Anda di halaman 1dari 16

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

“BALITA BAHAGIA, TUMBUH OPTIMAL”


(Demontrasi Pembuatan Mainan Montessori)
PADA IBU DENGAN BALITA
DI RT 1/RW 1 KELURAHAN KLAMPIS NGASEM
KECAMATAN SUKOLILO KOTA SURABAYA

Pembimbing Akademik
Dr. Makhfudli, S.Kep., Ns., M.Ked. Trop.

Pembimbing Klinik
Mus Adah, S.Kep.Ns., M.Kep.

Disusun oleh

Kelompok 1

1. Nur Anita Rachmawati (132229086)


2. Annisa Nur Ilmastuti (132229067)
3. Sultan Nur Fahmi (1322290 )
4. Salsabilla Raisya Nugrahanti (132229068)
5. Ardhiyeni Hesti Oktavia (132229070)
6. Siti Ainun Halim (132229074)
7. Dyah Ayu Mustika (132229084)

STASE KEPERAWATAN KOMUNITAS


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2023
SATUAN PENYULUHAN ACARA (SAP)

Pokok Pembahasan : Demontrasi pembuatan mainan Montessori


Sasaran : Ibu yang memiliki anak usia balita di RT 1/RW 1 Kelurahan
Klampis Ngasem
Hari/ Tanggal : Sabtu, 21 Januari 2023
Jam/ Waktu : 10.00−10.30 (tiga puluh menit)
Tempat : PAUD RW 1
Media : PPT, dan Leaflet
Penyuluh : Kelompok 1

A. Tujuan
a. Tujuan Instruksional Umum
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan dan demontrasi mengenai “Pembuatan
Mainan Montessori”, diharapkan ibu-ibu yang hadir dapat memahami materi yang
diberikan.
b. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah ibu-ibu yang memiliki balita di RT 1/RW 1 Klampis Ngasem Surabaya
mengikuti kegiatan ini, diharapkan:
a) Agar ibu-ibu mengetahui definisi montessori
b) Agar ibu-ibu mengetahui tujuan dan manfaat montessori
c) Agar ibu-ibu mengetahui aktivitas montessori
d) Agar ibu-ibu mengetahui kelebihan dan kekurangan montessori
e) Agar ibu-ibu mengetahui pembuatan mainan montessori playdough
f) Agar ibu-ibu mengetahui pembuatan mainan Montessori flubby jelly
B. Isi Materi (Uraian materi penyuluhan terlampir)
a) Definisi montessori
b) Tujuan dan manfaat montessori
c) Ranah aktivitas montessori
d) Kelebihan dan kekurangan montessori
e) Pembuatan mainan montessori playdough
f) Pembuatan mainan montessori flubby jelly
C. Metode
Metode pendidikan kesehatan menggunakan ceramah, demonstrasi, dan tanya jawab
di ruangan PAUD RW 1 Klampis Ngasem, Surabaya.
D. Media
Media yang digunakan menggunakan media PPT, dan leaflet, serta bahan untuk
pembuatan mainan.
E. Kegiatan
Waktu Tahap Kegiatan Penyelenggara Kegiatan Audience
1. Membuka acara dengan 1. Menjawab salam
mengucapkan salam pada 2. Memperhatikan
ibu-ibu MC
2. Memperkenalkan kelompok 3. Mendengarkan MC
kepada ibu-ibu yang hadir menyampaikan
3. Menyampaikan topik, topik dan tujuan
5 maksud dan tujuan 4. Menyetujui
Pendahuluan
Menit memberikan pendidikan kesepakatan waktu
kesehatan dan demontrasi pelaksanaan
kepada ibu-ibu pendidikan
4. Kontrak waktu untuk kesehatan dan
kesepakatan pelaksanaan simulasi
pendidikan kesehatan dan
demontrasi dengan ibu-ibu
1. Memberikan penjelasan 1. Mendengarkan
dengan menggunakan media penyuluh
PPT dan leaflet tentang menyampaikan
15 permainan montessori materi
Penyajian
Menit 2. Mempraktekkan cara 2. Mengamati dan
membuat mainan mempraktekkan
Montessori bersama ibu-ibu sesuai arahan
simulator
1. Menyimpulkan dan 1. klien
mengklarifikasi materi mendengarkan
penyuluhan dan demonstrasi 2. Mendengarkan
5
Penutupan yang telah dilakukan penyuluh menutup
Menit
2. Menutup acara dan acara dan
mengucapkan salam serta menjawab salam
terima kasih kepada ibu-ibu

F. Setting Tempat
G. Pengorganisasian
a. Pembimbing Akademik : Dr. Makhfudli, S.Kep.,Ns.,M.Ked.Trop.,M.H.(Kes).,
b. Pembimbing Klinik : Mus Adah, S.Kep., Ns
c. Pemateri :
d. Moderator :
e. Fasilitator :
f. Observer dan notulen :
g. Dokumentasi :
H. Uraian Tugas
No
Pengorganisasian Uraian
.
1. Moderator 1. Membuka acara pendidikan kesehatan,
memperkenalkan diri dan tim kepada peserta.
2. Menyebutkan kontrak waktu pendidikan kesehatan.
3. Memotivasi peserta untuk bertanya.
4. Memimpin jalannya diskusi dan evaluasi.
5. Menutup acara pendidikan kesehatan.

Penyuluh 1. Menjelaskan materi pendidikan kesehatan dengan jelas


dan bahasa yang mudah dipahami oleh peserta.
2. Memotivasi peserta untuk tetap aktif dan
memperhatikan proses pendidikan kesehatan.
3. Menjawab pertanyaan peserta.
4. Memberikan atau mengajukan pertanyaan
Fasilitator 1. Ikut bergabung dan duduk bersama di antara peserta.
2. Menjawab pertanyaan jika ada peserta yang bertanya
kepadanya.
3. Memotivasi peserta untuk bertanya materi yang belum
jelas.
4. Menjelaskan tentang istilah atau hal hal yang dirasa
kurang jelas bagi peserta

Observer dan 1. Mencatat nama, alamat dan jumlah peserta, serta


notulen menempatkan diri sehingga dapat mengamankan
No
Pengorganisasian Uraian
.
jalannya proses pendidikan kesehatan.
2. Mencatat pertanyaan yang diajukan peserta.
3. Mengamati perilaku verbal dan non verbal peserta
selama proses pendidikan kesehatan.
4. Mengevaluasi hasil pendidikan kesehatan dengan
rencana pendidikan kesehatan.
5. Menyampaikan evaluasi langsung kepada penyuluh
yang dirasa tidak sesuai dengan rencana pendidikan
kesehatan.
6. Mencatat pertanyaan dan jawaban dari audience.
Dokumentasi Mendokumentasikan jalannya acara

I. Evaluasi
a. Evaluasi Struktur
a) 80% anggota kelompok melakukan koordinasi terkait konten untuk
penyusunan SAP, PPT, dan leaflet, sebelum melakukan penyuluhan
b) Penyuluhan dan simulasi dilakukan oleh perwakilan anggota kelompok
c) Penyuluhan dilakukan di Ruangan PAUD RW 1 Kel. Klampis Ngasem
b. Evaluasi Proses
a) Fase dimulai sesuai waktu yang direncanakan
b) 80% anggota kelompok aktif dalam diskusi kelompok terkait konten untuk
penyusunan SAP, PPT, dan leaflet
c) Peserta sangat antusias tentang materi penyuluhan dan simulasi
d) Peserta terlibat aktif dalam kegiatan pendidikan kesehatan
e) Peserta mengajukan pertanyaan, menjawab pertanyaan
f) Suasana pendidikan kesehatan tertib dan interaktif
g) Anggota kelompok menguasai materi dan menjawab pertanyaan serta
menguasai gerakan untuk simulasi
h) Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat pendidikan kesehatan
c. Evaluasi Hasil
a) Tersampaikan informasi mengenai tahap perkembangan anak dan pembuatan
permainan Montessori di ruangan PAUD RW 1 Kel. Klampis Ngasem
b) Acara dimulai tepat waktu
c) Peserta mengikuti acara sesuai dengan aturan yang disepakati
d) Peserta memahami materi yang disampaikan oleh penyaji
e) Ada umpan balik positif dari peserta seperti dapat menjawab pertanyaan
dengan benar yang diajukan penyaji
f) Peserta mampu menjawab minimal 3 dari seluruh pertanyaan yang diajukan
oleh pemateri
d. Evaluasi Checklist
Terpenuhi
No. Target
Ya Tidak
1. Sasaran :
Sasaran sesuai dengan topik dan menggambarkan
jumlah sasaran
2. Topik/ Pokok Bahasan
Sesuai prioritas dan kebutuhan Ibu yang memiliki
balita di RT 1/RW 1 Kelurahan Klampis Ngasem
3. Tempat penyuluhan ditentukan
a. Sesuai dengan topik yang dibahas
b. Sesuai dengan media dan metode yang akan
digunakan
4. Waktu penyuluhan ditentukan
a. Sesuai dengan kebutuhan belajar/topik
b. Sesuai dengan kondisi sasaran
c. Kontrak waktu
6. Pokok/Isi Materi
a. Sesuai dengan topik
b. Sesuai dengan tujuan yang akan dicapai
c. Sesuai dengan keadaan sasaran
7. Evaluasi Struktur
a. 80% anggota kelompok melakukan koordinasi
terkait konten untuk penyusunan SAP, PPT,
dan leaflet, sebelum melakukan penyuluhan
b. Penyuluhan dilakukan oleh perwakilan
anggota kelompok
c. Penyuluhan dilakukan di PAUD RW 1, Kel.
Klampis Ngasem
8. Evaluasi Proses
a. Fase dimulai sesuai waktu yang direncanakan
b. 80% anggota kelompok melakukan koordinasi
terkait konten untuk penyusunan SAP, PPT,
dan leaflet
c. Pasien sangat antusias tentang materi
penyuluhan dan simulasi
d. Peserta terlibat aktif dalam kegiatan
pendidikan kesehatan
e. Peserta mengajukan pertanyaan, menjawab
pertanyaan
f. Suasana pendidikan kesehatan tertib dan
interaktif
g. Anggota kelompok menguasai materi dan
langkah pembuatan montessori
h. Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat
pendidikan kesehatan
9. Evaluasi Hasil
a. Tersampaikan informasi mengenai tahap
perkembangan anak dan cara pembuatan
mainan montessori di ruangan PAUD RW 1
Kel. Klampis Ngasem Surabaya
Terpenuhi
No. Target
Ya Tidak
b. Acara dimulai tepat waktu
c. Peserta mengikuti acara sesuai dengan aturan
yang disepakati
d. Ada umpan balik positif dari peserta seperti
dapat menjawab pertanyaan
dengan benar yang diajukan penyaji
e. Peserta memahami materi yang disampaikan
oleh penyaji
f. Peserta mampu menjawab minimal 3 dari
seluruh pertanyaan yang diajukan oleh
pemateri
10. Referensi/ Bahan Rujukan /Literatur
a. Ditulis sesuai kaidah
b. Berhubungan dengan topik/materi
c. Up to date/masih berlaku
Lampiran

1. Montessori
1) Definisi Montessori
Montessori adalah suatu metode pembelajaran yang diciptakan oleh
Dr.Maria Montessori. Beliau adalah salah satu dokter asal Italia. Berawal ketika
di rumah sakit ia melihat anak-anak dengan gangguan mental dan emosi
memunguti remahan roti tetapi anak tersebut tidak memakannya melainkan anak
tersebut memunguti untuk menstimulasi indra peraba. Dalam metode Montessori
bahwasannya Pendidikan untuk anak-anak di mulai dengan melihat kegiatan
atau aktifitas apa yang dapat menarik minat anak-anak sehingga kita bisa
memahami cara mereka belajar serta memfasilitasi kegiatan pembelajaran.
Sehingga orang tua dan guru mampu memberikan aktivitas yang sesuai dengan
usia dan minat anak. Montessory dapat diartikan hubungan yang
berkesinambungan antara anak, lingkungan dan orang dewasa. Metode
Montessori dirancang untuk mengajari anak kepada pekerjaan dalam
lingkungannya sendiri dengan jalan mengajari mereka bagaimana menguasai
halhal yang berada di sekitarnya.
2) Manfaat Montessori
1) Perkembangan Motorik Kasar
Berupa koordinasi gerakan tubuh seperti berlari, berjinjit, melompat,
bergantung, melempar dan menangkap serta menjaga keseimbangan.
Kegiatan ini diperlukan dalam meningkatkan keterampilan koordinasi
gerakan motorik kasar. Pada anak usia 4 tahun,, anak sangat menyenangi
kegiatan fisik yang mengandung bahaya, seperti melompat dari tempat tinggi
atau bergantung dengan kepala menggelantung ke bawah. Pada usia 5 atau
tahun keinginan untuk melakukan kegiatan berbahaya bertambah. Anak pada
masa ini menyenangi kegiatan lomba, seperti balapan sepeda.
2) Perkembangan Motorik Halus
Dalam perkembangan motorik halus, anak taman kanak-kanak
ditekankan pada kooridnasi gerakan motorik halus berkaitan dengan kegiatan
meletakkan atau memegang suatu objek dengan menggunakan jari tangan.
Pada usia 4 tahun, koordinasi gerakan motorik halus anak sangat
berkembang bahkan hampir sempurna. Ketika anak di usia 5-6 tahun
koordinasi gerakan motorik halus anak berkembang pesat. Di usia ini anak
telah mengoordinasikan gerakan visual motorik, seperti mengoordinasikan
gerakan mata dengan tangan, lengan dan tubuh secara bersamaan antara lain
pada waktu anak menulis dan menggambar.
3) Ranah Aktivitas Montessori
Dalam pendekatan montessori terdapat Ranah penerapan aktivitas
montessori yang terdiri dari empat Aktivitas montessori meliputi :
1) Kognitif
Pada saat anak usia 1-3 tahun tentunya anak mulai penasaran dan ingin
mengeksplorasi segala sesuatu yang ada di lingkungannya. Sebagai orang tua
perlu menyiapkan aktivitas kognitif untuk mendukung perkembangan anak
seperti menyediakan benda atau mainan yang dapat menstimulasi otot tangan
dan mata anak, memilih permainan yang dapat meningkatkan konsetrasi
anak seperti mencocokan dan memasang benda, melatih anak bermain
permainan logika seperti menyortir benda-benda.
2) Motorik
Perkembangan motorik anak usia 1-3 tahun dilakukan secara berurutan
dalam arti awal tahap pergerakan anak hanya bisa menggerakan Sebagian
tubuhnya hingga ke tahap berikutnya anak baru mampu menggerakan
seluruh tubuhnya. Pada usia 1-3 tahun anak mulai mengeksplorasi dan berani
melakukan hal-hal yang belum dilakukan sebelumnya. Sebagai orang tua
untuk membantu perkembangan motorik anak perlu menyiapkan aktivitas
yang sesuai dengan usia anak dan tidak membahayakan anak seperti
menyediakan permainan dari peralatan rumah yang dapat menstimulasi
mtorik halus (kekuatan jari) sebagai persiapan menulis. Menyediakan
mainan yang dapat merangsang motorik anak melalui koordinasi antara otak,
otot dan penglihatan.
3) Sensoris
Kegiatan yang memiliki kaitan untuk meningkatkan sensoris anak bertujuan
untuk meningkatkan kecerdasan. Anak usia batita menggunakan indranya
sebagai stimulasi melatih perkembangan supaya kemampuan intelektualnya
meningkat. Pada aktivitas sensoris ini anak diberikan kesempatan untuk
mengeksplor sesuatu menggunakan indranya. Seperti indra peraba untuk
membedakan teksture dan indra penglihatan.
4) Bahasa
Anak usia batita 1-3 tahun memiliki perkembangan Bahasa mulai dari 1-2
kata hingga mengusasai 2-3 kalimat. Namun dengan melatih dan
mengenalkan nama benda dan membacakan buku cerita membantu anak
untuk menambah kosa katanya. Meskipun pada usia 1-3 tahun anak belum
mampu berbicara secara fasih, mereka tetap mengerti
maksud dan juga perintah instruksi dari orang tuanya.
4) Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Montessori
(1) Kelebihan
1. Konsep-konsep pendekatan Montessori dapat diberikan pada anak
dari berbagai latar belakang dan kondisi yang beragam.
2. Berhasil menghasilkan konsep dan material/alat pendidikan yang
sistematis dan operasional sesuai dengan tahapan perkembangan
dan kemampuan anak.
3. Memiliki laboratorium sekolah dan sistem penyelenggaraan yang
terkontrol terhadap seluruh sistem pendidikan Montessori.
4. Mengeluarkan panduan-panduan tentang sistem pembelajaran di
sekolah
Montessori.
5. Menggabungkan anak dari berbagai usia yang berbeda akan
membentuk sikap menghargai, menghormati, imitasi sikap dan
saling membantu pada anak.
(2) Kelemahan
1. Terlalu bersifat perseorangan, sehingga memerlukan rasio
perbandingan antara guru dan murid yang kecil.
2. Memerlukan media pembelajaran yang sangat beragam serta harga
material
yang sangat mahal sulit terjangkau oleh sekolah-sekolah umum.
3. Pelatihan penyelenggaraan konsep pendidikan Montessori sangat
mahal bagi
guru-guru di sekolah umum.
4. Pendekatan ini menggabungkan anak yang beragam usia dalam
pembelajarannya, ini akan menyulitkan guru dalam menilai
perkembangan anak yang tiap usia berbeda tahap
perkembangannya.

2. Playdough
1) Definisi playdough
Playdough merupakan salah satu media pembelajaran yang aman bagi anak dan
dapat mengembangkan seluruh aspek perkembangan anak usia dini.
Dwi Rosanty berpendapat bahwa media playdough merupakan salah satu alat
permainan edukatif karena dapat mendorong imajinasi dan kreativitas anak.
Sedangkan Einon mengatakan bahwa playdough merupakan suatu media berbahan
lembut, dan dapat membuat anak-anak terdiam cukup lama ketika mengerjakannya,
walaupun bermacam-macam seperti warna pelangi dan kotorannya dapat menempel
dikarpet.

2) Tujuan dan manfaat playdough


Tujuan Playdough yakni memungkinkan anak menggunakan kemampuan alat
dan gerak untuk melatih koordinasi mata dengan tangan, pergelangan tangan, serta
dapat meningkatkan kelenturan jari jemari anak yang bermanfaat untuk melatih
kesiapan menulis, menggambar, atau kegiatan lain yang berhubungan dengan
meningkatkan motorik halus anak seperti membuat bulatan kecil, meremas
mengolah, mengaduk, membuat bentuk, memotong, dan menggulung,
Manfaat bermain playdough diantaranya:
(1) Mengembangkan Kemampuan Fisik Motorik Halus Anak.
(2) Melatih koordinasi mata dan tangan.
(3) Memudahkan anak dalam membentuk benda yang di inginkan.
(4) Meluweskan jari-jemari anak.
(5) Membuat otot-otot ringan bekerja dengan baik
(6) Melatih kreativitas dan imajinasi
3) Kelebihan playdough
(1) Anak memiliki keterampilan ruang yang baik misalnya anak dapat membuat
miniatur rumah, pohon, bunga, pohon, orang yang dibentuk dari playdough
yang kemudian dikemas dalam sebuah cerita didalam ruangan.
(2) Menantang keterampilan tangan anak, media playdough merupakaan media
yang awalnya tanpa bentuk apapun, disini anak dituntut memiliki kreativitas
dan keterampilan untuk membentuk sesuatu yang sesuai dengan keinginan
anak, hal ini berguna untuk melatih keterampilannya.
(3) Anak dapat membuat sendiri hasil karya melalui media playdough yang
memuaskan dan hal ini akan membangun kepercayaan dirinya bahwa ia bisa
membuat.
(4) Adonan playdough dapat memberikan banyak jangkauan kreatif untuk
aktivitas yang akan dilakukan anak.
4) Alat dan bahan pembuatan playdough
Bahan-bahannya terdiri dari:
(1) 1 Kg tepung terigu
(2) 1 gelas garam halus
(3) air secukupnya
(4) 2 sdt minyak goreng
(5) pewarna makanan

Alat yang digunakan:


(1) Berbagai cetakan
(2) Pisau plastik
(3) Baskom
5) Cara membuat playdough
(1) Campurkan tepung terigu dan garam dalam sebuah baskom yang
cukup besar, lalu aduk dengan tangan sampai tercampur rata.
(2) Beri air pada campuran bahan sedikit demi sedikit sambal terus diaduk
sampai menjadi adonan yang lembut dengan tekstur halus dan tidak lengket.
(3) Masukkan minyak goreng, lalu di aduk lagi hingga adonan lebih lembut lagi.
(4) Bagi adonan menjadi beberapa bagian sesuai jumlah warna yang diinginkan.
(5) Ambil satu adonan diberi beberapa tetes pewarna lalu aduk lagi sampai
warna merata. Lakukan hal yang sama pada bagian lainnya dengan warna
yang berbeda.
(6) Bila semua adonan dengan warna yang berbeda telah selesai dibuat, maka
playdough siap digunakan untuk membuat berbagai kreasi

3. Flubby Jelly
1) Definisi
Flubby Jelly adalah sebuah kegiatan yang dilakukan untuk merangsang motorik
halus anak dalam mengenalkan berbagai macam tekstur dengan nama gayanya
yang disebut sebagai Sensory Play. Selain itu Flubby Jelly juga bisa mengasah
kemampuan kognitif anak dengan menyebutkan warna apa sajakah yang ada
pada jelly serta menghitung jumlahnya. Jadi, dalam satu kegiatan tersebut
mencakup pengembangan kemampuan anak dalam bidang motorik halus, juga
kognitif anak.
2) Tujuan
Sensory play, menstimulasi indra peraba, menstimulasi motorik halus. Sensory
play atau permainan inderawi dapat mengaktifkan sensori yang memiliki fungsi
dalam meningkatkan pembelajaran, membangun ketrampilan kognitif dan
menyelesaikan konflik sosial emosional anak (Welters-Davis & Lawson, 2011;
Rosiyanah, 2021). Pengalaman inderawi merupakan kegiatan yang mendorong
anak menggunakan indera mereka untuk menjelajah dan menggali objek yang
membangun pemahaman dan mendapatkan pengetahuan anak. Aktivitas
inderawi merupakan suatu bentuk kegiatan dan bermain yang mendorong anak
menggunakan satu atau lebih inderanya untuk menstimulasi sensori anak usia
dini (Coulthard, Williamson, Palfreyman, & Lyttle, 2018; Edwards, 2017;
Watts, Stagnitti, et al., 2014; Rosiyanah, 2021).
3) Alat dan bahan
(1) 1 sachet jelly instan dengan warna dan merk apa saja *opsional, bisa lebih
dan bisa memakai jelly merk yang biasa saja*
(2) Pewarna makanan dengan warna terserah yang nantinya bisa dicampur
dengan jelly instan, supaya terurai menjadi warna lain selain warna asli jelly
instan
(3) 1 liter air
(4) Mainan mainan si kecil (bebas mau bertema, ataupun tidak bertema)
4) Cara pembuatan Flubby Jelly
(1) Aduk serbuk jeli dengan air dan rebus sampai rata dan hampir mendidih.
(2) Masukan mainan dan jelly yang sudah hangat ke dalam wadah yang agak
lebar, agar arena bermain jelly lebih luas. Untuk mempercepat proses dapat
juga dimasukan ke dalam kulkas sekitar 15-20 menit. Cek sering-sering ke
kulkas supaya tidak terlalu keras tapi juga tidak terlalu encer. Cek dan
pastikan sampai teksturnya cukup kenyal dan dapat molor.
Agar lebih menarik, berikan alat alat seperti: sendok, skop dan wadah wadah
kecil agar anak bisa menuang dan memindahkan jelly dari tempat satu ke tempat
lainnya.
DAFTAR PUSTAKA

Elytasari, Suvidian. (2017). Esensi Metode Montessori Dalam Pembelajaran Anak Usia
Dini.
Fitriana, Dika. (2022). Penanaman Kemandirian pada Anak Batita (1-3 Tahun) melalui
Aktivitas Montessori at Home.
Main Flubby Jelly Bersama Abi Yuk! – IndonesiaMontessori.Com, Diakses pada 27
Januari 2023 https://indonesiamontessori.com/resep-flubby-jelly/
Marsiah. (2019). Efektifitas Penggunaan Media Playdough Terhadap Motorik Halus
Anak Kelompok B Di Paud Misbahul Barokah Depok.
Masyrofah. (2017). Model Pembelajaran Montessori Anak Usia Dini. Jurnal Pendidikan
Anak Usia Dini, Vol 2 (2)
Rosiyanah, Yufiarti, & Meilani, S.M. (2021). Pengembangan Media Stimulasi Sensori
Anak Usia 4- 6 Tahun Berbasis Aktivitas Bermain Tujuh Indera. Jurnal Obsesi:
Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, Vol 5 (1) : 941-957
Yuningsih, Adhykha. (2017). Penggunaan Playdough Dalam Mengembangkan Motorik
Halus Anak Usia Dini Kelompok A Di Raudhatul Athfal Ismaria Al-
Qur’anniyah Rajabasa Bandar Lampung.

Anda mungkin juga menyukai