Anda di halaman 1dari 16

CANADIA TRIAGE ACQUITY SYSTEM

(CTAS)

Di susun oleh :

Edwin Hendra S (217032)


Ericha Nur S (217034)
Eva Nur F (217035)
Firda Ramadani (217037)
Fitriani (217040)
Haning Pratiwi (217041)
Henisya Eka Y (217043)
Irmayanti Mellenia H (217046)
Laila Shofirotul R (217052)

Dosen pengampu :
Ns. Bagus Ananta Tanujiarso, M.kep

PRODI D-3 KEPERAWATAN


STIKES TELOGOREJO SEMARANG
TAHUN 2019

1
VISI DAN MISI
PROGRAM STUDI D.3 KEPERAWATAN

VISI
“Pada tahun 2020 terwujudnya Program Studi D.3 Keperawatan yang menghasilkan
lulusan siap bersaing di pasar kerja nasional dengan memiliki keunggulan
berkaratkter humanis dan etis”

MISI
 Menyelenggarakan pendidikan keperawatan professional pemula sesuai
dengan perkembangan IPTEK yang unggul berkarakter humanis dan etis
 Melaksanakan Penelitian yang terus menerus di Bidang Keperawatan untuk
meningkatkan mutu pendidikan
 Melaksanakan Pengabdian Masyarakat untuk meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat
 Mengembangkan SDM sesuai dengan bidang keahlian
 Menyediakan sarana prasarana pendidikan sesuai dengan perkembangan
teknologi

2
CANADIA TRIAGE ACQUITY SYSTEM
(CTAS)

Di susun oleh :

Edwin Hendra S (217032)


Ericha Nur S (217034)
Eva Nur F (217035)
Firda Ramadani (217037)
Fitriani (217040)
Haning Pratiwi (217041)
Henisya Eka Y (217043)
Irmayanti Mellenia H (217046)
Laila Shofirotul R (217052)

Dosen pengampu :
Ns. Bagus Ananta Tanujiarso, M.kep

PRODI D-3 KEPERAWATAN


STIKES TELOGOREJO SEMARANG
TAHUN 2019

3
DAFTAR ISI

Cover Depan ........................................................................................................ 1


Visi Dan Misi ....................................................................................................... 2
Cover .................................................................................................................... 3
Daftar Isi .............................................................................................................. 4
Kata Pengantar ................................................................................................... 5
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 6
1.1. Latar belakang masalah ............................................................................. 6
1.2. Rumusan masalah ....................................................................................... 7
1.3. Tujuan .......................................................................................................... 7
1.4. Manfaat ........................................................................................................ 7
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................... 8
2.1. Pengertian .................................................................................................... 8
2.2. Hal Penting dalan CTAS ............................................................................ 8
2.3. Tujuan Triage............................................................................................... 8
2.4. Pengkajian Triage ........................................................................................ 9
2.5. Penilaian Triage ........................................................................................... 11
2.6. Kelebihan CTAS .......................................................................................... 12
BAB III PENUTUP ............................................................................................ 13
3.1. Kesimpulan .................................................................................................. 13
Daftar Pustaka ................................................................................................... 14

4
KATA PENGANTAR

Segala puji hanya bagi Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Berkat
limpahan karuniaNya kami dapat menyelesaikan makalah yang bertajuk “Tugas
Modul C2-3 CANADIA TRIAGE ACQUITY SYSTEM (CTAS)” dengan lancar.
Penyusunan makalah ini dalam rangka memenuhi tugas Mata Kuliah yang diampu
oleh Bapak Ns. Bagus Ananta Tanujiarso, M.kep

Dalam proses penyusunannya tak lepas dari bantuan arahan dan masukan dari
berbagai pihak:
1. Ibu Dr. Swanny Trikajanti W, M.Kes, Ph.D selaku Ketua STIKES
TELOGOREJO.
2. Ibu Ns. Sukesi, S.Kep selaku Ketua Prodi D3-KEPERAWATAN.
3. Ibu Ns. Maya Cobalt Angio Septianingsih, S.Kep Selaku Dosen Wali
Kelas A.
4. Bapak Ns. Bagus Ananta Tanujiarso, M.kep selaku Dosen pengampu
mata ajar Modul C2-3.
5. Rekan-rekan seperjuangan semuanya.
Untuk itu kami ucapkan banyak terimakasih atas segala dukungan, motivatisi,
saran dan partisipanya dalam penyusunan makalah ini.
Maka demikian, penulis menyadari masih banyak sekali kekurangan dan
kekeliruan di dalam penulisan makalah ini, baik dari segi tata bahasa, tanda baca,
serta isi. Sehingga penulis secara terbuka menerima segala kritik dan saran yang
membangun.
Demikian yang dapat kami sampaikan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat
untuk masyarakat umumnya, dan untuk kami sendiri khusunya.

Semarang, 29 Oktober 2019

Tim Penyusun

5
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Triage sebagai pintu gerbang keperawatan pasien memegang peranan penting
dalam pengaturan darurat melalui pengelompokan dan memprioritaskan pasien
secara efisien sesuai dengan tampilan medis pasien. Triage adalah salah satu
persyaratan inti penyediaan perawatan darurat yang efektif dan telah terbukti
mengurangi angka kematian pasien (Dawail,2014). Triage adalah alat untuk
mengkategorikan pasien dan menilai keparahan dan urgensi dari kondisi pasien.
Tujuan triage adalah untuk menentukan seberapa cepat pasien membutuhkan evaluasi
dan perawatan medis (Nissena,2014).
Akurasi dalam triase sangat penting, ketajaman triage akan mempengaruhi
prioritas sumber daya medis yang terbatas diantara pasien akut membutuhkan
perawatan medis. Penilaian triage menjadi tantangan dan tanggung jawab untuk
perawat di IGD. Karena pasien diketahui dan berpotensi sangat serius pada penyakit,
ada tingkat ketidakpastian yang tinggi dan ketajaman yang mempersulit proses
penilaian (Wolf,2010). Meskipun temuan yang berbeda pada validitas dan reliabilitas
protokol triage dan sistem skoring, literatur mendukung penggunaan standar untuk
mengidentifikasi pasien yang beresiko. Triage telah memberi banyak manfaat pasien
dan perawat. Triage telah mampu menurunkan LOS, angka kesakitan bahkan
kematian. Meningkatkan kepuasan pasien di IGD, kompetensi perawat bisa
dikembangkan dari pelaksanaa triage.
Canadian Triage and Acuity Scale (CTAS) dikembangkan untuk
meningkatkan proses triase di bagian gawat darurat Kanada. Triase dan ketajaman
skala ini berawal pada Skala Triase Nasional yang dikembangkan oleh Fitzgerald dan
Jelinek di Australia. Melalui upaya Dr.Bob Beveridge, Canadian Triage and Acuity
Scale di kembangkan dan pertama kali di implementasikan di New Brunswick.
Kelompok Kerja Nasional Canadian Triage and Acuity diwakili oleh Dokter Darurat
dan perawat dari Asosiasi Darurat Kanada,Perwat Darurat Nasional Afilisasi dan
Bagian Canadian Pediatric Society pada pengobatan darurat. Kelompok ini
bertanggung jawab untuk pedoman pelaksanaan Canadian Triage and Acuity Scale
dan pelaksanaan Canadian Triage and Acuity Scale Nasional.

6
Canadian Triage and Acuity Scale digunakan untuk menetapkan tingkat
ketajaman untuk pasien dan agar lebih akurat dalam mendefinisikan perawatan untuk
kebutuhan pasien.Hal ini di dasarkan untuk membangun hubungan antar pasien untuk
mengkaji keluhan atau keluhan utama dan penyebab potensial seperti yang di
definisikan oleh pasien. Faktor-faktor lain ikut bermain dalam menentukan tingkat
ketajaman skala .Ini termasuk bagaimana penampilan pasien, tanda-tanda vital
mereka, persepsi rasa sakit, dan terkait gejala. Pasien adalah fokus dari sistem triase
ini karena upaya untuk menentukan waktu yang ideal di mana pasien harus dilihat.

1.2. Rumusan masalah


1.2.1. Apa yang dimaksud Canadia Triage Aquity System ?
1.2.2. Apa saja pengkajian triage ?
1.2.3. Apa saja penilaian dari triase ?

1.3. Tujuan
Dapat mengetahui gambaran mengenai triage dan bagaimana sistem dari
triage dalam konteks pemberian layanan kesehatan.

1.4. Manfaat
1.4.1. Untuk memberi informasi kepada pembaca mengenai CTAS.
1.4.2. Untuk menambah wawasan mengeani hal yang terdapat dalam CTAS.
1.4.3. Untuk mengetahui penilain dari CTAS.

7
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian
Triage adalah perawatan terhadap pasien yang didasarkan pada prioritas
pasien atau korban bersumber pada tingkat cedera, tingkat keparahan, prognosis dan
ketersediaan sumber daya. Pelaksanaan triage dapat menentukan kebutuhan terbesar
atau korban untuk segera menerima perawatan secepat mungkin. Tujuan dari triage
adalah untuk mengidentifikasi pasien yang membutuhkan tindakan resusitasi segera,
menetapkan pasien ke area perawatan untuk memprioritaskan dalam perawatan dan
untuk memulai tindakan diagnostik atau terapi. (Widya Addiarto, 2018)
CTAS adalah skala lima tingkat dengan tingkat keparahan tertinggi 1
resusitasi, dan Tingkat keparahan terendah 5 tidak mendesak. Kategori triase
terutama didasarkan pada waktu yang optimal untuk intervensi medis. Setiap tingkat
ada harapan bahwa pasien akan dilihat dan menerima pengobatan dalam jangka
waktu yang ditetapkan. Ini adalah dasar untuk mendefinisikan kinerja dari sistem
departemen darurat.
Meluasnya penggunaan CTAS telah di tunjukkan melalui utilitas. Proses
departemen triase darurat telah menjadi lebih objektif dan telah meningkatkan
kemampuan kita untuk mengelola banyak pasien. Ada beberapa studi antar
kesepakatan pengamat yang telah diterbitkan pada penggunaan CTAS.
2.2. Hal Penting Dalam CTAS
Instrument dari Canadian Triage and Acuity Scale yaitu upaya untuk lebih
akurat menentukan kebutuhan pasien untuk perawatan tepat waktu dan untuk
memungkinkan IGD untuk mengevaluasi tingkat ketajaman mereka, kebutuhan
sumber daya dan kinerja terhadap operasi "tujuan" tertentu. Tiga konsep penting yang
termasuk dalam desain skala ini:
1) utilitas
2) kehandalan, dan
3) validitas.

2.3. Tujuan Triase


1.Untuk dengan cepat mengidentifikasi pasien dengan keadaan mendesak,
dan kondisi yang mengancam kehidupan.
2.Untuk menentukan area pengobatan yang paling tepat untuk pasien yang
datang ke IGD.

8
3.Untuk mengurangi kemacetan di area perawatan darurat.
4.Untuk memberikan penilaian berkelanjutan pada pasien.
5.Untuk memberikan informasi kepada pasien dan keluarga tentang pelayanan
yang diharapkan dan waktu tunggu.
6.Untuk berkontribusi mengenai informasi yang membantu untuk
menentukan ketajaman departemen.
Akses cepat untuk pengkajian oleh penyedia layanan kesehatan meningkatkan
kepuasan pasien dan meningkatkan hubungan masyarakat. Sebuah sistem triase yang
efisien harus mengurangi kecemasan klien dan meningkatkan kepuasan dengan
mengurangi waktu tinggal dan waktu tunggu di IGD.
Faktor-faktor yang mempengaruhi desain triase dan operasi, termasuk:
 Jumlah kunjungan pasien
 Jumlah pasien yang membutuhkan intervensi cepat
 Ketersediaan jasa penyedia layanan kesehatan di area IGD
 Ketersediaan layanan khusus
 Isu-isu lingkungan, hukum dan administrasi
 Ketersediaan sumber daya perawatan komunitas
 Sistem komputer yang digunakan untuk ADT (admit/discharge/transfer) dan
perawatan pasien

2.4. Pengkajian Triase


Sementara pengkajian triase didasarkan pada "presentasi biasa" ini tidak
benar-benar ditentukan oleh keluhan utama. Pengalaman/intuisidari pemberi jasa
pelayanan kesehatan (apakah pasien terlihat sakit?) dan informasi lainnya yang
membantu untuk memperkirakan/menghitung tingkat keparahan (tanda-tanda vital,
PEFR, O2 saturasi, atau gejala: skala nyeri, serta gejala yang berhubungan) juga
dapat memodifikasi keputusan triase. Ada beberapa diagnosa yang muncul dalam 3-4
tingkat triase (cedera kepala, asma, gejala pernapasan, nyeri dada, dan gangguan
kejiwaan ...). Ini adalah refleksi dari fakta bahwa keparahan gejala (atau adanya
tanda-tanda terkait atau gejala seperti nyeri viseral dada dengan gejala terkait khas)
dan risiko (umur, jenis kelamin, sejarah masa lalu, co-morbiditas) mengubah
probabilitas kejadian sentinel dan kebutuhan untuk intervensi cepat.

9
Sebuah grup dokter gawat darurat dari Kanada mengembangkan 5-level
CTAS berdasarkan system Australasian. Bekerja sama dengan National Emergency
Nurses Affitation, skla tersebut diadopsi sebagai standar nasional Kanada dan telah
menjadi bagian dari data IGD yang secara berkala dilaporkan kepada pemerintah.
LEVEL WARNA NAMA WAKTU UNTUK
PENGKAJIAN
ULANG
1 Biru Resuscitation Perawatan terus
menerus
2 Merah Emergent 15 menit
3 Kuning Urgent 30 menit
4 Hijau Less urgent 60 menit
5 Putih Nonurgent 120 menit

Keluhan utama pasien ditentukan oleh perawat triase. Keluhan ini secara
otomatis menentukan level CTAS minimal sesuai keluhan spesifik, tetapi level ini
bisa berubah karena adanya variable pengubah pertama dan kedua. Variable
pengubah pertama terdiri dari tanda-tanda vital, tingkat kesadaran, level nyeri, dan
mekanisme cidera. Kemudian dikaji variable pengubah kedua yang spesifik terhadap
keluhan utama. Level CTAS ditetapkan berdasarkan tingkat tertinggi yang
terindentifikasi oleh salah satu variable pengubah. Penelitian membuktikan bahwa
CTAS merupakan alat ukur level kegawatan yang valid dan reliable.
Triase Kanada disebut dengan The Canadian Triage and Acuity Scale
(CTAS). Pertama kali dikembangkan tahun 1990 oleh dokter yang bergerak
dibidang gawat darurat. Konsep awal CTAS mengikuti konsep ATS, dimana
prioritas pasien disertai dengan waktu yang diperlukan untuk mendapatkan
penanganan awal. CTAS juga dilengkapi dengan rangkuman keluhan dan tanda
klinis khusus untuk membantu petugas melakukan identifikasi sindrom yang
dialami pasien dan menentukan level triase. Metode CTAS juga mengharuskan
pengulangan triase (retriage) dalam jangka waktu tertentu atau jika ada
perubahan kondisi pasien ketika dalam observasi. Pengambilan keputusan dalam
sistim CTAS berdasarkan keluhan utama pasien, dan hasil pemeriksaan tanda
vital yang meliputi tingkat kesadaran, nadi, pernafasan, tekanan darah, dan nyeri.

10
Penilaian dilakukan selama 2-5 menit, namun bila pasien dianggap kategori CTAS 1
dan 2, maka harus segera dikirim ke area terapi. Seperti ATS, CTAS juga
membuat batasan waktu berapa lama pasien dapat menunggu penanganan medis
awal. Batasan waktu yang ditetapkan masih memiliki kelonggaran (tabel 1) karena
kunjungan pasien yang tidak dapat diprediksi dan dibatasi adalah realitas yang
dihadapi oleh tiap unit gawat darurat.
Tabel 1. Indikator Keberhasilan Triase CTAS Berdasarkan waktu respon
Kategori CTAS Waktu untuk segera ditangani
1 Pasien dengan kategori ini 98% harus segera ditangani oleh dokter
2 Pasien dengan kategori ini 95% harus ditangani oleh dokter
dalam waktu 15 menit
3 Pasien dengan kategori ini 90% harus ditangani oleh dokter
dalam waktu 30 menit
4 Pasien dengan kategori ini 85% harus ditangani oleh dokter
dalam waktu 60 menit
5 Pasien dengan kategori ini 80% harus ditangani oleh dokter dalam
waktu 120 menit

2.5.Penilaian Triase
1. Keluhan utama: pernyataan pasien mengenai masalahnya
2. Validasi dan penilaian dari keluhan utama:
a) Subjektif: Onset/Proses/Durasi
 Kapan dimulai (waktu tepatnya)? Apa yang Anda lakukan ketika
mulai merasakannya?
 Berapa lama berlangsung?
 Apakah yang dirasakan datang dan pergi?
 Apakah masih terasa?
 Dimana masalahnya? Jelaskan karakter dan tingkat keparahan jika
begitu menyakitkan (skala Sakit).
 Radiasi?
 Faktor yang memberatkan atau meringankan?
 Jika masih merasakan sakit ataupun telang hilang: Karakter dan
intensitas (skala nyeri) untuk didokumentasikan.

11
 Riwayat yang sama?
b) Objektif: merupakan bagian dari pengkajian triase dapat ditangguhkan
untuk area pengobatan jika pasien membutuhkan akses cepat untuk
perawatan/ intervensi (Tingkat I, II, III).
 Penampilan fisik - warna, kulit, kegiatan Tingkat distress: distress
berat; NAD (tidak ada distress akut)
 Respons emosional: cemas, acuh tak acuh
 Lengkapi Tanda Vital jika waktu memungkinkan atau diperlukan
untuk pengkajian mengenai tingkat triase (Level III, IV, V).
 Penilaian fisik
c) Informasi tambahan:
 Alergi
 Obat

2.6 Kelebihan CTAS ( Canadian Triage And Acuity System )

Ada sedikitnya tiga alasan mengapa CTAS ( Canadian Triage and


AcuityScale ) lebih cocok diterapkan di sebagian besar IGD di Indonesia.
Pertama, perawat triase dipandu untuk melihat kondisi dan keparahan tanpa
harus menunggu intervensi dokter. Alasan kedua, pertimbangan pemakaian
sumber daya memungkinkan IGD memperkirakan utilisasi tempat tidur.
Ketiga, sistem triase CTAS (Canadian Triage and AcuityScale
)menggunakan skala nyeri 1-10 dan pengukuran tanda vital yang secara
umum dipakai di Indonesia.

12
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Instrument dari Canadian Triage and Acuity Scale yaitu upaya untuk lebih
akurat menentukan kebutuhan pasien untuk perawatan tepat waktu dan untuk
memungkinkan IGD untuk mengevaluasi tingkat ketajaman mereka, kebutuhan
sumber daya dan kinerja terhadap operasi "tujuan" tertentu. Tiga konsep penting yang
termasuk dalam desain skala ini: 1) Utilitas; 2) Relevansi dan 3) Validitas.

13
DAFTAR PUSTAKA

Addiarto, widya. 2018 . strategi terkini simulasi bencana dengan media tabletop
bisaster exercise.
Beveridge RC: The Canadian Triage dan ketajaman Skala: A New dan Kritis
Elemen di Reformasi Kesehatan. J. Emerg. Med 1998; 16: 507-511.
Beveridge RC, Ducharme J, Janes L, Beaulieu S, Walter S: Keandalan dari Kanada
Darurat Departemen Triage dan ketajaman Perjanjian Interrate. Ann Emerg Med
Agustus 1999; 34: 155-159.

14
SOAL KASUS
1. seorang perawat sedang dinas di Ugd, tiba-tiba dataang 5 orang pasien
bersamaan dengan kondisi pasien A laki-laki berusia 45tahun riwayat penyakit
jantung mengeluh nyeri dada. Pasien B berusia 27tahun mengalami serangan asma.
Pasien C laki-laki berusia 38tahun tidak berrespon terhadap nyeri. Pasien D laki-laki
berusia 32tahun mengalami fraktur terbuka di daerah tibia fibul. Pasien E berusia
54tahun terdapat luka di bagian dahinya.manakah pasien yang harus mendapatkan
prioritas penanganan segera? Jelaskan alassan anda memperioritaskan pasien
tersebut?

2. seorang laki laki berusia 65 tahun, datang ke UGD mengeluh nyeri dada
menjalar ke lengan kiri frekuensi nafas 32x/menit, frekuensi nadi 120x/menit,
tekanan darah 150/100mmHg. Anda adalah petugas triage di IGD. Berapa level triage
ESI yang tepat pada pasien tersebut? Jelaskan alasan anda memilih level tersebut?

3. seorang laki laki berusia 54tahun datang ke IGD, di antar keluarga karna
mengalami penurunan kesadaran GCS II, respon terhadap nyeri. Pasien mengalami
riwayat DM sejak 3 tahun yang lalu. Berapa level triage ATS yang tepat pada pasien
tersebut? Jelaskan alasan anda memilih level tersebut?

4. seorang laki laki berusia 20 tahun datang ke IGD karna terjatuh saat
mengendarai sepeda motor. Menurut keterangan, korban mengalami kecelakaan
tunggal dan terpleset di tikungan jalan. Terdapat luka ringan, lecet lecet. Berapakah
level triage PACS yang tepat pada pasien tersebut? Jelaskan alasan anda memilih
level tersebut?

5. seorang laki laki berusia 24tahun di bawa ke ugd karna mengalami fraktur
cruris kiri terbuka pada 1/3 medial dan darah masih mengalir. Klien juga mengalami
vulnus laterasi pada lengan kiri. Sepanjang 10cm dan darah terus mengalir. Hasil
pemeriksaan 24x/menit dan frekuensi nadi 100x/menit. Klien mengeluh nyeri hebat
pada tungkai yang mengalami fraktur. Perawat UGD bertugas melakukan triage.
Berapa level triage ESI yang tepat untuk pasie? Jelaskan alasan anda memilih level
tersebut?

15
Jawab :
1. menurut kelompok kami yang lebih di dahulukan dari kasus di atas adalah kasus
pasien C tidak berespon terhadap nyeri karena kemungkinan kondisi pasien tersebut
kritis GCS 1-1-1 (koma) dan harus segera dilakukan tindakan gawat darurat, masuk
jalur merah.
2. termasuk dalam triage ESI 2 karena kondisi pasien termasuk dalam keadaan gawat
darurat sehingga harus membutuhkan tindakan yang sifatnya segera dan tidak dapat
ditunda.
3. termasuk dalam triage ATS level 2 yaitu pasien mendapatkan pengobatan
perawatan waktu tunggu maksimum 10 menit, karena pasien tersebut walaupun
mengalami penurunan kesadaran tetapi GCS II dan masih berespon terhadap nyeri.
4. Termasuk level triage PACS 3, Alasanya karena pasien hanya mengalami luka
ringan dan lecet-lecet sehingga masuk dalam kategori triage PACS 3 yang mana
merupakan kategori pasien-pasien sakit akut, moderate, mampu berjalan dan tidak
beresiko kolaps.
5. termasuk dalam triage ESI 2 karena dilihat dari kondisi pasien termasuk dalam
keadaan gawat darurat sehingga harus membutuhkan tindakan yang sifatnya segera
dan tidak dapat ditunda.

16

Anda mungkin juga menyukai