Anda di halaman 1dari 14

Jurnal Ilmiah Keperawatan Gigi (JIKG)

Volume 3 No 2 September 2021


ISSN: 2721-2033

SYSTEMATIC LITERATUR REVIEW: FAKTOR ORANG TUA


TENTANG KEJADIAN KARIES PADA ANAK PRA-SEKOLAH

Angen Indra Wicaksono 1*, Ida Chairanna Mahirawatie2, Sri Hidayati 3


123
Jurusan Keperawatan Gigi Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Surabaya
*angenindra@gmail.com

ABSTRAK
Karies gigi merupakan salah satu masalah kesehatan mulut yang
dapat mempengaruhi kesehatan masyarakat. Kejadian karies gigi
banyak dialami baik oleh anak-anak maupun orang dewasa
Karies gigi umumnya terjadi di negara berkembang. Masalah : Di
Kata kunci: indonesia prevalensi karies pada anak umur 3-4 mencapai
Orangtua, Karies Gigi, Anak (81,1%),karies akar (13,3%) dan Umur 5-9 karies mencapai
Prasekolah (92,6%),karies akar (28,5%) yang menandakan dalam kategori
tinggi. Tujuan : Menjelaskan Faktor-faktor orang tua tentang
kejadian karies pada anak prasekolah. Metode : jenis penelitian
ini adalah Systematic Literatur Review . Pencarian artikel dilakukan
tahun 2015-2020 pada database Google Scholar, Garuda dan Research
Gate dalam bahasa Indonesia atau bahasa Inggris. Hasil :
berdasarkan hasil literature review pada empat belas artikel
menunjukan bahwa faktor faktor orang tua tentang kejadian
karies adalah faktor pengetahuan, sikap, dan pendidikan orang
tua.
ABSTRACT
Key word: Dental caries is one of the oral health problems that can affect
Parents, Dental Caries, public health. The incidence of dental caries is experienced by
Preschool Children both children and adults. Dental caries generally occurs in
developing countries. Problem: In Indonesia the prevalence of
caries in children aged 3-4 reaches (81.1%), root caries (13.3%) and
ages 5-9 caries reaches (92.6%), root caries (28.5%) which is in the
high category. Objective: To explain the parental factors
regarding the incidence of caries in preschool children. Methods:
this type of research is a Systematic Literature Review. Article
searches were conducted in 2015-2020 on the Google Scholar,
Garuda and Research Gate databases in Indonesian or English.
Results: Based on the results of a literature review on fourteen
articles, it shows that the parental factors regarding the incidence
of caries are the knowledge, attitudes, and education of parents.

579
Home page: http://ejurnal.poltekkestasikmalaya.ac.id/index.php/jikg/index

PENDAHULUAN
Berdasarkan The Global Burden of Disease Study 2016 masalah kesehatan gigi dan
mulut khususnya karies gigi merupakan penyakit yang dialami hampir dari setengah
populasi penduduk dunia 3,58 milyar jiwa.(Sakti, 2019) Menurut WHO (World Health
Organization, 2019) Karies gigi merupakan salah satu masalah kesehatan mulut yang
dapat mempengaruhi kesehatan masyarakat. Kejadian karies gigi banyak dialami
baik oleh anak-anak maupun orang dewasa Karies gigi umumnya terjadi di negara
berkembang Tingginya angka kejadian karies gigi memerlukan penanganan yang
optimal, terutama dalam pencegahan kejadian karies gigi pada anak. (Winahyu et al.,
2019)
Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 menyatakan bahwa proporsi
terbesar masalah gigi di Indonesia adalah gigi rusak/berlubang/sakit (45,3%). prevalensi
karies di Indonesia adalah sebesar 88,8% dengan prevalensi karies akar sebesar 56,6%.
disimpulkan bahwa prevalensi karies cenderung tinggi (di atas 70%) pada semua
kelompok umur (Sakti, 2019)
Pada anak prasekolah di TK Sila Chandra III Batubulan 2017 yang berjumlah
menjadi 60 orang. Hasil penelitian pada gigi sulung karies didapatkan 51 anak (85%)
menderita karies gigi, rerata karies gigi sulung adalah 4,9 dan termasuk kategori tinggi
(Candra & Wirata, 2017). Karies gigi adalah penyakit jaringan gigi yang ditandai dengan
kerusakan jaringan, dimulai dari permukaan gigi (ceruk, fisura dan daerah
interproksimal meluas kearah pulpa.Karies gigi dapat dialami oleh setiap orang dan
dapat timbul pada satu permukaan gigi atau lebih, serta dapat meluas ke bagian yang
lebih dalam dari gigi, misalnya dari enamel ke dentin atau ke pulpa (Tarigan, 2014).
Pada penelitian Astuti & Rochmawati 2018 Tiga puluh anak prasekolah usia 3-5
tahun sebagai responden. menunjukkan bahwa 80% anak menderita ECC (Early Childhood
Caries) dan 20% bebas dari ECC (Astuti & Rochmawati, 2018). Tugas sebagai panutan ini
akan lebih sulit jika orangtuamengawalinya dengan cara yang keliru sehingga perlu
menghabiskan waktu untuk mengoreksi kesalahan tersebut di saat anak sudah terlanjur
terikat dengan perilakunya (Eddy et al , 2015).
Menurut penelitian Ngatemi 2018, diketahui balita yang mengalami lubang gigi
kategori tinggi, yaitu sebanyak 27 orang (57,4%), sedangkan balita yang lubang giginya
kategori rendah, yaitu sebanyak 20 orang (42,6%). (Ngatemi & Afni, 2018)
Pada Riskedas 2018 Prevalensi karies pada anak umur 3-4 mencapai (81,1%)karies
akar (13,3%),dan Umur 5-9 karies mencapai (92,6%) karies akar (28,5%). (Riskesdas, 2018)
Upaya pemeliharaan kesehatan gigi serta pembinaan menyikat gigi yang benar,
terutama pada anak usia 5-6 tahun perlu mendapat perhatian khusus, karena pada usia
ini anak sedang menjalani proses tumbuh kembang. Keadaan gigi saat ini akan
berpengaruh terhadap perkembangan kesehatan gigi pada usia dewasa nanti. Penyebab
timbulnya masala kesehatan gigi pada anak salah satunya adalah faktor perilaku atau
sikap mengabaikan kebersihan gigi. (Husna, 2016). Menurut (Wong et al.,
2009).Perkembangan motorik anak terdiri dari dua yakni : motorik kasar dan motorik
halus, hal ini tidak terlepas dari ciri anak yang selalu bergerak dan selalu ingin bermain
sebab duni mereka adalah dunia bermain dan proses belajar.(Dan et al., 2016) Adapun
pada personal sosial anak usia prasekolah mencakup aspek yang buerhubungan dengan
kemampuan mandiri, bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungannya. Dalam

580
Home page: http://ejurnal.poltekkestasikmalaya.ac.id/index.php/jikg/index

bahasa pada usia 2,5 sampai dengan 5 tahun, pengucapan kata meningkat, anak mulai
memproduksi ujaran yang lebih panjang, kadang secara gramatik kadang tidak (Dan et
al., 2016)
Perilaku anak pra sekolah dalam mengkonsumsi makanan /minuman manis, namun
tidak diiringi perilaku membersihkan gigi menyebabkan terjadinya karies gigi.Anak
karies gigi akan mengalami ngilu pada lubangnya, sehingga diduga akan menurunkan
konsumsi makannya. Penurunan konsumsi makan dalam waktu lama,berdampak pada
kurangnya status gizi pada anak. (Putri, 2018)
Anak usia prasekolah (3‒5 tahun) umumnya sebagian besar menghabiskan waktu
mereka dengan orang tua, khususnya ibu. Perilaku ibu dalam pemeliharaan kesehatan
gigi memberikan pengaruh yang cukup signifikan terhadap kesehatan gigi dan mulut
pada anak. Hal ini disebabkan karena ibu merupakan orang yang paling dekat dengan
anak sejak lahir. Peran ibu sangat diperlukan untuk membimbing, memberikan
pengertian, mengawasi dan menyediakan fasilitas untuk anak agar anak dapat
memelihara kebersihan gigi dan mulutnya setiap hari. (Angelica et al., 2019)
Menurut (Daroji, 2015) Ketika sang anak mulai menempuh pendidikannya, yaitu di
Taman Kanak-kanak, saat itulah kecemasan mulai muncul. Karena disitu mereka akan
mulai memasuki lingkungan baru dengan bertemu teman baru, ada guru yang akan
selalu mengurusinya, dll. Disitu timbul rasa cemas karena lingkugan barunya berbeda
dengan sebelum dia masuk Taman Kanak-kanak, yaitu hanya bersama orang tua mereka
yang selalu mengurusinya (Azam, 2020) .Periode penting dalam tumbuh kembang anak
adalah masa balita, karena pada masa ini pertumbuhan dasar yang akan mempengaruhi
dan menentukan perkembangan anak selanjutnya. Proses pertumbuhan dan
perkembangan terbagi dalam beberapa tahapan berdasarkan usia. Salah satu fasenya
adalah masa prasekolah yaitu anak berusia 3-5 tahun (Dan et al., 2016)
Faktor orang tua sangat berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak prasekolah
dalam kesehatan terutama kesehatan gigi. Pengetahuan, perilaku, sikap orang tua secara
tidak langsung berpengaruh terhadap perilaku kesehatan anak itu sendiri. Oleh karena
itu para orang tua harus sadar akan pentingnya terhadap anak. Peningkatan
pengetahuan, perilaku, sikap tentang kesehatan gigi sangat diperlukan para orang tua
karena akan mempengaruhi perilaku kesehatan gigi anak itu sendiri.
Berdasarkan latar belakang di atas penulis tertarik melakukan penelitian mengenai
Faktor orang tua tentang kejadian karies pada anak prasekolah.

METODE
Pencarian literatur tentang “ Faktor orang tua tentang kejadian karies pada anak
prasekolah” dilakukan selama rentang pada bulan Desember 2020-Januari 2021. Literatur
didapatkan dari beberapa academic database yaitu : Google scholar, research gate dan
garuda. Jumlah jurnal yang direncanakan berjumlah 10 jurnal yang diterbitkan dalam
waktu lima tahun terakhir. Pencarian jurnal dengan menggunakan kata kunci “Orang tua,
Karies, Prasekolah” Berdasarkan hasil pencarian liretatur dari hasil publikasi di beberapa
database dan menggunakan kata kunci yang sudah disesuaikan peneliti mendapatkan 753
artikel yang sesuai dengan kata kunci tersebut. Setelah dilakukan identifikasi ternyata
terdapat 51 jurnal yang sama. Maka total 753 jurnal dikurangi dengan jurnal duplikasi
sebanyak 51 jurnal sehingga didapatkan 702 jurnal tanpa duplikasi. Sebanyak 702 jurnal

581
Home page: http://ejurnal.poltekkestasikmalaya.ac.id/index.php/jikg/index

dilakukan skrining berdasarkan judul untuk mendapatkan tema yang sesuai dengan
kriteria yang dicari.
Dari 702 jurnal di saring lagi, berdasarkan identifikasi judul sebanyak 637 jurnal di
eksklusi karena tidak sesuai kriteria inklusi, jadi total jurnal menjadi 65. Tahap
selanjutnya, dari 65 jurnal dianalisa kembali berdasarkan abstrak didapatkan sebanyak 51
jurnal tidak masuk dalam kriteria inklusi dikeluarkan. Menjadi total jurnal inklusi 14
jurnal

HASIL DAN PEMBAHASAN


Dua belas artikel yang memenuhi kriteria inklusi (bagan 2.3) berdasarkan topik
literature review yaitu Faktor orang tua tentang kejadian karies pada anak prasekolah.
Desain penelitian pada 14 jurnal yang diambil seluruhnya menggunakan desain Cross
Sectional. Responden dari semua jurnal berkisaran umur dari 3-6 tahun. Seluruh studi
dengan kualitas tinggi. semua studi dilakukan di negara Indonesia. Dari ke 14 jurnal
yang membahas faktor orang tua, 12 membahas faktor pengetahuan orang tua , 3 jurnal
membahas faktor sikap orang tua, dan 3 jurnal membahas tingkat pendidikan orang tua
terhadap karies pada anak pra sekolah.

Tabel 1. Rangkuman Hasil Literature Review


No Author Jurnal Judul Metode (Desain, Hasil Data-
(s) Vol(No) Sampel, Instrumen, base
Analisis)
1 Cynthi Padjadja Pengaruh D : cross sectional. adanya Google
a dkk, ran J tingkat S : berjumlah 74 hubungan Scholar
2019 Dent pendidikan orang ibu balita tingkat
Res tinggi dan umur 4-5 tahun pendidikan p-
Student. perilaku ibu I : lembar kuesioner value 0,0113
Februari terhadap dan lembar lebih kecil dari
2019;3(1 indeks def-t pemeriksaan lubang 0,05 dan
):20-25 pada anak usia gigi susu pada balita perilaku ibu
4‒5 tahun A : Analisis statistik didapatkan p-
penelitian dilakukan value 0.0021
dengan lebih kecil dari
menggunakan 0,05.
model regresi Tobit.
2. Ngate Quality Hubungan D : cross sectional. variabel yang Google
mi dkk, Jurnal Karakteristik S : berjumlah 47 berhubungan Scholar
2018 Kesehat dan orang ibu balita secara
an Vol. Pengetahuan umur 4-5 tahun bermakna
9 No. 1, Orang Tua I : lembar kuesioner dengan
Novemb tentang Cara dan lembar kejadian lubang
er 2018, Pemeliharaan pemeriksaan lubang gigi adalah
Hal. 1- Kesehatan Gigi gigi susu pada balita pendidikan (p =
41 dengan A : Analisis Data 0,007), dan
Kejadian dilakukan secara pengetahuan (p
Lubang Gigi univariat (distribusi = 0,004).
pada Balita frekuensi), bivariat
di Posyandu (uji Kai Kuadrat),

582
Home page: http://ejurnal.poltekkestasikmalaya.ac.id/index.php/jikg/index

Jeruk dan multivariat (uji


Kelurahan Regresi Logistik)
Pondok Labu
Jakarta Selatan
3. (Cahya Jurnal Hubungan D : case control Tingkat Google
ningru Berkala Perilaku Ibu S : 110 responden pengetahuan Scholar
m et Epidemio Terhadap I : Waancara ibu (p = 0,023),
al., logi, Kejadian Karies A : Analisis untuk sikap ibu (p =
2017) Volume 5 Gigi pada uji hipotesis dengan 0,016;)
Nomor 2, balita di PAUD menggunakan chi-
Mei putra sentosa squre
2017,
hlm.
142-151
4. Mayan - Faktor-Faktor D : cross sectional. Ada hubungan Google
g dkk, yang S : 30 anak usia yang bermakna Scholar
2016 Berhubungan prasekolah dan antara
dengan orang tua di TK Al- pengetahuan
Kejadian Karies qomar Desa ibu dengan
Gigi pada Loa Duri kejadian karies
Anak Usia I : Lembar gigi dengan
Prasekolah di Kuesioner nilai p-value
TK Al-Qomar A : Analisis untuk sebesar
Desa uji hipotesis dengan 0,000≤0,05. Ada
Loa Duri menggunakan chi- hubungan yang
squre dengan uji bermakna
alternatif antara
fisher exact. kebiasaan
menggosok gigi
dengan
kejadian karies
gigi dengan
nilai peluang
(p)
sebesar
0,004≤0,05.
5. Rusmia Jurnal Hubungan D : cross sectional. tidak ada Google
ti dkk., Bahan Pengetahuan S : Jumlah hubungan Scholar
2017 Kesehat Ibu tentang keseluruhan 300 antara antara
an pemeliharaan ibu-ibu dan 300 pengetahuan
Masyara esehatan gigi murid TK. ibu tentang
kat Vol dan mulut I : Variabel pemeliharaan
2 No 2 terhadap karies menggunakan kesehatan gigi
rampan murid lembar kuisioner, dan mulut
TK di prevalensi karies terhadap karies
kecamatan kota menggunakan rampan murid
baru jambi pemeriksaan gigi. TK di
tahun 2017. A : Melihat korelasi Kecamatan
memakai uji non Kota Baru
parametrik dengan Jambi tahun

583
Home page: http://ejurnal.poltekkestasikmalaya.ac.id/index.php/jikg/index

uji korelasi Kendall. 2017 (p>0,05).


6. Yeni - Hubungan D : cross sectional. korelasi kedua Google
dkk., tingkat S : seluruh ibu yang variabel adalah Scholar
2019 pengetahuan memiliki anak usia sebesar 0.000,
ibu tentang 4-6 tahun yang sehingga nilai
perawatan gigi termasuk dalam p<0.05 yang
dengan kriteria inklusi berarti bahwa
kejadian karies sejumlah 37 ada hubungan
gigi pada anak I : kuesioner dan antara tingkat
prasekolah. lembar observasi pengetahuan
A : uji contingency perawatan gigi
coefficient. dengan
kejadian karies
gigi.
7. Christi Jurnal e- Hubungan D : cross sectional. Hasil analisis Google
an GiGi tingkat S : sebanyak 65 Ibu mendapatkan Scholar
dkk., (eG), pengetahuan dan anak. hasil
2016 Volume ibu tentang I : Lembar kuesioner signifikansi
4 kesehatan gigi dan lembar 0,270 (> p =
Nomor anak dengan pemeriksaan def-t 0,05), yang
1, tingkat A : Analisis menunjukkan
Januari- keparahan menggunakan uji hubungan yang
Juni karies anak TK korelasi koefisien terjadi lemah.
2016 di kota Tahuna. kontingensi
8. Ayu PROCE Hubungan D : cross sectional. Hasil uji Google
dkk., EDING tingkat S : Ibu dan anak korelasi Scholar
2017 BOOK pengetahuan dengan usia 4-5 mendapatkan
The 4th orang tua tahun sebanyak 52 nilai signifikan
Bali terhadap responden. 0,005 < 0,05,
Dental prevalensi I : Lembar artinya
Science Early Childhood Kuesioner terdapat
& Caries (ECC) A : Uji Rank hubungan yang
Exhibiti pada anak usia Spearman Correlation signifikan
on 4-5 tahun di TK antara tingkat
Balidenc Saraswati I pengetahuan
e 2019 Kecamatan orang tua
Denpasar Utara terhadap
tahun 2017. prevalensi Early
Childhood Caries
(ECC)

9. Fadlila Journal Hubungan D : cross sectional. Hasil penelitian Google


h., 2019 of Oral tingkat S :Sebanyak 64 menunjukkan Scholar
Health pengetahuan responden Ibu dan bahwa tingkat
Care orang tua anak. pengetahuan
Vol.7, tentang I : Lembar kuesioner ibu tentang
No. 1, kesehatan gigi dan lembar kesehatan gigi
Mei dengan observasi berhubungan
2019 terjadinya A : Uji statistik dengan

584
Home page: http://ejurnal.poltekkestasikmalaya.ac.id/index.php/jikg/index

karies pada Spearman Rank kejadian karies


anak gigi pada anak
prasekolah di pra sekolah.
TK Aisyiyah
Bustanul Athfal
10 Ulfah., An- Hubungan D : cross sectional Pada penelitian Google
2020 Nadaa: pengetahuan S : Sampel ini dapat Scholar
Jurnal dan perilaku berjumlah 60 anak disimpulkan
Kesehat orang tua yang berusia 5 bahwa ada
an dalam sampai 6 tahun hubungan
Masyara memelihara I : Lembar kuesioner antara
kat, 7(2) kesehatan gigi A : uji statistiks Chi pengetahuan
Desemb dengan karies square test orangtua
er 2020 gigi pada anak dengan karies
:146-150 TK gigi anak dan
ada hubungan
antara
perilaku
orangtua
dengan karies
gigi anak
11 Chandr BDJ, Hubungan D : cross sectional. p value = 0,003 Google
a dkk., Volume tingkat S : Responden maka terdapat Scholar
2019 3, pengetahuan sebanyak 46 ibu hubungan
Nomor dan perilaku serta anaknya. tingkat
2, Juli- ibu dalam I : Lembar kuesioner pengetahuan
Desemb merawat gigi dan memeriksa ibu mengenai
er 2019: anak terhadap rongga mulut perawatan gigi
96-102 kejadian karies A : Analisis anak terhadap
anak di TK Titi Spearman rank test. kejadian karies
Dharma anak. Dan tidak
Denpasar adanya
hubungan
antara tingkat
pendidikan
dengan
kejadian karies
p=0,559
12. Budian Jurnal Hubungan D : cross sectional. Ada hubungan Google
thy., Kesehat sikap dan S : sebanyak 57 sikap ibu dan Scholar
2016 an pengetahuan responden ibu dan Pengetahuan
Masyara ibu tentang anak ibu tentang
kat dan kebersihan gigi I : Lembar kuesioner kebersihan gigi
Lingkun dan mulut dan wawancara dan mulut
gan dengan A : uji Chi Square dengan
Hidup kejadian karies kejadian karies
gig pada anak pada anak usia
usia 3-5 tahun 3-5 tahun.
di Desa Sei
Kepayang

585
Home page: http://ejurnal.poltekkestasikmalaya.ac.id/index.php/jikg/index

Tengah
Kabupaten
Asahan
13. Ratna Jurnal Hubungan D : cross sectional. Hasil uji Google
dkk., Kesehat pengetahuan S : responden statistik chi Scholar
2018 an sikap dan berjumlah 40 orang square
Masyara tindakan ibu ibu dan anak menunjukkan
kat dan dengan I : Lembar kuesioner terdapat
Lingkun terjadinya dan wawancara hubungan yang
gan rampan karies A : uji statistik chi signifikan
Hidup di TK ABA Cot square antara
Bak’U pengetahuan,
Kecamatan sikap dengan
Lembah Sabil terjadinya
Kabupaten rampan karies
Aceh Barat dengan nilai p
Daya value = 0,000 (p
< 0,05).
14. Yosa Jurnal Hubungan D : cross sectional. Kesimpulan Google
dkk., Analis Sikap dan S : Responden dari Scholar
2018 Kesehat Perilaku sebanyak 71 siswa/i penelitian ini
an : Orangtua dan orang tua menunjukkan
Volume Dalam I : Lembar kuesioner sebagian besar
7, No. 2 Pemberian dan wawancara orang tua dari
Desemb Minuman A : uji chi square. responden
er 2018 Menggunakan adanya
Botol Susu hubungan
Terhadap sikap dan
Terjadinya perilaku orang
Karies Botol tua terhadap
Pada Siswa terjadinya
Tk Al-Azhar 2 karies botol
Bandar pada anak
Lampung

Menurut Lawreen Green (1991) faktor-faktor yang menetukan perilaku sehingga


menimbulkan perilaku yang positif adalah faktor predisposisi, faktor reinforcing, dan faktor
enabling. Faktor Predisposisi terdiri dari tingkat pengetahuan seseorang, sikap
seseorang, tingkat pendidikan, kepercayaan. Faktor Enabling atau faktor pendukung,
terdiri dari faktor ini adalah tenaga kesehatan,sarana dan prasarana kesehatan,
keterampilan, dan keterjangkauan sumberdaya kesehatan. Faktor Reinforcing adalah
faktor penguat yang terdiri dari orang disekitarnya seperti suami, orang tua, teman. Ke
tiga faktor ini mempengaruhi Perilaku dan gaya hidup, dan akan mempengaruhi Derajat
kesehatan.
Orang tua termasuk dalam faktor Reinforcing yang mempengaruhi perilaku dari
anaknya dan perilaku dari anak akan mempengaruhi derajat kesehatan anak tersebut.
Jadi secara tidak langsung orang tua akan mempengaruhi derajat dari anaknya sendiri.

586
Home page: http://ejurnal.poltekkestasikmalaya.ac.id/index.php/jikg/index

Faktor faktor orang tua terdiri dari berbagai macam, antara lain seperti pengetahuan,
sikap , pendidikan

Faktor Pengetahuan orang tua.


Pada penelitian Siti Fadilah 2019, Tingkat pengetahuan orang tua tentang kesehatan
gigi. Ha diterima dengan p value=0,023. Ada hubungan tingkat pengetahuan orang tua
tentang kesehatan gigi dengan terjadinya karies pada anak prasekolah. (Fadlilah, 2019)
Menurut penelitian Ayu dkk pada tahun 2017 menyatakan bahwa terdapat
hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan orang tua terhadap prevalensi
Early Childhood Caries (ECC) (p = 0,005 < 0,05). (Ayu dkk, 2017)
Hasil analisis bivariat, variabel yang berhubungan secara bermakna dengan kejadian
lubang gigi salah satunya adalah pengetahuan (p = 0,004). Hasil analisis multivariat,
variabel yang dominan berhubungan dengan kejadian lubang gigi pada balita adalah
pengetahuan ibu .(Ngatemi & Afni, 2018)
Penelitian lain juga menyatakan adanya hubungan antara pengetahuan orang tua
terhadap kejadian karies pada anak sekolah, pada penelitian Ajeng 2017 menyatakan
adanya hubungan Tingkat pengetahuan ibu (p = 0,02), sejalan dengan penelietian Mayang
dkk 2016 menyatakan Ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan ibu dengan
kejadian karies gigi dengan nilai p-value sebesar 0,000≤0,05. Pada penelitian Yeni dkk
juga sama meyatakan bahwa Ada hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang perawatan
gigi dengan kejadian karies gigi pada anak pra sekolah dengan p= 0,000.
Beberapa peneliti juga menyatakan hal yang sama bahwa adanya hubungan antara
faktor pengetahuan dengan kejadian karies anak pra sekolah. Hasil penelitian Ulfah 2020
menunjukkan pengetahuan orangtua dengan karies gigi anak yaitu (p=0,000), sejalan
dengan penelitian Chandra dkk 2019 dengan p value = 0,003 , penelitian Budianthy 2016
menunjukan bahwa pValue (=0.001).
Menurut Notoadmodjo (2014) tedapat 6 tingkat pengetahuan, yaitu: 1.) Tahu (Know)
Rasa mengerti melihat atau mengamati sesuatu 2.) Memahami (Comprehension)suatu
kemampuan untuk menjelaskan tentang suatu objek yang diketahui 3.) Aplikasi
(Aplication) Suatu kemampuan untuk mempraktekkan materi yang sudah dipelajari pada
kondisi nyata 4.) Analisis (Analysis) kemampuan menjabarkan atau menjelaskan suatu
objek 5.) Sintesis (Synthesis) Suatu kemampuan menghubungkan bagian-bagian di dalam
suatu bentuk keseluruhan yang baru 6.) Evaluasi (Evaluation) Pengetahuan untuk
melakukan penilaian terhadap suatu materi atau objek.
Semakin tinggi pengetahuan seseorang maka semakin mudah seseorang untuk
menerima informasi. Seseorang yang mempunyai tingkat pengetahuan baik dapat
dengan baik menerima informasi Terutama mengetahui cara menjaga kebersihan gigi,
sehingga dapat mencegah terjadinya karies gigi. Sedangkan seseorang yang mempunyai
tingkat pengetahuan rendah akan sulit menerima informasi atau kurang informasi
terutama tentang perawatan gigi yang baik dan dapat menimbulkan kejadian karies gigi .
Sejalan dengan penelitian Ayu dkk pada tahun 2017 menyatakan bahwa terdapat
hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan orang tua terhadap prevalensi
Early Childhood Caries (ECC). Pada penelitian Siti Fadlilah 2019, Tingkat pengetahuan
orang tua tentang kesehatan gigi sebagian besar kategori baik dan menyatakan adanya

587
Home page: http://ejurnal.poltekkestasikmalaya.ac.id/index.php/jikg/index

hubungan tingkat pengetahuan orang tua tentang kesehatan gigi dengan terjadinya karies
pada anak prasekolah. (Fadlilah, 2019)
Hal ini serupa dengan penelitian dari (Ngatemi & Afni, 2018) Dari responden yang
berjumlah 47 orang ibu balita umur 4-5 tahun yang datang ke Posyandu Jeruk, Hasil
analisis bivariat, variabel yang berhubungan secara bermakna dengan kejadian lubang
gigi salah satunya adalah pengetahuan.
Dari beberapa jurnal studi juga menyatakan hal yang sama bahwa adanya hubungan
antara faktor pengetahuan dengan kejadian karies anak pra sekolah. Hasil penelitian
Ulfah 2020 menunjukkan adanya hubungan pengetahuan orangtua dengan karies gigi,
sejalan dengan penelitian Chandra dkk 2019 dan penelitian Budianthy 2016 yang juga
menyatakan adanya hubungan antara faktor pengetahuan orang tua dengan kejadian
karies.
Hal ini sejalan dengan penelitian dari Sholekhah pada tahun 2021 yang menyatakan
bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara variabel tingkat pengetahuan ibu
dengan deft-t anak balita usia 3 - 4 tahun di Posyandu Wiratama, Pudak Payung,
Banyumanik, Semarang.(Sholekhah, 2021)
Peneliti lain juga mengungkapkan hal yang sama, bahwa terdapat hubungan
pengetahuan ibu tentang kesehatan gigi dan kejadian karies gigi pada anak usia 1-4 tahun
di PAUD Tunas Melati dari 23 orang sebagai sampel.(Fitriani, 2018)

Faktor Sikap orang tua.


hasil uji statistik sikap orang tua terhadap karies botol pada anak, didapatkan nilai p
= 0,034 (p < 0,05), sehingga disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara
sikap orang tua terhadap karies botol pada anak. (Yosa & Simbolon, 2019)
Pada penelitian Ratna dkk pada tahun 2018 mendapatkan Hasil uji statistik diperoleh
nilai sebesar p=0,000 (p< 0,05), dimana terdapat hubungan yang signifikan antara sikap
ibu dengan terjadinya rampan karies. (Ratna dkk, 2018)
Berdasarkan hasil uji statistik dengan menggunakan uji Chi Square menunjukan
bahwa pValue (=0.033) < α (=0,05). Maka dapat disimpulkan bahwa Ha diterima yaitu ada
hubungan sikap ibu tentang kebersihan gigi dan mulut dengan kejadian karies pada anak
usia 3-5 tahun di Desa Sei Kepayang Tengah Kabupaten Asahan. (Budianthy, 2016)
Menurut Notoatmodjo (2014), sikap mempunyai tingkatan berdasarkan
intensitasnya, sebagai berikut : 1.) Menerima (receiving). Menerima merupakan seseorang
atau subjek yang mau menerima dan memperhatikan stimulus yang diberikan (objek). 2.)
Menanggapi (responding). Menanggapi dapat diartikan memberikan sebuah jawaban atau
tanggapan terhadap pertanyaan yang diberikan. 3.) Menghargai (valuing). Menghargai
merupakan seseorang (subjek) yang memberikan nilai yang positif terhadap stimulus
atau objek tertentu. 4.) Bertanggung jawab (responsible). Bertanggung jawab dapat
diartikan segala sesuatu yang telah dipilih berdasarkan keyakinan dan harus berani
mengambil resiko.
Faktor sikap sangat berpengaruh terhadap perubahan perilaku seseorang. Sebelum
terjadinya perubahan perilaku, seseorang harus memiliki pengetahuan (Tahu) tentang
sesuatu perubahan perilaku tersebut. Setelah Menjadi Tahu, seseorang harus (Mau)
dalam perubahan perilaku tersebut dan yang terakhir adalah (mampu). (Mau) sendiri
diartikan adalah Faktor Sikap. Jadi perubahan perilaku harus melewati tingkatan dari

588
Home page: http://ejurnal.poltekkestasikmalaya.ac.id/index.php/jikg/index

Tahu, menjadi Mau kemudian Mampu melakukan untuk terjadinya perubahan perilaku.
Bisa disimpulkan bahwa faktor sikap mempengaruhi perubahan perilaku.
Pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut anak melibatkan interaksi langsung anak dan
ibu karena kesehatan gigi anak tidak lepas dari sikap ibu sebagai orang yang paling dekat
dengan anak (Yosa & Simbolon, 2018).
Dari berbagai jurnal studi yang diambil juga mengatakan hal yang sama. Pada
penelitian Ratna dkk pada tahun 2018, mendapatkan hasil uji statistik terdapat hubungan
yang signifikan antara sikap ibu dengan terjadinya rampan karies. (Ratna dkk, 2018)
Pada penelitian Budianthy tahun 2016 di desa sei kepayang tengah kabupaten
asahan, Menunjukan adanya hubungan sikap ibu tentang kebersihan gigi dan mulut
dengan kejadian karies pada anak usia 3-5 tahun. (Budianthy, 2016)
Pada penelitian Yosa dan Simbolon tahun 2019 sikap orang tua dalam pemberian
minuman menggunakan botol susu terhadap terjadinya karies botol didapat hasil uji
statistik sikap orang tua terhadap karies botol pada anak sehingga disimpulkan bahwa
ada hubungan yang signifikan antara sikap orang tua terhadap karies botol pada anak.
(Yosa & Simbolon, 2019)
Hal ini sejalan dengan Penelitian dari Ariningum dan Indriasih yang menyatakan
faktor Sikap orang tua merupakan salah satu faktor yang berhubungan terhadap indeks
DMF-T yang dilakukan di penjaringan, Jakarta utara tahun 2012 (Ariningum & Indriasih,
2012)

Faktor Pendidikan orang tua.


Pada penelitian Cynthia dkk 2019,Analisis pengaruh antara tingkat pendidikan tinggi
ibu dengan indeks def-t dilakukan menggunakan analisis model regresi tobit, dimana
pada penelitian ini didapatkan p-value 0,0113 lebih kecil dari 0,05 menyatakan bahwa
adanya hubungan antara tingkat pendidikan orang tua dengan kejadian karies.(Angelica
et al., 2019)
Hal ini sejalan dengan penelitian Ngatemi & Afni, 2018, Hasil analisis bivariat,
variabel yang berhubungan secara bermakna dengan kejadian lubang gigi adalah
pendidikan (p = 0,007 dan OR = 9,692). Dapat disimpulkan bahwa adanya hubungan
antara faktor pendidikan dengan kejadian karies anak pra sekolah (Ngatemi & Afni, 2018)
Berbeda dengan peneliti lain, penelitian dari Ulfah tahun 2020 Setelah dilakukan uji
Spearman rho didapatkan hasil berupa nilai Level of Significance p value = 0,559 maka dapat
disimpulkan bahwa H0 diterima yang artinya tidak terdapat hubungan tingkat
pendidikan ibu terhadap kejadian karies anak
Menurut Mubarak (2011), ada tujuh faktor yang mempengaruhi pengetahuan
seseorang, salah satunya yaitu tingkat pendidikan, Pendidikan merupakan suatu usaha
untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan seseorang agar dapat memahami
suatu hal. Pendidikan mempengaruhi proses belajar, semakin tinggi pendidikan
seseorang, semakin mudah orang tersebut menerima informasi.
Pendidikan berkaitan erat dengan pengetahuan. Semakin tinggi tingkat pendidikan
seseorang maka semakin banyak dan luas pengetahuan yang diperolehnya, Semakin
banyaknya pengetahuan maka memberikan pengaruh pada kebiasaan tingkah laku dan
akan mempengaruhi derajat kesehatannya. Sebaliknya, seseorang memiliki tingkatan

589
Home page: http://ejurnal.poltekkestasikmalaya.ac.id/index.php/jikg/index

pendidikan rendah maka akan menghambat orang tersebut terhadap penerimaan


informasi baru yang diperkenalkan.
Semakin tinggi tingkat pendidikan orang tua, maka tingkat pengetahuan yang
memiliki lebih luas dibandingkan dengan ibu yang berpendidikan lebih rendah, sehingga
kondisi ini dapat mempengaruhi orang tua dalam menjaga kesehatan gigi anaknya, dan
pada akhirnya berdampak pula pada status kesehatan gigi dan mulut anaknya.
Pada penelitian Cynthia dkk 2019,Analisis pengaruh antara tingkat pendidikan tinggi
ibu dengan indeks def-t. menyatakan bahwa adanya hubungan antara tingkat pendidikan
orang tua dengan kejadian karies.(Angelica et al., 2019)
Serupa dengan penelitian Ngatemi & Afni, 2018, Hasil analisis bivariat, variabel yang
berhubungan secara bermakna dengan kejadian lubang gigi adalah pendidikan orang tua.
Dapat disimpulkan bahwa adanya hubungan antara faktor pendidikan orang tua dengan
kejadian karies anak pra sekolah (Ngatemi & Afni, 2018)
Berbeda dengan peneliti lain, penelitian dari Ulfah tahun 2020 Setelah dilakukan uji
Spearman rho dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan tingkat pendidikan ibu
terhadap kejadian karies anak. (Ulfah & Utami, 2020)
Hal ini sejalan dengan penelitian dari Afiati dkk tahun 2017 yang menyatakan
terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan ibu dengan status karies
anak di TK ABA 1 Banjarmasin.(Risti Afiati, Rosihan Adhani, Karina Ramadhani, 2017).
Serupa dengan penelitian dari Maulida dkk di desa sumberjo rembang. menyatakan
terdapat hubungan yang bermakna antara pendidikan ibu terhadap kejadian karies
gigi.(Maulida et al., 2014)

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil dan pembahasan dalam literature review “ Faktor orang tua tentang
kejadian karies pada anak prasekolah” disimpulkan bahwa : Faktor-faktor orang tua
tentang kejadian karies pada anak prasekolah adalah faktor pengetahuan orang tua ,
faktor sikap orang tua , faktor pendidikan orang tua

DAFTAR PUSTAKA
Angelica, C., Sembiring, L. S., & Suwindere, W. (2019). Pengaruh tingkat pendidikan
tinggi dan perilaku ibu terhadap indeks def-t pada anak usia 4-5 tahun. In Angelica,
dkk.) Padjadjaran J Dent Res Student. Februari (Vol. 3, Issue 1).
Ariningum, R., & Indriasih, E. (2012). Hubungan Pengetahuan, Sikap, Dan Perilaku
Tentang Karies Gig1 Terhadap Indeks Dmf-T Pada Slswa Sd Kelas Vi Dl Daerah
Kumuh Dan Tldak Kumuh Kecamatan Penjaringan Jakarta Utara. Buletin Penelitian
Sistem Kesehatan, 9(4), 198–202.
Astuti, S. E. Y., & Rochmawati, F. (2018). Early Chidhood Caries (ECC) PADA ANAK
USIA PRASEKOLAH DI DUSUN WANASARI KECAMATAN DENPASAR UTARA.
Interdental: Jurnal Kedokteran Gigi, 14(2), 3–6.
Azam, M. N. (2020). Kecemasan Pada Anak Prasekolah. Jurnal VARIDIKA, 32(1), 37–44.
https://doi.org/10.23917/varidika.v32i1.11158

590
Home page: http://ejurnal.poltekkestasikmalaya.ac.id/index.php/jikg/index

Cahyaningrum, A. N., Surabaya, A., & Timur, J. (2017). Hubungan perilaku ibu terhadap
kejadian karies gigi pada balita di paud putra sentosa. August, 142–151.
https://doi.org/10.20473/jbe.v5i2.2017.142-151
Dan, M., Mengikuti, T., Anak, P., & Dini, U. (2016). TINGKAT PERKEMBANGAN ANAK
PRA SEKOLAH USIA 3-5 TAHUN YANG LEVEL OF DEVELOPMENT OF 3-5 YEAR
PRA SCHOOL CHILDREN WHO FOLLOWS AND DOES NOT FOLLOW EARLY
CHILDREN EDUCATION. 4(2011). Engineering, I. (2018).
Fadlilah, S. (2019). Hubungan tingkat pengetahuan orang tua tentang kesehatan gigi
dengan terjadinya karies pada anak prasekolah di TK Aisyiyah Bustanul Athfal. Oral
Health Care, 7(1), 32–39.
Ga candra dew & wirata. (2017). Gambaran karies gigi sulung dan tingkat pengetahuan orang
tua terhadap pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut pada anak prasekolah. 58–65.
Hermiyanty, Wandira Ayu Bertin, D. S. (2017). Hubungan Sikap Dan Pengertahuan Ibu
Tentang Kebersihan Gigi Dan Mulut Dengan Kejadian Karies Gigi Pada Anak Usia 3
– 5 Tahun Di Desa Sei Kepayang Tengah Kabupaten Asahan Tahun 2016. Journal of
Chemical Information and Modelin, 8(9), 1–58.
Keumala, C. R. (2018). HUBUNGAN PENGETAHUAN SIKAP DAN TINDAKAN IBU
DENGAN TERJADINYA RAMPAN KARIES DI TK ABA COT BAK’U KECAMATAN
LEMBAH SABIL KABUPATEN ACEH BARAT DAYA. 4002.
Maulida, S., L, G. S., & Oktiawati, A. (2014). Faktor-faktor yang berhubungan dengan
kejadian karies gigi pada anak di TK Aisyiyah Bustanul Atfal Desa Lebaksiu Lor.
Jurnal Keperawatan Anak, 2(16), 108–115.
Ngatemi, N., & Afni, N. (2018). Hubungan Karakteristik dan Pengetahuan Orang Tua
tentang Cara Pemeliharaan Kesehatan Gigi dengan Kejadian Lubang Gigi
pada Balita di Posyandu Jeruk Kelurahan Pondok Labu Jakarta Selatan. Quality :
Jurnal Kesehatan, 12(2), 5–11. https://doi.org/10.36082/qjk.v12i2.40
Putri, R. (2018). Kaitan Karies Gigi Dengan Status Gizi Anak Pra Sekolah. March 2017.
Risti Afiati, Rosihan Adhani, Karina Ramadhani, S. D. (2017). DAN MULUT TERHADAP
STATUS KARIES GIGI ANAK Tinjauan Berdasarkan Pengetahuan , Tingkat
Pendidikan , dan Status Sosial di TK ABA 1 Banjarmasin. Dentino Jurnal Kedokteran
Gigi, II(1), 56–62.
Sakti, E. S. (2019). Faktor Risiko Kesehatan Gigi dan Mulut. Pusat Data Dan Informasi
Kementerian Kesehatan RI, 2016–2021.
Sholekhah, N. K. (2021). Hubungan Pengetahuan Ibu tentang Kesehatan Gigi dan Mulut
dengan Kejadian Karies Gigi pada Anak Balita di Posyandu Wiratama. Indonesian
Journal of Dentistry, 1(1), 20–23.
Ulfah, R., & Utami, N. K. (2020). TAMAN KANAK KANAK RELATIONSHIPS TO
KNOWLEDGE AND BEHAVIOR OF PARENTS IN MAINTAINING DENTAL
HEALTH WITH DENTAL CARE IN KINDERGARTEN. 7(2), 146–150.

591
Home page: http://ejurnal.poltekkestasikmalaya.ac.id/index.php/jikg/index

Winahyu, K. M., Turmuzi, A., & Hakim, F. (2019). Hubungan antara Konsumsi Makanan
Kariogenik dan Risiko Kejadian Karies Gigi pada Anak Usia Sekolah di Kabupaten
Tangerang. Faletehan Health Journal, 6(1), 25–29. https://doi.org/10.33746/fhj.v6i1.52
Yosa, A., & Simbolon, B. H. (2018). Hubungan Sikap dan Perilaku Orangtua Dalam
Pemberian Minuman Menggunakan Botol Susu Terhadap Terjadinya Karies Botol
Pada Siswa Tk Al-Azhar 2 Bandar Lampung. Analisis Kesehatan, 7(1), 731–736.
Yosa, A., & Simbolon, B. H. (2019). Hubungan Sikap dan Perilaku Orangtua Dalam
Pemberian Minuman Menggunakan Botol Susu Terhadap Terjadinya Karies Botol
Pada Siswa Tk Al-Azhar 2 Bandar Lampung. Jurnal Analis Kesehatan, 7(2), 731.
https://doi.org/10.26630/jak.v7i2.1202

592

Anda mungkin juga menyukai