Anda di halaman 1dari 26

TUGAS KELOMPOK SEMINAR

ASUHAN KEERAWATAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

PADA Ny.SR DENGAN DIAGNOSA MEDIS FRAKTUR METATARSAL

PADA JARI KELINGKING DI RUANG MANGGA

RUMAH SAKIT PANTI RAHAYU PURWODADI

Nama Kelompok :

1. Choirul Bagas Pradana ( 180313115 )


2. Difki Candra ( 18021355 )
3. Lailatul Rizqi Nizar ( 18021366 )
4. Maeke Cahyono Putro ( 18021367 )
5. Yudho Endra Saputro ( 180213104 )

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN DAN ILMU SAIND

UNNIVERSITAS ANNUR PURWODADI

TAHUN AJARAN 2021/2022


I. LAPORAN PENDAHULUAN
A. KONSEP DASAR
1. Pengertian
Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang, tulang rawan sendi,
tulang rawan epifisis, baik yang bersifat total maupun yang parsial. Fraktur
adalah terputusnya kontinuitas tulang dan ditentukan sesuai jenis dan
luasnya fraktur terjadi jika tulang dikenai stress yang lebih besar dari yang
dapat diabsorpsinya. Fraktur dapat disebabkan pukulan langsung, gaya
meremuk, gerakan punter mendadak, dan bahkan kontraksi otot ekstrem
Fraktur adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang, yang biasanya
disertai dengan luka sekitar jaringan lunak, kerusakan otot, rupture tendon,
kerusakan pembuluh darah, dan luka organ-organ tubuh dan ditentukan
sesuai jenis dan luasnya, terjadinya fraktur jika tulang dikenai stress yang
lebih besar dari yang besar dari yang dapat diabsorbsinya (Rasjad, 2012).
2. Etiologi
a. Cedera traumatik
Cedera traumatik pada tulang dapat disebabkan oleh:
1) Cedera langsung berarti pukulan langsung terhadap tulang
sehingga tulang pata secara spontan. Pemukulan biasanya
menyebabkan fraktur melintang.
2) Cedera tidak langsung berarti pukulan langsung berada jauh dari
lokasi benturan.
3) Fraktur yang disebabkan kontraksi keras yang mendadak dari otot
yang kuat.
b. Fraktur Patologik
Dalam hal ini kerusakan tulang akibat proses penyakit dimana dengan
trauma minor dapat mengakibatkan fraktur dapat juga terjadi pada
berbagai keadaan seperti: Tumor tulang (jinak atau ganas), Infeksi
seperti osteomyelitis, dan Rakhitis.
c. Secara spontan : disebabkan oleh stress tulang yang terus menerus
misalnya pada penyakit polio dan orang yang bertugas dikemiliteran.
3. Patofisiologi
Ketika tulang patah, sel tulang mati. Perdarahan biasanya terjadi di
sekitar tempat patah dan ke dalam jaringan lunak di sekitar tulang
tersebut. jaringan lunak biasanya mengalami kerusakan akibat cedera.
Reaksi inflamasi yang intens terjadi setelah patah tulang. Sel darah putih
dan sel mast terakumulasi sehingga menyebabkan peningkatan aliran
darah ke area tersebut. fagositosis dan pembersihan sel dan jaringan mati
dimulai. Bekuan fibrin (hematoma fraktur) terbentuk di tempat patah
dan berfungsi sebagai jala untuk melekatnya sel-sel baru.
Aktivitas osteoblas akan segera terstimulasi dan terbentuk tulang
baru imatur, disebut kalus. Bekuan fibrin segera direabsorpsi dan sel
tulang baru secara perlahan mengalami remodeling untuk 20 membentuk
tulang sejati. Tulang sejati menggantikan kalus dan secara perlahan
mengalami kalsifikasi. Penyembuhan memerlukan waktu beberapa
minggu sampai beberapa bulan (fraktur pada anak sembuh lebih cepat).
Penyembuhan dapat terganggu atau terhambat apabila hematoma fraktur
atau kalus rusak sebelum tulang sejati terbentuk, atau apabila sel tulang
baru rusak selama kalsifikasi dan pengerasan.(Eko sudarmanto, 2018)
4. Manifestasi Klinis
a. Nyeri
b. Deformitas dan Kehilangan Fungsi
c. Pemendekan Tulang
d. Krepitus
e. Edema
f. Kontusis
g. Strain
h. Sprain
5. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang fraktur berupa:
a. Pemeriksaan radiologis (rontgen), pada daerah yang dicurigai fraktur,
b. Pemeriksaan laboratorium, meliputi:
1) Darah rutin
2) Faktor pembekuan darah,
3) Golongan darah (terutama jika akan dilakukan tindakan operasi),
4) Urinalisa,
5) Kreatinin
6. Penatalaksanaan
a. Non Farmakologis

1) Teknik relaksasi
2) Massage
3) Kompres
4) Terapi music / murottal
5) Distraksi, dan guided imaginary
b. Farmakologis
1) Analgesik narkotika (opioid), opioid berfungsi sebagai pereda
nyeri yang akan menberikan efek euphoria karena obat ini
menyebabkan ikatan dengan reseptor opiate dan mengaktifkan
penekanan nyeri endogen yang terdapat di susunan saraf pusat.
Digunakan untuk paasien dengan tingkat nyeri sedang hingga
berat. Obat-obat yang termasuk opioid aldalah morfin, metadon,
meperidin (petidin), fentanyl, buprenorfin, dezosin, butorfanol,
nalbufin, nalorfin dan pentasozin. Jenis obat tersebut memiliki
rata-rata waktu paruh selama 4 jam (Ghassani, 2016).
2) Analgesik non narkotika (non opioid), sering disebut Nonsteroid
Anti-Inflammatory Drugs (NSAIDs) obat jenis ini tidak hanya
memiliki efek anti nyeri namun dapat memberikan efek
antiinflamasi dan antipiretik. Terapi ini digunakan untuk pasien
nyeri ringan hingga sedang. Obat yang termasuk dalam jenis ini
adalah aspirin, asaminofen, ibuprofen, ketorolac, dan parasetamol
(Ghassani, 2016)
B. KONSEP KEPERAWATAN

1. Fokus Pengkajian
a. Identitas Klien
Meliputi nama, jenis kelamin, umur, alamat, agama, bahasa yang
dipakai, status perkawinan, pendidikan, pekerjaan, asuransi, golongan
darah, no. register, tanggal MRS, diagnosa medis.
b. Keluhan Utama
Pada umumnya keluhan utama pada kasus fraktur adalah rasa nyeri.
Nyeri tersebut bisa akut atau kronik tergantung dan lamanya
serangan.
c. Riwayat Penyakit Sekarang
Pengumpulan data yang dilakukan untuk menentukan sebab dari
fraktur, yang nantinya membantu dalam membuat rencana tindakan
terhadap klien. Ini bisa berupa kronologi terjadinya penyakit tersebut
sehingga nantinya bisa ditentukan kekuatan yang terjadi dan bagian
tubuh mana yang terkena. Selain itu, dengan mengetahui mekanisme
terjadinya kecelakaan bisa diketahui luka kecelakaan yang lain
d. Riwayat Penyakit Dahulu
Pada pengkajian ini ditemukan kemungkinan penyebab fraktur dan
memberi petunjuk berapa lama tulang tersebut akan
menyambung. Penyakit-penyakit tertentu seperti kanker tulang dan
penyakit paget’s yang menyebabkan fraktur patologis yang sering
sulit untuk menyambung. Selain itu, penyakit diabetes dengan luka di
kaki sanagt beresiko terjadinya osteomyelitis akut maupun kronik dan
juga diabetes menghambat proses penyembuhan tulang
e. Riwayat Penyakit Keluarga
Penyakit keluarga yang berhubungan dengan penyakit tulang
merupakan salah satu faktor predisposisi terjadinya fraktur, seperti
diabetes, osteoporosis yang sering terjadi pada beberapa keturunan,
dan kanker tulang yang cenderung diturunkan secara genetik
f. Pola-Pola Fungsi Kesehatan
1) Pola Persepsi dan Tata Laksana Hidup Sehat
Pada kasus fraktur akan timbul ketidakutan akan terjadinya
kecacatan pada dirinya dan harus menjalani penatalaksanaan
kesehatan untuk membantu penyembuhan tulangnya. Selain itu,
pengkajian juga meliputi kebiasaan hidup klien seperti
penggunaan obat steroid yang dapat mengganggu metabolisme
kalsium, pengkonsumsian alkohol yang bisa mengganggu
keseimbangannya dan apakah klien melakukan olahraga atau tidak
2) Pola Nutrisi dan Metabolisme
Evaluasi terhadap pola nutrisi klien bisa membantu menentukan
penyebab masalah muskuloskeletal dan mengantisipasi
komplikasi dari nutrisi yang tidak adekuat terutama kalsium atau
protein dan terpapar sinar matahari yang kurang merupakan faktor
predisposisi masalah muskuloskeletal terutama pada lansia. Selain
itu juga obesitas juga menghambat degenerasi dan mobilitas klien.
3) Pola Eliminasi
Kaji frekuensi, konsistensi, warna serta bau feces pada pola
eliminasi alvi. Sedangkan pada pola eliminasi uri dikaji frekuensi,
kepekatannya, warna, bau, dan jumlah. Pada kedua pola ini juga
dikaji ada kesulitan atau tidak.
4) Pola Tidur dan Istirahat
Semua klien fraktur timbul rasa nyeri, keterbatasan gerak,
sehingga hal ini dapat mengganggu pola dan kebutuhan tidur
klien. Selain itu juga, pengkajian dilaksanakan pada lamanya
tidur, suasana lingkungan, kebiasaan tidur, dan kesulitan tidur
serta penggunaan obat tidur.
5) Pola Aktivitas
Karena timbulnya nyeri, keterbatasan gerak, maka semua bentuk
kegiatan klien menjadi berkurang dan kebutuhan klien perlu
banyak dibantu oleh orang lain. Hal lain yang perlu dikaji adalah
bentuk aktivitas klien terutama pekerjaan klien. Karena ada
beberapa bentuk pekerjaan beresiko untuk terjadinya fraktur
dibanding pekerjaan yang lain
6) Pola Hubungan dan Peran
Klien akan kehilangan peran dalam keluarga dan dalam
masyarakat. Karena klien harus menjalani rawat inap
7) Pola Persepsi dan Konsep Diri
Dampak yang timbul pada klien fraktur yaitu timbul ketidakutan
akan kecacatan akibat frakturnya, rasa cemas, rasa
ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas secara optimal, dan
pandangan terhadap dirinya yang salah (gangguan body image)
8) Pola Sensori dan Kognitif
Pada klien fraktur daya rabanya berkurang terutama pada bagian
distal fraktur, sedang pada indera yang lain tidak timbul
gangguan. begitu juga pada kognitifnya tidak mengalami
gangguan. Selain itu juga, timbul rasa nyeri akibat fraktur
9) Pola Reproduksi Seksual
Dampak pada klien fraktur yaitu, klien tidak bisa melakukan
hubungan seksual karena harus menjalani rawat inap dan
keterbatasan gerak serta rasa nyeri yang dialami klien. Selain itu
juga, perlu dikaji status perkawinannya termasuk jumlah anak,
lama perkawinannya
10) Pola Penanggulangan Stress
Pada klien fraktur timbul rasa cemas tentang keadaan dirinya,
yaitu ketidakutan timbul kecacatan pada diri dan fungsi
tubuhnya. Mekanisme koping yang ditempuh klien bisa tidak
efektif.
11) Pola Tata Nilai dan Keyakinan
Untuk klien fraktur tidak dapat melaksanakan kebutuhan
beribadah dengan baik terutama frekuensi dan konsentrasi. Hal ini
bisa disebabkan karena nyeri dan keterbatasan gerak klien
2. Pathway
3. Nursing Care Plan
a. Diagnosa Keperawatan
1) Nyeri akut b/d agen cedera fisik
2) Hambatan mobilitas fisik b/d gangguan muskuluskeletal.
b. Rencana keperawatan
No Hari/tgl Tujuan Intervensi TTD
DP (SLKI) (SIKI)

1 Selasa, 30 Tingkat Nyeri Manajemen Nyeri (I. 08238)


November Menurun
2021 (L.08066)  lokasi, karakteristik,
durasi, frekuensi, kualitas,
intensitas nyeri
 Identifikasi skala nyeri
 Identifikasi respon
nyeri non verbal
 Monitor efek samping
penggunaan analgetik
 Ajarkan teknik
relaksasi
 Berikan rasa nyaman
 Jelaskan penyebab,
periode, dan pemicu nyeri
 Jelaskan strategi
meredakan nyeri
 Kolaborasi pemberian
analgetik
2 Selasa, 30 Gangguan Dukungan Ambulasi (1.06171)
November Mobilitas Fisik
(D.0054)  Identifikasi adanya
2021
nyeri
 Monitor frekuensi
jantung dan tekanan darah
sebelum memulai ambulasi
 Monitor kondisi
umum selama melakukan
ambulasi
 Libatkan keluarga
untuk membantu pasien dalam
meningkatkan ambulasi
 Jelaskan tujuan dan
prosedur ambulasi
 Anjurkan
melakukan ambulasi dini

4. Daftar Pustaka
Appley, A.G & Solomon. 2010. Orthopedi dan Fraktur Sistem Appley.
Jakarta: Widya Medika. Brunner, Suddart. 2003. Keperawatan Medikal
Bedah. Jakarta: EGC.
Carpenito, Lynda Juall, ( 2000 ), Buku Saku Diagnosa Keperawatan, Edisi 8,.
Penerjemah Monica Ester, Jakarta : EGC.

Gloria M. Bulechek, (et al).2013. Nursing Interventions Classifications (NIC)


6th Edition. Missouri: Mosby Elsevier

Nanda Internasional Nursing Diagnosis,. Definition and Clasification 2015-


2017. EGC. 

Moorhed, (et al). 2013. Nursing Outcomes Classifications (NOC) 5th Edition.
Missouri: Mosby Elsevier

Smeltzer, S.C & Bare, B.R (2002). Buku ajar keperawatan medical bedah
brunner dan suddarth. Jakarta: EGC.

Tim Pokja SDKI DPP PNI. 2017. Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia.
Jakarta: PPNI
II. LAPORAN KASUS
A. Pengkajian
Pengkajian dilakukan hari Selasa, 30 November 2021 jam 07.30 di Ruang
Mangga Rumah Sakit Panti Rahayu Purwodadi secara alloanamnesa dan
autoanamnesa
1. Identitas
a. Identitas klien :
Nama : Ny S.R
Umur : 36 Th
Alamat : Dusun Cangkring Krajan 1/2
Cangkring Tegowanu
Agama : Islam
Pendidikan : Sd
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Tanggal masuk : 28 November 2021
No Register : 625978
Dx Masuk : 28 November 2021
b. Identitas penanggung jawab
Nama : Tn T
Umur : 29 Th
Alamat : dusun Cangkring 1/2 Cangking
Tegowanu
Agama : Islam
Pendidikan : Sd
Pekerjaan : Swasta
Hubungan dengan klien : Anak
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan utama : Pasien mengatakan nyeri pada jari kelingking pada
kaki kiri
b. Riwayat kesehatan sekarang
P : Pasien datang dengan keluhan nyeri pada jari kelingking kaki kiri
setelah jalan terpeleset di kamar mandi 1 bulan yang lalu
Q : Pasien mengatakan seperti tertusuk-tusuk
R : Kaki kiri pada bagian jari kelingking
S : Skala 3
T : Hilang-Timbul
c. Riwayat Kesehatan Dahulu : Pasien mengatan tidak mempunyai
riwayat penyakit
d. Riwayat kesehatan keluarga : keluarga pasien mengatakan tidak ada
yang mempunyai riwayat penyakit
3. Pengkajian pola fungsional
Pengkajian pola fungsional menurut Virginia Henderson ada 14 antara lain
:
a. Kebutuhan bernafas dengan normal
- Sebelum sakit : pasien mengatakan sebelum sakit pasien bisa
bernafas dengan normal
- Selama sakit : selama sakit pasien juga bisa bernafas dengan
normal dan tidak terpasang oksigen
b. Kebutuhan nutrisi dan adekuat
- Sebelum sakit : pasien mengatakan sebelum sakit makan 1 hari 3
kali dan selalu habis
- Selama sakit : pasien mengatakan selama sakit masih makan
dengan porsi yang normal
c. Kebutuhan eliminasi
- Sebelum sakit : pasien mengatakan setiap pagi dan sore Bab secara
rutin dengan intensitas Bab tidak cair dan tidak terlalu padat
berwarna kuning kecoklatan Bab nya pun tidak terlalu bau tidak
ada kelainan pada Bab nya dan juga tidak ada lendir dan darah
- Untuk bak pasien sebelum sakit bisa rutin 3jam sekali untuk Bak
ke kamar mandi , bak tidak berbau dan berwarna kuning , pasien
juga tidak ada gangguan dalam Bak
- Selama sakit : pasien mengatakan Bab tidak rutin intensitas bab
nya sedikit cair dan berbau , pasien tidak ada kelainan pada bab
nya dan juga tidak berlendir dan berdarah
- Untuk bak nya pasien mengatakan bak nya tidak rutin , bak nya
tidak berbau dan berwarna kuning , pasien tidak ada gangguan
dalam bak
d. Kebutuhan Keseimbangan dan bergerak
- Sebelum sakit : pasien bisa berjalan dengan normal dan tidak
memerlukan bantuan
- Selama sakit : pasien bisa duduk dengan normal dan apabila pasien
mau berdiri dan berjalan juga bisa sendiri
e. Kebutuhan istirahat dan tidur
- Sebelum sakit : sebelum sakit pasien bisa tidur dengan nyenyak
pasien biasanya tidur jam 21.00 Wib dan terbangun jam 04.30
- Selama sakit : pasien mengatakan selama sakit tidur tidak nyenyak
f. Kebutuhan mempertahankan temperature tubuh
- sebelum sakit : pasien memakai pakaian tipis dan menyerap
keringat bila udara panas , dan pasien menggunakan pakaian yang
tebal bila udara dingin
- selama sakit : pasien memakai pakaian tipis dan menyerap keringat
bila udara panas, dan pasien menggunakan pakaian yang tebal bila
udara dingin
g. kebutuhan personal hygiene
- sebelum sakit : sebelum sakit pasien mandi sehari 3 kali gosok gigi
setiap mandi dan memotong kuku setiap 2 hari sekali
- selama sakit : pasien mengatakan selama sakit mandi sehari 2 kali
gosok gigi sehari 2 kali dan potong kuku 5 hari sekali
h. kebutuhan berkomunikasi
- sebelum sakit : pasien bisa berbicara dengan normal dengan
menggunakan bahasa sehari-hari
- selama sakit : pasien bisa berbicara dengan normal menggunakan
bahasa sehari-hari
i. kebutuhan spiritual
- sebelum sakit : pasien sebelum sakit melakukan ibadah dengan
rajin dan melakukan sholat 5 waktu
- selama sakit : pasien tetap melakukan ibadah dengan rajin tetapi
sambil duduk
j. kebutuhan berpakaian dan memilih pakaian
- sebelum sakit : pasien bisa menggunakan pakaian sendiri tanpa
minta bantuan keluarga
- selama sakit : pasien bisa mmenggunakan pakaian sendiri tanpa
minta bantuan oleh keluarga
k. kebutuhan rasa aman dan nyaman
- sebelum sakit : pasien tampak biasa saja dan pasien tampak sehat
- selama sakit : pada hari pertama pasien merasakan nyeri pada jari
kelingking kaki kirinya
P : nyeri pada jari kelingking pada kaki
Q: seperti di tusuk-tusuk
R: jari kelingking pada kaki kiri
S : skala 3
T : hilang-timbul

l. kebutuhan bekerja
- sebelum sakit : pasien pernah bekerja disebuah rumah makan yang
ada di kecamatan tegowanu selama 1 tahun
- selama sakit : pasien sekarang sudah berhenti bekerja dan menjadi
ibu rumah tangga
m. kebutuhan rekreasi
- sebelum sakit : pasien sering berjalan jalan dengan keluarga
walaupun tidak jauh
- selama sakit : selama sakit pasien tidak pernah berjalan jalan dan
ketika pasien merasa bosan pasien hanya bisa menonton tv untuk
mengisi waktu luang
n. kebutuhan belajar
- selama sakit : pasien mengatakan selama habis jatuh pasien
mengetahui kalau jari kelingking nya itu terasa nyeri cuman di
anggap nyeri biasa oleh pasien
- selama sakit : selama sakit pasien baru menyadari bahwa ada
cidera di jari kelingking pasien
4. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan Umum
1) Kesadaran : Composmentis
2) Status Gizi :
TB = 155cm
BB = 60 kg
IMT = 24,97 kg/m2
3) Tanda Vital
TD = 120/70 mmHg
Nadi = 82 x/menit
Suhu = 36,8 oC RR = 20 x/menit
4) Skala Nyeri Pasien mengatakan skala nyeri 6
b. Head to Toe
1) Kulit Kulit lembab berwarna sawo matang, tidak terdapat lesi,
pertumbuhan rambut merata. Turgor kulit keriput.
2) Kepala
a) Rambut : Rambut lurus, rambut hitam terdapat uban, dan
berambut tebal.Rambut tertata rapi.
b) Mata : Konjungtiva tidak anemis, dilatasi pupil normal, reflek
pupil baik, sklera baik
c) Hidung : Normal dan simetris tidak terdapat lesi.
d) Telinga : Kedua lubang telinga bersih tidak mengeluarkan
cairan
e) Mulut : Mulut bersih, tidak ada gigi palsu, gigi rapat berwarna
putih kekuningan, mukosa bibir lembab, tidak berbau mulut 3)
Leher Tidak ada benjolan ( tidak terdapat pembesaran vena
jugularis)
f) Tengkuk Pada tengkuk tidak terdapat benjolan yang abnormal,
terdapat kaku kuduk dan tengkuk terasa berat.
g) Thorax
a) Inspeksi : Simetris, tidak ada pertumbuhan rambut, warna
kulit merata
b) Palpasi : tidak ada nyeri tekan, ekspansi dada simetris
c) Perkusi : suara sono
d) Auskultasi : suara trakheal, bronkhial, bronko vesikuler
h) Kardivaskuler
a) Inspeksi : tidak ada lesi, warna kulit merata, persebaran
rambut merata
b) Palpasi : Teraba iktus kordis pada interkostalis ke 5, 2 cm
dari midklavikularis kiri.
c) Perkusi : Suara redup
d) Auskultasi : Suara S1 dan S2 7) Punggung Bentuk
punggung simetris, tidak terdapat luka, , kulit berwarna
sawo matang.
i) Abdomen
a) Inspeksi : Warna kulit sawo matang, warna kulit merata,
tidak terdapat bekas luka.
b) Auskultasi : Peristaltik usus 10 kali permenit, terdengar
jelas
c) Perkusi : Terdengar hasil ketukan “tympani” di semua
kuadran abdomen
d) Palpasi : Tidak ada nyeri tekan,, tidak terdapat edema, tidak
terdapat massa dan benjolan yang abnormal
j) Panggul Bentuk panggul normal, warna kulit panggul merata
kecoklatan, tidak terdapat lesi, pertumbuhan rambut tipis
merata
k) Anus dan rectum Pada anus dan rectum normal, tidak terdapat
lesi, tidak tedapat pembengkakan. Warna merah tua.
l) Genetalia a) Pada Laki-laki Genetalia pasien normal, tidak ada
luka.
m) Ekstremitas
a) Atas : Tangan kanan dan kiri bisa digerakkan secara
leluasa. Kekuatan otot 5. Tangan kiri terpasang infus RL 20
tpm. Terdapat luka di jari manis tangan kanannya, kuku
terlepas, jari manis tangan kanan tidak bisa digerakkan,
terdapat fraktur terbuka di jari manis tangan kanan, tidak
terdapat perdarahan pada fraktur terbuka di jari manis
tangan kanan.
b) Bawah : Kedua telapak kaki kanan dan kiri tidak terjadi
kelemahan, anggota gerak lengkap, tidak terdapat
edema,kekuatan otot 5. Kuku pada jari kaki terlihat bersih
5. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Patologi Klinik
Hasil pemeriksaan laboratorium Ny. SR

No Jenis Hasil Satuan Nilai


Pemeriksaan (Satuan) Rujukan
1 Hemoglobin 12,5 mg/dL 75-140
2 Leukosit 4,1 K/ uL 3,6 – 11
3 Eritrosit 3,79 M/uL 3,9 – 5,5

2. Pemeriksaan radiologi
Hari/Tanggal Jenis Pemeriksaan Kesan/Interpretasi
30 November 2021 Rontgen manus manus 4 distal
Fraktur

B. ANALISA DATA
No Hari/tanggal Data Fokus Diagnosa TTD
Keperawatan
1 Selasa, 30 DS : Nyeri Akut
November Pasien gelisah dan meringis
2021 menahan nyeri saat
menggerakan jari manis
kaki kiri,
DO :
P : luka terbuka pada jari
manis kaki kiri
Q : tertusuk-tusuk
R : jari manis kaki kiri
S:6
T : saat menggerakan jari
manis kaki kiri

2 Selasa, 30 DS : pasien mengatakan


November pada jari nya dan susah Gangguan Mobilitas
2021 untuk beraktifitas Fisik (D.0054)
DO :
- Pasien mulai terpasang
infus RL 20 tpm di
tangan kiri pasien
- Terdapat luka terbuka di
jari manis tangan kanan
pasien
- Kuku jari manis kaki
kiri pasien terlepas

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
No Hari/tanggal Dx. Keperawatan TTD
(SDKI)
1 Selasa, 30 Nyeri Akut (D.0077)
November
2021
2 Selasa, 30 Gangguan Mobilitas Fisik (D.0054)
November
2021

D. PERENCANAAN KEPERAWATAN

No Hari/tgl Tujuan Intervensi TTD


DP (SLKI) (SIKI)
1 Selasa, 30 Tingkat Nyeri Manajemen Nyeri (I. 08238)
November Menurun  lokasi, karakteristik,
2021 (L.08066) durasi, frekuensi, kualitas,
intensitas nyeri
 Identifikasi skala nyeri
 Identifikasi respon
nyeri non verbal
 Monitor efek samping
penggunaan analgetik
 Ajarkan teknik
relaksasi
 Berikan rasa nyaman
 Jelaskan penyebab,
periode, dan pemicu nyeri
 Jelaskan strategi
meredakan nyeri
 Kolaborasi pemberian
analgetik

2 Selasa, 30 Gangguan Dukungan Ambulasi (1.06171)


November Mobilitas Fisik
2021 (D.0054)  Identifikasi adanya
nyeri
 Monitor frekuensi
jantung dan tekanan darah
sebelum memulai ambulasi
 Monitor kondisi
umum selama melakukan
ambulasi
 Libatkan keluarga
untuk membantu pasien dalam
meningkatkan ambulasi
 Jelaskan tujuan dan
prosedur ambulasi
 Anjurkan
melakukan ambulasi dini

E. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

No Hari/tgl Tindakan Repon Hasil TTD


DP Jam
1 Selasa, 30
Nov 2021 S : Pasien
08.00 1. Mengobservasi TTV mengatakan nyeri
2. Mengkaji lokasi, pada kaki
karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas, O:
intensitas nyeri - klien tampak
3. Mengidentifikasi skala meringis rasa
nyeri menusuk-nusuk di
4. Mengidentifikasi respon bagian kaki, skala
08.30 nyeri non verbal nyeri 6 dengan
5. Memonitor efek waktu nyeri ± 5
samping penggunaan menit, pasien
09.00 analgetik tampak gelisah
6. Mengajarkan teknik - TD = 120/70
relaksasi mmHg
7. Memberikan rasa - Nadi =82 x/i
nyaman - P = 20x/i
8. Menjelaskan penyebab, - Suhu= 36,8ºC
11.00 periode, dan pemicu
nyeri A : Masalah belum
9. Menjelaskan strategi teratasi
11.15 meredakan nyeri P : intervensi
10. Mengkolaborasi dilanjutkan
pemberian analgetik

2 08.00 1. Menidentifikasi adanya S : Pasien mengatakan


nyeri setiap beraktifitas di
2. Memonitor TTV bantu oleh keluarga.
09.00 O : Pasien di bantu
sebelum mobilisasi
oleh keluarga setiap
3. Memonitor kondisi beraktifitas
umum selama TD = 120/70mmHg,
melakukan ambulasi Nadi =82 x/i, P =
4. Melibatkan keluarga 20x/i Suhu= 36,8
untuk membantu pasien A : Masalah belum
dalam meningkatkan tertasi
P :intervensi
ambulasi
dilanjutkan
5. Menjelaskan tujuan dan
prosedur ambulasi
11.00 6. Menganjurkan
melakukan ambulasi
dini

1 Rabu, 01
Des 2021 S : Pasien
08.00 1. Mengobservasi TTV mengatakan nyeri
2. Mengkaji lokasi, pada kaki berkurang
karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas, O:
intensitas nyeri - Skala nyeri 4
3. Mengidentifikasi skala dengan waktu
nyeri nyeri ± 3 menit,
4. Mengidentifikasi respon pasien masih
08.30 nyeri non verbal tampak gelisah
5. Memonitor efek - TD = 130/80
samping penggunaan mmHg
09.00 analgetik - Nadi =88 x/i
6. Mengajarkan teknik - P = 20x/i
relaksasi - Suhu= 36,4ºC
7. Memberikan rasa
nyaman A : Masalah teratasi
8. Menjelaskan penyebab, sebagian
11.00 periode, dan pemicu P : intervensi
nyeri dilanjutkan
9. Menjelaskan strategi
11.15 meredakan nyeri
10. Mengkolaborasi
pemberian analgetik

2 08.00 1. Menidentifikasi adanya S : Pasien mengatakan


nyeri bisa beraktifitas
2. Memonitor TTV ringan sendiri dan
09.00 masih dibantu
sebelum mobilisasi
keluarga untuk
3. Memonitor kondisi aktifitas berat
umum selama O : Pasien di bantu
melakukan ambulasi oleh keluarga setiap
4. Melibatkan keluarga beraktifitas
untuk membantu pasien TD = 110/80mmHg,
dalam meningkatkan Nadi =84 x/i, P =
20x/i Suhu= 37
ambulasi
A : Masalah tertasi
5. Menjelaskan tujuan dan sebagian
prosedur ambulasi P :intervensi
11.00 6. Menganjurkan dilanjutkan
melakukan ambulasi
dini

1 Kamis,
02 Des
2021 1. Mengobservasi TTV S : Pasien
08.00 2. Mengkaji lokasi, mengatakan nyeri
karakteristik, durasi, sudah berkurang, tidak
frekuensi, kualitas, nyeri saat berjalan
intensitas nyeri
3. Mengidentifikasi skala O:
nyeri - skala nyeri 2
4. Mengidentifikasi respon dengan waktu
nyeri non verbal nyeri ± 1 menit,
08.30 5. Memonitor efek - TD = 110/80
samping penggunaan mmHg
analgetik - Nadi =86 x/i
09.00 6. Mengajarkan teknik - P = 22x/i
relaksasi - Suhu= 37ºC
7. Memberikan rasa
nyaman A : Masalah teratasi
8. Menjelaskan penyebab, sebagian
periode, dan pemicu P : intervensi
11.00 nyeri dilanjutkan
9. Menjelaskan strategi
meredakan nyeri
11.15 10. Mengkolaborasi
pemberian analgetik

2 08.00 1. Menidentifikasi adanya S : Pasien mengatakan


nyeri sudah beraktifitas
7. Memonitor TTV sendiri
09.00 O : Pasien bisa
sebelum mobilisasi
berjalan tanpa bantuan
8. Memonitor kondisi keluarga
umum selama TD = 120/70mmHg,
melakukan ambulasi Nadi =82 x/i, P =
9. Melibatkan keluarga 20x/i Suhu= 36,8
untuk membantu pasien A : Masalah tertasi
dalam meningkatkan sebagian
P :intervensi
ambulasi
dilanjutkan
10. Menjelaskan tujuan dan
prosedur ambulasi
11.00 11. Menganjurkan
melakukan ambulasi
dini

F. EVALUASI KEPERAWATAN

No DP Hari/Tanggal/Jam Evaluasi TTD


1 Rabu, 01 des 2021 S : Pasien mengatakan nyeri pada kaki
O:
- klien tampak meringis rasa menusuk-
nusuk di bagian kaki, skala nyeri 6
dengan waktu nyeri ± 5 menit, pasien
tampak gelisah
- TD = 120/70 mmHg
- Nadi =82 x/i
- P = 20x/i
- Suhu= 36,8ºC

A : Masalah belum teratasi


P : intervensi dilanjutkan

2 S : Pasien mengatakan setiap beraktifitas


di bantu oleh keluarga.
O : Pasien di bantu oleh keluarga setiap
beraktifitas
TD = 120/70mmHg, Nadi =82 x/i, P =
20x/i Suhu= 36,8
A : Masalah belum tertasi
P :intervensi dilanjutkan
1 Rabu, 01 Des 2021 S : Pasien mengatakan nyeri pada kaki
berkurang

O:
- Skala nyeri 4 dengan waktu nyeri ± 3
menit, pasien masih tampak gelisah
- TD = 130/80 mmHg
- Nadi =88 x/i
- P = 20x/i
- Suhu= 36,4ºC

A : Masalah teratasi sebagian


P : intervensi dilanjutkan

2 S : Pasien mengatakan bisa beraktifitas


ringan sendiri dan masih dibantu
keluarga untuk aktifitas berat
O : Pasien di bantu oleh keluarga setiap
beraktifitas
TD = 110/80mmHg, Nadi =84 x/i, P =
20x/i Suhu= 37
A : Masalah tertasi sebagian
P :intervensi dilanjutkan

1 Kamis, 02 Des S : Pasien mengatakan nyeri sudah


2021 berkurang, tidak nyeri saat berjalan
O:
- skala nyeri 2 dengan waktu nyeri ± 1
menit,
- TD = 110/80 mmHg
- Nadi =86 x/i
- P = 22x/i
- Suhu= 37ºC
A : Masalah teratasi sebagian
P : intervensi dilanjutkan
2 S : Pasien mengatakan sudah beraktifitas
sendiri
O : Pasien bisa berjalan tanpa bantuan
keluarga
TD = 120/70mmHg, Nadi =82 x/i, P =
20x/i Suhu= 36,8
A : Masalah tertasi sebagian
P :intervensi dilanjutkan

G. DISCHARGE PLANING
1. Anjurkan pada pasien untuk mengontrol luka
2. Anjurkan pada pasien untuk meminum obat yang telah diresepkan dokter
3. Anjurkan pasien untuk konsultasi ke doter jika terdapat tanda infeksi

Anda mungkin juga menyukai