Anda di halaman 1dari 12

OSTEOPOROSIS

KELOMPOK 4 :

Desty Ramadina
Dira Ramdayani
Feby Ayunda Mutiara
Intan Rosmita Dewi
Nabila Mutia Yasmin
Putri Lestari
Silvia Pangestuti
Sri Lestari
PENGERTIAN
Osteoporosis adalah suatu kondisi berkurangnya massa tulang secara
nyata yang berakibat pada rendahnya kepadatan tulang, sehingga
tulang menjadi keropos dan rapuh. Tulang yang mudah patah akibat
Osteoporosis adalah tulang belakang, tulang paha, dan tulang
pergelangan tangan.

“Osto” = tulang
“porosis” = keropos

(Endang Purwoastuti : 2009).


ETIOLOGI

Faktor genetik Perbedaan genetic mempunyai pengaruh terhadap kepadatan tulang.

Beban mekanik yang berat akan mengakibatkan massa otot besar dan
Faktor mekanik juga massa tulang yang besar.
1. Determinan Massa Tulang Faktor makanan & Pada seseorang dengan pertumbuhan hormon dengan nutrisi yang
(Usia Dewasa) cukup (protein dan mineral), pertumbuhan tulang akan mencapai
hormon
maksimal sesuai dengan pengaruh genetic yang bersangkutan.

Factor genetic berpengaruh terhadap resiko terjadinya


Faktor genetik fraktur.

Aktifitas fisik akan menurun dan karena massa tulang


merupakan fungsi beban mekanik, massa tulang tersebut
2. Determinan Pengurangan Massa Tulang Faktor mekanik pasti akan menurun dengan bertambahnya usia.
(Usia Lansia)
Kekurangan kalsium, protein dan ekstrogen serta
mengkonsumsi kopi, rokok dan alkohol dapat
Faktor lain menyebabkan osteoporosis.
MANIFESTASI KLINIS

1. Nyeri dengan atau tanpa adanya fraktur yang nyata


2. Nyeri timbul secara mendadadak
3. Nyeri dirasakan ringan pada pagi hari (bangun tidur)
4. Nyeri akan bertambah karena melakukan aktifitas atau pekerjaan sehari-hari
atau karena pergerakan yang salah
5. Rasa sakit karena oleh adanya fraktur pada anggota gerak
6. Rasa sakit karena adanya kompresi fraktur pada vertebra
7. Rasa sakit hebat yang terlokalisasi pada daerah vertebra
8. Rasa sakit akan berkurang apabila pasien istirahat di tempat tidur.
PATOFISIOLOGI

Genetik, nutrisi, gaya hidpu (merokok, minum kopi), dan aktifitas fisik mempengaruhi
puncak massa tulang. Kehilangan karena usia mulai segera setelah tercapai puncaknya
massa tulang.

Menghilangnya estrogen pada saat menopause mengakibatkan percepatan resorbsi tulang


dan berlangsung terus selama tahun-tahun pasca menopause.

Faktor nutrisi mempengaruhi pertumbuhan osteoporosis. Vitamin D penting untuk


absorbsi kalsium dan untuk mineralisasi tulang normal. Asupan kalsium dan vitamin D yang
tidak mencukupi selama bertahun-tahunmengakibatkanpengurangan massa tulang dan
pertumbuhan osteoporosis.
KOMPLIKASI

1. Fraktur spontan ketika tulang kehilangan densitasnya dan


menjadi rapuh serta lemah.
2. Syok, perdarahan, atau emboli lemak (komplikasi fraktur yang
fatal).

(Kowalak, 2011).
PENATALAKSANAAN

1. Diet kaya kalsium dan vitamin D dengan peningkatan asupan kalsium pada
permulaan umur pertengahan dapat melindungi terhadap demineralisasi
tulang.
2. Pada menopause dapat diberikan terapi pengganti hormone dengan estrogen
dan progesterone untuk memperlambat kehilangan tulang dan mencegah
terjadinya patah tulang yang diakibatkan
3. Medical treatment, oabt-obatan dapat diresepkan untuk menangani
osteoporosis termasukkalsitonin, natrium fluoride, dan natrium etridonat.
4. Pemasangan penyangga tulang belakang (spinal brace) untuk mengurangi
nyeri punggung.
ASUHAN KEPERAWATAN

Pengkajian

1. Identitas Meliputi nama, umur, tanggal lahir, gender, alamat, status, pendidikan dll.
2. Keluhan utama Biasanya pasien mengeluh nyeri
Tanyakan pada pasien sejak kapan merasakan keluhan seperti apa yang
Riwayat kesehtan sekarang ada pada keluhan utama dan tndakan apa yang pasien lakukan untuk
3. Riwayat kesehatan menanggulanginya.
Riwayat kesehtan dahulu Apakah pasien sebelumnya pernah mengalami penyakit yang sama.

Riwayat kesehtan keluarga Apakah kelurga pasein mengalami penyakit yang sama.

Riwayat psikososial Apakah pasien mengalami cemas yang berlebihan.


ASUHAN KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan

Nyeri akut berhubungan dengan fraktur dan Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan
spasme otot. proses keperawatan dan program terapi.

Tujuan : Tujuan :
• Mampu mengontrol nyeri • Klien paham tentang penyakitnya
• Nyeri berkurang (skala nyeri) • Klien mampu melaksanakan prosedur
• Mampu mengenali nyeri Intervensi :
Intervensi : • Gambarkan tanda dan gejala penyakit
• Lakukan pengkajian nyeri (lokasi, • Gambarkan proses penyakit
karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan • Identifikasi kemungkinan penyakit
faktor predisposisi • Sediakan informasi tentang kondisi pasien
• Observasi respon nyeri/ ketidaknyamana dengan cara yang tepat
• Ajarkan teknik penanganan nyeri • Diskusikan pilihan terapi atau penanganan
ASUHAN KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan

Hambatan mobilitas fisik b.d penurunan tonus otot. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan
penurunan tonus otot.
Tujuan :
• Peningkatan aktivitas fisik pasien Tujuan:
• Memverbalisasi perasaan dalam meningkatkan • Klien terbebas dari cidera
kekuatan dan kemampuan berpindah • Klien mampu menjelaskan cara menjegah injuri
Intervensi : • Mampu memodifikasi gaya hidup untuk
• Monitor ttv mencegah injuri.
• Kaji kemampuan pasien dalam mobilitas Intervensi :
• Konsultasi dengan terapi fisik tentang rencana • Sediakan lingkungan yang aman untuk pasien
ambulasi • Identifikasi kebutuhan keamanaan pasien
• Dampingi dan bantu pasien saat mobilisasi • Pasang side rail tempat tidur
• Ajarkan pasien bagaimana merubah posisi dan • Hindarkan lingkungan yang berbahaya
berikan bantuaan jika diperlukan. • Batasi pengunjung
ASUHAN KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan

Defisit perawatan diri berhubungan dengan gangguan muskuloskeletal.

Tujuan : mampu melakukan tugas fisik secara mandiri


Intervensi :
• Pantau tingkat kekuatan dan toleransi aktivias
• Dukung kemandirian pasien
• Fasilitasi pasien dalam melakukan tugas fisik secara mandiri
• Pertimbangkan usia pasien ketika mempromosikan aktivitas perawatan diri
SEKIAN & TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai