Anda di halaman 1dari 12

Presented by

Rusmilusi Ratna Sari


Syifa Nabila
Menurut Depkes tahun 2006 dalam buku
pedoman PPGD menyatakan sistem Penanggulangan
Gawat Terpadu adalah sistem yang merupakan
koordinasi berbagai unit kerja (multi sektor) dan
didukung berbagai kegiatan profesi (multi disiplin
dan multi profesi) untuk menyelenggarakan
pelayanan terpadu bagi penderita gadar baik dalam
keadaan bencana maupun sehari-hari. pelayanan
medis sistem ini terdiri 3 subsistem yaitu pelayanan
pra RS, RS dan antar RS dan memiliki 8 komponen
SPGDT bertujuan untuk tercapainya suatu
pelayanan kesehatan yang optimal, terarah dan
terpadu bagi setiap anggota masyarakat yang berada
dalam keadaan gawat darurat. Upaya pelayanan
kesehatan pada penderita gawat darurat pada
dasarnya mencakup suatu rangkaian kegiatan yang
harus dikembangkan sedemikian rupa sehingga
mampu mencegah kematian atau cacat yang
mungkin terjadi (Depkes, 2006).
1. Komponen/ Fase Deteksi
Fase ini dapat dideteksi dimana sering terjadi
kecelakaan seperti Kecelakaan Lalu Lintas (KLL), derah
bekerja di pabrik yang berbahaya, tempat
olahraga/main anak sekolah yang tidak memenuhi
syarat, gedung umum mana rawan terjadi
rubuh/konstruksi tidak sesuai dengan kondisi tanah,
daerah mana rawan terjadi gempa.
2. Fase Supresi
Kalau kita dapat mendeteksi apa yang
menyebabkan kecelakaan atau yang dapat terjadi
bencana/korban missal mak kita dapat melakukan
supresi :
 Perbaikan konstruksi jalan (Engineering)
 Pengetahuan peraturan lalu lintas (Enforcement)
 Perbaikan kualitas helm
3. Sistem Pelayanan Medik Pra Rumah Sakit
Rosita,(2002) menjelaskan komponen Pra Rumah
Sakit ( Luar Rumah Sakit ) meliputi:
a. Upaya Peningkatan Pengetahuan dan Keterampilan
Orang Awam dan Petugas Kesehatan (Sub-Sistem
Ketenagaan)
b. Upaya Pelayanan Transportasi Penderita Gawat
Darurat (Sub-Sistem Transportasi)
c. Upaya Pelayanan Komunikasi Medik untuk
Penanggulangan Penderita Gawat Darurat (Sub-
Sistem Komunikasi)
4. Sistem Pelayanan Medik Antar RS terdiri dari:
a. Jejaring rujukan dibuat berdasar kemampuan RS
dalam kualitas dan kuantitas.
b. Evakuasi. Antar RS dan dari pra RS ke RS.
c. Sistem Informasi Manajemen, SIM. Untuk
menghadapi kompleksitas permasalahan dalam
pelayanan.
d. Koordinasi dalam pelayanan terutama rujukan,
diperlukan pemberian informasi keadaan pasien
dan pelayanan yang dibutuhkan sebelum pasien
ditranportasi ke RS tujuan.
5. Fase Rumah Sakit
a. Upaya Pelayanan Penderita Gawat Darurat di Unit
Gawat Darurat Rumah Sakit (Sub-Sistem Pelayanan
Gawat Darurat)
b. Unit Pelayanan Intensif / ICU
ICU adalah ruang rawat rumah sakit dengan staf
dan perlengkapan khusus ditujukan untuk
mengelola pasien dengan penyakit, trauma atau
komplikasi yang mengancam jiwa.
6. Fase Rehabilitasi
 Semua penderita yang cedera akibat kecelakaan
maupun bencana harus dilakukan rehabilitasi
secara mental maupun fisik sehingga mereka dapat
kemabli berfungsi di dalam kehidupan masyarakat
SPGDT dalam Penanggulangan Bencana
Dalam penanggulangan bencana ada beberapa
prinsip yang harus disepakati (Sudrajat, 2006):
- Penanggulangan bencana adalah eskalasi
penanggulangan gawat darurat sehari-hari
- Penanggulangan bencana tidak akan berhasil kalau
penanggulanagn gawat darurat sehari-hari buruk
- Bencana dapat terjadi di daerah “Urban” atau daerah
“Rural”
Bencana dapat terjadi :
 Di rumah sakitnya sendiri
 Korban bencana di bawa ke UGD/RS
 Bencana dalam kota (Urban)
 Bencana di luar (Rural)
 Bencana di luar pulau (Regional)
 Bencana Nasional
 Bencana Huru-hara/Perang
Thank you

Anda mungkin juga menyukai