Anda di halaman 1dari 9

(JKGM) Jurnal Kesehatan Gigi dan Mulut

Vol.4 No.2, Desember 2022 eISSN 2746-1769


DOI: https://doi.org/10.36086/jkgm.v4i1

KEJADIAN KARIES GIGI (def-t) BERDASARKAN SIKAP ANAK


DI TK PUTRA II SUKARAMI PALEMBANG

INCIDENCE OF DENTAL CARIES (deft) BASED ON ATTITUDE OF CHILDREN


IN KINDERGARTEN PUTRA II SUKARAMI PALEMBANG

Sri Wahyuni1*, Nur Adiba Hanum2, Ismalayani3, Rindi Fransisca4


1,2,3,4
Jurusan Kesehatan Gigi Politeknik Kesehatan Kemenkes Palembang

*Email: drgsriwahyuni676@gmail.com)

Diterima: 3 November 2022 Direvisi: 30 November 2022 Disetujui: 22 Desember 2022

ABSTRAK
Latar Belakang: Sikap merupakan ekspresi perasaan seseorang yang merefleksikan kesukaannya atau
ketidaksukaannya terhadap suatu objek. Masalah utama kesehatan gigi dan mulut yang terjadi adalah karies gigi.
Karies gigi adalah penyakit pada jaringan keras gigi akibat aktivitas bakteri yang menyebabkan kehilangan mineral
pada gigi.
Tujuan: Untuk mengetahui hubungan sikap anak terhadap terjadinya karies gigi (def-t) pada anak TK Bina Putra
II Sukarami Kota Palembang.
Metode: Metode deskriptif analitik dengan desain penelitian yaitu cross sectional. Dilaksanakan pada bulan
Februari 2022. Pemilihan sampel menggunakan teknik total sampling yaitu seluruh populasi dijadikan sampel
yang berjumlah 22 anak.
Hasil: Berdasarkan hasil penelitian didapatkan anak memiliki sikap terhadap terjadinya karies gigi (def-t) paling
banyakyaitu kategori kurang sebesar 82% dan anak yang memiliki karies gigi (def-t) yang paling banyak yaitu
kategori sedang sebesar 50%. Berdasarkan uji statistik chi square didapatkan p-value 0,014.
Simpulan: p-value=0,014 (< 0,05) lebih kecil dari pada α= 0,05 yang artinya terdapat hubungan yang signifikan
antara sikap anak terhadap terjadinya karies gigi (def-t) pada anak TK Bina Putra II Sukarami Kota Palembang.
Kata kunci: Sikap anak; karies gigi; def-t

ABSTRACT
Background: Attitude is an expression of someone's feelings of liking or disliking an object. The main dental and
oral health problem that occurs is dental caries. Dental caries is a disease of the hard tissue of the teeth due to
bacterial activity which causes loss of minerals in the teeth.
Objective: To determine the relationship between children's attitudes towards the incidence of dental caries (def-
t) in children at Bina Putra II Sukarami Kindergarten, Palembang City.
Method: Analytic descriptive method with a research design that is cross-sectional. It will be held in February
2022. The sample selection uses a total sampling technique, namely, the entire sample population is 22 children.
Results: Based on the results of the study, it was found that children had the most attitudes towards the occurrence
of dental caries (def-t), namely the less category of 82% and children who had the most dental caries (def-t),
namely the moderate category of 50%. Based on the chi-square statistical test, a p-value of 0.014 was obtained.
Conclusion: p-value = 0.014 (<0.05) is smaller than α = 0.05, which means that there is a significant relationship
between children's attitudes towards the occurrence of dental caries (def-t) in Bina Putra II Kindergarten
Sukarami Palembang City

Keywords: Child attitude; dental caries; def-t

67
PENDAHULUAN yang dialami hampir dari setengah populasi
penduduk dunia (3,58 milyar jiwa).8
Sikap merupakan suatu ekspresi Menurut riset kesehatan dasar
perasaan seseorang yang merefleksikan (Riskesdas) 63,7% anak usia 5 tahun
kesukaan atau ketidaksukaan terhadap suatu memiliki angka pengalaman karies gigi
objek. Sikap seseorang merupakan hasil dari (deft) ≥6 (masuk dalam kategori karies anak
suatu proses psikologis, maka hal itu tidak usia dini yang parah) Severe Early
dapat diamati secara langsung tetapi harus Childhood Caries (S-ECC). Pada usia 5-6
disimpulkan dari apa yang dikatakan dan tahun prevalensi gigi karies masih sangat
dilakukan.1 Sikap adalah bagaimana tinggi yakni 93%, artinya hanya 7% anak
pendapat atau penilaian orang atau Indonesia yang bebas dari karies gigi.9
responden terhadap hal yang terkait dengan Tingginya prevalensi karies gigi pada anak-
kesehatan, sehat-sakit dan faktor yang anak antara lain disebabkan oleh faktor
terkait dengan faktor risiko kesehatan. Sikap kebiasaan buruk anak maupun orang tua atau
suatu sindrom atau kumpulan gejala dalam yang mengasuhnya, anak-anak rentan
merespons stimulus atau objek sehingga terkena masalah gigi berlubang juga
sikap itu melibatkan pikiran, perasaan, disebabkan karena sikap maupun sifat yang
perhatian, dan gejala kejiwaan yang lain.2 dimiliki anak-anak yang belum mengetahui
Sikap dapat di definisikan sebagai tentang pentingnya menjaga kebersihan gigi
kecenderungan afektif suka atau tidak suka dan mulut.10 Menjaga kebersihan gigi dan
pada suatu objek sosial tertentu.3 Sikap mulut sangat berarti karena plak yang
memiliki tiga komponen, yaitu afektif, tertinggal didalam rongga mulut merupakan
konatif atau behavior, dan kognitif. Ketiga salah satu faktor iritan lokal penyebab karies
komponen tersebut secara bersama-sama yang didukung oleh-oleh faktor-faktor lain
membentuk sikap yang utuh (total attitude).4 yang turut andil dalam pembentukan
Keadaan kesehatan gigi dan mulut pada karies.11
anak-anak sangat ditentukan oleh kesadaran, Indeks adalah ukuran yang
sikap dan perilaku serta pendidikan ibunya. dinyatakan dengan angka dari keadaan suatu
Mengubah sikap seseorang harus didasari golongan/kelompok terhadap suatu penyakit
motivasi tertentu, sehingga yang gigi tertentu. Indeks karies gigi yang bisa
bersangkutan mau melakukan dengan digunakan adalah untuk gigi sulung adalah
sukarela.5 indeks def-t.12 Indeks def-t adalah angka
Masalah utama kesehatan gigi dan yang menunjukkan jumlah karies gigi
mulut yang paling sering terjadi ialah karies seseorang atau sekelompok orang. Indeks
gigi.6 Karies gigi adalah penyakit pada def-t dapat digunakan untuk mendapatkan
jaringan keras gigi akibat aktivitas bakteri data status karies gigi seseorang. Indeks def-
yang menyebabkan kehilangan struktur t yang dapat dipakai untuk gigi sulung
mineral pada gigi.7 Berdasarkan The Global adalah def-t. def-t adalah jumlah gigi sulung
Burden of Disease Study 2016 menyatakan yang mengalami karies dengan menghitung,
bahwa masalah kesehatan gigi dan mulut d (decay), e (extraction), f (filling).13
khususnya karies gigi merupakan penyakit

68
(JKGM) Jurnal Kesehatan Gigi dan Mulut
Vol.4 No.2, Desember 2022 eISSN 2746-1769
DOI: https://doi.org/10.36086/jkgm.v4i1

Berdasarkan latar belakang tersebut ordinal dengan kategori penilaian rendah (0-
tujuan penelitian ini untuk mengetahui 2), Sedang (3-5) dan tinggi (≥6).12 Alat yang
hubungan sikap anak terhadap terjadinya di gunakan yaitu: alat tulis untuk mencatat,
kaies gigi (def-t) pada anak TK Bina Putra II untuk memeriksa terdiri dari kaca mulut,
Sukarami kota Palembang. Tujuan khusus sonde, masker, handscoon, pinset, informed
penelitian (1) Mengetahui sikap anak TK consent, nierbeken. Bahan yang digunakan
Bina Putra II Sukarami Kota Palembang, (2) terdiri dari antiseptik dan tissue.
Mengetahui frekuensi karies gigi (def-t) Analisa data pada penelitian ini
anak TK Bina Putra II Sukarami kota adalah univariat dan bivariat. Analisis
Palembang Tahun 2022, dan (3) univariat bertujuan untuk menjelaskan atau
menganalisis hubungan sikap anak terhadap mendeskripsikan setiap variabel penelitian,
terjadinya karies gigi (def-t) pada anak TK sedangkan analisis bivariat adalah analisis
Bina Putra II Sukarami kota Palembang. yang dilakukan terhadap beberapa variabel
yang diduga berhubungan.15 Analisis pada
penelitian ini yaitu Analisis univariat yang
METODE terdiri dari analisis sikap anak dan frekuensi
kejadian karies (def-t) sedangkan Analisa
Jenis penelitian yang digunakan bivariat ialah hubungan antara variabel
adalah analitik yaitu metode yang tidak independent (sikap anak) dan variabel
hanya terbatas pada pengumpulan data tetapi dependen (kejadian karies gigi sulung).
meliputi analisis dengan pendekatan cross Analisis bivariat menggunakan uji chi-
sectional, dimana variabel independent atau square dengan tingkat kepercayaan 95% dan
faktor resiko dinilai secara simutan pada satu tingkat kemaknaan p-value < 0.05 dengan
saat, peneliti melakukan pengamatan secara interval kepercayaan 95%. Dalam penelitian
langsung. Penelitian dilaksanakan pada ini hanya melihat hubungan dengan skala
Februari 2022 di TK Bina Putra II Sukarame ukur variabel sikap anak dan karies gigi (def-
Palembang dengan sampel yang berjumlah t).
22 anak. Teknik pengambilan sampel yang Penelitian ini sudah dinyatakan layak
digunakan ialah total sampling yaitu seluruh etik dan mendapatkan surat persetujuan
populasi dijadikan sampel.14 layak etik No:0202/KEPK/Adm2/II/2022
Dalam penelitian ini alat ukur yang dari komite etik penelitian kesehatan
digunakan adalah wawancara untuk Politeknik Kesehatan Kemenkes
mengetahui sikap anak dan penilaian Palembang.
kejadian karies diketahui dengan cara
pemeriksaan langsung dan dicatat pada
lembar observasi karies gigi sulung (def-t). HASIL
Variabel sikap anak menggunakan skala
ukur ordinal dengan kategori penilaian baik Hasil penelitian ini menunjukkan
(76%-100%), cukup (56%-75%), kurang tabel distribusi frekuensi kejadian karies gigi
(≤55%)15 dan untuk variabel karies gigi (def-t) berdasarkan sikap anak di TK Putra II
sulung (deft) menggunakan skala ukur Sukarami Palembang. Berdasarkan hasil

69
data dari wawancara dan pemeriksaan def-t menyikat gigi yang kurang tepat, dan
pada 22 responden dengan kategori sikap takutnya pergi ke dokter gigi.
baik, cukup, kurang dan kategori def-t
tinggi, sedang, rendah.
Tabel 2. Distribusi frekuensi berdasarkan karies
gigi (def-t) pada anak TK Bina Putra II Sukarami
Kota Palembang Tahun 2022
Tabel 1. Distribusi frekuensi berdasarkan sikap Kategori def-t N %
anak TK Bina Putra II Sukarami Kota
Palembang Tahun 2022 Tinggi 3 14
Sedang 11 50
Kategori sikap anak N % Rendah 8 36
Baik 4 18 Total 22 100
Cukup 0 0
Kurang 18 82 Berdasarkan tabel 2. Data diatas
Total 22 100 menunjukan dari 22 responden didapatkan
def-t pada anak TK Bina Putra II Sukarami
Berdasarkan Tabel 1. Data di atas Kota Palembang diperoleh dengan kategori
menunjukan dari 22 responden didapatkan sedang sebanyak 11 orang anak dengan
sikap anak terhadap terjadinya karies gigi persentase sebesar 50%. Hal ini disebabkan
(def-t) pada anak TK Bina Putra II Sukarami oleh beberapa faktor diantaranya adalah
Kota Palembang diperoleh dengan kategori kebiasaan anak yang kurang baik terhadap
kurang sebanyak 18 orang anak dengan kesehatan gigi dan mulut, kebiasaan anak
persentase sebesar 82%. Hal ini dikarenakan makan makanan yang manis dan lengket,
kurangnya kesadaran anak-anak terhadap dan kurangnya menjaga kebersihan gigi dan
pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut mulut yang baik dan benar.
seperti waktu menyikat gigi yang salah, cara

Tabel 3. Uji statistik chi square hubungan sikap anak terhadap terjadinya karies
gigi (def-t) pada anak TK Bina Putra II Sukarami Kota Palembang Tahun 2022
Karies Gigi (def-t)
Sikap anak
Rendah Sedang Tinggi Total Nilai P
Kurang 4 11 3 18
Cukup 0 0 0 0 0,014
Baik 4 0 0 4
Total 8 11 3 22

Berdasarkan tabel 3. Data di atas


menunjukan hasil uji Chi Square PEMBAHASAN
menggunakan program SPSS di peroleh nilai
p-value = 0,014 (< 0,05) lebih kecil dari pada Berdasarkan hasil penelitian dari
α= 0,05 yang artinya terdapat hubungan tabel 1. Distribusi Frekuensi Sikap Anak TK
yang signifikan antara sikap anak terhadap Bina Putra II Sukarami Kota Palembang
terjadinya karies gigi (def-t) pada anak TK Tahun 2022 Hal tersebut memuat point-
Bina Putra II Sukarami Kota Palembang. point penting saat wawancara yaitu mengali

70
(JKGM) Jurnal Kesehatan Gigi dan Mulut
Vol.4 No.2, Desember 2022 eISSN 2746-1769
DOI: https://doi.org/10.36086/jkgm.v4i1

informasi akan sikap anak yang mana dan interaksi individu dengan
pertanyaan meliputi: dari 12 pertanyaan lingkungannya. Faktor yang terpenting
tentang cara pemeliharaan kesehatan gigi dalam usaha menjaga kesehatan gigi adalah
dan mulut 7 pertanyaan tentang menyikat faktor kesadaran dan sikap memelihara
gigi Sebagian besar responden (≥ 60%) kesehatan gigi dan mulut secara personal
sudah mengetahui bahwa dengan menyikat karena kegiatannya dilakukan di rumah
gigi 2 kali sehari akan membuat gigi menjadi sepenuhnya tergantung dari pengetahuan,
bersih namun hanya sedikit responden pemahaman, kesadaran serta kemauan pihak
(10%) yang memahami cara menyikat gigi individu.17 Hal ini juga didukung dengan
yang baik dan benar hal tersebut tercermin teori yang diungkapkan Notoatmodjo yang
bahwa kurangnya pengetahuan terhadap menyatakan bahwa sikap itu merupakan
kesehatan gigi. Pendidikan adalah salah satu kesiapan dan kesadaran untuk bertindak
aspek yang berperan dalam meningkatkan sehingga dapat mempengaruhi kesehatan.18
kecerdasan dan pola pikir yang memberikan Berdasarkan hasil data yang
dampak positif dalam menjaga kebersihan diperoleh dari hasil pemeriksaan didapatkan
gigi dan mulut sehingga mencegah karies gigi (def-t) pada anak TK Bina Putra
terjadinya karies gigi hal ini mendukung II yang paling banyak yaitu kategori sedang
hasil penelitian dimana anak TK sikap untuk dengan persentase 50% artinya bahwa
menjaga kebersihan gigi belum terlatih dan setengah dari sampel memiliki karies gigi.
termotivasi untuk rutin menerapkan pola Hal ini di sebabkan oleh beberapa faktor
hidup sehat khususnya mencegah terjadinya yang mempengaruhi kejadian karies gigi
penyakit gigi dan mulut. Usia merupakan adalah kebiasaan anak yang kurang baik
salah satu faktor yang dapat menentukan terhadap pemeliharaan kesehatan gigi, dan
kematangan seseorang yang baik dalam kebiasaan anak jajan dan mengkonsumsi
berfikir, bertindak maupun belajar makanan dan minuman yang manis dan
Pengalaman yang dimiliki responden dalam lengket. Makanan dan minuman memiliki
kehidupan sehari-hari akan mempengaruhi kandungan sukrosa yang besar.
tingkat pengetahuan seseorang.16 Dari 5 Mengkonsumsi sukrosa dengan frekuensi
Pertanyaan mengenai dampak karies gigi berlebihan akan mempercepat proses
dan cara mengatasinya hanya sebagian kecil pertumbuhan bakteri serta pembentukan
(5 %) yang mengetahui hal tersebut plak yang mengakibatkan keasaman plak
dibuktikan dari tabel 2. Masih terdapat meningkat dalam rongga mulut.19 Melalui
kategori tinggi pada frekuensi def-t (14%) system buffer saliva akan menetralkan asam
yang paling banyak yaitu kategori sedang dalam proses remineralisasi gigi diantara
yang artinya 3-5 gigi yang mengalami karies waktu makan yang akan bekerja untuk
dalam satu rongga mulut anak. Menurut menjaga kestabilan pH saliva ketika pH
Sarwono sikap adalah salah satu faktor menurun menjadi asam maupun pada saat
pendukung yang mempengaruhi kesehatan saliva mengalami kenaikan menjadi basa.20
gigi terutama pada anak TK masalah Namun jika sering mengkonsumsi makanan
kesehatan gigi yang sering dialami yaitu dan minuman yang manis akan dapat
karies gigi. Sikap ialah bentuk pengalaman menyebabkan rongga mulut berada dalam

71
kondisi asam secara terus menurus. Kesulitan makan dapat menyebabkan
Akibatnya karies akan berkembang karena asupan nutrisi yang kurang.25 Adanya
ketidakmampuan email untuk melakukan kavitas akibatnya terjadinya karies
remineralisasi dengan sempurna.21 merupakan tempat tumbuh suburnya
Karies gigi adalah suatu proses bakteri.26 Berbagai macam bakteri akan
kronis regresif yang dimulai dengan larutnya berkumpul sehingga merupakan fokus
mineral email yang disebabkan oleh infeksi untuk bagian tubuh lainnya.
pembentukan asam mikrobial dari substrat Berdasarkan penjelasan pencegahan
sehingga timbul destruksi komponen- karies pada anak TK harus dilakukan
komponen organik beberapa bakteri secepatnya ketika gigi susu anak telah erupsi
(misalnya Lactobacillus sp) dapat yang dapat dilakukan dengan cara yaitu
mempengaruhi lingkungan ekologisnya menurut Syaifudin diantaranya: (1)
misalnya menyebabkan pH dapat turun membersihkan gigi serta gusi anak dengan
sampai 5,0 yang akhirnya terjadi kavitas.22 kain bersih atau pumpee finger toothbrush
Proses ini terjadi terus menerus dan berjalan sambil memijat gusi pada anak usia 2-2,5
ke bagian yang lebih dalam dari gigi tahun, (2) jangan membiasakan anak minum
sehingga membentuk lubang yang tidak minuman manis melalui botol, (3) jangan
dapat diperbaiki kembali oleh tubuh melalui sampai anak tertidur minum susu melalui
proses penyembuhan, pada proses ini terjadi dot, (4) mulai berkunjung kedokter gigi
demineralisasi yang disebabkan oleh adanya sejak erupsi pertama gigi susu (usia 6-7
interaksi kuman, karbohidrat yang sesuai bulan). Didukung pernyataan Rohaeni yang
pada permukaan gigi dan waktu. Risiko anak menyebutkan bahwa pencegahan karies gigi
TK mengalami karies sangat tinggi yaitu susu dapat dilakukan dengan cara (1)
pada usia 3-6 tahun Gigi susu lebih mudah pemilihan diet, diet merupakan makanan dan
terserang karies gigi dibandingkan dengan minuman yang dikomsumsi sehari-hari,
gigi permanen karena enamel pada gigi faktor utama permulaan perkembangan
permanen lebih banyak mengandung karies sehingga pemilihan diet penting untuk
mineral sehingga lebih kuat dari gigi susu diperhatikan, (2) instruksi kebersihan mulut,
akibat dari tidak menjaga kesehatan gigi dan cara paling mudah dan umum dilakukan
mulutnya, banyaknya mengkonsumsi makan ialah dengan menyikat gigi secara teratur
makanan yang manis dan kurangnya dan benar hal tersebut merupakan usulan
mengkonsumsi makanan yang menyehatkan yang dapat dilakukan secara pribadi dan
gigi.23 Hal ini didukung oleh hasil penelitian dapat dilakukan oleh semua orang mencakup
mintjelungan yaitu hampir semua responden rentang usia anak TK jika sudah terbentuk
berusia 4-6 tahun dikecamatan Malalayang pola kebiasaan, (3)perawatan flour,
kota Manado memiliki pengalaman karies pengunaan flour dapat secara lokal dan
gigi sulung dengan distribusi terbanyak yaitu sistematik. Apabila tindakan pecegahan
63,3%.24 Karies pada anak TK sering sudah tidak dapat dilakukan akibat telah
menimbulkan berbagai macam masalah terbentuknya karies, tindakan perawatan
yang paling sering yaitu menimbulkan rasa dilakukan untuk mencegah karies
nyeri berakibat kurang nafsu makan anak. berkembang hingga tidak terjadi infeksi

72
(JKGM) Jurnal Kesehatan Gigi dan Mulut
Vol.4 No.2, Desember 2022 eISSN 2746-1769
DOI: https://doi.org/10.36086/jkgm.v4i1

pada gigi dan jaringan lain yang akan hubungan antara sikap dengan terjadinya
menimbulkan nyeri, rasa tidak nyaman, karies gigi.
kekurangan fungsi gigi serta mencegah
maloklusi. Perawatan karies pada anak TK SIMPULAN DAN SARAN
memerlukan penanganan khusus karena
jenis perawatan dibedakan berdasarkan Berdasarkan hasil penelitian
kedalam karies dan letak karies sebaiknya mengenai kejadian karies gigi (def-t)
dikonsultasikan terlebih dahulu dengan berdasarkan sikap anak di TK Putra II
dokter gigi.27 Sukarami Palembang dengan jumlah sampel
Berdasarkan hasil uji Chi Square sebanyak 22 responden yang dilaksanakan
menggunakan program SPSS menunjukkan pada bulan Februari 2022 dapat disimpulkan
bahwa terdapat hubungan yang signifikan bahwa terdapat hubungan yang signifikan
antara sikap anak terhadap terjadinya karies antara sikap anak terhadap terjadinya karies
gigi (def-t) yang diperoleh nilai p-value gigi (def-t) pada anak TK Bina Putra II
0,014 yang kurang dari 0,05. Data ini Sukarami Kota Palembang.
menunjukkan bahwa kurangnya sikap anak Saran untuk orang tua agara lebih
dapat berpengaruh dengan tingginya karies memperhatikan serta selalu memberikan
gigi yang terjadi. Hal ini didukung oleh motivasi kepada anak untuk bersikap lebih
penelitian Hardika sikap anak yang rendah menjaga kesehatan gigi dan mulut karena
akan mendapatkan hasil karies gigi (def-t) gigi sulung memiliki fungsi yang sama
yang tinggi hal ini dikarenakan kurangnya dengan gigi permanen dengan rutin
kesadaran anak-anak terhadap pemeliharaan mengingatkan anak menyikat gigi 2 kali
kesehatan gigi dan mulut. Sikap seorang sehari pagi setelah sarapan dan malam
anak akan sangat mendukung dalam sebelum tidur, mempehatikan makanan yang
pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut, dikomsumsi anak sebaiknya sering
karena sikap merupakan respon yang masih mengkonsumsi makanan yang berserat dan
tertutup seseorang terhadap stimulus atau berair seperti sayuran dan buah-buahan.
objek.28 Pada penelitian mintjelungan Kurangi makan-makanan yang manis dan
menyatakan kelompok usia anak TK (5 lengket serta rutin membawa anak kefasilitas
tahun) rentan terhadap terjadinya karies gigi kesehatan gigi terdekat seperti puskesmas.
karena umumnya masih mempunyai Dan untuk petugas kesehatan harus rutin
perilaku atau kebiasaan diri yang kurang melakukan kunjungan pemeriksaan
menunjang terhadp kesehatan gigi dan mulut kesehatan gigi dan mulut anak serta
misalnya misalnya kumur-kumur air putih membimbing anak tentang tata cara
setelah minum susu dan makan coklat. Hasil mengosok gigi yang baik dan benar sehingga
penelitian juga sejalan dengan penelitian tercapainya target nasional Indonesia bebas
yang dilakukan Hardika yang menyatakan karies 2030.
bahwa sikap seorang anak akan sangat
mendukung dalam pemeliharaan kesehatan
gigi dan mulut karena sikap merupakan UCAPAN TERIMA KASIH
respon stimulus atau objek. Artinya terdapat

73
Penulis mengucapkan terimakasih
kepada semua pihak yang mendukung
11. Putri MH, Sirait T. Pengaruh Pendidikan
terlaksananya penelitian yang berjudul Penyikatan Gigi Dengan Menggunakan
kejadian karies gigi (def-t) berdasarkan Model Rahang Dibandingkan Dengan
sikap anak di TK putra II Sukarami Metode Pendampingan Terhadap Tingkat
Palembang. Kebersihan Gigi Dan Mulut Siswa-Siswi
Tunanetra Slb-A Bandung. Maj Kedokt
Bandung. 2014;46(3):134–42.
DAFTAR PUSTAKA 12. Amri UH, Nismal H. Effect Of Duration
Breastfeeding Toward Def-T Index Of 2-3
1. Damiati M. L., & Suriani, M.(2017). Years Old Child In Posyandu Puskesmas.
Perilaku Konsumen. Depok; Rajawali Pers. Andalas Dent J. 2016;4(1):39–45.
2. Notoatmodjo S. Ipkjrc (2015). Ilmu 13. Magdarina DA, Notohartojo IT. Penilaian
Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Indeks Dmf-T Anak Usia 12 Tahun Oleh
Biomass Chem Eng. 2014;49(23–6). Dokter Gigi Dan Bukan Dokter Gigi Di
3. Hakim L. Internalisasi Nilai-Nilai Agama Kabupaten Ketapang Propinsi Kalimantan
Islam Dalam Pembentukan Sikap Dan Barat. Media Penelit Dan Pengemb
Perilaku Siswa Sekolah Dasar Islam Kesehat. 2013;23(1):20803.
Terpadu Al-Muttaqin Kota Tasikmalaya. J 14. Sari M, Siswati T, Suparto AA, Ambarsari
Pendidik Agama Islam. 2012;10(1):67–77. IF, Azizah N, Safitri W, Et Al. Metodologi
4. Bambang As. Psikologi Sosial. Bandung Cv Penelitian. Global Eksekutif Teknologi;
Pustaka Setia. 2015; 2022.
5. Suwelo IS. Karies Gigi Pada Anak Dengan 15. Arikunto S. Prosedur Penelitian Atau
Berbagai Faktor Etiologi, Egc, Jakarta. Pendekatan Praktik. Cet Xv. 2013;86–251.
2004. 16. Samsul AR, Praptiwi YH, Putri MH, Sirait
6. Worotitjan I, Mintjelungan Cn, Gunawan P. T. Hubungan Tingkat Pengetahuan
Pengalaman Karies Gigi Serta Pola Makan Kesehatan Gigi Terhadap Sikap Untuk
Dan Minum Pada Anak Sekolah Dasar Di Menjaga Kebersihan Gigi Pada Siswa Di
Desa Kiawa Kecamatan Kawangkoan Sma Negeri 1 Kawali. J Kesehat Gigi Dan
Utara. E-Gigi. 2013;1(1). Mulut. 2021;3(2):36–40.
7. Roberson T, Heymann Ho, Swift Jr Ej. 17. Prawirohardjo S. Ilmu Kebidanan Jakarta.
Sturdevant’s Art And Science Of Operative Yayasan Bina Pustaka. 2009;
Dentistry. Elsevier Health Sciences; 2006. 18. Notoatmodjo S. Ilmu Perilaku Kesehatan.
8. Global, Regional, And National Incidence, 2010; Jakarta: Rineka Cipta.
Prevalence, And Years Lived With 19. Lucitaningsih Ej, Setyawan H, Yuliawati S.
Disability For 354 Diseases And Injuries Hubungan Pola Pemberian Susu Formula
For 195 Countries And Territories, 1990- Dengan Kejadian Early Childhood Caries
2017: A Systematic Analysis For The (Ecc) Pada Anak Prasekolah Di Tk Islam
Global Burden Of Disease Study 2017. Diponegoro Kota Semarang. J Kesehat
Lancet (London, England). 2018 Masy. 2019;7(1):131–41.
Nov;392(10159):1789–858. 20. Wirawan E, Puspita S. Hubungan pH Saliva
9. Adinimas GE, Mahirawatie IC, Edi IS. Dan Kemampuan Buffer Dengan Dmf-T
Peran Ibu Dalam Memelihara Kesehatan Dan Def-T Pada Periode Gigi Bercampur
Gigi Dan Mulut Anak Di Raudhatul Athfal Anak Usia 6-12 Tahun. Insisiva Dent J.
Perwanida Cangakan Ngawi. J Ilm 2017;6(1):25–30.
Keperawatan Gigi. 2021;2(2):254–63. 21. Lestari AD, Putri MH, Restuning S, Laut
10. Mamengko W, Kawengian Ses, Siagian K DM. Relationship Between Frequency,
V. Gambaran Konsumsi Jajanan Dan Status Duration And Time Of Bottle Feeding With
Karies Pada Anak Usia 3-5 Tahun Di Rampan Caries. Jdht J Dent Hyg Ther.
Kelurahan Rinegetan Kecamatan Tondano 2022;3(2):79–85.
Barat. E-Gigi. 2016;4(1).

74
(JKGM) Jurnal Kesehatan Gigi dan Mulut
Vol.4 No.2, Desember 2022 eISSN 2746-1769
DOI: https://doi.org/10.36086/jkgm.v4i1

22. Putri MH. Mikrobiologi Keperawatan Gigi. 7 Tahun. J Skala Kesehat. 2019;10(1):41–7.
Pekalongan: PT Nasya Expanding 26. Jumriani J. Gambaran Pengetahuan Orang
Management (Penerbit Nem-Anggota Tua Terhadap Kejadian Rampan Karies
IKAPI); 2021. Pada Siswa Di Tk Karya Kota Makassar.
23. Marlindayanti SP, Hanum NA, Ismalayani, Media Kesehat Gigi Politek Kesehat
Heriyanto Y. Manajemen Pencegahan Makassar. 2019;18(1).
Karies. Kediri: Lembaga Chakra Brahmana 27. Mariati NW. Pencegahan Dan Perawatan
Lentera; 2022. Karies Rampan. J Biomedik Jbm.
24. Tulangow JT, Mariati NW, Mintjelungan C. 2015;7(1).
Gambaran Status Karies Murid Sekolah 28. Hardika BD. Hubungan Pengetahuan Dan
Dasar Negeri 48 Manado Berdasarkan Sikap Anak Kelas V Terhadap Terjadinya
Status Sosial Ekonomi Orang Tua. E-Gigi. Karies Gigi Di SD Negeri 131 Palembang. J
2013;1(2). Kesehat Saelmakers Perdana.
25. Nurwati B. Hubungan Karies Gigi Dengan 2018;1(2):111–5.
Kualitas Hidup Pada Anak Sekolah Usia 5-

75

Anda mungkin juga menyukai