0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
7 tayangan7 halaman
Jurnal 1 membahas hubungan antara self confidence dan kemampuan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran matematika. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan yang tinggi antara self confidence dan kemampuan berpikir kritis. Jurnal 2 membahas hubungan pengetahuan lingkungan hidup dan etika lingkungan terhadap sikap dan perilaku menjaga lingkungan. Didapatkan hubungan positif dan signifikan antara pengetahuan-pengetahuan tersebut dengan sikap
Jurnal 1 membahas hubungan antara self confidence dan kemampuan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran matematika. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan yang tinggi antara self confidence dan kemampuan berpikir kritis. Jurnal 2 membahas hubungan pengetahuan lingkungan hidup dan etika lingkungan terhadap sikap dan perilaku menjaga lingkungan. Didapatkan hubungan positif dan signifikan antara pengetahuan-pengetahuan tersebut dengan sikap
Jurnal 1 membahas hubungan antara self confidence dan kemampuan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran matematika. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan yang tinggi antara self confidence dan kemampuan berpikir kritis. Jurnal 2 membahas hubungan pengetahuan lingkungan hidup dan etika lingkungan terhadap sikap dan perilaku menjaga lingkungan. Didapatkan hubungan positif dan signifikan antara pengetahuan-pengetahuan tersebut dengan sikap
1 Judul Hubungan antara Self Confidence dengan Kemampuan Berpikir
Kritis Siswa dalam Pembelajaran Matematika. 2 Latar belakang Masih banyak siswa yang memiliki self confidence rendah. Hal tersebut dapa ditunjukkan dengan hasil survey study TIMSS (2012) menyatakan bahwa skala internasional hanya 14% siswa memiliki self confidence tinggi terkait dengan matematikanya. Sedangkan 45% siswa kategori sedang dan 41% termasuk rendah. Begitu pula yang terjadi pada siswa di Indonesia, 3% termasuk dalam kategori tinggi 52% siswa kategori sedang serta 45% kategori rendah (Martyanti, 2013, p.16). 3 Tujuan umum Tidak ada 4 Tujuan khusus Tidak ada 5 Isi tinjauan pustaka Tidak ada 6 Hipotesis bila ada Tidak ada 7 Desain penelitian Metode penelitian kuantitatif dengan menggunakan pendekatan korelasional. 8 Populasi Siswa kelas VIIISMP Negeri 1 Dukupuntang. 9 Jumlah sampel 36 siswa 10 Cara menentukan Sampel yang diambil dalam penelitian ini yaitu dengan sample menggunakan teknik cluster simple random sampling. 11 Kriteria inklusi Siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Dukupuntang. 12 Kriteria eksklusi Siswa kelas VII dan IX SMP Negeri 1 Dukupuntang. 13 Cara pengumpulan Menggunakan angket dan tes. data 14 Instrumen yang Instrumen yang digunakan berupa angket dan tes. digunakan 15 Uji validitas Tidak ada realibilitas 16 Uji analisis yang Tidak ada digunakan 17 Hasil penelitian Hubungan antara self confidence dengan kemampuan berpikir kritis siswa sebesar 0,75, artinya memiliki hubungan yang tinggi antara self confidence dangn kemampuan berpikir kritis siswa. 18 Isi pembahasan 1. Berdasarkan tabel 1, tampak bahwa kepercayaan diri siswa memperoleh secara umum termasuk tinggi tiap indikator- indikatornnya dengan memperoleh prosestase rata-rata sebesar 78,65%. Artinya bahwa kepercayaan diri siswa dilihat dari aspek dan indikator yang ada dapat membuat kepercayaan diri siswa lebih baik lagi. 2. Berdasarkan tabel 2, tampak bahwa hasil berfikir kritis siswa memperoleh rata-rata baik tiap indikator-indikatornya dengan memperoleh prosestase rata-rata sebesar 77,90% digolongan sudah baik. Artinya bahwa siswa sudah terbentuk untuk menjawab soal dengan benar dan siswa sudah kritis untuk menjawab pertanyaan secara bervariasi dan terstruktur dengan baik. 3. Berdasarkan perhitungan korelasi person maka dapat diinterpretasikan bahwa hubungan kepercayaan diri dengan berfikir kritis siswa memperoleh nilai koefisien 0.750 yang artinya bahwa hubungan epercayaan diri dengan berfikir kritis siswa tinggi. Nilai sig menunjukkan lebih kecil dari 0.05 maka hal ini jelas bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kepercayaan diri terhadap berfikir kritis siswa. 19 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan bahwa data berdistribusi normal dan homogen. Sedangkan pada uji hipotesis diperoleh sig < 0.05 atau 0.000 < 0.05 maka H0 ditolak dan menerima H1 yang artinya terdapat hubungan yang signifikan antara self confidence dangn kemampuan berpikir kritis siswa. Hubungan antara self confidence dangn kemampuan berpikir kritis siswa sebesar 0,75, artinya memiliki hubungan yang tinggi antara self confidence dangn kemampuan berpikir kritis siswa. 20 Saran Tidak ada JURNAL 2
NO. ITEM ANALISIS HASIL ANALISIS
1 Judul Hubungan Pengetahuan dan Etika Lingkungan Dengan Sikap
dan Perilaku Menjaga Kelestarian Lingkungan. 2 Latar belakang Dengan telah dilaksanakannya program pendidikan lingkungan hidup dan adanya peningkatan jumlah sekolah penerima penghargaan Adiwiyata, semestinya perilaku menjaga kelestarian lingkungan juga akan mengalami peningkatan. Namun pada kenyataannya, berdasarkan pengamatan dibeberapa sekolah baik sekolah yang telah mendapatkan penghargaan Adiwiyata maupun sekolah yang belum mendapatkan Adiwiyata, masih banyak para pelajar yang kurang memiliki kesadaran tentang pentingnya menjaga kelestarian lingkungan sekolah. Masih ditemukan pelajar membuang sampah sembarangan padahal sudah tersedia tempat sampah. Ketimpangan ini mendorong peneliti untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara pengetahuan lingkungan hidup dan etika lingkungan dengan sikap dan perilaku menjaga kelestarian lingkungan. 3 Tujuan umum Tidak ada 4 Tujuan khusus Tidak ada 5 Isi tinjauan pustaka Tidak ada 6 Hipotesis bila ada Tidak ada 7 Desain penelitian Penelitian korelasioanal 8 Populasi Siswa Sekolah Menengah di Kota Pagar Alam Sumatera Selatan yang terdiri dari 11 sekolah negeri/swasta dengan jumlah siswa sebanyak 7.034 orang. 9 Jumlah sampel 335 orang 10 Cara menentukan Proporsional random sampling. sample 11 Kriteria inklusi Siswa Sekolah Menengah di Kota Pagar Alam Sumatera Selatan yang terdiri dari 11 sekolah negeri/swasta. 12 Kriteria eksklusi Siswa Sekolah Dasar di Kota Pagar Alam Sumatera Selatan. 13 Cara pengumpulan Menggunakan angket data 14 Instrumen yang Instrumen yang digunakan berupa angket. digunakan 15 Uji validitas Tidak ada realibilitas 16 Uji analisis yang Metode regresi linier digunakan 17 Hasil penelitian 1. Terdapat hubungan positif yang signifikan antara pengetahuan lingkungan hidup dengan sikap menjaga kelestarian lingkungan. 2. Terdapat hubungan positif yang signifikan antara pengetahuan etika lingkungan dengan sikap menjaga kelestarian lingkungan. 3. Terdapat hubungan positif yang cukup signifikan dan mendekati signifikan antara pengetahuan lingkungan hidup dan pengetahuan etika lingkungan dengan sikap menjaga kelestarian lingkungan. 4. Terdapat hubungan positif yang signifikan antara sikap menjaga kelestarian lingkungan dengan perilaku menjaga kelestarian lingkungan. 18 Isi pembahasan 1. Dari hasil analisis hubungan pengetahuan lingkungan hidup dengan sikap menjaga kelestarian lingkungan didapat nilai sig 0,000 < 0,005, ini menjukkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya terdapat hubungan positif yang signifikan antara pengetahuan lingkungan hidup dengan sikap menjaga kelestarian lingkungan. 2. Hasil analisis hubungan pengetahuan etika lingkungan dengan sikap menjaga kelestarian lingkungan didapat nilai sig 0,000 < 0,005, ini menjukkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya terdapat hubungan positif yang signifikan antara pengetahuan etika lingkungan dengan sikap menjaga kelestarian lingkungan. 3. Berdasarkan hasil analisis hubungan pengetahuan lingkungan hidup dan etika lingkungan secara bersama dengan perilaku menjaga kelestarian lingkungan didapat nilai sig. 0,000 < 0,005 dan r = 0,532, ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang cukup signifikan dan mendekati signifikan antara pengetahuan lingkungan hidup dan pengetahuan etika lingkungan dengan sikap menjaga kelestarian lingkungan. 4. Berdasarkan hasil analisis hubungan sikap menjaga kelestarian lingkungan dengan perilaku menjaga kelestarian lingkungan didapat nilai sig 0,000 < 0,005, hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara sikap menjaga kelestarian lingkungan dengan perilaku menjaga kelestarian lingkungan. 19 Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan studi korelasi antara variabel pengetahuan lingkungan hidup dan pengetahuan etika lingkungan dengan sikap menjaga kelestarian lingkungan dan perilaku menjaga kelestarian lingkungan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Pengetahuan lingkungan hidup memiliki hubungan positif yang cukup signifikan dengan sikap menjaga kelestarian lingkungan; 2. Pengetahuan etika lingkungan memiliki hubungan positif yang kurang signifikan dengan sikap menjaga kelestarian lingkungan; 3. Pengetahuan lingkungan hidup dan etika lingkungan secara bersamasama memiliki hubungan positif yang signifikan dengan sikap menjaga kelestarian lingkungan; 4. Sikap menjaga kelestarian lingkungan memiliki hubungan positif yang cukup signifikan dengan perilaku menjaga kelestarian lingkungan. 20 Saran Saran teoritis Untuk dilakukan penelitian lebih lanjut tentang pengaruh pendidikan lingkungan hidup dan etika lingkungan terhadap sikap dan perilaku menjaga kelestarian lingkungan, sehingga ditemukan model pendidikan lingkungan hidup dan etika lingkungan yang tepat untuk masing-masing daerah. Saran praktis Dalam rangka meningkatkan perilaku siswa dalam menjaga kelestarian lingkungan di sekolah maka disarankan: 1. Pihak sekolah untuk memberikan mata pelajaran pendidikan lingkungan hidup dan etika lingkungan kepada siswa- siswanya. 2. Pemerintah Kabupaten/Kota melalui Dinas Pendidikan untuk membuat edaran kepada sekolah-sekolah agar mata pelajaran muatan lokal diarahkan ke pendidikan lingkungan hidup dan etika lingkungan. 3. Pemerintah Kabupaten/Kota melalui Badan Lingkungan Hidup untuk mendorong semakin banyaknya sekolah yang mengikuti program Adiwiyata dan memberikan penyuluhan secara rutin ke sekolahsekolah. 4. Orang tua siswa untuk memberikan pembiasaan-pembiasan di rumah dalam rangka meningkatkan perilaku anak dalam menjaga kelestarian lingkungan JURNAL 3
NO. ITEM ANALISIS HASIL ANALISIS
1 Judul Pengaruh Kemampuan Pedagogik Guru dengan Hasil Belajar
IPS. 2 Latar belakang Meskipun kondisi guru udah berlulusan S1 bahkan ada yang S2 di SMP Al-Amin yang berada di kecamatan Pamijahan, berdasarkan studi pendahuluan yang telah di lakukan sudah terlihat optimal, tetapi masih di temukan beberapa guru yang berkemampuan pedagogiknya menunjukan keadaan yang kurang sehingga berpengaruh terhadap hasil belajar. 3 Tujuan umum Untuk mengetahui hubungan antara persepsi siswa tentang kemampuan pedagogik guru dengan hasil belajar mata pelajaran IPS kelas VIII di SMP Al-Amin Pamijahan Bogor. 4 Tujuan khusus Tidak ada 5 Isi tinjauan pustaka 1. Belajar 2. Faktor – factor yang mempengaruhi belajar 3. Belajar IPS 4. Hasil belajar IPS 5. Pedagogik 6. Guru 6 Hipotesis bila ada Tidak ada 7 Desain penelitian Metode penelitian kuantitatif dengan menggunakan pendekatan korelasional. 8 Populasi Siswa kelas VIII di SMP Al-Amin Pamijahan Bogor sebanyak 153 siswa. 9 Jumlah sampel 60 siswa 10 Cara menentukan Proporsional random sampling sample 11 Kriteria inklusi Siswa kelas VIII di SMP Al-Amin Pamijahan Bogor 12 Kriteria eksklusi Siswa kelas VII dan IX di SMP Al-Amin Pamijahan Bogor 13 Cara pengumpulan Menggunakan angket data 14 Instrumen yang Instrumen yang digunakan berupa angket. digunakan 15 Uji validitas Tidak ada realibilitas 16 Uji analisis yang Koefisien diterminan digunakan 17 Hasil penelitian Terdapat hubungan antara persepsi siswa tentang kemampuan pedagogik guru dengan hasil belajar mata pelajaran IPS kelas VIII di SMP Al-Amin Pamijahan Bogor. Hal ini dapat dibuktikan dengan derajat kebebasan (dk) = N -2 dan a = 0,025 sebesar 2,000. t hitung (5,38) > t tabel (2,000) maka koefsien korelasi adalah signifikan. Nilai r hitung adalah 0,577 sedangkan r tabel adalah 0,254 dengan batas signifikan 5 persen artinya nilai r hitung lebih besar dari r tabel yakni 0,577> 0,254. 18 Isi pembahasan Uji variable dengan rumus koefisien diterminan dengan hasil akhir, diketahui r hitung adalah 0,577 yang berarti berada di antara 0,400 sampai 0,599 maka dapat dikatakan bahawa hubungan persepsi siswa tentang kemampuan pedagogik guru dengan hasil belajar mata pelajaran IPS kelas VIII di SMP Al- Amin Pamijahan Bogor mempunyai korelasi yang sedang karena persepsi siswa tentang kemampuan pedagogik guru akan berhubungan dengan hasil belajar. 19 Kesimpulan Setelah peneliti melakukan penelitian dan menganalisis data yang telah diperoleh, baik yang besifat teoritis maupun lapangan tentang hubungan persepsi siswa tentang kemampuan pedagogik guru dengan hasil belajar mata pelajaran IPS kelas VIII di SMP Al- Amin pamijahan Bogor. Maka dapat disimpulkan sebagai berikut : Persepsi siswa tentang kemampuan pedagogik guru di SMP Al- amin pamijahan bogor. Nilai rata-rata 66,6, nilai tertinggi 93, nilai terendah 32, nilai diatas rata-rata 66,66 %, dan nilai dibawah rata- rata 33,34%, dengan itu dapat disimpulkan bahwa persepsi siswa tentang kemampuan pedagogik guru memiliki kriteria tinggi. Hasil belajar mata pelajaran IPS kelas VIII di SMP Al-Amin Pamijahan Bogor. Nilai rata-rata 80,25, nilai tertingi 95, nilai terendah 61, nilai diatas rata-rata 71,66 %, dan nilai dibawah rata- rata 28,34%, dengan demikian hasil belajar mata pelajaran IPS kelas VIII memiliki kriteria tinggi. Terdapat hubungan positif antara persepsi siswa tentang kemampuan pedagogik guru dengan hasil belajar mata pelajaran IPS kelas VIII di SMP Al-Amin Pamijahan Bogor. Hal ini dapat dibuktikan dengan derajat kebebasan (DK) = -2 dan a = 0,025 sebesar 2,000 t hitung (5,38) > t tabel (2,000) maka koefesien korelasi adalah signifikan, nilai r hitung adalah 0,577 sedangkan r tabel adalah 0,254 dengan batas signifikan 5 % artinya nilai r hitung lebih besar dari r tabel yakni 0,577 > 0,254. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat hubungan yang positif antara persepsi siswa tentang kemampuan pedagogik guru dengan hasil belajar mata pelajaran IPS kelas VIII di SMP Al-Amin Pamijahan Bogor. 20 Saran Didalam melakukan kegiatan belajar mengajar guru hendaknya berusaha untuk meningkatkan kemapuan pedagogiknya, sehingga dapat menimbulkan kenyamanan bagi siswa pada ssst kegiatan belajar mengajar.berlangsung. Siswa merupakan subyek dalam proses belajar mengajar, hendaknya guru dapat mengerti dan mengetahui kondisi siswanya sehingga dapat menciptakan belajar yang kondusif. Guru harus menciptakan sussana belajar mengajar yang menyenangkann dan tidak terlalu mengekang siswa sehingga akan menimbulkan persepsi baik / positif terhadap guru tersebut dan akan berdampak baik pula bagi hasil belajar siswa.