ABSTRAK
Karies gigi merupakan salah satu masalah kesehatan mulut yang
dapat mempengaruhi kesehatan masyarakat. Kejadian karies gigi
banyak dialami baik oleh anak-anak maupun orang dewasa
Karies gigi umumnya terjadi di negara berkembang. Masalah : Di
Kata kunci: indonesia prevalensi karies pada anak umur 3-4 mencapai
Orangtua, Karies Gigi, Anak (81,1%),karies akar (13,3%) dan Umur 5-9 karies mencapai
Prasekolah (92,6%),karies akar (28,5%) yang menandakan dalam kategori
tinggi. Tujuan : Menjelaskan Faktor-faktor orang tua tentang
kejadian karies pada anak prasekolah. Metode : jenis penelitian
ini adalah Systematic Literatur Review . Pencarian artikel dilakukan
tahun 2015-2020 pada database Google Scholar, Garuda dan Research
Gate dalam bahasa Indonesia atau bahasa Inggris. Hasil :
berdasarkan hasil literature review pada empat belas artikel
menunjukan bahwa faktor faktor orang tua tentang kejadian
karies adalah faktor pengetahuan, sikap, dan pendidikan orang
tua.
ABSTRACT
Key word: Dental caries is one of the oral health problems that can affect
Parents, Dental Caries, public health. The incidence of dental caries is experienced by
Preschool Children both children and adults. Dental caries generally occurs in
developing countries. Problem: In Indonesia the prevalence of
caries in children aged 3-4 reaches (81.1%), root caries (13.3%) and
ages 5-9 caries reaches (92.6%), root caries (28.5%) which is in the
high category. Objective: To explain the parental factors
regarding the incidence of caries in preschool children. Methods:
this type of research is a Systematic Literature Review. Article
searches were conducted in 2015-2020 on the Google Scholar,
Garuda and Research Gate databases in Indonesian or English.
Results: Based on the results of a literature review on fourteen
articles, it shows that the parental factors regarding the incidence
of caries are the knowledge, attitudes, and education of parents.
579
Home page: http://ejurnal.poltekkestasikmalaya.ac.id/index.php/jikg/index
PENDAHULUAN
Berdasarkan The Global Burden of Disease Study 2016 masalah kesehatan gigi dan
mulut khususnya karies gigi merupakan penyakit yang dialami hampir dari setengah
populasi penduduk dunia 3,58 milyar jiwa.(Sakti, 2019) Menurut WHO (World Health
Organization, 2019) Karies gigi merupakan salah satu masalah kesehatan mulut yang
dapat mempengaruhi kesehatan masyarakat. Kejadian karies gigi banyak dialami
baik oleh anak-anak maupun orang dewasa Karies gigi umumnya terjadi di negara
berkembang Tingginya angka kejadian karies gigi memerlukan penanganan yang
optimal, terutama dalam pencegahan kejadian karies gigi pada anak. (Winahyu et al.,
2019)
Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 menyatakan bahwa proporsi
terbesar masalah gigi di Indonesia adalah gigi rusak/berlubang/sakit (45,3%). prevalensi
karies di Indonesia adalah sebesar 88,8% dengan prevalensi karies akar sebesar 56,6%.
disimpulkan bahwa prevalensi karies cenderung tinggi (di atas 70%) pada semua
kelompok umur (Sakti, 2019)
Pada anak prasekolah di TK Sila Chandra III Batubulan 2017 yang berjumlah
menjadi 60 orang. Hasil penelitian pada gigi sulung karies didapatkan 51 anak (85%)
menderita karies gigi, rerata karies gigi sulung adalah 4,9 dan termasuk kategori tinggi
(Candra & Wirata, 2017). Karies gigi adalah penyakit jaringan gigi yang ditandai dengan
kerusakan jaringan, dimulai dari permukaan gigi (ceruk, fisura dan daerah
interproksimal meluas kearah pulpa.Karies gigi dapat dialami oleh setiap orang dan
dapat timbul pada satu permukaan gigi atau lebih, serta dapat meluas ke bagian yang
lebih dalam dari gigi, misalnya dari enamel ke dentin atau ke pulpa (Tarigan, 2014).
Pada penelitian Astuti & Rochmawati 2018 Tiga puluh anak prasekolah usia 3-5
tahun sebagai responden. menunjukkan bahwa 80% anak menderita ECC (Early Childhood
Caries) dan 20% bebas dari ECC (Astuti & Rochmawati, 2018). Tugas sebagai panutan ini
akan lebih sulit jika orangtuamengawalinya dengan cara yang keliru sehingga perlu
menghabiskan waktu untuk mengoreksi kesalahan tersebut di saat anak sudah terlanjur
terikat dengan perilakunya (Eddy et al , 2015).
Menurut penelitian Ngatemi 2018, diketahui balita yang mengalami lubang gigi
kategori tinggi, yaitu sebanyak 27 orang (57,4%), sedangkan balita yang lubang giginya
kategori rendah, yaitu sebanyak 20 orang (42,6%). (Ngatemi & Afni, 2018)
Pada Riskedas 2018 Prevalensi karies pada anak umur 3-4 mencapai (81,1%)karies
akar (13,3%),dan Umur 5-9 karies mencapai (92,6%) karies akar (28,5%). (Riskesdas, 2018)
Upaya pemeliharaan kesehatan gigi serta pembinaan menyikat gigi yang benar,
terutama pada anak usia 5-6 tahun perlu mendapat perhatian khusus, karena pada usia
ini anak sedang menjalani proses tumbuh kembang. Keadaan gigi saat ini akan
berpengaruh terhadap perkembangan kesehatan gigi pada usia dewasa nanti. Penyebab
timbulnya masala kesehatan gigi pada anak salah satunya adalah faktor perilaku atau
sikap mengabaikan kebersihan gigi. (Husna, 2016). Menurut (Wong et al.,
2009).Perkembangan motorik anak terdiri dari dua yakni : motorik kasar dan motorik
halus, hal ini tidak terlepas dari ciri anak yang selalu bergerak dan selalu ingin bermain
sebab duni mereka adalah dunia bermain dan proses belajar.(Dan et al., 2016) Adapun
pada personal sosial anak usia prasekolah mencakup aspek yang buerhubungan dengan
kemampuan mandiri, bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungannya. Dalam
580
Home page: http://ejurnal.poltekkestasikmalaya.ac.id/index.php/jikg/index
bahasa pada usia 2,5 sampai dengan 5 tahun, pengucapan kata meningkat, anak mulai
memproduksi ujaran yang lebih panjang, kadang secara gramatik kadang tidak (Dan et
al., 2016)
Perilaku anak pra sekolah dalam mengkonsumsi makanan /minuman manis, namun
tidak diiringi perilaku membersihkan gigi menyebabkan terjadinya karies gigi.Anak
karies gigi akan mengalami ngilu pada lubangnya, sehingga diduga akan menurunkan
konsumsi makannya. Penurunan konsumsi makan dalam waktu lama,berdampak pada
kurangnya status gizi pada anak. (Putri, 2018)
Anak usia prasekolah (3‒5 tahun) umumnya sebagian besar menghabiskan waktu
mereka dengan orang tua, khususnya ibu. Perilaku ibu dalam pemeliharaan kesehatan
gigi memberikan pengaruh yang cukup signifikan terhadap kesehatan gigi dan mulut
pada anak. Hal ini disebabkan karena ibu merupakan orang yang paling dekat dengan
anak sejak lahir. Peran ibu sangat diperlukan untuk membimbing, memberikan
pengertian, mengawasi dan menyediakan fasilitas untuk anak agar anak dapat
memelihara kebersihan gigi dan mulutnya setiap hari. (Angelica et al., 2019)
Menurut (Daroji, 2015) Ketika sang anak mulai menempuh pendidikannya, yaitu di
Taman Kanak-kanak, saat itulah kecemasan mulai muncul. Karena disitu mereka akan
mulai memasuki lingkungan baru dengan bertemu teman baru, ada guru yang akan
selalu mengurusinya, dll. Disitu timbul rasa cemas karena lingkugan barunya berbeda
dengan sebelum dia masuk Taman Kanak-kanak, yaitu hanya bersama orang tua mereka
yang selalu mengurusinya (Azam, 2020) .Periode penting dalam tumbuh kembang anak
adalah masa balita, karena pada masa ini pertumbuhan dasar yang akan mempengaruhi
dan menentukan perkembangan anak selanjutnya. Proses pertumbuhan dan
perkembangan terbagi dalam beberapa tahapan berdasarkan usia. Salah satu fasenya
adalah masa prasekolah yaitu anak berusia 3-5 tahun (Dan et al., 2016)
Faktor orang tua sangat berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak prasekolah
dalam kesehatan terutama kesehatan gigi. Pengetahuan, perilaku, sikap orang tua secara
tidak langsung berpengaruh terhadap perilaku kesehatan anak itu sendiri. Oleh karena
itu para orang tua harus sadar akan pentingnya terhadap anak. Peningkatan
pengetahuan, perilaku, sikap tentang kesehatan gigi sangat diperlukan para orang tua
karena akan mempengaruhi perilaku kesehatan gigi anak itu sendiri.
Berdasarkan latar belakang di atas penulis tertarik melakukan penelitian mengenai
Faktor orang tua tentang kejadian karies pada anak prasekolah.
METODE
Pencarian literatur tentang “ Faktor orang tua tentang kejadian karies pada anak
prasekolah” dilakukan selama rentang pada bulan Desember 2020-Januari 2021. Literatur
didapatkan dari beberapa academic database yaitu : Google scholar, research gate dan
garuda. Jumlah jurnal yang direncanakan berjumlah 10 jurnal yang diterbitkan dalam
waktu lima tahun terakhir. Pencarian jurnal dengan menggunakan kata kunci “Orang tua,
Karies, Prasekolah” Berdasarkan hasil pencarian liretatur dari hasil publikasi di beberapa
database dan menggunakan kata kunci yang sudah disesuaikan peneliti mendapatkan 753
artikel yang sesuai dengan kata kunci tersebut. Setelah dilakukan identifikasi ternyata
terdapat 51 jurnal yang sama. Maka total 753 jurnal dikurangi dengan jurnal duplikasi
sebanyak 51 jurnal sehingga didapatkan 702 jurnal tanpa duplikasi. Sebanyak 702 jurnal
581
Home page: http://ejurnal.poltekkestasikmalaya.ac.id/index.php/jikg/index
dilakukan skrining berdasarkan judul untuk mendapatkan tema yang sesuai dengan
kriteria yang dicari.
Dari 702 jurnal di saring lagi, berdasarkan identifikasi judul sebanyak 637 jurnal di
eksklusi karena tidak sesuai kriteria inklusi, jadi total jurnal menjadi 65. Tahap
selanjutnya, dari 65 jurnal dianalisa kembali berdasarkan abstrak didapatkan sebanyak 51
jurnal tidak masuk dalam kriteria inklusi dikeluarkan. Menjadi total jurnal inklusi 14
jurnal
582
Home page: http://ejurnal.poltekkestasikmalaya.ac.id/index.php/jikg/index
583
Home page: http://ejurnal.poltekkestasikmalaya.ac.id/index.php/jikg/index
584
Home page: http://ejurnal.poltekkestasikmalaya.ac.id/index.php/jikg/index
585
Home page: http://ejurnal.poltekkestasikmalaya.ac.id/index.php/jikg/index
Tengah
Kabupaten
Asahan
13. Ratna Jurnal Hubungan D : cross sectional. Hasil uji Google
dkk., Kesehat pengetahuan S : responden statistik chi Scholar
2018 an sikap dan berjumlah 40 orang square
Masyara tindakan ibu ibu dan anak menunjukkan
kat dan dengan I : Lembar kuesioner terdapat
Lingkun terjadinya dan wawancara hubungan yang
gan rampan karies A : uji statistik chi signifikan
Hidup di TK ABA Cot square antara
Bak’U pengetahuan,
Kecamatan sikap dengan
Lembah Sabil terjadinya
Kabupaten rampan karies
Aceh Barat dengan nilai p
Daya value = 0,000 (p
< 0,05).
14. Yosa Jurnal Hubungan D : cross sectional. Kesimpulan Google
dkk., Analis Sikap dan S : Responden dari Scholar
2018 Kesehat Perilaku sebanyak 71 siswa/i penelitian ini
an : Orangtua dan orang tua menunjukkan
Volume Dalam I : Lembar kuesioner sebagian besar
7, No. 2 Pemberian dan wawancara orang tua dari
Desemb Minuman A : uji chi square. responden
er 2018 Menggunakan adanya
Botol Susu hubungan
Terhadap sikap dan
Terjadinya perilaku orang
Karies Botol tua terhadap
Pada Siswa terjadinya
Tk Al-Azhar 2 karies botol
Bandar pada anak
Lampung
586
Home page: http://ejurnal.poltekkestasikmalaya.ac.id/index.php/jikg/index
Faktor faktor orang tua terdiri dari berbagai macam, antara lain seperti pengetahuan,
sikap , pendidikan
587
Home page: http://ejurnal.poltekkestasikmalaya.ac.id/index.php/jikg/index
hubungan tingkat pengetahuan orang tua tentang kesehatan gigi dengan terjadinya karies
pada anak prasekolah. (Fadlilah, 2019)
Hal ini serupa dengan penelitian dari (Ngatemi & Afni, 2018) Dari responden yang
berjumlah 47 orang ibu balita umur 4-5 tahun yang datang ke Posyandu Jeruk, Hasil
analisis bivariat, variabel yang berhubungan secara bermakna dengan kejadian lubang
gigi salah satunya adalah pengetahuan.
Dari beberapa jurnal studi juga menyatakan hal yang sama bahwa adanya hubungan
antara faktor pengetahuan dengan kejadian karies anak pra sekolah. Hasil penelitian
Ulfah 2020 menunjukkan adanya hubungan pengetahuan orangtua dengan karies gigi,
sejalan dengan penelitian Chandra dkk 2019 dan penelitian Budianthy 2016 yang juga
menyatakan adanya hubungan antara faktor pengetahuan orang tua dengan kejadian
karies.
Hal ini sejalan dengan penelitian dari Sholekhah pada tahun 2021 yang menyatakan
bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara variabel tingkat pengetahuan ibu
dengan deft-t anak balita usia 3 - 4 tahun di Posyandu Wiratama, Pudak Payung,
Banyumanik, Semarang.(Sholekhah, 2021)
Peneliti lain juga mengungkapkan hal yang sama, bahwa terdapat hubungan
pengetahuan ibu tentang kesehatan gigi dan kejadian karies gigi pada anak usia 1-4 tahun
di PAUD Tunas Melati dari 23 orang sebagai sampel.(Fitriani, 2018)
588
Home page: http://ejurnal.poltekkestasikmalaya.ac.id/index.php/jikg/index
Tahu, menjadi Mau kemudian Mampu melakukan untuk terjadinya perubahan perilaku.
Bisa disimpulkan bahwa faktor sikap mempengaruhi perubahan perilaku.
Pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut anak melibatkan interaksi langsung anak dan
ibu karena kesehatan gigi anak tidak lepas dari sikap ibu sebagai orang yang paling dekat
dengan anak (Yosa & Simbolon, 2018).
Dari berbagai jurnal studi yang diambil juga mengatakan hal yang sama. Pada
penelitian Ratna dkk pada tahun 2018, mendapatkan hasil uji statistik terdapat hubungan
yang signifikan antara sikap ibu dengan terjadinya rampan karies. (Ratna dkk, 2018)
Pada penelitian Budianthy tahun 2016 di desa sei kepayang tengah kabupaten
asahan, Menunjukan adanya hubungan sikap ibu tentang kebersihan gigi dan mulut
dengan kejadian karies pada anak usia 3-5 tahun. (Budianthy, 2016)
Pada penelitian Yosa dan Simbolon tahun 2019 sikap orang tua dalam pemberian
minuman menggunakan botol susu terhadap terjadinya karies botol didapat hasil uji
statistik sikap orang tua terhadap karies botol pada anak sehingga disimpulkan bahwa
ada hubungan yang signifikan antara sikap orang tua terhadap karies botol pada anak.
(Yosa & Simbolon, 2019)
Hal ini sejalan dengan Penelitian dari Ariningum dan Indriasih yang menyatakan
faktor Sikap orang tua merupakan salah satu faktor yang berhubungan terhadap indeks
DMF-T yang dilakukan di penjaringan, Jakarta utara tahun 2012 (Ariningum & Indriasih,
2012)
589
Home page: http://ejurnal.poltekkestasikmalaya.ac.id/index.php/jikg/index
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil dan pembahasan dalam literature review “ Faktor orang tua tentang
kejadian karies pada anak prasekolah” disimpulkan bahwa : Faktor-faktor orang tua
tentang kejadian karies pada anak prasekolah adalah faktor pengetahuan orang tua ,
faktor sikap orang tua , faktor pendidikan orang tua
DAFTAR PUSTAKA
Angelica, C., Sembiring, L. S., & Suwindere, W. (2019). Pengaruh tingkat pendidikan
tinggi dan perilaku ibu terhadap indeks def-t pada anak usia 4-5 tahun. In Angelica,
dkk.) Padjadjaran J Dent Res Student. Februari (Vol. 3, Issue 1).
Ariningum, R., & Indriasih, E. (2012). Hubungan Pengetahuan, Sikap, Dan Perilaku
Tentang Karies Gig1 Terhadap Indeks Dmf-T Pada Slswa Sd Kelas Vi Dl Daerah
Kumuh Dan Tldak Kumuh Kecamatan Penjaringan Jakarta Utara. Buletin Penelitian
Sistem Kesehatan, 9(4), 198–202.
Astuti, S. E. Y., & Rochmawati, F. (2018). Early Chidhood Caries (ECC) PADA ANAK
USIA PRASEKOLAH DI DUSUN WANASARI KECAMATAN DENPASAR UTARA.
Interdental: Jurnal Kedokteran Gigi, 14(2), 3–6.
Azam, M. N. (2020). Kecemasan Pada Anak Prasekolah. Jurnal VARIDIKA, 32(1), 37–44.
https://doi.org/10.23917/varidika.v32i1.11158
590
Home page: http://ejurnal.poltekkestasikmalaya.ac.id/index.php/jikg/index
Cahyaningrum, A. N., Surabaya, A., & Timur, J. (2017). Hubungan perilaku ibu terhadap
kejadian karies gigi pada balita di paud putra sentosa. August, 142–151.
https://doi.org/10.20473/jbe.v5i2.2017.142-151
Dan, M., Mengikuti, T., Anak, P., & Dini, U. (2016). TINGKAT PERKEMBANGAN ANAK
PRA SEKOLAH USIA 3-5 TAHUN YANG LEVEL OF DEVELOPMENT OF 3-5 YEAR
PRA SCHOOL CHILDREN WHO FOLLOWS AND DOES NOT FOLLOW EARLY
CHILDREN EDUCATION. 4(2011). Engineering, I. (2018).
Fadlilah, S. (2019). Hubungan tingkat pengetahuan orang tua tentang kesehatan gigi
dengan terjadinya karies pada anak prasekolah di TK Aisyiyah Bustanul Athfal. Oral
Health Care, 7(1), 32–39.
Ga candra dew & wirata. (2017). Gambaran karies gigi sulung dan tingkat pengetahuan orang
tua terhadap pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut pada anak prasekolah. 58–65.
Hermiyanty, Wandira Ayu Bertin, D. S. (2017). Hubungan Sikap Dan Pengertahuan Ibu
Tentang Kebersihan Gigi Dan Mulut Dengan Kejadian Karies Gigi Pada Anak Usia 3
– 5 Tahun Di Desa Sei Kepayang Tengah Kabupaten Asahan Tahun 2016. Journal of
Chemical Information and Modelin, 8(9), 1–58.
Keumala, C. R. (2018). HUBUNGAN PENGETAHUAN SIKAP DAN TINDAKAN IBU
DENGAN TERJADINYA RAMPAN KARIES DI TK ABA COT BAK’U KECAMATAN
LEMBAH SABIL KABUPATEN ACEH BARAT DAYA. 4002.
Maulida, S., L, G. S., & Oktiawati, A. (2014). Faktor-faktor yang berhubungan dengan
kejadian karies gigi pada anak di TK Aisyiyah Bustanul Atfal Desa Lebaksiu Lor.
Jurnal Keperawatan Anak, 2(16), 108–115.
Ngatemi, N., & Afni, N. (2018). Hubungan Karakteristik dan Pengetahuan Orang Tua
tentang Cara Pemeliharaan Kesehatan Gigi dengan Kejadian Lubang Gigi
pada Balita di Posyandu Jeruk Kelurahan Pondok Labu Jakarta Selatan. Quality :
Jurnal Kesehatan, 12(2), 5–11. https://doi.org/10.36082/qjk.v12i2.40
Putri, R. (2018). Kaitan Karies Gigi Dengan Status Gizi Anak Pra Sekolah. March 2017.
Risti Afiati, Rosihan Adhani, Karina Ramadhani, S. D. (2017). DAN MULUT TERHADAP
STATUS KARIES GIGI ANAK Tinjauan Berdasarkan Pengetahuan , Tingkat
Pendidikan , dan Status Sosial di TK ABA 1 Banjarmasin. Dentino Jurnal Kedokteran
Gigi, II(1), 56–62.
Sakti, E. S. (2019). Faktor Risiko Kesehatan Gigi dan Mulut. Pusat Data Dan Informasi
Kementerian Kesehatan RI, 2016–2021.
Sholekhah, N. K. (2021). Hubungan Pengetahuan Ibu tentang Kesehatan Gigi dan Mulut
dengan Kejadian Karies Gigi pada Anak Balita di Posyandu Wiratama. Indonesian
Journal of Dentistry, 1(1), 20–23.
Ulfah, R., & Utami, N. K. (2020). TAMAN KANAK KANAK RELATIONSHIPS TO
KNOWLEDGE AND BEHAVIOR OF PARENTS IN MAINTAINING DENTAL
HEALTH WITH DENTAL CARE IN KINDERGARTEN. 7(2), 146–150.
591
Home page: http://ejurnal.poltekkestasikmalaya.ac.id/index.php/jikg/index
Winahyu, K. M., Turmuzi, A., & Hakim, F. (2019). Hubungan antara Konsumsi Makanan
Kariogenik dan Risiko Kejadian Karies Gigi pada Anak Usia Sekolah di Kabupaten
Tangerang. Faletehan Health Journal, 6(1), 25–29. https://doi.org/10.33746/fhj.v6i1.52
Yosa, A., & Simbolon, B. H. (2018). Hubungan Sikap dan Perilaku Orangtua Dalam
Pemberian Minuman Menggunakan Botol Susu Terhadap Terjadinya Karies Botol
Pada Siswa Tk Al-Azhar 2 Bandar Lampung. Analisis Kesehatan, 7(1), 731–736.
Yosa, A., & Simbolon, B. H. (2019). Hubungan Sikap dan Perilaku Orangtua Dalam
Pemberian Minuman Menggunakan Botol Susu Terhadap Terjadinya Karies Botol
Pada Siswa Tk Al-Azhar 2 Bandar Lampung. Jurnal Analis Kesehatan, 7(2), 731.
https://doi.org/10.26630/jak.v7i2.1202
592