Anda di halaman 1dari 11

TUGAS ASUHAN KEPERAWATAN PADA

PASIEN OSTEOPOROSIS

DISUSUN OLEH :

DANANG JATMIKO CICI NURITA


ZUHER AMRI RINA FARIDAWATI
SUPRIYATI PONIRAH
HABIBI PAMUNGKAS SUMIYATI
RAGIL ANDRIYANI

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


MUHAMMADIYAH GOMBONG
TAHUN 2021
BAB I
KONSEP DASAR

A. PENGERTIAN.
Osteoporosis adalah gangguan metabolisme tulang sehingga massaa
tulang menurun, komponen matrik yaitu mineral dan protein berkurang,
resorpi terjadi lebih cepat daripada formasi tulang sehingga tuang menjadi
tipis.
Pada tulang dengan osteoporosis terjadi penurunan ketebalan tulang
kompakta dan peningkatan diameter rongga madulary.
Kondisi di ataas menyebabkan terjadinya pelebaran rongga sumsum
tulang dan saluran havers, trapekula berkurang dan menjadi tipis akibatnya
tulang mudah retak. Tulang yang mudah terkena adalah vertebra, pelipis dan
tengkorak.

B. ETIOLOGI.
Perkembangan osteoporosis sangat komplek meliputi faktor-faktor
nutrisi, fisik, hormonal dan genetik. Adapun tiga faktor utama yang
mempengaruhi osteoporosis adalah :
1. Defisiensi kalsium.
Hal ini dikarenakan intake kalsium dalam makanan yang
kurang/tidak adekuat. Menurunnya kalsium ada hubungannya dengan
bertambahnya usia yaitu dengan berkurangnya absorbsi kalsium, tidak
adekuatnya intake vitamin D atau penggunaan obat-obatan (heparin,
alkohol, antasida ikatan fosfat,, kortikosteroid, fenitoin, isoniazid) dalam
jangka waktu lama.
2. Kurangnya latihan yang teratur.
Imobilisasi dapat menyebabkan proses menurunnya massa tulang.
Olahraga atau latihan yang teratur dapat mencegah penurunan masssa
tulang. Tekanan-tekanan mekanis pada latihan akan membuat otot-otot
berkontraksi yang dapat merangsang formasi tulang.
3. Perbedaan jenis kelamin.
Hormon-hormon reproduksi mempengaruhi kekuatan tulang.
Pada wanita post menopouse, hormon reproduksi dan timbunan kalsium
tulang menurun. Hormnon yang sangat menurun adalah estrogen. Dengan
demikian wanita lebih cepat dan berisiko mengalami osteoporosis
daripada laki-laki. Padda laki-laki osteoporosis terjadi setelah usia 70
tahun.
Selain tiga hal tersebut di atas, gangguan kelenjar endokrin dapat
menyebabkan osteoporosis yaitu penyakit chusing, thyrotoxicosis atau
hipersekresi kelenjar adrenal.
Faktor risiko terjadinya osteoporosis antarra lain : kurang terkena
sinar matahari, alkoholisme, banyak mengkonsumsi nikotin (perokok)
dan kafein, kurang aktivitas fisik, ada riwayat keluarga dengan
osteoporosis.

C. PATOFISIOLOGI
Patogenesis osteoporosis promr mempunyai faktor etiologi
multipel sebagai akibat bertambanya usia, gaya hidup yang merupakan
perpaduan antara turunnya pembentukan tulang,masa tulang dan
peningkatan reapsorpsi tulang yang hasil akhirnya ialah hilangnya massa
tulang. Beberapa hipotesis yang diajukan antara lain :Gangguan fungsi
tubuh,pengaruh psikososisal, kegagalan relatif osteoblast, defisit vitamin
D dan kalsium akibat perubahan diet. Penurunan fungsi tubuh akan
berdampak pergerakan yang kurang maksimal yang bias terjadi
Konstipasi b.d ileus, bias juga Imobilitas fisik mempengaruhi
terjadinnya fraktur bias terjadi Resiko cedera b.d imobilitas dan spasme
otot dan pastinya akan timbul rasa nyeri. Pengaruh dari psikososialnya
akan mengakibatkan isolasi social dan akan muncul kurangnya
pengetahuan b.d proses osteoporosis.
D. PATHWAY

Normal

Genetik,Gaya Hidup,Alcohol Penurunan Produksi Hormon

Penurunan Masa Tulang

Osteoporosis

Pengaruh Pada Fisik Pengaruh Pada Psikososial

Fungsi Tubuh Keterbatasan Gerak Tubuh Konsep Diri Menurun


- Pembatasan Gerak - Isolasi Sosial
- Ileus(Obstruksi usus) Imobilitas Fisik - Inefektif
Koping
Individu

Konstipasi b.d Ileus Fraktur Spasme Otot

Kurang
Reseptor Nyeri Pengetahuan
b.d Proses
Resiko Cedera Osteoporosis
b.d Imobilitas
Nyeri Akut b.d
Fraktur
E. MANIFESTASI KLINIS.
- Osteoporosis mungkin tidak memberikan gejala kinis sampai terjadi patah
tulang, nyeri dan deformitas biasanya menyertai patah tulang.
- Dengan melemah dan kolapsnya korpus vertebra, tinggi seseorang dapat
berkurang atau timbul kifosis dan individu menjadi bungkuk (kadang-
kadang disebut dowager’s hamp).
- Adanya osteopenia gigi ditandai dengan gejala gigi mudah tanggal yang
disertai reapsorpsi gusi ata banyak gusi yang goyah, dapat digunakan
sebagai patokan kemungkinan adanya osteoporosis tulang.

F. KOMPLIKASI.
- Fraktur tulang panggul.
- Fraktur pergelangan tangan.
- Fraktur columna vertebaralis dan paha.
- Fraktur tulang iga.
- Fraktur radius.

G. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK.
- Pemeriksaan sinar-X terhadap tulang memperlihatkan penurunan
ketebalan tulang.
- CT scan densitas tulang dapat memberikan gambaran akurat mengenai
tingkat massa tuang dan menentukan kecepatan penipisan tulang.

H. PENCEGAHAN.
- Pencegahan osteoporosis dimulai sejak masa anak-anak dan remaja yaitu
kebiasaan berolahraga dan nutrisi yang adekuat untuk memperkuat
tulang.
- Olahraga beban bahkan pada usia lanjut (>85 tahun), telah dibuktikan
dapat meningkatkan kepadatan tulang dan massa otot dan memperbaiki
daya tahan fisik dan keseimbangan.
- Terapi estrogen-progesteron pengganti selama dan setelah menopouse
dapat mengurangi pembentukan osteoporosis pada wanita. Kontra
indikasi terapi penggantian estrogen adalah riwayat kanker payudara pada
individu atau keluarga atau riwayat individu mengidap pembentukan
pembekuan darah.
- Terapi testosteron dapat mengurangi osteoporosis pada pria.
- Suplemen kalsium dan vitamin D melalui makanan dapat mengurangi
pembentukan osteoporosis baik pada pria maupun wanita.
- Hindari merokok.
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN.
a) Riwayat Keperawatan
Perawat perlu menanyakan adanaya :
Rasa sakit/nyeri pada tulang punggung (bagian bawah), nyeri leher,
merasakan berat badan menurun. Umur dan jenis kelamin biasanya
diataas usia 50 tahun dan sering pada wanita, kurangnya aktifitas atau
Imobilisasi. keadaan nutrisi misal kurang vitamin D, C dan kalsium.
Mengkonsumsi alkohol dan kafein, merokok.
Adanya penyakit endokrin : Diabetes melitus, Hipertiroidisme,
hiperparatiroidisme, chusing’s syndom, acromegali, hypogonadism.
b) Pemeriksaan fisik
Lakukan penekanan pada tulang punggung apakah terdapat nyeteka, nyeri
pergerakan. Periksa mobilitas amati posisi pasien yang nampak
membungkuk.
c) Riwayat psikososial
Penyakit ini terjadi pada usia tua dan lebih banyak pada wanita. Biasanya
sering timbul kecemasan, takut melakukan aktifitas, dan perubahan
konsep diri.

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN.
Diagnosa keperawatan yang timbul pada pasien osteoporosis, pada umumnya
adalah:
a) Gangguan mobilitas fisik sehubungan dengan proses penyakit
b) Konstipasi b.d Ileus
c) Nyeri Akut b.d fraktur
d) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh untuk kalsium dan
vitamin D
e) Gangguan konsep diri psikososisal : perubahan body image / harga diri
berhubungan dengan proses penyakit
f) Kurang pengetahuan tentang proses penyakit
C. PERENCANAAN KEPERAWATAN.
a. Gangguan mobilitas fisik
Tujuan :
- Pasien dapat meningkatkan mobiltas dan aktifitas
Rencana/tindakan keperawatan
- Gunakan matress dengan tempat tidur papan. Hal ini untuk
memperbaiki posisi tulang belakang
- Bila ada indikasi, bantu pasien dengan menggunakan walker atau
tongkat
- Bantu dan ajarkan untuk latihan ROM setiap 4 jam utnuk
meningkatkan fungsi persendian dan mencegah kontraktur
- Ajarkan pada pasien untuk mencegah fraktur
- Bila pasien dianjurkan menggunakan brace punggung atau korset,
perlu dilatih penggunaan dan jelaskan tujuannya yaitu untuk
menunjang tubuh/anggota badan.
- Beriakn analgetik, estrogen, kalsium dan vitamin D sesuai terapi
dokter
- Berikan diet tinggi kalsium dan vitamin D sesuai terapi dokter
- Monitor kadar kalsium.
b. Konstipasi b.d ileus
Tujuan :
- Pasien dapat buang ar dengan normal
Rencana/tindakan keperawatan :
- Asupan nutrisi yang banyak mengandung serat
- Anjurkan banyak minum air putih
- Latihan fisik ringan secara teratur
- Kolaborasi dengan dokter pemberian obat konstipasi untuk
memperlacar buang air.
c. Nyeri b.d fraktur
Tujuan :
- Dapat berkurangnya rasa nyeri yang timbul akibat frkatur
Rencana/Tindakan Keperawatan
- Kaji Skala Nyeri
- Ajarkan Distraksi Relaksasi
- Kolaborasi dengan dokter pemberian antipiretik

d. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh untuk kalsium dan


vitamin D
Hasil yang diperkirakan : pesien menunjukkan masukan kalsium dan
vitamin D yang adekuat, merencanakan menu 3 hari yang
memberikan masukan yang cukup dari keduanya
Rencana tindakan / intervensi
- Pastikan bahwa pasien memperhatikan pengetahuan tentang makanan
tinggi kalsium : keju, susu, sayuran hijau, talur, kacang, biji wijen,
tiram. Berikan pasien daftar makanan, temasuk jumlah relatif kalsium
di masing-masing
- Ajarkan pasien bagaimana merencanakan menu yang memberikan
masukan kalsium dan makanan diperkaya vitamin D yang cukup
setiap hari

e. Gangguan konsep diri


Tujuan :
- Pasien dapat mengekspresikan perasaan, pasien dapat
mengungkapkan kopinh yang positif.
Rencana/tindakan keperawatan
- Bantu pasien untuk mengekspresikan perasaannya dan dengarkan
dengan penuh perhatian. Mencuptakan hubungan harmonis sehingga
timbul koordinasi
- Klarisifikasi bila terjadi kesalahan pemahaman tentang proses
penyakit dan pengobatan serta perawatan yang diberikan.
Meningkatkan koordinasi selama keperawatan
- Identifikasi bersama pasien tentang alternatif pemecahan masalah
ayng positif. Dapat mengembalikan rasa percaya diri
- Bantu untuk meningkatkan komunikasi dengan keluarga dan teman

f. Kurang pengetahuan tentang cara perawatan dirumah


Tujuan:
- Pasien dan keluarga dapat memahami tentang proses osteoporosis
Rencana/tindakan keperawatan
- Jelaskan pentingnya diit yang tepat, aktifitas yang sesuai serta
istirahat yang cukup
- Jelaskan penggunaan obat yang diberikan secara detail
- Jelaskan pentingnya lingkungan yang aman misal lantai tidak licin,
menghindari jatuh, menggunakn pegangan, menghindari gerakan
cepat dan tiba-tiba
- Ajurkan untuk mengurangi kafein, alkohol, dan merokok bila pasien
sebelumnya mengkonsumsi atau menghindarinya
- Jelaskan pentingnya follow-up

D. EVALUASI
- Tidak terjadi komplikasi
- Aktifitas dan mobilitas terpenuhi
- Perilaku yang bias beradaptasi
- Memahami cara perawatan dirumah.
DAFTAR PUSTAKA

Bunga rampai, editor Waspadji, Sarwono dkk. 1996. Ilmu Penyakit Dalam.
FKUI. Jakarta

Corwin, Elizabet. J. 2000. Buku Saku Patofisiologi. EGC. Jakarta

Carpenito, Lynda Jual. 2000. Buku Saku Diagnosa Keperawatan edisi 8. EGC.
Jakarta

Swearingen. 2000. Keperawatan Medikal Bedah Edisi 2. EGC. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai