Anda di halaman 1dari 21

PROPOSAL

PENELITIAN
D I N DA N OV I A R M AC H DA , 1 7 0 6 9 7 7 9 9 2 , M P - 2 1
BAB I
LATAR BELAKANG

• Menurut data Badan POM RI, kasus keracunan pangan terbesar di Indonesia salah satunya
masih bersumber pada pangan jajanan (Rahayu, 2006a). Pangan jajanan adalah pangan yang
diproduksi oleh pengusaha sektor informal dengan modal terbatas atau kecil dan dijajakan di
tempat-tempat keramaian, sepanjang jalan serta di pemukiman/perkampungan dengan cara
berjualan berkeliling, menetap atau kombinasi dari kedua cara tersebut.
• Aspek positif dari pangan jajanan yaitu dapat memberikan kontribusi yang nyata terhadap
kelompok konsumen tertentu yang pada umumnya tidak mempunyai cukup waktu untuk makan
di rumah seperti pelajar, mahasiswa, buruh dan karyawan. Pangan jajanan yang dijual para
pedagang umumnya masih rendah dalam hal mutu mikrobiologi dan kimiawi (Fardiaz dan
Fardiaz, 1992).
RUMUSAN MASALAH

• Kondisi rendahnya pengetahuan keamanan makanan masih banyak terjadi mendorong agar
upaya pemenuhan kebutuhan gizi dan keamanan makanan dapat ditingkatkan semaksimal
mungkin. Perlu peran tenaga kesehatan, dalam hal ini perawat untuk mengoptimalkan upaya
tersebut. Sebuah penelitian yang mengembangkan model asuhan keperawatan kesehatan
sekolah menegah yang bertujuan meningkatkan peran perawat dalam mengolaborasikan peran
guru, siswa, dan keluarga untuk memicu perubahan menuju praktik keamanan makanan.
PERTANYAAN PENELITIAN

1. Bagaimana peran perawat dalam mengolaborasikan peran guru, siswa, dan keluarga untuk
memicu perubahan menuju praktik keamanan makanan
TUJUAN PENELITIAN

• Tujuan Umum
Menguji pengaruh model kolaborasi guru, siswa, dan keluarga terhadap peningkatan pengetahuan
dan keterampilan guru tentang keamanan makanan pada siswa Sekolah Menengah
• Tujuan Khusus
Diidentifikasinya prevalensi adanya peningkatan pengetahuan dan keterampilan guru
Peran perawat dalam mengolaborasikan peran guru, siswa, dan keluarga untuk memicu perubahan
menuju praktik keamanan makanan
MANFAAT PENELITIAN
• Manfaat Aplikatif (dikaitkan oleh keperawatan anak: dasar pengembangan program di unit kesehatan sekolah terutama di
area kesehatan mental siswa)
• Memberikan pemahaman mengenai pentingnya perilaku hidup sehat bagi kondisi kesehatan di usia dewasa;
• Menambah wawasan dan pengetahuan tentang peran perawat dalam mengolaborasikan peran guru, siswa, dan
keluarga untuk memicu perubahan menuju praktik keamanan makanan di Jakarta;
• Meemberikan dukungan untuk memilih gaya hidup sehat untuk mengoptimalkan pertumbuhan dan
perkembangan usia sekolah menengah
• Manfaat Pengembangan Ilmu (di area keperawatan anak dan keperawatan komunitas, khususnya
• Meningkatkan peran perawat dalam mengolaborasikan peran guru, siswa, dan keluarga untuk memicu perubahan
menuju praktik keamanan makanan
• Manfaat Metodologi
• Sebagai referensi pada penelitian-penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan peran perawat dalam
mengolaborasikan peran guru, siswa, dan keluarga untuk memicu perubahan menuju praktik keamanan makanan

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kasus keamanan makanan pada Anak Sekolah Menengah

2.2 MAKANAN
2.2.1 Pengertian Makanan
2.2.2 Keamanan Makanan
2.2.3 Keamanan Pangan Jajanan Sekolah
2.2.4 Kasus keamanan makanan pada Anak Sekolah Menengah

2.3 Kolaborasi Orangtua, siswa dan Guru


KERANGKA TEORI
Dampak
Kesadaran

Peningkatan
Pengetahuan
Keamanan
Keamanan
Usia Makanan
Makanan

Faktor Eksternal

Keterampilan
Program Kolaborasi
BAB III
KERANGKA KONSEP

Variabel Independen Variabel Dependen

Kolaborasi guru, Pengetahuan


keluarga dan siswa keamanan makanan

Karakteristik Responden

1. Peran guru, keluarga,


siswa

2. Tingkatan
pengetahuan
1. Hipotesis Penelitian

- Hipotesis Nol (Ho)

Tidak ada hubungan yang bermakna antara model kolaborasi dengan tingkat
pengetahuan keamanan makanan pada anak usia menegah.
- Hipotesis Alternatif (Ha)
Terdapat hubungan yang bermakna antara model kolaborasi dengan tingkat
pengetahuan keamanan makanan pada anak usia menegah.
DEFINISI OPERASIONAL
Definisi
Variabel Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur
Operasional
Kegagalan Kuesioner 1. Ya Nominal
Kolaborasi kolaborasi guru, 2. Tidak
antar guru, orang tua dan siswa
keluarga dan
siswa
Pengetahuan Pengetahuan Kuesioner Skor 0-3: Skala likert
Keamanan menurunkan kasus APGAR kurang data hasil
makanan kemanan makanan pengetahuan Ordinal
Skor 4-6:
Pengetahuan
sedang.
Skor 7-10 :
sangat
mengetahui
Peran guru, Kelompok Kuesioner 1. Guru Nominal
keluarga dan responden 2. Keluarga
siswa 3. Siswa
4. Desain Penelitian

Desain yang digunakan adalah ujicoba model kolaborasi guru, keluarga dan
siswa yang telah dikembangkan dengan pendekatan eksperimen semua pre-post
test dengan kelompok kontrol.
4. Populasi dan Sampel

1. Populasi
Penelitian dilaksanakan di Depok, Jawa Barat selama tiga bulan. Pengambilan
sampel menggunakan teknik total sampling dengan jumlah sampel sebesar 28
responden yang sesuai kriteria inklusi yang terdiri dari 15 responden kelompok
intervensi dan 13 responden kelompok kontrol.
1. Kriteria inklusi
Guru, keluarga dan siswa menengah pertama, bersedia menjadi responden.
1. Kriteria eksklusi
Responden yang tidak bersedia, responden tidak sehat psikis
4. Tempat Penelitian

Lokasi penelitian merupakan suatu tempat atau wilayah di mana penelitian tersebut akan dilakukan.
Adapun penelitian yang dilakukan yaitu berlokasi di Depok
4. Etika Penelitian

Peneliti dalam melaksanakan seluruh kegiatan penelitian harus memegang teguh


prinsip-prinsip etika penelitian, menurut (Padmawati, 2010) meliputi:
1. Coercion/pemaksaan

2. Informed consent

3. Confidentiality

4. Debriefing

5. Perlindungan dari harm

6. Penjagaan privasi
4. Alat Pengumpulan Data

1. Instrumen
Uji instrumen
Agar diperoleh data yang valid dan reliabel, maka kuesioner diuji terlebih dahulu dengan uji
validitas dan reliabilitas.
a. Validitas adalah pengukuran dan pengamatan yang berarti prinsip keandalan instrumen dalam
mengumpulkan data). Uji validitas ini dilakukan kepada kelompok usia dewasa menengah yang tidak
termasuk sampel pada penelitian. Dan dalam penelitian ini menggunakan Pearson Product Moment,
yang kemudian diolah dengan program SPSS.

𝑁 σ 𝑋𝑌−(σ 𝑋)(σ 𝑌)
rxy =
{𝑁 σ 𝑋 2 − (σ 𝑋)2 } {𝑁 σ 𝑌 2 − (σ 𝑌)2 }

Keterangan:

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat
dipercaya atau dapat diandalkan.

k σ pq
KR – 20 = 1−
k−1 SDt 2

k σ σi2
r11 = 1−
k−1 σt
4. Prosedur Penelitian

1. Peneliti mencari dan meminta responden terlibat dalam penelitian dengan memberikan lembar
permohonan responden.

2. Peneliti menjelaskan tujuan, manfaat, prosedur penelitian, dan cara pengisian kuesioner.

3. Peneliti menjamin kerahasiaan responden dan meminta responden untuk menandatangani


lembar persetujuan responden.

4. Peneliti membagikan lembar kuesioner pada responden dan mendampingi responden dalam
mengisi kuesioner.

5. Peneliti mengumpulkan dan memeriksa kelengkapan kuesioner.

6. Peneliti meminta responden untuk mengisi data yang belum terisi lengkap saat itu juga.

7. Peneliti melakukan analisa data dengan menggunakan metode statistik dan mengolah data.
4. Pengolahan dan Analisa Data

• Pengolahan data

• Editing, yaitu kegiatan melakukan pengecekan terhadap isian kuesioner untuk memastikan
data yang diperoleh merupakan data yang telah terisi lengkap, relevan, dan dapat dibaca
dengan baik.

• Coding, yaitu kegiatan mengubah data huruf menjadi data bilangan sebagai kode yang
mempercepat proses pemasukan data dan mempermudah proses analisis data.

• Processing, yaitu kegiatan memasukkan data kuesioner yang telah diberikan kode ke dalam
program komputer untuk selanjutnya dianalisis.

• Clearing, yaitu proses pengecekan kembali data yang telah dimasukkan ke dalam komputer
untuk memastikan bersihnya data dari kesalahan.

1. Analisis data

1. Analisa Bivariat
(O−E)²
. Rumus : X2 = σ
E

1. Bila nilai Pvalue ≤ nilai α, keputusannya H0 ditolak

2. Bila nilai Pvalue > nilai α, keputusannya H gagal ditolak


DAFTAR PUSTAKA

• Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. (2013). Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.
• Berman, A., & Snyder, S. J. (2012). Kozier & Erb's fundamentals of nursing:concepts, process, and practice. New Jersey: Pearson Education, Inc.
• Cooke, L., Wardle, J., Gibson, E., Sapochnik, M., Sheiham, A., dan Lawson, M. (2003). Public health nutrition: Demographic, familial and trait predictors of fruit and vegetable
consumption by pre-school children. Vol. 7. Cambridge: 295-302.
• Dovey, T., Staples, P., Gibson, E., dan Halford, J. (2007). Food neophobia and ‘picky/fussy’eating in children. Vol. 50. Elvesier: Pg. 181-193.
• Gunanti, I., Wirjatmadi, B., Adriani, M., dan Martini, S. (2000). Konsumsi sayur pada anak prasekolah: faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi sayur pada anak
prasekolah. Vol. 1. Medika Eksakta: 45-53.
• Hall, J., Moore, S., Harper, S., dan Lynch, J. (2009). American Journal of Preventive Medicine: Global variability in fruit and vegetable consumption. Vol. 36. Elvesier: pg. 402-405.
• Junaidi, I. (2011). Ensiklopedia jus sayur dan buah. Jakarta: Bhuana Ilmu Populer.
• Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2014). Riset Pusat Penelitian dan Pengembahan Upaya Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
• Lafraire, J., Rioux, C., Giboreau, A., dan Picard, D. (2015). Food rejections in children: Cognitive and social/environmental factors involved in food neophobia and picky/fussy
eating behavior. Elvesier: pg. 347-357.
• Potter, P.A., and Perry, A.G. (2013). The fundamentals of nursing 8th Ed. USA: Elseiver Health Science.
• Reinaerts, E., Nooijer, J., Candel, M., dan Vries, N. (2006). Research report: Explaining school children’s fruit and vegetable consumption: The contributions of availability,
accessibility, exposure, parental consumption, and habit in addition to psychosocial factors. Vol. 48. Elvesier: pg. 248-258.

Anda mungkin juga menyukai