................................................................11
5.2.Saran..................................................................................................................................11
DAFTARPUSTAKA......................................................................................................................12

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Asuhan keperawatan gawat darurat adalah rangkaian kegiatan praktek keperawatan
gawat darurat yang diberikan kepada klien oleh perawat yang berkompeten di ruang
gawat darurat. Asuhan keperawatan yang diberikan meliputi biologis, psikologis, dan
sosial klien baik aktual yang timbul secara bertahap maupun mendadak (Dep.Kes RI,
2005).
Pengkajian pada kasus gawat darurat dibedakan menjadi dua, yaitu : pengkajian
primer dan pengkajian sekunder. Pertolongan kepada pasien gawat darurat dilakukan
dengan terlebih dahulu melakukan survei primer untuk mengidentifikasi masalah-
masalah yang mengancam hidup pasien, barulah selanjutnya dilakukan survei sekunder.
Tahapan pengkajian primer meliputi : A: Airway, mengecek jalan nafas dengan tujuan
menjaga jalan nafas disertai control servikal; B: Breathing, mengecek pernafasan dengan
tujuan mengelola pernafasan agar oksigenasi adekuat; C: Circulation, mengecek sistem
sirkulasi disertai kontrol perdarahan; D: Disability, mengecek status neurologis; E:
Exposure, enviromental control, buka baju penderita tapi cegah hipotermia (Holder,
2002).
Oleh karena itu diperlukan perawat yang mempunyai kemampuan atau ketrampilan
yang bagus dalam mengaplikasikan asuhan keperawatan gawat darurat untuk mengatasi
berbagai permasalahan kesehatan baik aktual atau potensial mengancam kehidupan tanpa
atau terjadinya secara mendadak atau tidak di perkirakan tanpa atau disertai kondisi
lingkungan yang tidak dapat dikendalikan. Keberhasilan pertolongan terhadap penderita
gawat darurat sangat tergantung dari kecepatan dan ketepatan dalam melakukan
pengkajian awal yang akan menentukan keberhasilan Asuhan Keperawatan pada system
kegawatdaruratan pada pasien dewasa. Dengan Pengkajian yang baik akan meningkatkan
mutu pelayanan keperawatan. Aspek – aspek yang dapat dilihat dari mutu pelayanan
keperawatan yang dapat dilihat adalah kepedulian, lingkungan fisik, cepat tanggap,
kemudahan bertransaksi, kemudahan memperoleh informasi, kemudahan mengakses,
prosedur dan harga (Joewono, 2003).

4
B. Rumusan masalah
1. Apa saja yang dilakukan dalam pengkajian primer dalam kegawatdaruratan?
2. Apa saja yang dilakukan dalam pengkajian Sekunder dalam kegawatdaruratan?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui proses pengkajian primer dalam kegawatdaruratan
2. Untuk mengetahui proses pengkajian sekunder dalam kegawatdaruratan

5
BAB II
PENGKAJIAN PRIMER DAN SEKUNDER
A. Pengertian
Asuhan keperawatan gawat darurat adalah rangkaian kegiatan praktek keperawatan
kegawatdaruratan yang diberikan pada klien oleh perawat yang berkompeten untuk
memberikan asuhan keperawatan di ruangan gawatdarurat. Asuhan keperawatan diberikan
untuk mengatasi masalah biologi, psikologi dan sosial klien, baik aktual maupun potensial
yang timbul secara bertahap maupun mendadak. Kegiatan asuhan keperawatan dilakukan
dengan menggunakan sistematikan proses keperawatan yang merupakan suatu metode
ilmiah dan panduan dalammemberikan asuhan keperawatan yang berkualitas dalam rangka
mengatasimasalah kesehatan pasien. Adapun langkah-langkah yang harus
dilakukanmeliputi : pengkajian, diagnosa keperawatan, tindakan keperawatan, danevaluasi.
asuhan keperawatan di ruang gawat darurat seringkali dipengaruhioleh karakteristik ruang
gawat darurat itu sendiri, sehingga dapatmenimbulkan asuhan keperawatan spesifik yang
sesuai dengan keadaanruangan.

Karakteristik uni dari raungan gawat darurat yang dapat mempengaruhi sistem asuhan
keperawatan antara lain :
• Kondisi kegawatan seringkali tidak terprediksi, baik kondisi klien dan jumlah klien yang
datang ke ruang gawat darurat.
• Keterbatasan sumber daya dan waktu
• Pengkajian, diagnosis dan tindakan keperawatan diberikan untuk seluruh usia, seringkali
dengan data dasar yang sangat terbatas.
• Jenis tindakan yang diberikan merupakan tindakan yang memerlukan kecepatan dan
ketepatan yang tinggi
• Adanya saling ketergantungan yang tinggi antara profesi kesehatanyang bekerja di ruang
gawat daruratan

Berdasarkan kondisi di atas, prinsip umum keperawatan yang diberikanoleh perawat di


ruang gawat darurat meliputi :
a.Penjaminan keamanan diri perawat dan klien terjaga : perawat harus menerapkan prinsip
universal precaution dan mencegah penyebaran infeksi.
b.Perawat bersikap cepat dan tepat dalam melakukan triase,menetapkan diagnosa
keperawatan, tindakan keperawatan dan evaluasiyang berkelanjutan.

6
c. Tindakan keperawatan meliputi : resucitasi dan stabilisasi diberikanuntuk mengatasi
masalah biologi dan psikologi klien.
d.Penjelasan dan pendidikan kesehatan untuk klien dan keluargadiberikan untuk
menurunkan kecemasan dan meningkatkan kerjasamaklien-perawat.
e.Sistem monitoring kondisi klien harus dapat dijalankanf.
f.Sistem dokumentasi yang dipakai dapat digunakan secara mudah,cepat dan tepatg.
g.Penjaminan tindakan keperawatan secara etik dan legal keperawatan perlu dijaga.

B. Pengkajian
Standard : perawat gawat darurat harus melakukan pengkajian fisik dan psikososial di awal
dan secara berkelanjutan untuk mengetahui masalahkeperawatan klien dalam lingkup
kegawatdaruratan.
Keluaran : adanya pengkajian keperawatan yang terdokumentasi untuk setiapklien gawat
darurat
Proses : pengkajian merupakan pendekatan sistematik untuk mengidentifikasimasalah
keperawatan gawat darurat. Proses pengkajian dalam dua bagian : pengkajian primer dan
pengkajian skunder.

C. pengkajian keperawwatan kritis (ABCDE, AMPLE)


1.Pengkajian Primer
a.Airway
Adanya sumbatan/obstruksi jalan napas oleh adanya penumpukan sekret akibat kelemahan
reflek batuk. jika adaobstruksi maka lakukan :
• Chin lift /jaw trust
• Suction /hisap
• Guedel airway
• Intubasi trakhea dengan leher ditahan +imobilisasi/ pada posisi netral.

b.Breathing
Kelemahan menelan/ batuk/ melindungi jalan napas,timbulnya pernapasan yang sulit dan /
atau tak teratur, suaranafas terdengar ronchi / aspirasi, whe1ing, sonor, stidor / ngorok,
ekspansi dinding dada.

7
c.Circulation
TD dapat normal atau meningkat , hipotensi terjadi pada tahaplanjut, takikardi, bunyi
jantung normal pada tahap dini,disritmia, kulit dan membran mukosa pucat, dingin, sianosis
pada tahap lanjutd.

d. Disability
Menilai kesadaran dengan cepat,apakah sadar, hanya responterhadap nyeri atau atau sama
sekali tidak sadar. tidak dianjurkan mengukur GCS. Adapun cara yang cukup jelasadan
cepat adalah:
Awake :A
Respon bicara : V
Respon nyeri :P
Tidak ada respon : U

e. Eksposure
Lepaskan baju dan penutup tubuh pasien agar dapat dicarisemua cidera yang mungkin ada,
jika ada kecurigan cederaleher atau tulang belakang, maka imobilisasi in line harus
dikerjakan.
2 .Pengkajian Sekunder
Pengkajian sekunder meliputi anamnesis dan pemeriksaan fisik.Anamnesis dapat
meggunakan format AMPLE (Alergi, Medikasi, Post illnes, Last meal, dan Event /
Environment yang berhubungan dengan kejadian). Pemeriksaan fisik dimulai dari kepala
hingga kakidan dapat pula ditambahkan pemeriksaan diagnostik.

Pengkajian sekunder dilakukan dengan menggunakan metode SAMPLE, yaitu sebagai


berikut:

S : Sign and Symptom.

Tanda gejala terjadinya tension pneumothoraks, yaitu Ada jejas pada thorak, Nyeri pada
tempat trauma, bertambah saatinspirasi, Pembengkakan lokal dan krepitasi pada saat
palpasi, Pasien menahan dadanya dan bernafas pendek, dispnea, hemoptisis, batuk dan
emfisema subkutan, Penurunan tekanan darah

8
A : Allergies

Riwayat alergi yang diderita klien atau keluarga klien. baik alergi obat-obatan ataupun
kebutuhan akan makan/minum.

M : Medications

(Anticoagulants, insulin and cardiovascular medicationsespecially). Pengobatan yang


diberikan pada klien sebaiknyayang sesuai dengan keadaan klien dan tidak menimbulka
reaksialergi. Pemberian obat dilakukan sesuai dengan riwayat pengobatan klien.

P :Previous medical / Surgical history.

Riwayat pembedahan atau masuk rumah sakit sebelumnya.

L: Last meal (time)

Waktu klien terakhir makan atau minum.

E :Events / Environment surrounding the injury, ie, E5actly what happened.

Hal-hal yang bersangkutan dengan sebab cedera da kejadian yang menyebabkan adanya
keluhan utama.

Pengkajian sekunder dapat dilakukan dengan cara mengkaji data dasar klien yang kemudian
digolongkan dalam SAMPLE.

a.Aktivitas / istirahat

Dispnea dengan aktivitas ataupun istirahat.

b. Sirkulasi

Takikardi, frekuensi tak teratur (disritmia), S3 atau S4 / irama jantung, gallop, nadi apikal
(PMI) berpindah oleh adanya penyimpangan mediastinal, tanda homman (bunyi rendah
sehubungan dengan denyutan jantung, menunjukkan udara dalam mediastinum).

c. Psikososial

Ketakutan, gelisah.

d. Makanan / cairan

Adanya pemasangan IV vena sentral / infuse tekanan.

e. Nyeri / kenyamanan

9
Perilaku distraksi, mengerutkan wajah. Nyeri dada unilateral meningkatkarena batuk,
timbul tiba-tiba gejala sementara batuk atau regangan, tajamatau nyeri menusuk yang
diperberat oleh napas dalam.

f. Pernapasan

Pernapasan meningkat/takipnea, peningkatan kerja napas, penggunaan otot aksesori


pernapasan pada dada, ekspirasi abdominal kuat, bunyi napas menurun / hilang (auskultasi
à mengindikasikan bahwa paru tidak mengembang dalam rongga pleura/, fremitus menurun,
perkusi dada : hipersonor diatas terisi udara, observasi dan palpasi dada : gerakan dada tidak
sama bila trauma, kulit : pucat, sianosis, berkeringat, mental: ansietas, gelisah, bingung,
pingsan. Kesulitan bernapas, batuk, riwayat bedah dada / trauma : penyakit paru kronis,
inflamasi / infeksi paru (empiema / efusi), keganasan (mis. Obstruksi tumor).

g. Keamanan

Adanya trauma dada, radiasi / kemoterapi untuk keganasan.

10
BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
Keperawatan kegawatdaruratan adalah pelayanan profesional yang diberikan pada
pasien dengan kebutuhan urgent dan kritis atau rangkaian kegiatan praktek keperawatan
kegawatdaruratan yang diberikan oleh perawat yang kompeten untuk memberikan
asuhan keperawatan diruang gawat darurat.
Keperawatan kriis dan kegawatdaruratan meliputi : pertolongan pertama, penanganan
transportasi yang diberikan kepada orang yang mengalami kondisi darurat akibat ruda
paksa, sebab medik atau perjalanan penyakit dimulai dari tempat ditemukannya korban
tersebut sampai pengobatan definiktif dilakukan ditempat rujukan.
B. SARAN
Sebagai seorang calon perawat yang nantinya akan bekerja disesuatu insttusi rumah
sakit tentunya kita akan dapat mengetahui mengenai persepektif keperawatan kritis dan
kegawatdaruratan, dan ruang lingkup kritis dan kegawatdaruratan.
Penulis mengharapkan kritik dan saran, karena manusia tidak ada yang sempurna, agar
penulis dapat belajar lagi dalam penulisan makalah yang lebih baik. Atas kritik dan
saran penulis ucapkan terimakasih.

11
DAFTAR PUSTAKA

http://muhajir99.wordpress.com/2012/08/09/pengkajian-keperawatan-kritis-abcde-ample/di
akses pada tanggal 22 desember 2013

http://sibawellbercerita.blogspot.com/2012/09/asuhan-keperawatan-gawat-darurat-
pada_14.html di akses pada tanggal 22 desember 2013

http://askarnh.blogspot.com/2011/03/asuhan-keperawatan-gawat-darurat. Html di akses pada


tanggal 22 desember 2013

12

Anda mungkin juga menyukai