Judul : STATUS KEBERSIHAN MULUT ANAK USIA 9-11 TAHUN DAN
KEBIASAAN MENYIKAT GIGI MALAM SEBELUM TIDUR DI SDN MELONGUANE Penulis : Trisye Sampakang; Paulina N. Gunawan; Juliatri Publikasi : Jurnal e-GiGi (eG), Volume 3, Nomor 1, Januari-Juni 2015 Pengesahan : Mei Diana Arminiati Komponen Pertanyaan untuk membantu telaah jurnal jurnal 1. Pendahuluan Masalah penelitian yang disampaikan peneliti : Anak usia sekolah dasar perlu mendapat perhatian lebih karena rentan terhadap gangguan kesehatan gigi dan mulut. Kurangnya pengetahuan tentang waktu menyikat gigi yang baik merupakan penyebab terjadinya penumpukan plak dan deposit pada anak-anak Tenaga kesehatan gigi yang terbatas menjadi salah satu penyebab terjadinya masalah kurang pengetahuan pada anak. Besar masalah menurut peneliti (berdasarkan prevalensi atau insiden masalah, adanya peningkatan masalah dibandingkan sebelumnya atau dibandingkan dengan area lain) : Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2013 prevalensi penduduk di Indonesia yang memiliki masalah gigi dan mulut sebesar 25,9%.2 Menurut RISKESDAS 2013 tentang gigi dan mulut menunjukkan sebagian besar penduduk Indonesia yang menyikat gigi pada saat mandi pagi maupun mandi sore yaitu (76,6%), sedangkan menyikat gigi dengan benar yaitu setelah makan pagi dan sebelum tidur malam ditemukan hanya 2,3%. Prevalensi menyikat gigi malam sebelum tidur pada anak – anak di Indonesia sebesar 22,4%, dan di Sulawesi Utara sebesar 32,4%.2 Penelitian yang dilakukan oleh Longginus E, dkk yang menunjukkan bahwa 48,21% anak menyikat gigi malam sebelum tidur. Dampak masalah jika tidak diatasi : Jika masalah tidak segera diatasi dikhawatirkan akan mempengaruhi baik atau buruknya kebersihan gigi dan mulut pada anak- anak di SDN Melonguane. Kesenjangan yang terjadi/perbandingan antara masalah yang ada dengan harapan/target Berdasarkan yang peneliti jelaskan pada penelitian ini bahwa anak sekolah biasanya sebagian dari mereka sudah paham betul mengenai cara menggosok gigi yang tepat. Kadang lingkungan sangat amatlah penting sebagai pendukung anak untuk terbiasa menggosok gigi malam. oleh karena itu peran orang tua, guru dan tenaga kesehatan sangat amatlah dibutuhkan untuk pendukung anak, baik dalam mengajari anak merawat kebersihan mulut, melalui pemilihan dan penggunaan sikat gigi, cara dan waktu menyikat gigi yang benar dan tepat sejak dini sangat dibutuhkan. Berdasarkan masalah penelitian, apa tujuan dan hipotesis yang ditetapkan oleh peneliti? Tujuan yang ditetapkan peneliti sesuai dengan masalah penelitian yaitu dilakukan untuk mengetahui status kebersihan mulut anak usia 9-11 tahun menurut kebiasaan menyikat gigi malam sebelum tidur. 2. Desain Apa desain penelitian yang digunakan oleh peneliti? penelitian Pada penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan cross sectional denga sifat deskriptif 3. Populasi dan Siapa populasi target? sample Populasi pada penelitian ini yaitu anak usia 9-11 tahun di SDN Melonguane pada bulan Agustus 2014 yaitu 162 anak Siapa sample penelitian? Sampel pada penelitian ini adalah anak yang berusia 9-11 tahuan di SDN Melonguane. Apakah kriteria inklusi dan eksklusi? Kriteria inklusi yaitu anak umur 9-11 tahun, sehat jasmani dan rohani, bersifat koperatif, dan memiliki minimal 2 gigi indeks. Sedangkan kriteria ekslusi yaitu anak yang tidak kooperatif saat melakukan pemeriksaan, tidak hadir pada saat pemeriksaan dan tidak diberikan izin oleh orangtua. Bagaimana metode sampling yang digunakan untuk memilih sample dari populasi target? Metode yang digunakan pada penelitian ini untuk memilih sampel dengan menggunakan metode purposive sampling, dimana pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan tertentu yang telah dilakukan oleh peneliti. Berapa jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian? Metode atau rumus apa yang digunakan untuk menentukan jumlah sample? Pengambilan sampel pada penelitian ini diambil berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi dengan jumlah 135 anak anak yang berusia 9- 11 tahun di SDN Melonguane 4. Pengukuran Variable apa saja yang diukur dalam penelitian? data Variabel independen dalam penelitian ialah status kebersihan mulut anak usia 9-11 tahun Variabel dependen dalam penelitian ialah kebiasaan menyikat gigi malam sebelum tidur Metode apa yang digunakan untuk mengumpulkan data? Metode yang digunakan dalam Pengambilan data dilakukan berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi. Alat ukur apa yang digunakan untuk mengumpulkan data? Alat ukur yang digunakan untuk mengukur kebersihan mulut dengan menggunakan pemeriksaan OHI-S menurut Green dan Vermillion Bagaimana validitas dan reliabilitas alat ukur/instrument yang digunakan? Pada penelitian ini alat ukur menggunkan pemeriksaan OHI-S menurut Green dan Vermillion yang telah tervalidasi sebelumnya dengan terdapat nilai kriteria dari indeks OHI-S yaitu : Baik, bila nilainya antara 0,0 – 1,2 Sedang, bila nilainya antara 1,3 – 3,0 Buruk, bila nilainya antara 3,1 – 6,0 Siapa yang melakukan pengukuran/pengumpulan data? Apakah dilakukan pelatihan khusus untuk obsever? Pada saat penelitian, peneliti dibantu oleh 2 orang temannya dengan jobdesk masing-masing. Dimana peneliti memiliki tugas untuk memeriksa gigi dan 2 orang temannya membantu mencatat hasil pemeriksaan dan membantu merapikan alat yang digunakan saat penelitian berlangsung. 5. Analisis data Uji statistic apa yang digunakan untuk menguji hipotesis/analisis data? Penelitian ini tidak melakukan uji statistik, peneliti berpacu pada indeks OHI-S Program atau software statistik yang digunakan untuk menganalisis data Pada penelitian ini peneliti tidak menjelaskan menggunakan program/software apa yang digunakan untuk menganalisis data tersebut. 6. Alur Alur penelitian penelitian Pada penelitian ini, peneliti mengajukan permohonan ijin ke pihak dan data sekolah untuk melakukan penelitian di sekolah yang bersangkutan yakni base line SDN Melonguane. Lembar persetujuan menjadi subjek penelitian (informed consent) ditujukan kepada orang tua melalui anak yang bersangkutan dengan terlebih dahulu menjelaskan maksud dan tujuan penelitian yang akan dilaksanakan. Orang tua yang setuju anaknya menjadi subjek penelitian diminta untuk mengisi lembar persetujuan dan menandatanganinya. Setelah itu peneliti melakukan pemeriksaan kebersihan mulut dengan pedoman indeks OHI-S, yang saat penelitian dibantu oleh ke 2 orang temannya. Setelah itu data yang telah diperoleh dikumpulkan menjadi satu kemudian selanjutnya diolah dan dianalisa oleh peneliti. Karakteristik responden dan data baseline Kriteria yang dijadiikan sampel pada penelitian ini ialah anak-anak umur 9-11 tahun dengan keadaan sehat jasmani dan rohani, pada saat penelitian ia kooperatif, dan minimal memiliki 2 gigi indeks. 7. Hasil Hasil penelitian penelitian Data pada tabel 1 menunjukkan responden usia 10 tahun memiliki jumlah tertinggi yaitu 58 responden (42,96%), dan jumlah terendah yaitu ada pada usia 11 tahun yaitu 38 responden (28,15%). Dan dilihat dari jenis kelamin responden dengan jenis kelamin perempuan memiliki jumlah lebih tinggi yaitu 72 responden (53,33%)\ Data pada Tabel 2 menunjukkan bahwa dari 135 responden, terdapat 53 responden (39,26%) yang menyikat gigi malam sebelum tidur, dan 82 responden (60,74%) yang tidak menyikat gigi malam sebelum tidur. Data pada Tabel 3 menunjukkan bahwa kategori kebersihan mulut berdasarkan usia, terbanyak dengan kategori baik berada pada usia 10 tahun yaitu 39 responden (67,25%) dan terendah ada pada usia 9 tahun dengan kategori buruk yaitu 1 responden (2,56%). Data pada Tabel 4 Menujukkan bahwa anak yang menyikat gigi malam sebelum tidur tertinggi dengan kategori OHI-S baik sebanyak 36 responden (67,92%), dan terendah dengan kategori OHI-S buruk yaitu 1 responden (1,89%). Data pada Tabel 5 menunjukan bahwa anak yang tidak menyikat gigi malam sebelum tidur tertinggi dengan kategori OHI-S baik yaitu 40. responden (48,78%) dan terendah dngan kategori OHI-S buruk yaitu 4 responden (4,88%). Berdasarkan hasil diatas maka disimpulkan Jadi dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat 36 dari 53 anak dengan OHI-S kategori baik. Dilihat dari penelitian bahwa setengah dari jumlah responden melakukan gosok gigi malam sebelum tidur. 8. Diskusi / Interpretasi peneliti terhadap hasil penelitian Peneliti membuat interpretasi pada hasil penelitian yaitu bahwa Kebiasaan menggosok gigi malam dapat terlaksana dengan anak yang memiliki pengetahuan, dan lingkungan sekitar menjadi mendorong mereka untuk melakukan kebiasaan menggosok gigi malam.
Perbandingan hasil penelitian dengan penelitian-penelitian terdahulu serta teori
yang saat ini untuk menunjukkan adanya prevalensi : Sama dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Rahayu tahun 2012 pada anak usia sekolah dasar di Madrasah Ibtidaiyah Al-Istiqomah Tangerang yaitu 56% anak SD sudah memiliki kebiasaan menyikat gigi malam sebelum tidur yang baik. Ini terjadi karena sebagian besar anak memiliki pengetahuan yang tinggi tentang waktu menyikat gigi yang benar, karena adanya pengawasan dan pengajaran dari orang tua dan guru. Penjelasan peneliti tentang makna dan prevalensi hasil penelitiannya dengan perkembangan ilmu kesehatan serta terhadap pemecahan masalah Nilai kepentingan (importance) hasil peneliti? Peneliti mengatakan bahwa guna meningkatkan kebiasaan menggosok gigi pendidikan petugas kesehatan sanagat amatlah diperlukan, karena dengan adanya pendidikan yang kreative dan inovatif dapat menigkatkan minat anak dalam menggosok gigi malam. Dukungan lingkungan sekitar juga salah satu aspek terpenting terhadap kebiasaan anak menggosok gigi malam. Kemampulaksanaan applicability hasil penelitian menurut peneliti : Peneliti tidak menjelaskan secara jelas kemampulaksanaan (applicability) hasil penelitian pada tatanan klinik maupun tatanan lainnya.
Replikasi hasil penelitian ini pada setting praktik klinik lainnya :
Penelitian ini dapat di replikasi pada anak walau tidak dipaparkan jelas oleh peneliti maka guna meningkatkan pengetahuan dan kebiasaan menggosok gigi malam bisa menggunakan vidio edukasi, dongeng boneka, games, dll Penjelasan peneliti tentang kekuatan dan kelemahan penelitian : Peneliti tidak menjelaskan mengenai kekuatan dan kelemahan pada jurnal ini. Level evidence penelitian :
Level evidence penelitian ini adalah II b
9. Kesimpulan Kesimpulan saran Berdasarkan penelitian yang dilaksanakan pada anak di SDN Melonguane dapat disimpulkan bahwa: Status kebersihan mulut anak usia 9-11 tahun menunjukkan lebih dari setengah responden yang menyikat gigi malam sebelum tidur memiliki OHI-S dengan kategori baik yaitu 36 dari 53 anak. Saran Bagi pihak sekolah disarankan kerja sama yang baik dengan pihak kesehatan khususnya puskesmas Melonguanedapat terus dipertahankan, dan diharapkan dapat mengadakan kegiatan penyuluhan dan sikat gigi masal secara teratur, serta melakukan pemeriksaan gigi setiap 6 bulan sekali. Untuk penelitian lebih lanjut dapat melakukan pemeriksaan lebih mendalam lagi mengenai satus kebersihan mulut kepada lebih banyak anak, yang kemudian dikaitkan dengan status sosial, jenis kelamin 10. Daftar 1. Sampakang T, Gunawan PN, . J. Status Kebersihan Mulut Anak Usia 9- pustaka 11 Tahun Dan Kebiasaan Menyikat Gigi Malam Sebelum Tidur Di Sdn Melonguane. e-GIGI. 2015;3(1):1–6. 2. Nurhayati O, Tunggul PE, Wahyono B. Perbandingan media power point dengan flip chart dalam meningkatkan pengetahuan kesehatan gigi dan mulut. Unnes journal of public health 3. Laporan Riset kesehatan dasar Nasional 2013. Jakarta: Badan penlitian dan pengembangan kesehatan kementrian kesehatan RI [serial online]. 2013 [Diakses februari 2014];111,116-17. Tersedia dalam: www.litbang.depkes.go.id 4. Tjahja NI, Ghani L. Status kesehatan gigi dan mulut ditinjau dari faktor individu pengunjung puskesmas DKI Jakarta tahun 2007. Pusat penelitian dan pengembangan biomedis dan farmasi Jakarta [serial online]. 2010 [diakses februari 2014];38(2):52-66. Tersedia dalam: www.portalgaruda.org%2Fdownload_arti cle. 5. Longginus E, Kaunang WPJ, Juliatri. Tindakan pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut siswa SD GMIM di Desa Wiau Lapi Barat. Manado: Dentire journal; 2012 Juni;1(1): 27-34. 6. Anitasari S, Rahayu NE. Hubungan frekuensi menyikat gigi dengan tingkat kebersihan gigi dan mulut siswa sekolah dasar negeri di Kecamatan Palaran Kotamadya Samarinda Provinsi Kalimantan Timur. Majalah kedokteran gigi (Dent.J) 2005 April – Juni;38(2):88-90. 7. Putri MH, Herijulianti E, Nurjannah N. Ilmu pencegahan penyakit jaringan keras dan jaringan pendukung gigi. Jakarta: EGC; 2011.p. 57, 85-6, 93- 7,107-8. 8. Barus A. Kesehatan gigi dan mulut yang efektif dalam meningkatkan kecerdasan spiritual anak. [serial online] 2011 [diakses november 2014; 1- 20. Tersedia dalam: http://www.poltekkesjakarta1.ac.id/file/do kumen/95JURNAL_BARU pdf 9. Setiawati R. Hubungan kebiasaan menggosok gigi sebelum tidur malam dengan karies pada anak usia sekolah di Madrasah Ibtidaiyah Al-Istiqomah Tangerang. [Skripsi]. Depok: Universitas Indonesia; 2012.p. 31-31. 10. Hastuti S, Andriyani A. Perbedaan pengaruh pendidikan kesehatan gigi dalam meningkatkan pengetahuan tentang kesehatan gigi pada anak di SD Negeri 2 Sambi Kecamatan Sambi Kabupaten Boyolali. [serial online].2010 [diakses november 2014]; 624-632. Tersedia dalam: http://eprints.undip.ac.id/13646/1/2001MIK M1024.pdf
Pengaruh Umur Jenis Kelamin Dan Pengetahuan Terhadap Perilaku Anak Dalam Pemeliharaan Kebersihan Gigi Dan Mulut Di Pusat Pengembangan Anak Ppa Io-641 Agape Sikumana Kota Kupang Nusa Tenggara Timur
Status Kesehatan Gigi Dan Mulut Dan Persepsi Orang Tua Terhadap Kualitas Hidup Berkaitan Dengan Kesehatan Gigi Dan Mulut Anak Dengan Autism Di Bangalore India