PENELITIAN KORELASIONAL
Oleh:
PENELITIAN KORELASIONAL
Oleh:
i
ii
PROPOSAL
ii
iii
PROPOSAL
Oleh:
Dyah Ayu Mustika
NIM. 131811133117
Telah diuji
Pada tanggal, 10 Mei 2022
PANITIA PENGUJI
iii
iv
DAFTAR ISI
Halaman Judul.........................................................................................................................ii
Lembar Persetujuan................................................................................................................iii
Daftar Isi.................................................................................................................................iv
Daftar Tabel............................................................................................................................vi
Daftar Gambar.......................................................................................................................vii
Daftar Lampiran...................................................................................................................viii
Daftar Singkatan.....................................................................................................................ix
BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................7
1.3 Tujuan Penelitian.................................................................................................7
1.3.1 Tujuan Umum............................................................................................7
1.3.2 Tujuan Khusus...........................................................................................7
1.4 Manfaat................................................................................................................8
1.4.1 Teoritis......................................................................................................8
1.4.2 Praktis........................................................................................................8
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................................10
2.1 Anak Usia 6-11 Tahun.......................................................................................10
2.1.1 Definisi....................................................................................................10
2.1.2 Tahap Tumbuh-Kembang........................................................................10
2.1.3 Tugas Perkembangan...............................................................................11
2.2 Orang Tua..........................................................................................................12
2.2.1 Faktor Penerimaan Orang Tua Terhadap Vaksinasi.................................12
2.3 Vaksinasi COVID-19.........................................................................................14
2.3.1 Definisi....................................................................................................14
2.3.2 Jenis-Jenis................................................................................................14
2.3.3 Vaksinasi Covid-19 Pada Anak Usia 6-11 Tahun....................................18
2.4 Pengetahuan.......................................................................................................19
2.5 Teori Perilaku Terencana (Theory of Planned Behavior)...................................20
2.4.1 Faktor Pendukung (Background Factors)................................................23
2.4.2 Sikap (Attitude Toward Behavior)...........................................................23
iv
v
v
vi
DAFTAR TABEL
Tua Terhadap Vaksinasi COVID-19 Pada Anak Usia 6-11 Tahun Berdasarkan
DAFTAR GAMBAR
vi
vii
Orang Tua Terhadap Vaksinasi COVID-19 Pada Anak Usia 6-11 Tahun di Kota
vii
viii
DAFTAR LAMPIRAN
viii
ix
DAFTAR SINGKATAN
Daftar Singkatan
BPOM : Badan Pengawas Obat dan Makanan
COVID-19 : Corona Virus Disease 2019
EUA : Emergency Use Authorization
MERS-CoV : Middle East Respiratory Syndrome Corona Virus
PBC : Perceived Behavior Control
SARS-CoV : Severe Acute Respiratory Syndrome Corona Virus
TPB : Theory of Planned Behavior
WHO : World Health Organization
ix
BAB 1
PENDAHULUAN
(Muhammad, 2021). Prevalensi tinggi kasus COVID-19 tidak terjadi pada kelompok
usia dewasa saja, tetapi juga terjadi pada anak-anak. Diantara 3,5 juta kematian akibat
COVID-19 terdapat 42% kasus pada anak-anak (UNICEF, 2022). Berbagai upaya
merupakan upaya pemerintah untuk melindungi anak dari potensi penularan COVID-
19 (Kemenkes RI, 2021c). Pro kontra terhadap vaksinasi COVID-19 masih terjadi.
masih tinggi yang menyebabkan rendahnya angka vaksinasi. Orang tua merupakan
satunya, dalam melakukan vaksinasi COVID-19 tersebut (Humble et al., 2021). Oleh
karena itu, penting untuk mengetahui hal yang mempengaruhi intensi orang tua dalam
melakukan hal tersebut. Namun, sampai saat ini faktor yang mempengaruhi intensi
orang tua untuk melakukan vaksinasi COVID-19 pada anak-anak belum diketahui.
karena COVID-19 di dunia masih sangat terbatas. Namun, berdasarkan data COVID-
1
2
19 dari WHO sejak 30 Desember 2019 sampai 13 September 2021 mencatat anak-
anak yang lebih tua dan remaja muda (5-14 tahun) terdampak kasus COVID-19 yaitu
6,3% (6.020.084) dari kasus global dan 0,1% (1.245) kasus kematian global. Selain
itu, di Indonesia berdasarkan data per 3 April 2022 jumlah kasus COVID-19 pada
pasien anak perempuan usia 5-14 tahun sebanyak 3,1% (77.712) kasus dan pasien
anak laki-laki usia 5-14 tahun sebanyak 3,1% (75.983) kasus (Kemenkes RI, 2022).
Surabaya mencatat rata-rata anak yang terpapar COVID-19 didominasi usia 5-17
tahun dengan kasus Omricon pada anak sebesar 17,39% dari total kasus Omricon
tingkat aktivitas dan mobilitas yang tinggi. Khususnya dari para orang tua sebagai
pemicu munculnya klaster keluarga (Widiyana, 2022). Jika tindakan tidak segera
Dampak tersebut bisa melekat seumur hidup pada sebagian anak dan
berpotensi serius akibat beragam dampak sekunder yang timbul baik dalam jangka
pendek maupun jangka panjang. Dampak tersebut diantara lain terjadinya krisis
kemiskinan anak, krisis pembelajaran, krisis gizi, serta krisis keamanan dan
perumahan, air dan sanitasi, serta perlindungan anak. Dampak jangka panjang krisis
kelebihan berat badan dan obesitas akibat terbatasnya aktivitas fisik. Selain itu, terjadi
3
siswa miskin dan rentan merupakan pihak yang paling terdampak. Karantina wilayah
juga dapat memperburuk faktor risiko kekerasan, pelecehan, dan penelantaran dalam
hal pengasuhan di rumah dan di lembaga. Hal ini terjadi akibat tekanan dari
6-11 tahun pada Desember 2021 sebagai upaya mencapai kekebalan kelompok pada
anak. Jumlah sasaran vaksinasi mencapai 26,5 juta anak berdasarkan data sensus
penduduk 2020 (Kominfo, 2021). Sampai saat ini, capaian vaksinasi anak usia 6-11
tahun khususnya di Kota Surabaya pada vaksin dosis 1 yaitu 90,71% dan persentase
vaksin dosis 2 yaitu 78,41% (Dinas Kesehatan Surabaya, 2022). Studi pendahuluan
yang dilakukan dengan wawancara pada tanggal 20 dan 21 Februari 2022 di area
Taman Mundu dan Taman Bungkul Kota Surabaya, didapatkan informasi bahwa para
orang tua dari anak usia 6-11 tahun sebanyak 18 orang (100%) menganggap bahwa
vaksinasi COVID-19 ialah program vaksin dari pemerintah yang berfungsi untuk
memperkuat sistem imun dan menjaga kekebalan tubuh untuk bertahan dari paparan
COVID-19 sebagian besar menyetujui dengan diadakannya vaksinasi ini selain untuk
pembelajaran offline kembali. Tetapi 15 dari 18 orang tua tersebut berharap agar
vaksin tersebut diberikan dalam jumlah dosis yang kecil karena ketakutan pada KIPI
4
(Kejadian Ikutan Paska Imunisasi) seperti pada vaksin yang sebelumnya sudah
dilakukan. Lalu, sebanyak 9 dari total orang tua di dalam studi pendahuluan ini sudah
melakukan dosis ke-1, dan 4 orang sisanya belum melakukan vaksinasi COVID-19.
Hasil studi pendahuluan juga menunjukkan sebanyak 16 dari orang tua memiliki
vaksinasi COVID-19 menjadi syarat untuk segala kegiatan apapun termasuk sekolah.
kekebalan spesifik terhadap penyakit khususnya virus COVID-19 tersebut. Jika suatu
komunitas mempunyai cakupan vaksinasi tinggi dan merata maka komunitas tersebut
akan terbentuk kekebalan kelompok (herd immunity) (Sutikno, 2020). Kekebalan ini
akan menyebabkan proteksi silang, dimana anak tetap sehat meskipun tidak
secara lengkap. Namun, jika suatu saat anak tersebut keluar dari wilayah dengan
cakupan tinggi tadi, anak tersebut akan memiliki risiko untuk tertular penyakit karena
pada dasarnya anak tersebut belum memiliki kekebalan fisik (Kemenkes RI, 2021b).
Penerimaan orang tua akan vaksin COVID-19 tergantung pada beberapa hal
berdasarkan faktor eksternal dan faktor internal. Faktor internal seperti usia yang
lebih tua, faktor demografis dan pengetahuan dikaitkan dengan intensi orang tua yang
COVID-19 daripada efek samping vaksin juga ikut memengaruhi intensi tersebut
(Humble et al., 2021). Hal ini dapat menjadi pertimbangan faktor yang perlu
penerima vaksin COVID-19 dan kekebalan kelompok anak yang diharapkan dapat
menunjukkan tingkat pendidikan orang tua yang tinggi dan perhatian ibu pada
pentingnya vaksin secara signifikan terkait dengan intensi yang tinggi terhadap
menjadi trending dan menyebar dengan cepat, sehingga perputaran informasi ini
COVID-19 di Indonesia (Agusta & Letuna, 2021). Namun, pada akhirnya media
sosial yang seharusnya mampu menjadi sumber pencarian yang luas lebih berpeluang
tersebut dirasa kurang efektif (Priastuty et al., 2020). Jadi, untuk mengatasi hal
6
dokter untuk melakukan promosi kesehatan dengan mengajak orang tua dalam
tersebut akan berjalan tepat jika faktor-faktor yang berkaitan dengan intensi orang tua
termasuk orang tua untuk memiliki pengetahuan yang baik dan benar (Notoatmojo S,
2010). Hingga saat ini, belum banyak penelitian yang menjelaskan tentang gambaran
tingkat pengetahuan orang tua dalam melakukan vaksinasi COVID-19 pada anak usia
6-11 tahun.
Behavior (TPB), intensi dipengaruhi oleh tiga prediktor utama yaitu, Attitude Toward
Control (PBC). Tiga faktor tersebut juga dipengaruhi oleh beberapa background
factors yang diklasifikasikan menjadi faktor personal, faktor sosial, dan faktor
membentuk niat (intensi) dan mendorong individu untuk melakukan suatu perilaku
tertentu. Oleh sebab itu, berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk
Toward Behavior (sikap), Subjective Norm, dan Perceived Behavior Control terhadap
intensi orang tua untuk melakukan vaksinasi COVID-19 pada anak usia 6-11 tahun.
7
diharapkan orang tua di Kota Surabaya mampu meningkatan niat dalam melakukan
vaksinasi COVID-19 pada anak usia 6-11 tahun sebagai salah satu upaya
anak-anak.
Apa saja faktor-faktor yang memengaruhi intensi orang tua terhadap vaksinasi
COVID-19 pada anak usia 6-11 tahun di Kota Surabaya berdasarkan Theory of
Planned Behavior?.
vaksinasi COVID-19 pada anak usia 6-11 tahun berdasarkan Theory of Planned
Behavior.
(sikap) orang tua dalam melakukan vaksinasi COVID-19 anak usia 6-11 tahun.
Control (PBC) orang tua dalam melakukan vaksinasi COVID-19 anak usia 6-11
tahun.
8
orang tua dalam melakukan vaksinasi COVID-19 pada anak usia 6-11 tahun.
5. Menganalisis hubungan antara Subjective Norm dengan intensi orang tua dalam
intensi orang tua dalam melakukan terhadap vaksinasi COVID-19 pada anak
1.4 Manfaat
1.4.1 Teoritis
vaksinasi COVID-19 pada anak usia 6-11 tahun dengan pendekatan Theory of
Planned Behavior.
1.4.2 Praktis
Diharapkan penelitian ini dapat membantu orang tua anak usia 6-11 tahun
dan mortalitas anak usia 6-11 tahun yang diakibatkan penyebaran virus
3. Bagi Masyarakat
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Definisi
Anak usia antara 6-11 tahun disebut sebagai anak usia sekolah dimana pada
masa anak-anak pertengahan, masa untuk mempunyai tantangan baru. Periode ini
hubungan dengan orang tua, teman sebaya, dan orang lain (Sarayati, 2016). Selain itu,
penyakit berbasis lingkungan di kalangan anak usia 6-11 tahun di Indonesia masih
bahaya hingga mengancam jiwa ialah penyakit menular pada anak usia tersebut.
penyebab kuman menempel pada tubuh anak (Susilaningsih, Endang Zulaicha, dan
dibandingkan masa bayi atau remaja yang sedang mengalami pertumbuhan cepat.
10
11
Kecepatan pertumbuhan anak wanita dan laki-laki sama pada usia 9 tahun.
Selanjutnya,
12
antara usia 10-12 tahun, pertumbuhan anak wanita mengalami percepatan lebih dulu
laki-laki baru dapat menyusul dua tahun kemudian. Pada usia “early childhood”
terjadi peningkatan lemak tubuh minimal sebesar 16% pada wanita dan 13% pada
motorik kasar, motorik halus, bahasa, kognitif, dan sosial. Perkembangan fisiologi
seperti koordinasi motorik, kekuatan otot dan stamina akan mengalami peningkatan
secara progresif (Septiarini, 2018). Anak usia sekolah yang sehat akan banyak
bermain di luar rumah dan melakukan aktivitas fisik yang tinggi yang berujung pada
resiko terpapar sumber penyakit dan perilaku hidup yang tidak sehat. Selain itu,
asupan gizi yang tidak seimbang akan menimbulkan beberapa masalah penyakit lain
(Awaliyah, 2018).
Pada masa ini anak memasuki masa belajar di dalam dan di luar sekolah. Aspek
yaitu:
sehari-hari.
7) Mengembangkan hati nurani, nilai moral, tata dan tingkatan nilai sosial.
Orang tua adalah komponen keluarga yang terdiri dari ayah dan ibu yang
merupakan hasil dari sebuah ikatan perkawinan yang sah yang dapat membentuk
sebuah keluarga. Peran orang tua secara alamiah dan kodratnya harus melindungi dan
mendidik anaknya agar hidup dengan layak dan sehat serta mandiri. Dalam kesehatan
orang tua dituntut untuk selalu mencari tahu hal-hal yang bisa meningkatkan derajat
Orang tua merupakan kunci dalam menjaga dan merawat anaknya, terutama
dalam hal pemberian vaksinasi. Orang tua yang khawatir dan memutuskan untuk
tidak melakukan vaksinasi pada anaknya menunjukkan bahwa orang tua tersebut
a. Faktor internal
1) Usia, orang tua yang memiliki usia dewasa memiliki pengalaman yang
anaknya.
ataupun tidak.
3) Pekerjaan, orang tua yang tidak bekerja memiliki waktu luang lebih
mencakup vaksinasi baik, maka orang tua akan lebih mengetahui manfaat
vaksin. Orang tua yang beranggapan tanpa vaksinasi anak masih dapat
hidup sehat, mereka akan merasa vaksinasi bukan hal yang efektif.
b. Faktor eksternal
Faktor dari luar seperti informasi yang diterima baik dari petugas kesehatan
2.3.1 Definisi
Vaksin merupakan produk biologi yang berisi antigen (zat yang merangsang
sistem imun untuk menghasilkan antibodi) yang jika diberikan kepada manusia akan
COVID-19 adalah penyakit yang disebabkan virus corona yang termasuk dalam
ekonomi. (Argista, 2021). Anak-anak juga termasuk kelompok yang rentan terkena
2.3.2 Jenis-Jenis
evaluasi terhadap aspek keamanan, khasiat, dan mutu yang mengacu pada standar
16
RI, 2021a). Berikut adalah 11 jenis vaksin COVID-19 yang sudah mendapat EUA
dari BPOM:
1) Vaksin Sinovac
evaluasi data keamanan vaksin Sinovac diperoleh dari studi klinik fase 3 di
Indonesia, Turki, dan Brazil yang dipantau sampai periode 3 bulan setelah
penyuntikan dosis yang ke-2, secara keseluruhan menunjukkan vaksin ini aman
Satu bulan kemudian tepatnya 16 Februari 2021, BPOM memberikan izin untuk
vaksin COVID-19 yang diproduksi BUMN Bio Farma. Vaksin dengan Nomor
dari virus yang diinaktivasi. Vaksin COVID-19 yang diproduksi PT. Bio Farma
sediaan vial 5 ml. Setiap vial berisi 10 dosis vaksin yang berasal dari virus yang
di-inaktivasi. Untuk menjaga mutu dan kualitasnya, vaksin ini harus disimpan
dengan suhu stabil antara 2-8° celcius (Humas Setkab RI, 2021).
17
3) AstraZeneca
setelah dihitung sejak 15 hari pemberian dosis kedua. Vaksin ini diberikan
yang diberikan sebesar 0,5% dengan interval 12 minggu (BPOM RI, 2021a).
4) Sinopharm
BPOM terbitkan izin EUA pada vaksin COVID-19 buatan Sinopharm pada 29
vial berisi 0,5 ml (1 dosis). Vaksin ini diberikan pada usia dewasa di atas 18
tahun dengan pemberian 2 dosis pada durasi 21-28 hari. Vaksin yang memiliki
platform inactivated virus tersebut didistribusikan oleh PT. Kimia Farma Tbk
5) Moderna
Vaksin Moderna mendapat EUA dari BPOM pada 2 Juli 2021. Vaksin ini
dikembangkan dengan platform mRNA yang diproduksi oleh Moderna TX., Inc
6) Pfizer
18
oleh Pfizer and BioNTech. Vaksin ini digunakan untuk orang berusia 12 tahun
7) Sputnik-V
produk vaksin COVID-19 baru yaitu Vaksin COVID-19 Sputnik-V. Vaksin ini
Sputnik-V digunakan untuk orang usia 18 tahun ke atas diberikan dengan dosis
0,5 ml untuk 2 kali penyuntikan dalam rentang waktu 3 minggu (BPOM RI,
2021e).
8) Janssen
pada orang berusia 18 tahun ke atas dengan pemberian sekali suntikan sebanyak
0,5 ml. Vaksin jenis ini dapat disimpan pada suhu -20° celcius. Janssen
9) Convidecia
jumlah dosis sama halnya dengan Vaksin Janssen (BPOM RI, 2021h).
10) Zifivax
Pada 7 Oktober 2021, Badan POM mengeluarkan EUA untuk produk vaksin
penyuntikan dengan interval 1 bulan dan dosis tiap kali suntikan sebanyak 0,5
11) Covovax
setelah resmi memeroleh EUA dari Badan POM. Vaksin Covovax merupakan
ini diproduksi oleh Serum Institute of India. Covovax dapat digunakan untuk
Penggunaan Vaksin Sinovac telah disetujui dan dilakukan pada anak usia 6-11
tahun. Aspek khasiat dan keamanan Vaksin Sinovac pada anak berdasarkan studi
klinik di China dengan total subjek 1050 anak dengan profil keamanan anak usia 6-11
tahun sebesar 11% sebanding dengan usia 12-17 tahun yang sudah disetujui sebesar
14%. Dengan ini menunjukkan penggunaan Vaksin Sinovac pada anak usia 6-11
20
tahun aman dan dapat ditoleransi dengan baik. Berdasarkan pertimbangan tersebut,
anak usia 6-11 tahun dengan pemberian 2 dosis (600 SU atau 0,5 ml/dosis) dalam
interval pemberian 4 minggu dapat diterima. Dengan terbitnya Vaksin Sinovac untuk
anak usia 6-11 tahun, akan menambah populasi penduduk yang divaksinasi, terutama
2.4 Pengetahuan
terhadap objek melalui indra yang dimilikinya. Oleh karena itu, dari pengindraan
yang dipengaruhi oleh persepsi dan perhatian seseorang terhadap objek tersebut.
a. Tahu (know)
b. Memahami (comprehension)
Memahami suatu objek bukan sekedar tahu terhadap objek tersebut, tidak hanya
c. Aplikasi (application)
21
situasi lain.
d. Analisis (analysis)
e. Sintensis (synthesis)
f. Evaluasi (evaluating)
terhadap suatu objek. Penilaian didasarkan pada suatu kriteria yang ditemukan
pengembangan lebih lanjut dari Theory of Reasoned Action (TRA). Ajzen, 1988
konstruksi yang belum ada dalam TPB. Dimana bertujuan untuk memahami
melakukan atau tidak dilakukannya hal tersebut tidak hanya ditentukan oleh sikap dan
norma subjektif saja, melainkan persepsi seseorang terhadap kontrol yang dapat
dilakukan. Dengan penambahan satu faktor ini yang mengubah TRA menjadi Theory
Baik TRA maupun TPB menganggap predictor terbaik perilaku ialah niat
terhadap perilaku tersebut, yang ditentukan oleh sikap terhadap perilaku dan persepsi
a) Behavior Beliefs, ialah keyakinan seseorang terhadap hasil dari suatu perilaku
(perceived power). Hambatan yang mungkin muncul dapat berasal dari dalam
Attitude
Behavior toward
Background Factors beliefs and
Faktor Personal behavior
General, Attitudes,
Personality, Values,
Emotion, Intlligence
Faktor Informasi
Experience,
Knowledge, Media
Exposure Control Perceived
beliefs behavior
control
Gambar 2.1 Bagan Theory of Planned Behavior (TPB) Ajzen, (2005) dalam
Nursalam, (2015)
Bagan pada gambar 2.1 di atas menjelaskan empat hal yang berkaitan dengan
a) Hubungan langsung antara tingkah laku dan intensi (niat). Artinya, intensi
individu.
b) Intensi dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu sikap (attitude toward behavior),
norma subjektif (subjective norm), dan persepsi terhadap kontrol yang dimiliki
subjektif, dan PBC) dipengaruhi oleh variabel lain, yaitu beliefs. Sikap
normative beliefs, dan PBC dipengaruhi oleh beliefs tentang kontrol yang
pendukung sebagai variabel lain yang memengaruhi atau berhubungan dengan beliefs
yang pada akhirnya juga memengaruhi intensi dan perilaku seperti pada gambar 2.1.
yang dimilikinya.
b. Faktor sosial, seperti usia, jenis kelamin, etnis, pendidikan, penghasilan, agama,
c. Faktor informasi, ialah seberapa besar kumpulan informasi yang dimiliki oleh
Menurut Sulistimo, (2012) dalam Atik, (2018) sikap ialah penilaian seseorang
ketika melihat atau mengetahui suatu perilaku yang dilakukan. Seseorang akan
(favorable) atau negatif (unfavorable) terhadap suatu objek, orang, institusi, atau
suatu perilaku diperoleh dari keyakinan (belief) terhadap konsekuensi (outcome) yang
ditimbulkan oleh perilaku tersebut (outcome evaluation) dan kekuatan terhadap belief
dunianya, yang sesuai dengan pemahaman diri dan lingkungannya. Seseorang yang
yakin bahwa suatu perilaku dapat menghasilkan outcome positif, maka individu
tersebut akan memiliki sikap positif (favorable), dan begitu juga jika seseorang yakin
bahwa perilakunya memiliki outcome yang negatif maka individu tersebut akan
AB = Σ bi ei
memiliki sikap negatif (unfavorable).
Norma subjektif ialah faktor yang berasal dari luar individu mengenai persepsi
orang lain (referent) dan kelompok yang berpengaruh bagi individu tersebut.
26
Seseorang memiliki keyakinan bahwa orang lain menerima atau tidak menerima
perilaku yang dilakukannya, sehingga jika seseorang meyakini apa yang menjadi
norma kelompok maka individu tersebut akan mematuhi dan membentuk perilaku
perilaku. Norma subjektif berperan dalam perilaku seseorang dan memiliki harapan
subjektif disebut juga produk dari persepsi seseorang tentang belief yang dimiliki
orang lain (referent). Terdapat dua faktor yang memengaruhi norma subjektif:
normative belief, yaitu keyakinan individu bahwa referent berpikir ia harus atau tidak
harus melakukan suatu perilaku dan motivation to comply, yaitu motivasi individu
untuk memenuhi norma dari referent tersebut. Seseorang memiliki belief bahwa
seseorang memiliki belief bahwa orang lain tidak berpengaruh terhadapnya, maka hal
ini membuat individu tersebut memiliki norma subjektif untuk tidak melakukannya.
sebuah perilaku dapat dilaksanakan. PBC juga dipengaruhi oleh belief yang
Ada dua asumsi mengenai PBC. Pertama, individu yang memiliki belief bahwa ia
27
tidak memiliki kesempatan untuk berperilaku, tidak akan memiliki intensi yang kuat,
meskipun individu tersebut bersikap positif, dan didukung oleh referent. Kedua,
kendali aktual. Semakin besar persepsi seseorang mengenai kesempatan dan sumber
daya yang dimiliki (faktor pendukung), serta semakin kecil persepsi tentang
hambatan yang dimiliki, maka semakin besar perceived behavioral control yang
2.4.5 Intensi
Fishibien dan Ajzen (1975) dalam Ulfah, (2018) menjelaskan bahwa intensi
merupakan hal yang ada dalam diri seseorang berupa keinginan dan seberapa kuat
keyakinan seseorang untuk melakukan suatu perilaku. Menurut Ajzen (1991) dalam
keyakinan seseorang untuk mencoba suatu perilaku, dan seberapa besar usaha yang
masih merupakan suatu keinginan atau rencana. Dalam hal ini, niat belum merupakan
Pada umumnya, intensi memiliki korelasi yang tinggi dengan perilaku, oleh
karena itu dapat digunakan untuk meramalkan perilaku seseorang. Ada beberapa
yaitu :
Pengukuran intensi harus disesuaikan dengan perilaku dalam hal konteks dan
waktunya.
2) Stabilitas intensi
dapat mengubah intensi seseorang untuk berubah, sehingga pada tingkah laku
awal yang ditampilkan tidak sesuai dengan intensi awal. Semakin panjang
3) Literal inconsistency
Pengukuran intensi dan tingkah laku sudah sesuai dan jarak waktu pengukuran
tingkah laku yang ditunjukkan masih ada. Dengan demikian, individu terkadang
yang sudah dinyatakan sebelumnya. Hal ini bisa disebabkan karena individu
merasa lupa akan apa yang pernah diucapkan. Maka untuk mengantisipasinya
4) Base rate
Base rate ialah tingkat kemungkinan sebuah tingkah laku akan dilakukan.
Tingkah laku dengan base rate tinggi hampir dilakukan oleh semua orang,
29
misalnya mandi, makan. Sedangkan sebaliknya tingkah laku dengan base rate
rendah hampir tidak dilakukan oleh kebanyakan orang, misalnya bunuh diri.
Intensi dapat memprediksi perilaku aktualnya dengan baik jika memiliki base
Pencarian jurnal untuk keaslian penelitian ini, peneliti menggunakan kata kunci
Science Direct, Research Gate dan PubMed. Proses pencarian tersebut menghasilkan
kurang lebih 289 jurnal sesuai kata kunci dengan tahun terbit tiga tahun terakhir. Pada
database Science Direct, didapatkan sebanyak 129 jurnal. Database Research Gate
terdapat 100 jurnal yang dianggap sesuai dengan kata kunci. Dalam Database
3. Informasi
a) Pengetahuan
b) Pengalaman
c) Paparan media
Perceived
Behavior
Control beliefs
Control
(PBC)
36
37
Berdasarkan gambar 3.1 Theory of Planned Behavior (TPB) oleh Ajzen (2005)
timbul karena adanya suatu intensi/niat untuk berperilaku. Intensi yang dimaksud
dalam penelitian ini ialah niat/intensi orang tua terhadap vaksinasi COVID-19 pada
anak usia 6-11 tahun. Niat untuk melakukan vaksinasi COVID-19 dapat muncul
karena dipengaruhi oleh tiga faktor utama berdasarkan Theory of Planned Behavior
yaitu, Attitude Toward Behavior atau yang dimaksud dengan sikap yang
memengaruhi intensi dari orang tua terhadap vaksinasi COVID-19 pada anak usia 6-
11 tahun, lalu Subjective Norm atau yang dimaksud ialah pengaruh dari orang lain
dan motivasi yang memengaruhi intensi orang tua terhadap vaksinasi COVID-19
pada anak usia 6-11 tahun, dan yang terakhir yaitu Perceived Behavior Control
(PBC) atau hal-hal yang dapat membantu dan menghambat adanya intensi orang tua
terhadap vaksinasi COVID-19 pada anak usia 6-11 tahun. Selain tiga faktor utama di
atas, terdapat juga background factors diantaranya faktor sosial, faktor personal, dan
Menurut Theory of Planned Behavior seluruh variabel dalam teori ini saling
memiliki keterkaitan, sehingga memunculkan suatu niat orang tua terhadap vaksinasi
COVID-19 pada anak usia 6-11 tahun sebagai upaya mengurangi morbiditas dan
H1:
(sikap) orang tua dalam melakukan vaksinasi COVID-19 anak usia 6-11
tahun.
2) Ada hubungan antara pengetahuan dengan Subjective Norm orang tua dalam
(PBC) orang tua dalam melakukan vaksinasi COVID-19 anak usia 6-11
tahun.
orang tua dalam melakukan vaksinasi COVID-19 pada anak usia 6-11
tahun.
5) Ada hubungan antara Subjective Norm dengan intensi orang tua dalam
orang tua dalam melakukan terhadap vaksinasi COVID-19 pada anak usia
6-11 tahun.
39
BAB 4
METODE PENELITIAN
Desain yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah studi deskriptif analitik
sectional menilai korelasi antara variabel independen dan dependen dimana dilakukan
melakukan analisis pengaruh dari tiga faktor utama yaitu Attitude Toward Behavior
atau sikap, Subjective Norm, dan Perceived Behavior Control (PBC), sehingga akan
memunculkan suatu intensi (niat) pada orang tua untuk melakukan Vaksinasi
4.2.1 Populasi
yang telah ditetapkan. Berdasarkan data awal yang diperoleh, maka populasi orang
tua dengan anak usia 6-11 tahun yang belum melakukan vaksinasi Covid-19 dalam
penelitian ini sebanyak 721 orang yang berada di wilayah Puskesmas Kenjeran Kota
Surabaya.
40
41
4.2.2 Sampel
Sampel terdiri dari bagian populasi terjangkau yang akan digunakan sebagai
subjek penelitian melalui sampling (Nursalam, 2015). Sampel terdiri dari beberapa
COVID-19
Sampel ialah bagian dari populasi terjangkau yang dapat digunakan sebagai
subjek penelitian melalui sampling (Nursalam, 2020). Jumlah sampel yang digunakan
dalam penelitian ini sebanyak 240 orang tua dengan perhitungan besar sampel yang
N
n= 2
1+ N (d )
721
n= 2
1+721( 0,05 )
42
721
n=
1+2
n=240,33
n=240
Keterangan :
N = Jumlah Populasi
n = Jumlah Sampel
4.2.4 Sampling
yang memenuhi kriteria penelitian dimasukkan dalam penelitian sampai kurun waktu
tertentu (Nursalam, 2020). Peneliti akan mengambil 240 sampel sesuai dengan
kriteria inklusi dari jumlah 721 populasi orang tua menggunakan kuesioner dengan
Surabaya.
variabel lain. Variabel ini biasanya dimanipulasi, diamati, dan diukur untuk diketahui
43
Variabel dependen ialah variabel yang dipengaruhi dan ditentukan nilainya oleh
variabel lain. Variabel respons akan muncul sebagai akibat dari manipulasi variabel-
variabel lain (Nursalam, 2020). Variabel dependen dalam penelitian ini yaitu intensi
orang tua.
Pernyataan
Unfavorable:
1 = Sangat
Setuju
2 = Setuju
3 = Tidak
Setuju
4 = Sangat
Tidak Setuju
Klasifikasi
sikap positif
bila skor ≥
median skor
dan sikap
negatif bila
skor < median
skor
Independen Keyakinan 1. Normative belief : Kuesioner Ordinal Skor
Subjective orang tua persepsi menggunakan
45
Klasifikasi
nilai:
1) Rendah =
<26
2) Sedang =
26-29
3) Tinggi =
>29
Independen Persepsi 1. Control belief Kuesioner Ordinal Skor
Perceived orang tua 2. Perceived power menggunakan
Behavior mengenai skala likert 1-
Control kondisi, 4.
(PBC) situasi, atau
keadaan yang Pertanyaan
mendukung Favorable:
atau 4 = Sangat
menghambat Setuju/Sangat
perilaku orang Besar
tua dalam 3=
melakukan Setuju/Besar
46
Klasifikasi
nilai:
1) Rendah =
<38
2) Sedang =
38-39
3) Tinggi =
>39
pengumpulan data yang ditujukan kepada responden yang akan diteliti yang
memenuhi kriteria inklusi (Nursalam, 2020). Pengumpulan data pada penelitian ini
1. Informed Consent
2. Data Demografi
anak) yang terdiri dari nama, usia, alamat, wilayah tempat tinggal, pendidikan,
3. Tingkat pengetahuan
19 pada anak usia 6-11 tahun dan jumlah pertanyaan yang digunakan dari 14
dinilai dengan menggunakan “Benar dan Salah” yang diberi skor 1 (bila
48
jawaban benar) dan skor 0 (bila jawaban salah). Untuk pertanyaan positif
vaksinasi COVID-19 pada anak usia 6-11 tahun dan jumlah pertanyaan yang
Setuju (SS)=4, Setuju (S)=3, Tidak Setuju (TS)=2, Sangat Tidak Setuju
5. Norma Subjektif
sebanyak 4 pilihan jawaban. Adapun bagian yang dimodifikasi yaitu topik yang
diubah menjadi vaksinasi COVID-19 pada anak usia 6-11 tahun dan memilih 2
Pengukuran norma subjektif dalam penelitian ini terdiri dari 8 pernyataan yang
comply dan 4 item untuk mengukur normative beliefs. Bagian pertama dan
kedua instrumen ini bersifat favorable untuk semua item dengan nilai 4= Sangat
Setuju (SS), 3=Setuju (S), 2=Tidak Setuju (TS), dan 1=Sangat Tidak Setuju
(STS).
2. Motivation to comply : 1, 2, 3, 4 - 4
dukungan lingkungan
Total Pernyataan 8
pilihan. Adapun bagian yang dimodifikasi adalah topik yang diubah menjadi
vaksinasi COVID-19 pada anak usia 6-11 tahun dan dikembangkan berdasarkan
komponen PBC yaitu control belief dan perceived power. Kuesioner ini terdiri
Setuju (SS)=4, Setuju (S)=3, Tidak Setuju (TS)=2, Sangat Tidak Setuju
51
(S)=2, Tidak Setuju (TS)=3, Sangat Tidak Setuju (STS)=4. Sedangkan, bagian
Sangat Besar (SB)=1, Besar (B)=2, Kecil (K)=3, dan Sangat Kecil (SK)=4.
2. Perceived power 1, 2, 4, 5 3 5
Total Pernyataan 10
7. Intensi
dari penelitian (Erawan et al., 2021) dengan tipe skala pengukuran likert dengan
topik yang diubah menjadi vaksinasi COVID-19 pada anak usia 6-11 tahun.
Item
No. Indikator Jumlah
Favorable Unfavorable
1. Adanya niat orang tua 1, 2, 3 - 3
melakukan
penerimaan vaksinasi
COVID-19 pada anak
usia 6-11 tahun
Total Pernyataan 3
penelitian ini menggunakan pearson moment product dengan p = 0,05. Uji validitas
dilakukan dengan cara membandingkan angka r dihitung dan r tabel, jika r hitung
lebih besar dari r tabel maka item dikatakan valid. Instrumen yang akan di uji
(sikap), norma subjektif, Perceived Behavior Control (PBC), dan intensi orang tua.
Responden untuk uji validitas ini merupakan orang tua dengan anak usia 6-11 tahun
bertempat tinggal di wilayah Kota Surabaya berjumlah 18 orang. Uji validitas ini
3. Uji validitas instrumen norma subjektif orang tua terhadap vaksinasi COVID-
a. Normative Beliefs
b. Motivation to Comply
54
4. Uji validitas instrumen perceived behavior control (PBC) orang tua terhadap
a. Control Beliefs
b. Power Beliefs
5. Uji validitas instrumen intensi orang tua terhadap vaksinasi COVID-19 pada
Uji reliabilitas adalah kesamaan hasil pengukuran atau pengamatan jika fakta
hidup tadi diukur dan diamati berkali-kali dalam waktu yang berlainan (Nursalam,
2015). Uji reliabilitas dapat dilakukan secara bersama-sama terhadap seluruh butiran
pertanyaan. Jika nilai Alpha Cronbach > 0,60 maka dinyatakan reliabel (Nursalam,
Toward Behavior (sikap), norma subjektif, Perceived Behavior Control (PBC), dan
intensi orang tua. Berikut hasil uji reliabilitas pada instrumen penelitian :
data penelitian
Provinsi Jawa Timur selama bulan Juli 2022. Alasan pemilihan lokasi ini dikarenakan
56
salah satu kota besar di Indonesia dengan banyaknya jumlah anak usia 6-11 tahun
yang turut menyumbang jumlah besar pasien terinfeksi COVID-19 yaitu 17,39%
anak. Selain itu, kota Surabaya merupakan salah satu kota besar pertama yang
menjadi penyelenggara vaksinasi COVID-19 pada anak usia 6-11 tahun dimana peran
orang tua yang mempunyai pemikiran maju tentang kesehatan anak akan berpeluang
untuk melakukan vaksinasi COVID-19. Namun, masih banyak orang tua yang belum
melakukan vaksinasi pada anaknya sehingga bisa didapat objektivitas hasil penelitian
yang umum.
pengumpulan data karakteristik pada subjek yang sesuai dengan kriteria penelitian
1) Tahap Administrasi
orang tua dengan anak usia 6-11 tahun di wilayah Puskesmas Kenjeran Kota
Surabaya yang sudah dan/ belum di vaksinasi COVID-19. Data diperoleh dari data
validitas. Penyebaran kuesioner dilakukan secara online kepada populasi target dalam
waktu 2 minggu.
form.
4. Dalam kuesioner tersebut terdapat tujuan dan informed consent dari peneliti
6. Setelah itu data kuesioner akan diolah dan dianalisis menggunakan aplikasi
Package for the Social Science). Kegiatan ini dilakukan setelah semua kuesioner
yang diisi oleh responden terkumpul. Data yang terkumpul selanjutnya melakukan
dilengkapi.
3) Tabulating, memasukan data yang telah ditulis sesuai kode dalam suatu tabel
4) Entry, memasukan data dari hasil tabulasi yang sudah ada dilakukan ke dalam
kontrol perilaku yang dirasakan dalam niat orang tua melakukan vaksinasi
COVID-19 pada anak usia 6-11 tahun. Hubungan antar variabel diuji dengan
maka dapat dikatakan ada hubungan yang bermakna antara dua variabel
hubungan yang bermakna antara dua variabel, maka H1 ditolak. Selain itu,
dapat diketahui nilai (r) untuk menilai seberapa kuat hubungan antara keempat
Populasi
Orang tua dengan anak usia 6-11 tahun yang belum vaksinasi COVID-19 di wilayah
Puskesmas Kenjeran Kota Surabaya
Sampling
Consecutibe Sampling
Sampel
240 Orang Tua
Pengumpulan Data
Kuesioner (google form)
Variabel Independen
Pengetahuan Variabel Dependen
Attitude Toward Behavior (sikap) Intensi Orang Tua
Norma subjektif
Perceived Behavior Control (PBC)
Analisis Data
Uji korelasi Spearman Rank Test Correlation
harus bisa memahami prinsip-prinsip yang harus diterapkan. Sebaliknya, jika hal ini
tidak diterapkan maka peneliti akan melanggar otonomi manusia. Prinsip etik
menurut American Nurse Association (ANA) yang berkaitan dengan peran perawat
1. Otonomi
Hak untuk memilih apakah dia diikut sertakan dalam suatu proyek penelitian
dengan memberi persetujuan dalam informed consent. Oleh karena itu, sebelum
2. Beneficence
3. Non Maleficence
Penelitiana ini tidak menimbulkan kerugian fisik dan psikis terhadap subjek
lain.
4. Confidentiality
61
yang diilakukannya. leh karena itu, peneliti tidak akan menyebar luakan
identitas responden kepada siapapun yang tidak berkepentingan kecuali atas ijin
dari responden.
DAFTAR PUSTAKA
Agusta, M., & Letuna, N. (2021). Instragram Sebagai Media Edukasi Vaksin Covid-
19 Di Indonesia Instragram As an Educational Media for Covid-19 Vaccines in
Indonesia. Jurnal Communio: Jurnal Ilmu Komunikasi, 10(1), 88–106.
Aldakhil, H., Albedah, N., Alturaiki, N., Alajlan, R., & Abusalih, H. (2021). Vaccine
hesitancy towards childhood immunizations as a predictor of mothers’ intention
to vaccinate their children against COVID-19 in Saudi Arabia. Journal of
Infection and Public Health, 14(10), 1497–1504.
https://doi.org/10.1016/j.jiph.2021.08.028
Argista, Z. L. (2021). Persepsi Masyarakat Terhadap Vaksin Covid-19 Di Sumatera
Selatan: Literature Review. In Jurnal Keperawatan (Vol. 13, Issue 3).
Atik, H. (2018). FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NIAT
MAHASISWA AKUNTANSI UNTUK MELAKUKAN PENGUNGKAPAN
KECURANGAN ( Studi Empiris Pada Mahasiswa Program Studi S1 Akuntansi
Angkatan 2014 Universitas Muhammadiyah Ponorogo ). Universitas
Muhammadiyah Ponorogo.
Awaliyah, N. (2018). HUBUNGAN KEBIASAAN SARAPAN DAN ASUPAN
PROTEIN DENGAN DAYA INGAT SESAAT SISWA SDN TOTOSARI I
DAN SDN TUNGGULSARI I DI SURAKARTA. In Eprints UMS. Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Azjen, I. (2005). Attitudes, Personality, & Behaviour.
https://psicoexperimental.files.wordpress.com/2011/03/ajzeni-2005-attitudes-
personality-and-behaviour-2nd-ed-open-university-press.pdf
BPOM RI. (2021a). Badan POM Terbitkan Emergency Use Authorization Vaksin
AstraZeneca. BPOM RI.
https://www.pom.go.id/new/view/more/pers/594/Badan-POM-Terbitkan-
Emergency-Use-Authorization-Vaksin-AstraZeneca.html
BPOM RI. (2021b). Badan POM Terbitkan EUA Comirnaty (Vaksin COVID-19
Pfizer) Sebagai Vaksin Kedua Platform mRNA. BPOM RI.
https://www.pom.go.id/new/view/more/pers/618/Badan-POM-Terbitkan-EUA-
Comirnaty--Vaksin-COVID-19-Pfizer---Sebagai-Vaksin-Kedua-Platform-
mRNA.html
BPOM RI. (2021c). Badan POM Terbitkan EUA Moderna COVID-19 Vaccine
Sebagai Vaksin Pertama dari Platform mRNA. BPOM RI.
https://www.pom.go.id/new/view/more/pers/615/Badan-POM-Terbitkan-EUA-
Moderna-COVID-19-Vaccine-Sebagai-Vaksin-Pertama-dari-Platform-
mRNA.html
63
BPOM RI. (2021d). Badan POM Terbitkan EUA Vaksin Covovax Sebagai Vaksin
Alternatif Ke-11 dalam Penanganan Pandemi. BPOM RI.
https://www.pom.go.id/new/view/more/pers/629/Badan-POM-Terbitkan-EUA-
Vaksin-Covovax-Sebagai-Vaksin-Alternatif-Ke-11-dalam-Penanganan-
Pandemi.html
BPOM RI. (2021e). No TitleBadan POM Kembali Terbitkan EUA untuk Vaksin
COVID-19 Sputnik-V. BPOM RI.
https://www.pom.go.id/new/view/more/pers/620/Badan-POM-Kembali-
Terbitkan-EUA-untuk-Vaksin-COVID-19-Sputnik-V.html
BPOM RI. (2021f). Penerbitan Persetujuan Penggunaan Dalam Kondisi Darurat
Atau Emergency Use Authorization (EUA) Pertama Untuk Vaksin COVID-19.
BPOM RI. https://www.pom.go.id/new/view/more/pers/584/Penerbitan-
Persetujuan-Penggunaan-Dalam-Kondisi-Darurat-Atau-Emergency-Use-
Authorization--EUA--Pertama-Untuk-Vaksin-COVID-19.html
BPOM RI. (2021g). Persetujuan Penggunaan Vaksin Sinovac untuk Anak Usia 6 –
11 Tahun. BPOM RI.
https://www.pom.go.id/new/view/more/pers/628/Persetujuan-Penggunaan-
Vaksin-Sinovac-untuk-Anak-Usia-6-----11-Tahun-.html
BPOM RI. (2021h). SIARAN PERS Tambah Pilihan Jenis Vaksin COVID-19 di
Indonesia, Badan POM Terbitkan EUA untuk Janssen COVID-19 Vaccine dan
Vaksin Convidecia. BPOM RI.
https://www.pom.go.id/new/view/more/pers/622/SIARAN-PERS-Tambah-
Pilihan-Jenis-Vaksin-COVID-19-di-Indonesia--Badan-POM-Terbitkan-EUA-
untuk-Janssen-COVID-19-Vaccine-dan-Vaksin-Convidecia.html
BPOM RI. (2021i). Tambah Amunisi Vaksinasi, Badan POM Terbitkan EUA Vaksin
Sinopharm. BPOM RI.
https://www.pom.go.id/new/view/more/berita/22112/Tambah-Amunisi-
Vaksinasi--Badan-POM-Terbitkan-EUA-Vaksin-Sinopharm-.html
Dinas Kesehatan Surabaya. (2022). Hasil Vaksinasi Sasaran Kelompok Anak Usia 6-
11 Tahun Kota Surabaya.
Erawan, M. A. S. P., Zaid, Z., Pratondo, K., & Lestari, A. Y. (2021). Memprediksi
Minat Vaksinasi Covid-19: Peran Model Kepercayaan Kesehatan Masyarakat
Muslim di Yogyakarta. Al-Sihah: The Public Health Science Journal, 13(1), 36.
https://doi.org/10.24252/al-sihah.v13i1.20647
Humas Setkab RI. (2021). BPOM Terbitkan Izin Penggunaan untuk Vaksin COVID-
19 Produksi Bio Farma. Sekretariat Kabinet Republik Indonesia.
https://setkab.go.id/bpom-terbitkan-emergency-use-authorization-untuk-vaksin-
covid-19-produksi-pt-bio-farma/
Humble, R. M., Sell, H., Dubé, E., MacDonald, N. E., Robinson, J., Driedger, S. M.,
64
Lampiran
BAGI RESPONDEN
Terhadap Vaksinasi COVID-19 Pada Anak Usia 6-11 Tahun Berdasarkan Theory of
Planned Behavior
NIM : 131811133117
Responden telah diminta untuk berpartisipasi dalam penelitian ini. Partisipan bersifat
mengajukan keberatan atas penelitian ini. Tidak ada konsekuensi atau dampak negatif
1) Tujuan
mempengaruhi intensi orang tua terhadap vaksinasi COVID-19 pada anak usia
penelitian. Kemudian, setelah diketahhui jumlah dan subjek yang sesuai maka
vaksinasi COVID-19 bagi anak usia 6-11 tahun melalui poster yang akan
Pada penelitian ini, privasi dan keamanan dari responden akan dilindungi. Data
5) Bahaya potensial
Tidak ada bahaya potensial atau risiko penelitian yang diakibatkan oleh
keterlibatan subjek dalam penelitian ini. Oleh karena itu, dalam penelitian ini
Dalam penelitian ini semua data dan informasi identitas subjek penelitian akan
penelitian secara jelas dan pada laporan penelitian nama subjek penelitian
mendapatkan poster yang berisi tentang “Pentingnya Peran Orang Tua Dalam
Vaksinasi COVID-19 Anak Usia 6-11 Tahun” yang mana poster ini dapat
diunduh pada link yang disediakan oleh peneliti di akhir google-form sebagai
9) Informasi tambahan
No. Hp : 082237948992
Email : dyah.ayu.mustika-2018@fkp.unair.ac.id
Peneliti
SURAT PERNYATAAN
BERSEDIA MENJADI RESPONDEN PENELITIAN
(INFORMED CONCENT)
Umur :
Jenis Kelamin :
Nomor Telepon :
Sebagai responden dari penelitian tersebut. Persetujuan ini saya buat dengan sadar
dan tanpa paksaan dari siapapun. Demikian pernyataan ini saya buat untuk
dipergunakan sebagaimana mestinya.
Surabaya,................... 2022
Responden
(..............................)
71
KUESIONER PENELITIAN
PETUNJUK PENGISIAN
3) Beri tanda centang (✓) pada kolom pilihan jawaban yang tersedia.
5) Apabila terdapat yang kurang jelas, saudara dapat menanyakan kepada peneliti.
A. DATA DEMOGRAFI
( ) SMA/Sederajat
( ) Diploma/Sarjana
5. Status pekerjaan ( ) Bekerja
( ) Tidak Bekerja
6. Status vaksin anak ( ) Sudah vaksin
( ) Belum vaksin
a. Benar
b. Salah
Pilihan Jawaban
No. Pernyataan
Benar Salah
1. Vaksin covid-19 anak usia 6-11 tahun
merupakan vaksin yang diberikan
untuk pencegahan penularan virus
COVID-19 pada anak
2. Vaksin covid-19 anak usia 6-11 tahun
bertujuan untuk mencapai herd
immunity atau kekebalan kelompok
yang dapat mendukung pelaksanaan
belajar tatap muka di sekolah
3. Vaksin covid-19 pada anak usia 6-11
tahun bermanfaat untuk meningkatkan
daya tahan tubuh anak
4. Seorang anak bisa mendapatkan
vaksinasi covid-19 di rumah sakit saja
73
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
TS : Tidak Setuju
Pilihan Jawaban
No. Pernyataan
SS S TS STS
1. Menurut saya, virus COVID-19 pada
anak adalah masalah kesehatan yang
parah
2. Akan sangat buruk jika anak saya
tertular virus COVID-19
3. Vaksinasi COVID-19 sangat
bermanfaat karena melindungi anak
saya dari virus COVID-19
4. Saya yakin vaksinasi COVID-19 akan
meningkatkan kesehatan anak dan tidak
berdampak buruk bagi mereka
74
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
TS : Tidak Setuju
Bagian 1
Pilihan Jawaban
No. Pernyataan
SS S TS STS
1. Sebagai orang tua, saya mengikuti apa
yang disampaikan oleh pemerintah
2. Sebagai orang tua, saya melakukan apa
yang disampaikan oleh keluarga
3. Sebagai orang tua, saya melakukan apa
yang dianjurkan oleh petugas pusat
layanan kesehatan
4. Sebagai orang tua, saya melakukan apa
75
Bagian 2
Pilihan Jawaban
No. Pernyataan
SS S TS STS
1. Pemerintah mendukung anak saya
melakukan vaksinasi COVID-19
2. Keluarga mendukung anak saya
melakukan vaksinasi COVID-19
3. Masyarakat mendukung anak saya
melakukan vaksinasi COVID-19
4. Keluarga dan masyarakat sudah
melakukan vaksinasi COVID-19 pada
anak mereka
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
TS : Tidak Setuju
Bagian 1
Pilihan Jawaban
No. Pernyataan
SS S TS STS
76
Keterangan :
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju
Pilihan Jawaban
No. Pernyataan
SS S TS STS
1. Saya mempunyai saudara atau teman
77
F. KUESIONER INTENSI
1 : Sangat Lemah
2 : Lemah
3 : Kuat
4 : Sangat kuat
No. Pernyataan 1 2 3 4
78
a. Normative Beliefs
83
b. Motivation to Comply
84
a. Control Beliefs
85
b. Power Beliefs
86
5. Instrumen Intensi
87