Anda di halaman 1dari 32

PRE PLANNING

“GIZI SEHAT DAN PEMILAHAN JAJANAN SEHAT


PADA ANAK SEKOLAH”

Hari/tanggal : Rabu, 12 September 2018


Tempat : Balai RW 2 Kelurahan Medokan Semampir
Jam : 09.00 WIB – 10.00 WIB
Kegiatan : Penyuluhan jajanan sehat pada anak usia sekolah

1. LATAR BELAKANG
Bangsa yang maju adalah bangsa yang memiliki tingkat kesehatan,

intelektualitas, dan produktivitas yang tinggi dan guna mencapai kemajuan

tersebut, pemerintah menuangkan cita-cita ini di Undang-undang Nomor 20 Tahun

2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Hal ini sejalan dengan

Undang-undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka

Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025 yang menetapkan pendidikan sebagai salah

satu prioritas pembangunan nasional. Pemenuhan gizi, perilaku hidup bersih dan

sehat

dapat dicapai melalui pendidikan gizi, perbaikan konsumsi pangan dan penguatan

pendidikan karakter (Kemendikbud, 2017).

Anak sekolah mengalami pertumbuhan fisik, kecerdasan, mental, dan

emosional yang sangat cepat. Makanan yang mengandung unsur gizi sangat

diperlukan untuk proses tumbuh kembang, dengan mengonsumsi makanan yang

cukup gizi secara teratur, anak akan tumbuh sehat sehingga mampu mencapai

prestasi belajar yang tinggi. Di Indonesia, masalah gizi pada anak usia sekolah

terjadi karena
kurangnya zat gizi tingkat berat. Sejumlah penelitian menyebut, anak dengan

status kesehatan yang baik berpengaruh baik pula pada penyerapan materi

pembelajaran di sekolah, sayangnya, status gizi sebagian anak-anak Indonesia

masih rendah (Kemendikbud, 2017).

Rendahnya status gizi pada anak sekolah dapat diakibatkan oleh konsumsi

makanan yang kurang baik. Data dari Analytical and Capacity Development

Partnership menyebutkan 20 persen anak memiliki kebiasaan makan kurang dari

tiga kali sehari dan umumnya, mereka berangkat sekolah tanpa sarapan dan 36%

kebutuhan energi anak sekolah diperoleh dari pangan jajanan yang dikonsumsinya

(Guhardja S, dkk, 2004) akan tetapi sebanyak 45% jajanan anak sekolah

merupakan jajanan yang berbahaya (BPOM, 2009).

Hasil pengawasan yang dilakukan Badan Pengawasan Obat dan Makanan

(BPOM) di sekolah dasar (SD) yang diintervensi di Jakarta tahun 2014, sebanyak

14,76 % Jajanan Anak Sekolah tidak memenuhi syarat (TMS) karena kualitas

mikrobiologis yang buruk dan masih mengandung bahan berbahaya yang dilarang

digunakan dalam pangan (seperti: boraks, formalin, pewarna tekstil, pemanis).

Berdasarkan pengambilan sampel pangan jajanan anak sekolah yang dilakukan di

6 kota (Jakarta, Serang, Bandung, Semarang, Yogyakarta dan Surabaya),

ditemukan 72,08% positif mengandung zat berbahaya. Selain itu, 45% makanan

jajanan sekolah merupakan makanan jajanan yang berbahaya, adanya cemaran

bakteri Escherichia coli pada makanan dan minuman yang dijajakan di sekolah,

sebanyak 47,8% hygiene perorang pedagang tidak baik, sebanyak 62,5%

memiliki sanitasi tidak baik dari segi peralatan, sejumlah 30,4% pedagang

menyajikan makanan tidak baik, dan 47,8% sarana penjaja tidak baik.
Hasil diskusi FGD bersama warga RW 2 Medokan Semampir menunjukkan

bahwa peserta FGD menjelaskan akan kekhawatiran bahaya jajanan yang tidak

sehat bagi anak dan kurangnya pengetahuan akan hal tersebut. Peserta FGD

mengungkapkan bahwa pada 4 dari 10 sekolah di Kecamatan Sukolilo ditemukan

adanya penjualan permen serbuk milo yang disetrika, pewarna makanan yang

tidak segera hilang pada lidah anak dan bertahan sangat lama, serta kekhawatiran

akan penggunaan plastik pada penggorengan makanan. Data lain ditemukan

permen Narkoba pada tahun 2016 di wilayah SD Peneleh Surabaya. BPOM dalam

Sidak Surabaya (2018) juga menemukan beberapa sampel makanan yang

mengandung adanya Auramin, kuning metanil, dan rodamin B berbahaya bagi

liver dan ginjal selain borax ataupun formalin. Status gizi buruk, obesitas,

penurunan nafsu makan, peningkatan infeksi, potensi keracunan dan gangguan

pencernaan ataupun organ lain pun dapat diakibatkan oleh jajanan yang kurang

terjamin kesehatannya (BPOM, 2018; Suci, 2009; Irianto, 2007).

Berdasarkan data diatas maka perlu untuk diadakannya upaya dalam

meningkatkan kesadaran masyarakat dan salah satunya adalah melalui pendidikan

kesehatan. Pendidikan kesehatan berperan mengubah perilaku kesehatan

seseorang sebagai hasil pengalaman belajar (Herijulianti, 2002). Oleh karena itu,

perlu diadakan sosialisasi kembali untuk memberikan pengetahuan tambahan

kepada orang tua maupun anak-anak mengenai pentingnya memilih jajanan.


2. TUJUAN
a) Tujuan Instruksional Umum
Setelah dilakukan penyuluhan terkait kebutuhan gizi dan jajanan sehat

untuk anak usia sekolah, diharapkan orang tua dapat lebih memahami dan

menerapkan akan pola pemberian jajanan sehat bagi anak.


b) Tujuan Instruksional Khusus
Setelah diberikan penjelasan atau pendidikan kesehatan, diharapkan orang

tua mampu:
1) Menjelaskan pentingnya makanan seimbang bagi anak dan fungsinya
2) Memahami akan makanan seimbang
3) Menjelaskan akan makanan yang aman dikonsumsi untuk anak
4) Menjelaskan makanan yang berisiko
5) Mengidentifikasi dampak dari makanan dengan kesehatan yang kurang

terjamin

3. PERENCANAAN DAN PENGORGANISASIAN


a) Rencana Strategi.

1) Menyusun Pre Planning dan Pengorganisasian kegiatan

2) Menyusun Satuan Acara Penyuluhan

b) Tindakan

1) Berkoordinasi dengan kader setempat terkait rencana pelaksanaan

kegiatan yang meliputi waktu, pengadaan dan kebutuhan materi berdasar

FGD dan harapan masyarakat

2) Berkonsultasi dengan pembimbing akademik tentang kegiatan pelatihan

metode bermain cuci tangan dan gosok gigi di RW II Kelurahan

Medokan Semampir Kecamatan Sukolilo.

c) Pengorganisasian Kelompok

Dosen Pembimbing : Rista Fauziningtyas, S.Kep., Ns., M.Kep


Moderator : Lusia Saun Selong, S.Kep
Pemateri : R. Hesea Rochmatillah, S.Kep
Observer : Arum Rachmawati, S.Kep
Notulen : Risca Maya P, S.Kep
Fasilitator : Galih Adhi Wicaksono, S.Kep
Ramona Kadji, S.Kep
Heni S, S.Kep
Dwiko Nur Gunawan, S.Kep
Dokumentasi : Yoga Narendra, S.Kep
d) Sasaran
Ibu-ibu yang memeriksakan anaknya di posyandu Balita RW II Kelurahan

Medokan Semampir.
e) Media
Laptop, LCD, alat tulis
f) Metode
Ceramah dan diskusi

g) Susunan Acara

No. Tahap Waktu Kegiatan Media


1. Pra kegiatan Mahasiswa profesi menyiapkan
fasilitas penyuluhan seperti: daftar
hadir, ruangan, dan tempat untuk
peserta penyuluhan

2. Pembukaan 5 menit - Mengucapkan salam pembuka dan


memperkenalkan diri
- Menyampaikan tujuan dan
maksud penyuluhan
- Menjelaskan kontrak waktu dan
mekanisme
- Menyebutkan materi penyuluhan
3. Pelaksanaan 20 menit - Menggali pengetahuan dan Leaflet
pemahaman peserta penyuluhan Ppt
mengenai harga diri dan upaya Laptop+lcd
untuk meningkatkan harga diri
- Memberikan penjelasan terkait :
1. Definisi Gizi Seimbang
2. Pedoman Gizi Seimbang
3. Empat Prinsip Gizi Seimbang
4. Kebutuhan Gizi Anak Sekolah
5. Fungsi dan Manfaat Nutrisi
6. Pemilahan Jajanan Sehat
7. PJAS yang sesuai
8. Dampak Jajanan yang Kurang

Sehat
9. Peran Orang Tua

- Diskusi tanya jawab

4. Penutup 10 menit - Melakukan evaluasi pemahaman


akan materi kepada peserta
penyuluhan

- Menyimpulkan materi

- Salam penutup

h) Setting Tempat
Ket:

: Pemateri

: Moderator

: Fasilitator

i) Kriteria Evaluasi
1. Kriteria Struktural.
a. Kontrak waktu dan tempat diberikan satu hari sebelum acara dilaksanakan
b. Pengumpulan SAP dilakukan satu hari sebelum pelaksanaan penyuluhan
c. Peserta hadir pada tempat yang telah ditentukan
d. Penyelenggaraan penyuluhan dilakukan oleh mahasiswa yang bekerja
sama dengan kader dari RW 2, Kelurahan Medokan Semampir
e. Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelum dan
saat penyuluhan dilaksanakan.
2. Kriteria Proses.
a. Acara dimulai tepat waktu
b. Peserta antusias terhadap materi penyuluhan
c. Peserta mengikuti kegiatan sesuai dengan aturan yang telah dijelaskan
d. Peserta mendengarkan dan memperhatikan penyuluhan
e. Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan POA (Plan of Action)
f. Pengorganisasian berjalan sesuai dengan job description
3. Kriteria Hasil:
a. Ada umpan balik positif dari peserta, seperti dapat menjawab pertanyaan
yang diajukan oleh pemateri (penyaji)
b. Peserta ikut aktif dalam proses diskusi
c. Peserta mampu menjawab dengan benar sebanyak 75% dari pertanyaan
penyaji
Surabaya, 17 Agustus 2018

Ketua Kelompok RW II PJ POKJA AUS

Amanatul Firdaus, S.Kep. R. Hesea Rochmatillah, S.Kep.


NIM. 131723143051
NIM. 131723143086

Mengetahui,
Pembimbing Profesi Keperawatan Kesehatan Komunitas dan Keluarga
Program Studi Pendidikan Ners Fakultas Keperawatan UNAIR

Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik

Rista Fauziningtyas, S.Kep., Ns., M.Kep. Arik K. N., S. Kep., Ns.


NIP. 198707172015042002 NIP. 197905282007012007
SATUAN ACARA KEGIATAN

PELATIHAN CUCI TANGAN DAN GOSOK GIGI

DI RW II KELURAHAN MEDOKAN SEMAMPIR KECAMATAN


SUKOLILO

KOTA SURABAYA

Disusun oleh:

Kelompok RW 2 Gelombang 1

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS AIRLANGGA

SURABAYA
2018
SATUAN ACARA KEGIATAN
Topik : Penyuluhan jajanan sehat pada anak usia sekolah
Tempat : Balai RW II Kelurahan Medokan Semampir
Kecamatan Sukolilo Surabaya
Sasaran : Anak Usia Sekolah
Hari / Tanggal : Senin/ 3 September 2018
Waktu : 09.00 WIB – 10.00 WIB
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah dilakukan penyuluhan terkait kebutuhan gizi dan jajanan sehat untuk

anak usia sekolah, diharapkan orang tua dapat lebih memahami dan

menerapkan akan pola pemberian jajanan sehat bagi anak.


2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah diberikan penjelasan atau pendidikan kesehatan, diharapkan orang tua

mampu:
1) Menjelaskan pentingnya makanan seimbang bagi anak dan fungsinya
2) Memahami akan makanan seimbang
3) Menjelaskan akan makanan yang aman dikonsumsi untuk anak
4) Menjelaskan makanan yang berisiko
5) Mengidentifikasi dampak dari makanan dengan kesehatan yang kurang

terjamin
3. Materi (terlampir)
4. Media
Laptop, LCD, alat tulis
5. Metode
Ceramah dan diskusi

6. Pengorganisasian Kelompok

Dosen Pembimbing : Rista Fauziningtyas, S.Kep., Ns., M.Kep


Moderator : Lusia Saun Selong, S.Kep
Pemateri : R. Hesea Rochmatillah, S.Kep
Observer : Arum Rachmawati, S.Kep
Notulen : Risca Maya P, S.Kep
Fasilitator : Galih Adhi Wicaksono, S.Kep
Ramona Kadji, S.Kep
Dwiko Nur Gunawan, S.Kep
Heni S, S.Kep
Dokumentasi : Yoga Narendra, S.Kep
7. Job Description
Pengorganisasian
1. Moderator
a. Bertanggung jawab atas kelancaran acara
b. Membuka dan menutup acara
c. Mengatur waktu penyajian sesuai dengan rencanakegiatan
d. Mengatur jalannya diskusi

2. Penyuluh / Pemateri
a. Menjelaskan materi penyuluhan dengan jelas dan bahasa yang mudah
dipahami oleh peserta
b. Memotivasi peserta untuk tetap aktif danmemperhatikan proses
penyuluhan
c. Menjawab pertanyaan peserta.

3. Fasilitator
a. Ikut bergabung dan duduk bersama di antara peserta
b. Menjawab pertanyaan jika ada peserta yang bertanya kepadanya.
c. Memotivasi peserta untuk bertanya materi yang belum jelas
d. Menjelaskan tentang istilah atau hal-hal yang dirasa kurang jelas bagi
peserta
e. Memotivasi peserta untuk aktif dalam prosesdiskusi
f. Membagikan leaflet kepada peserta.

4. Observer dan Notulen


a. Mencatat nama, alamat dan jumlah peserta, serta menempatkan diri
sehingga memungkinkan dapatmengamankan jalannya proses
penyuluhan
b. Mencatat pertanyaan yang diajukan peserta
c. Mengamati perilaku verbal dan nonverbal peserta selama proses
penyuluhan.
d. Mengevaluasi hasil penyuluhan dengan rencana penyuluhan
8. Plan of Action (POA)

Tahapan dan Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta

No. Tahap Waktu Kegiatan Media


5. Pra kegiatan Mahasiswa profesi menyiapkan
fasilitas penyuluhan seperti: daftar
hadir, ruangan, dan tempat untuk
peserta penyuluhan

6. Pembukaan 5 menit - Mengucapkan salam pembuka dan


memperkenalkan diri
- Menyampaikan tujuan dan
maksud penyuluhan
- Menjelaskan kontrak waktu dan
mekanisme
- Menyebutkan materi penyuluhan
7. Pelaksanaan 20 menit - Menggali pengetahuan dan Leaflet
pemahaman peserta penyuluhan Ppt
mengenai harga diri dan upaya Laptop+lcd
untuk meningkatkan harga diri
- Memberikan penjelasan terkait :
- Definisi Gizi Seimbang
- Pedoman Gizi Seimbang
- Empat Prinsip Gizi Seimbang
- Kebutuhan Gizi Anak Sekolah
- Fungsi dan Manfaat Nutrisi
- Pemilahan Jajanan Sehat
- PJAS yang sesuai
- Dampak Jajanan yang Kurang

Sehat
- Peran Orang Tua

- Diskusi tanya jawab


8. Penutup 10 menit - Melakukan evaluasi pemahaman
akan materi kepada peserta
penyuluhan

- Menyimpulkan materi

- Salam penutup

9. Kriteria Evaluasi
Kriteria Struktural.
a. Kontrak waktu dan tempat diberikan satu hari sebelum acara dilaksanakan
b. Pengumpulan SAP dilakukan satu hari sebelum pelaksanaan penyuluhan
c. Peserta hadir pada tempat yang telah ditentukan
d. Penyelenggaraan penyuluhan dilakukan oleh mahasiswa yang bekerja sama
dengan Kader Balita dan KIA RW 2, Kelurahan Medokan Semampir
e. Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelum dan
saat penyuluhan dilaksanakan.
Kriteria Proses.
a. Acara dimulai tepat waktu
b. Peserta antusias terhadap materi penyuluhan
c. Peserta mengikuti kegiatan sesuai dengan aturan yang telah dijelaskan
d. Peserta mendengarkan dan memperhatikan penyuluhan
e. Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan POA (Plan of Action)
f. Pengorganisasian berjalan sesuai dengan job description
Kriteria Hasil:
a. Ada umpan balik positif dari peserta, seperti dapat menjawab pertanyaan
yang diajukan oleh pemateri (penyaji)
b. Peserta ikut aktif dalam proses diskusi
c. Peserta mampu menjawab dengan benar sebanyak 75% dari pertanyaan
penyaji

Lampiran
MATERI PENYULUHAN
GIZI SEIMBANG DAN JAJANAN SEHAT BAGI ANAK SEKOLAH

1. Definisi gizi seimbang


Gizi seimbang merupakan susunan makanan sehari-hari yang

mengandung zat gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan

kebutuhan tubuh, dengan memerhatikan prinsip keanekaragaman

atau variasi makanan, aktivitas fisik, kebersihan dan berat badan (BB)

ideal (Kemenkes).
Secara umum komposisi makanan yang seimbang adalah bila

komposisi energi dari karbohidrat 50-65%, protein 10-20%, dan lemak

20-30%. Konsumsi gula sebaiknya dibatasi sampai 5% dari jumlah

kecukupan energi atau sekitar 3-4 sendok makan setiap hari.


Selain gizi seimbang, pada anak-anak, pola asuh yang baik akan

memberikan pengaruh yang baik pula terhadap status gizinya. Pola

asuh yang baik akan memperhatikan kecukupan asupan zat gizi dan
pencegahan terjadinya penyakit, atau apabila seorang anak menderita

penyakit, pelayanan kesehatan yang memadai akan dicari sehingga

penyakit segera tertangani sebelum mengganggu status gizinya lebih

jauh. Selanjutnya pola asuh, asupan gizi dan kejadian penyakit infeksi

sangat dipengaruhi oleh akar masalah, yang meliputi faktor sosial,

ekonomi dan budaya.

2. Pedoman Gizi Seimbang


Pedoman gizi seimbang (2014) merupakan pedoman diet resmi dari

Kementerian Kesehatan Terbaru menggantikan Pedoman Umum Gizi

Seimbang dan atau 4 Sehat 5 Sempurna. Pedoman Gizi Seimbang (PGS)

2014, yaitu:
a. Syukuri dan nikmati aneka ragam makanan
b. Banyak makan sayuran dan cukup buah-buahan
c. Biasakan konsumsi aneka ragam makanan pokok
d. Biasakan konsumsi lauk pauk berprotein tinggi
e. Batasi konsumsi pangan manis, asin, dan berlemak tinggi
f. Biasakan sarapan
g. Biasakan minum air putih yang cukup dan aman
h. Biasakan membaca label pada kemasan pangan
i. Cuci tangan dengan sabun dan air bersih mengalir
j. Lakukan aktivitas fisik cukup dan pertahankan Berat Badan Normal.

3. Empat Prinsip Gizi Seimbang


Terdapat empat prinsip dalam pemenuhan gizi yang seimbang, yaitu:
a. Makan yang beraneka ragam
b. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
Perlunya perilaku hidup bersih agar terhindar dari serangan

kuman penyebab penyakit infeksi. Penyakit infeksi dapat

mengganggu keadaan gizi seseorang. Pola makan gizi seimbang

tidak akan berguna jika tidak diikuti dengan penerapan

perilaku hidup bersih, seperti mencuci tangan menggunakan

sabun.
Langkah-langkah Cuci Tangan

c. Aktivitas fisik
Bentuk aktivitas fisik yang umum dapat dilakukan adalah

bermain (misalnya petak umpet, gobak sodor) dan olahraga

secara teratur. Olahraga yang dilakukan dalam waktu yang

cukup dan teratur akan memperlancar aliran darah dan oksigen

ke otak dan otot sehingga meningkatkan kebugaran dan

ketangkasan berpikir. Olahraga sebaiknya dilakukan minimal 3-5 hari

per minggu dan setiap kali olahraga minimal 30 menit.


d. Memantau berat badan
Perlunya memantau berat badan ideal adalah untuk

mengetahui apakah seseorang mempunyai berat badan ideal


atau tidak berdasarkan umur, jenis kelamin dan tinggi

badannya dan untuk mengetahui apakah terjadi penurunan

atau kenaikan berat badan.


Berat badan yang tidak ideal dapat mengakibatkan berat badan

kurang/ kurang gizi dan berat badan berlebih/ kegemukan.

Berat badan kurang/ kurang gizi disebabkan karena tidak

mengikuti pola gizi seimbang, terutama makan kurang dari

kebutuhan yang seharusnya. Kurang gizi dapat menimbulkan,

antara lain : mudah sakit, pertumbuhan terhambat, kecerdasan

terganggu, konsentrasi terganggu, mudah mengantuk, dan

sering tidak masuk sekolah


10. Kebutuhan Gizi Anak Sekolah
Pemenuhan gizi seimbang pada anak sekolah dibedakan

berdasarkan

kelompok umur yaitu kelompok umur 7-9 tahun dan 10-12 tahun,

serta dikelompokkan berdasarkan jenis kelamin mulai umur 10 tahun,

karena kebutuhan gizi yang berbeda.


4. Manfaat dan Fungsi Nutrisi
a. Pengatur dan sumber pembangun tubuh
b. Berperan pada imunitas tubuh
c. Sumber energi, yang dipergunakan untuk bermain, belajar, dan bekerja
5. Pemilahan Jajanan Sehat
Panganan/ jajanan anak sekolah belum sepenuhnya AMAN dari

bahan tambahan makanan berbahaya. Hasil pengawasan yang dilakukan

Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) di sekolah dasar (SD)

yang diintervensi di Jakarta tahun 2014, sebanyak 14,76 % PJAS tidak

memenuhi syarat (TMS) karena kualitas mikrobiologis yang buruk dan

masih mengandung bahan berbahaya yang dilarang digunakan dalam

pangan (seperti: boraks, formalin, pewarna tekstil, pemanis).


Akan tetapi, sebanyak36% kebutuhan energi anak sekolah

diperoleh dari pangan jajanan yang dikonsumsinya (Guhardja S., dkk,

2004). Berdasarkan Pedoman Jajanan Anak Sekolah (PJAS), jajanan anak

sekolah terbagi menjadi:


a. Makanan utama/sepinggan
Kelompok makanan utama atau dikenal dengan istilah “jajanan

berat”. Jajanan ini bersifat mengenyangkan. Contohnya : mie ayam,

bakso, bubur ayam, nasi goreng, gado-gado, soto, lontong isi sayuran

atau daging, dan lain-lain.


b. Camilan/snack
Camilan merupakan makanan yang biasa dikonsumsi diluar

makanan utama. Camilan dibedakan menjadi 2 jenis yaitu camilan

basah dan camilan kering. Camilan basah contohnya : gorengan,

lemper, kue lapis, donat, dan jelly. Sedangkan camilan kering

contohnya : brondong jagung, keripik, biskuit, kue kering, dan permen.

c. Minuman
Minuman dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu minuman yang

disajikan dalam gelas dan minuman yang disajikan dalam kemasan.

Contoh minuman yang disajikan dalam gelas antara lain : air putih, es

teh manis, es jeruk dan berbagai macam minuman campur (es cendol,

es campur, es buah, es doger, jus buah, es krim). Sedangkan minuman

yang disajikan dalam kemasan contohnya : minumanringan dalam

kemasan (minuman soda, teh, sari buah, susu, yoghurt).

d. Jajanan Buah
Buah yang biasa menjadi jajanan anak sekolah yaitu buah yang

masih utuh atau buah yang sudah dikupas dan dipotong. Buah

utuh contonya : buah manggis, buah jeruk. Sedangkan buah potong

contohnya : pepaya, nanas, melon, semangka, dan lain-lain.

6. PJAS yang sesuai


PJAS yang sesuai adalah PJAS yang aman, bermutu, dan bergizi

serta disukai oleh anak. Syarat makanan jajanan anak:


• Sehat
• Memenuhi kebutuhan gizi anak,tidak mengandung bahan yang

berbahaya bagi kesehatan


• Bersih
• Bebas dari kotoran
• Aman
• Tidak mengandung bahan yang berbahaya bagi kesehatan

Tips untuk memilih PJAS yang sesuai:


Kenali dan pilih pangan yang aman
Pangan yang aman adalah pangan yang bebas dari bahaya biologis,

kimia dan benda lain. Pilih pangan yang bersih, yang telah

dimasak, tidak bau tengik, tidak berbau asam. Sebaiknya membeli

pangan di tempat yang bersih dan dari penjual yang sehat dan

bersih. Pilih pangan yang dipajang, disimpan dan disajikan dengan

baik. Adapun pengklasifikasian beberapa bahan berbahaya, antara lain:


-bahan berbahaya fisik, contoh: tanah, karet, plastik, rambut.
-bahan berbahaya kimia, contoh: boraks, pewarna makanan, formalin,

bahan tambahan makanan.


-biologis, contohnya bakteri akibat kesalahan proses produksi, binatang.
5 Kunci Makanan yang Aman
1. Kenali Makanan Aman  bebas bahaya biologis, kimia, fisik, dan

benda lain
2. Beli jajanan yang aman
a. Di tempat bersih dan terlindung matahari, debu, hujan, angin,

asap
b. Buah potong, dicuci bersih
c. Tidak dibungkus kertas bekas, koran, plastic hitam
d. Tidak gosong, keras, kenyal, berwarna menyala
3. Baca Label dengan Seksama
Setiap keterangan mengenai pangan yang berbentuk gambar,

tulisan, kombinasi keduanya atau bentuk lain yang disertakan pada


pangan, dimasukkan ke dalam, ditempelkan pada, atau merupakan

bagian kemasan pangan adalah “Label Pangan”.


Pada label bagian yang diperhatikan adalah nama jenis produk,

tanggal kedaluwarsa produk, komposisi dan informasi nilai gizi (bila

ada). Bila pangan dalam kemasan dan berlabel, pilih yang memiliki

nomor pendaftaran (P-IRT/MD/ML). Jika, pangan tidak berlabel

(seperti lemper, lontong, donat, dll) maka pilih yang kemasannya

dalam kondisi baik.


Alasan harus membaca label terlebih dahulu, karena:
a. Label dapat berfungsi sebagai media promosi dan memberikan

tentang pangan yang dikemas


b. Membaca informasi yang tercantum pada label karena kita ingin

pangan yang kita pilih sesuai dengan keinginan kita.


4. Jaga Kebersihan
Kita harus mencuci tangan sebelum makan karena mungkin

tangan kita tercemar kuman atau bahan berbahaya. Mencuci

tangan dan peralatan yang paling baik menggunakan sabun dan air

yang mengalir.
5. Peduli

7. Dampak Jajanan yang Kurang Sehat


Survey BPOM tahun 2007 membuktikan bahwa 45% jajanan sekolah

merupakan makanan jajanan yang berbahaya (BPOM, 2009). Makanan

jajanan mengandung banyak resiko, debu-debu dan lalat yang hinggap

pada makanan yang tidak ditutupi dapat menyebabkan penyakit terutama

pada sistem pencernaan. Belum lagi bila persediaan air terbatas, maka alat-

alat yang digunakan seperti sendok, garpu, gelas dan piring tidak dicuci

dengan bersih.
Adapun dampak pada jajanan yang kurang sehat seperti:
a. dapat terserang berbagai penyakit atau gangguan pencernaan lain,

seperti disentri, tifus ataupun penyakit perut lainnya


b. Berpotensi menyebabkan keracunan
c. jika berlangsung lama akan menyebabkan status gizi yang buruk

(Irianto, 2007; Suci, 2009).


Menurut Irianto, P (2007) terlalu sering dan menjadikan

mengkonsumsi makanan jajanan menjadi kebiasaan akan berakibat negatif,

antara lain:
a. Nafsu makan menurun
b. Makanan yang tidak higienis akan menimbulkan berbagai penyakit
c. Salah satu penyebab terjadinya obesitas pada anak
d. Kurang gizi sebab kandungan gizi pada jajanan belum tentu terjamin
e. Pemborosan
f. Permen yang menjadi kesukaan anak-anak bukanlah sumber energi yang
baik sebab hanya mengandung karbohidrat. Terlalu sering makan permen

dapat menyebabkan gangguan pada kesehatan gigi.

8. Peran Orang Tua


Peran orang tua sangat diperlukan dalam memberikan pangan yang

bergizi dan seimbang serta mengajarkan anak untuk memilih dan

mengonsumsi makanan yang bergizi dan seimbang. Adapun peran orang

tua dalam pemenuhan gizi yang baik dan pedoman jajanan yang sehat

yaitu:
a. Melakukan pendekatan yang baik dengan anak, komunikasi dan

penyampaian informasi mengenai pangan yang bergizi dapat membuat

anak lebih berhati-hati dalam memilih pangan atau jajanan.


b. Memberikan perhatian
Perhatian orang tua juga sangat diperlukan dalam menyediakan pangan

yang disukai oleh anak. Pangan yang diberikan saat dirumah

hendaknya memperhatikan nilai gizi dengan menyesuaikan kondisi

sosial ekonomi keluarga.


c. Mengawasi jajanan anak
Sebagai pihak yang paling bertanggung jawab terhadap

kesehatan atau status gizi anak hendaknya dapat mengawasi pola

pangan atau jajanan yang dipilih oleh anaknya, sehingga dibutuhkan

informasi mengenai pangan apa saja yang baik, jajanan yang baik serta

dampak yang ditimbulkan apabila anak tidak mengonsumsi pangan

yang bergizi dan seimbang.


d. Memberikan dukungan dengan cara partisipasi melalui pertemuan

orang tua siswa (komite sekolah) atau lainnya, berdiskusi dengan

dokter/petugas kesehatan sekolah dalam sebagai upaya peningkatan

dan pemenuhan gizi seimbang pada anak.


Berikut tips pencapaian gizi seimbang untuk anak sekolah:
1. Biasakan sarapan
Biasakan anak sarapan di rumah sebelum berangkat sekolah.

Usahakan untuk selalu membekalinya dengan pangan buatan

sendiri yang lezat, bergizi dan bervariasi. Biasakan makan bersama

anak di meja makan dan masak bersama mereka di dapur. Ini

menciptakan suasana akrab dan menyenangkan. Anak dapat

mengenal bahan dan belajar mengolah pangan yang sehat.


Sarapan pagi sebelum berangkat sekolah ternyata amat penting

karena ikut menentukan kualitas prestasi seorang anak.


Alasan sarapan penting bagi anak sekolah, yaitu:
a. Lambung telah kosong selama 8 jam sejak malam hari
b. Sarapan sebagai sumber energi anak selama sekolah
c. Dengan sarapan, otak mendapat energi
d. Dengan sarapan, anak menjadi lebih konsentrasi

Adapun akibat jika anak tidak sarapan, yaitu:

a. Badan lemas, mengantuk, pusing, sehingga tidak dapat

mengikuti pembelajaran dengan baik dan prestasi menurun


b. Jika terus berlanjut, maka akan menimbulkan masalah gizi,

seperti gizi kurang dan anemia.


2. Membawa bekal
Cara ini bisa digunakan oleh orang tua. Orang tua tak perlu

memberikan uang saku, namun memberi bekal pangan. Beri anak

pangan yang sehat untuk dikonsumsi. Tak harus pangan buatan

sendiri, tapi bisa juga pangan yang di jual di pasaran. Tapi orang

tua harus memilih pangan yang benar-benar aman bagi mereka.

Karena jajanan yang diberikan itu sekaligus contoh bagi mereka.

Artinya jika orang tua tak memberi bekal, mereka sudah tahu jenis

jajanan yang boleh mereka beli. Memang pemberian bekal ini

hanya

sementara saja. Karena tujuannya untuk membuat anak mengerti

jajanan yang sehat dan boleh dibeli. Jika anak sudah paham, orang

tua boleh mengganti bekal dengan uang saku.


3. Hindari pangan jajanan yang mengandung bahan berbahaya
Kadang jajan merupakan kegembiraan tersendiri bagi anak.

Hanya saja, orang tua perlu memberi pengertian. Beri rambu-

rambu pada mereka. Orang tua bisa mengatakan, boleh jajan asal di
tempat-tempat atau lingkungan yang bersih. Misalnya jauh dari

tempat

sampah, got, atau kotoran seperti debu, atau asap kendaraan

bermotor. Ajarkan mereka untuk memilih jajanan yang terlindung

dari debu. Pangan yang dibeli pun sebaiknya dalam keadaan

tertutup, bersih dan tidak kotor atau bekas dipegang-pegang orang


4. Beri contoh
Orang tua juga harus memberi contoh untuk selalu memilih

jajanan yang sehat, baik saat pergi bersama anak maupun saat

membawa oleh-oleh sepulang kerja. Sia-sia jika mengajarkan anak

memilih jajanan yang sehat jika orang tua tak memberi contoh

yang

baik. Kalau perlu kurangi frekuensi jajan anak dalam sehari atau

seminggu jika memungkinkan. Mengajari anak untuk tak jajan

tentu lebih baik, dibanding orang tua selalu was-was

mengkhawatirkan jajanan yang dikonsumsi anak. Lebih baik lagi,

jika orang tua bisa mengajari anak untuk menabung uang sisa

jajannya dalam celengan.


5. Beri pengertian terhadap iklan yang tidak benar
Minat jajan anak dan iklan di televisi sangat berkaitan erat.

Tayangan televisi saat ini penuh muatan iklan. Selain ibu rumah

tangga, anak-anak menjadi sasaran iklan yang paling empuk,

karena masih mudah terpengaruh. Beragam iklan baik minuman

maupun pangan ditayangkan dengan sangat memikat dan menarik

bagi anak-anak. Hasilnya anak-anak pasti merengek untuk minta

dibelikan apa yang dia lihat dalam tayangan iklan. Karena itulah,
orang tua perlu mendampingin mereka saat menonton televisi.

Berikan pengertian pada mereka bahwa apa yang diiklankan di tv

tak selalu bermanfaat, sehingga tak perlu dibeli atau dicoba. Jadi

langkah ini merupakan awal untuk memberi pemahaman jajanan-

jajanan yang baik bagi kesehatan mereka.


6. Memperhatikan pola aktifitas fisik anak
 Meningkatkan aktivitas fisik anak (contoh: bermain sepeda, tidak

diantar ke sekolah jika jarak sekolah dekat, dll)


 Mengurangi kebiasaan nonton televisi, bermain komputer, video

game.

DAFTAR PUSTAKA

Badan POM. 2008. Laporan Akhir Monitoring dan Verifikasi Profil

Keamanan Pangan Jajanan Anak Sekolah (PJAS) Nasional Tahun

2008. Direktorat Surveilan Penyuluhan Keamanan Pangan , Deputi


Bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya.

Jakarta.

Badan POM RI. Pedoman Pangan Jajanan ANak Sekolah untuk Pencapaian Gizi

Seimbang orangtua, guru, dan Pengelola Kantin. 2013. Jakarta:

Direktorat Standardisasi Produk Pangan, Deputi Bidang Pengawasan

Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya, Badan Pengawas Obat dan

Makanan RI.

Kementerian Kesehatan Indonesia. 2010. Buku Panduan Hari Cuci Tangan Pakai

Sabun Sedunia ke-3. (2010). Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik

Indonesia

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2017. Media Komunikasi dan

Inspirasi Jendela Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta: Kemdikbud.

Kristianto, Y, Riyadi, B, dan Mustafa, A. 2013. Faktor Determinan Pemilihan

Makanan Jajanan pada Anak Usia Sekolah Dasar. Jurnal Kesehatan

Masyarakat Nasional Vol. 7, No. 11. 2013. Hal 489-494.

Novita, Windya. 2007. Serba serbi Anak. Jakarta: Gramedia

Nurbiyati, T, dan Wibowo, A.H. 2014. Pentingnya Memilih Jajanan Sehat Demi

Kesehatan Anak. Jurnal Inovasi dan Kewirausahaan vol.3 Materi

Pengabdian Masyarakat 2014 hal 192-196.

Sartika, Ratu Ayu Dewi. 2013, Modul Perencanaan Menu Sarapan

Bagi Orang Tua Siswa (SD). Departeman Gizi Kesehatan

Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat, UI, Jakarta


WHO. 2009. WHO Guidelines On Hand Hygiene In Health Care First Global

Patient Safety Challenge. Switzerland : WHO Press

Surabaya, 17 Agustus 2018

Ketua Kelompok RW II PJ POKJA AUS

Amanatul Firdaus, S.Kep. R. Hesea Rochmatillah, S.Kep.


NIM. 131723143051
Mengetahui,
Pembimbing Profesi Keperawatan Kesehatan Komunitas dan Keluarga
Program Studi Pendidikan Ners Fakultas Keperawatan UNAIR

Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik

Rista Fauziningtyas, S.Kep., Ns., M.Kep. Arik K. N., S. Kep., Ns.


NIP. 198707172015042002 NIP. 197905282007012007

Anda mungkin juga menyukai