II. Etiologi
Etiologi tidak diketahui dengan jelas tetapi ada beberapa faktor predisposisi, diantaranya :
a. Akibat kelainan pertumbuhan sejak lahir
b. Trauma akibat kecelakaan
c. Trauma akibat pembedahan ortopedi
d. Terjadi infeksi di sekitar sendi
III. Patofisiologi
Penyebab terjadinya dislokasi sendi ada tiga hal yaitu karena kelainan congenital yang
mengakibatkan kekenduran pada ligamen sehingga terjadi penurunan stabilitas sendi. Dari
adanya traumatic akibat dari gerakan yang berlebih pada sendi dan dari patologik karena adanya
penyakit yang akhirnya terjadi perubahan struktur sendi. Dari 3 hal tersebut, menyebabkan
dislokasi sendi. Dislokasi mengakibatkan timbulnya trauma jaringan dan tulang, penyempitan
pembuluh darah, perubahan panjang ekstremitas sehingga terjadi perubahan struktur. Dan yang
terakhir terjadi kekakuan pada sendi. Dari dislokasi sendi, perlu dilakukan adanya reposisi
dengan cara dibidai.
IV. Klasifikasi
1. Dislokasi congenital
Terjadi sejak lahir akibat kesalahan pertumbuhan.
2. Dislokasi patologik
Akibat penyakit sendi dan atau jaringan sekitar sendi.
3. Dislokasi traumatic
Kedaruratan ortopedi (pasokan darah, susunan saraf rusak dan mengalami stress berat, kematian
jaringan akibat anoksia) akibat oedema (karena mengalami pengerasan)
V. Manifestasi Klinis
1. Nyeri
2. Perubahan kontur sendi
3. Perubahan panjang ekstremitas
4. Kehilangan mobilitas normal
5. Perubahan sumbu tulang yang mengalami dislokasi
6. Deformitas
7. Kekakuan
1. Tampak adanya perubahan kontur sendi pada ekstremitas yang mengalami dislokasi
2. Tampak perubahan panjang ekstremitas pada daerah yang mengalami dislokasi
3. Adanya nyeri tekan pada daerah dislokasi
4. Tampak adanya lebam pad dislokasi sendi
I. Pengkajian
Pemeriksaan fisik
Tanda – tanda vital (Nadi,Temp,RR,TD)
Keadaan Fisik (IPPA)
- Pemeriksaan neurologis
- Ekstremitas (atas dan bawah )
Pemeriksaan penunjang
- Foto X-ray
- Foto rontgen
Data Subyektif :
- Terjadi kekauan pada sendi
- Adanya nyeri pada sendi
Data Obyektif :
- Perubahan panjang ekstremitas
- Sulit menggerakkan ekstremitas
- Meringis
- Foto rontgen menunjukkan tulang lepas dari sendi
II. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan pergeseran sendi ditandai dengan adanya trauma jaringan dan
tulang
2. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan pergesaran sendi ditandai dengan kekakuan pada
sendi
3. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan dilakukannya reposisi ditandai dengan
pembidaian
4. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan panjang ekstremitas ditandai dengan
perubahan postur tubuh
5. Risiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan dilakukannya reposisi ditandai dengan
pembedaian
6. Risiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan terjepitnya pembuluh darah ditandai
dengan edema
III. Rencana Tindakan
Mencegah
terjadinya
Observasi keadaan kulit kontraktur.
Penekanan terus-
Berikan perawatan kulit menerus
dengan cermat seperti menimbulkan
massage dan memberi dekubitus.
pelembab ganti linen
atau pakaian yang
basah. Mencegah secara
dini dekubitus.
Kolaborasi :
Koordinasikan aktivitas Meningkatkan
dengan ahli sirkulasi dan
physioterapi. elastisitas kulit
dan menurunkan
dekubitus.
Kolaborasi
penanganan
physiotherapy.
IV. Evaluasi
No. Dx Evaluasi
1 Nyeri berkurang
2 Dapat melakukan mobilitas secara normal
DAFTAR PUSTAKA
http://askep-askeb-kita.blogspot.com/
KONSEP DASAR PENYAKIT
I. Definisi
Dislokasi adalah keadaan dimana tulang-tulang yang membentuk sendi tidak lagi berhubungan
secara anatomis (tulang lepas dari sendi) (Brunner&Suddarth)
Dislokasi adalah keluarnya (bercerainya) kepala sendi dari mangkuknya, dislokasi merupakan
suatu kedaruratan yang membutuhkan pertolongan segera. (Arif Mansyur, dkk. 2000)
II. Etiologi
Etiologi tidak diketahui dengan jelas tetapi ada beberapa faktor predisposisi, diantaranya :
a. Akibat kelainan pertumbuhan sejak lahir
b. Trauma akibat kecelakaan
c. Trauma akibat pembedahan ortopedi
d. Terjadi infeksi di sekitar sendi
III. Patofisiologi
Penyebab terjadinya dislokasi sendi ada tiga hal yaitu karena kelainan congenital yang
mengakibatkan kekenduran pada ligamen sehingga terjadi penurunan stabilitas sendi. Dari
adanya traumatic akibat dari gerakan yang berlebih pada sendi dan dari patologik karena adanya
penyakit yang akhirnya terjadi perubahan struktur sendi. Dari 3 hal tersebut, menyebabkan
dislokasi sendi. Dislokasi mengakibatkan timbulnya trauma jaringan dan tulang, penyempitan
pembuluh darah, perubahan panjang ekstremitas sehingga terjadi perubahan struktur. Dan yang
terakhir terjadi kekakuan pada sendi. Dari dislokasi sendi, perlu dilakukan adanya reposisi
dengan cara dibidai
IV. Klasifikasi
1. Dislokasi congenital
Terjadi sejak lahir akibat kesalahan pertumbuhan.
2. Dislokasi patologik
Akibat penyakit sendi dan atau jaringan sekitar sendi.
3. Dislokasi traumatic
Kedaruratan ortopedi (pasokan darah, susunan saraf rusak dan mengalami stress berat, kematian
jaringan akibat anoksia) akibat oedema (karena mengalami pengerasan)
V. Manifestasi Klinis
1. Nyeri
2. Perubahan kontur sendi
3. Perubahan panjang ekstremitas
4. Kehilangan mobilitas normal
5. Perubahan sumbu tulang yang mengalami dislokasi
6. Deformitas
7. Kekakuan
1. Tampak adanya perubahan kontur sendi pada ekstremitas yang mengalami dislokasi
2. Tampak perubahan panjang ekstremitas pada daerah yang mengalami dislokasi
3. Adanya nyeri tekan pada daerah dislokasi
4. Tampak adanya lebam pad dislokasi sendi
I. Pengkajian
Pemeriksaan fisik
Tanda – tanda vital (Nadi,Temp,RR,TD)
Keadaan Fisik (IPPA)
- Pemeriksaan neurologis
- Ekstremitas (atas dan bawah )
Pemeriksaan penunjang
- Foto X-ray
- Foto rontgen
Data Subyektif :
- Terjadi kekauan pada sendi
- Adanya nyeri pada sendi
Data Obyektif :
- Perubahan panjang ekstremitas
- Sulit menggerakkan ekstremitas
- Meringis
- Foto rontgen menunjukkan tulang lepas dari sendi
II. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan pergeseran sendi ditandai dengan adanya trauma jaringan dan
tulang
2. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan pergesaran sendi ditandai dengan kekakuan pada
sendi
3. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan dilakukannya reposisi ditandai dengan
pembidaian
4. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan panjang ekstremitas ditandai dengan
perubahan postur tubuh
5. Risiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan dilakukannya reposisi ditandai dengan
pembedaian
6. Risiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan terjepitnya pembuluh darah ditandai
dengan edema
III. Rencana Tindakan
Mencegah
terjadinya
Observasi keadaan kulit kontraktur.
Penekanan terus-
Berikan perawatan kulit menerus
dengan cermat seperti menimbulkan
massage dan memberi dekubitus.
pelembab ganti linen
atau pakaian yang
basah. Mencegah secara
dini dekubitus.
Kolaborasi :
Koordinasikan aktivitas Meningkatkan
dengan ahli sirkulasi dan
physioterapi. elastisitas kulit
dan menurunkan
dekubitus.
Kolaborasi
penanganan
physiotherapy.
IV. Evaluasi
No. Dx Evaluasi
1 Nyeri berkurang
2 Dapat melakukan mobilitas secara normal
DAFTAR PUSTAKA
http://askep-askeb-kita.blogspot.com/