KELOMPOK 2
1.SUMIHARYANTI NATALIA
2.MARTA DILA
3. LEGI SATRYA.
4. RASTINI
5. TIWI MARTHA YUDI
6.OLIVIA PRADIMAS
7. ELSA NOWESTI
8.MILDA DESRIANI
9. SRI SUNDARI L
10. NOVIA AZMI
11. YOHANES SUBAN RAYA
STIKES INDONESIA
PENGERTIAN OSTEOPOROSIS
1.Osteoporosis Primer
adalah kehilangan massa tulang yang terjadi
sesuai dengan proses penuaan.
2. Osteoporosis Sekunder
Osteoporosis sekunder disebabkan oleh
Osteoporosis primer terdiri dari 2 bagian yaitu:
Tipe I (Post-menopausal) : Terjadi 15-20 penyakit tertentu, gangguan hormonal, dan
tahun setelah menopause (53-75 tahun).
Ditandai oleh fraktur tulang belakang dan
juga kesalahan pada gaya hidup seperti
berkurangnya gigi geligi konsumsi alkohol secara berlebihan, rokok,
Tipe II (Senile) : Terjadi pada pria dan
wanita usia 70 tahun keatas. Ditandai oleh kafein, dan kurangnya aktifitas fisik
fraktur panggul dan tulang belakang tipe
wedge
Faktor yang Mempengaruhi Osteoporosis
2. Faktor Lingkungan
1. Faktor Resiko Keturunan Kekurangan Hormon esterogen
Jenis Kelamin Diet
Pemasukan Kalsium dan Vitamin
Pertumbuhan Usia Merokok
Ras Mengonsumsi Minuman Keras atau
Struktur Tulang dan Berat Alkohol
Obat Obat yang Mengakibatkan
Tubuh Osteoporosis
Faktor Keturunan pengobatan yang memperbesar risiko
osteoporosis
Manifestasi Klinis Osteoporosis
2. Penatalaksanaan keperawatan:
1) Membantu klien mengatasi nyeri.
2) Membantu klien dalam mobilitas.
3) Memberikan informasi tentang penyakit yang diderita kepada klien.
4) Memfasilitasikan klien dalam beraktivitas agar tidak terjadi cedera.
3.PENCEGAHAN OSTEOPOROSIS
a) Pencegahan Primer
Mengonsumsi makanan yang mengandung kalsium, seperti susu.
Melakukan latihan fisik atau biasa disebut dengan senam osteoporosis.
Hindari faktor penghambat penyerapan kalsium atau mengganggu pembentukan tulang seperti merokok, mengonsumsi
alkohol, konsumsi obat yang menyebabkan osteoporosis
b) Pencegahan Sekunder
Konsumsi kalsium yang harus ditambah lebih banyak lagi
Terapi Sulih Hormon (TSH)
Latihan fisik yang bersifat spesifik dan individual
Mengonsumsi E Calcitonin, tentunya sesuai anjuran dokter
Rutin memeriksakan diri ke layanan kesehatan
C.Pencegahan Tertier
Pencegahan tertier merupakan pencegahan yang dilakukan dikarenakan sudah
terjadi osteoporosis dan dicegah agar tidak mengalami keparahan atau sakit yang
berlebih yaitu dengan cara, setelah pasien mengalami osteoporosis atau fraktur jangan
biarkan melakukan gerak (mobilisasi) terlalu lama.
Sejak awal perawatan, disusun rencana mobilisasi, mulai mobilisasi pasif
sampai aktif dan berfungsi mandiri. Dari sudut rehabilitasi medis, pemakaian
fisioterapi/okupasi terapi akan mengembalikan kemandirian pasien secara optimal.
Komplikasi
Osteoporosis
a. Biodata Meliputi nama, umur, jenis kelamin, agama, pekerjaan, pendidikan, alamat.
b. Riwayat Penyakit Sekarang Riwayat kesehatan saat ini berisi uraian mengenai penyakit
yang diderita oleh klien dari mulai keluhan yang dirasakan sampai klien seperti :
Osteoporosis, lansia mengeluh nyeri punggung dimana tulang yang sudah mengeropos,
adanya keterbatasan gerak yang menyebabkan juga gangguan rasa nyaman. (Yuli, 2019)
c. Riwayat Penyakit Dahulu Riwayat kesehatan yang lalu seperti riwayat penyakit
musculoskeletal sebelumnya, penggunaan obat-obatan, riwayat mengkonsumsi alkohol
dan merokok. (Yuli, 2019)
d. Riwayat Penyakit Keluarga Yang perlu dikaji apakah dalam keluarga ada yang menderita
penyakit yang sama baik karena faktor genetik maupun keturunan. (Yuli, 2019)
PEMERIKSAAN FISIK
1) Keadaan Umum : Biasanya keadaan umum lansia yang mengalami
gangguan muskuloskeletal tampak lemah, pembengkakan pada otot kaki dan
punggung, kekakuan pada otot- otot.
2) Kesadaran Kesadaran klien lansia biasanya composmentis atau apatis
3) Tanda – Tanda Vital
a) Suhu meningkat (>37C)
b) Nadi meningkat (N : 70-80x/menit)
c) Tekanan darah meningkat atau dalam batas normal
d) Pernafasan biasanya mengalami normal atau meningkat
Pemeriksaan Sistem Muskuloskeletal
Kaji adanya nyeri berat tiba-tiba/mungkin terlokalisasi pada
area jaringan, dapat berkurang pada imobilisasi, kekuatan otot,
kontraktur, atrofi otot, laserasi kulit dan perubahan warna. Gejala:
Fase akut dari nyeri (mungkin tidak disertai oleh pembengkakan
jaringan lunak pada sendi). Rasa nyeri kronis dan kekakuan
(terutama pada pagi hari, malam hari, dan ketika bangun tidur).
Pola Fungsi Kesehatan
Yang perlu dikaji adanya aktivitas apa saja yang bisa dilakukan sehubungan dengan adanya
nyeri pada pada punggung, ketidakmampuan aktivitas yang menimbulkan rasa tidak nyaman.
1)Pola Nutrisi
Menggambarkan masukan nutrisi, balance cairan dan elektrolit, nafsu makan, pola makan,
diet, kesulitan menelan, mual/muntah, dan makanan kesukaan.
Gejala : Ketidakmampuan untuk menghasilkan atau mengkonsumsi makanan/cairan adekuat
khususnya tinggi kalsium untuk menjaga tulang agar tidak cepat mengeropos. Mual, anoreksia,
kesulitan mengunyah (keterlibatan TMJ). Tanda : Penurunan BB, kekeringatan pada memberan
mukosa.
2) Pola Eliminasi
Menjelaskan pola fungsi sekresi, kandung kemih, defekasi, ada tidaknya masalah defekasi,
masalah nutrisi, dan pengguanaan kateter. Gejala : Berbagai kesulitan untuk melaksanakan aktifitas
perawatan pribadi. Ketergantungan pada orang lain.
3) Pola Tidur dan Istirahat
Menggambarkan pola tidur, istirahat, dan persepsi terhadap energi, jumlah jam tidur pada siang
dan malam, masalah tidur, dan insomia.
kolaborasi
1.Kolaborasi penggunaan analgetik bila perlu
2. Gangguan mobilitas fisik (D.0054) Mobilitas fisik(L05042) Dukungan Mobilisasi (L.05173)
Kategori : Psikologis Defenisi
Subjectif : Aktifitas/Istirahat Kemampuan dalam gerak fisik dari satu atau lebih Defenisi
ekstremitas secara mandiri Memnfasilitasi pasien untuk meningkatkan aktifitas pergerakan fisik
Defenisi:
Keterbatasan dalam gerak fisik dari satu atau Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x Tindakan
lebih ekstremitas secara mandiri 24 jam maka mobilitas fisik pada pasien meningkat Observasi
dengan kriteria hasil 1.Idenfikasi adanyanyeri atau keluhan fisik lainnya
Penyebab: 1.Pergerakan ekstremitas meningkat 2.Identifikasi toleransi fisik melakukan pergerakan
1.Kerusakan integritas struktur tulang 2.Kekuatan otot cukup meningkat 3.Mpnitor frekuensi jantung dan tekanan darah sebelum melakukan
2.Penurunan masa otot 3.Nyeri yang dirasakan menurun mobilisasi
3.Penurunan kekuatan otot 4.Kecemasan menurun 4.Monitor kondisi umum selama melakukan mobilisasi
4.Nyeri 5.Kaku sendi cukup menurun
5.Gangguan sensori persepsi 6.Gerakan terbatas cukup menurun Terapeutik
7.Kelemahan fisik menurun 5.Fasilitasi aktifitas mobilisasi dengan alat bantu(mis: pagar tempat tidur)
Gegala dan tanda Mayor 6.Fasilitasi melakukan pergerakan,jika perlu
Subjectif 7.Libatkan keluarga untuk membantu pasien dalam meningkkatkan
1.Mengeluh sulit menggerakan ekstremitas pergerakan
Objectif Edukasi
1.Kekuatan otot menurun 8.Jelaskan tujuan dan prosedur mobilisasi
2.Rentang gerak (ROM)menurun 9.Anjurkan melakukan mobilisasi dini
10.Ajarkan mobilisasi sedrhana yang harus dilakuan )misal : duduk dusuk di
Gejala dan tanda minor tempat tidur,duduk disisi tempat tidur,pindah dari tempat tidur ke kursi
Subjectif :
1.Nyeri saat bergerak
2.Enggan melakukan pergerakan
3.Merasa cemas saat bergerak
Objectif
1.Sendi kaku
2.Gerakan tidak terkoordinasi
3.Gerakan terbatas
.4.fisik lemah
2. Resiko Jatuh (D.0143) Tingkat Jatuh Pencegahan jatuh
Kategori : Lingkungan Setelah dilakukan tindakan keperawatan
Subjectif : Keamanan dan proteksi selama 3x 24 jam maka tingkat jatuh Defenisi
pada pasien Mengidentifikasi dan menurunkan resiko terjatuh akibat perubahan kondisi fisik atau
Defenisi: 1.Jatuh dari tempat tidur menurun psikologis
Beresiko mengalami kerusakan fisik dan 2.Jatuh saat dusuk menurun
gangguan kesehatan akibat terjatuh 3.Jatuh saat berdiri menurun Tindakan
4.Jatuh saat berjalan menurun Observasi
Faktor risiko : 5.Jatuh saat di pindahkan menurun 1.Identifikasi faktor resiko jatuh
1.Usia ≥65 tahun(pada dewasa atau ≥ 2 tahun 6.Jatuh saat naik tangga menurun 2.Identifikasi resiko jatuh setidaknya sekali setiap shif atau ssuai dengan kebijakan
pada anak-anak) 7.Jatuh saat di kamar mandi menurun institusi
2.Kekuatan otot menurun 8.Jatuh saat membungkuk menurun 3.Identifikasi faktor lingkungan yang meningkatkan resiko jatuh
3.Gangguan keseimbangan 4.Hitung resiko jatuh dengan menggunakan skala,jika perlu
4.Efek Agen Farmakologis(misal: 5. Monitor kemampuan berpindah dari tempat tidur ke kursi roda dan sebaliknya
sedasi,alkohol dan anastesi umum)
Terapeutik
6.Orientasikan ruangan pada pasien dan keluarga
7.Pastikan roda tempat tidur dan kursi selalu dalam kondisi terkunci
8.Pasang handral tempat tidur
9.Atur tempat tidur mekanis pada posisi terendah
10.Tempatkan pasien resiko tinggi jatuh dekat dengan pemantau perawat dai nurse
station
11.Gunakan alat bantu berjalan
12.Dekatkan bel pemanggil dalam pantau perawat
Edukasi
13.Anjurkan memamnggil perawat jika membutuhkan bantuan untuk berpindah
14.Anjurkan menggunakan alas kaki yang tidak licin
15.Anjurkan berkonsentrasi untuk menjaga keseimbangan tubuh
16.Anjurkan melebarkan jarak kedua kaki untuk meningkatkan keseimbangan saat
berdiri
17.Ajarkan cara menggunakan bel untuk memanggilperawat
IMPLEMENTASI