Anda di halaman 1dari 27

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN

DENGAN OSTEOARTHRITIS

KELOMPOK: 1
AHMAD ZUHDI
AMALIA FAJRINA
CUT BUDIAN
DEFINISI

Osteoartritis merupakan penyakit sendi degeneratif yang


berkaitan dengan kerusakan kartilago sendi. Fetebrata, panggul,
lutut dan pergelangan kaki yang paling sering terkena OA.
(Sudoyo Aru, dkk: 2009)
Osteoartritis yang dikenal sebagai penyakit sendi degeneratif
atau osteoartrosis (sekalipun terdapat inflamasi) merupakan
kelainan sendi yang paling sering ditemukan dan kerap kali
menimbulkan ketidakmampuan (disabilitas). (Smeltzer C,
Suzanne. 2002)
Osteoartritis adalah gangguan sendi yang bersifat
kronis disertai kerusakan tulang dan sendi berupa
disentegrasi dan pelunakan progresif yang diikuti
dengan pertambahan pertumbuhan pada tepi tulang dan
tulang rawan sendi yang disebut osteofit, fibrosis dan
kapsul sendi. Kelainan ini timbul akibat mekanisme
abnormal proses penuaan, trauma atau kelainan lain
yang menyebabkan kerusakan tulang rawan sendi.
Keadaan ini tidak berkaitan dengan faktor sistemik atau
infeksi.
KLASIFIKASI
Osteoartritis diklasifikasikan menjadi:
 Tipe primer (idiopatik)
 Tipe sekunder

Menurut Kellgren dan Lawrence, secara radiologis Osteoartritis di klasifikasikan :

Grade Keterangan
Grade 0 Normal
Grade 1 Meragukan, dengan gambaran sendi normal, terdapat osteofit
minim
Grade 2 Minimal, osteofit sedikit pada tibia, patella dan permukaan sendi
mnyempit asimetris.
Grade 3 Moderate, adanya osteofit moderate pada beberapa tempat,
permukaan sendi menyepit, dan tampak sklerosis subkondral.
Grade 4 Berat, adanya osteofit yang besar, permukaan sendi menyempit
secara komplit, sklerosis subkondral berat, dan kerusakan
permukaan sendi.
ETIOLOGI OSTEOASTRITIS

1. Umur 7. Kepadatan tulang dan

2. Jenis Kelamin. pengausan (wear and tear)

3. Genetik 8. Akibat penyakit radang

4. Suku. sendi lain

5. Kegemukan 9. Joint Mallignment

6. Cedera sendi 10. Penyakit endokrin


11. Deposit pada rawan sendi
PATOFISOLOGI
MANIFESTASI OSTEOARTRITIS

1. Rasa nyeri pada sendi


2. Kekakuan dan keterbatasan gerak
3. Peradangan
4. Mekanik
5. Pembengkakan Sendi
6. Deformitas
7. Gangguan Fungsi
PENATALAKSANAAN
1. Tindakan preventif
 Penurunan berat badan
 Pencegahan cedera
 Screening sendi paha
 Pendekatan ergonomik untuk memodifikasi stres akibat kerja
2. Farmakologi : obat NSAID bila nyeri muncul
3. Terapi konservatif: kompres hangat, mengistirahatkan sendi,
pemakaian alat-alat ortotik untuk menyangga sendi yang mengalami
inflamasi
4. Irigasi tidal (pembasuhan debris dari rongga sendi), debridemen
artroscopik.
5. Pembedahan: artroplasti
PEMERIKSAAN PENUNJANG
 Untuk OA tidak ada pemeriksaan laboratorium yang
diagnostik, tetapi pemeriksan laboratorium yang spesifik dapat
membantu mengetahui penyakit yang mendasari pada OA
sekunder.
 Dengan uji serologik dengan pendeteksian di dalam cairan
sinovium dan/ serum adanya makromolekul (mis,
glikosaminoglikan) yang dilepas oleh tulang rawan / tulang
yang mengalami degenerasi.
 Sinar-X.
 Tes darah.
 Analisa cairan engsel
 Artroskopi
 Foto Rontgent
KOMPLIKASI

Terdapat dua macam komplikasi yaitu:


 Komplikasi Kronis
Komplikasi kronis berupa malfungsi tulang yang signifikan, yang
terparah ialah terjadinya kelumpuhan.
 Komplikasi Akut
1. Micrystaline arthrophy
2. Osteonekrosis
3. Ruptur Baker cyst
4. Bursitis
5. Symtomatic Meniscal Tear
PENCEGAHAN
1. Konsumsi makanan sehat seperti buah-buahan, sayur dan kacang-
kacangan
2. Minum obat yang direkomendasikan dokter.
3. Pertimbangkan untuk menggunakan alat bantu saat beraktivitas untuk
mengurangi bahaya.
4. Jaga gerakan yang dapat menyebabkan cidera tulang.
5. Jika mengangkat benda, usahakan beban terbagi merata pada seluruh
sambungan tulang.
6. Pilih sepatu yang tepat.
7. Ketahui batas kemampuan gerakan dan kemampuan mengangkat beban.
8. Teknik relaksasi juga dapat membantu, seperti mengambil napas dalam
dan hipnosis.
ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian
 Identifikasi klien
Terdiri dari nama, jenis kelamin, usia, status perkawinan, agama,
suku bangsa, pendidikan, bahasa yang digunakan, pekerjaan dan
alamat.
 Riwayat Kesehatan
 Adanya keluhan sakit dan kekakuan pada tangan, atau pada
tungkai.
 Perasaan tidak nyaman dalam beberapa periode/waktu sebelum
pasien mengetahui dan merasakan adanya perubahan pada sendi.
 Pemeriksaan Fisik
 Inspeksi dan palpasi persendian untuk masing-masing sisi (bilateral),
amati warna kulit, ukuran, lembut tidaknya kulit, dan pembengkakan.
 Lakukan pengukuran passive range of mation pada sendi-sendi sinovial
• Catat bila ada deviasi (keterbatasan gerak sendi)
• Catat bila ada krepitasi
• Catat bila terjadi nyeri saat sendi digerakkan
• Lakukan inspeksi dan palpasi otot-otot skelet secara bilateral
• Catat bila ada atrofi, tonus yang berkurang
• Ukur kekuatan otot
• Kaji tingkat nyeri, derajat dan mulainya
• Kaji aktivitas/kegiatan sehari-hari
 Riwayat Psiko Sosial
Pasien dengan OA mungkin merasakan adanya kecemasan
yang cukup tinggi apalagi pada pasien yang mengalami
deformitas pada sendi-sendi karean ia merasakan adanya
kelemahan-kelemahan pada dirinya dan merasakan kegiatan
sehari-hari menjadi berubah.
 Diagnosa
1. Nyeri akut berhubungan dengan peradangan sendi.

 Batas karakteristik :
1. Perubahan selera makan

2. Perubahan tekanan darah

3. Perubahan frekwensi jantung

4. Perubahan frekwensi pernafasan

5. Laporan isyarat

6. Diaphoresis

7. Prilaku distraksi
NOC:
 Pain level
 Pain control
 Konfort level

 kriteria hasil:
1. Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu menggunakan
teknik non-farmakologi untuk mengurangi nyeri, mencari bantuan)
2. Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan meng-gunakan managemen
nyeri
3. Mampu mengenali nyeri (skala intensitas, frekuensi dan tanda nyeri)
nyatakan rasa aman setelah nyeri berkurang
4. Nyatakan rasa aman setelah nyeri berkurang
NIC
 Pain manajemen
1. lakukan pengkajian nyeri secara komperensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi
2. obserfasi reaksi nonferbal dari ketidak nyamanan
3. gunakan teknik komunikasi terapetik untuk mengetahui pengalaman nyeri pasien
4. kaji kultur yang mempengaruhu respon nyeri
5. evaluasi pengalaman nyeri masa lampau
6. evaluasi bersama pasien dan tim kesehatan lain tentang ketidak efektifan kontrol
nyeri masa lampau
7. bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan menemukan dukungan
8. kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan,
percahayaan dan kebeisingan.
9. Kurang faktor presipitasi nyeri
10. Pilih dan lakukan penanganan nyeri (farmakologi, nonfarmakologi dan
interpersonal)
11. Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan interfensi
12. Ajarkan tentang teknik nonfarmakologi
13. Berikan anakgetik untuk mengurangi nyeri
14. Evaluasi keefektifan kontrol nyeri
15. Tingkatkan istirahat
16. Kolaborasikan dengan dokter jika ada keluhan dan tindakan nyeri tidak berhasil
17. Monitor penerimaan pasien tentang manajemen nyeri
 ANALGESIK ADMINISTRATION
1. Tentukan lokasi, karakteristik, kualitas dan derajat nyeri
sebelum pemberian obat
2. Instruksi dokter tentang jenis obat, dosis, frekuensi.
3. Cek riwayat alergi
4. Pilih analgesik yang diperlukan atau kombinasi dari
analgesik ketika pemberian lebih dari satu
5. Tentukan pilihan analgesik tergantung tipe dan beratnya
nyeri
DIAGNOSA
2. Hambatan mobilitas fisik
7. Keterbatasan kemempuan
 Batasan karakteristik:
melakukan keterampilan
1. Penurunan waktu reaksi
motorik halus
2. Kesulitan membolak balik
8. Keterbatasan kemempuan
posisi
keterampilan motorik kasar
3. Melakukan aktivitas lain
9. Keterbatasan rentang per-
sebagai pengganti per-gerakan
gerakan sendi
4. Dispnea setelah ber-aktivitas
10. Tremor akibat pergerakan
5. Perubahn cara berjalan
11. Ketidakstabilan postur
6. Gerakan bergetar
12. Pergerakan lambat
13. Pergerakan tidak ter-koordinasi
NOC
 Joint movement:active  Kriteria Hasil :
 Mobility level 1. Klien meningkat dalam aktivitas
 Self care : ADls fisik
 Transfer performance 2. Mengerti tujuan dari peningkatan
mobilitas
3. Memverbalisasikan perasaan
dalam meningkatkan kekuatan
dan kemampuan berpindah
4. Memperagakan penggunaan alat
bantu untuk mobilisasi (walker)
NIC
 Exercise therapy : ambulation
1. Monitoring vital sign sebelum/ sesudah latihan dan lihat respon
pasien saat latihan.
2. Konsultasikan dengan terapi fisik tentang rencana ambulasi sesuai
dengan kebutuhan
3. Bantu klienuntuk menggunakan tongkat saat berjalan dan cegah
terhadap cedera
4. Ajarkan pasien tenaga kesehatan lain tentang teknik ambulasi
5. Kaji kemampuan klien dalam mobilisasi
6. Latih pasien dalam pemenuhan kebutuhan ADLs secara mandiri
sesuai kemampuan
7. Damping dan bantu klien saat mobilisasi dan bantu penuhi
kebutuhan ADls ps
8. Berikan alat bantu jika klien memerlukan
9. Ajarkan pasien bagaimana merubah posisi dan berikan bantuan jika
diperlukan.
 Diagnosa
3. Gangguan citra tubuh

 Batasan karakteristik :
1. Perilaku mengenali tubuh individu
2. Perilaku menghindari tubuh individu
3. Perilaku memantau tubuh individu
4. Respon nonverbal terhadap perubahan actual pada tubuh
5. Mengungkapkan perasaan yang mencerminkan perubahan pandangan
tentang tubuh individu
6. Mengungkapkan persepsi yang mencerminkan perubahan individu dalam
penampilan
NOC
 Body image
 Self esteem

 Kriteria Hasil :
1. Body image positif
2. Mampu mengidentifikasi ke-kuatan personal
3. Mendiskripsikan secara factual perubahan fungsi tubuh
4. Mempertahankan interaksi sosial
NIC
 Body image enhancement
1. Kaji secara verbal dan non verbal
2. Respon klien terhadap tubuhnya
3. Monitor frenkwensi mengkritik dirinya
4. Jelaskan tentang pengobatan, perawatan, kemajuan dan
prognosis penyakit
5. Dorong klien mengungkapkan perasaannya
6. Identifikasi arti pengurangan melalui alat bantu
7. Fasilitasi kontak dengan individu lain dalam kelompok
kecil
 Diagnosa
4. Defesiensi pengetahuan

 Batasan karakteristik :
1. Prilaku hiperbola
2. Ketidakakurati mengiutui perintah
3. Ketidakakurati melakukan tes
4. Pengkapan masalah
NOC
 Knowledge: disease process
 Knowledge: health behavior

 Kriteria hasil :
1. Pasien dan keluarga mengatakan pemahaman tentang
penyakit, kondisi, prognosis, dan program pengobatan
2. Pasien dan keluarga mampu melaksanakan prosedur yang
dijelaskan secara benar
3. Pasien dan keluarga mampu menjelaskan kembali apa yang
dijelaskan perawat/ tim kesehatan lainnya.
NOC
 Teaching: disease process

1. Berikan penilaian tingkat pengetahuan pasien tentang proses penyakit yang

spesifik
2. Jelaskan patofisiologi dari penyakt dan bagaimana hal ini berhubungan dengan

anatomi dan fisiologi, dengan cara yang tepat.


3. Gambarkan tanda dan gejala yang biasa muncul pada penyakit, dengan cara yang

tepat
4. Gambarkan proses dari penyakit, dengan cara yang tepat

5. Identifikasi kemungkinan penyebab, dengan cara yang tepat

6. Sediakan informasi pada pasien tentang kondisi, dengan cara yang tepat

7. Diskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin diperlukan untuk mencegah

komplikasi di masa yang akan datang dan atau proses pengontrolan penyakt
8. Diskusikan pilihan terapi atau penanganan

9. Dukung pasien untuk mengeksplorasi atau mendapatkan second opinion dengan

cara yang tepat atau diindikasikan


10. Rujuk asien pada group atau agensi di komunitas local, dengan cara yang tepat

11. Instruksikan pasien mengenai tanda dan gejala untuk melaporkan pada pemberi

perawatan kesehatan, dengan cara yang tepat

Anda mungkin juga menyukai