Belajar merupakan proses penggabungan informasi yang sejalan dengan perubahan pola perilaku dalam kehidupan sehari-hari (DeLaune & Ladner, 2012). Konsep belajar mencakup pengetahuan, keterampilan, bahkan penggantian kebiasaan yang lama menjadi kebiasaan yang baru (Berman, & Snyder, 2012). Tujuan belajar umumnya mengidentifikasi pengetahuan agar dapat digunakan untuk melakukan sesuatu (Potter, Perry, Stockert, & Hall, 2013). Dalam keperawatan, tujuan belajar adalah untuk membantu klien memenuhi kembali kebutuhan kesehatan agar mencapai tingkat normal (Potter, Perry, Stockert, & Hall, 2013). Asumsi belajar merupakan dugaan atau pandangan seseorang tentang belajar. Terdapat tiga asumsi belajar menurut Knowles (1984) dalam (DeLaune & Ladner, 2012), mencakup kesiapan, dan pengalaman belajar serta hubungan yang dapat mempengaruhi proses belajar. Hambatan dalam belajar terbagi menjadi hambatan eksternal meliputi faktor lingkungan dan sosial budaya, serta hambatan internal. Hambatan internal ditimbulkan dari kondisi seorang pembelajar yang meliputi kondisi psikologis dan fisiologis (DeLaune & Ladner, 2012) Teori belajar mencakup tiga konsep teoritis utama, yaitu teori perilaku (behaviorisme), teori kognitif (kognitivisme), dan teori kemanusian (humanisme). Teori belajar kognitif mementingkan proses belajar dari hasil belajarnya (Suardi, 2015). Terdapat lima fase perkembangan kognitif utama menurut Piaget, yaitu fase sensorimotor, fase prakonseptual, fase intuitif, fase operasi konkret, dan fase operasi formal. Teori belajar humanistik berfokus pada aspek kognitif dan afektif dari pelajar. Pada teori belajar humanistik, perawat berfokus pada perasaan dan tingkah laku dari pelajar. Penting pada individu dalam mengidentifikasi kebutuhan belajar, mengambil tanggung jawab mereka, serta motivasi diri pelajar meliputi kepercayaan diri dan independensi. (Berman, Snyder, & Frandsen, 2016). Teori-teori aliran behavioristik terdiri dari teori koneksionisme, transfer of learning, classical conditioning; dan operant conditioning (Bastable, 2003). Konektivisme menjelaskan hubungan antara kesan indera yang menjadi stimulus dengan kecenderungan bertindak yang menjadi respon, yaitu the law of exercises, the law effect, dan the law of readiness. Kesanggupan individu menggunakan suatu kecakapan, pengertian, dan prinsip-prinsip yang diperoleh dalam situasi baru dinamakan transfer of learning (Bastable, 2003). Pengkondisian responden menekankan bahwa stimulus yang muncul memengaruhi munculnya respon baru dan menghilangkan respon yang dialami sebelumnya. Operant conditioning menekankan pada penguatan yang terjadi setelah respon muncul.
2. Konsep dan Teori Mengajar
Proses mengajar tidak dapat dipisahkan dengan teori belajar. Proses mengajar yang baik akan terjadi jika pengajar menguasai mengenai teori belajar. Tujuan pengajaran sama dengan tujuan adanya pendidikan kesehatan klien, yaitu memelihara, meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit, perbaikan kesehatan, dan koping gangguan fungsi (Potter, Perry, Stockert, & Hall, 2013). Sasaran pengajaran tergantung edukasi yang dibutuhkan klien (DeLaune & Ladner, 2012; Edelman, Kudzma, & Mandle, 2014). Konsep pengajaran atau mengajar itu sendiri dikelompokkan berdasarkan pengertian dan dimensi. Konsep pengajaran berdasarkan pengertian terbagi menjadi konsep kualitatif, institusional, dan kuantitatif. Berdasarkan dimensinya, konsep pengajaran dibagi menjadi tiga jenis, yaitu mitos, sistem, dan substansi keilmuan (Tim Pengembang Pendidikan UPI, 2007). Efektivitas pengajaran bergantung pada hasil yang akan dicapai peserta didik, kejelasan instruksi dengan penjelasan yang sangat eksplisit, hubungan keterikatan (engagement), dan antusiasme pengajar (Bulger, Mohr, & Walls, 2002). Daftar Pustaka Bach, S. & Grant, A. (2009). Communication and Interpersonal Skills for Nurses. London: Learning Matters Ltd. Bastable, S. B. (2003). Nurse as educator : Principles of teaching and learning for nursing practice. Sudbury: Mass : Jones & Bartlett. Berman, A., & Snyder, S. (2012). Kozier & Erb's Fundamentals of Nursing: Concepts, Process, and Practice 9th edition. New Jersey: Pearson Education. Berman, A., Snyder, S. J., Frandsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentals of nursing: concepts, process, and practice (10thed). New Jersey: Person Education Bulger, S. M., Mohr, D. J., & Walls, R. T. (2002). Stack the deck in favor of your students by using the four aces of effective teaching. Journal of effective teaching, 5 (2). DeLaune, S. C., & Ladner P. K. (2012). Fundamentals of Nursing, 4th edition. New York Cengage Learning. Edelman, E. C., Kudzma, E. C., & Mandle, C. L. (2014). Health promotion troughout life span (8th ed.). Missouri: Mosby Inc. Efendi, F. (2009). Keperawatan kesehatan komunitas: teori dan praktik dalam keperawatan. Jakata: Salemba Medika. Joesafira. (2012). Promosi Kesehatan dan Perilaku. Bandung : Pustaka Setia. Kreitner, & Kinicki. (2005). Perilaku organisasi buku 1. Jakarta: Salemba Empat. Maulana, H. D. J. (2009). Promosi Kesehatan. Jakarta : EGC. Pender, N. J., Murdaugh, C. L., & Parsons, M. A. (2014). Health Promotion in Nursing Practice 7th edition. New Jersey: Pearson Education. Potter, P. A., Perry, A. G., Stockert, P. A., & Hall, A. M. (2013). Fundamentals of Nursing 8th edition. Missouri: Elsevier Mosby.