Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

“ ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT “

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 5
1. FADILLA RIZKI
NIM : 201801018
2. MEILANI ARMAN
NIM : 201801027
3. NURDIANA CADDI
NIM : 201801025

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ( STIKES )

BATARAGURU – LUWU TIMUR 2021


KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah Yang Maha Esa karena
berkat limpahan rahmat, taufik, serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah dengan judul “ Asuhan Keperawatan Kegawat daruratan
” tepat pada waktunya.
Maksud dan tujuan dari penulisan makalah ini tidaklah lain adalah untuk
memenuhi salah satu dari sekian kewajiban pada mata kuliah “ Keperawatan
Gawat Daruratan II ” serta merupakan bentuk tanggung jawab langsung penulis
pada tugas yang diberikan.Pada kesempatan ini, penulis juga ingin menyampaikan
ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyelesaian makalah ini baik secara langsung maupun tidak langsung.
Demikian pengantar yang dapat penulis sampaikan dimana penulis pun
sadar bawasanya penulis hanyalah seorang manusia yang tidak luput dari
kesalahan dan kekurangan.Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun
sangat diharapkan dari para pembaca.

Luwu Timur, 04 Desember 2021


Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG....................................................................................1
A. RUMUSAN MASALAH................................................................................1
B. TUJUAN........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................3
A. PENGERTIAN...............................................................................................3
A. KARAKTERISTIK RUANGAN GAWAT DARURAT................................3
B. PRINSIP UMUM KEPERAWATAN GAWAT DARURAT.........................4
C. PROSES ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT.....................4
BAB III PENUTUP.........................................................................................................18
A. KESIMPULAN............................................................................................18
B. SARAN........................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................19

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kejadian gawat darurat dapat terjadi kapan saja, dimana saja dan
menimpa siapa saja.Harus dipikirkan satu bentuk mekanisme bantuan kepada
korban dari awal tempat kejadian, selama perjalanan menuju sarana
kesehatan, bantuan di fasilitas kesehatan sampai pasca kejadian
cedera.Tercapainya kualitas hidup penderita pada akhir bantuan harus tetap
menjadi tujuan dari seluruh rangkai pertolongan yang diberikan.
Pada organisasi rumah sakit, unit gawat darurat berperan sebagai
gerbang utama jalan masuknya penderita gawat darurat.kemampuan suatu
fasilitas kesehatan secara keseluruhan dalam hal kualitas dan kesiapan dalam
perannya sebagai pusat rujukan penderita dari pra rumah tercermin dari
kemampuan unit ini.Standarisasi unit gawat darurat saat ini menjadi salah
satu komponen penilaian penting dalam perijinan dan akreditasi suatu rumah
sakit.Penderita dari ruang UGD dapat dirujuk ke unit perawatan intensif,
ruang bedah sentral, ataupun bangsal watan.Jika dibutuhkan penderita dapat
dirujuk di rumah sakit lain.
Oleh karena itu, agar terwujudnya system pelayanan gawat darurat
secara terpadu maka dalam penerapannya harus mempersiapkan komponen-
komponen penting didalamnya, seperti : system komunikasi, pendidikan,
transportasi, pendanaan, dan quality control.

A. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan asuhan keperawatan gawat darurat ?
2. Bagaimanakah karakteristik dari ruangan gawat darurat ?
3. Bagaimanakah prinsip umum keperawatan gawat darurat ?
4. Bagaimanakah proses asuhan keperawatan gawat darurat ?

1
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui asuhan keperawatan gawat darurat.
2. Tujuan khusus
a. Untuk mengetahui pengertian asuhan keperawatan gawat darurat
b. Untuk mengetahui karakteristik ruangan gawat darurat
c. Untuk mengetahui prinsip umum keperawatan gawat darurat
d. Untuk mengetahui proses asuhan keperawatan gawat darurat

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN
Asuhan keperawatan gawat darurat adalah rangkaian kegiatan praktek
keperawatan kegawatdaruratan yang diberikan pada klien oleh perawat yang
berkompeten untuk memberikan asuhan keperawatan di ruangan gawat
darurat.Asuhan keperawatan diberikan untuk mengatasi masalah biologi,
psikologi dan sosial klien, baik actual maupun potensial yang timbul secara
bertahap maupun mendadak.
Kegiatan asuhan keperawatan dilakukan dengan menggunakan
sistematik proses keperawatan yang merupakan suatu metode ilmiah dan
panduan dalam memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas dalam
rangka mengatasi masalah kesehatan pasien.Adapun langkah-langkah yang
harus dilakukan meliputi : pengkajian, diagnose keperawatan, intervensi,
tindakan keperawatan dan evaluasi.Asuhan keperawatan di ruang gawat
darurat seringkali dipengaruhi oleh karakteristik ruang gawat darurat itu
sendiri, sehingga dapat menimbulkan asuhan keperawatan spesifik yang
sesuai dengan keadaan ruangan.

A. KARAKTERISTIK RUANGAN GAWAT DARURAT


1. Kondisi kegawatan seringkali tidak terprediksi, baik kondisi klien dan
jumlah klien yang datang ke ruang gawat darurat.
2. Keterbatasan sumber daya dan waktu.
3. Pengkajian, diagnose keperawatan, intervensi, tindakan keperawatan
diberikan untuk semua usia, seringkali dengan data dasar yang sangat
terbatas.
4. Jenis tindakan yang diberikan merupakan tindakan yang memerlukan
kecepatan dan ketepatan yang tinggi.
5. Adanya saling ketergantungan yang tinggi antara profesi kesehatan yang
bekerja di ruang gawat darurat.

3
B. PRINSIP UMUM KEPERAWATAN GAWAT DARURAT
1. Penjaminan keamanan diri perawat dank lien terjaga : perawat harus
menerapkan prinsip universal precaution dan mencegah penyebaran
infeksi.
2. Perawat bersikap cepat dan tepat dalam melakukan triase, menetapkan
diagnose keperawatan, intervensi, tindakan keperawatan dan evaluasi yang
berkelanjutan.
3. Tindakan keperawatan meliputi : resusitasi dan stabilisasi diberikan untuk
mengatasi masalah biologi dan psikologi klien.
4. Penjelasan dan pendidikan kesehatan untuk klien dan keluarga diberikan
untuk menurunkan kecemasan dan meningkatkan kerja sama klien-
perawat.
5. System monitoring kondisi klien harus dapat dijalankan.
6. System dokumentasi yang dipakai dapat digunakan secara mudah, cepat
dan tepat.
7. Penjaminan tindakan keperawatan secara etik dan legal keperawatan perlu
dijaga.

C. PROSES ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT


1. Pengkajian
Standar : perawat gawat darurat harus melakukan pengkajian fisik
dan psikososial di awal dan secara berkelanjutan untuk
mengetahui masalah keperawatan klien dalam lingkup
kegawatdaruratan.
Keluaran : adanya pengkajian keperawatan yang terdokumentasi
untuk setiap klien gawat darurat.
Proses : pengkajian merupakan pendekatan sistematik untuk
mengidentifikasi masalah keperawatan gawat
darurat.proses pengkajian dalam dua bagian : pengkajian
primer dan pengkajian sekunder.
a. Pengkajian primer

4
Pengkajian cepat untuk mengidentifikasi dengan segera masalah
actual/potensial dari kondisi life threatening (berdampak terhadap
kemampuan pasien untuk mempertahankan hidup).pengkajian tetap
berpedoman pada inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi jika hal
tersebut memungkinkan.
Prioritas penilaian dilakukan berdasarkan :
 A : Airway (jalan nafas) dengan control servikal
Pengkajian :
1) Bersihkan jalan nafas
2) Adanya / tidaknya sumbatan jalan nafas
3) Distress pernafasan
4) Tanda-tanda perdarahan di jalan nafas, muntahan, edema laring
 B : Breathing dan ventilasi
Pengkajian :
1) Frekuensi nafas, usaha nafas dan pergerakan dinding dada
2) Suara pernafasan melalui hidung atau mulut
3) Udara yang dikeluarkan dari jalan nafas
 C : Circulation dengan control perdarahan
Pengkajian :
1) Denyut nadi karotis
2) Tekanan darah
3) Warna kulit dan kelembaban kulit
4) Tanda-tanda perdarahan eksternal dan internal
 D : Disability
Pengkajian :
1) Tingkat kesadaran
2) Gerakan ekstremitas
3) Glasgow coma scale (GCS), atau pada anak tentukan : Alert (A),
Respon verbal (V), Respon nyeri / pain (P), tidak berespon / un
responsive (U)
4) Ukuran pupil dan respon pupil terhadap cahaya

5
 E : Exposure
Pengkajian :
1) Tanda-tanda trauma yang ada
b. Pengkajian sekunder
Pengkajian sekunder dilakukan setelah masalah airway, breathing, dan
circulation yang ditemukan pada pengkajian primer diatasi.Pengkajian
sekunder meliputi pengkajian objektif dan subjektif dari riwayat
keperawatan (riwayat penyakit sekarang, riwayat penyakit dahulu,
riwayat pengobatan, riwayat keluarga) dan pengkajian dari kepala
sampai kaki.
 F : Farenheit : suhu tubuh
Pengkajian :
1) Suhu tubuh
2) Suhu lingkungan
 G : Get Vital Sign / TTV
 Pengkajian :
1) Tekanan darah
2) Saturasi oksigen
3) Irama , kekuatan dan penggunaan otot bantu
4) Irama dan kekuatan nadi
 H : Head to assessment (pengkajian dari kepala sampai kaki)
a. Riwayat penyakit
1) Keluhan utama dan alasan klien ke rumah sakit
2) Lamanya waktu kejadian sampai dengan di bawa ke rumah
sakit
3) Tipe cedera, posisi saat cedera, lokasi cedera
4) Gambaran mekanisme cedera dan penyakit seperti nyeri pada
organ tubuh yang mana , gunakan : provoked (P), quality (Q),
radian (R), severity (S) , dan time (T)
5) Kapan makan terakhir

6
6) Riwayat penyakit lain yang pernah dialami / operasi
pembedahan / kehamilan
7) Riwayat pengobatan yang dilakukan untuk mengatasi sakit
sekarang, imunisasi tetanus yang dilakukan dan riwayat
alergi klien.
8) Riwayat keluarga yang mengalami penyakit yang sama
dengan klien
b. Pengkajian kepala, leher dan wajah
1) Periksa wajah, adakah luka dan laserasi, perubahan tulang
wajah dan jaringan lunak, adakah perdarahan serta benda
asing.
2) Periksa mata, telinga, hidung, mulut. Adakah tanda-tanda
pendarahan, benda asing, deformitas,laserasi, perlukaan serta
adanya keluaran
3) Amati bagian kepala, adakah depresi tulang kepala, tulang
wajah, kontusio/jejas, hematom, serta krepitasi tulang.
4) Kaji adanya kaku leher
5) Nyeri tulang vertical dan tulang belakang, deviasi trachea,
distensi vena leher, pendarahan edema, kesulitan menelan,
emfisema subcutan dan krepitas pada tulang.
c. Pengkajian dada
1) Pernapasan : irama, kedalaman dan karakter pernapasan
2) Pergerakan dinding dada anterior dan posterior
3) Palpasi krepitas tulang dan emfisiema subcutan
4) Amati penggunaan otot bantu nafas
5) Perthatikan tanda-tanda injuria tau cedera : petekiae,
pendarahan, sianosis, abrasi dan laserasi
d. Abdomen dan pelvis
Hal-hal yang dikaji pada abdomen dan pelvis :
1) Struktur tulang dan keadaan dinding abdomen

7
2) Tanda-tanda cedera eksternal, adanya luka tusuk, laserasi,
abrasi, distensi abdomen, jejas
3) Massa : besarnya, lokasi dan mobilitas
4) Nadi femoralis
5) Nyeri abdomen, tipe dan lokasi nyeri (gunakan PQRTS)
6) Bising usus
7) Distensi abdomen
8) Genitalia dan rectal : pendarahan, cedera, cedera pada
meatus, ekimosis, tonus spinkter ani
e. Ekstrenitas
Pengkajian di ekstrenitas meliputi :
1) Tanda-tanda injuri eksternal
2) Nyeri
3) Pergerakan dan kekuatan otot ekstrenitas
4) Sensori ke empat anggota gerak
5) Warna kulit
6) Denyut nadi perifer
f. Tulang belakang
Pengkajian tulang belakang meliputi :
1) Jika tidak didapatkan adanya cedera/ fraktur tulang belakang,
maka pasien dimiringkan untuk mengamati :
- Deformitas tulang belakang
- Tanda-tanda pendarahan
- Laserasi
- Jejas
- Luka
2) Palpasi deformitas tulang belakang
g. Pemeriksaan penunjangan
Pemeriksaan meliputi :
1) Radiologi dan scanning

8
2) Pemeriksaan laboratorium : analisis gas darah, darah tepi,
elektrolit, urine, analisa dan lain-lain.

D. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa atau masalah keperawatan dapat terindentifikasi sesuai
kategori urgensi masalah berdasarkan pada system triage dan pengkajian
yang telah dilakukan. Prioritas ditentukan berdasarkan besarnya ancaman
kehidupan : airway, breathing dan circulation
Diagnose keperawatan yang lazim terjadi pada gawat darurat adalah :
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif
2. Pola nafas tidak efektif
3. Gangguan pertukaran nafas
4. Gangguan perfusi jaringan perifer
5. Penurunan curah jantung
6. Nyeri
7. Volume cairan tubuh kurang dari kebutuhan
8. Gangguan perfusi cerebri
E. INTERVENSI KEPERAWATAN
Prinsip-prinsip di dalam penanganan masalah keperawatan gawat
darurat berdasarkan prioritas adalah :
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan :
a. Peningkatan produksi sputum
b. Masuknya benda asing/cairan
c. Penumpukan sekresi
Tujuan : jalan nafas efektif
Kriteria hasil :
- Pernapasan regular, dalam dan kecepatan nafas teratur
- Pengebangan dada kiri dan kanan simetris
- Batuk efektif, reflex menelan baik

9
- Tanda dan gejala. Observasitruksi pernapasan tidak ada :
stridor (-), sesak nafas (-), wheezing (-)
- Suara nafas :vesikuler kanan dan kiri
- Sputum jernih, jumlah normal, tidak berbau dan tidak
berwarna
- Tanda-tanda sekresi tertahan tidak ada : demam (-), takhikardi
(-), thakipneu (-)
Intervensi :
a. Mandiri
- Auskultasi bunyi nafas, perhatikan apakah ada bunyi
nafas abnormal
- Monitor pernafasan, perhatikan rasio inspirasi maupun
ekspirasi
- Berikan posisi ssemi fowler
- Jauhkan dari polusi lingkungan al : debu, rokok, dll
- Observasi. Karakteristik batuk terus-menerus, atau
produksi sputum
- Ajarkan pasien untuk nafas dalam dan batuk efektif
- Lakukan jaw thrust, cin lift
- Berikan posisi miring sesuai indikasi
b. Kolaborasi
- Berikan O2
- Pemeriksaan laboratorium analisa gas darah
2. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan :
a. Depresi pernafasan
b. Kelemahan otot pernafasan
c. Penurunan ekspansi paru
Tujuan : Pola nafas efektif
Kriteria hasil :
- Pernapasan regular, dalam dan kecepatannya teratur
- Pengembangan dada kiri dan kanan simestris

10
- Tanda dan gejala obstruksi pernapasan tidak ada : stridor (-),
sesak nafas (-), wheezing (-)
- Suara nafas : vaskuler kiri dan kanan
- Trachea midline
- Analisa gas darah dalam batas normal : PaO2 80-100 mmHg,
saturasi O2 > 95%, PaCO2 35-45 mmHg, pH 7,35-7,45.
Intervensi :
a. Mandiri
- Observasi frekuensi, kecepatan, kedalaman dan irama
pernafasan
- Obervasi penggunaan otot bantu pernafasan
- Berikan posisi semi fowler bila tidak ada kontra indikasi
- Ajarkan dan anjurkan nafas dalam serta batuk efektif
- Perhatikan oengembangan dada simetris atau tidak
- Kaji fokal fremitus dengan meletakkan tangan di
punggung pasien sambal pasien menyebutkan angka 99
dan 77
- Bantu pasien menekan area yang sakit saat batuk
- Lakukan fisiotherapi dada jika tidak ada kontra indikasi
auskultasi bunyi nafas, perhatikan bila tidak ada ronkhi,
wheezing dan erackles
- Lakukan suction bila perlu
- Lakukan pendidikan kesehatan
b. Kolaborasi
- Pemberian O2 sesuai kebutuhan pasien
- Pemeriksaan laboratorium / analisa gas darah
- Pemeriksaan rontgen thorax
- Untubasi bila pernafasan makin memburuk
- Pemasangan oto paringeal
- Pemasangan water drainage / WSD
- Pemberian obat-obatan sesuai indikasi

11
3. Gangguan pertukaran gas berhubungsn dengan :
a. Menurunnya suplay O2 (obstruksi jalan nafas oleh sekresi, spasme
bronchur)
b. Kerusakan alveoli
c. Hipoventilasi
Tujuan : pertukaran gas tidak terganggu
Kriteria hasil :
- Analisa gas darah dalam batas normal
- Warna kulit normal, hangat dan kering
- Tingkat kesadaran membaik sampai komposmentis
- Pernapasan regular, kecepatan dan kedalaman dalam batas
normal
Intervensi :
a. Mandiri
- Kaji frekuensi, irama dan kedalaman pernafasan, nafas
mulut, penggunaan otot-otot pernafasan, dyspnoe,
ketidakmampuan bicara
- Tinggikan tempat tidur 30-45 derajat
- Kaji warna kulit, kuku dan membrane mukosa (adanya
sianosis)
- Ajarkan mengeluarkan sputum dengan tehnik batuk
efektif
- Lakukan suction bila diindikasikan
- Auskultasi bunyi nafas adanya suara ronkhi, wheezing,
dan crakles
- Awasi tingkat kesadaran
- Awasi tanda-tanda vital dan irama jantung
- Kaji tingkat kecemasan dan ansietas
b. Kolaborasi
- Pemberiam oksigen
- Pemeriksaan analisa gas darah

12
- Pemasangan endo tracheal tube
4. Gangguan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan :
a. Menurunnya aliran darah karena vasokontriksi
b. Hipovolemik
c. Trauma jaringan/tulang
Tujuan : gangguan perfusi jaringan dana di atasi.
 Monitor intake dan output cairan
 Kaji adanya tanda tanda dehidrasi (haus,akral
dingin ,kelelahan,nadi cepat)
 Anjurkan pasien untuk banyak minum 2000-2500 cc\hari
 Siapkan alat tekanan vena sentral \CVP bila diperlukan
 Monitor CVP
b.kolaborasi
 Lakukan pemasangan infus line sebesar 2 jalur
 Berikan cairan sesuai oeder (RL)
 Bila terjadi perdarahan hebat berikan cairan koloid dan darah
 Pemasangan CVP bila di perlukan
8.gangguan perfusi cerebri berhubungan dengan :
a.penyempitan pembulu darah serebral
b.peningkatan tekanan vaskuler
tujuan : gangguan perfusi cerebri dapat di atasi
kriteria hasil:
 GCS 14-15
 Tanda-tanda vital dalam batas normal sesuai dengan
perkembangan usia.
 Pupil:urutan (N) bereaksi terhadap cahaya
 Tanda –tanda gejala tekana intra cranial (TIK) meningkat tidak
ada tidak didapatkan gejala :nyeri kepala hebat,muntah
proyektil,lethargi,gelisah,perubahan orientasi atau penurunan
kesadaran

13
 AGD dalam batas normal PaO2 80-100 mmhg ,sat O2 >
95%,PacO2 35-45 mmHg,pH 7,35-7,45
 Kemampuan menggerakan leher baik sesuai dengan aligment .

Kriteria hasil :
 Akral hangat
 Tanda tanda vital dalam batas normal
 Capillary fill time < 2 “
 Urin output 1 ml\kg BB\jam
 Analisa gas darah normal
Intervensi:
a.mandiri
 Opservasi perubahan yang tiba tiba (gangguan mental )
 Kaji adanya pucat (akral dingin )
 Observasi tanda tanda vital
 Kaji kekuatan nadi periver
 Kaji tanda tanda dehidrasi
 Opserfasi intake dan output cairan
 Meninggikan daerah yang cedera kecuali ada kontra indikasi
 Obserfasi tanda tanda iskemik ekstreminas tiba tiba misalnya
penurunan suhu.peningkatan nyeri.
 Lakukan kompres es pada daerah sekitar friktul pada saat terjadi
bengkak.
b.kolaborasi
 Periksaan laboratorium lengkap
 Pemberian cairan infus sesuai indikasi
 Periksaan radiologiy
 Perekaman obat obatan sesuai indikasi
5.penurunan curah jantung berhubungan dengan :
a. Peningkatan afterload,iskemis miocard

14
b. Gangguan kontratilitas miocard
c. Perubahan strutur organ
Tujuan :sirkulasi miocard dalam batas normal
Kriteria hasil :
 Nadi perifer teraba dan kuat
 Herar kriteria 60-100\meter
 Suara janting normal
 Hasil elektro kardogram dalam batas normal
 Tidak ada deviasi trachea
 Vena jugularis tidak terjadi peningkatan
 Kulit normal:hangat dan kuning
 Tingkat kesadaran membaik (CM)
 JVP 5=10 cmh 20
Intervensi
a.mandiri
 Opservasi tanda tanda vital
 Beri posisi yang nyaman
 Auskulasi nadi avikal,kaji frekuendi,irama jantung palpasi nadi
perifer
 Kaji adanya pucak atau akral dingin
 Kaji penisian kapiler
 Opservasi intake dan output
b.kolaborasi
 Pemberia O2
 Pemberian infus sesuai indikasi
 Pemberian obat oabat sesuai indikasi
 Rekam EKG periksaan laboratorium darah
6.nyeri berhubungan dengan
a. Iskemik jaringan
b. Sumbatan arteri koronaria

15
c. Menurunya aliran miocard
d. Konsumsi oksigen meningkat
Tujuan :pemenuhan kebutuhan O2 pada mocard terpenuhi
Kriteria hasil:
 Menurunya derajat nyeri baik daripada respon verbal maupun
penukuran skala nyeri
 Hilangnya indicator fisiologi nyeri takhikardia (-)takipnoe
(-)diaphoresnan darah normal
 Hilangnya tanda tanda non verbal karena nyeri :tidak
meringis .tidak menangis ,mampu menujukan posisi yang
nyaman .
 Mampu melakukan perintah yang tepat
Intervensi
a.mandiri
 Kaji karakteristik nyeri dengan PQRST
 Bantu melakukan teknis relasasi
 Batasi aktifitas
b.kolaborasi
- Pemberian O2
- Perekama EKG
- Pemberian terapi sesuai indikasi
- IVFD sesuai indikasi
7..volume cairan tubuh skurang dari kebutuhan
- Pengeluaran yang berlebih
- Pemasukan cairan yang berkurang
- Pemasukan eksternal maupun internal
- Peningkatan permeabilitas dinding pembuluh darah
Tujuan :kebutuhan cairan dalam tubuh seumbang
Kriteria hasil :
- Tanda tanda fital stabil sesuai dengan perkembangan
dan usia

16
- Urine output 1 ml\kgBB\jam
- Nadi perifer teraba besar dan kuat
- Tingkat kesadaran membaik
- Warna kulit nnormal,hangat dan kering (tidak lembab)
- Nilai hematocrit 30 %\dl.hemoglobin 12=14 gr\dl atau
lebih
Intervensi
a.mandiri
 Kaji tanda tanda vital tiap 1 jam

17
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Pada organisasi rumah sakit, unit gawat darurat berperan sebagai
gerbang utama jalan masuknya penderita gawat darurat.kemampuan suatu
fasilitas kesehatan secara keseluruhan dalam hal kualitas dan kesiapan dalam
perannya sebagai pusat rujukan penderita dari pra rumah tercermin dari
kemampuan unit ini.Standarisasi unit gawat darurat saat ini menjadi salah
satu komponen penilaian penting dalam perijinan dan akreditasi suatu rumah
sakit.Penderita dari ruang UGD dapat dirujuk ke unit perawatan intensif,
ruang bedah sentral, ataupun bangsal watan.Jika dibutuhkan penderita dapat
dirujuk di rumah sakit lain.
Kegiatan asuhan keperawatan dilakukan dengan menggunakan
sistematik proses keperawatan yang merupakan suatu metode ilmiah dan
panduan dalam memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas dalam
rangka mengatasi masalah kesehatan pasien.Adapun langkah-langkah yang
harus dilakukan meliputi : pengkajian, diagnose keperawatan, intervensi,
tindakan keperawatan dan evaluasi.Asuhan keperawatan di ruang gawat
darurat seringkali dipengaruhi oleh karakteristik ruang gawat darurat itu
sendiri, sehingga dapat menimbulkan asuhan keperawatan spesifik yang
sesuai dengan keadaan ruangan.

18
B. SARAN
Kritik dan saran dari para pembaca sangat kami harapkan demi
perbaikan makalah ini.Semoga makalah ini dapat menambah wawasan bagi
para pembaca.

DAFTAR PUSTAKA

https://id.scribd.com/doc/92153831/Asuhan -Keperaawatan-Gawat-Darurat.

19

Anda mungkin juga menyukai